Anda di halaman 1dari 12

c c

  
  

     
Bergerak dibidang pertambangan batubara berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan Pemerintah Indonesia di Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan.
Saham perusahaan dimiliki oleh PT. Tambang Timah dan PT. Timah Investasi Mineral
masing-masing sebesar 50%. PT. Tanjung Alam Jaya memiliki fasilitas crushing plant dalam
rangka peningkatan kualitas produk yang dihasilkannya serta bentuk kepedulian terhadap
peraturan lingkungan tentang emisi batubara.
PT. Tanjung Alam Jaya didirikan pada tanggal 13 Oktober 1999 melalui perusahaan
patungan antara PT. Tanjung Alam Pratama, PT. Putra Bara Mitra dan Wahana Baratama
Mining. Perusahaan lokasi tambang terletak di Kabupaten banjar, yang merupakan bagian dari
propinsi kalimantan selatan dan meliputi wilayah 9,721 hektar.
PT. Tanjung Alam Jaya didirikan pada tanggal 13 Oktober 1999
operasi pertambangan dimulai pada Juni 2000 dengan produksi tahunan 300.000 metrik ton per
tahun, per Juni 2003 dengan kumulatif produksi mencapai 1.250.000 metrik ton. Pada November
2003, perusahaan ini dibeli oleh PT. Tambang Timah dan PT. Timah Investasi mineral yang
merupakan bagian dari PT. Timah Grup yang terkemuka perusahaan pertambangan timah
internasional
Konsesi pertambangan PT. Tanjung Alam Jaya dibentuk di bawah perjanjian kerjasama
dengan pemerintah Indonesia, pada konsesi batubara yang disebut wilayah kontrak batubara
sampul 9,721 hektar di Kabupaten Banjar propinsi Kalimantan Selatan. Perusahaan daerah
operasi terletak sekitar 75 km timur laut dalam garis lurus arah dari Banjarmasin di
perkampungan dari Binuun.

!"   


Menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia dan pemimpin pasar timah global.
#"   
1. Mengoptimalkan nilai perusahaan, kontribusi kepada pemegang saham dan
tanggungjawab sosial dan lingkungan.
2. Membangun SDM yang berkompeten dan memiliki nilai-nilai positif, integritas,

kreativitas serta bermartabat.

3. Memperluas produk-produk yang bernilai tambah.

4. Mengembangkan usaha baru berbasis kompetensi.

5. Mewujudkan harmonisasi dan komunikasi yang lebih baik kepada semua pihak

$ 
""   
Struktur merupakan keterpaduan atau harmonisasi pada pelaksanaan organisasi, maka
perlu hubungan yang jelas antara satu manusia dengan yang lainnya. Organisasi berasal dari
istilah Yunani ³Organon´, dan istilah Latin ³Organum´ yang dapat berarti: alat, bagian, anggota,
atau badan.
Jadi kesimpulan " %"" adalah kerangka dalam dimana organisasi itu
beroperasi. Dalam struktur organisasi ini, menggunakan °    °°   °
 °  .
Adapaun kebaikan dan kelemahan dari organisasi garis dan staf.
Kebaikan dari sistem organisasi garis dan staf ini adalah:
1. Tugas yang sangat berat bagi pimpinan dalam organisasi garis bisa dikurangi dengan
adanya staf.
2. Tetap terjamin adanya pimpinan tunggal dalam perusahaan. Sebab staf tidak dapat turut
campur tangan dalam urusan perusahaan.
Kelemahan dari sistem organisasi garis dan staf ini adalah:
1. Kemungkinan timbul perselisihan antara staf dan pemimpin.
2. Petunjuk-petunjuk dari staf, mungkin hanya bersifat teoritis kurang memperhatikan soal
praktek. Ini menimbulkan ketegangan dengan pihak pelaksanan. Perbedaan dalam
pendidikan, sikap dan mentalis akan memperbesar pertentangan tersebut.
3. Kemungkinan pemimpin sangat tergantung kepada staf sehingga pimpinan kurang berani
mengambil inisiatif dan tidak kreatif.
±& 
""   'c&(c"


Ka.
Administrasi

Ka. Keuangan Ka.


Administrasi

Spv. Akuntansi

Spv. Pajak Ka. Keamanan Spv. Hukum


& Umum

Spv. Treasury

Sumber : PT. Tanjung Alam Jaya (Tahun 2009)



) "* "
Pada saat ini PT. Tanjung Alam Jaya terus mengoptimalisasi produksi dan penjualan
untuk terus mendongkrak laba bersih guna meningkatkan performa perusahaan. Penambahan
konsesi diperlukan bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Perluasan tersebut bisa dimana saja dan
tidak harus di wilayah Kalimantan Selatan. Oleh karena itu Divisi Pengembangan Usaha terus
melakukan kajian-kajian untuk mendapatkan konsesi yang layak (feasible). Konsesi yang
dimiliki PT. Tanjung Alam Jaya sampai saat ini hanya satu yakni seluas 10.000 hektar dan telah
dilakukan penciutan sehingga sekarang menjadi 6.000 hektar saja. Letaknya berada di empat
wilayah desa yaitu Desa Lumpangi, Desa Sungailurus, Desa Batangbayu, dan Desa Lada yang
berada di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Pengaron dan Kecamatan Sambung Makmur di
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Beberapa program kerja PT. Tanjung Alam Jaya diantaranya melakukan penambangan
dengan stripinga ratio >10, melakukan kerjasama dengan penambangan cadangan dalam,
percepatan pembebasan lahan serta menyiapkan mining closure (penutupan pasca tambang).
Penambangan saat ini dilakukan oleh dua kontraktor tambang yaitu PT. Kalimantan Prima
Persada (KPP) dan PT. Lambang Daya Agrima (LDA) dengan total kapasitas produksi PT.
Tanjung Alam Jaya 1,5 juta ton per tahun dengan produksi tertinggi dicapai pada 2008 sebesar
1,6 juta ton.

Perusahaan ini pun kini mengoptimalkan usahanya dengan menjadi ³trader´ di bidang
bisnis batu bara. PT. Tanjung Alam Jaya Bergerak di bidang pertambangan batubara
berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan
Pemerintah Indonesia di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Saham perusahaan dimiliki
oleh PT. Tambang Timah dan PT. Timah Investasi Mineral masing-masing sebesar 50%. PT.
Tanjung Alam Jaya memiliki fasilitas crushing plant dalam rangka peningkatan kualitas
produk yang dihasilkannya serta bentuk kepedulian terhadap peraturan lingkungan tentang
emisi batubara.

+%,"
+ %"
 Wilayah PKP2B PT. Tanjung Alam Jaya terletak di Kabupaten Banjar Propinsi
Kalimantan Selatan. Lokasi penambangan (pit) dibagi menjadi 5 pit yang tepatnya berada pada
wilayah :
a. Pit 1 (A,B,C,D,E) : Desa Lumpangi dan Desa Mangkauk
b. Pit 2 dan 3 : Desa Sungai Lurus
c. Pit 4 dan 5 (A,B,C,D) : Desa Batang Banyu dan Desa Pasar Baru
Kantor PT. Tanjung Alam Jaya berlokasi di kota Martapura, ± 40 km dari ibu kota
propinsi Kalimantan Selatan, kota Banjarmasin. Kantor unit tambang terletak di Desa Mengkauk,
Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, sekitar 86 km dari kota Banjarmasin, sedangkan jarak
dari kantor unit tambang menuju lokasi penambangan (pit) yaitu rata-rata sekitar 7 km.
+,-.

Lokasi tambang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pengaron. Kawasan Kecamatan


Simpang Empat, Kecamatan Pengaron, Kecamatan Sambung Makmur, dan Kecamatan
Mataraman termasuk daerah khatulistiwa yang dipengaruhi oleh iklim tropis basah dengan ciri
khas, yaitu curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Oleh karena
itu daerah ini tidak terdapat pergantian musim yang tegas antara musim hujan dan musim
kemarau.

+#,±%% %

 Keadaan geologi lokal di sekitar areal pertambangan meliputi morfologi, stratigrafi dan
stuktur geologi. Berikut ini pembahasan mengenai keadaan geologi lokal :

1. Morfologi
Morfologi di wilayah PKP2B PT. Tanjung Alam Jaya dikategorikan sebagai perbukitan
dengan ketinggian mencapai 114 m dari permukaan laut. Sungai yang melintasi wilayah
ini ialah sungai Riam Kanan, sungai Mengkauk dan sungai Batang Banyu dengan pola
pengairan dendritik. Morfologi lokal Pit 1C merupakan perbukitan tinggi dengan
ketinggian berkisar antara 80-135 m dari permukaan laut. Pit 1C berbatasan dengan Pit
1D dibagian utara dan Pit 1B dibagian selatan. Di sebelah barat mengalir sungai Riam
Kiwa dan disebelah timur terdapat perbukitan dan pemukiman penduduk.Kondisi Pit 1C
yang ada sekarang membentuk cekungan dengan level terendah terdapat pada 40 mdpal.
2. Stratigrafi
Dalam wilayah PKP2KB PT. Tanjung Alam Jaya terdapat beberapa Formasi yaitu
Formasi Berai, Formasi Tanjung, Formasi Pitanak, Formasi Paau, Formasi Keramaian,
dan Formasi Manunggul. Formasi Tanjung merupakan indikator adanya cadangan
batubara yang terdapat di PKP2KB PT. Tanjung Alam Jaya. Formasi Tanjung tersusun
atas perselingan °
°   (batupasir),  °   (batulanau), dan °  
(batulempung) dengan sisipan (batubara).
3. Struktur Geologi
Struktur geologi yang membentuk daerah ini berupa perlipatan monoklin yang
membentang dari arah timur laut sampai barat daya. Kemiringan batubara berkisar dari
15° sampai 33°, kecuali pada Pit 1E yang kemiringan batubaranya mencapai 42°- 45'.
Untuk Pit 1C kemiringan batubara berkisar antara 23°-25°.

/ &
 Metode penambangan yang diterapkan oleh PT. Tanjung Alam Jaya adalah tambang
terbuka, dengan metode     yaitu metode penambangan yang menambang dimulai dari
singkapan kearah kemiringan batubara sampai batas ekonomis. Wilayah penambangan dibagi 5
pit (lokasi penambangan). Pada tahap awal, hasil pengupasan tanah penutup, khususnya ° 
(tanah pucuk) ditimbun sementara di   
 begitu juga dengan batuan penutup lainnya.
Setelah batubaranya ditambang habis, maka pada tahap blok berikutnya, lapisan penutup dibuang
ke blok yang sudah ditambang tadi dan seterusnya atau biasa disebut dengan istilah   .
Pembongkaran batuan penutup dilakukan dengan dua metode, yaitu metode gali bebas
menggunakan  dan metode peledakan menggunakan bahan peledak ANFO ( 
      ). Kegiatan penambangan dikerjakan oleh kontraktor dan subkontraktor yang
bergerak dibidang pertambangan yaitu PT. Lambang Daya Agrima ( PT. LDA) dan PT.
Kalimantan Prima Persada (PT. KPP). PT LDA telah berakhir kontrak sejak Desember 2009,
sedangkan PT. KPP masih melanjutkan kontraknya sampai sekarang. Berikut ini merupakan
gambaran umum mengenai proses penambangan yang dilakukan oleh PT. Tanjung Alam Jaya.
±&*%""*&,   
Secara umum proses penambangan di PT. Tanjung Alam Jaya sama seperti dengan
proses penambangan pada umumnya, dengan menggunakan kombinasi kerja alat gali muat dan
dump truck. Penggalian batubara dilakukan setelah lapisan penutupnya dibongkar. Batuan
penutup yang telah dibongkar kemudian ditimbun di lubang bekas galian tambang dan di luar
galian tambang. Penggalian batubara dilakukan secara selektif sehingga tidak diperlukan
pencucian. Tahap kegiatan penambangan adalah sebagai berikut ;

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing) dan Pengupasan Tanah Pucuk


Pembersihan lahan dimulai dengan pembebasan vegetasi dan pengumpulan top soil
setebal 0.5 m serta pengupasan lapisan tanah (sub soil/tanah penutup) sampai
ketebalan 5 m. Tanah pucuk adalah lapisan tanah permukaan yang banyak
mengandung unsure hara tanah dan sangat diperlukan bagi tanaman. Ketebalan
lapisan tanah pucuk berkisar dari 10 cm - 50 cm.
Dilokasi tambang, pengupasan tanak pucuk dilakukan sebelum kegiatan
pembongkaran batuan penutup sedangkan di lokasi penimbunan batuan penutup luar
tambang, pengupasan tanah pucuk dilakukan sebelum penimbunan. Tanah pucuk
yang telah dikupas, ditebar di lokasi yang telah seleai di timbun atau di timbun di
lokasi penyimpanan sementara

2. Pembongkaran dan Penimbunan Batuan Penutup


Pembongkaran batuan penutup (stipping of overburden) dilakukan dengan cara digali
langsung atau menggunakan cara peledakan. Pengupasan batuan penutup dilakukan
secara berjenjang dengan ketinggian 10 meter dan sudut lereng 54-60 derajat. Hasil
pengupasan batuan penutup, ditimbun di disposal area yang berada di galian bekas
tambang atau diluar tambang. Penimbunan batuan penutup dilakuakan secar bertahap
dari bawah ke atas dengan membentuk teras sering. Ketinggian setiap teras adalah 5
(lima) meter dengan lebar 2,5 - 5 meter dan sudut maksimal 450. Penghamparan tanah
pucuk dan penanaman dilakukan segera setelah kegiatan penimbunan batuan penutup
selesai.
3. Penggalian Batubara
Berbeda dengan kegiatan penguapasan tanah penutup. Setelah lapisan batubara
tersingkap dan bersih dari pengotor - pengotornya (parting), batubar langsung digali
menggenukan excavator. Karena tidak dilakukan pencucian batubara, maka untuk
menghindari terjadinya pengotoran pada sisi lanatai (floor) batubara disisakan setebal
15 - 20 cm. Batubara yang telah digali akan diangkut ke crushing plant.

4. Pengelolaan Batubara


Sebelum dilakukan pengiriman kepada pembeli, batubara tersebut diolah terlebih
dahulu. Pengelolaan batubara yang dimaksud adalah proses pengecilan dan
penyeragaman ukuran batubara (crushing plant). Pengangkutan batubara dari ROM
stockpile ke crushing plant sejauh ± 8 km dengan menggunakan dump truck kapasitas
22 ton. Pengecilan ukuran batubar dilakukan dengan menggunakan ³Primary roll
crusher´ dan ³Secondary roll crusher´. Ukuran batubara yang diharapkan -50 mm
yang disesuaikan dengan permintaan pembeli. Pada proses tersebut juga dilakukan
 
 yaitu proses pencampuran batubara untuk mendapatkan kalori yang
diinginkan dengan tujuan untuk meningkatkan harga jual. Batubara yang telah
diolahh sementara di stockpile sebelum dimasukkan ke dalam tongkang. Proses
pengolahan batubara tersebut dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.
±&&&

LAND

CLEARING

BALSTING RIPPING


 PENGUPASAN TANAH
PENUTUP



PENAMBANGAN

 BATUBARA


PENGANGKUTAN



CRUSHING PLANT CAOL PRODUCT
 PENGOLAHAN


±&#*%""*%&&

ROM Stock Pile


 Primary

 Crushin

Grizzly Screen g


Primary

Crushing


Vibrating



Secondary
 Screen


Vibrating

Product Stock Pile


 

5. Pengapalan Batubara


Batubara dari stock pile dimuat ke dalam tongkang yang berkapasitas 10 - 20 ton,
dengan menggunakan belt conveyor. Batubara dari tongkang menuju lokasi
pengapalan (transshipment) di Taboneo melalui Pelabuhan Sungai Puting, kemudian
batubara dari tongkang dipindahkan ke kapal pengangkut dengan menggunakan
Derek terapung (Floating Crane).

Dalam wilayah PKP2B PT TAJ terdapat 4 °  batubara, yaitu °  D, C, B dan A.
Karakteristik ° A yang cenderung menjari dan ° B yang tidak menerus membuat kedua
° tersebut tidak memenuhi syarat ekonomis untuk ditambang maka hanya ° C dan ° 
D saja yang dilakukan eksploitasi Kualitas batubara PT TAJ digolongkan sebagai °
  °, rendah kandungan abu dan sulfur. Kedua aspek tersebut memiliki peranan penting,
mengingat perhatian di seluruh dunia tentang efek polusi yang disebabkan oleh bahan bakar
fosil, terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Batubara PT TAJ sangat sesuai untuk dicampur
dengan batubara yang memiliki tingkat polusi lebih tinggi untuk membentuk suatu produksi
campuran yang masih di bawah batas yang diinginkan oleh para pembeli.

  &"&&"-,"

No Parameter Basis Satuan Seam C Seam D


1. Total AR % 2,1 - 3,1 3,5 - 7,1
moisture
2. Inherent ADB % 2,1 - 2,8 2,65
moisture
3. Ash ADB % 10,1 - 10,4 5,6 - 14,5
4. Volatile ADB % 42,4 - 48,4 42,9 - 46,6
moisture
5. Total sulphur ADB % 1,4 - 2,5 0,23 - 1,03
6. Calorific ADB Cal/g 6.938 7.221 6.647 7.355
value
7. HGI ADB 30 37 31 - 41

Sumber : Laporan Eksplorasi PT. Tanjung Alam Jaya, 2001

Anda mungkin juga menyukai