Anda di halaman 1dari 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum
1. Profil Perusahaan
PT. Jhonlin Baratama merupakan perusahaan pertambangan batubara
yang melakukan kegiatan penambangan di enam lokasi yaitu area
pertambangan Sungai Dua, area pertambangan Sungai Danau, area
pertambangan Asam-Asam, area pertambangan Kintap, area pertambangan
Konawe, dan area pertambangan Muarataweh. PT. Jhonlin Baratama
didirikan pada tanggal 7 Juni 2003 dan beroperasi di kabupaten Tanah
Bumbu, Kalimantan Selatan.
PT. Jhonlin Baratama berada pada tempat yang strategis, dimana
sarana dan prasarana yang ada untuk kebutuhan di daerah simpang empat
sangat menunjang pada pertumbuhan industri pertambangan batubara
tersebut. Diantaranya tersedia bandara, jalan raya dan terdapat 3 pelabuhan
yang merupakan sarana transportasi untuk mempermudah dalam
pendistribusian produk baik ke dalam maupun luar negeri.
PT. Jhonlin Baratama berada di kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan, dimana sebelah utara berbatasan dengan Desa Serongga, sebelah
timur berbatasan dengan wilayah perkebunan PT. Sinarmas, sebelah barat
berbatasan dengan Gunung Besi, dan sebelah selatan berbataan dengan Desa
Sungai Kecil.
PT. Jhonlin Baratama sendiri tergabung dalam perusahaan yang di
sebut dengan nama Jhonlin Group, Ada beberapa Perusahaan yang
tergabung dalam Jhonlin Group diantaranya yaitu :
a. PT Jhonlin Baratama ( JB )
b. PT Dua Samudra Perkasa (DSP)
c. PT Jhonlin Agro Group (JAL, JAM, ACL)
d. PT Jhonlin Marine Lines (JML)
commit
e. PT Jhonlin Marine Trans to user
(JMT)

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

f. PT Jhonlin Group (JG)


g. PT Jhonlin Air Transport (JAT)
Dan masih banyak proyek kedepannya yang akan di bangun di
Kalimantan Selatan.
2. Sejarah Berdiri
Pada tahun 2003 Jhonlin Baratama di dirikan di Batulicin pada
tanggal 07 Juni 2003, dengan bentuk perusahan komanditer, merupakan
salah satu perusahan lokal yang di dirikan oleh seorang Putra Daerah dengan
modal kerja keras dan keyakinan serta semangat untuk menghimpun seluruh
potensi-potensi yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis terhadap
Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)
berupa batubara yang merupakan faktor-faktor utama sebagai penunjang
kemajuan ekonomi dan pembangunan daerah Batulicin, Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan.
Pada periode tahun 2003 sampai dengan sekarang Jhonlin Baratama
seiring waktu dan perkembangannya mengadakan pembenahan dan
meningkatkan aktifitas kerja dengan cara menjalin hubungan kerja dengan
mitra-mitra usaha lainnya baik sebagai kontraktor ataupun sebagai sub-
kontraktor dan merintis jalan untuk dapat memperoleh kuasa pertambangan
milik sendiri.
Pada tahun 2005 untuk lebih memaksimalkan serta memantapkan diri
dalam Pertambangan dan Jasa Pertambangan Batubara. Pada tanggal 29
Agustus 2005 di Jakarta di dirikanlah Perseroan Terbatas PT. Jhonlin
Baratama dengan kedudukan Usaha Perusahan tetap berada di Batulicin,
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
3. Lokasi
Secara administratif lokasi wilayah penambangan PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua terletak di Desa Sungai Dua, Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara
geografis wilayah ini terletak pada koordinat 115º. PT. Jhonlin Baratama site
commitPIT
Sungai Dua memiliki beberapa to user
aktif yaitu, PIT Gajah Mada, PIT Putri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Ahdadia (PAD) IUP PAD, PIT BCMP dan PIT Trambesi yang merupakan
PKP2B PT. Arutmin Indonesia. Adapun batas wilayah lokasi
penambangannya, yaitu:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Serongga
b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah perkebunan PT. Sinarmas
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Gunung Besi
d. Sebelah Selatan berbataan dengan Desa Sungai Kecil.
Adanya bengkel dalam kawasan pertambangan dapat memudahkan
perbaikan, perawatan dan pembersihan mesin serta jalan yang cukup luas
sehingga memudahkan tenaga kerja bergerak dan menjamin keselamatan
kerja karyawan.

Gambar 1. Peta Wilayah PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
4. Visi Misi
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dalam pelaksanaan tugasnya
selalu mengacu pada visi dan misi perusahaan, yaitu :
a. Visi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
Menjadi perusahaan jasa pertambangan yang unggul dan ter-integrasi.
b. Misi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
commitlokal
1) Berawal dari perusahaan to user
menuju skala internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

2) Menjalankan perusahaan dengan tata kelola profesional dengan


memperhatikan aspek lingkungan dan sesuai standar internasional.
3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
kesejahteraan karyawan.
4) Mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
5) Menciptakan lingkungan kerja yang relegius dengan menjunjung
tinggi nilai moral dan etika.
6) Memberikan kontribusi optimum kepada stakeholders.
7) Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program
CSR.
8) Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program
CSR yang berkesinambungan.
5. Jumlah Tenaga Kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memiliki 20 subkontraktor.
Beberapa subkontraktor itu adalah PT. Astri Mining Resources, PT.
Kalimantan Abadi Lestari, PT. Trakindo Utama, PT. United Tractors, PT.
Dua Samudera Perkasa, PT. Dian Unggul Baratama, PT. Bangun Arta
Hutama, PT. Bara Jasa Mulia, CV. Intan Berlian, CV. Lautan Berlian, PT.
Bersujud Bara Besi, CV. AB 17, CV. Tiga Jaya, CV. Tiga Satria Perkasa,
CV. Bara Tiga Saudara, PT. Maju Terus Revintama, CV. Doa Ibu, PT.
Dahana, PT. APB, Jhonlin Security Services. Menurut data yang diambil
dari HRD (data terakhir yang masuk tanggal 4 April 2019), jumlah tenaga
kerja yang terlibat dalam kegiatan operasional PT. Jhonlin Baratama semua
site kurang lebih mencapai 1647 tenaga kerja. Area Pertambangan Sungai
Dua terdiri dari 605 orang tenaga kerja, yang terbagi menjadi :
a. 326 orang tenaga kerja tetap
b. 277 orang tenaga kerja kontrak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

6. Waktu Kerja
Waktu operasional dan pembagian shift kerja di PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua sebagai berikut :
a. Tenaga Kerja Administrasi (Office)
Waktu kerja untuk tenaga kerja administrasi adalah pada hari kerja
Senin-Sabtu pukul 06.00-18.00 WITA. Sedangkan untuk waktu
istirahatnya yaitu pukul 12.00-13.00 WITA. Khusus untuk departemen
HSE, terdapat shift malam secara bergantian dari safety control setiap
pukul 18.00-06.00 WITA pada setiap 7 hari kerja per shift malamnya,
dan 5 hari kerja per shift siangnya.
b. Tenaga Kerja Tambang
Waktu kerja untuk tenaga kerja tambang di lapangan dan juga di
bagian produksi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua berjalan selama
24 jam. Kemudian, terbagi menjadi 2 shift kerja yaitu shift siang dan shift
malam. Para tenaga kerja bekerja dengan sistem kerja rooster yaitu untuk
staff 70 hari kerja lalu bisa mendapatkan 14 hari cuti. Sedangkan non
staff yaitu 112 hari kerja dan bisa mendapatkan 14 hari cuti.
7. Gambaran Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Perusahaan
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah menerapkan sistem
manajemen K3 yang merujuk pada SMKP dan SMK3 yaitu dengan
dibentuknya HSE Departement. Dalam departemen HSE, terbagi menjadi 3
bagian divisi yaitu divisi safety, health dan environment. Selain SMKP dan
SMK3, PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua juga telah menerima
sertifikasi ISO 9001:2008.
a. Fungsi utama bagian Health
Bagian Health PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua bertugas untuk
memberikan bantuan apabila terjadi kondisi gawat darurat. Bagian Health
siap siaga selama 24 jam dengan 2 orang tenaga medis, dan apabila terjadi
kegawatdaruratan maka bisa menghubungi kontak emergency HSE , by
phone maupun melalui channel radio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Sementara itu untuk pelayanan kesehatan kerja perusahaan melakukan


kerjasama dengan Rumah Sakit Marina sebagai tempat rujukan dan juga
untuk pemeriksaan kesehatan.
b. Fungsi utama bagian Safety
Fungsi utama dari bagian safety adalah memastikan operasional
pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan safety di wilayah kerjanya berjalan
dengan baik sesuai peraturan yang berlaku dan segala yang menyangkut
masalah keselamatan di area kerja.
Tanggung Jawab utama bagian safety yaitu:
1) Memastikan program, prosedur, dan K3 policy berjalan sesuai jadwal
yang direncanakan.
2) Membantu mengidentifikasi, dan merekomendasikan tindakan
pencegahan atau perbaikan terhadap temuan kondisi bahaya di area
kerja.
3) Berpartisipasi dalam pelaksanaan investigasi dan evakuasi kecelakaan.
4) Menjadi fasilitator dalam meeting K3.
5) Melakukan penyampaian informasi K3 kepada orang yang berinteraksi /
berkepentingan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di area.
6) Memastikan bahwa semua karyawan telah menggunakan APD sesuai
dengan area kerja dan jenis pekerjaannya.
7) Melakukan komisioning terhadap sarana penunjang keselamatan
terhadap unit-unit sesuai dengan SOP yang berlaku.
8) Memastikan bahwa sarana-sarana penunjang keselamatan tersedia dan
terpasang pada lokasi yang dibutuhkan sesuai SOP.
9) Memastikan informasi dan laporan kepada bagian-bagian terkait secara
rutin diberikan dalam hal keselamatan kerja.
10) Membantu pelaksanaan proses blasting yang terfokus pada
keselamatan kerja
c. Fungsi utama bagian Environtment
Fungsi utama dari bagian environment adalah melakukan reklamasi
commit
area-area pasca tambang to user
dengan cara menanam dan mengembalikan lagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

sumber daya alam sesuai dengan kondisi semula. Selain itu juga
melakukan rehabilitasi terhadap tanaman serta binatang-binatang sesuai
dengan habitat aslinya, merawat bibit-bibit tanaman yang akan digunakan
untuk reklamasi di area nursery, melakukan pengendalian erosi, memantau
settling pond dan juga mengelola limbah B3 yang ada di TPS. PT. Jhonlin
Bartama site Sungai Dua bekerjasama dengan PT. Wiraswasta Gemilang
Indonesia untuk pengolahan limbah B3.
Dibentuknya departemen Health, Safety and Environment ini menjadi
tolok ukur sudah diterapkannya Hiperkes dan Keselamatan Kerja di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua.
B. Proses Produksi
1. Diskripsi Bagian- Bagian dari Setiap Tahapan Proses Produksi
Secara umum kegiatan pertambangan dilihat secara operasional adalah
pemindahan tanah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan
batubara pada kedalaman tertentu. Kemudian batubara yang diperoleh
diangkut ke stockpile yang kemudian diangkut ke portsite untuk dijual ke
costumer. Untuk pelaksanaan/operasional kegiatan pertambangan tersebut
menggunakan A2B dan Dump Truk. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
produksi adalah sebagai berikut:
a. Survey Lapangan (Perencanaan)
Survey lapangan merupakan tahap awal sebelum dilakukan penambangan
yaitu untuk menentukan titik-titik mana yang akan dilakukan penggalian
tanah penutup batubara. Kegiatan ini dilakukan oleh surveyor.
b. Mine design
Mine design adalah upaya yang dilakukan untuk memvisualisasikan
model model rencana tambang ke dalam bentuk visual/gambar yang
terperinci. Yang melakukan mine design adalah departemen engineering.
c. Land Clearing
Land Clearing merupakan tahap awal sebelum dilakukan proses
penambangan dengan melakukan pembersihan area dari pepohonan dan
semak belukar yang commit to user mengandung batubara, tindakan
telah diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

seperti ini disebut land clearing yang merupakan tahap awal untuk
pembukaan suatu areal tambang dan alat yang sering digunakan adalah
bulldozer.
d. Top Soil Removal
Top soil removal merupakan tahapan dimana setelah area benar-
benar dilakukan pembersihan lahan dilakukan pengupasan lapisan tanah
bagian atas (humus) yang disebut sering top soil yang kemudian
dipindahkan ke area disposal (area untuk tempat penimbunan top soil dan
over borden) yang bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanah dalam
kegiatan reklamasi (penghijauan kembali setelah dilakukan
penambangan), kegiatan ini biasanya menggunakan bulldozer, dump
truck dan excavator.
e. Excavating
Excavating atau penggarukan terdapat tiga cara berdasarkan jenis
tanahnya yaitu:
1) Cutting, cara ini bisa dilakukan pada struktur tanah yang lunak. Alat
yang biasa digunakan untuk cutting adalah bulldozer atau excavator
hidrolic.
2) Ripping, dilakukan apabila terdapat struktur tanah yang agak keras.
Pengerjaannya menggunakan bulldozer yang dilengkapi dengan
ripper di belakangnya untuk menghancurkan lapisan yang keras.
3) Blasting atau peledakan, proses peledakan ini menggunakan bahan
peledak yang berasal dari campuran ANFO. Blasting digunakan
apabila didapat struktur tanah yang berbatu sehingga lapisannya
sangat keras yang tidak bisa dihancurkan hanya dengan cutting dan
ripping. Dengan blasting akan dapat hasil yang banyak serta waktu
yang lebih singkat. Waktu untuk melaksanakan blasting pun hanya
pada jam-jam istirahat.
Excavating dibagi menjadi dua golongan berdasarkan hasil
garuannya yaitu excavating for overburden (penggaruan tanah penutup)
dan excavating for commit to user
coal (penggaruan batubara). Alat yang sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

digunakan adalah bulldozer dan excavator. Excavating sangat penting


dalam rangka pembentukan stripping area (area berjenjang) untuk
mencegah kemungkinan tanah longsor.
f. Loading
Hasil penggaruan tersebut terkumpul maka selanjutnya dilakukan
loading yaitu kegiatan mengangkat hasil penggarukan tadi untuk
dimasukkan ke dalam dump truck. Alat yang sering digunakan adalah
excavator dan shovel untuk loading over burden sedangkan untuk
loading batubara menggunakan excavator.
g. Hauling
Hauling merupakan proses pengangkutan baik overburden dan
topsoil (tanah penutup) ke disposal maupun batubara ke stockpile (tempat
penimbunan batubara). Pengangkutan top soil dan Over Burden ke
disposal menggunakan HD dan Articulated Dump Truck, untuk
pengangkutan batubara ke stockpile menggunakan Dump Truk,
sedangkan pengangkutan batubara ke Crushing Plant mengunakan
Trailer.
h. Dumping
Dumping merupakan proses menurunkan muatan hauling yang
berisi batubara di stockpile. Sedangkan untuk tanah penutup (topsoil) dan
overburden di disposal. Kemudian batubara dibawa menuju dumping bin
dengan menggunakan trailer dan dump truck yang selanjutnya dibawa ke
port site dengan belt conveyor.
i. Spreading
Spreading merupakan proses perataan top soil setelah diturunkan
ke disposal dengan menggunakan bull dozer, kegiatan ini juga
merupakan salah satu tahap dalam pembentukan area berjenjang
(stripping area) di area tambang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

j. Maintenance
Tahapan proses produksi diatas juga tidak kalah pentingnya
terdapat kegiatan yang bersifat maintenance (perawatan) yang berupa
road maintenance (perawatan jalan) dengan mengunakan grader untuk
perataan tanah di area jalan serta water spraying (penyiraman jalan)
dengan water truck.
k. Tempat- tempat lainya
Adapun tempat-tempat untuk kegiatan yang lain adalah sebagai berikut:
a) Workshop
Workshop merupakan bengkel untuk perbaikan A2B. Workshop
disini ada 2 yaitu terdapat di area pit Trambesi dan juga workshop di
area sungai dua. Selain itu juga terdapat workshop di sekitar area
tambang yang merupakan workshop yang dinaungi oleh subcontractor
dari PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua.
b) Warehouse / gudang
Warehouse fungsinya merupakan tempat untuk menerima,
menyimpan, mengeluarkan dan mendistribusikan barang untuk semua
keperluan dengan aman, mudah, akurat untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
c) Training Center
Jenis kegiatannya antara lain pendidikan operator dan training yang
dilakukan tiap hari sedangkan untuk siswa yang dirasa sudah siap
langsung dilatih di lapangan dengan didampingi oleh tenaga kerja
yang sudah mahir. Training center berlokasi di head office Sungai
Dua.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

2. Diagram alur proses produksi

Gambar 2. Diagram Alur Proses Produksi


Sumber : PT Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
C. Penerapan Higiene Perusahaan
Program pengelolaan higiene perusahaan di lingkungan kerja pertambangan
merupakan salah satu upaya yang dilakukan PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua dalam rangka mengelola risiko agar tidak berdampak terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja karyawan.
Program tersebut dilakukan oleh Departemen HSE. Pelaksanaan program
pengelolaan higiene perusahaan di lingkungan kerja pertambangan dengan
menggunakan pendekatan penilaian risiko kesehatan bertujuan agar dapat
mengetahui gambaran / potret secara umum seperti apa bahaya dan risiko
kesehatan yang ada di area kerja PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua yang
sangat luas. Sehingga lebih mudah bagi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
dalam menentukan program pengendaliannya secara efektif di setiap area
berisiko yang sudah terpotret tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Faktor-faktor bahaya yang ada di perusahaan, antara lain:


1. Faktor Fisika
a. Intensitas Kebisingan
1) Identifikasi Sumber
Terdapat sumber kebisingan di PT Jhonlin Baratama site
Sungai Dua yaitu jenis kebisingan continue yang berasal dari bising
mesin di area Workshop Trambesi, Workshop Tyre, Workshop Truck,
Workshop Fabrikasi dan alat berat, area field operation yaitu Pit
Gajah Mada, Pit Trambesi, Pit Bengkirai, ruang genset (power plant),
unit A2B, dan compressor. Namun dari semua sumber kebisingan
yang ada, terdapat sumber kebisingan yang memiliki intensitas
melebihi 85 dB yaitu area ruang genset fuel dan mesin kapal
penampungan minyak atau jetty.
2) Pemantauan Kebisingan
Pengukuran kebisingan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua dilakukan oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi
Kalimantan Selatan setiap satu tahun sekali. Alat ukur yang
digunakan yaitu Sound Level Meter Merk Svantek Model 971
SN : 39086 dengan menggunakan metoda analisa SNI 7231 : 2009.
Pengukuran intensitas kebisingan PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua terakhir dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2018 dilokasi
ruang genset fuel dan mesin kapal penampungan minyak. Hasil
pengukuran pada sumber kebisingan yang memiliki intensitas
melebihi 85 dB adalah area ruang genset fuel dan mesin kapal
penampungan minyak. Dengan paparan pengukuran 8 jam kerja.
Akan tetapi waktu kerja yang ada di PT. Jhonlin Baratama Site Sungai
Dua adalah 12 jam kerja. Hasil pengukuran kebisingan terlampir
dalam lampiran 1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

Gambar 3. Pengukuran Kebisingan


Sumber : PT Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
3) Tindakan Pengendalian
a) Administrasi
(1) Dilakukan pemasangan safety sign mengenai penggunaan
APD yaitu wajib menggunakan earplug, helm dan juga
sepatu safety di ruang genset fuel.
(2) Dilakukan sistem shift kerja kepada tenaga kerja yaitu shift
siang dan shift malam.
(3) Melakukan perawatan mesin genset dengan melakukan
inspeksi pada kebocoran tangki genset, kebersihan genset dan
tombol emergency stop pada genset.
(4) Untuk A2B digunakan pengecekan dengan P2H setiap kali
ingin melakukan pekerjaan dengan menggunakan A2B atau
setiap kali awal shift kerja.
b) Alat Pelindung Diri
Diberikan alat pelindung diri khusus seperti earplug pada tenaga
kerja di genset.
b. Intensitas Getaran
1) Identifikasi Sumber
Sumber getaran yang terdapat di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua meliputi unit alat berat yang dipakai oleh operator alat
berat meliputi dancommit to user
aktivitas pekerjaan di area Workshop Trambesi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Workshop Tyre, Workshop Truck, Workshop Fabrikasi. Jenis paparan


getaran yang dapat diterima tenaga kerja di perusahaan yaitu getaran
seluruh tubuh (Whole Body Vibration). Paparan getaran seluruh tubuh
(Whole Body Vibration) terdapat pada aktivitas untuk operator HD,
dozer, articulated dump truck, greider, LV, forklift, dump truck,
excavator, dan bulldozer.
2) Pemantauan Getaran
Pengukuran getaran di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
dilakukan oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi
Kalimantan Selatan setiap satu tahun sekali menggunakan alat
Vibration Meter merk Ques Model VI 400 Pro SN : 9298 dengan
menggunakan metode analisa SNI 7186 : 2009. Pengukuran intensitas
getaran lengan dan tangan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
terakhir dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2018. Pada tingkat
resiko getaran lengan dan tangan, hasil pengukuran menunjukan
masih di bawah NAB. Hasil pengukuran getaran terlampir pada
lampiran 2.

Gambar 4. Pengukuran Getaran


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

3) Tindakan Pengendalian
a) Engineering Control
Memberikan alat peredam getaran pada kabin pengemudi untuk
meminimalisir getaran berupa penambahan busa pada kursi
pengemudi.
b) Administrasi
(1) Untuk A2B dilakukan pengecekan dengan P2H setiap kali
ingin melakukan pekerjaan dengan menggunakan A2B atau
setiap kali awal shift kerja.
(2) Diberlakukan shift kerja untuk para tenaga kerja.
c) Alat Pelindung Diri
Pengendalian getaran di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
dengan menyediakan sarung tangan jenis kain dan safety shoes
saat bekerja guna untuk mengurangi paparan pada saat memegang
mesin gerinda dan impact serta mewajibkan seluruh tenaga kerja
menggunakannya.
c. Intensitas Pencahayaan
1) Identifikasi Bahaya
Sumber pencahayaan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
berasal dari pencahayaan alami, campuran dan buatan. Pencahayaan
alami berasal dari sinar matahari sedangkan pencahayaan buatan
berasal dari lampu. Pada area pertambangan yaitu lampu fluorisensi/
tower lamp yang disediakan di setiap area loading point sedangkan
untuk area office dan workshop digunakan lampu TL.
Aktivitas yang dilakukan di area pertambangan meliputi
loading point selama 24 jam. Pada malam hari, pencahayaan dibantu
dengan lampu yang terdapat pada setiap unit alat berat serta lampu
fluorisensi. Pada area office aktivitas yang memerlukan ketelitian
diantaranya mengetik, membaca, membuat safety sign serta
melakukan aktivitas pengoperasian komputer. Pada area workshop
terdapat commit to user
aktivitas perbaikan mesin maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

unit yang dilakukan selama 24 jam sehingga pencahayaan juga


diperlukan dalam area ini.
2) Pemantauan Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua dilakukan oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi
Kalimantan Selatan setiap satu tahun sekali. Pengukuran intensitas
pencahayaan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua terakhir
dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2018 dilokasi ruang manager
fuel dan ruang admin fuel. Alat ukur yang digunakan yaitu Lux Meter
Merk Hagner model Eci SN : 52770 dengan menggunakan metoda
analisa SNI 16-7062-2004. Dari hasil pengukuran pada ruang
manager fuel dan ruang admin fuel didapatkan hasil dengan
penerangan yang kurang dari standar atau kurang dari 300 lux. Data
yang berkaitan dengan pemantauan pencahayaan terlampir pada
lampiran 3.

Gambar 5. Pengukuran Penerangan


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
3) Tindakan Pengendalian
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dalam menjaga agar
intensitas penerangan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu
mengganti lampu pijar dengan TL LED dan memantau area kerja,
apabila terdapat lampu yang sudah mulai redup atau rusak maka akan
segera diganti commit
dengan lampu
to user baru yang disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

dengan kebutuhan pekerjaan. Selain itu juga telah ada jendela yang di
pasang di area kantor dan tempat istirahat (container) di area tambang
yang dapat menjadi jalan masuk penerangan alami.
d. Iklim Kerja
1) Identifikasi Sumber
Iklim kerja bersumber dari suhu panas yang berasal dari
radiasi sinar matahari serta aktivitas beberapa peralatan kerja.
Identifikasi bahaya kesehatan kerja yang disebabkan oleh iklim kerja
dilakukan pada seluruh area kerja. Sebagian besar iklim kerja panas di
rasakan di area workshop dan area produksi.
Iklim kerja tidak memberikan dampak yang besar terhadap
kesehatan para tenaga kerja, dikarenakan sistem tata udara yang ada di
setiap ruangan sudah baik yaitu dengan pemasangan AC. Selain itu, di
setiap unit alat berat di area produksi dan dump truck telah dipasang
pendingin suhu (AC). Pada area workshop, tenaga kerja mekanik
masih tetap terpapar iklim kerja panas karena kondisi bangunan
workshop masih semi terbuka sehingga tidak di mungkinkan untuk
pemasangan AC.
2) Pengukuran Iklim Kerja
Pengukuran iklim kerja dilakukan oleh Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan setiap satu tahun
sekali menggunakan alat Heat Stress Monitor Quest Temp 36 Merk 36
SN : TKL 090019 dengan menggunakan metode analisa SNI 16-7061-
2004. Pengukuran iklim kerja PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
terakhir dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2018. Hasil
pengukuran iklim kerja terlampir pada lampiran 4.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Gambar 6. Pengukuran Iklim Kerja


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
3) Tindakan Pengendalian
a) Engineering Control
(1) Disediakan container untuk tempat beristirahat di area
tambang dan juga area workshop yang sudah dilengkapi
dengan AC.
(2) Terdapat AC disetiap unit LV, A2B dan sebagian unit
dumptruck untuk mengurangi suhu panas.
(3) Disediakan galon dan dispenser di setiap area kerja jika
terdapat tenaga kerja yang ingin minum.
b) Administrasi
Diberlakukan shift kerja untuk para tenaga kerja agar tidak selalu
terpapar iklim panas.
c) Alat Pelindung Diri
Diberikan APD seperti sepatu safety, helm safety, dan seragam
berlengan panjang yang disediakan oleh perusahaan.
2. Faktor Kimia
a. Debu
1) Identifikasi Sumber
Sumber bahaya debu berasal dari aktivitas produksi utama yaitu
commit to user
debu batubara. Debu ini berasal dari kegiatan penambangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

aktivitas lalu lintas tambang. Pengukuran area yang memiliki sumber


debu dilakukan pada area Pit Trembesi, Pit Gajah Mada, workshop
Gajahmada, office, workshop tyre, workshop fabrikasi, coal hauling.
2) Pengukuran Debu Total
Pemantauan debu di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
dilakukan oleh Departemen HSE setiap hari saat safety patrol.
Sedangkan pengukuran debu dilakukan oleh Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan setiap satu tahun sekali
menggunakan alat LVS (Low Volume Sampler) dengan menggunakan
metode Gravimetri dan metode analisa SNI 7058 : 2004. Pengukuran
debu total PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua terakhir dilaksanakan
pada tanggal 25 Oktober 2018. Hasil pengukuran debu terlampir pada
lampiran 5.

Gambar 7. Pengukuran Debu


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
3) Tindakan Pengendalian
a) Engineering Control
Tindakan pengendalian faktor kimia debu secara teknis dengan
mengganti sprayer pada water truck yang sebelumnya berupa pipa
pralon yang kemudian diganti dengan sprayer.
b) Administrasi
Tindakan pengendalian faktor kimia debu yang terhirup oleh
tenaga kerja yaitucommit
dengantopengaturan
user jam kerja dan jam istirahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

c) Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri yang digunakan untuk pengendalian debu
ini adalah masker jenis kertas dengan kode N95 yang diberikan oleh
perusahaan kepada para tenaga kerja.
b. Uap
1) Identifikasi Sumber
Pada PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua terdapat sumber
bahaya berupa uap yang bisa mengganggu pekerjaan, sumber uap
terdapat di fuel storage yang dapat menghasilkan uap.

Gambar 8. Sumber Bahaya Uap di Fuel Storage


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2) Pemantauan Uap
Belum dilakukan pemantauan atau pengukuran untuk uap di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua.
3) Tindakan Pengendalian
Dilakukan tindakan pengendalian mengenai uap di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua, yaitu dengan memberikan masker kepada
petugas fuel storage yang berada di dalam unit yang bekerja mengisi
fuel ke A2B. Untuk tenaga kerja yang stay di fuel storage, tidak berada
lama di fuel storage, hanya pada saat ada unit LV yang ingin mengisi
fuel pada awal shift dan pada pukul 14.00-16.00 WITA untuk unit
dumptruck yang ingin mengisi fuel.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

3. Faktor Biologi
a. Binatang Buas dan Serangga
1) Identifikasi Sumber
Identifikasi sumber untuk faktor biologi binatang buas yang
berasal dari lingkungan aktivitas pertambangan. Faktor biologi yang
dimaksud adalah berupa gangguan ular, lebah, tikus dan kucing.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan jika binatang ular tersebut
tidak mengganggu tenaga kerja dan proses produksi. Tidak menutup
kemungkinan, ular tersebut termasuk dalam kategori binatang
berbahaya yang harus diwaspadai oleh tenaga kerja agar tidak
tergigit dan terkena bisa ularnya yang nantinya akan menjadi sumber
bahaya bagi para tenaga kerja. Identifikasi sumber dari lebah pada
saat proses land clearing, terdapat gangguan dari sengatan lebah
terhadap para tenaga kerja yang melakukan proses land clearing.
2) Pemantauan
Perusahaan belum melakukan pemantauan terhadap faktor
biologi.
3) Tindakan Pengendalian
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melakukan perawatan
area perkantoran setiap hari untuk tetap menjaga kebersihan dan
kenyamanan lingkungan kantor. PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua sudah menerapkan program 5R di lingkungan PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua sehingga tidak ada barang yang
berserakan dan menumpuk yang bisa menjadi sarang ular.
Pengendalian untuk serangan lebah sendiri ada 2, yaitu pada saat
proses land clearing memakai unit dan pada saat manual. Saat proses
land clearing memakai unit, semua unit harus mempunyai kaca dan
kaca harus selalu tertutup rapat akan tetapi di PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua saat melakukan land clearing menggunakan unit
tanpa kaca. Pada saat proses land clearing manual, sebelumnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

rumput digoyang-goyangkan dahulu untuk mengetahui apakah


terdapat lebah atau tidak.
b. Parasit (Jamur, Protozoa, Cacing, Vektor)
1) Identifikasi Sumber
Identifikasi sumber untuk faktor biologi parasit yang berasal dari
lingkungan aktivitas pertambangan pada saat kegiatan eksplorasi.
Vektor pengganggu di PT Jhonlin Baratama site Sungai Dua berupa
binatang nyamuk. Berdasarkan hasil wawancara, nyamuk tidak
mengganggu para tenaga kerja dan proses produksi. Dan juga belum
ada kejadian penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh nyamuk.
Tidak menutup kemungkinan jika nyamuk tersebut menjadi sumber
bahaya yang harus diwaspadai oleh para tenaga kerja agar tidak
menjadi faktor penyebab penyakit akibat kerja. Dilakukan juga
pembuangan sampah setiap hari agar sampah tidak menumpuk dan
menjadi sarang penyakit.
2) Pemantauan
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua belum melakukan
pemantauan terhadap faktor biologi parasit.
3) Tindakan Pengendalian
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melakukan tindakan
pengendalian terhadap nyamuk berupa kewajiban pemakaian alat
pelindung diri yaitu sepatu safety dan seragam yang berlengan
panjang saat sedang melakukan pekerjaan. Belum dilakukan fogging
di area kantor PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua untuk mengusir
nyamuk.
4. Faktor Fisiologi dan Faktor Mental Psikologis
Penerapan faktor fisiologi dan faktor mental psikologis akan
dijelaskan dalam aspek ergonomi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

D. Penerapan Keselamatan Kerja


1. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran
a. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memiliki potensi
kebakaran yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
listrik, genset, bahan-bahan kimia dan bahan bakar. Terdapat juga
kegiatan pengelasan di area kerja workshop, sehingga potensi
kebakaran lebih besar. Potensi kebakaran juga bisa berasal dari mesin
serta peralatan bantu kerja yang mengalami korsleting arus listrik.
Aktivitas di lokasi pertambangan menggunakan alat berat juga
dapat berpotensi terhadap terjadinya kebakaran misalnya adanya debu
batu bara yang masuk pada bagian unit excavator, kegiatan merokok
di area tambang, B3 dan limbah domestik dan limbah B3 yang ada di
TPS di area workshop. Kebakaran bisa terjadi apabila kurangnya
pengawasan dari pengawas, faktor perilaku dan faktor pekerjaan serta
adanya perilaku tidak aman para tenaga kerja dan kondisi tidak aman.
Potensi bahaya peledakan juga bisa terjadi terutama di area bahan
bakar cair atau fuel. Pengawasan oleh pengawas operasional tambang
di area bahan bakar cair serta gudang peletakan bahan peledak juga
menjadi sebab potensi terjadinya kebakaran dan peledakan apabila
kurang pengawasan dan salah dalam penempatan.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan keselamatan bidang kebakaran meliputi
pemeriksaan sumber energi yang berpotensi menyebabkan kebakaran
meliputi pemeriksaan rutin instalasi listrik, pemeriksaan gudang
penyimpanan bahan bakar cair dan B3. Pemeriksaan pada alat
pemadaman dilakukan pada pemeriksaan APAR setiap satu bulan
sekali pada saat dilakukan inspeksi area. Ada juga inspeksi APAR
disetiap unit A2B, LV dan juga dump truck pada saat commisioning.
Commisioning biasanya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Selain itu,
pemeriksaan APARcommit
juga to user
dilakukan sendiri oleh para operator unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

masing-masing pada saat pengisian P2H setiap hari. Pengecekan


APAR / inspeksi dilakukan dengan memeriksa kondisi tekanan,
kondisi pin pengunci, kondisi tagging inspeksi, kondisi powder dalam
keadaan baik dan tidak membeku.
Pemeriksaan APAR dilakukan di semua area oleh petugas
safety control. Pemeriksaan hydrant dilakukan setiap satu bulan
sekali. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua menggunakan APAR
jenis ABC powder.

Gambar 9. Pemeriksaan APAR


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
c. Pengendalian
Upaya pengendalian dilakukan dengan cara pengendalian energi
dan pengendalian apabila telah terjadi kebakaran. Pengendalian energi
dilakukan dengan cara :
1) Engineering control
a) Penyimpanan bahan mudah terbakar dalam tempat khusus yang
terletak terpisah dari sumber api, simbol tanda bahaya dan
tanda larangan merokok.
b) Pengendalian untuk situasi ketika sudah terjadi kebakaran
antara lain dengan pemasangan APAR tipe ABC, pemasangan
fire suppression pada setiap alat berat, pemasangan hydrant
disetiap area kerja dan pemasangan instalasi penangkal petir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

2) Pengendalian administrasi kontrol


Dengan cara melakukan pemeriksaan instalasi, inspeksi area
dan semua peralatan di area kerja dalam kurun waktu satu bulan
sekali disemua area kerja.
3) Alat Pelindung Diri
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan alat
pelindung diri kepada seluruh tenaga kerja berupa safety shoes,
kacamata, safety helm, sarung tangan, dan kebutuhan alat
pelindung diri sesuai dengan area pekerjaan.
a) Sistem proteksi kebakaran aktif
(1) Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam
kebakaran yang berupa tabung, mudah dibawa dan digunakan
untuk memadamkan api pada awal kebakaran. PT Jhonlin
Baratama site Sungai Dua menyediakan APAR dengan jumlah
yang cukup dan telah tersebar di seluruh area kerja, baik di dalam
maupun di luar gedung. Terdapat pula APAR yang disimpan di
gudang berjumlah minimal 30 buah untuk berjaga-jaga apabila
ada keaadaan yang urgent. Jenis APAR yang ada di perusahaan
adalah APAR ABC Powder. APAR jenis ini dapat memadamkan
kebakaran dengan klasifikasi ABC yaitu kebakaran akibat benda
padat mudah terbakar kecuali logam, kebakaran akibat bahan cair
atau gas yang mudah terbakar, serta kebakaran akibat instalasi
listrik bertegangan.
APAR diperiksa secara rutin setiap sebulan sekali oleh petugas
safety. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan sendiri oleh para
operator unit pada saat pengisian P2H setiap hari. Pemasangan
APAR diletakan dalam bracket dengan jarak dasar APAR dengan
permukaan lantai tidak kurang dari 15 cm . Ada juga APAR yang
diletakkan ditroli yang berkapasitas besar. Pada penempatan
commitdemarkasi
APAR diberi tanda to user berwarna merah pada tiang atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

bracket serta tanda segitiga terbalik warna merah pada dinding,


ada APAR yang diberi tanda cara penggunaan ada juga APAR
yang tidak diberi tanda cara penggunaan dan semua APAR yang
ada di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua berwarna merah. PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua melakukan kerjasama dengan
pihak ketiga dari Surabaya dan Banjarmasin untuk pengisian
APAR. Sudah terdapat demarkasi pada APAR yang ada di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua.

Gambar 10. Alat Pemadam Api Ringan


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
(2) Box Hydrant
Box Hydrant merupakan alat pemadam kebakaran dengan
media pemadaman air yang telah terangkai dalam suatu sistem. Di
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memiliki beberapa hydrant
yang terpasang dibeberapa area. Sumber air yang digunakan untuk
hydrant yaitu berasal dari water tank truck. Kotak hydrant
dipasang dengan keadaan selalu tertutup. kotak hydrant berisi
selang, nozzle dan kunci hydrant. Sudah dilakukan inspeksi untuk
box hydrant setiap satu bulan sekali oleh HSE.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

Gambar 11. Box Hydrant area Kantor


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
(3) Emergency Responce Team
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua mempunyai tim tanggap
darurat yang bertugas memadamkan api dan mengevakuasi korban
apabila terjadi kebakaran. ERT terdiri dari tim yang dibentuk
khusus untuk menangani keadaan darurat yang sudah diberi
pelatihan dan hanya bertugas untuk menangani keadaan darurat
atau kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
(4) Alarm Kebakaran
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua mempunyai satu sistem
alarm kebakaran aktif yang terletak di setiap area kerja. Jangkauan
bunyi dari sistem alarm kebakaran ini adalah sejauh 1 KM ke arah
kiri dari alarm kebakaran dan 1 KM ke arah kanan dari alarm
kebakaran. Pemeriksaan sistem alarm kebakaran ini yaitu setiap 1
bulan sekali pada saat inspeksi area yang dilakukan oleh HSE
(safety).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Gambar 12. Fire Alarm


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
(5) Fire Suppression
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melengkapi setiap
kendaraan alat berat dengan Fire Suppression yang dapat
menyemprot secara otomatis apabila terjadi kebakaran pada
kendaraan alat berat. Pemeriksaan Fire Suppression dilakukan
pada saat Commisioning dan pemeriksaan sendiri oleh operator
pada saat mengisi formulir P2H setiap hari.

Gambar 13. Fire Suppression


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

b) Sistem proteksi kebakaran pasif


(1) Assembly Point
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah menyediakan
assembly point sebagai titik kumpul bagi tenaga kerja saat terjadi
keadaan darurat seperti kebakaran dan gempa bumi di berbagai
area kerja PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua yang tersebar di
berbagai lokasi.

Gambar 14. Assembly Point


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
(2) Tanda arah evakuasi
Tanda arah evakuasi dipasang diseluruh area perusahaan
dengan tujuan memudahkan evakuasi saat terjadi kebakaran
maupun hal yang tidak di inginkan.
(3) Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur mengenai penggunaan APAR,
penggunaan bahan-bahan peledak, perbaikan listrik, tanda simbol
keselamatan, tanggap darurat merupakan salah satu upaya untuk
memberikan informasi mengenai pencegahan terjadinya
kebakaran. Sample dokumen SOP terdapat pada lampiran 6.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Gambar 15. SOP


Sumber : PT. Jhonlin baratama site Sungai Dua, 2019
(4) Rambu-Rambu Tanggap Darurat
Rambu-rambu mengenai tanggap darurat dipasang di area
perusahaan berupa peta evakuasi dan rambu-rambu peringatan
kondisi gawat darurat.
2. Keselamatan Kerja Bidang Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun
a. Identifikasi Potensi Bahaya
Bahan kimia berbahaya dan beracun yang ada di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua, antara lain:
1) Solar
Solar digunakan untuk bahan bakar unit dan bahan untuk
mencuci komponen. Solar mempunyai sifat mudah terbakar dan
beracun.

Gambar 16. Solar di Fuel Storage


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

2) Oli
Oli digunakan oleh PT. Jhonlin Baratama sebagai pelumas
pada mesin dari unit. Oli mempunyai sifat mudah terbakar dan
beracun. Sebagian besar tenaga kerja yang terpapar oli secara
langsung adalah tenaga kerja bagian mekanik di workshop. Oleh
karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk
mengendalikan potensi bahaya paparan zat tersebut.

Gambar 17. Oli di Workshop


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan keselamatan bahan kimia berbahaya dan beracun
dilakukan melalui inspeksi area warehouse tempat penampungan
bahan berbahaya beracun. Dalam inspeksi tersebut dilakukan
pemeriksaan mengenai keamanan penyimpanan, tata letak serta
simbol-simbol bahan B3.
c. Tindakan pengendalian
Upaya yang dilakukan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
untuk menanggulangi bahan kimia berbahaya dan beracun yaitu
dengan menerapkan prosedur cara angkat dan angkut bahan
berbahaya dan beracun. Dalam prosedur tersebut diatur terkait
penanganan, pemanfaatan, pengawasan serta inspeksi B3. Tenaga
Kerja diinstruksikan untuk selalu meletakkan solar, dan oli pada
commit to user
tempat khusus yang teridentifikasi dan dipasangi label B3. Akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

tetapi, label dan simbol B3 belum terdapat pada semua wadah B3.
Pemasangan SDS juga dilakukan pada area penggunaan bahan-bahan
kimia tersebut. SDS yang dipasang antara lain SDS solar di area fuel
dan genset, serta SDS Oli di area TPS dan workshop. Perusahaan
memiliki saluran khusus yang ditampung dalam oil trap diarea
workshop. Selain itu, terdapat pula alat tanggap darurat seperti APAR
dan eyewash.
3. Keselamatan Kerja Bidang Listrik
Sumber listrik yang digunakan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua berasal dari powerplant PT. Dua Samudra Perkasa dan sebagai back-
up saat terjadi pemadaman listrik. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
juga menggunakan genset yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhan
daya masing-masing area kerja. Tegangan dari masing-masing genset
yang ada di tiap-tiap area kerja adalah 220 KVA.
a. Identifikasi Potensi Bahaya
Potensi bahaya listrik diantaranya terdapat pada instalasi listrik.
Pemasangan instalasi listrik sudah sesuai dengan standar PUIL 2011.
Pada area office, workshop dan warehouse sudah terpasang penyalur
petir.
Kecelakaan fatal akibat bahaya listrik dapat terjadi sewaktu-
waktu. Bahaya yang dapat terjadi diantaranya arus pendek
(consleting) kabel listrik atau peralatan yang dapat menimbulkan
potensi sengatan listrik. Selain itu, potensi terkena petir pada saat
hujan dapat mengakibatkan terjadinya kontak singkat dengan saluran
listrik yang masih beraliran listrik sehingga dapat mengakibatkan
kebakaran atau ledakan.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan keselamatan bidang listrik dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan rutin sebanyak 1 kali dalam satu tahun dan
untuk panel listrik diperiksa setiap 2 bulan sekali oleh departemen
commit
electic. Pemeriksaan gensetto dilakukan
user setiap pagi bersamaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

kegiatan running /pemanasan mesin genset oleh teknisi. Pemeriksaan


instalasi petir dilakukan sebanyak 3 bulan sekali oleh departemen
electric. Pemeriksaan powerplant dilakukan oleh pihak ketiga
penyedia jasa powerplant yaitu PT. Dua Samudra Perkasa.
Perusahaan belum mempunyai ahli K3 Listrik.
c. Tindakan Pengendalian
Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua untuk mencegah potensi bahaya listrik
yaitu dengan pemasangan safety sign atau rambu-rambu peringatan
arus tegangan tinggi pada setiap kotak instalasi listrik. Inspeksi rutin
panel selama 2 bulan sekali dilakukan untuk mengontrol kondisi
instalasi listrik dalam keadaan aman. Pemberian Alat pelindung diri
seperti safety shoes, test pen, safety harness saat melakukan perbaikan
di area ketinggian.

Gambar 18. Panel Listrik


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
4. Keselamatan Kerja Bidang Mekanik
Peralatan kerja yang ada di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua terdiri dari beraneka macam, seperti forklift dan unit produksi
lainnya (crane truck dan lain-lain). Mesin-mesin tersebut mempunyai
potensi bahaya terhadap tenaga kerja yang bekerja di area tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

a. Identifikasi Potensi Bahaya


Bahaya mekanik yang terdapat di seluruh aktivitas proses
produksi, antara lain:
1) Aktivitas crane truck
Aktivitas pada Crane Truck berupa proses angkat angkut pada
area workshop. Dalam aktivitas ini terdapat potensi tertimpa
berasal dari proses perbaikan unit yang melakukan aktifitas
pengangkatan dan pemindahan komponen. Proses pengangkatan
dan pemindahan komponen bisa menyebabkan potensi bahaya
tertimpa apabila dalam proses pengangkatan dan pemindahan tidak
sesuai Standart Operational Procedure (SOP) dan tidak melihat
Job Safety Analysis (JSA).
2) Aktivitas forklift
Aktivitas ini terdapat potensi bahaya tertabrak dan terjepit
yang sebagian besar mengintai pekerjaan di area workshop. Dalam
aktivitas pekerjaannya, tenaga kerja workshop menggunakan
berbagai macam peralatan angkat maupun angkut seperti dalam
proses penggantian kuku pada excavator, serta peralatan lain yang
mampu bergerak dapat mengakibatkan potensi tertabrak pada
tenaga kerja.
3) Aktivitas perbaikan dengan mesin dan peralatan workshop
Kegiatan perbaikan unit atau mesin di workshop, misalnya
menggerinda, memukul dan lain-lain dapat berpotensi terpukul.
Potensi bahaya dari terpukul terjadi pada penggunaan palu saat
memperbaiki alat, potensi bahaya terjatuh terjadi saat mekanik
memperbaiki alat-alat berat yang berada pada kondisi tinggi,
potensi bahaya terbentur terjadi saat mekanik kurang hati-hati saat
memperbaiki alat terutama pada malam hari, potensi bahaya
terpeleset terjadi apabila ada oli yang tercecer di area kerja, potensi
bahaya terjepit terjadi saat mekanik memperbaiki alat yang berada
commit to
di dalam kerangka, user bahaya terpotong terjadi saat
potensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

pengelasan atau penggerindaan dan potensi bahaya kejatuhan


terjadi saat mekanik memperbaiki alat di bawah.
b. Pemeriksaan
Perusahaan telah melakukan pemantauan terhadap potensi
bahaya dengan menggunakan form HIRA pada setiap section di lokasi
workshop serta pembuatan JSA. Form HIRA terlampir pada lampiran
7 dan form JSA terlampir pada lampiran 8.
c. Tindakan pengendalian
Tindakan pengendalian yang dilakukan PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua untuk mencegah potensi bahaya mekanik antara lain:
1) Engineering Control
Pemasangan safety sign pada area workshop dan pemasangan
log out dan tag out / danger tag pada unit breakdown yang
sedang dalam masa perbaikan. Namun dalam hal ini penggunaan
danger tag dan LOTO belum maksimal dikarenakan banyak
LOTO yang berada dalam kondisi hilang. Dan juga banyak
LOTO yang tidak ada gemboknya, jadi hanya taggingnya saja.

Gambar 19. Penempatan LOTO


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2) Administrasi
Pemberian SIO (KIMPER) pada operator alat-alat mekanik
sesuai dengan kompentensi sehingga dapat mengoperasikan
commit to user
peralatan mekanik secara aman dan kompeten. Pemberian rambu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

rambu peringatan keselamatan di area workshop, Induction bagi


tenaga kerja baru maupun visitor yang ingin masuk di area kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, terdapat prosedur kerja
sebelum dilakukan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi,
inspeksi dan kalibrasi unit untuk pengecekan kelayakan jalannya
secara periodik.
3) Alat Pelindung Diri
Pemberian APD kepada para tenaga kerja berupa safety shoes,
sarung tangan, kacamata dan helm safety, baju seragam dengan
reflektor serta kewajiban pemakaian di area workshop.
5. Keselamatan Kerja Bidang Transportasi
a. Identifikasi Potensi Bahaya
Aktivitas pertambangan membutuhkan alat bantu transportasi.
Dengan adanya aktivitas alat transpotasi untuk mendukung proses
produksi maka terdapat pula bahaya dalam bidang transportasi
tersebut. Faktor kondisi lingkungan dan alam di area pertambangan
yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan disebabkan karena
kondisi jalan yang bergelombang, berlumpur, dan intensitas debu
yang tebal dapat menghalangi jarak pandang dan mengganggu
jalannya transportasi. Faktor kondisi kendaraan yang memerlukan
pengecekan sebelum digunakan juga penting mengingat dapat
menjadi faktor kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang rusak.
Faktor manusia dapat disebabkan karena kurangnya konsentrasi
akibat kondisi fatique dan kurangnya pemahaman mengenai
keselamatan kerja serta penggunaan radio dalam unit.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan unit dilakukan setiap hari sebelum menggunakan unit
oleh operator dengan cara mengisi formulir P2H. Semua kelengkapan
dan kondisi unit akan diperiksa, apabila unit tidak layak untuk
dioperasikan maka operator langsung membawa ke workshop. Selain
commit
itu juga ada inspeksi yangtodilakukan
user oleh HSE setiap 3 bulan sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

yaitu pada saat commissioning. Sedangkan untuk operatornya sendiri


biasanya dilakukan pengecekan fatique pada saat shift malam setiap
satu minggu sekali. Untuk kondisi jalan, selalu dimonitoring setiap
hari oleh safety control yang bertugas berkeliling setiap hari.

Gambar 20. Formulir Commissioning


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
c. Tindakan Pengendalian
1) Administrasi
a) Pemasangan rambu-rambu dan simbol-simbol K3 yang berisi
larangan, perintah, informasi, dan peringatan. Terdapat pula
delineator atau mata kucing yang dipasang di sepanjang jalan
hauling. Delineator ini berwarna merah untuk sisi bagian kiri
jalan dan warna putih untuk sisi bagian kanan jalan. Rambu
keselamatan ini dibuat dengan menggunakan bahan yang dapat
memantulkan cahaya pada malam hari yang berwarna merah,
kuning, hijau dan biru. Pembuatan rambu dilakukan sendiri oleh
safety di gudang dekat nursery. Pemasangan rambu dilakukan
disepanjang jalan hauling dan area tambang.
b) Pelatihan, induksi dan pembuatan ijin pengoperasian alat
transportasi yang bertujuan agar semua tenaga kerja yang
mengemudikan unit mendapatkan izin pengoperasian.
c) Pengelolaan dan pengendalian peralatan bergerak bermotor
berupa : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

(1) Perawatan terencana


(2) Pemeliharaan dan Pemeriksaan Harian
(3) Surat ijin mengoperasikan kendaraan (KIMPER).
d) Adanya alat-alat peringatan dan keselamatan pada kendaraan
berupa:
(1) Klakson yang dibunyikan jika akan bergerak maju 2x
klakson dan mundur 3x klakson.
(2) Sistem alarm mundur
(3) Bendera (buggy whip) khusus kendaraan kecil (kendaraan
sarana)
(4) Stiker reflektive khusus dipasang pada kendaraan kecil
(kendaraan sarana)
(5) Rotary lamp
(6) Safety Cone dan safety line
(7) Seatbelt
e) Pengecekan sebelum operasi
Pengecekan sebelum operasi atau yang sering disebut P2H ini
bertujuan untuk memastikan bahwa semua kendaraan dan
peralatan diperiksa secara rutin agar kegagalan atau kerusakan
yang tidak direncanakan dapat diminimalisir. P2H ini dilengkapi
dengan daftar seluruh kendaraan dan peralatan dimana P2H
dibutuhkan dan di update sesuai kebutuhan. P2H dilengkapi
form laporan harian operator standar bagi pengemudi kendaraan
atau peralatan tambang. P2H dilakukan sebelum memulai
aktifitas, ketika pergantian shift setiap pagi dan sore hari.
f) Pembuatan safety germ atau tanggul untuk mengantisipasi
longsoran atau unit terperosok ke jurang. Akan tetapi tinggi
tanggul sebagian sudah setengah dari tinggi ban alat berat dan
sebagian ada yang masih rendah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Gambar 21. Safety Germ


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2) APD
Alat Pelindung Diri yang diberikan seperti: pemasangan sabuk
pengaman di setiap kendaraan, safety shoes, sarung tangan, masker,
ear plug, kacamata, rompi reflektor dan safety helm.
E. Penerapan Kesehatan Kerja
1. Organisasi dan Penanggungjawab Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan kerja oleh departemen Health, Safety and
Environtment khusus pada divisi health. Divisi ini memiliki tugas pokok
dalam penyelenggaraan tindakan preventif, promotif, dan kuratif bagi
kesehatan kerja tenaga kerja. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilakukan di first aid station dikarenakan PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua belum memiliki dokter perusahaan yang berada di area perusahaan.
Pelayanan kesehatan dibantu oleh tenaga paramedis sebanyak 2 orang
yang telah memiliki sertifikasi pelatihan Hiperkes. Akan tetapi paramedis
belum memiliki STR atau Surat Tanda Registrasi dari konsil Tenaga
Kesehatan. Dan pertanggungjawaban kegiatan pelaksanaan kesehatan
kerja berada dibawah tanggungjawab manager HSE karena di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua belum memiliki dokter perusahaan.
Pelayanan di first aid station dilakukan sebatas untuk pelayanan
medis ringan dan juga konsultasi mengenai keluhan tenaga kerja saja
commit to user
sehingga apabila terdapat kondisi karyawan yang membutuhkan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

dari dokter dilakukan proses rujuk di Rumah Sakit Marina sebagai mitra
kerjasama dengan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua. Dengan prosedur
rujukan dari paramedis first aid station ke Rumah Sakit Marina.

Gambar 22. First Aid Station


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2. 12 Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Pemeriksaan Kesehatan Kerja
1) Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk menentukan
kelayakan tenaga kerja yang akan bekerja di perusahaan dengan
tujuan memperoleh tenaga kerja yang benar-benar sehat dan
produktif. Pemeriksaan kesehatan awal di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dilakukan oleh rumah sakit yang ditunjuk oleh
perusahaan yaitu Rumah Sakit Marina yang terletak di satu
kabupaten dengan area perusahaan. Jarak tempuh Rumah Sakit
Marina dengan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua sekitar 6 KM
dengan waktu tempuh menggunakan ambulans selama 15 menit
perjalanan.
Perusahaan telah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja bagi tenaga kerja baru untuk bahan pertimbangan rekruitmen
tenaga kerja. Pemeriksaan kesehatan awal meliputi pemeriksaan fisik
lengkap dan tes laboratorium. Tidak dilakukan pemeriksaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

HIV/Aids untuk proses rekruitmen. Pemeriksaan ini disebut Medical


Check Up (MCU). Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi :
a) Riwayat kesehatan : Untuk mengetahui riwayat penyakit
sebelumnya yang pernah diderita oleh calon tenaga kerja.
b) Riwayat pekerjaan
c) Detail pekerjaan saat ini
d) Data fisik diagnostik : Tinggi badan, berat badan, tanda-tanda
vital, ketajaman penglihatan, pemeriksaan neurology (saraf).
e) Pemeriksaan laboratorium : haematology, Erithrocyte
sedimentation rate/LED, Liver funtion, Renal funtion, Glucosa
fasting, Lipid profile, HBs Ag, Anti HBs, Urinalisis, Widal test,
Feces routine
f) Pemeriksaan X-Ray/Rontgen Dada (Thorax)
g) Pemeriksaan Audiometry
h) Pemeriksaan Spirometry
i) Pemeriksaan ECG
j) Pemeriksaan Dental

Gambar 23. Dokumen Medical Check Up


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Perusahaan telah menerapkan pemeriksaan kesehatan berkala
pada semua tenaga kerja setiap satu tahun sekali. Akan tetapi
beberapa tahun terakhir tidak dilakukan pemeriksaan berkala kepada
commit
para tenaga kerja, to userbelum disetujui oleh manajemen.
karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Pemeriksaan kesehatan berkala ini bertujuan untuk memantau


kondisi kesehatan tenaga kerja setelah bekerja, menjaga dan
mempertahankan kondisi kesehatan tenaga kerja serta pencegahan
terhadap penyakit akibat kerja. Pemeriksaan kesehatan berkala
biasanya dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Marina. Pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan yang dilakukan sama dengan MCU. Yang
membedakan hanyalah untuk tenaga kerja office tidak dilakukan tes
untuk spirometry dan audiometry, sedangkan untuk tenaga kerja
lapangan diberikan tes spirometry dan audiometry.
3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan khusus merupakan suatu pemeriksaan yang
dilakukan terhadap tenaga kerja yang mengalami sakit tertentu dan
pemeriksaaan ini dilakukan pada saat kondisi tertentu. Tujuan dari
pemeriksaan khusus adalah untuk menilai adanya pengaruh dari
pekerjaan tertentu dan menilai terhadap tenaga kerja atau golongan
tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua dilakukan jika ada keluhan dari tenaga
kerja saja, untuk secara rutinnya belum diadakan pemeriksaan kerja
khusus dikarenakan pemantauan kesehatan terhadap karyawan masih
dalam kondisi aman.
b. Pembinaan dan Pengawasan atas Penyesuaiaan Pekerjaan Terhadap
Tenaga Kerja
Tenaga kerja baru akan mendapatkan induksi yang dilakukan di
ruang induksi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua oleh HSE untuk
mendapatkan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan
terhadap tenaga kerja.
Setiap tenaga kerja wajib memakai APD sesuai dengan bidang
kerjanya. Diadakan HSE meeting, safety patrol , safety talk dan health
talk setiap hari selasa yang dilakukan oleh HSE dan supervisor pada
setiap departemen masing-masing agar saat bekerja selalu
commit to
mengutamakan keselamatan user
kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

c. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja


Pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan kerja yang
mendukung efisiensi dan produktivitas serta kenyamanan. Kebersihan
lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena lingkungan kerja
yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang
tinggi bagi tenaga kerja.
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap lingkungan kerja yang dilakukan oleh HSE
dengan memberikan sosialisasi kepada tenaga kerja tentang menjaga
lingkungan kerja diantaranya setiap tenaga kerja harus menerapkan 5R
dan telah disediakan tempat sampah sesuai jenisnya. 5R adalah cara
untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan menata
tempat kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman dan teratur dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan.
Setiap tenaga kerja bertanggung jawab melakukan penataan tempat
kerja kearah yang lebih baik dan harus menjadi budaya perusahaan.
Sedangkan pengawasan lingkungan kerja, wajib dilakukan oleh seluruh
tenaga kerja. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua sudah melakukan
komitmen 5R yang ditanda tangani oleh semua tenaga kerja PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua.
Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja juga dilakukan
secara rutin oleh departemen HSE PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua yang meliputi faktor fisika, kimia dan biologi. Untuk pengukuran
faktor bahaya fisika, perusahaan telah melakukan pemantauan,
pengukuran dan penilaian bahaya fisik seperti kebisingan, getaran,
penerangan, iklim kerja, dan lain-lain yang dilakukan secara periodik
satu tahun sekali. Faktor bahaya kimia perusahaan telah melakukan
pemantauan, pengukuran dan penilaian debu di lingkungan kerja yang
dilaksanakan secara periodik. Untuk faktor bahaya biologi perusahaan
telah melakukan upaya pembasmian vector untuk mencegah
penyebaran penyakit.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Gambar 24. Penunjukan Penanggungjawab area K3 dan 5R


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
d. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Sanitair
Perlengkapan sanitair di tempat kerja sudah disediakan dengan
baik, mulai dari tempat pengolahan makanan/kantin, wastafel ada 4
buah di area office dan kantin, kamar mandi dan toilet dengan jumlah
sebanyak 6 buah kamar mandi untuk 50 tenaga kerja di area office dan
warehouse. Terdapat sign toilet sedang digunakan atau tidak. Kondisi
kamar mandi bersih, lantai dan dindingnya juga bersih dari kotoran atau
sarang laba-laba. Perlengkapan tersebut secara rutin dirawat dan
bersihkan setiap hari dan selalu dipantau setiap jam istirahat oleh office
boy yang berada di setiap area seperti office, workshop dan warehouse.
e. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Untuk Kesehatan Tenaga
Kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap kesehatan tenaga kerja
dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Pembinaan dan
pengawasan juga dilakukan dalam hal perlengkapan kesehatan, stok
obat-obatan, kotak P3K disetiap area kerja, eyewash, wastafel, dan
kebersihan lingkungan kerja. Hal ini penting dilakukan untuk
menunjang kesehatan dan kebugaran tenaga kerja sebelum melakukan
pekerjaan. Dilakukan inspeksi perlengkapan kesehatan seperti eyewash
commit to user
dan kotak P3K di setiap area kerja oleh HSE setiap satu bulan sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Ada juga kegiatan konseling untuk tenaga kerja yang dibuka setiap hari
oleh paramedis di first aid station.
f. Pencegahan dan Pengobatan Terhadap Penyakit Umum dan Penyakit
Akibat Kerja
Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
penyakit akibat kerja dilakukan dengan melakukan health talk setiap
seminggu sekali di masing-masing departemen oleh HSE (paramedis).
Materi terkait kesehatan yang sedang berkembang saat itu lalu ada juga
penyampaian mengenai 10 penyakit yang sering terjadi dan adanya sesi
tanya jawab merupakan salah satu bentuk pencegahan terjadinya
penyakit tenaga kerja. Salah satu upaya untuk pencegahan PAK yaitu
melakukan pemeriksaan fatique check dan cek tekanan darah untuk
mengontrol tekanan darah tenaga kerja oleh paramedis dilakukan setiap
satu minggu sekali. Selain itu ada juga program pemeriksaan air minum
setiap 6 bulan sekali yang dilaksanakan oleh departemen GA dan
berkoordinasi dengan departement HSE khususnya paramedis.
Upaya yang dilakukan dalam penyediaan sarana kesehatan bagi
tenaga kerja adalah dengan penyelenggaraan fasilitas kesehatan Rumah
Sakit Marina yang terletak di satu kabupaten dengan area perusahaan.
Jarak tempuh Rumah Sakit Marina dengan PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua sekitar 6 KM dengan waktu tempuh menggunakan
ambulans selama 15 menit perjalanan.
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) mempunyai fungsi
memberi penanganan terhadap kecelakaan atau sakit agar dapat sembuh
atau mencegah terjadinya keparahan cidera atau sakit.
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua sudah membunyai tim
tanggap darurat yang siap 24 jam apabila terjadi keadaan darurat. Selain
itu, PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua juga sudah memiliki 2
ambulans yang siap siaga apabila terjadi keadaan darurat yang
commit tokeuser
digunakan untuk merujuk rumah sakit mitra dari PT. Jhonlin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

Baratama site Sungai Dua. Disediakan pula obat-obatan dan juga ruang
medis untuk berjaga-jaga selama 24 jam apabila terjadi keadaan darurat.
Kotak disediakan di setiap area tempat kerja. Rasio jumlah petugas P3K
ditempat kerja sebanyak 1 orang untuk setiap 100 orang di setiap
departemen dikarenakan tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi.
Jumlah P3K di sesuaikan dengan jumlah tenaga kerja di masing-masing
area sebanyak 1 buah kotak P3K jenis C untuk setiap 100 tenaga kerja
setiap departemen. Penempatan P3K di area kerja disesuaikan dengan
bahaya yang timbul berupa tergores, terbentur dan terkena benda
tumpul pada aktivitas area kerja.
Peralatan yang tersimpan dalam kotak P3K jenis C berisi
minimal :
1) Kasa steril,
2) Perban (lebar 5 cm),
3) Perban (lebar 10 cm),
4) Plester (lebar 1,25 cm),
5) Plester cepat,
6) Kapas,
7) Kain segitiga/mittela,
8) Gunting,
9) Peniti,
10) Sarung tangan sekali pakai (pasangan),
11) Masker,
12) Pinset,
13) Aquades (100 ml lar. Saline),
14) Alkohol (70%),
15) Povidon iodin (60 ml),
16) Obat merah (betadine),
17) Rivanol,
18) Bioplasenton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Pada kotak P3K terdapat daftar obat yang ada didalam kotak dan
juga daftar pemakaian obat. Kotak P3K diperiksa pada inspeksi
terencana setiap satu bulan sekali oleh paramedis. Logo di kotak P3K
juga sudah berwarna hijau. Selain ada inspeksi terencana, pengawas
atau first aider bisa datang ke first aid station untuk meminta obat-
obatan jika obat-obatan habis. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
juga dilaksanakan dengan memberikan penunjukan sebagai anggota
ERT dan first aider masing-masing tempat kerja dengan tujuan dapat
dilakukan pertolongan pertama saat terjadinya kecelakaan di area
tersebut. Kunci kotak P3K dipegang oleh first aider. Petugas P3K atau
first aider sudah memiliki tanda khusus yang dapat dikenali tenaga
kerja yaitu terdapat stiker logo P3K di helm milik fisrt aider.
Penyediaan tempat First Aid Station juga terdapat paramedis yang
sudah bersertifikasi Hiperkes dan selalu ada selama 24 jam secara
bergantian.

Gambar 25. Kotak P3K


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
h. Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk Petugas
P3K
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memiliki ERT beserta
commit to user
first aider yang bertugas untuk menangani keadaan darurat. First aider
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

diberikan pelatihan mengenai P3K, Perawatan Luka, Perawatan Luka


Bakar, Pertolongan Patah Tulang, dan Fatique Manajemen. Training
dilakukan minimal setiap satu kali setahun. Selain kegiatan pelatihan
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua juga melakukan pemasangan
poster-poster kesehatan di seluruh area kerja.

Gambar 26. Training P3K


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua,2019
i. Memberi Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat
Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri yang diperlukan dan Gizi serta
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja
1) Kantin
Kantin yang telah disediakan diperuntukan bagi seluruh tenaga
kerja. Ruangan kantin sangat dijaga kebersihannya mulai dari
kebersihan lantai, dinding hingga langit-langit. Sirkulasi udara dan
sistem ventilasi di ruang kantin cukup baik dan bersih. Sarana dan
fasilitas yang terdapat di ruang kantin meliputi wastafel beserta
sabun, tempat sampah, smooking area, tisu disetiap meja makan,
meja dan kursi makan. Disediakan alat makan yaitu gelas, piring,
tempat minum dan peralatan masak yang disediakan oleh pihak
catering.
3) Menu Makanan
Menu makanan yang disediakan oleh pihak catering
bermacam‒macam dan bervariasi
commit to user tiap harinya. Dalam urusan gizi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

kerja dan penataan menu makanan yang akan disajikan untuk tenaga
kerja, PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua bekerja sama dengan
pihak ketiga yaitu CV Catering Doa Ibu dan CV Catering Haji
Magdalena yang bergantian setiap bulan. Sehingga untuk menu
makanan yang akan disajikan setiap harinya, ditentukan sendiri oleh
pihak katering. Menu makanan yang disediakan yaitu berupa nasi,
lauk, sayuran, buah, air minum. Penyediaan makanan tidak saja
hanya disajikan di office pusat PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
saja, tetapi juga di seluruh area operasional produksi.
j. Membantu Usaha Rehabilitatif Akibat Kecelakaan Atau Penyakit
Akibat Kerja
Menurut prosedur PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah
memiliki first aid station dengan paramedis sebagai usaha rehabilitatif
akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dan apabila tidak bisa
ditangani oleh first aid station maka tenaga kerja akan dibawa ke
Rumah Sakit rujukan seperti Rumah Sakit Marina untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut dalam pengobatannya. Sedangkan untuk PAK
di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua belum pernah terjadi.
k. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Tenaga Kerja yang Mempunyai
Kelainan Tertentu dalam Kesehatan
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu yaitu dengan memberi rekomendasi agar tenaga kerja
tersebut dirotasi atau dipindah tugaskan dari area yang menjadi
penyebab kelainan atau penyakit akibat kerja. Di PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua belum pernah ada tenaga kerja yang mempunyai
kelainan karena sebelum bekerja, para tenaga kerja diberikan MCU
terlebih dahulu, jadi jika tenaga kerja mempunyai kelainan maka tidak
bisa diterima bekerja di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

l. Memberikan Laporan Berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja


kepada Kepala Pengurus
Paramedis telah membuat laporan pelayanan kesehatan kerja
setiap bulannya dan dilaporkan kepada PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dan PT. Arutmin Indonesia sebagai owner dari PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua. Setelah itu laporan tersebut akan dikirim
oleh pihak P2K3 dari PT. Arutmin Indonesia ke Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi setempat.
3. Fasilitas Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
Sarana dan fasilitas yang telah disediakan untuk menunjang program
pelayanan kesehatan meliputi:
a. Ruang medis
Ruang First Aid Station di perusahaan selalu dijaga kebersihannya,
kerapiannya dan mempunyai temperatur udara yang sejuk karena
terdapat AC (Air Conditioner) didalamnya. Ruangan tersebut juga
didukung dengan berbagai peralatan medis yang lengkap seperti tempat
tidur, alat tensi, alat timbangan badan, oksigen, galon aqua, wastafel,
kulkas, minor set dan mayor set, stelirisator, tabung oksigen dll
sehingga dapat membantu tenaga kerja bila mengalami sakit atau
kecelakaan. Ruang first aid station selalu dijaga oleh 2 orang paramedis
yang saling bergantian menjaga.
b. Ambulans
Perusahaan sudah memiliki ambulans untuk digunakan sebagai
sarana transportasi untuk mempermudah apabila terjadi
kegawatdaruratan medis. Ambulans di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua ada 2, yaitu ambulans yang digunakan untuk operasional
ketika ada tenaga kerja yang sakit atau cedera dan ambulans yang
digunakan jika ada keluarga tenaga kerja yang sakit ataupun sipinjam
untuk kegiatan diluar PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Gambar 27. Ambulans PT. Jhonlin Baratama


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
c. Obat-obatan, Tandu P3K dan Kotak P3K
Obat-obatan yang disediakan di First Aid Station adalah obat-
obatan P3K yang didapatkan dari apotek dengan izin dari Rumah Sakit
Marina. Untuk pengobatan yang lebih spesifik biasanya diberikan oleh
dokter RS rujukan melalui resep.
Kotak P3K disediakan dengan tujuan untuk memudahkan tenaga
kerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja sebagai upaya
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja. Kotak P3K telah
disediakan di setiap area kerja. Pengecekan kotak P3K oleh paramedis
dilakukan setiap satu bulan sekali untuk memantau kondisi dan jumlah
obat-obatan yang tersedia serta pemantauan masa berlaku obat-obatan
di kotak P3K.
Tandu merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan dalam
mengangkut korban saat evakuasi. Dalam keadaan darurat, tandu sangat
membantu dalam mengangkut korban ke tempat yang lebih aman.
Tandu disediakan di dalam mobil ambulans. Apabila terdapat kondisi
kegawatdaruratan menggunakan tandu, maka tenaga kerja di
instruksikan menghubungi emergency call yang akan langsung
berhubungan dengan paramedis di first aid station. Perusahaan juga
mempunyai tim ERT yang juga siap dalam menanggani keadaan darurat
berupa pertolongan kepada korban kecelakaan. Tim ERT tersebut telah
mendapatkan pelatihan first Aid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

d. Rumah Sakit Rujukan


Apabila membutuhkan pertolongan lanjutan perusahaan memiliki
rumah sakit dan biaya pengobatan serta perawatan akan dibantu oleh
perusahaan. Rumah sakit rujukan yang bekerjasama dengan PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua yaitu Rumah Sakit Marina.
4. Gizi Kerja
a. Kondisi Lingkungan Kantin
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua mempunyai satu jenis
kantin yaitu kantin office dimana penyediaan makanan disediakan oleh
pihak catering. Penyediaan makanan dari catering dilakukan pada jam
makan siang dan jam makan malam. Dalam penyediaan makanan bagi
tenaga kerja perusahaan menunjuk CV Catering Doa Ibu dan CV
Catering Haji Magdalena. Pemilihan jasa catering dilakukan karena
pemilik catering merupakan keluarga owner PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua, yaitu milik adik dan mertua owner. Fasilitas yang
disediakan dikantin office meliputi penyediaan wastafel, sabun sebagai
tempat untuk cuci tangan dan smooking area. Kebersihan kantin
menjadi tanggung jawab dari catering sendiri.
b. Penyediaan Menu Makanan
Menu makanan disediakan oleh pihak catering. Perusahaan belum
memiliki ahli gizi untuk menghitung nilai kalori untuk kebutuhan
energi tenaga kerja sesuai beban kerjanya. Sehingga belum dilakukan
penghitungan nilai gizi di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua. Dalam
penyajian makanan, CV Catering Doa Ibu dan CV Catering Haji
Magdalena menggunakan sistem pemisahan dan perubahan menu
disetiap harinya, sehingga karyawan tidak merasa bosan serta dalam
kandungan gizi, menu makanan akan selalu diperhatikan tentang
pemenuhan kandungan karbohidrat, protein, lemak, mineral, serat, dan
vitamin.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

5. Jaminan Kesehatan Tenaga Kerja


PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah memberikan pemenuhan
kesejahteraan untuk tenaga kerjanya dengan menggunakan layanan
program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Paket BPJS
Ketenagakerjaan yang diikuti adalah sebagai berikut:
a. Jaminan Hari Tua
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan fasilitas
jaminan hari tua yang sistemnya dengan cara menggunakan sistem
iuran yang diambilkan dari potongan gaji karyawan dan subsidi dari
perusahaan.
b. Jaminan Kecelakaan Kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan kompensasi
dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja
dimana dimulai pada saat berangkat kerja sampai pulang kerja dan tiba
dirumah atau tenaga kerja yang menderita penyakit akibat kerja.
c. Jaminan Kematian
Pemberian jaminan kematian ini akan diberikan kepada ahli waris
tenaga kerja yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Ahli waris
akan menerima jaminan kematian sebesar iuran yang dikumpulkan.

Gambar 28. Kartu BPJS Tenaga Kerja PT. Jhonlin Baratama


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

F. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan


Penerapan dari Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan yang
diselenggarakan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1.Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah membuat dan menetapkan
kebijakan K3LH sebagai komitmen manajemen untuk mengelola setiap
aktivitas dan proses kerja guna mencapai visi misi perusahaan dengan
selalu mengedepankan prinsip keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan.
Kebijakan K3LH ditandatangani oleh top management. Kebijakan
tersebur telah dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada seluruh tenaga
kerja dan dipasang pada tempat terbuka guna untuk dipatuhi dan didukung
pelaksanaan kebijakan tersebut. Kebijakan K3LH PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua berisi:
a. Menerapkan semua aturan K3LH serta KO baik dari peraturan
pemerintah, perundangan ataupun standar-standar.
b. Menerapkan dan menjaga semua hal dalam sistem managemen K3LH
serta keselamatan operasi KO dengan melakukan identifikasi, evaluasi,
dan mengendalikan semua resiko bahaya di area kerja terhadap
karyawan maupun lingkungan hidup.
c. Menetapkan sasaran target program K3LH serta KO dan dikaji secara
berkala termasuk pencapaiannya untuk perbaikan yang
berkesinambungan.
d. Mencegah terjadinya kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja serta
pencemaran lingkungan dengan menjalankan program K3LH serta KO.
e. Menyediakan pelatihan dan peralatan K3LH serta KO kepada seluruh
karyawan guna terciptanya pekerjaan yang aman.
Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk memberikan arahan
kepada organisasi struktural yang menangani masalah K3 dan lingkungan
commit to user
di lingkungan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

2. Perencanaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Perencanaan K3 yang dilakukan oleh PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua yaitu :
a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
Identifikasi bahaya, dan penilaian risiko yang didalamnya memuat
mengenai identifikasi terhadap bahaya, dan penilaian risiko terhadap
semua kegiatan atau aktivitas yang ada di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua yang meliputi aktivitas unit penunjang, tambang dan
perkantoran. Identifikasi bahaya, dan penilaian risiko ini disusun oleh
supervisor HSE.
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua melakukan identifikasi
bahaya dan penilaian risiko K3LH secara periodik dan hasil identifikasi
tersebut didokumentasikan pada dokumen identifikasi bahaya dan
penilaian resiko/HIRA. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3LH
diperbaharui jika terjadi perubahan signifikan pada skala atau proses
bisnis.
b. Kesiapan dan Ketersediaan, Persyaratan Legal dan Lainnya
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua menggunakan Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Keputusan
Menteri ESDM No. 1827 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik sebagai standar acuan
penerapan K3 di perusahaan dan ISO 9001 : 2008 tentang Sistem
Manajemen Mutu. Perusahaan telah mengidentifikasi peraturan
perundangan yang dibuat sesuai dengan kegiatan operasioanal
perusahaan. Perusahaan juga memasukkan peraturan daerah setempat
untuk menaati penggunaan perundangan agar sesuai dengan peraturan
daerah di Kalimantan Selatan. Kepatuhan akan pelaksanaan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya telah dievaluasi oleh perusahaan
guna peningkatan berkelanjutan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

c. Objektivitas K3/Tujuan dan Sasaran K3, Program-Program K3


Perusahaan telah membuat Prosedur penetapan, evaluasi, dan
kaji ulang tujuan, sasaran dan program (berhubungan dengan K3LH).
Perusahaan juga telah menyusun draft tujuan, sasaran, dan program
yang terdokumentasi. Departemen HSE telah menyelenggarakan
program K3 sebagai bentuk penerapan dari SMKP, antara lain:
1) Toolbox Meeting
Toolbox Meeting dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam satu
hari pada saat pergantian shift kerja. Tujuan dari toolbox meeting ini
adalah untuk memberikan informasi dari shift kerja sebelumnya
kepada shift selanjutnya. Koordinasi perkembangan dan apabila
terjadi accident atau masalah di lapangan terkait keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan disampaikan dalam toolbox
meeting ini.

Gambar 29. Pelaksanaan Toolbox Meeting


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
2) Safety Talk
Safety Talk dilakukan tiap 1 minggu sekali disetiap area kerja
dan juga untuk departemen lain di masing-masing divisi selama
kurang lebih 30 menit-1 jam. Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar
terjadi komunikasi secara langsung dan terbuka antara tenaga kerja
dengan manajemen mengenai safety, health dan environment untuk
commit
sosialisasi mengenai to userterbaru yang terkait safety, health dan
peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

environment, penyampaian isu-isu terbaru terkait safety, health dan


environment, serta review insiden yang terjadi.
Safety Talk disampaikan oleh HSE tetapi hanya di 2 area
berbeda dan bergilir setiap minggunya, sedangkan di area yang tidak
ada safety talk dari HSE tetap melakukan safety talk di hari dan jam
yang sama tetapi materi safety talk disampaikan oleh supervisor
masing-masing area. Untuk area office dan warehouse diadakan
safety talk setiap hari Jum’at, dan untuk area tambang dan lainnya
diadakan safety talk pada hari Selasa.

Gambar 30. Pelaksanaan Safety Talk


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
3) Safety Meeting
Safety Meeting dilakukan dalam periode 2 kali dan berbagai
tingkatan yang biasa disebut Site Control Group. Rapat ini terdiri
dari dua SCG yaitu rapat Tingkat SCG antara perwakilan petugas
safety dan environment PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dan
perwakilan petugas safety dan environment owner yaitu PT. Arutmin
Indonesia dilakukan setiap dua kali sebulan. Tingkat berikutnya
adalah SCG yang dilakukan antara PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua bersama para subkontraktor yang dilakukan setiap satu bulan
sekali. Rapat ini diikuti oleh anggota safety dan juga level
manajemen setingkat supervisor. Pertemuan ini dilakukan untuk
commit
koordinasi antara to user
safety dengan level di perusahaan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

menyampaikan segala isu safety dan environment di lapangan baik


dari kontraktor, maupun subkontraktor. Dalam SCG ini isu-isu
dibahas terlebih dahulu dalam forum ini. Apabila tidak menemukan
penyelesaian dalam SCG dan membutuhkan bantuan penyelesaian
dari tingkat manajemen maka isu akan di angkat dalam rapat P2K3
untuk mendapatkan penyelesaian final dari pihak manajemen.
4) Rapat P2K3
Rapat P2K3 dilaksanakan setiap satu bulan sekali bersama
pemilik PKP2B, kontraktor, dan subkontraktor. Semua level
manajemen tingkat manager, KTT maupun pemilik subcon hadir
dalam meeting ini. Pada meeting ini dibahas mengenai isu-isu
lapangan beserta laporan-laporan hasil tindak lanjut masalah K3
yang diperoleh oleh para karyawan yang belum selesai dipecahkan,
tindak lanjut hasil inspeksi / patroli dan audit yang dilakukan periode
sebelumnya, peninjauan ulang program K3 dan lingkungan, evaluasi
kinerja safety, health and environment. Apabila terdapat
permasalahan di lapangan dan memerlukan tindakan penyelesaian
dari tingkat manajemen maka dilakukan musyawarah bersama serta
masukan-masukan yang membangun untuk mengevaluasi,
mengoreksi dan mengambil langkah –langkah yang diperlukan.
5) Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan penilaian terhadap area kerja
yang dilaksanakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan di tempat kerja dan sekitarnya yang dinilai dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Prinsip
dari inspeksi ini adalah segala temuan yang tidak sesuai dicatat
kemudian dari catatan tersebut dibuat sebuah laporan untuk
selanjutnya dilakukan tinjauan/evaluasi.
Inspeksi yang telah dilaksanakan kemudian dilanjutkan
dengan meeting untuk membahas temuan-temuan yang ada. Prosedur
commitdari
inspeksi sendiri dimulai to user
koordinasi pelaksanaan inspeksi sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

dengan monitoring pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan.


Alur proses inspeksi, antara lain:
a) Tim safety menentukan lokasi inspeksi
b) Tim safety mempersiapkan sarana inspeksi
c) Pelaksana inspeksi terdiri dari perwakilan petugas safety
bersama Penanggung Jawab Area melakukan inspeksi dilokasi
tanggung jawabnya.
d) Pelaksana inspeksi mencatat semua temuan yang tidak sesuai.
Temuan inspeksi berisi temuan masalah berikut tindakan
perbaikan yang akan dilakukan oleh bagian yang terkait.
e) Hasil inspeksi di tanda tangani oleh PJA/tim Inspeksi
f) Tim safety membuat laporan inspeksi dan mengeluarkan
rekomendasi dari hasil inspeksi
g) Departemen HSE bertugas merekap semua temuan dan
mendistribusikannya ke departemen terkait.
h) Departemen terkait melakukan perbaikan atas semua temuan
inspeksi.
i) Departemen HSE memonitoring pelaksanaan perbaikan, jika
perbaikan tidak diselesaikan maka HSE bertugas
mengkonfirmasi kepada bagian terkait atas temuan inspeksi
yang belum selesai.

Gambar 31. Inspeksi Area Fuel Storage


Sumbercommit to userBaratama site Sungai Dua, 2019
: PT. Jhonlin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

6) Safety Patrol
Safety patrol dilaksanakan setiap satu kali pergantian shift
kerja. Pelaksanaan safety patrol dilakukan dengan dua kegiatan yaitu
monitoring dan inspeksi ketidaksesuaian. Kegiatan monitoring
dilakukan untuk mengetahui kondisi tidak aman serta perilaku tidak
aman di area kerja untuk kemudian dilakukan rekomendasi
perbaikan. Pada saat safety patrol dilakukan monitoring melalui
radio komunikasi antar unit untuk memudahkan penyampaian
informasi keselamatan kerja. Dan pada saat safety patrol dilakukan
pula peringatan-peringatan kepada driver hauling jika melanggar
peraturan yang berlaku seperti batas kecepatan dan jarak aman.
7) Pelatihan dan Pendidikan
Pelatihan dan pendidikan diberikan kepada tenaga kerja dan di
refresh setiap tahunnya oleh HSE sesuai pada program safety
indicator performance. Materi yang diberikan dalam training ini
antara lain:
(a) Dasar K3
(b) Inspeksi K3
(c) Investigasi Kecelakaan
(d) JSA
(e) LOTO
(f) Tanggap Darurat
8) Induksi
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pengarahan
mengenai tata tertib dan aturan memasuki wilayah kerja PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua kepada karyawan baru maupun visitor,
juga dilakukan refresh induksi untuk karyawan PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua agar melakukan induksi ulang setiap
tahunnya. Induksi bertujuan untuk memastikan pengendalian
aktivitas pekerjaan yang ada di lingkup PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dapat commit to user dengan sedemikian efektif agar
dikendalikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

pihak yang ada di dalam wilayah kerja PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dapat memahami aturan-aturan K3LH. Induksi biasanya
dilayani setiap hari Senin-Kamis pada jam 09.00-10.00 WITA.
Materi induksi biasanya disampaikan oleh HSE secara bergantian
dengan menggunakan slide presentasi powerpoint di ruang induksi.

Gambar 32. Induksi K3LH Tenaga Kerja Baru oleh HSE


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
3. Organisasi dan Personel
a. Sumber Daya, Peran, Tanggungjawab dan Wewenang dan Job
Description Pengelola dan Petugas K3
1) Struktur Organisasi K3 diperusahaan
Struktur ini disahkan oleh Direktur Utama, Direktur
Keuangan, Direktur Operasional dan Direktur bagian Plant logistic.
Struktur organisasi K3 dipimpin oleh PJO kemudian membawahi
bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan
Operasi.
2) Penerapan Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Organisasi fungsional yang membantu pimpinan unit kerja
dalam menyelesaikan permasalahan keselamatan, kesehatan kerja
dan permasalahan lingkungan adalah Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

Tugas pokok dan fungsi dari P2K3 antara lain sebagai berikut:
a) Memberi saran pertimbangan baik diminta ataupun tidak
kepada pengusaha atau direksi atau pimpinan perusahaan akan
hal‒hal yang terkait dengan K3LH
b) Menyusun program K3LH serta mengevaluasi pelaksanaanya
c) Melaporkan perkembangan secara berkala kepada pengusaha
atau direksi atau pimpinan perusahaan juga kepada instansi
yang terkait dengan K3LH.
Pengurus P2K3 berasal dari tingkat departemen HSE PT.
Arutmin Indonesia sebagai pemilik PKP2B. Dalam hal ini PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua sebagai kontraktor dari PT.
Arutmin Indonesia hanya menjadi anggota. Struktur keanggotaan
pengurus P2K3 di pimpin oleh KTT sebagai ketua, Petugas yang
telah memiliki sertifikasi AK3U bertindak sebagai sekretaris,
kemudian anggota‒anggotanya berasal dari kepala bagian setiap
seksi departemen di perusahaan, unsur pengurus dan tenaga kerja.
Adapun struktur organisasi P2K3 adalah sebagai berikut:
a) Ketua Pelaksana : Kepala Teknik Tambang
b) Sekretaris : Ahli K3 Umum
c) Anggota : Kontingen dari departemen
Struktur pengurus P2K3 dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Kompetensi dan Pelatihan K3
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua menjalankan pendidikan
bagi tenaga kerja baru berupa induksi dan pelatihan oleh pengawas
sesuai departemen area kerjanya. Setiap tenaga kerja baru yang pertama
kali masuk kerja diberikan induksi dan pelatihan mengenai sistem kerja
serta tentang peraturan prosedur safety. Tenaga kerja yang telah
menjalani masa kerja lebih lama akan mendapatkan pelatihan
mengenai dasar K3, Inspeksi K3, Investigasi Kecelakaan, JSA, LOTO,
Tanggap Darurat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

4. Implementasi
a. Komunikasi K3
Bentuk-bentuk komunikasi K3 yang telah dijalankan oleh PT
.Jhonlin Baratama site Sungai Dua, antara lain:
1) Safety Talk
Kegiatan ini dilaksanakan setiap seminggu satu kali
sesuai dengan departemen masing-masing dan materi
disampaikan oleh safety dan supervisor masing-masing
departemen.
2) Health talk dan Enviro Talk
Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu bersamaan dengan
safety talk untuk menyampaikan informasi mengenai kesehatan
dan lingkungan. Kegiatan ini disampaikan oleh paramedis dan
juga dari environment secara bergantian.
3) Safety Patrol
Dilakukan pemantauan ke masing–masing wilayah kerja PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua (Hauling, Pit, Workshop) yang
dilakukan oleh petugas safety control setiap hari baik shift pagi
ataupun shift malam.
4) Inspeksi
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam satu bulan di area
(Hauling, Pit, Workshop) yang dilakukan oleh petugas safety contol
pada saat sedang melakukan monitoring ke area kerja.
5) Pelaksanaan Pemeriksaan Harian
Dilaksanakan setiap hari sebelum kerja sesuai dengan jenis
pekerjaaan dan alat yang digunakan. P2H diisi sebelum melakukan
aktivitas baik pada saat shift pagi ataupun shift malam. Tujuannya
agar dapat diketahui kondisi unit yang dibawa atau alat yang
digunakan apakah ada kerusakan atau tidak. P2H diisi oleh operator
dan driver masing-masing unit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

6) Induksi
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pengarahan
mengenai tata tertib dan aturan memasuki wilayah kerja PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua kepada karyawan baru maupun visitor,
juga dilakukan refresh induksi untuk karyawan PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua agar melakukan induksi ulang setiap
tahunnya. Induksi bertujuan untuk memastikan pengendalian
aktivitas pekerjaan yang ada di lingkup PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dapat dikendalikan dengan sedemikian efektif agar
pihak yang ada di dalam wilayah kerja PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua dapat memahami aturan-aturan K3LH.
7) Pendidikan dan Pelatihan, dilakukan secara bergilir dan terjadwal.
8) Safety Sign dan Poster K3
Safety Sign tersebut berupa rambu peringatan hati-hati,
larangan, informasi dan petunjuk. Rambu peringatan tersebut dapat
berupa simbol atau tanda-tanda khusus sesuai dengan jenis bahaya
yang ada di tempat kerja seperti contohnya jalur evakuasi dan
rambu-rambu larangan lainnya. Rambu-rambu K3 ini terdiri dari 4
macam warna, yaitu merah, kuning, hijau dan biru.
Kemudian terdapat poster K3 yang tertempel di papan
pengumuman office dan juga halte yang didalamnya berisi mengenai
keselamatan saat bekerja. Poster K3 ini diganti setiap satu bulan
sekali.

Gambar 33. commit to user


Pemasangan Rambu-Rambu di Jalan Tambang
Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

b. Pengendalian Operasi
1) Alat Pelindung Diri
Perusahaan telah menyediakan APD bagi tenaga kerja secara
cuma-cuma sesuai dengan potensi bahaya yang ada ditempat
kerjanya untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Perusahaan mewajibkan penggunaan APD sesuai potensi
bahaya yang ada. Untuk mengetahui tingkat kualitas APD yang
dipakai, diberikan berita acara kerusakan APD. Form ini berisi nama
tenaga kerja, jabatan, serta penyebab kerusakan yang terjadi pada
APD. Berita acara ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar
masalah yang muncul dalam penggunaan APD, sehingga diharapkan
adanya tindakan perbaikan atau penggantian APD yang lebih
memungkinkan. Alat pelindung diri yang disediakan oleh PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua, antara lain:
a) Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala yang diberikan pihak perusahaan adalah
safety helmet. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan
safety helmet kepada para tenaga kerja secara cuma-cuma
mengingat para tenaga kerja memasuki area wajib helmet. Safety
helmet itu sendiri wajib dipakai oleh para tenaga kerja baik diluar
unit maupun didalam unit.
b) Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki yang diberikan pihak perusahaan adalah
safety shoes. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan
safety shoes kepada para tenaga kerja secara cuma-cuma
mengingat para tenaga kerja memasuki area wajib safety shoes.
Safety shoes itu sendiri wajib dipakai oleh para tenaga kerja baik
diluar unit maupun didalam unit.
c) Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata yang diberikan pihak perusahaan adalah
commit
safety glass. PT. to user
Jhonlin Baratama site Sungai Dua memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

safety glass kepada para tenaga kerja secara cuma-cuma.


Pemakaian disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada.
Kacamata hanya untuk pekerjaan tertentu, misalnya pekerjaan
pemukulan, pengelasan, menggerinda, perbaikan unit di area
workshop. Safety glass yang diberikan perusahaan ada dua macam
yaitu warna hitam untuk petugas welder dan operator crane. Dan
safety glass warna putih untuk tenaga kerja mekanik.
d) Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga yang disediakan PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua berupa earplug dan earmuff. Tidak semua area
mendapatkan earplug dan earmuff. Akan tetapi, hanya di area
tertentu saja yang mendapatkan earplug dan earmuff sesuai
dengan pekerjaan dan potensi bahaya masing-masing. Earplug
digunakan di area mekanik dan earmuff digunakan hanya di area
genset.
e) Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung diri pernafasan yang disediakan PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua berupa masker. Akan tetapi hanya
beberapa area saja yang diberikan masker yaitu area workshop,
hauling dan area tambang. Pembagian masker disesuaikan dengan
potensi bahaya yang ada di tiap area. Masker yang dibagikan pun
ada 2 macam yaitu masker kain warna hitam untuk umum dan
mas ker warna putih untuk welder.
f) Alat Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan yang disediakan PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua berupa sarung tangan. Pembagian sarung tangan
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tiap area. Sarung
tangan yang dibagikan pun ada 3 macam yaitu sarung tangan
kain, sarung tangan karet dan sarung tangan kulit sesuai dengan
potensi bahaya pekerjaan masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

g) Pakaian Kerja
Pakaian kerja lengan panjang dengan dilengkapi reflektor
cahaya pada bagian punggung, dada dan lengan yang difungsikan
sebagai delinator pada saat bekerja di tempat yang gelap. Pakaian
kerja ini dipakai oleh seluruh tenaga kerja. Lama pemakaian dan
penggantiannya tiap satu tahun sekali.
h) Full Body Harness
Full Body Harness merupakan APD khusus yang disediakan
perusahaan hanya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
ketinggian. Penyediaan full body harness biasanya diperuntukkan
untuk pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
i) Pelampung
Pelampung merupakan alat pelindung diri yang disediakan
perusahaan bagi tenaga kerja yang bekerja pada area yang
melewati perjalanan air, yaitu di area pemompaan sump, area
maintenance settling pond dan port.
2) Lock Out Tag Out
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua menetapkan pengendalian
operasi dengan memperhatikan aspek K3 yaitu memberlakukan
pengendalian operasi LOTO untuk pekerjaan mengisolasi sumber
energi jika dalam perbaikan unit dengan cara memberikan label
danger tag dan mengunci sumber energi dengan label bertuliskan
danger tag tenaga kerja yang sedang melakukan perbaikan pada unit
tersebut. Kondisi LOTO di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
saat ini banyak yang mengalami kerusakan dan juga banyak LOTO
yang hanya ada tagging nya saja tanpa ada gembok/lock nya,
sehingga beberapa perbaikan unit tidak menggunakan LOTO.
3) Job Safety Analysis
PT. Jhonlin baratama site Sungai Dua memiliki JSA untuk semua
pekerjaan yang dilakukan. Tujuan dari pembuatan JSA adalah untuk
commit
mengetahui potensi to userapa yang ada di pekerjaan yang
bahaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

dilakukan serta untuk pengendaliannya dari setiap proses kerja yang


dilakukan. JSA dibuat oleh orang yang melakukan pekerjaan itu
sendiri, atau supervisor yang ada di area kerja masing-masing.
Contoh JSA yang ada di perusahaan antara lain JSA pembuatan
safety sign.
4) Standart Operational Procedure
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua mengupayakan zero
accident dengan pengendalian administrasi berupa penyediaan
standart operational procedur berupa instruksi kerja pada setiap
proses kegiatan dan setiap ada pengadaan atau proses kegiatan yang
baru. SOP dikomunikasikan di seluruh departemen terkait dan
departemen tersebut wajib mengkomunikasikan kepada tenaga kerja
yang berada di bawah departemennya. Contoh SOP yang terdapat
diperusahaan antara lain SOP Inspeksi K3LH, SOP Penggunaan
Radio Komunikasi, SOP Mendahului Unit, SOP Penggunaan APAR
dan lain sebagainya.
5) Safety Data Sheet
Safety Data Sheet atau yang biasa dikenal dengan Lembar Data
Keselamatan adalah suatu informasi untuk cara pengendalian bahan
kimia berbahaya (B3). Informasi SDS ini berisi tentang uraian umum
bahan, sifat fisika dan kimia, cara penggunaan, penyimpanan hingga
pengelolaan bahan buangan. SDS biasanya di sertakan pada bahan
kimia berbahaya yang terdapat di workshop, tempat pengisian bahan
bakar, tempat bahan bakar genset, serta TPS LB3.
c. Sistem Tanggap Darurat
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua tidak lepas dari bencana
alam maupun keadaan darurat yang lain. Potensi keadaan darurat yang
dapat terjadi di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua ada beberapa
yaitu kebakaran, gempa bumi, tsunami dan longsoran batubara. PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua memiliki tim pemadam kebakaran
commit
yang tergabung dalam to user
struktur Tim Emergency Respon Team (ERT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

Dimana tiap area terdapat perwakilan dari tim ERT itu sendiri. Tim
ERT diberikan pelatihan secara periodik. Selain itu, terdapat pula
channel untuk emergency yang selalu siap 24 jam saat terjadi keadaan
darurat. Tim ERT sendiri sudah ada pelatihan khusus setiap satu bulan
sekali.
Selain itu terdapat pula rambu evakuasi dan muster point untuk
memudahkan tenaga kerja saat dalam keadaan darurat menuju tempat
yang aman. Di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua juga mempunyai
alat keadaan darurat aktif dan pasif. Alat keadaan darurat aktif seperti
fire alarm, hydrant, APAR dan fire suppresion yang setiap satu bulan
sekali sudah ada pemeriksaan untuk memastikan berfungsinya alat-alat
keadaan darurat dengan baik. Sedangkan alat keadaan darurat pasif
yaitu seperti tanda evakuasi dan SOP yang dibuat oleh perusahaan
mengenai keadaan darurat. Pernah diadakan pelatihan kebakaran di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua.
PT. Jhonlin Baratama sudah memiliki prosedur untuk menangani
tanggap darurat gempa bumi dan tsunami. Penyuluhan mengenai
tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi dan tsunami
sudah dilakukan kepada para tenaga kerja di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua. Terdapat tim ERT yang siap siaga yang menjadi tim
penolong pada saat terjadi keadaan darurat. Tim ERT di PT. Jhonlin
Baratama sudah melakukan training P3K yang diselenggarakan oleh
perusahaan. Selain itu, sebagai pencegahan kantor PT. Jhonlin
Baratama dikelilingi oleh bukit-bukit yang terletak lebih tinggi dari laut,
sehingga apabila terjadi tsunami para tenaga kerja bisa melakukan
evakuasi ke bukit-bukit sekitar pertambangan.
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua juga sudah melakukan
pencegahan terhadap longsoran dari batubara dengan membuat desai
tambang dengan cara stripping sehingga lereng tambang tidak
sepenuhnya miring tetapi berbentuk stripping, melakukan reklamasi
commit
pada lahan bekas galian to userdan memonitoring kestabilan tinggi
tambang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

dan kemiringan desain tambang yang dilakukan oleh departemen


engineering. Tujuan utama dari program monitoring lereng sebagai
berikut :
1) Memelihara kondisi operasional yang aman untuk melindungi
personil dan peralatan
2) Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari area yang
berpotensi tidak stabil sehingga rencana tambang dapat dimodifikasi
untuk meminimalkan dampak dari ketidakstabilan lereng.
3) Memberikan informasi geoteknik untuk menganalisis mekanisme
ketidakstabilan lereng yang berkembang, merancang tindakan
rencana perbaikan yang tepat dan melakukan desain lereng
selanjutnya.
4) Menilai kinerja dari implementasi desain lereng.
5. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut
a. Safety Patrol
Safety patrol dilaksanakan setiap satu kali pergantian shift kerja.
Pelaksanaan safety patrol dilakukan dengan dua kegiatan yaitu
monitoring dan inspeksi ketidaksesuaian. Kegiatan monitoring
dilakukan untuk mengetahui kondisi tidak aman serta perilaku tidak
aman di area kerja untuk kemudian dilakukan rekomendasi perbaikan.
Pada saat safety patrol dilakukan monitoring melalui radio komunikasi
antar unit untuk memudahkan penyampaian informasi keselamatan
kerja. Dan pada saat safety patrol dilakukan pula peringatan-peringatan
kepada driver hauling jika melanggar peraturan yang berlaku seperti
batas kecepatan dan jarak aman.
b. Penyimpanan Rekaman
Semua laporan kegiatan K3LH PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua diarsipkan di dalam rak. Laporan kegiatan K3LH seperti program
kerja, sertifikasi hasil uji pengukuran udara ambien, SOP, IBPR,
Formulir maupun kegiatan lain yang berkaitan dengan K3LH. Laporan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

laporan yang disimpan berfungsi sebagai bentuk pemantauan kegiatan


K3LH di perusahaan.
c. Pengukuran Kinerja K3/Statistik Kecelakaan
Di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua mempunyai papan
statistik kecelakaan yang diupdate setiap satu bulan sekali untuk
memantau angka kecelakaan yang terjadi di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua.

Gambar 34. Papan Statistik Kecelakaan


Sumber : PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua, 2019
d. Inspeksi
Inspeksi di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dilakukan
setiap satu bulan sekali dan dilakukan oleh HSE (safety patrol).
Inspeksi di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua ada 2 macam yaitu
inspeksi terencana dan tidak terencana. Dimana inspeksi terencana yaitu
inspeksi yang dilakukan setiap bulan sekali dan inspeksi yang tidak
terencana yaitu inspeksi yang dilakukan pada saat kegiatan monitoring
atau safety patrol. Selain itu, terdapat inspeksi dadakan yang dilakukan
oleh gabungan antara PT. Arutmin Indonesia, PT. Jhonlina Baratama
site Sungai Dua dan subcontractor setiap hari Rabu atau satu minggu
sekali. Temuan ketidaksesuaian pada saat inspeksi akan dicatat dan
ditindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan segera.
e. Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan
Investigasi kecelakaan dilakukan oleh HSE dan juga pengawas
commit
dari tiap area kejadian. to userkecelakaan meliputi data kecelakaan
Investigasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

(waktu, tempat, klasifikasi kecelakaan, jenis cedera, bagian tubuh yang


cedera, perawatan korban, estimasi kerugian), uraian kejadian
kecelakaan, analisa penyebab kecelakaan (penyebab langsung dan
penyebab dasar) dan tindakan perbaikan dan pencegahan. Laporan hasil
investigasi kecelakaan diserahkan kepada pengawas tambang, mekanik,
manajer tambang dan penanggung jawab operasi (PJO).
f. Audit K3
Program internal audit di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua dilakukan belum dilakukan karena belum ada tim internal audit
yang bersertifikasi auditor, sedangkan program eksternal audit K3
dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Tim yang auditor terdiri dari owner
atau PT. Arutmin Indonesia. Apabila ditemukan temuan manajemen
yang belum sesuai atau belum diterapkan, maka temuan akan dibahas
dalam safety meeting untuk ditindak lanjuti.
6. Dokumentasi K3
Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan
didokumentasikan serta diperbarui apabila diperlukan. Pendokumentasian
dalam penerapan SMKP dapat mendukung kesadaran tenaga kerja akan
pentingnya K3 dan sebagai evaluasi terhadap sistem dan kinerja K3 yang
telah berjalan. Perusahaan mengacu pada sistem pendokumentasian ISO
9001 : 2008. Dokumentasi merupakan bentuk dasar untuk memahami
sistem, mengkomunikasikan proses dan persyaratan pada organisasi, serta
menentukan keefektifan penerapannya.
a. Manual SMKP
Manual yang dibuat harus menjelaskan interaksi proses‒proses
SMKP. Dalam membuat Manual SMKP dapat digunakan proses
pemetaan sebagai acuan dalam menjelaskan proses‒proses. Manual
hanya menjelaskan kebijakan‒kebijakan dasar saja dari penerapan
SMKP. Dalam hal ini PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua belum
memiliki manual SMKP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

b. Formulir
Formulir yang telah diterapkan dan didokumentasikan di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua, antara lain: Formulir berita acara
kecelakaan, berita acara kehilangan, form kronologi kejadian, form
pemberitahuan kecelakaan, form izin kerja, form toolbox & fatique
monitoring, form daftar hadir, form inspeksi, form commissioning, form
observasi pekerjaan, form daily activity, form OSI, form pemasangan
rambu, form jalan APAR, form tanda terima, form inspeksi light tower,
form minute of meeting, form inspeksi harian workshop, form JSA.
c. Pengendalian Dokumen
Perusahaan telah melakukan peninjauan dokumen secara berkala
meliputi status revisi dan versi yang relevan. Perusahaan memastikan
bahwa dokumen dapat terbaca dan cepat teridentifikasi dan telah
memastikan penanggungjawab dokumen. Perusahaan berupaya untuk
mencegah penggunaan dokumen yang telah kadaluwarsa. Namun
pengendalian dokumen di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua belum
dilakukan oleh departemen khusus yang menangani pengendalian
dokumen. Pertanggung jawaban di lakukan oleh pegawai yang ditunjuk
untuk menangani dokumen dan diserahkan pada masing-masing
departemen untuk melakukan pengelolaan dokumen sendiri.
7. Tinjauan Ulang Manajemen
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen bertujuan untuk
meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan, mencakup evaluasi terhadap
penerapan dan kinerja K3, peninjauan ulang tujuan, sasaran dan kinerja
K3, mengevaluasi dan tindak lanjut temuan audit SMKP, serta
mengevaluasi efektifitas dari penerapan SMKP dan kebutuhan perubahan
SMKP di perusahaan. Program tinjauan ulang manajemen dilakukan satu
tahun sekali.
Tinjuan Manajemen antara lain:
a. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta
commit totanggap
pelatihan/simulasi/pengujian user darurat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

b. Survei kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.


c. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja).
d. Hasil-hasil inspeksi K3 bulanan.
e. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di
tempat kerja.
f. Kinerja K3 subkontraktor.
g. Kinerja K3 pemasok.
h. Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan peraturan lain
yang berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
G. Penerapan Ergonomi
1. Desain Stasiun Kerja
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah melakukan upaya
penataan tempat kerja dan peralatan kerja seefesien mungkin. Salah satu
bentuk penerapan yang dilakukan yaitu melalui penentuan syarat-syarat
meja dan kursi ergonomis untuk pekerjaan dengan desain duduk yang
lama. Desain stasiun kerja di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
disesuaikan dengan pekerjaan masing-masing, contohnya di meeting room
yang dahulu menggunakan kursi kayu besar dan tinggi sekarang sudah
diganti dengan kursi putar yang nyaman dan ergonomis. Sudah dilakukan
pengukuran ergonomi di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua.
2. Waktu Kerja
Waktu operasional dan pembagian shift kerja di PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Kerja Administrasi (Office)
Waktu kerja untuk tenaga kerja administrasi adalah pada hari kerja
Senin-Sabtu pukul 06.00-18.00 WITA. Sedangkan untuk waktu
istirahatnya yaitu pukul 12.00-13.00 WITA. Khusus untuk departemen
HSE, terdapat shift malam secara bergantian dari safety control setiap
pukul 18.00-06.00 WITA pada setiap 7 hari kerja per shift malamnya,
commit
dan 5 hari kerja per shift to user
siangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

b. Tenaga Kerja Tambang


Waktu kerja untuk tenaga kerja tambang di lapangan dan juga di
bagian produksi PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua berjalan selama
24 jam. Kemudian, terbagi menjadi 2 shift kerja yaitu shift siang dan shift
malam. Para tenaga kerja bekerja dengan sistem kerja rooster yaitu untuk
staff 70 hari kerja lalu bisa mendapatkan 14 hari cuti. Sedangkan non
staff yaitu 112 hari kerja dan bisa mendapatkan 14 hari cuti.
3. Faktor Fisiologis
a. Beban Kerja
1) Beban Kerja Fisik
Beban fisik yang dialami tenaga kerja di PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua banyak terdapat di area produksi. Sebagai contoh
pada tenaga kerja driver dump truk, operator A2B, dimana tenaga
kerja bekerja dengan cara duduk terus menerus dari pagi sampai
waktu istirahat dan dilanjutkan lagi setelah waktu istirahat sampai
sore hari di akhir shift. Sikap duduk ini juga banyak ditemukan di
pekerjaan administrasi, akuntansi dan berbagai pekerjaan kantor
lainnya. Target yang harus dicapai oleh tenaga kerja juga sangat
tinggi, yaitu 1,5 juta ton per bulan.
Perusahaan telah melakukan beberapa upaya untuk
meminimalisir terjadinya keluhan kerja beban fisik seperti
penjadwalan waktu istirahat yang cukup untuk setiap shift kerja yaitu
selama 7-8 jam sehari, dan dilakukan pengendalian dengan cara
menyediakan tempat duduk yang dinamis yang bisa diatur tinggi
rendahnya dan bisa diputar.
2) Beban Kerja Mental
Beban kerja mental dapat terjadi karena hubungan dengan
orang, pekerjaan yang banyak ataupun lingkungan kerja yang kurang
baik. Beban kerja mental dapat menyebabkan stres kerja sehingga
produktivitas menurun. Perusahaan telah melakukan upaya untuk
commit to user
meminimalisir terjadinya beban kerja mental dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

menempatkan tenaga kerja sesuai kemampuannya dan memberi


kegiatan senam setiap bulan sekali. Sehingga diharapkan semua
tenaga kerja dapat lebih berbaur dan membuat hubungan kerja yang
lebih baik. Tenaga kerja di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
memiliki beban kerja mental pada tenaga kerja area tambang yang
memiliki jam kerja 24 jam dalam sehari.
b. Antropometri
1) Sumber
Sumber bahaya yang mempengaruhi beban kerja tenaga kerja
berasal dari berbagai jenis pekerjaan mulai dari menulis, mengetik,
hingga pekerjaan di area produksi. Sikap kerja yang sama dan
dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang dapat berpotensi
menimbulkan masalah postur tubuh tenaga kerja. Desain kursi kerja
di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua disesuaikan dengan
pekerjaan masing-masing, contohnya di office room yang dahulu
menggunakan kursi kayu besar dan tinggi sekarang sudah diganti
dengan kursi putar yang nyaman dan ergonomis.
2) Pengukuran
Perusahaan belum melakukan pengukuran antropometeri.
3) Pengendalian
Pengendalian yang telah dilakukan adalah dengan sistem
pengaturan jam kerja dan pengawasan sikap kerja dalam
menggunakan alat-alat kerja yang digunakan. Serta dengan
memberikan kursi kerja yang sesuai dan dapat diputar untuk area
office.
c. Kelelahan Kerja
Pekerjaan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua yang
menimbulkan kelelahan kerja fisik yaitu pada area tambang yang
sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan sikap duduk dan monoton.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan melakukan safety patrol
untuk mengetahui commit to user
kenyamanan dan keamanan lingkungan kerja. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

hasil safety patrol tersebut, perusahaan dapat melakukan tindakan


perbaikan dan menciptakan tempat kerja yang nyaman dan aman.
Sedangkan untuk kelelahan kerja psikis ditimbulkan karena tenaga
kerja bekerja selama 12 jam dengan pembagian 2 shift, kelelahan juga
biasanya dialami level supervisor ke atas yang diakibatkan oleh
tuntutan memecahkan masalah dalam lingkup manajerial, tuntutan
laporan dan hubungan manajerial dengan subkontraktor.
Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan adalah
memberlakukan istirahat untuk mengurangi faktor kelelahan. Serta
pelayanan klinik dengan menyediakan First Aids Station yang dapat
mengobati bila kelelahan fisik terjadi. Selain itu hal-hal yang dapat
mempengaruhi faktor psikis seperti stress. Dilakukan pula
pengendalian dengan memberikan jam istirahat yaitu 1 jam.
Pengukuran kelelahan kerja belum pernah dilakukan terhadap tenaga
kerja.
d. Penilaian Muskuloskeletal
Perusahaan belum melakukan penilaian mengenai
muskuloskeletal. Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan
pada bagian‒bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai
dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama
akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon. Hampir semua pekerjaan di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua ini berisiko menimbulkan
keluhan/gangguan muskuloskeletal. Akan tetapi sampai sekarang
belum ada penilaian mengenai keluhan/gangguan muskuloskeletal
pada tenaga kerja.
e. Manual Handling
Manual handling merupakan sumber utama terjadinya cedera
punggung. Manual handling meliputi mengangkat, menurunkan,
commit dan
membawa, mendorong to user
menarik barang. Kebutuhan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

mengangkat secara manual benar‒benar diteliti secara ergonomis yang


akan mengakibatkan adanya standarisasi dalam aktivitas angkat
manusia. Standar tersebut tidak hanya meliputi beban, akan tetapi
berisi pula tentang ketinggian dan jarak operator terhadap beban yang
akan diangkat. Pekerjaan yang melibatkan aktivitas manual handling
umumnya banyak ditemukan di area Warehouse dan Workshop.
Pekerjaan mengangkat benda kerja atau material yang berat berisiko
menimbulkan gangguan muskuloskeletal pada tenaga kerja. Selama
tenaga manusia masih diperlukan untuk mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan beban,
maka hal tersebut masih dalam ruang lingkup definisi manual
handling. Jenis pekerjaan yang ada di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua meliputi mengangkat, membawa, mengangkut, menekan
dan bekerja dengan ketelitian. Kapasitas mengangkat benda normal di
PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah diatur dalam SOP dan
Instruksi Kerja Manual Handling. Kegiatan angkat-angkut di PT.
Jhonlin Baratama site Sungai Dua sudah menggunakan alat bantu
seperti forklift, crane truck , dan trolly. Operator forklift, crane truck ,
dan trolly telah mendapat SIO. Belum dilakukan penilaian terhadap
pekerjaan dengan manual handling.
4. Display
Display di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua yaitu display
visual. Display visual yang digunakan pada perusahaan yaitu adanya
information board yang berkaitan dengan management, HSE, dan
general. Selain itu, PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah
memasang display terkait dengan K3 berupa pesan-pesan keselamatan,
kebijakan K3, SOP, Penunjukan first aider, dan poster mengenai K3 di
area kerja.
5. Housekeeping
Penataan ruang kerja di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua baik
commitoffice
di area produksi maupun to user
terlihat rapi. Perusahaan menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85

sistem 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) atau 5S (seiri, seiton,


seiso, seiketsu, shitsuke). Seiri (memilah) yaitu menyingkirkan barang-
barang yang tidak diperlukan. Seiton (mengatur) yaitu merapikan
barang-barang dan diletakkan sesuai dengan posisi semula. Seiso
(membersihkan) yaitu membersihkan peralatan atau area kerja dari debu
atau kotoran. Seiketsu (menjaga kebersihan) yaitu menjaga kebersihan
lingkungan kerja secara teratur, misalnya membersihkan area kerja
secara rutin. Shitsuke yaitu memelihara kedisiplinan pribadi maupun
tenaga kerja dalam menjalankan seluruh tahap 5R. Menjaga 5R adalah
cara untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan
menata tempat kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman dan teratur
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang tinggi di
perusahaan.
6. Faktor Psikologis
a. Stress Kerja
1) Sumber
Sumber bahaya yang berkaitan dengan stress kerja berasal dari
rutinitas pekerjaan di perusahaan seperti pekerjaan yang monoton.
2) Pemantauan
Perusahaan tidak memiliki prosedur tetap dalam pemantauan
stress kerja, meski begitu perusahaan tetap memiliki program
dalam mengatasi bahaya dari stress kerja.
3) Pengendalian
Pekerjaan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua dimulai
pukul 6.00-18.00 WITA membuat tenaga kerja harus memiliki
kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik dapat dipengaruhi oleh
tekanan kerja (stress) sehingga dalam pengelolaan stress
perusahaan menerapkan program pengecekan kesehatan secara
berkala, dan memberikan cuti bagi tenaga kerja.
Pengaturan jam kerja dan hari kerja mulai dari jam 06.00-
commitistirahat
18.00 dengan waktu to user60 menit. Hari kerja yang ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86

di perusahaan yaitu sistem roster menjadi kebijakan perusahaan


dalam mengatur stress kerja. PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah
stres kerja terhadap tenaga kerja dengan melakukan aktivitas
olahraga seperti senam zumba setiap satu bulan sekali disemua
area kerja pada hari yang berbeda.
b. Hubungan Kerja
Perusahaan dalam menjalin hubungan kerja yang baik antara
tenaga kerja satu dengan yang lainnya maka setiap tahun selalu
diadakan kegiatan annual refresh induction untuk memberi
penyegaran kepada tenaga kerja. Semua program yang dilakukan di
perusahaan melibatkan semua tenaga kerja dengan tujuan untuk
menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kedekatan antar tenaga kerja
serta untuk menghindari stress kerja akibat ketidak nyamanan tenaga
kerja.
H. Pengelolaan Lingkungan
Penerapan pengelolaan lingkungan PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
adalah sebagai berikut :
1. Organisasi dan Tanggung Jawab Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua di bawah tanggung jawab organisasi departemen HSE
terutama pada bagian Enviroment dan adanya program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang diselenggarakan oleh owner dari PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua yaitu PT. Arutmin Indonesia. PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua melakukan pengelolaan lingkungan untuk
mencegah dan menanggulangi kerusakan lingkungan akibat proses
penambangan dengan cara reklamasi, membuat kendali erosi,
menyediakan setling pond dll.
2. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Cair
1) Sumber commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87

Limbah cair non B3 bersumber dari kegiatan/aktifitas produksi


sehari-hari atas penggunaan air bersih dan dari pemakaian air untuk
keperluan domestik MCK.
2) Pemantauan
Pada limbah cair domestik belum dilakukan pemantauan.
3) Pengelolaan
Limbah cair non B3 belum dilakukan pengolahan karena
belum terdapat IPAL di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua. Akan
tetapi, limbah non B3 ini dikelola dengan cara diadakan sedot WC.
b. Limbah Udara
1) Sumber
Sumber limbah debu yang ada di PT. Jhonlin Baratama site
Sungai Dua berasal dari debu batubara yang ada pada area tambang
dan jalur hauling, serta pada kegiatan workshop pada saat
pembersihan udara dengan land cleaner.
2) Pemantauan
Pemantauan kadar debu di PT. Jhonlin Baratama site Sungai
Dua dilakukan dengan bantuan dari pihak vendor yaitu oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu yang melakukan
pengukuran dan penilaian kadar debu pada masing-masing area.
3) Pengelolaan
Pengelolaan debu di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
dilakukan dengan cara melakukan penyiraman menggunakan water
truck pada jalur tambang dan jalur hauling. Perusahaan juga
melakukan upaya pengelolaan limbah udara yang dihasilkan dengan
menanam pohon di sekitar perusahaan.
c. Limbah Padat
1) Sumber
Limbah padat non B3 yang dihasilkan PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua sebagian besar berasal dari kegiatan domestik di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88

area office, tambang, workshop atau werehouse. seperti plastik,


kertas, kardus, dan dedaunan.
2) Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan menyediakan tempat sampah di
setiap area kerja dan juga terdapat inspeksi yang dilakukan oleh HSE
setiap 1 bulan sekali di setiap area kerja.
3) Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan pada tempat pembuangan sampah yang
sudah disediakan bekerjasama dengan bagian General Affairs yang
mengangkut sampah tersebut ke TPA setiap hari. Di PT. Jhonlin
Baratama site Sungai Dua sudah terdapat tempat sampah, akan tetapi
belum dipilah sesuai dengan jenis sampahnya.
d. Limbah Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (B3)
1) Sumber
a) Limbah Cair B3
Limbah cair B3 yang dihasilkan oleh PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua sebagian besar dihasilkan dari kegiatan
maintenance pada area workshop seperti oli sisa perawatan,
pemakaian solar dari aktivitas di area workshop dan juga
pemakaian air aki setelah tidak digunakan.
b) Limbah Padat B3
Limbah padat B3 yang dihasilkan oleh PT. Jhonlin Baratama
site Sungai Dua sebagian besar dihasilkan dari kegiatan
maintenance pada area workshop seperti besi sisa perawatan,
filter bekas, majun terkontaminasi B3/oli bekas yang tercecer dari
perbaikan A2B di workshop, grease bekas dan lampu TL.
2) Pemantauan
a) Limbah Cair B3
Pemantauan dilakukan di TPS yang sudah disediakan tempat
khusus untuk limbah cair B3 di workshop. TPS di PT. Jhonlin
Baratama sitecommit
Sungaito Dua
user sudah memiliki izin. Pemantauan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89

dilakukan oleh bagian environment departemen HSE secara


terjadwal setiap satu bulan sekali. Akan tetapi,
pemantauan/inspeksi ini sudah tidak berjalan karena kekurangan
personil.
b) Limbah Padat B3
Limbah padat pada setiap kegiatan di perusahaan tidak boleh
dibuang ke lingkungan perusahaan sehingga dilakukan
pemantauan setiap 1 bulan sekali oleh environment. Akan tetapi,
sekarang tidak ada pemantauan yang dilakukan karena kurangnya
personil.
3) Pengelolaan
a) Limbah Cair B3
Limbah cair B3 dikelola dengan cara mengatur dan
mengidentifikasi semua limbah B3 yang disimpan sesuai jenis
dan karakteristiknya dan menghindari tumpahan dan ceceran dari
jenis limbah bahan berbahaya dan beracun yang disimpan
khususnya yang mudah terbakar atau meledak, menyediakan
prosedur penyimpanan limbah B3 yang baik, mencatat arus
jumlah limbah B3 yang keluar masuk tempat penyimpanan sesuai
jenis dan jumlah volumenya ke dalam formulir neraca limbah B3.
Belum semua kemasan LB3 dipasangi simbol dan label B3. Di
TPS LB3 juga sudah dipasangi simbol dan label untuk LB3.
Pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak ketiga yaitu CV.
Barokah yang bekerjasama untuk manifest dengan PT.
Wiraswasta Gemilang Indonesia. Data manifest limbah B3 tidak
dapat dilampirkan karena merupakan arsip perusahaan.
b) Limbah Padat B3
Limbah padat B3 dilakukan penyimpanan sementara pada
tempat yang sudah disediakan untuk limbah B3 yaitu TPS LB3.
Pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak ketiga yaitu CV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90

Barokah yang bekerjasama untuk manifest dengan PT.


Wiraswasta Gemilang Indonesia.
3. Program Lingkungan Hidup
a. Perencanaan lingkungan meliputi pembuatan aspek dan dampak
lingkungan.
b. Rehabilitasi lahan bekas tambang dengan menghitung luasan reklamasi,
diversifikasi jenis tanaman dan top soil balance.
c. Pemantauan lingkungan sesuai AMDAL.
d. Pengelolaan bahan dan limbah B3.
e. Kampanye kepedulian lingkungan.
f. Program training internal lingkungan.
g. Program pencapaian kinerja lingkungan.
h. Pengelolaan tanggap darurat
i. Community Social Responsibility
4. Penghargaan dan Sertifikasi Hasil Pengelolaan Limbah
Penghargaan yang diperoleh oleh PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua
yaitu :
a. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua telah mendapatkan penghargaan
atas support nya kepada owner PT. Arutmin Indonesia untuk
mendapatkan proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun
2015.
b. Penghargaan Zero Accident dari Kementrian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia terhitung sejak tanggal 01 Januari 2012 sampai 31 Desember
2016.
c. PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua sudah bersetifikasi ISO
9001:2008 tentang sistem manajemen mutu.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai