Disusun oleh :
WAHYU ( 2015310011 )
2. Top soil
Merupakan Pengupasan Tanah Penutup yang
dilakukan dengan menggunakan bulldozer lalu
tanah tersebut didorong dan dikumpulkan di suatu
tempat yang nantinya akan diangkut ke tempat
penyimpanan tanah penutup yang telah
disediakan untuk dipergunakan kembali dalam
persiapan reklamasi.
3. Pemboran
Operasi pemboran merupakan suatu hal yang sangat penting
diperhatikan sebelum kegiatan pengisian bahan peledak. Terdapat
proses-proses dalam pembuatan lubang bor, yaitu :
Kedalaman lubang bor
Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian bench.
Kedalaman lubang ledak tidak boleh lebih kecil dari ketinggian
bench, hal ini untuk menghindari terjadinya cratering. Pada lubang
pendek akan sangat susah dalam pengontrolan flying rock. Jika
diameter yang digunakan tetap dan burden spacing juga tetap,
lubang pendek akan sangat berat dalam menghancurkan batuan.
Untuk kedalaman lubang bor yang diterapkan PT. SGM yaitu
sedalam 6 meter
Pada pemboran yang dilakukan di PT. SGM menggunakan pola
pemboran bujur sangkar (square pattem), Pola pemboran bujur
sangkar yaitu jarak burden dan spacing yang sama.
Arah pemboran
Arah pemboran yang diterapkan yaitu arah pemboran yang kita
ketahui ada dua, yaitu arah pemboran tegak dan arah pemboran
miring
2,7 meter
1,5 meter
2,7 meter
1,2 meter
Tahap Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan memasukan material atau
endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut. Proses
pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat gali atau shovel untuk
menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa bijih atau
batuan penutup dan kemudian dimuat kedalam alat angkut, yang dikenal
sebagai truck angkut tambang (dump truck). PT. SGM menggunakan 2 buah
excavator merk Caterpillar. Proses pemuatan dapat dibagi menjadi empat
tahapan :
1. Menggali (dig)
2. Mengayunkan ke truck (swing)
3. Melepaskan Muatan (dump)
4. Mengayun Kembali ke Posisi semula
(Swing)
Tahap Pengangkutan
Pengakutan Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut bahan atau endapan bijih dari satu tempat (tambang) ke
tempat lain (tempat penimbunan / pengolahan). Material hasil peledakan
dibawa ke crushing plant. PT. SGM dalam kegiatan ini menggunakan 8
unit alat angkut dump truck
Jaw Hopper
crusher
2.Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)
Peremukan sekunder merupakan kelanjutan dari Peremukan primer.
Peremukan primer bertujuan untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil
disesuai kan dengan kebutuhan pasar. Peremukan sekunder menghasilkan
batuan yang akan dipergunakan pada kegiatan Peremukan tersier ataupun
dijual langsung ke pembeli. Peremukan sekunder menggunakan alat cone
crusher merk Otsuka 1500.
Cone
Crusher
3. Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)
Peremukan Tersier merupakan pengolahan tahap akhir yang menghasilkan
berbagai produk batuan yang sudah diperkecil seperti: batu split 1-2, base
coarse dan abu batu. Peremukan Tersier mengunakan alat vibrating screen
untuk mengayak hasil Peremukan Sekunder. Semua tingkat pengolahan ini
bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar
yang ada.
Tahap Pemasaran
Konsumen datang langsung ke PT. Angkasa Teknik Raya untuk
membeli produk yang dihasilkan. Produk yang dipasarkan adalah
produk yang berkualitas namun dari segi harga, perusahaan ini
menerapkan strategi harga yang kompetitif. Sumber pendapatan
kegiatan penambangan di PT. SGM dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
target produksi dan harga jual bebas ke pasar dengan berbagai jenis
produk.
IH
KAS
IM A
TE R