Anda di halaman 1dari 18

KEGIATAN PENAMBANGAN BATUAN ANDESIT DI

PT. SUMBER GUNUNG MAJU (SGM) UNIT 10, PROVINSI BANTEN

Disusun oleh :

WAHYU ( 2015310011 )

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK PRABUMULIH
2017
Profil Singkat Perusahaan
PT. Sumber Gunung Maju adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang
penambangan bahan galian golongan C, berupa batuan andesit. Secara
geografis tambang batu andesit banyak ditemukan di daerah gugusan gunung
berapi yang umumnya terdapat di Pulau Jawa. secara administratif tambang
batu andesit yang kami lakukan penelitian kali ini berada di wilayah Bojonegoro
Unit 10, Provinsi Banten. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar lokasi
tambang PT. Sumber Gunung Maju dibawah ini.

PT. SGM Unit 10


Tahap Pembongkaran
1. Land Clearing
Merupakan proses pembersihan lahan sebelum
aktivitas penambangan. Tahap pekerjaan diawali
dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari
pemotongan perpohonan hutan, pembabatan
hutan.

2. Top soil
Merupakan Pengupasan Tanah Penutup yang
dilakukan dengan menggunakan bulldozer lalu
tanah tersebut didorong dan dikumpulkan di suatu
tempat yang nantinya akan diangkut ke tempat
penyimpanan tanah penutup yang telah
disediakan untuk dipergunakan kembali dalam
persiapan reklamasi.
3. Pemboran
Operasi pemboran merupakan suatu hal yang sangat penting
diperhatikan sebelum kegiatan pengisian bahan peledak. Terdapat
proses-proses dalam pembuatan lubang bor, yaitu :
Kedalaman lubang bor
Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian bench.
Kedalaman lubang ledak tidak boleh lebih kecil dari ketinggian
bench, hal ini untuk menghindari terjadinya cratering. Pada lubang
pendek akan sangat susah dalam pengontrolan flying rock. Jika
diameter yang digunakan tetap dan burden spacing juga tetap,
lubang pendek akan sangat berat dalam menghancurkan batuan.
Untuk kedalaman lubang bor yang diterapkan PT. SGM yaitu
sedalam 6 meter
Pada pemboran yang dilakukan di PT. SGM menggunakan pola
pemboran bujur sangkar (square pattem), Pola pemboran bujur
sangkar yaitu jarak burden dan spacing yang sama.
Arah pemboran
Arah pemboran yang diterapkan yaitu arah pemboran yang kita
ketahui ada dua, yaitu arah pemboran tegak dan arah pemboran
miring

Pada PT. Sumber Gunung Maju menerapkan arah pemboran


miring karena disesuaikan free face
4. Peledakkan
Kegiatan peledakkan sangat membutuhkan proses yang sangat teliti dan baik,
adapun tahap-tahap kegiatan peledakkan adalah sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan peledak ( detenator, ANFO, dinamit, Kawat
dan listrik serta peralatan lain yang diperlukan. Alat dan bahan peledak
dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Dinamit Kawat Detenator ANFO


listrik (Ammonium Nitrat Fuel Oil)
Pengecekkan keadaan lubang tembak
Memasukkan detenator kedalam dinamit
Masukkan primer yang dilanjutkan dengan bahan peledak ANFO
kedalam lubang tembak
Menghubungkan detenator listrik sehingga rangkaian tersusun
dengan baik
Tutup lubang bor menggunakan stemming
Memberikan aba-aba sebagai tanda bahwa peledakkan dapat
dimulai
Geometri peledakkan
Pada peledakan untuk perencanaan peledakan dikenal dengan istilah
geometri peledakkan yang terdiri dari ukuran burden, spacing,
subdriling, tinggi jenjang, kedalaman lubang tembak dan panjang isian
bahan peledak.

2,7 meter

1,5 meter
2,7 meter

4,8 meter 6 meter


3,3 meter

1,2 meter
Tahap Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan memasukan material atau
endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut. Proses
pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat gali atau shovel untuk
menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa bijih atau
batuan penutup dan kemudian dimuat kedalam alat angkut, yang dikenal
sebagai truck angkut tambang (dump truck). PT. SGM menggunakan 2 buah
excavator merk Caterpillar. Proses pemuatan dapat dibagi menjadi empat
tahapan :

1. Menggali (dig)
2. Mengayunkan ke truck (swing)
3. Melepaskan Muatan (dump)
4. Mengayun Kembali ke Posisi semula
(Swing)
Tahap Pengangkutan
Pengakutan Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut bahan atau endapan bijih dari satu tempat (tambang) ke
tempat lain (tempat penimbunan / pengolahan). Material hasil peledakan
dibawa ke crushing plant. PT. SGM dalam kegiatan ini menggunakan 8
unit alat angkut dump truck

Tahap - Tahap Pengangkutan


1.Menunggu (queue)
2.Mengambil posisi (spot)
3.Pengisisan (Load)
4.kosong (Haul)
5.Pembuangan (dump)
Tahap Pengolahan

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh ukuran material batuan


tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (pasar) atau sesuai
dengan persyaratan yang diperlukan untuk proses berikutnya. Dari
kegiatan ini batuan yang diangkut oleh dump truk ditumpahkan kedalam
alat peremuk (Crushing Plant), untuk memperoleh hasil dari batuan
yang diinginkan, keadaan ini dilakukan dengan pengolahan
menggunakan crusher. Terdapat 3 tahap Pengolahan di PT. SGM , yaitu
: Peremukan Primer (primary crushing), Peremukan Sekunder
(secondary crushing), dan Peremukan Tersier (tertiary crushing).
Kegiatan Pengolahan

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengangkutan.


Kegiatan pengolahan merupakan tahap akhir kegiatan penambangan.
Hasil dari kegiatan ini adalah produk yang dapat dijual langsung
kepada pembeli. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahap, yaitu : Peremukan
Primer (primary crushing), Peremukan Sekunder (secondary crushing),
dan Peremukan Tersier (tertiary crushing). PT. Angkasa Teknik Raya
memiliki 4 crushing plant yang menghasilkan berbagai produk.
1. Peremukan Primer (Primary Crushing)
Peremukan primer dilakukan oleh jaw crusher. Kegiatan ini bertujuan untuk
perkecil batuan yang berasal dari proses pembongkaran. Sebelum masuk ke
dalam jaw crusher terlebih dahulu batuan masuk ke hopper. Peremukan
primer menghasilkan batuan dengan ukuran 6-8.

Jaw Hopper
crusher
2.Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)
Peremukan sekunder merupakan kelanjutan dari Peremukan primer.
Peremukan primer bertujuan untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil
disesuai kan dengan kebutuhan pasar. Peremukan sekunder menghasilkan
batuan yang akan dipergunakan pada kegiatan Peremukan tersier ataupun
dijual langsung ke pembeli. Peremukan sekunder menggunakan alat cone
crusher merk Otsuka 1500.

Cone
Crusher
3. Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)
Peremukan Tersier merupakan pengolahan tahap akhir yang menghasilkan
berbagai produk batuan yang sudah diperkecil seperti: batu split 1-2, base
coarse dan abu batu. Peremukan Tersier mengunakan alat vibrating screen
untuk mengayak hasil Peremukan Sekunder. Semua tingkat pengolahan ini
bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar
yang ada.
Tahap Pemasaran
Konsumen datang langsung ke PT. Angkasa Teknik Raya untuk
membeli produk yang dihasilkan. Produk yang dipasarkan adalah
produk yang berkualitas namun dari segi harga, perusahaan ini
menerapkan strategi harga yang kompetitif. Sumber pendapatan
kegiatan penambangan di PT. SGM dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
target produksi dan harga jual bebas ke pasar dengan berbagai jenis
produk.
IH
KAS
IM A
TE R

Anda mungkin juga menyukai