Anda di halaman 1dari 8

PT.

ANTAM ( ANEKA TAMBANG )


Untuk memenuhi tugas mata kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Disusun Oleh :

RASHINTA RIZKA PUTRI ARISY

40040117060026

Dosen Pengampu :

Fahmi Arifan, ST, M.Eng

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.1.1 Sejarah Perusahaan

Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan
sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan tambang dan
proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan
Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara
Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan
dan Proyek-proyek Bapetamb. Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN)
Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 22 tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan No. 36, BNRI
No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan
Negara Perseroan Terbatas ("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan
Perseroan (Persero) Aneka Tambang".

Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas
dengan Akta Pendirian Perseroan No. 320 tanggal 30 Desember 1974 dibuat di hadapan Warda
Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di
Jakarta jo. Akta Perubahan No. 55 tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief,
dahulu notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun
1969 No. 16. Tambahan Lembaran Negara No. 2890) tentang bentuk-bentuk Usaha Negara
menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 40), Peraturan
Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 33 jo.Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan
Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan
nama PT Aneka Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam Surat
Keputusannya No. Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebut di atas telah
didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut
di bawah No. 1736 dan No. 1737 tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan
No. 312 BNRI No. 52 tanggal 1 Juli 1975. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi
feronikel, pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan
mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di
Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan
menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
1.1.2 Profil Perusahaan

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi


secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak,
bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan
Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber
daya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional
untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan
keuntungan.

ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.
ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa
perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung
pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke
publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan
sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini
ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang
berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit
melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya
per unit. ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi
terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui
pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial perusahaan.
Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk
menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan
kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.
1.1.3 Prinsip K3 di PT. Antam

Sesuai dengan visi korporasi PT. Antam, maka untuk mencapai visi tersebut salah satu
nilai utama dari PT. Antam adalah mewujudkan kepemimpinan di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja, pengelolaan lingkungan, serta tanggung jawab sosial. Kebijakan regional
tersebut telah diselaraskan dengan kebijakan kesehatan, keselamatan, dan kendali rugi korporasi
PT. Antam. PT Antam berkeyakinan bahwa manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
terddepan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu perusahaan yang efisien dan sukses.
Selain itu peraturan yang dikeluarkan pemerintah mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
untuk industri tambang juga telah diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor
555.K/26/M.PE/1995 mengenai Garis Besar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Penambangan
Umum. Oleh karena itu, sebagai suatu perusahaan tambang maka PT. Antam berkewajiban untuk
mematuhi peraturan yang telah dikeluarkan tersebut. Guna mencapai tujuan kesehatan dan
keselamatan kerja maka PT. Antam berkomitmen untuk :

1. Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku yang menjadi kewajiban
kita sebagai standar minimum.
2. Menerapkan dan menjalankan Sistem Manajemen Terpadu (IMS) APAC dan Standar
Teknis untuk mengurangi resiko bahaya terhadap personal atau kerusakan property.
3. Mengidentifikasi bahaya terhadap kesehatan dna keselamatan kerja, resiko serta peluang
untuk peningkatan guna menetapkan standar yang dapat dicapai sesuai dengan nilai dan
harapan karyawan serta masyarakat luas.
4. Mematuhi prinsip keselamatan kerja yang mencakup kepemimpinan di bidang kesehatan
dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan.
5. Memadukan keselamatan kerja ke dalam semua aspek kegiatan perusahaan termasuk
eksplorasi, pengembangan proyek, operasi tambang, perluasan tambang, akuisisi,
divestasi, dan penutupan.

Kegiatan K3 di PT. Asahimas Chemical

1. Management Safety Committee Meeting (MSCM).


MSCM ini merupakan rapat bulanan yang dihadiri oleh level manager sampai
Factory manager. Dalam MSCM ini dibahas mengenai, laporan kecelakaan, safety
performance, evaluasi kegiatan K3 selama sebulan, dan memberi arahan bagi
terlaksananya seluruh program K3.
2. Safety Coordinator Meeting.
Forum ini merupakan sarana komunikasi diantara para Safety Coordinator lintas
department untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan K3 dan
untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang K3.

3. Joint Safety Patrol (JSP)


Kegiatan ini rutin dilakukan setiap sebulan sekali dengan tujuan untuk mencari
tindakan dan kondisi yang tidak aman di area kerja untuk kemudian diambil tindakan
perbaikan.

4. Emergency Response Drill


Emergency Response Drill ini bertujuan untuk melatih ketrampilan karyawan
dalam menghadapi kejadian emergensi. Latihan ini dilakukan sebulan sekali sebelum
MSCM dimulai untuk level department dan setahun sekali untuk level pabrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa permasalahan yang ada di Perusahaan tersebut?
2. Apa tanggapan dari permasalahan tersebut?
3. Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di PT. Antam dan menanggapi sesuai
dengan K3 yang berlaku.
BAB 2

ISI
2.1 Permasalahan Limbah Perusahaan

Keberadaan limbah pertambangan emas di lingkungan sekitar pertambangan


berdampak secara langsung kepada manusia khususnya bagi pekerja, maupun
berdampak tidak langsung baik pada tumbuhan, hewan, maupun masyarakat
sekitar akibat dari pembuangan limbah baik limbah cair maupun limbah padat.
Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat di sekitar
lokasi pertambangan emas liar adalah penggunaan bahan berbahaya beracun (B3)
yaitu merkuri (Hg). Penggunaan merkuri sebagai bahan untuk mengikat dan
pemisah biji emas dengan pasir, lumpur dan air yang tidak dikelola dengan baik
akan membawa dampak bagi penambang emas maupun masyarakat sekitar lokasi
pertambangan emas liar, karena merkuri yang sudah dipakai dari hasil pengelolaan biji emas
biasanya dibuang begitu saja di parit dan konsekuensinya
parit menjadi tempat wadah penampungan (Subanri, 2008).

Hampir 98% penduduk di sekitar PT. Antam menggunakan merkuri dalam proses
pengolahan hasil tambangnya (Rianto, 2010). Penggunaan merkuri pada
pertambangan emas liar di wilayah tersebut dapat membawa potensi pencemaran
apabila tidak diikuti dengan pengelolaan limbah secara baik. Akumulasi
pembuangan merkuri dalam kurun waktu lama dapat membahayakan lingkungan
di sekitar pertambangan.

Limbah merkuri yang langsung dibuang berakibat pada pencemaran air


tanah dan saluran air di permukaan. Identifikasi pencemaran yang terjadi di bawah
permukaan (pencemaran air tanah) lebih sulit dideteksi. Sehingga perlu
pengukuran dengan menggunakan metode geofisika untuk mengetahui seberapa
besar tingkat pencemaran air tanah tersebut. Metode geofisika yang digunakan
adalah metode geolistrik untuk mendapatkan informasi tentang berbagai jenis
batuan penyusun lapisan yang terdapat di dalam permukaan bumi (Trisnawati,
2009).

Beberapa studi yang telah dilakukan dengan menggunakan metode


geolistrik diantaranya adalah untuk identifikasi intrusi air laut dan kebocoran
limbah hasil industri. Metode geolostrik dapat digunakan secara efektif untuk
mengidentifikasi distribusi polutan baik secara spasial maupun temporal
(Suhendra, 2005).

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pola sebaran limbah merkuri


dan rancangan akuisisi data sehingga diperoleh hasil yang diinginkan.
2.2 Solusi yang Diberikan

a. Melakukan penyuluhan kesehatan kerja terpadu secara terus menerus dengan materi
bahaya merkuri bagi kesehatan dan penatalaksanaan kegiatan penambangan emas tanpa izin,
misalnya dengan menyebarkan brosur dan pamphlet tentang bahaya penggunaan merkuri,
melakukan pertemuan dengan pimpinan masyarakat penambangan untuk menyampaikan
informasi mengenai teknologi penambangan emas yang ramah lingkungan.
b. Pemerintah perlu membantu para penambang dan memberikan jalan keluar agar
penambangan dapa dilakukan secara ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat dan penambang yaitu dengan memberikan subisidi kepada penambang dengan
menyediakan tempat penampungan limbah merkuri yang sudah digunakan agar limbah tersebut
tidak langsung dibuang kesungai tetapi dapat dicari jalan keluar dengan meningkatkan kembali
kemampuan merkuri dalam memisahkan emas sehingga dapat dimanfaatkan kembali dalam
proses penambangan selanjutnya.
c. Penambang
Diharapkan kesadaran penambang dalam upaya mengurangi dampak bahaya merkuri yaitu
dengan lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam proses penambangan
emas yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri secara lengkap dan adekuat untuk
meminimalisir tingkat pemaparan merkuri.
d. Masyarakat
Diharapkan peran serta masyarakat dalam upaya mengurangi dampak dari pemaparan yang
mengakibatkan keracunan merkuri dengan pola hidup bersih dan sehat misalnya dengan
melakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum menggunakan air sungai untuk keperluan mandi
dan memasak.

penggunaan merkuri pada


pertambangan emas liar

menyebabkan
pencemaran air tanah

diteliti menggunakan
metode geolistrik

Anda mungkin juga menyukai