Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Ceria Nugraha Indotama merupakan salah satu perusahaan tambang nikel

di Indonesia yang terletak di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi

Tenggara. Wilayah penambangan yang dioperasikan oleh PT Ceria Nugraha Indotama

dikenal dengan nama Blok Lapaopao. Blok Lapaopao terdiri dari tujuh pit yang telah

beroperasi yaitu Pit Nakula, Pit Arjuna, Pit Almira, Pit Rubi Timur, Pit Rubi Barat, Pit

Jessica, dan Pit Nikita.

Jumlah pit yang banyak serta lokasi antar pit yang terletak cukup berjauhan di

Blok Lapaopao mengharuskan dibuatnya jalan angkut (hauling road) sebagai sarana

penghubung antar pit. Selain sebagai penghubung antar pit, hauling road juga

berfungsi sebagai sarana mobilisasi alat transportasi yang membawa material

tambang dari pit menuju stock pile, waste dump area, ataupun untuk akses ke wilayah

yang terkait lainnya. Pembuatan jalan angkut (hauling road) memerlukan desain yang

baik yang sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan agar diperoleh mobilisasi

yang efektif dan efesien.

Salah satu rute jalan angkut (hauling road) yang akan dibuat oleh PT Ceria

Nugraha Indotama adalah jalan yang menghubungkan Pit Nikita dengan Exportable

Fine Ore (EFO). Pit Nikita merupakan salah satu pit yang sedang beroperasi di Blok

Lapaopao, sedangkan Exportable Fine Ore (EFO) merupakan lokasi penyimpanan bijih

nikel yang siap untuk dikapalkan. Perencanaan jalan angkut (hauling road) ini didasari

karena adanya perluasan wilayah operasi Pit Nikita sehingga dibutuhkan rute jalan

baru menuju EFO. Desain hauling road yang dibuat dalam kegiatan Kerja Praktik ini

1
menggunakan perangkat lunak Surpac sebagai media untuk mengolah data dan

menampilkan bentuk kasar dari hauling road.

1.2 Rumusan Masalah

Hauling road merupakan jalan akses dari pit menuju stockpile, waste dump

area, ataupun untuk akses ke wilayah terkait lainnya. Pentingnya peran jalan angkut

(hauling road) dalam industri pertambangan menuntut adanya desain jalan yang baik

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan agar diperoleh mobilisasi yang

efektif dan efisien. Oleh karena itu, rumusan masalah dari kegiatan Kerja Praktik ini

adalah:

1. Bagaimana desain hauling road dari Pit Nikita ke Exportable Fine Ore (EFO).

2. Berapa volume cut dan fill dari hasil desain hauling road.

1.3 Tujuan

Tujuan dari kerja Praktik ini adalah:

1. Membuat desain hauling road dari Pit Nikita ke Exportable Fine Ore (EFO).

2. Menghitung volume cut and fill dari desain hauling road yang telah dibuat.

1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Kerja Praktik dimulai pada tanggal 8 November 2018

sampai 22 Desember 2018 yang bertempat di Blok Lapaopao PT Ceria Nugraha

Indotama. Blok Lapaopao secara administratif berada di Kecamatan Wolo, Kabupaten

Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jadwal kegiatan Kerja Praktik dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

2
Tabel 1.1 Jadwal kegiatan Kerja Praktik
November Desember
Kegiatan
II III IV V I II III
Safety Induction

Database Ore Modeling Department

HSE Department
Transhipment Department

Penyusunan Laporan KP

Presentasi dan Pengumpulan


Laporan KP

1.5 Kesampaian Daerah

Lokasi proyek dapat ditempuh dengan penerbangan komersil dari Makassar-

Pomalaa dengan waktu tempuh 50 menit kemudian dilanjutkan dengan perjalanan

darat ke Kolaka selama 1 jam. Dari Kolaka, perjalanan dilanjutkan selama 1,5 jam ke

lokasi proyek. Peta tunjuk lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Peta tunjuk lokasi Kerja Praktik

3
1.6 Sistem Penambangan

PT Ceria Nugraha Indotama mengoperasikan tambang nikel laterit di atas lahan

seluas 6.785 hektar yang dikenal sebagai Blok Lapaopao di Kecamatan Wolo,

Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Penambangan nikel laterit

di PT Ceria Nugraha Indotama dioperasikan oleh beberapa kontraktor penambangan

seperti PT Lamario Celebes Perkasa, PT Hilcon Jaya Sakti, dan PT Premier Logistik.

Tahapan penambangan yang dilakukan di Blok Lapaopao meliputi pembersihan lahan

(land clearing), pengupasan tanah penutup (overburden removal), penambangan bijih

(ore getting), pemuatan dan pengangkutan material tambang, pengapalan, serta

pengolahan lahan pasca tambang.

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Land clearing adalah proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan

dimulai. Pembersihan lahan dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah

pengupasan tanah penutup (overburden) dan pengambilan bijih nikel. Tahapan

pembersihan lahan dimulai dari pembersihan semak-semak hingga penebangan

pohon. Kegiatan land clearing dilakukan dengan menggunakan bulldozer dan

excavator. Aktifitas pembersihan lahan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Kegiatan land clearing di Pit Almira

4
2. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)

Pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan untuk memindahkan lapisan tanah

atau batuan yang berada di atas bijih nikel agar bijih nikel tersebut menjadi

tersingkap. Alat berat yang digunakan dalam pengupasan lapisan tanah penutup

yaitu excavator, dump truck dan bulldozer. Pengupasan lapisan tanah penutup

dapat dilakukan dengan metode pengangkutan ataupun dengan metode direct

dozing. Aktifitas pengupasan tanah penutup dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Kegiatan pengupasan tanah penutup di Pit Jessica

3. Penambangan Bijih Nikel (Ore Getting)

Penambangan bijih nikel dillakukan dengan sistem tambang terbuka dan metode

open pit. Penambangan bijih nikel dilakukan untuk mengambil bijih yang telah

terekspos setelah tahapan land clearing dan overburden removal selesai

dikerjakan. Penambangan bijih nikel melibatkan kegiatan pemuatan (loading) dan

pengangkutan (hauling).

5
4. Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan (Hauling)

Pemuatan dan pengangkutan dilakukan untuk memindahkan material-material

tambang seperti overburden dan bijih nikel. Alat berat yang digunakan dalam

proses pemuatan dan pengangkutan yaitu excavator Komatsu PC300 dan dump

truck Hino FM 260 JD. Aktifitas pemuatan (loading) dan pengangkutan (hauling)

dapat dilihat pada Gambar 1.4 dan 1.5.

Gambar 1.4 Proses pemuatan (loading) bijih nikel di Exportable Transit Ore (ETO)

Gambar 1.5 Proses pengangkutan (hauling) bijih nikel di Exportable Fine Ore
(EFO).

5. Pengapalan (Transhipping)

Pengapalan merupakan kegiatan yang dilakkukan untuk memindahkan bijih nikel

ke dalam kapal. Tahapan pengapalan dimulai dengan pemindahan bijih nikel dari

6
Exportable Fine Ore (EFO) menuju pelabuhan (jetty) yang kemudian diangkut ke

dalam tongkang. Setelah tongkang terisi penuh selanjutnya bijih nikel akan dibawa

menuju kapal (vessel). Proses pengapalan bijih nikel dapat dilihat pada Gambar

1.6.

Gambar 1.6 Proses pengangkutan bijih nikel menuju tongkang

6. Reklamasi Tambang

Reklamasi lahan pasca tambang merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi

lahan setelah aktivitas penambangan selesai. Tujuan dilakukannya reklamasi

adalah untuk menghindari kemungkinan timbulnya potensi kerusakan lain seperti

air asam tambang, penurunan daya dukung tanah, dan kerusakan lahan lebih luas.

Salah satu bentuk dari reklamasi tambang di lokasi Kerja Praktik adalah revegetasi.

Lahan reklamasi dapat dilihat pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7 Lahan reklamasi di Pit Jessica

Anda mungkin juga menyukai