Anda di halaman 1dari 7

BAB XII

INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

Dalam Industri Pertambangan, adanya pasar (konsumen) yang


membutuhkan komoditas mineral adalah faktor utama dibukanya suatu tambang
endapan bahan galian, dalam hal ini adalah endapan bahan galian kaolin. Pasar
akan menentukan tingkat produksi maupun kualitas komoditas yang diminta.
PT. Kaolin Mining merupakan perusahaan yang mengusahakan bahan
galian kaolin dengan konsentrasi pasar untuk pembuatan bata tahan api. Dengan
adanya sebuah pasar yang menjurus ke suatu industri, maka berbagai macam
faktor dalam Investasi dan Analisis Kelayakan dapat disesuaikan.

12.1 Investasi
Kajian teknis, ekonomi dan keuangan yang dilakukan, pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui prospek sumberdaya dan cadangan kaolin di daerah
eksplorasi PT. Kaolin Mining, yaitu di Dusun Jetak, Desa Karangsari, Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis
ini dilaksanakan berdasarkan umur tambang yang telah di tetapkan akan
berlangsung selama 6 tahun sesuai dengan target produksi tahunan yang
direncanakan pada bab sebelumnya.
Analisis mengenai keuangan dan keekonomian dilakukan berdasarkan
konsep aliran tunai diskonto (discounted cash flow analysis). Masukan utama
untuk analisis komponen biaya kapital adalah berasal dari biaya produksi,
sedangkan faktor penting lainnya adalah produktivitas dan harga jual tepung
kaolin yang merupakan hasil produksi dari pengolahan yang dilakukan PT. Kaolin
Mining. Analisis ini dibuat berdasarkan alternatif pola kerja yang akan ditetapkan
yaitu :
1. Operasi penambangan dilakukan sendiri dengan konsekuensi adanya suatu

XII-1
keperluan biaya kapital yang cukup besar untuk pembelian perlatan
tambang pada awal sebelum dimulainya kegiatan penambangan.
2. Seluruh kegiatan penambangan dilakukan dengan sistem kontrak. Pada
pola kerja ini tidak ada beban kapital, namun tetap memperhatikan biaya
investasi infrastruktur dan peralatan pembantu.
Asumsi yang digunakan dalam analisis keuangan dan keekonomian adalah :
1. Pembiayaan adalah 60 % merupakan modal sendiri dan 40 % pinjaman.
2. Suku bunga pinjaman dalam Rupiah adalah 13,5 % per tahun (berdasarkan
suku bunga yang ditetapkan di Bank Mandiri) Tahun 2014.
3. Harga jual tepung kaolin adalah Rp. 500,- / kg
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk
melaksanakan suatu proyek terdiri dari :
1. Modal tetap yang terdiri dari :
a. Pengurusan perijinan dan eksplorasi
b. Pembebasan lahan
c. Kontruksi atau rekayasa
d. Peralatan penambangan
2. Modal kerja
a. Biaya BBM dan biaya pelumas
b. Biaya perawatan alat-alat
c. Gaji karyawan
d. Kebutuhan bulanan ( air, listrik, telepon, dan lain-lain)

12.1.1 Modal Tetap


a. Pengurusan Perijinan dan Eksplorasi
PT. Kaolin Mining telah menginvestasikan dana Penyelidikan Umum dan
Eksplorasi sebesar Rp. 23,294,000,000,- serta pengurusan perijinan
sebesar Rp. 600,000,000,000,- (Lampiran L.1).
b. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan terdiri dari ganti rugi tanah & pepohonan.
Biaya pembebasan lahan Rp. 50,733,500,000,- (Lampiran L.2).

XII-2
c. Kontruksi atau Rekayasa
1. Sarana Pendukung Tambang
Investasi sarana pendukung tambang Rp.12,010,000,000.00,-
(Lampiran L.3), digunakan untuk membangun kantor, pabrik
pengolahan, poliklinik, kantin, mess karyawan, stock yard, mushola,
bengkel, gudang bahan bakar, gudang penyimpanan produk, pos
keamanan, aula, sporthall, dan parkiran.
2. Pembuatan Sarana Layanan Tambang
Investasi sarana layanan tambang yang akan dibuat menghabiskan
biaya Rp 10,200,000,000.00,- (Lampiran L.3), yang akan digunakan
untuk pembangunan settling pond.
3. Pembuatan Infrastruktur Tambang
Investasi sarana infrastruktur tambang yang akan dibuat menghabiskan
biaya Rp. 10,850,000,000.00,- (Lampiran L.3), yang akan digunakan
untuk pembangunan jalan tambang, instalasi jaringan listrik, instalasi
jaringan air, instalasi jaringan telepon.
d. Peralatan (Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan lain-lain)
1. Peralatan Utama dan Pendukung
Investasi untuk peralatan tambang utama untuk tahun pertama sebesar
Rp. 21,199,000,000,-. Perincian investasi dapat dilihat pada
lampiran L.4
2. Pabrik Pengolahan
Investasi untuk pabrik pengolahan kaolin sebesar Rp.370,000,000.00,-.
Perincian biaya investasi dapat dilihat pada lampiran L.4
3. Total Investasi Peralatan
Jumlah total investasi peralatan Rp. 22,190,000,000,-. (Lampiran L.4)

12.1.2 Modal kerja


Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai proyek
terhitung sejak dimulai sampai proyek tersebut diperkirakan menerima
pendapatan dari hasil penjualan. Modal kerja diperkirakan sebesar total biaya

XII-3
operasi selama 4 bulan pada tahun pertama proyek, yakni Rp. 157,160,558,647,-
(Lampiran L.15).

12.1.3 Sumber Dana


Dana yang dibutuhkan bagi keperluan investasi dapat dilihat pada
lampiran L.12 yang direncanakan dari modal sendiri (equity) 60% dan pinjaman
(debet) 40%. Angsuran pinjaman dapat dilihat pada lampiran L.20.

12.2 Analisis Kelayakan


Analisis kelayakan investasi ini digunakan untuk menentukan kelayakan
suatu investasi.

12.2.1 Biaya Produksi


Biaya produksi tambang terdiri dari biaya perawatan, biaya K3 dan CSR,
gaji pegawai, serta biaya operasional peralatan sebesar Rp.628,642,234,586 ,-.
Rincian biaya produksi dapat dilihat pada lampiran L.14.

12.2.2 Pendapatan
Besarnya pendapatan per tahun diperhitungkan sebagai hasil perkalian
antara jumlah unit yang diproduksi dan terjual dalam tahun tersebut dengan harga
jual produk per unit.
PT. Kaolin Mining menghasilkan produk berupa tepung kaolin berukuran -
200 + 325 # yang dikemas dalam bentuk karung-karung berisi 100 kg, dengan
harga jual Rp. 50.000,- /karung dan dipengaruhi oleh perubahan harga tepung
kaolin dan inflasi yang mempunyai tingkat berbeda ditiap tahunnya. Rincian
pendapatan PT. Kaolin Mining dapat dilihat pada lampiran L.17.

12.2.3 Cash Flow (Aliran Uang Tunai)


Proyeksi aliran uang kas disusun dari hasil proyeksi laba rugi, selanjutnya
dipergunakan untuk menentukan penilaian investasi yang dapat dilihat pada
lampiran L.21.

XII-4
12.2.4 Perhitungan i*
i* = (i x 40 %) + {(i+ 3 %) x 60 %}
Keterangan : i = suku bunga bank
40 % = besar pinjaman di bank
3% = asumsi untuk menjaga naik turunnya inflasi
60 % = modal sendiri
PT. Kaolin Mining meminjam dari Bank Mandiri sebesar 40 % dari
besarnya modal kerja, dengan suku bunga Bank Mandiri pada tahun 2014 adalah
sebesar 13.5 %. Dari hasil perhitungan, didapatkan i* sebesar 15.3 % (Lampiran
L.21)

12.2.5 Perhitungan DCFROR/IRR


Tingkat Bunga Pengembalian (DCFROR atau Internal Rate of
Return/IRR) suatu investasi didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan
menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan ekuivalen penerimaan
atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai sekarang bersih (NSB)
sama dengan nol (Stermole, Franklin, J. 1990). Pengertian diatas dirumuskan
sebagai berikut :
n
C t  n Cot

t 0 1  i t

t 0 1  i t

keterangan : Ct = aliran kas masuk tahun ke-t;


(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
i = suku bunga pengembalian (rate of return)/IRR;
n = umur investasi;
t = tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan aliran uang kas maka diperoleh
IRR/DCFROR sebesar 47 % (Lampiran L.21).

12.2.6 Waktu Pengembalian Modal/Pay Back Period (PBP)


PBP merupakan periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian
modal atau waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi

XII-5
yang dihitung sejak modal ditanamkan. PBP dihitung berdasarkan nilai kumulatif
net cashflow yang mencapai nilai nol, dimana pada PT. Kaolin Mining nilai PBP
didapatkan pada waktu 2 tahun 1 bulan 6 hari (Lampiran L.21).

12.2.7 Analisis Kepekaan dan Resiko


Analisis kepekaan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan yang dapat
terjadi di masa yang akan datang meliputi biaya operasi, pendapatan dan investasi.
a. Perubahan Biaya Operasi 5 % dan 10 %
Jika terjadi kenaikan biaya operasi sebesar 5 % dan 10 % sedangkan
investasi dan pendapatan tetap. Maka akan terjadi penurunan nilai NPV
dan DCFROR sedangkan nilai PBP akan naik dapat dilihat pada tabel
12.1. Jika terjadi penurunan biaya operasi sebesar 5 % dan 10 %,
sedangkan investasi dan pendapatan tetap. Maka akan terjadi kenaikan
nilai NPV dan DCFROR sedangkan nilai PBP akan turun dapat dilihat
pada tabel 12.1.
Tabel 12.1
Analisis Kepekaan Terhadap Perubahan Biaya Operasi
Perubahan IRR/DCFROR PBP
Biaya Operasi NPV (Rp)
(%) (%) (tahun)
Naik 5 42 2,35
485,562,696,650.02
Naik 10 37 2,66
392,263,295,113.82
Tetap 0 47 2,11
578,862,098,186.21
Turun -5 51 2,00
650,190,338,324.02
Turun -10 54 1,92
721,518,578,461.83
b. Perubahan Pendapatan 5 % dan 10 %
Jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 5 % dan 10 %, sedangkan
investasi dan biaya operasi tetap. Maka akan terjadi kenaikan nilai NPV
dan DCFROR sedangkan nilai PBP akan turun dapat dilihat pada tabel
12.2. Jika terjadi penurunan pendapatan sebesar 5 % dan 10 %, sedangkan
investasi dan biaya operasi tetap. Maka akan terjadi penurunan nilai NPV
dan DCFROR sedangkan nilai PBP akan naik. (Lihat tabel 12.2)

XII-6
Tabel 12.2
Analisis Kepekaan Terhadap Perubahan Pendapatan
Perubahan IRR/DCFROR PBP
Pendapatan NPV
(%) (%) (tahun)
Naik 5 52 1,96
683,113,486,687.26
Naik 10 62 1,63
848,329,702,378.25
Tetap 0 47 2,11
578,862,098,186.21
Turun -5 43 2,30
474,610,709,685.15
Turun -10 37 2,56
370,359,321,184.10

XII-7

Anda mungkin juga menyukai