Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


BIDANG PENGAWASAN K3 KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN
DAN KEAHLIAN K3 PENERAPAN SMK3 K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN K3 LISTRIK K3
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN K3 MEKANIK (PESAWAT
TENAGA PRODUKSI, PESAWAT ANGKAT-ANGKUT K3
KESEHATAN KERJA, ERGONOMI K3 LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA BERACUN
DI PT. INDOMARCO PRISMATAMA CABANG PEKANBARU

SAFETY FIRST

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ENDANG SRI WINIH
ANGKATAN 52

PENYELENGGARA
PT. DELTA REKA KREASI
PEKANBARU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan atas segala rahmat dan karunia- Nya kami
dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Bimbingan Calon Ahli K3 Umum di
PT. Indomarco Prismatama cabang Pekanbaru pada hari Rabu, 31 Januari 2024 sebagai
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum. Laporan ini
merupakan bentuk aplikasi dari pelatihan bimbingan calon ahli K3 umum yang dilaksanakan
oleh PT. Delta Reka Kreasi. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berisi tentang
pengawasan K3 Kesehatan Kerja, kelembagaan dan keahlian K3 penerapan SMK3 K3
konstruksi bangunan penanggulangan kebakaran K3 listrik K3 pesawat uap dan bejana tekan
K3 mekanik (pesawat tenaga produksi, pesawat angkat-angkut K3 kesehatan kerja,
ergonomi K3 lingkungan kerja dan bahan berbahaya beracun yang diterapkan pada
perusahaan yang kami kunjungi.
Saya berharap laporan ini dapat menjadi sarana bagi saya untuk mendokumentasikan
temuan, analisis, dan rekomendasi saya. Selain itu, laporan ini juga memiliki tujuan lebih
luas, yaitu menjadi sumbangan saya dalam meningkatkan kesadaran dan praktik
keselamatan kerja di lingkungan industri. Akhir kata, tak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu baik dalam penyelenggaraan PKL maupun
penyelesaian penulisan laporan. Semoga, laporan saya dapat memberikan kontribusi positif
dalam upaya menjadikan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat bagi semua pihak
terkait

Hormat kami,

Endang Sri Winih

ii
DAFTARISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL.......................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................... 2
1.4 Dasar Hukum ...................................................................................................... 3
1.5 Landasan Teori Parameter Observasi .................................................................. 6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................................................... 12
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja ........................................................................ 12
2.2 Lokasi Perusahaan .............................................................................................. 12
2.3 visi dan Misi ....................................................................................................... 13
2.4 Hasil Temuan Observasi ..................................................................................... 13
BAB III ANALISA HASIL TEMUAN ............................................................................. 16
3.1 Hasil temuan positif ........................................................................................... 16
3.2 Hasil temuan negatif........................................................................................... 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 24
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 24
4.2 Saran.................................................................................................................. 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun tidak menghendaki terjadinya
kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan. Suatu potensi resiko
berupakecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat
muncul karena kesalahan dalam penggunaan peralatan, kurangnya informasi terhadap area
kerja dan kemampuan serta keterampilan dari tenaga kerja yang kurang kompeten.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu bagian penting dalam dunia
pekerjaan. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Dengan penerapan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan
kerja diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, tingkat kesehatan
yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktifitas yang tinggi.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus
pada kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena
berkaitan erat dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerjad dan
mengetahui bentuk Kelembagaan dan keahlian K3 umum serta Sistem Manajemen K3 di
tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan melibatkan segala
pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
PT. Indomarco Prismatama cabang Pekanbaru terletak dijalan Raya Teratak Buluh
No.88 Taluk Kuantan Kabupaten Kampar-Riau, memiliki 700 pekerja dengan waktu kerja
selama 16 jam. PT. Indomarco Prismatama adalah perusahaan swasta Nasional yang
bergerak dalam bidang usaha perdagangan barang/retail (minimarket). Dimana didalam PT
tersebut.

1.2 Tujuan PKL

1
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, tujuan penulisan laporan dari kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
1. Untuk mempraktikkan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan dan
pembelajaran.
2. Memperoleh pemahaman dan wawasan yang lebih mendalam mengenai penerapan K3
dalam situasi dunia nyata.
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
4. Memberikan kemampuan kepada calon Ahli K3 Umum untuk mengidentifikasi,
menganalisis, serta memberikan saran atau rekomendasi sesuai dengan temuan
mereka.

1.3 Ruang Lingkup


Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan, maka ruang lingkup Kerja Praktek Lapangan
ini adalah:
1. Kelembagaan dan keahlian K3
2. Penerapan SMK3
3. K3 konstruksi bangunan
4. K3 penanggulangan kebakaran.
5. K3 instalasi listrik.
6. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
7. K3 Mekanik (Pesawat tenaga produksi dan pesawat angkat-angkut).
8. K3 kesehatan kerja.
9. K3 Ergonomi
10. K3 Lingkungan Kerja
11. K3 Pengelolaan bahan kimia berbahaya

1.4 Dasar Hukum


Dalam menganalisa dan memberikan saran terkait dengan gaps (celah), penulis merujuk
kepada berbagai Undang-Undang dan peraturan yang ada antara lain sebagai berikut:
1. Dasar Hukum K3 Umum
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Permenaker No. Per-04/MEN/1987, tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta tata cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

2
b. Permenaker No. Per-04/MEN/1995, tentang Perusahaan Jasa Keselamatandan
Kesehatan Kerja.
c. Permenaker No. Per-03/MEN/1998, tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
d. Permenaker No. Per.02/Men/1992, tentang Persyaratan,Wewenang, Kewajiban
AK3U.
e. Kepmenaker No. Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata
Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina.
f. Kepmenaker No. Kep-1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Kerja.No.
Per.26/Men/2007, tentang Pedoman Penghargaan K3 bagi perusahaan.
g. Permenaker No. Per. 01/Men/1976, tentang Kewajiban Hiperkes Dokter
perusahaan.
3. Dasar hukum penerapan SMK3

a. PP 50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja.
b. Permenaker No. 26 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan

a. Undang–Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat


(1) & (2)
b. Permenakertrans No. 1/1980 Tentang K3 pada KonstruksiBangunan
c. SKB Menaker dan Men-PU ke 174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 Tentang K3
pada Tempat Kegiatan Kontruksi Beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada
Tempat Kegiatan Kontruksi
d. Instruksi Menaker 1/1992 Tentang Pemeriksaan Keberadaan Unit Organisasi K3
e. Kep Dirjen PPK 20/2004 Tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidang Konstruksi
Bangunan
f. Permenaker No. 9/2016 Tentang K3 dalam Pekerjaan pada Ketinggian
5. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran

a. Permenakertrans No. 4/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan


Pemiliharaan APAR

3
b. Permenaker No. 2/1983 Tentang instalasi Alarm Pemadam Kebakaran Otomatis

c. Kepmenaker No. 4/1986 Tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat kerja.

d. Instruksi Menteri II/M/B/1997 Tentang Pegawasan Khusus K3 penanggulangan


Kebakaran

e. Kepmenaker No. 186/1999 Tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat


Kerja

6. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik

a. Permenaker No. 3/1999 Tentang Syarat-Syarat K3 Listrik Untuk Pengangkatan


Orang dan Barang
b. SNI 04-0025-2000 (PUIL 2000) Tentang Rujukan Untuk Sitem Prod Internal,
c. Proteksi Bahaya Sambaran Tidak Langsung
d. Kepmenakertrans No. Kep. 75/2002 Tentang Pemberlakuan SNI No. SNI-040-
0225-2000 Mengenai PUIL di Tempat Kerja
e. Keputusan 47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang
Listrik
f. Keputusan 48/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Teknik K3 Listrik g.
Permenaker 12/2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
g. Permenaker No. 31/2015 Tentang Perubahan atas Permenaker 2/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
7. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
h. UU no 225/1930 tentang pesawat Uap
i. Permenaker RI No 37 Tahun 2016 Tentang keselamatan dan Kesehatan kerja
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
8. K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat-Angkut)
a. Permenaker RI No 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan alat Produksi
b. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
9. K3 Kesehatan Kerja
a. Permenaker No 03/ MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
b. Permenakertrans nomor per 02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja
10. K3 Ergonomi

4
a. Permenaker No.5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja

b. Peraturan Presiden republik Indonesia No 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit


Akibat Kerja

11. K3 Lingkungan Kerja

a. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan


b. Permenaker No.5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
c. Permenaker No. Kep/Men/08 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
12. K3 Bahan Kimia Berbahaya
a. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
b. Kepmenaker RI No. Kep-187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya.

1.5 Landasan Teori Parameter Observasi


1.5.1 Kelembagaan dan keahlian K3
Kelembagaan K3 adalah sebuah organisasi atau badan swasta independent, non
pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
beranggotakan perusahaan dan lembaga usaha berbadan hukum di Indonesia. Lembaga K3
yang ada di Indonesia pada saat ini adalah:
a. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah lembaga
yang dibentuk di dalam perusahaan dengan tujuan membantu melaksanakan
serta mengelola upaya-upaya terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Anggotanya terdiri dari perwakilan unsur pengusaha dan pekerja.
b. PJK3 (Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah suatu
lembaga usaha yang beroperasi berdasarkan surat keputusan penunjukkan dari
Kementerian Ketenagakerjaan yang mengkhususkan diri dalam penyediaan
layanan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Lembaga ini memiliki
tenaga ahli di bidang K3 untuk memberikan layanan profesional terkait dengan
K3 kepada Perusahaan.
PT. Indomarco Prismatama didapatkan bahwa telah menerapkan SMK3, dan untuk
struktur P2K3. Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 04 Tahun 1987 tentang
5
Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Dalam pasal 2
peraturan tersebut disebutkan bahwa setiap pengusaha diwajibkan membentuk P2K3 apabila
memiliki lebih dari 100 pekerja atau memilki resiko bahaya yang besar. PT. Indomarco
Prismatama sendiri memiliki 700 pekerja.
Keahlian K3, merupakan keahlian yang dimiliki oleh seseorang yang bersertifikasi
dari kemnaker RI mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun pada PT. Indomarco
Prismatama memiliki tenaga ahli K3 2 orang, dan operator forklift.

1.5.2 SMK3
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) secara normatif
terdapat pada Per.50/men/2012 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, proses dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. Penerapan SMK3 dijelaskan dalam PP no 50/12 pada pasal, yaitu;
a. Penetapan kebijakan K3
b. Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

1.5.3 K3 Konstruksi Bangunan


Konstruksi berasal dari bahasa Inggris “Construction” yang berarti meletakkan unsur
bersama-sama secara sistematis,dengan perkataan lain adalah suatu bentuk bangun yang
terdiri dari unsur-unsur dan tersusun secara sistematis. Maka dari itu tujuan dari konstruksi
adalah menjaga keutuhan bentuk sehingga kuat dan atau tidak berubah bentuknya.
Sedangkan fungsi dari konstruksi adalah menahan berbagai macam gaya yang menimpa
pada bangunan agar tidak mempengaruhi strukturnya. Pekerjaan konstruksi merupakan
pekerjaan yang memakan banyak korban kecelakaan akibat kerja khususnya karena terjatuh.
Oleh karenanya terbitlah permenaker 09/16 mengenai K3 bekerja pada ketinggian dimana
dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa bila bekerja pada ketinggian 1,8 meter, wajib
mengenakan APD yang dapat melingungi dari terjatuh akibat bekerja.

1.5.4 K3 Penanggulangan Kebakaran


Kebakaran merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh adanya api, yang mana
6
bencana kebakaran tersebut pastinya menimbulkan kerugian. Api adalah suatu reaksi kimia
(oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang
menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya. Segitiga api adalah elemen-elemen
pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan
oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya
menghasilkan pijar (ILO, 2018). Berlangsungnya suatu pembakaran diperlukan komponen
keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai
Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen
yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi
berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
Kebakaran terjadi karena bertemunya tiga unsur:
1. Bahan dapat terbakar, adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk
benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh
atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya
pembakaran.
a. Benda Padat Bahan bakar padat yang mengalami pembakaran akan
menghasilkan sisa berupa abu atau arang setelah proses pembakaran
selesai. Contoh bahan bakar padat tersebut mencakup kayu, batu bara,
plastik, gula, lemak, kertas, kulit, dan berbagai bahan lainnya.
b. Benda Cair Bahan bakar cair mencakup berbagai jenis zat cair yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Contoh bahan bakar cair tersebut
termasuk bensin, cat, minyak tanah, pernis, terpentin, lak, alkohol,
minyak zaitun, dan berbagai zat cair lainnya yang dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi.
c. Benda Gas Bahan bakar gas mencakup berbagai jenis gas yang digunakan
sebagai sumber energi. Contoh bahan bakar gas tersebut termasuk gas
alam asetilen, propana, karbon monoksida, butana, serta berbagai jenis
gas lainnya yang digunakan dalam berbagai aplikasi, baik untuk
keperluan rumah tangga maupun industri
2. Zat pembakar, yaitu Oksigen (O2). Untuk terjadinya proses pembakaran,
setidaknya diperlukan sekitar 15% volume oksigen dalam udara. Udara
normal di atmosfer kita mengandung sekitar 21% volume oksigen. Beberapa
bahan bakar memiliki kandungan oksigen yang cukup, sehingga dapat
7
mendukung proses pembakaran dengan baik.
3. Panas merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembakaran.
Diperlukan sumber panas untuk mencapai suhu penyalaan yang
memungkinkan terjadinya kebakaran. Sumber panas dapat berasal dari
berbagai sumber, seperti panas matahari, permukaan yang panas, nyala
terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik,
api las/potong, serta gas yang dikompresi. Semua sumber panas ini dapat
memicu proses pembakaran jika suhu yang cukup tercapai.
Berdasarkan tiga unsur di telah disebutkan, dapat kita ketahui bahwa kebakaran
sebagai suatu bencana dimana terjadi ketika api atau proses pembakaran tidak dapat
dikendalikan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008, bahaya kebakaran melibatkan ancaman
potensial dan tingkat penyebaran api mulai dari awal kebakaran hingga penyebaran asap dan
gas yang dapat membahayakan kehidupan manusia, kerusakan pada bangunan, serta dampak
terhadap ekosistem sekitarnya. Kebakaran dapat terjadi akibat tindakan sengaja atau tidak
disengaja dan sering kali menyebabkan kerusakan fisik, cedera, bahkan kematian bagi
manusia. Ini mencerminkan bahwa sementara api memiliki potensi manfaat, jika tidak
dikelola dengan baik, api dapat menjadi musuh yang merusak dan berbahaya.
Unit penanggulangan kebakaran pada perusahaan, sesuai dengan Ketetapan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 186 Tahun 1999, terdiri dari empat unsur atau
bagian, yaitu:
a. Petugas peran kebakaran, terdiri dari minimal 2 orang untuk setiap 25 orang
pekerja.
b. Regu penanggulangan kebakaran, ditetapkan untuk tempat kerja dengan
resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang 1 yang memperkerjakan tenaga
kerja sebanyak 300 orang, atau setiap tempat yang memiliki resiko bahaya
sedang II, sedang III dan berat wajib memiliki regu penanggulangan
kebakaran.
c. koordinator penanggulangan kebakaran, untuk setiap 100 pekerja yang
memiliki resiko tinggi, sekurang-kurangnya memiliki 1 orang setiap unit
kerja.
d. Ahli K3 Spesialis penanggulangan kebakaran, setiap perusahaan yang
memiliki resiko bahaya tinggi termasuk bandara, wajib memiliki Ahli K3
spesialis kebakaran.
8
1.5.5 K3 Instalasi Listrik

Energi listrik adalah bentuk energi yang berasal dari muatan listrik, yang dapat
menciptakan medan listrik statis atau menggerakkan elektron dalam konduktor atau ion
(baik positif maupun negatif) dalam zat cair atau gas. Energi listrik yang bersifat dinamis
dapat diubah menjadi bentuk energi lain melalui tiga komponen dasar yang sesuai dengan
sifat arus listriknya. Terdapat dua jenis arus listrik, yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-
balik (AC). Berlandaskan pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015,
pada Pasal 7 disebutkan bahwa setiap perusahaan yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas 200 kVA atau lebih wajib memiliki ahli K3 listrik. Mengingat PT. Indomarco
Prismatama 3 genset dengan nilai masing-masing kapasitas 200 kVa, perusahaan ini jelas
belum memenuhi syarat untuk memiliki ahli K3 spesialis listrik guna memastikan
keselamatan dalam pengelolaan energi listrik yang signifikan seperti itu.

1.5.6 K3 pada Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016, pasal 1
menjelaskan bahwa "bejana tekan" adalah jenis bejana yang selain memiliki pesawat uap
didalamnya, juga memiliki tekanan dan digunakan untuk menyimpan gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara. Sementara itu, tangki timbun adalah jenis bejana selain dari
bejana tekanan yang digunakan untuk menyimpan atau menimbun cairan bahan berbahaya
atau cairan lainnya. Didalam tangki timbun ini, terdapat gaya tekanan yang dihasilkan oleh
berat cairan yang disimpan atau ditimbun dalam volume tertentu. Dengan definisi ini,
peraturan ini mengklasifikasikan dan mengatur berbagai jenis bejana yang digunakan dalam
industri, terutama yang terkait dengan penyimpanan dan pengelolaan zat berbahaya.

1.5.7 K3 Mekanik (Pesawat Tenaga produksi dan pesawat angkat-angkut).


Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38 Tahun 2016, disebutkan bahwa
pesawat tenaga produksi adalah jenis pesawat atau alat, baik yang tetap atau yang dapat
berpindah-pindah, yang digunakan atau dipasang untuk menghasilkan atau menggerakkan
daya atau tenaga, melakukan proses pengolahan, memproduksi bahan, barang, produk
teknis, dan komponen produksi. Pesawat atau alat ini memiliki potensi untuk menimbulkan
bahaya kecelakaan, sehingga peraturan ini berfokus pada pengaturan keselamatan dalam
penggunaan dan operasi pesawat tenaga produksi. Dalam pasal 4 disebutkan pesawat tenaga
produksi meliputi :
1. Penggerak mula
9
2. Mesin perkakas dan produksi
3. Transmisi tenaga mekanik
4. Tanur (Furnace)
Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 08 Tahun 2020, dijelaskan bahwa
pesawat angkat merujuk kepada peralatan yang dirancang dan dipasang untuk tujuan
mengangkat, menurunkan, mengatur posisi, atau menahan benda kerja dan/atau muatan.
Sedangkan pesawat angkut adalah peralatan yang dibuat dengan tujuan memindahkan benda
atau muatan, atau bahkan orang, baik secara horizontal, vertikal, diagonal, dengan
menggunakan kendali baik didalam atau diluar pesawat itu sendiri. Peraturan ini mengatur
persyaratan keselamatan dalam penggunaan dan operasi pesawat angkat dan pesawat angkut
untuk melindungi pekerja dan mencegah risiko kecelakaan.

1.5.8 K3 Pelayanan Kesehatan kerja


Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 1982, disebutkan bahwa
pelayanan kesehatan merujuk kepada upaya kesehatan yang dilakukan dengan tujuan
memberikan bantuan tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental:
1. melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja
2. meningkatkan kesehatan badan,mental dan fisik tenaga kerja
3. memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
sakit Dalam konteks Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 1982,
pasal 3 mengamanatkan bahwa pengusaha atau pengurus wajib memberikan
pelayanan kesehatan kerja. Pada saat yang sama, setiap tenaga kerja memiliki hak
untuk menerima pelayanan kesehatan kerja.
Perlu di catat bahwa PT. Indomarco Prismatama telah melindungi pekerjanya dengan
memberi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

1.5.9 K3 Ergonomi
Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja lingkungan kerja pasal 23 yang menjelaskan faktor ergonomi pada
lingkungan kerja. Selain itu, ada Undang-Undang Kecelakaan yang diumumkan pada tahun
1947 dan mulai berlaku pada tahun 1951, juga dikenal sebagai Undang-Undang Kompensasi
Pekerja (Workmen Compensation Law). Undang-undang ini mengatur tentang penggantian
kerugian kepada buruh yang mengalami kecelakaan atau penyakit akibat pekerjaan.

Beberapa pasal yang perlu diperhatikan dalam konteks ini termasuk ketentuan-
10
ketentuan yang menetapkan bahwa di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan,
majikan berkewajiban membayar ganti rugi kepada buruh yang mengalami kecelakaan yang
terkait dengan hubungan kerja di Perusahaan tersebut. Penyakit yang timbul karena
hubungan kerja juga dianggap sebagai kecelakaan. Jika buruh meninggal dunia akibat
kecelakaan tersebut, kewajiban membayar kerugian berlaku terhadap keluarga yang
ditinggalkannya. Ini merupakan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan dan
kompensasi yang pantas kepada pekerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit terkait
pekerjaan mereka.

1.5.10 K3 Lingkungan kerja


Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, lingkungan kerja merujuk kepada
kesatuan berbagai aspek lingkungan di tempat kerja. Lingkungan ini meliputi faktor-faktor
fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi yang hadir di tempat kerja dan memiliki potensi
untuk memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja pekerja. Sementara itu, limbah adalah
bahan buangan yang dihasilkan dari berbagai proses produksi, baik dalam konteks industri
maupun domestik (seperti yang dihasilkan oleh rumah tangga). Limbah ini lebih dikenal
sebagai "sampah" dan kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak diinginkan,
sehingga perlu dikelola dengan benar untuk menghindari dampak negatifnya terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Peraturan ini membantu mengatur tindakan dan standar
yang harus diikuti di lingkungan kerja untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja,
serta untuk mengelola limbah dengan aman dan berkelanjutan.
PT. Indomarco Prismatama sendiri belum melakukan pengolah limbah cair dan
sampahnya.
1.5.11 K3 Bahan Kimia Berbahaya
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor187 Tahun
1999, "Bahan Kimia Berbahaya" merujuk kepada bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang memiliki sifat kimia, fisika, dan/atau toksikologi yang berbahaya terhadap
tenagakerja, instalasi, dan lingkungan. Nilai Ambang Kuantitas (NAK) adalah standar
kuantitas yang digunakan untuk menilai potensi bahaya bahan kimia berbahaya di tempat
kerja. Pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah
dan/atau mengurangi risiko yang timbul akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di
tempat kerja terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja, dan lingkungan.

11
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Indomarco Prismatama adalah perusahaan swasta nasional pengelola jaringan
mini market Indomaret dengan akta notaris No. 207, tertanggal 21 November 1988 oleh
Bapak Benny Kristianto dan SIUP No.789/0902/PB/XII/88 tanggal 20 Desember 1988.
Sesuai dengan Akte Pendirian Perusahaan No. 207 tertanggal 21 Nopember 1988 tersebut di
atas, maksud dan tujuan perusahaan adalah :
1. Bergerak dalam bidang usaha perdagangan barang/retail (mini market), jenis barang
dagangannya yaitu : hasil bumi (pertanian, peternakan), obat-obatan, kelontong,
kosmetik, alat-alat kesehatan dan lain-lain.
2. Mengadakan kerja sama (joint venture) dengan masyarakat dan badan usaha yang
ingin membuka usah dalam bidang perdagangan (business retail) dengan sistem
waralaba
Indomaret merupakan salah satu jaringan mini market di Indonesia yang menyediakan
kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di
berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen. Pada bulan
Desember 2010 jumlah mini market Indomaret mencapai 4.955 gerai. Dari total itu 3.058
gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.897 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar
di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan
Lampung.
PT. Indomarco Prismatama cabang Pekanbaru terletak di jalan Raya Teratak Buluh
No.88, Teluk Kuantar, Siak Hulu, Pandau Jaya, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Melalui kantor PT Indomarco Prismatama cabang Kampar ini, Indomaret melakukan
manajemen, pemasokan produk, gudang barang atau penyimapanan stok barang, melakukan
perekrutan pegawai, pembukaan lowongan kerja Indomaret Kampar dan lainnya.
2.2 Lokasi Perusahaan
PT. Indormarco Prismatama Cabang Pekanbaru yang memiliki tempat yang mudah
dijangkau, sehingga dapat dikunjungi dengan mudah, serta merupakan persimpangan lalu
lintas ke timur. Perusahaan ini terletak dijalan Raya Teratak Buluh No.88 Taluk Kuantan
Kabupaten Kampar-Riau.

12
2.3 Visi dan Misi
Adapun visi dan misi PT. Indomarco Prismatama Cabang Pekanbaru, yaitu:
a. Visi perusahaan
Menjadi asset Nasional dalam bentuk jaringan Ritel Waralaba yang unggul dalam
Persaingan Global.
b. Misi perusahaan
Meningkatkan pelayanan terbaik sehingga kepuasan pelanggan utama yang harus
dapat dipenuhi.
2.4 Hasil Temuan Observasi
Hasil temuan observasi merupakan kumpulan peristiwa atau keadaan sebenarnya
selama proses pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan. Berikut ini merupakan
hasil temuan positif dan negatif dari observasi yang telah dilakukan.
2.4.1 Hasil Temuan Positif.
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
Pada saat observasi di lapangan, sudah dibentuk P2K3 perusahaan
2. Kelembagaaan dan Keahlian K3
Pada saat observasi lapangan di tempat kerja terdapat dua orang ahli K3, dan
beberapa orang operator forklift yang sudah memiliki sertifikat, hal ini sudah sesuai
Permen 2 tahun 1992.
3. Dasar Hukum Penerapan SMK3
Terdapat SOP promosi kebersihan peralatan kerja dan area kerja khusus
4. K3 Konstruksi Bangunan
Terdapat Blower diatas bangunan
5. Penanggulangan Kebakaran
Terdapat tempat penyimpanan dan peletakan Apar yang mudah terlihat oleh pekerja

13
6. K3 Instalasi Listrik
Terdapat instalasi penyalur petir berjumlah 3 buah jenis franklin
7. K3 Instalasi Listrik
Peletakan genset terisolasi
8. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Terdapat lemari penyimpanan untuk tabung gas
9. K3 mekanik (Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat-Angkut)
Terdapat handlift di ruangan Anteroom untuk membantu mengangkat barang
10. Kesehatan Kerja
Terdapat kotak P3K Lengkap
11. Kesehatan Kerja
Tersedianya air minum
2.4.2 Hasil Temuan Negatif
1. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
Pada saat observasi di PT. Indomarco Prismatama tidak ada ahli k3 listrik atau
Teknisi listrik yang berlisensi, dimana perusahaan tersebut memiliki 3 buah genset
dengan masing-masing kapasitas genset 200 kVa.
2. Dasar Hukum Penerapan SMK3
Pada saat observasi dilapangan, tidak ada ditemukan safety sign
3. K3 kesehatan Kerja
Pada saat observasi lapangan, tidak tersedia kantin untuk pekerja
dimana jumlah pekerja di PT. Indomarco Prismatama berjumlah 700 orang
4. Ergonomi K3 lingkungan kerja
Pada saat observasi di lapangan, pengangkutan barang masih dilakukan secara
manual dengan pengangkatan barang menggunakan tenaga manusia
5. Ergonomi K3 lingkungan kerja
Pada saat observasi di lapangan, pekerja bagian packing dan wraping bekerja berdiri
selama 8 jam
6. K3 Lingkungan Kerja
Pada saat observasi di lapangan, penggunaan APD masih sangat sedikit. Tidak
semua pekerja menggunakan APD
7. K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pada saat obervasi di lapangan, pekerja tidak memakai masker pada saat
pemindahan dan pengangkatan kardus-kardus yang beerpotensi menghasilkan

14
partikulat debu yang dapat menyebabkan PAK.
8. K3 Konstruksi Bangungan
Saat observasi dilapangan pintu masuk dan pintu keluar/Evakuasi hanya tersedia
satu atau satu pintu utama

15
BAB III

ANALISA HASIL TEMUAN


3.1 Hasil temuan positif

Setelah didapatkan hasil temuan positif, maka hasil tersebut dapat dianalisa dalam bentuk tabel dibawah ini

No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Tetap dipertahankan dan di


Kelembagaan PT. Indomarco Pada saat observasi dilapangan, tingkatkan lagi program k3 untuk Permenaker No. Per-
1
dan keahlian K3 Prismatama pembentukan P2K3 telah dilakukan meningkatan produktivitas dari 04/MEN/1987
perusahaan

Pada saat observasi Tetap dipertahankan agar Permenaker No.


Lapangan ditempat kerja terdapat pekerjaan dapat di awasi dan Per.02/Men/1992 dan
Kelembagaan
2 dua orang ahli K3, dan beberapa juga dapat dilakukan oleh Permenaker No.8 Tahun
dan keahlian K3
operator forklift yang sudah orang yang ahli Dalam 2020 (pasal 152)
memiliki sertifikat. bidangnya.

Terdapat SOP promosi kebersihan Tetap dipertahankan agar Undang-Undang No. 1


kebersihan peralatan tetap tahun 1970.”tentang
3 Penerapan SMK3 peralatan kerja dan area kerja khusus
terjaga sehingga proses Keselamatan Kerja”
produksi berjalan efisien Pasal 14b

16
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

K3 Terdapat Blower diatas bangunan Tetap dipertahan dan dilakukan Permenaker No. 1
4 Konstruksi
perawatan secara rutin Tahun 1980
Bangunan

Tetap dipertahankan dan terus Permenaker No.4 Tahun


K3 1980 tentang syarat-syarat
Terdapat tempat penyimpanan dan dirawat dan tetap dilakukan
5 Penanggulangan pemasangan dan
peletakan Apar pemeriksaan kondisi APAR
Kebakaran pemeliharaan alatb
masih baik untuk digunakan pemadam api ringan

Tetap dipertahankan dan


K3 Instalasi Terdapat instalasi penyalur petir dilakukan perawatan dan Permenaker No. 2 Tahun
6
Listrik jenis franklin pemeriksaan untuk menghindari 1989
korosi

17
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Tetap dipertahankan dan


dilakukan perawatan pagar agar
tidak korosi ataupun rusak dan
Penempatan area genset terisolasi
K3 Instalasi penambahan poster bahaya arus Permenaker no 12 Tahun
7 dengan teralis dan terdapat juga
Listrik listrik sebagai petunjuk bagi 2015
poster kawasan bebas asap rokok
pekerja bahwa area tersebut
memiliki potensi tersengat arus
listrik

Terdapat lemari penyimpanan untuk Tetap di pertahankan akan tetapi


K3 Uap dan perletakkannya sebaiknya tidak
8 tabung gas
Bejana Tekan diarea koridor karena akan
memakan tempat

18
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

K3 Mekanik
Handlift di ruangan anteroom
(Pesawat
Terdapat handlift di ruangan berjumlah 1, sebaiknya ada
Tenaga Permenaker No 8 Tahun
9 penambahan alat mengingat
Produksi dan Anteroom 2020
diruangan tersebut terdapat
Pesawat
proses pengangkatan barang
Angkat-Angkut

Permenakertrans No 15
Tetap dipertahankan dan terus
Terdapat kotak P3K Lengkap Tahun 2008 tentang
10 Kesehatan Kerja dilakukan perawatan dan
Pertolongan Pertama di
pengecekan tempat Kerja

19
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Saat observasi dilapangan, tersedia Tetap dipertahankan dan


Permenakertrans no 01
11 Kesehatan Kerja ditambah titik-titik pengambilan
air minum untuk pekerja Tahun 1979
air minum

20
3.2 Hasil temuan negatif

Setelah di dapatkan hasil temuan negatif, maka hasil tersebut dapat dianalisa dalam bentuk tabel dibawah ini:

No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Dasar Hukum
Kelembagaan Sebaiknya pekerja diikut Kepdirjen Pembinaan
Tidak ditemukan ahli K3 Listrik
dan Keahlian PT. Indomarco sertakan dalam pelatihan Pengawasan Ketenagakerjaan
1 atau Teknisi Listrik Yang
Prismatama K3 listrik atau pelatihan dan (K3)
K3 berlisensi
Teknisi listrik berlisensi No:KEP.47/PPK&K3/VII2015

Dasar Hukum
Pada saat pengawasan K3 di
Penerapan PT. Indomarco Prismatama Sebaiknya perlu dipasang
Undang-undang No 1 Tahun
2 cabang Pekanbaru tidak safety safety sign di sekitar
SMK3 1970 pasal 14 b
sign/poster yang berisi tentang gerbang perusahaan
K3 umum dalam peerjaan

21
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Kesehatan Jumlah tenaga kerja di PT. Sebaiknya disediakan Surat Edaran Menteri Tenaga
3 Lingkungan kantin indomarco berjumlah 700 kantin untuk menunjang Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja gizi pekerja No.SE.01/MEN/1979

Ergonomi K3 Sebaiknya penyediaan


Saat observasi di lapangan Peraturan Presiden RI No 7
lingkungan pesawat angkat-angkut
ditemukan pekerja melakukan Tahun 2019 tentang PAK dan
4 kerja diperbanyak untuk
pemindahan barang masih Permenakertrans No. Per-
mencegas PAK akibat
menggunakan tenaga manusia 01/MEN/1981
posisi kerja yang tidak baik

Ergonomi K3 Saat observasi di lapangan Sebaiknya disediakan Peraturan Presiden RI No 7


lingkungan ditemukan pekerja tempat duduk dengan tinggi Tahun 2019 tentang PAK dan
5 kerja pemackingan dan wraping menyesuaikan tinggi meja Permenakertrans No. Per-
bekerja berdiri selama 8 jam pemackingan 01/MEN/1981

Sebaiknya penyediaan APD


K3 Saat observasi dilapangan untuk tenaga kerja di
Lingkungan Permenakertrans No 15 Tahun
6 APD masih banyak pekerja yang perbanyak dan disediakan
Kerja 2010
tidak menggunakan APD secara cuma-cuma untuk
mencegah kecelakaan kerja

22
No Parameter Dokumentasi Temuan Saran Dasar hukum

Saat observasi dilapangan


K3 Bahan Sebaiknya penggunaan
pekerja tidak memakai masker, Keputusan Presiden RI No. 22
Kimia APD berupa masker di
7 Debu dimana saat pemindahan barang Tahun 1993 & Kepmenaker
Berbahaya terapkan selain itu ventilasi
banyak debu yang dapat RI No. Kep-187/MEN/1999
udara gedung di perbanyak
menyebabkan PAK bagi pekerja

Saat observasi dilapangan pintu


Sebaiknya disediakan pintu
masuk dan pintu evakuasi karena pintu jika
K3 Konstruksi Pintu Utama (keluar-
8 Bangunan keluar/Evakuasi hanya tersedia terjadi kecelakaam yang Permenaker No. 1 Tahun 1980
masuk, Evakuasi)
membutuhkan evakuasi
satu atau satu pintu utama ditakutkan desak-desakan

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada pihak
pengelola/perusahaan PT. Indomarco Prismatama Pekanbaru dapat disimpulkan kelembagaan
dan keahlian K3 sudah baik, dibuktikan dengan adanya ahli k3 dan operator yang berlisensi
kemudian serta penerapan SMK3 diperusahaan sudah dilaksanakan. Kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3 telah memenuhi Undang Undang No.1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja dan perundang-undangan.

4.2 Saran
Adapun saran dari pelaksanaan praktek kunjungan lapangan di PT. Indomarco
Prismatama Pekanbaru yaitu lebih mempertahankan dan meningkatkan penerapan SMK3 di
lingkungan perusahaan dengan mempercepatanya kegiatan audit eksternal untuk SMK3
sehingga perusahaan sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
kedepannya.

24

Anda mungkin juga menyukai