Anda di halaman 1dari 21

3

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan

Kabupaten Sanggau merupakan salah-satu kabupaten di Provinsi Kalimantan


Barat yang sedang menggiatkan usaha pertambangan di bidang Bauksit. Sejak tahun
2009-2013 PT Aneka Tambang melaksanakan proyek pengembangan tambang bauksit
(PPTB) Tayan, guna mempersiapkan unit bisnis bauksit yang diharapkan mampu
memberikan supply kepeda PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) sebagai konsumen
bauksit PT Antam (Persero), Tbk. Unit bisnis tambang bauksit itu sendiri mulai resmi
beroperasi 1 Oktober 2013 dengan Surat Keputusan Direksi Nomor
243a.K/0251/DAT/2013.

PT. Antam (Persero), Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi mineral logam di Indonesia. PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan
merupakan salah satu unit bisnis pertambangan bauksit yang dimiliki oleh PT. Antam
(Persero), Tbk yang berada di Kecamatan Tayan Hilir,Toba dan Meliau Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.

Atas Peraturan Pemerintah No. 89 Tahun 1961, Lembaran Negara RI Tahun 1961
No. 113 didirikanlah Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia yang dimana Tim
Perencanaan dan Penambangan Bauksit Tayan ditetapkan oleh Direksi pada tanggal 11
Mei 2009 dan berlaku mulai 1 Mei 2009 dengan Keputusan Direksi Nomor
120a.K/702/SAT/2009.

Kuasa Pertambangan Eksploitasi KW 98PP0183 Tayan, mencakup area seluas


34.360 ha dan berakhir pada tahun 2033. Pada 1998, status KP yang diberikan
ditingkatkan dan eksplorasi menjadi eksploitasi. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah
4

dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk area tersebut memiliki potensi cadangan
bauksit tercuci sebesar 63.553.366 WMT WBx dengan kadar rata-rata T-AL2O3 47,81%
dan R-SiO2 3,50%. Penambangan dilakukan menggunakan metode tambang terbuka
dengan sistem open cast mining yang akan menghasilkan produk bauksit tercuci rata-rata
sebesar 852.000 WMT WBx/tahun. Kegiatan penambangan diperkirakan akan
berlangsung selama 50 tahun.

PT. ANTAM telah mulai melakukan kegiatan eksplorasi pada tahun2009.


Pembebasan lahan dan kegiatan land clearing serta proses penambangan dimulai dari
tahun 2009. Dan tambang bauksit tayan itu sendiri mulai berproduksi sejak tahun 2011
dibawah proyek pengembangan tambang bauksit tayan dengan hasilnya 32.748 WMT.

Saat ini PT.ANTAM (Persero) Tbk UBPB telah memiliki AMDAL Terpadu yang
mengintegrasikan kegiatan penambangan dan pabrik pengolahan alumina dengan surat
persetujuan dari Bupati Sanggau No. 660.1/312/DP2DL-D tanggal 24 Agustus 2007.
Kemudian sesuai peraturan yang berlaku (UU No.4/2009 tentang pertambangan minerba)
maka dilakukan penyesuaian kuasa pertambangan eksploitasi menjadi izin usaha
pertambangan operasi produksi. Hal ini terealisasi dengan dikeluarkannya keputusan
Bupati SK Gubernur Kalimantan Barat No.15/Distamben/2015 tentang penciutan satu
wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi atas keputusan bupati Sanggau No.02
tahun 2010 tentang persetujuan penyesuaian kuasa pertambangan eksplorasi menjadi izin
usaha pertambangan operasi produksi kepada PT.ANTAM (Persero), Tbk seluas 34.360
ha.

1. Data Umum Perusahaan


Nama Perusahaan:
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Kalimantan Barat
Alamat lokasi kegiatan:
Dusun Piasak, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau
Email:
sekretariat.tayan@antam.com
5

2. Visi dan Misi perusahaan

Visi ANTAM 2030


"Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha
berbasis Sumber Daya Alam".

Korporasi
Badan usaha holding yang memberi nilai tambah kepada stakeholder Global
Terkemuka

Jangkauan pemasaran di seluruh dunia

Operasional berstandar kelas dunia


Perusahaan pengolah mineral terbesar di Indonesia

Terdiversifikasi dan Terintegrasi

Terdiversifikasi, bisnis yang pruden melalui pengembangan usaha secara


horizontal
Terintegrasi, bisnis yang saling terkait dari hulu ke hilir

Berbasis Sumber Daya Alam

Pengelolaan sumber daya alam yang memberikan nilai tambah pada


komoditas inti dan bisnis pendukungnya
Komoditas inti: produk berbasis nikel, bauksit, dan emas
Bisnis pendukung: energi, batubara, jasa eksplorasi, jasa permunian,
trading, engineering,O&M, transshipment, training centre, dan
perkebunan.
6

Misi ANTAM 2030:

Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai


tambah melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang
unggul
Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan,
keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan
Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan
Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian
masyarakat di sekitar wilayah operasi

3. Tenaga Kerja

Pegawai PT. ANTAM (UBPB) = 41 orang


Pegawai PT. ANTAM (ICT) = 1 orang
Calon pegawai/ TKWT internship =4 orang
Alih daya (PPU) = 72 orang
Koperasi = 19 orang
7

4. Struktur Organisasi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


Unit Bisnis Pertambangan Bauksit

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UBPB PT. ANTAM, Tayan

5. Fasilitas Perusahaan
Fasilitas perusahaan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegitan
penambangan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan
penambangan itu sendiri dan kinerja karyawan. Adapun fasilitas perusahaan ini
terbagi menjadi dua, yaitu fasilitas utama perusahaan dan fasilitas penunjang
perusahaan
8

a. Fasilitas Utama Perusahaan

Fasilitas-fasilitas utama yang digunakan PT. ANTAM untuk operasional


penambangan yaitu sebagai berikut :

1) Area penambangan
2) Stockpile
3) Stockyard
4) Washing plant
5) Jembatan timbang
6) Check dam
7) Sedimen pond

b. Fasilitas Penunjang Perusahaan


Fasilitas-fasilitas yang digunakan PT. Aman Toebillah Putra untuk memperlancar
operasional penambangan yaitu sebagai berikut :
1) Jalan Tambang
2) Kantor Tambang
3) Workshop
4) Mess (penginapan)
5) Musholla
6) Kantin
7) Pos Jaga
8) PLTD
9) Gudang
10) Pom BBM
Kebijakan PT. Aneka Tambang
Kebijakan keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan, dan mutu PT. ANTAM
(Persero), Tbk UBP Bauksit dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
memiliki komitmen untuk selalu berusaha:
9

memprioritaskan pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja,


lingkungan,dan mutu, sehingga dapat memuaskan pelanggan baik internal
maupun eksternal dan mampu bersaing di pasar global.
Memenuhi peraturan dan persyaratan dari pemerintah, koperasi, pelanggan,
dan stakeholder lainnya serta memastikan setiap orang bertanggungjawab
terhadap keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan, dan mutu.
Mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran
lingkungan melalui kepatuhan terhadap standar operating procedure dan
penggunaan alat pelindung diri.
Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia dan mendorong
semangat untuk perbaikan berkelanjutan.
Mendorong upaya peningkatan kesadaran terhadap keselamatan, kesehatan
kerja, dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan diwilayah
operasi pertambangan.

2.2. Letak Geografis dan Kesampaian Daerah

Lokasi penelitian berada di PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan yang
merupakan salah satu tambang terbuka yang ada di Indonesia. PT. Antam (Persero), Tbk
UBPB Tayan berada di Dusun Piasak, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir,
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Untuk mencapai lokasi ini dari Kota
Pontianak dapat ditempuh dengan kendaraan seperti mobil dan motor melalui Jalan Lintas
Trans Kalimantan sampai dengan lokasi penyeberangan Pasar Kawat Kecamatan Tayan
Hilir dalam waktu + 2,5 jam. Kemudian menyeberang sungai Kapuas dari Pasar Kawat
menuju Pasar Piasak +15 menit perjalanan dengan menggunakan Klotok (sejenis perahu
yang berukuran 6-10 m x 3-5 m). Selanjutnya dengan menggunakan kendaraan dapat
menuju lokasi PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan + 5 menit perjalanan. Namun, pada
akhir Februari 2016, telah diresmikan jembatan penyeberangan untuk agar kendaraan
dapat berlalu lintas dari Piasak menuju Lokasi Kegiatan Pertambangan PT.ANTAM.
Berikut adalah peta kesampaian daerah penelitian yang dapat dilihat pada (Gambar 2.2.).
10

Gambar 2.2. Lokasi dan Ketersampaian PT. ANTAM Persero Tbk. UBP Bauksit
Tayan

2.3. Iklim dan Cuaca

Secara umum daerah penyelidikan seperti daerah-daerah lainya di Indonesia yaitu


beriklim tropis, yang bertemperatur panas dan lembab sepanjang tahun. Ada dua musim
yang terjadi secara bergantian yaitu :

Musim hujan dan lembab, biasanya terjadi pada bulan Oktober


sampaiApril.
Musim Kemarau dan panas dengan sesekali hujan, biasanya terjadi pada
bulan April sampai Oktober.
11

2.4. Topografi

Data topografi dari Unit Geomin, yang merupakan unit eksplorasi dari PT ANTAM
(Persero) Tbk, digunakan sebagai input data untuk pemodelan sumberdaya-cadangan
bauksit dan perancangan tambang di IUP Tayan bagian Utara. Data topografi ini
menggunakan sistem koordinat UTM WGS 84 Zona 49 Northern. Beberapa informasi yang
diambil dari data topografi ini antara lain:
Data kontur topografi interval 5m; diekstrak dari kontur detail interval 1m yang
merupakan hasil pemetaan ground surveying menggunakan Theodolit atau Total
Station di bagian Blok A, digabung dengan kontur topo hasil pengukuran LIDAR
menggunakan aerial survey yang dilakukan pada blok lainnya di dalam area IUP
yang belum tercakup pada area pemetaan ground survey di periode sebelumnya,
serta sebagian area yang konturnya dibuat dari koordinat collar testpit pada
sebagian kecil area IUP yang belum tercakup pemetaan ground survey maupun
LIDAR.
Data properti topografi lainnya, seperti jalan yang telah ada, sungai, area
pemukiman/bangunan/pabrik, dsb.

Gambar 2.3. Topografi IUP Tayan bagian Utara


12

2.5. Morfologi Wilayah Pertambangan

Morfologi IUP Tayan terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yaitu dataran aluvial,
perbukitan bergelombang dan perbukitan terjal. Dataran aluvial memiliki ketinggian 10-
50 m di atas permukaan laut, menempati sekitar aliran sungai, rawa, dan lembah antar
bukit dengan kemiringan lereng kurang dari 15%. Perbukitan bergelombang (lemah
sampai kuat) memiliki ketinggian 50-140 m di atas permukaan laut dengan kemiringan
lereng 15-40%. Perbukitan terjal memiliki ketinggian 140-770 m di atas permukaan laut
dengan kemiringan lereng lebih dari 40%. Puncak tertinggi perbukitan terjal antara lain
Gunung Kedikit (429 m), Gunung Gempolas (468 m), dan Gunung Belungai (770 m).

2.6. Geologi Regional Daerah Penambangan

Kerangka geologi regional daerah penyelidikan dapat dilihat dalam lembar peta
Nangataman dan Nangapinoh, skala 1 : 250,000, terbitan P3G Tahun 1987. Batuan tertua
hingga termuda dapat diketahui sebagai berikut:

1) Batuan Metamorf Pinoh (PmP)


Merupakan batuan tertua berumur Paleozoikum di daerah penyelidikan ini,
terdiri dari kuarsa-muskovit, fillit, basalt, hornfels, meta tufa, dan metasedimen.
Setempat mengandung andalusit, kordierit, biotit, silimanit, dan garnet dalam
jumlah sedikit.
2) Batuan Volkanik Menunuk (Jkm)
Batuan Volkanik Menunuk berumur Jura sampai Kapur Awal, terdiri dari tufa,
batu lempung berlapis tipis berwarna abu-abu tua sampai coklat.
3) Batuan Intrusif (Kapur) terdiri dari :
Tonalit Sepauk (KS),
Terdiri dari tonalit dan granodiorit, hornblende-biotit, dan diorit dalam
jumlah sedikit, granit, monzodiorit, dan kuarsa-diorit.
Intrusi Granit Laur (Ki),
Terdiri dari monzodiorit biotit, hornblende, sienogranit dalam jumlah
yang sangat sedikit, dan granodiorit hornblende-biotit.
Granit Sukadana (Ksu),
13

Terdiri dari granit-biotit, feldspar-granit, dan monzogranit.


Gabro Biwa (Kb),
Terdiri dari gabro-olivin, norit-olivin, dan norit-augit berbutir halus
sampai sedang.

4) Batuan Volkanik Kerabai (Kkv)


Terbentuk pada periode Kapur Akhir sampai Paleosen Awal, terdiri dari andesit
dan basalt, tufa, aglomerat, beberapa lava serta batupasir berukuran kerikil.
Akhir proses pengendapan aktivitas gunung api, diendapkan batuan yang
termasuk Formasi Ingar (Ti), terdiri dari batulempung gamping dengan
perselingan batupasir tipis.

5) Formasi Dangkan (Ted)


Terdiri dari konglomerat yang terdiri atas beberapa mineral, seperti litos dan
arenit umumnya saling bersilangan satu dengan lainnya.

6) Serpih Silat (Tesi)


Serpih Silat diendapkan pada periode Eosen Akhir, terdiri dari serpih karbonat
dengan sisipan batupasir tipis.

7) Formasi Payak
Berumur Oligosen, terdiri dari batupasir berlapis tebal, setempat tufaan, dan
batulempung berisi fosil-fosil moluska. Formasi Payak terletak tidak selaras di
atas Serpih Silat.

8) Formasi Tebidah (Tot)


Terdiri dari selang-seling batupasir dengan lempung, batulempung pada bagian
bawah dan setempat mengandung lapisan tipis batubara.

9) Batupasir Sekayam (Tos)


Batupasir Sekayam terdiri dari batupasir berlapis tebal sampai pejal dengan
perselingan batulempung, terletak tidak selaras di atas Formasi Tebidah.
14

10) Batuan Intrusi Sintang


Terdiri dari andesit, dasit, riolit, kuarsa diorit, granodiorit, dan granit berbutir
halus berupa sill.

11) Batuan Intrusi Sintang,


Batuan Termuda (Qs, Qat, dan Qa) terbentuk dari rombakan batuan yang lebih
tua, terdiri dari batupasir, lempung, dan lempung organik.

2.7. Litologi

Urutan batuan tertua hingga termuda adalah sebagai berikut :


1. Batuan metamorf merupakan batuan tertua yang terdiri dari batuan metasedimen
dan batuan metavolkanik (kuarsa-skis). Di lapangan, batuan kuarsa-skis berwarna
abu-abu dan coklat, dapat dijumpai di Bukit 12, 24, dan 26. Berdasarkan
karakteristik fisik dan distribusi di lapangan, batuan metamorf ini termasuk dalam
Formasi Batuan Metamorf Pinoh (PmP) yang berumur Palezoikum sampai
Mesozoikum.
2. Batuan metasedimen dan metavolkanik diterobos oleh batuan beku gabro, yang
dicirikan warna abu-abu kehitaman hingga hitam, mempunyai tekstur porfiritik
sampai porfiroafanitik. Berdasarkan karakteristik fisik, gabro merupakan batuan
intrusif yang merupakan anggota Formasi Gabro Biwa (Kb), berumur Kapur Awal
sampai Kapur Akhir.
3. Batuan gabro ini diterobos oleh batuan diorit yang dicirikan warna abu-abu hingga
abu-abu cerah, dengan tekstur apopiritik berbutir sedang sampai kasar. Komposisi
mineralnya adalah feldspar, piroksen, kuarsa, dan biotit. Berdasarkan ciri-ciri fisik
dan distribusi, batuan diorit ini merupakan anggota Formasi Tonalit Sepauk (Ks)
yang berumur Kapur Awal sampai Kapur Akhir.
4. Batuan termuda di daerah penyelidikan adalah endapan aluvial yang terdiri dari
batulempung dan batupasir yang mengandung bahan organik, dimana proses
pengendapannya masih berlangsung sampai saat ini.
15

2.8. Struktur

Sebagian besar daerah penyelidikan berupa dataran dan perbukitan bergelombang


dengan stadium dewasa-tua. Dalam tahap stadium tersebut, sangat sulit menemukan
indikasi struktur sekunder akibat tektonik. Geologi regional daerah tersebut didominasi
batuan beku diorit yang merupakan bagian dari Batholit Schwaner sebagai daerah yang
stabil sejak periode Cretaceous. Daerah penyelidikan termasuk paparan daerah yang
stabil, sehingga struktur tidak berkembang di daerah ini.

2.9. Geoteknik Lereng Tambang

Berdasarkan hasil kajian eksplorasi bauksit, rata-rata kedalaman adalah 10 m dari


lapisan tanah penutup. Tinggi single slope (jenjang individual) direkomendasika 6 m
dengan kemiringan jenjang 60 derajat. Lebar area kerja 10-15 m disesuaikan dengan
dimensi peralatan tambang (alat gali dan alat muat). Lebar teras pada lereng akhir
penambangan 5 m, tinggi jenjang keseluruhan 12 m, dan kemiringan 45 derajat (lihat
Gambar III-2). Perlu dicatat bahwa rekomendasi berlaku untuk tinggi jenjang keseluruhan
kurang dari 15 m, studi kemantapan lereng diperlukan bila lebih dari 15 m. Rekomendasi
ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Pasal 241.

450

5m

12 m

6m

600

Gambar 2.4. Rekomendasi Lereng Kerja Tambang


16

2.10. Geoteknik Lapisan Tanah Dasar Stockpile

Tanah dasar (subgrade) merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-


bagian perkerasan lainnya (lihat Gambar III-3). Kekuatan, keawetan, dan ketebalan lapisan
konstruksi perkerasan stockpile sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar. Tanah dasar dapat terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah galian)
ataupun tanah timbun yang dipadatkan (pada daerah urugan). Persyaratan teknik untuk
material tanah sebagai pembentuk tanah dasar adalah sebagai berikut (termasuk
rekomendasi penyelidikan geoteknik yang perlu dilakukan sebelum dilaksanakan
pembangunan stockpile):
1. Sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi yang diklafisikasikan
sebagai A-7-6 dari persyaratan Klafisikasi MSHTO atau sebagai CH dalam sistim
klasifikasi unified.
2. Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada daerah/lapisan
di bawah 80 cm dari tanah dasar, pada bagian dasar dari urugan, atau urugan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung tinggi.
3. Memiliki nilai CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari dan dipadatkan
100 % dari kepadatan kering maximum.
4. Persyaratan kepadatan :
a. Harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maximum pada lapisan 30 cm ke
bawah dari subgrade (proctor standard).
b. 30 cm keatas harus dipadatkan 100 % dari kepadatan kering maximum.

Agregat Halus (Pasir)

Agregat Kasar (Kerikil atau Batu Pecah)

Agregat Halus (Pasir)

Gambar 2.5. Batuan Dasar Dan Bagian Perkerasan


17

2.11. Bentuk dan Penyebaran Endapan

Endapan bauksit laterit umumnya terbentuk pada daerah dengan iklim tropis
sampai subtropis. Pada umumnya bentuk endapan bauksit laterit ini akan menempati
morfologi dengan perbukitan bergelombang, yang memungkinkan terjadinya pelapukan
yang sangat kuat. Endapan bauksit tersebar secara horizontal / lateral ditutupi oleh lapisan
overburden dengan ketebalan rata-rata 1.45-4.35 m dan tebal dari endapan bauksitnya
1.35-4.65 m. Penyebaran endapan bauksit ditemukan tersebar dan umumnya dijumpai
pada bukit-bukit kecil yang memiliki morfologi landai. Perbukitan terjal dan dataran
aluvial jarang ditemukan endapan bauksit.

2.12. Sifat dan Kualitas Endapan

Bauksit adalah batuan sedimen, sehingga tidak memiliki rumus kimia yang tepat.
Hal ini terutama terdiri dari mineral alumina yang terhidrasi seperti gibbsite Al(OH)3 atau
Al2O3.3H2O dalam deposit (endapan) tropis yang lebih baru, atau keadaan subtropis,
endapan bauksit memiliki mineral utama boehmite -AlO(OH) atau Al2O3.H20 dan
beberapa diaspore -AlO(OH) atau Al2O3.H20. Sifat dan kualitas endapan bauksit
dicirikan dengan banyaknya kandungan persen (%) Al2O3 dan SiO2, serta sedikit Fe2O3
dan TiO2. Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah :
1. Al2O3.3H2O, gibbsite yang sifatnya mudah larut.
2. Al2O3.3H2O, boehmite yang sifatnya susah larut dan diaspore tidak larut.
Kualitas endapan bauksit secara umum (keseluruhan sumberdaya) yang dijumpai
di derah IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU memiliki kandungan rata-rata 45.02%
T-Al2O3, 4,09% RSiO2 dan 12,01% Fe2O3 (tanpa COG). Berdasarkan penelitian,
komposisi mineral terdiri dari gibbsite, kuarsa, mika, mineral lempung dan mineral
opaque, sehingga dapat disimpulkan bahwa bijih bauksit di IUP Operasi Produksi
No.02/2010/SGU memiliki komposisi utama mineral gibbsite yang masuk ke dalam tipe
bijih bauksit trihidrat.
18

Gambar 2.6. Profil Endapan Bauksit

2.13. Sumberdaya dan Cadangan Bijih Bauksit

Sumberdaya Bauksit di dalam IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU diestimasi


dari pengolahan data eksplorasi secara komputerisasi menggunakan piranti lunak berikut:

1) Microsoft Excel dan Mapinfo untuk manajemen database explorasi.


2) AutoCad dan Terramodel untuk pemodelan topografi dan kontur topografi.
3) Datamine Studio 3 untuk pemodelan 3D dan estimasi sumberdaya-
cadangan bauksit menggunakan metode wireframing dan block modeling.
Adapun data yang digunakan dalam pengolahan data eksplorasi dan pemodelan s
umberdaya bauksit ini antara lain:
1) Database test pit / sumur uji.
2) Database topografi yang diperoleh dengan menggunakan metode
LIDAR yang dilengkapi dengan informasi sebaran lokasi pemukiman,
sungai, jalan dan properties wilayah lainnya.
3) Data dan peta geologi daerah setempat.
19

Test pit adalah metode sampling yang saat ini dianggap sesuai untuk menggantikan metode
pemboran yang terkendala material loose dan masalah recovery core sample pada endapan
bauksit. Dimensi cell block model yang digunakan dalam pemodelan sumberdaya bauksit
IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU adalah 25 x 25 x 2 m yang diisikan dalam
wireframe 3D yang merupakan kerangka model overburden maupun ore (Gambar III-4).

Gambar 2.7. Contoh Tampilan 3D Block Model

Kerangka wireframe 3D ini dibuat dengan melakukan korelasi data - data test pit
berupa interpolasi maupun ekstrapolasi yang dikontrol menggunakan data model topografi
(Gambar III-5). Adapun analisa statistik dan geostatistik terhadap sebaran data kadar dari
sampel test pit digunakan untuk menentukan metode dan parameter penaksiran kadar ke
dalam masing - masing cell dari block model.
20

Gambar 2.8. Contoh Penampang Vertikal Block Model

Pembagian klasifikasi sumberdaya bauksit didasarkan pada spasi / grid sebaran data
test pit dengan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Sumberdaya Bauksit Tayan


Klasifikasi Sumberdaya Spasi antar Data Test Pit
Sumberdaya Terukur (measured) < 50m x 50m
Sumberdaya Terunjuk (indicated) 50m x 50m s/d 100m x 100m
Sumberdaya Tereka (inferred) > 100m x 100m

Berikut ini adalah tabulasi hasil estimasi sumberdaya bauksit IUP Antam di Kabupaten
Sanggau tanpa pembatasan kadar (cut off grade - COG) dari pemodelan yang dilakukan
berdasarkan data eksplorasi di area tersebut.
21

Tabel 2.2. Tabulasi Hasil Estimasi Sumberdaya Bauksit Tayan

Crude Tonnes In Situ

WBX Tonnes In Situ


Resource Category

Volume In Situ

TAl2O3
Density

RSiO2

Fe2O3
TSiO2

TiO2
CF%
Overburden 93,003,544 1.67 155,000,000
Measured
Bauxite
Resources 56,599,516 1.80 102,000,000 52.66 53,710,589 45.85 3.38 18.03 11.53 0.84
Indicated
Bauxite
Resources 54,117,616 1.80 97,411,710 50.90 49,585,843 44.12 4.87 20.37 12.54 0.92
Total 110,717,132 1.74 199,411,710 51.80 103,296,432 45.02 4.09 19.15 12.01 0.88

Dari tabulasi sumberdaya pada tabel 3.2 di atas, kemudian dilakukan proses optimisasi
untuk mendapatkan estimasi cadangan bauksit untuk mendapatkan rencana bijih tertambang
dengan kadar T-AL2O3 sebesar minimum 46.50% dan R-SiO2 maksimum 4.50% sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan pabrik CGA. Berikut disajikan tabulasi cadangan bauksit
IUP Tayan dari hasil proses optimisasi dengan COG T-AL2O3 >40.00% sebagai berikut :
22

Tabel 2.3. Tabulasi Hasil Estimasi Cadangan Bauksit Tayan

WBx Tonnes Recovered


Crude Tonnes In Situ

WBx Tonnes In Situ


Volume In Situ

TAl2O3
Category

Density

RSiO2

Fe2O3
TSiO2

TiO2
CF %
Waste
Overburde 68,724,65 1.6 114,770,16
n 2 7 8
Proved
Bauxite 46,288,64 1.8 53.0 44,155,29 35,655,39 48.2 3.1 13.3 12.3 0.9
Reserves 5 0 83,319,560 0 6 7 7 4 9 4 0
Probable
Bauxite 36,159,67 1.8 53.0 34,548,57 27,897,96 47.2 3.9 14.2 13.0 0.9
Reserves 0 0 65,087,407 8 0 9 4 5 3 6 7
Total
Bauxite 82,448,31 1.8 53.0 78,703,86 63,553,36 47.8 3.5 13.7 12.6 0.9
Reserves 5 0 148,406,96 3 6 6 1 0 6 6 4
Mining
Recovery 85%
Washing
Recovery 95%

Recovered Ton WBx pada tabulasi cadangan di atas adalah rencana tonase WBx
tertambang yang telah dipengaruhi oleh mining recovery (85%) dan washing recovery
(95%) sebesar 63,553,366 WMT WBx. Hasil optimisasi cadangan ini menjadi dasar dalam
pembuatan rencana penambangan pada bab berikutnya.
23

Gambar 2.9. Distribusi Kadar T-Al2O3 di Tayan

Gambar 2.10. Distribusi Kadar R-SiO2 di Tayan

Anda mungkin juga menyukai