Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. MARS
“Bidang K3 Secara Umum, Kelembagaan dan Keahlian K3, dan
Penerapan SMK3”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2:

1. Siti Nur Fadila (Ketua)


2. Haider Yonis (Anggota)
3. Yensi (Anggota)
4. Wiwi (Anggota)
5. Zulfikar Ade Putra (Anggota)

PELATIHAN DAN PEMBINAAN AHLI K3 UMUM

PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA

2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan PKL tentang
kelembagaan dan Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3.
Laporan PKL ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini tentang,
kelembagaan dan Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3, ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Sampul.........................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan…………….................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan..........................................................................2
C. Ruang Lingkup.................................................................................2
D. Dasar Hukum....................................................................................2
BAB II Kondisi Perusahaan......................................................................5
A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................5
B. Temuan .........................................................................................10
BAB III Analisis dan Rekomendasi........................................................11
A. Analisis Temuan Positif..................................................................11
B. Analisis Temuan Negatif.................................................................14
BAB IV Penutup…………........................................................................23
A. Kesimpulan.....................................................................................23
B. Saran..............................................................................................24
Lampiran

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting,
tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional.
Setiap perusahaan diwajibkan untuk menerapkan persyaratan K3. K3
tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak dan gas,
pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah
merambah kesemua jenis perusahaan.
Terjadinya resiko kerja seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan dapat
diakibatkan karena dua hal yaitu tindakan tidak aman (unsafe act) dan
kondisi tidak aman (unsafe condition). Semua itu dapat dicegah dengan
memahami keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam melindungi tenaga
kerja di Indonesia, pemerintah Indonesia telah mengamanatkan di dalam
UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Untuk menerapkan
isi amanat Negara tersebut diperlukan seorang Ahli K3 Umum yang
bertugas mengawasi ditaatinya undang – undang tersebut. Untuk itu
perusahaan perlu membentuk lembaga K3 yang disebut Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Adapun P2K3 merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit
akibat kerja memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan
tentunya juga akan hilangnya produktifitas dalam lingkungan pekerjaan.
Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3, tidaklah wajib hanya bagi
karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
PT. Mars adalah Perusahaan Jasa yang bergerak pada bidang
pengadaan dan pengelolaan kakao, Laporan ini akan disesuaikan dengan

4
aturan perundang-undangan dari Kementerian Ketenagakerjaan sebagai
salah satu pedoman agar pelaksanaan K3 di tempat kerja dapat
terlaksana dengan baik. Harapannya bahwa dari hasil identifikasi temuan-
temuan yang dituliskan dalam laporan ini, dapat menjadi bahan
rekomendasi bagi PT. Mars yang berlokasi di Kelurahan Noling,
Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dalam
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dan sebagai
pembelajaran bagi Calon Ahli K3 dalam menerapkan K3 di tempat kerja di
kemudian hari.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya Praktek Kerja Lapangan di PT. Mars ini
adalah melakukan observasi penerapan Bidang K3 Umum, Keahlian dan
Kelembagaan K3, Penerapan SMK3 dan memberikan rekomendasi
terhadap temuan yang ada dilapangan sesuai dengan peraturan
perundang - undangan yang berlaku:
1. Adapun tujuan umum yaitu mempraktekkan teori (mata ajaran)
yang telah diterima selama kegiatan pelatihan.
2. Tujuan Khusus:
A. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi
pelaksanaan K3 secara umum di PT. Mars
B. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi
pelaksanaan kelembagaan dan keahlian K3 di PT. Mars
C. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi
pelaksanaan sistem manajemen K3 di PT. Mars
C. Ruang Lingkup
Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di PT. Mars, adapun ruang
lingkupnya antara lain:
1. K3 secara umum
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
3. Penerapan SMK3

5
D. Dasar Hukum yang berkaitan dengan K3 secara umum,
Kelembagaan dan Keahlian K3 Serta Penerapan System
Manajemen K3
1. K3 Secara Umum
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Per-02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan dan Kewajiban dan Wewenang
Ahli K3.
e. Permenaker 15 tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Pecelakaan di Tempat Kerja pasal 9 ayat 1 “ Pengusaha wajib
menyediakan ruang P3K’’
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/ tahun 1987
tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep-239/MEN/2003
Tentang Pedoman pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.
3. Penerapan SMK3
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

6
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Mars adalah sebuah perusahaan PMA (Penanam Modal
Asing) dan merupakan anak perusahaan dan Mars Incorporated yang
tersebar di seluruh dunia. PT.Mars memiliki visi untuk menjadikan
industry kakao Indonesia berkelanjutan, menguntungkan dan
kompetitif bagi semua pemangku kepentingan. Perusahaan kakao ini
merupakan beberapa misi untuk mewujudkan visi yang dimilikinya.
Misi-misi tersebut adalah mengkoordinasikan pengembangan dan alih
teknologi budidaya kakao, pemberdayaan petani, dan penguatan
kelembagaan petani, mendukung keberlanjutan dan keuntungan
semua pihak perkakaoan melalui identifikasi, prioritas,
pengembangan, pendanaan, dan koordinasi berbagai program secara
terintegrasi untuk kebutuhan jangka pendek dan panjang.
PT. Mars didirikan di Makassar pada tahun 1996. PT. Mars
merupakan perusahaan pertama yang mendirikan pabrik bertaraf
internasional dalam pengadaan dan pengelolaan kakao di Makassar.
Sebelum PT.Mars didirikan di Makassar, belum ada investor coklat
lain yang tertarik menjalankan perusahaan coklat. Beberapa
perusahaan yang bergerak di bidang perkakaoan umumnya eksportir
dan pedagang. Mereka membeli biji kakao dari para petani,lalu
kemudian di ekspor kebeberapa Negara Maju yang tingkat kebutuhan
bahan baku paling tinggi seperti Amerika Serikat dan Negara-negara
Di Eropa.
PT.Mars mengembangkan perusahaan dengan membangun
beberapa pabrik yang tersebar di Sulawesi-selatan. Salah satu pabrik
yang dibangun oleh PT.Mars terletak di Kabupaten Luwu yaitu di
Kecamatan Bupon. Kecamatan tersebut dipilih dengan pertimbangan

8
bahwa wilayah itu merupakan daerah yang potensi kakao sangat
tinggi. Dalam memperoleh bahan baku PT.Mars dengan membeli
langsung di petani. Para petani mengantar sendiri kakao hasil kebun
mereka ke pabrik PT.Mars. untuk pengumuman harga selalu
ditempelkan dihalaman depan pabrik, sehingga sangat transparan dan
semua para petani mengetahui. Harga bisa berubah setiap hari,
sesuai dengan perubahan harga cokelat dunia di bursa komoditas
New york. Guna untuk mendapatkan pasokan bahan baku PT.Mars
menggandeng pemerintah lokal, dinas perkebunan dan berbagai
organisasi lokal untuk menjalankan berbagai program guna
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kesinambungan perkebunan
kakao di Indonesia.
Berdasarkan informasi mengenai gambaran umum yang
bersumber dari PT. Mars bahwa PT. Mars yang didirikan pada tahun
2006 sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang usaha
pengelolaan cacao, yang berupa bahan setengah jadi dengan produk
akhir berupan Biji cacao yang sudah kering. Perusahaan ini
mempekerjakan sebanyak 120 karyawan dimana 30 orang karyawan
tetap dan 90 karyawan belum menetap. Perusahaan ini menerapkan
rencana pengembangan berkesinambungan yang selaras dengan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah barang
ekspor Kemudian semangat ini didukung oleh komitmen perusahaan
untuk mendorong upaya-upaya inovasi dalam pengolahan cacao baik
di sektor hulu maupun hilir. Saat ini lokasi pengelolaan berada di
Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Memberikan informasi berupa rambu-rambu tentang
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Himbauan untuk
tetap menjaga Keselamatan Kerja berupa spanduk, Plat dan
lainnya.

9
b. Adanya pembekalan setiap pagi/breefing kepada tenaga kerja
untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Memberitahukan karyawan/pengunjung mengenai jalur
evakuasi dan titik kumpul ketika terjadi bahaya.
d. Menyiapkan kotak P3K.
e. Mengadakan pelatihan kepada karyawan mengenai
penggunaan Apar dan penggunaan Body Harnes.
f. Apar tersedia, mudah terlihat dan mudah dijangkau.
g. Memiliki ahli K3 Umum
2. Temuan Negatif
a. K3 Secara Umum
1) Belum ada standar APD yang digunakan
b. Kelembagaan
1) PT Mars belum menerapkan P2K3.
c. SMK3
1) Tidak menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3

10
BAB III

ANALISA DAN REKOMENDASI

A. Temuan Positif
1. K3 Secara Umum
N
Dokumentasi Lokasi Temuan Saran Dasar hukum
No.
1. Di lapangan diberikan edukasi dalam Selain pamplet edukasi - Undang undang no. 1
bentuk pamplet mengenai sebaiknya desediakan Tahun 1970 tentang
penerapan keselamatan juga formulir sebagai keselamatan kerja
kerja sebagai bentuk bentuk komitmen untuk pasal 14 (b) mengenai
mematuhi peraturan mematuhi aturan-aturan kewajiban pengurus
perundang- undangan dan keselamatan kerja di
menjaga keselamatan kerja area perusahaan.

11
2 Memberitahukan karyawan Sebaiknya di tambahkan Peraturan menteri No. 2
/ pengunjung mengenai fire alarm jika terjadi tahun 1983
jalur evakuasi dan titik bahaya di dalam area pasal 2 Tentang peraturan
kumpul ketika terjadi perusahhan ini mulai berlaku untuk
bahaya perencanaan,
pemasangan,
pemeliharaan dan
kemudian intalasi alaram
dan pengujian instalasi
alaram kebakaran
Automatic di
tempat kerja

12
3 Tersedia Kotak P3K di Sebaiknya kotak P3K Permen 15/VIII/2008
POS disiapkan di tiap ruangan Tentang Pertolongan
dan isi Kotak P3K Pertama Pada
disesuaikan dengan Kecelakaan di Tempat
lampiran Permen Kerja Menteri Tenaga
Tenaga kerja dan Kerja dan Transmigrasi
Transmigrasi No 15 Republik Indonesia
Tahun 2008 Pasal 8 mengenai
Fasilitas P3K di Tempat
Kerja
4 wawancara Dilakukan safety briefing Wajib melakuan safety Undang undang No.1
sebelum memasuki area induction/briefing pada tahun 1970 tentang
kerja saat memulai pekerjaan keselematan kerja pasal
agar terhindar dari 9 ayat 1‘pengurus
kecelakaan kerja. diwajibkan menunjukkan
dan menjelaskan pada
setiap tenaga kerja yang
baru”.
5 Wawancara Mengadakan pelatihan Sebaiknya sering Undang undang No.1

13
kepada tenaga kerja dilakukan pelatihan dan tahun 1970 tentang
mengenai penggunaan pembinaan keselematan kerja pasal
Apar dan penggunaan Body 9 ayat 3‘pengurus
Harnes diwajibkan
menyelenggarakan
pembinaan bagi semua
tenaga kerja
6 Setiap ruangan disediakan Sudah dilakukan Peraturan Menteri
apar untuk mengantisipa si pengecekan setiap saat Tenaga Kerja dan
terjadinya kebakaran agar kiranya Transmigrasi Nomor 04
dipertahankan dan Tahun 1980 tentang
segara dilakukan, Syarat - syarat
ketinggian Apar Pemasangan dan
harusnya 125 cm dari Pemeliharaan APAR
dasar lantai sesuai Pasal 4 Ayat 1
Permen Tenaga kerja
dan Transmigrasi
Nomor 04 Tahun 1980
pasal 4 ayat 2

14
KELEMBAGAAN

1 Wawancara Memiliki Ahli K3 Umum SKP yang ada lebih Peraturan Menteri
ditingkatkan agar pekerja ketenagakerjaan No 2
dapat diakui karena tahun 1992 tentang tata
adanya lisensi keahlian cara penunjukan
tenaga kerja yang lebih kewajiban dan
spesifik wewenang ahli
keselamatan dan
Kesehatan kerja dalam
pasal ayat 2 berbunyi
‘suatu tempat kerja
dimana pengurus
memperkerjakan tenaga
kerja kurang daari 100
orang akan tetapi
menggunakan bahan,
proses, alat dan atau
instalasi yang berisiko
bahaya terhadap

15
keselamatan

16
D.Temuan negatif

No Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

K3 UMUM
1 Permenakertrans No. 08 Tahun
2010, pasal 2 ayat 2 tentang APD
sebagaimana dimaksud sesuai
Sebaiknya pekerja tersebut
Belum ada standar APD dengan Standar Nasional
menggunakan APD yang
yang digunakan Indonesia (SNI) atau standar yang
lengkap.
berlaku dan pasal 3 ayat (1)

KELEMBAGAAN

1 Wawancara di PT. Mars belum ada Seharusnya dan Peraturan menteri ketenagakerjaan
lembaga P2K3 Secepatnya dilakukan no 4 tahun 1987 tentang tata cara
membentuk lembaga penunjukan, kewajiban, dan
P2K3 wewenang ahli k3
PENERAPAN SMK3

17
Sebaiknya pihak Undang-undang No. 13 tahun
manajemen membentuk 2003 tentang ketenagakerjaan

Belum menerapkan Sistem SMK3 dalam perusahaan pasal 87 berbunyi: “ setiap

Manajemen Kesehatan dan agar terciptanya tempat perusahaan wajib menerapkan


1 Wawancara
Keselamatan Kerja (SMK3) kerja yang aman,nyaman, sistem manajemen kesehatan dan
dan efisien untuk keselamatan kerja yang terintegrasi
mendorong produktivitas dengan sistem manajemen
tenaga kerja perusahaan”

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan Observasi yang dilakukan di
PT. Mars dapat ditarik kesimpulan yaitu penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di PT. Mars bertujuan melindungi pekerja dan orang
lain di tempat kerja, memastikan kegiatan berjalan aman. Perlu perhatian
pada pengadaan alat pelindung diri (APD) dan sosialisasi
penggunaannya. Perusahaan belum memiliki panitia Pembina K3,
kekurangan dalam administrasi dan pengawasan keselamatan kerja, serta
kebutuhan akan ahli K3. Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) belum dilakukan, menyebabkan
pelanggaran keselamatan dan kekurangan peralatan. Diperlukan
penerapan K3 secara baik untuk mengantisipasi risiko kecelakaan dengan
lebih efektif.
B. Saran
1. Segera bentuk Panitia Pembina K3 untuk meningkatkan administrasi
dan pengawasan keselamatan kerja. Perbaiki pengadaan APD dan
tingkatkan sosialisasi agar pekerja memahami pentingnya
penggunaannya.
2. Prioritaskan implementasi SMK3 untuk mengurangi pelanggaran dan
kekurangan peralatan.
3. Lakukan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan K3 di seluruh perusahaan.

1
LAMPIRAN

1. Foto Wawancara

2. Foto Bersama kelompok 2

3. Foto Bersama PKL Angkatan 173

Anda mungkin juga menyukai