CILEUNGSI – INDONESIA
1. FAJAR ISMAIL
2. BRIAN ANGGA K.
3. ERI TRI PRATAMA
4. SYAHRUL KURNIAWAN
5. FITRIE RAHMADHANI
6. CHAIRANI CHODRI S.
7. MONA ANGGRAINI C.P
8. NADA AMIRAH
PENYELENGGARA
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya laporan praktek kerja lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Laporan praktek kerja lapangan ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu
syarat penilaian kelulusan sebagai calon ahli K3 umum KEMNAKER RI.
Penyusunan praktek kerja lapangan ini tidak terlepas dari doa, bimbingan,
bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang membantu kami untuk
menyelesaikannya. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami berterimakasih kepada Panitia dari PT. Mutiara Mutu K3, Perwakilan
dari PT. INDOVICKERS FURNITAMA, Pengisi materi dari Kementrian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi yang telah memberikan dukungan, memfasilitasi kegiatan ini,
dan memberi semangat yang begitu besar. Semoga semua ini bisa memberikan
manfaat bagi kita semua dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Dengan menyadari akan sifat manusia yang tidak luput dari keterbatasan dan
ketidaksempurnaan, maka kami penyusun laporan praktek kerja lapangan ini tidak
menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................... 4
3.2.1 Temuan Positif pada Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Mekanik Error! Bookmark
not defined.
BAB IV ................................................................................................................................... 16
ii
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut serta membina para pekerja dalam pengoperasian peralatan yang
digunakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melaksanakan
observasi dan menyusun laporan pengawasan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pesawat uap, bejana tekan dan mekanik di PT. Indovickers
Furnitama.
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
4
2.2 Organisasi P2K3
5
2.4 Kebijakan Perusahaan
6
2.6 Temuan Positif dan Negatif
2.6.1 Temuan Positif
Tabel 2.1 Klasifikasi Temuan Positif PT. INDOVICKERS FURNITAMA
No Temuan Positif
7
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
9
TEMUAN POSITIF PERATURAN
NO TEMUAN ANALISA DAMPAK PERUNDANGAN
REKOMENDASI
POSITIF
10
Mesin compressor
11
Alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan pekerja
Pekerja sudah
Pekerja tetap dipantau Permenaker 01
menggunakan Alat
agar tetap menggunakan Tahun 1980 Pasal
4. Pelindung Diri dengan
Alat Pelindung Diri 99 Ayat (1)
benar
12
Table 3.2 Temuan Negatif di PT. INDOVICKERS FURNITAMA
Seharusnya operator
Operator bagian welding menggunakan APD
Operator tidak
menggunakan Alat dengan lengkap yaitu
Pelindung Diri yang khususnya (Face Shield) UU No.1 Tahun
1.
lengkap. Sehingga dapat Agar tidak terkena 1970 Pasal 13
menimbulkan potensi percikan pada saat
kecelakaan kerja. memotongan besi dari
mesin gerinda
-Diletakkan di tempat
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
Letak Standar Operasional yang lebih terlihat
terletak di dinding
Prosedur terhalang dari
penglihatan. Sehingga, -Jelas UU No.1 Tahun
pekerja tidak dapat melihat 1970 Pasal 14 a
2.
SOP dan membacanya agar -Mudah untuk di baca dan b
dapat mengoperasikan
peralatan sesuai dengan -Ukuran huruf tidak
kententuan yang berlaku. terlalu kecil
13
- Penempatan Tabung
Lokasi penyimpanan bejana tekan
Tidak Boleh Disatukan
Penempatan bejana tekan
berupa Tabung LPG yang - Prosedur Aman
diletakkan bersama tabung Penanganan Tabung Gas Permenaker
3. Oksigen. Sehingga, dapat Harus Dibuat No. 37 Tahun 2016
timbul potensi ledakan oleh
karena reaksi antara isi pada -Di Sosialisasikan
tabung. Kepada Seluruh Pekerja
Cara Penggunaan
Tabung Yang Benar
14
-Memberikan pelatihan
kepada orang gudang
Bantalan & label pada bejana tekan untuk penanganan tabung
gas bertekanan.
Penyimpanan tabung gas
yang tidak sesuai standar
-Mensosialisasikan
persyaratan keselamatan :
prosedur penggunaan,
- Tidak mempunyai
penyimpanan, Permenakertrans
bantalan/ dudukan
pendistribusian, tabung No. 04/MEN/1985
tabung sehingga
5. gas bertekanan sesuai
mempercepat proses
prosedur. Permenaker
perkaratan.
- Tidak ada label. No. 37 Tahun 2016
-Memasang rambu-
Hal ini dapat
rambu yang diperlukan
menyebabkan potensi
sesuai identifikasi
peledakan pada tabung.
bahaya.
-Lakukan inspeksi
berkala area kerja.
15
BAB IV
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab III, diperoleh kesimpulan dari
kunjungan lapangan ke PT. INDOVICKERS FURNITAMA Rabu, 9 Agustus
2017 adalah sebagai berikut :
16
- Tidak ada label.
Hal ini dapat menyebabkan potensi peledakan pada tabung.
4.2 Saran
1. Safety sign diletakkan di tempat yang terbaca dan mudah dilihat oleh para
pekerja
2. Pastikan safety valve di inspeksi secara berkala untuk memastikan berfungsi
dengan baik
3. Memberikan pelatihan kepada para teknisi mengenai cara penggunaan alat
yang aman sesuai prosedur kerja
4. Pekerja tetap dipantau agar tetap menggunakan Alat Pelindung Diri
5. Seharusnya operator menggunakan APD dengan lengkap yaitu khususnya
(Face Shield), agar tidak terkena percikan pada saat memotongan besi dari
mesin gerinda
6. SOP Diletakkan di tempat yang lebih terlihat, jelas, mudah untuk di baca,
ukuran huruf tidak terlalu kecil
7. Penempatan Tabung Tidak Boleh Disatukan, Prosedur Aman Penanganan
Tabung Gas Harus Dibuat, di Sosialisasikan Kepada Seluruh Pekerja Cara
Penggunaan Tabung Yang Benar
8. Warna katup pada bejana tekan harus sesuai dengan kode warna RAL 840-
HR.
9. Memberikan pelatihan kepada orang gudang untuk penanganan tabung gas
bertekanan, mensosialisasikan prosedur penggunaan, penyimpanan,
pendistribusian, tabung gas bertekanan sesuai prosedur, memasang rambu-
rambu yang diperlukan sesuai identifikasi bahaya, lakukan inspeksi berkala
area kerja.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
tekanan yang menunjukkan hasil baik, pegawai pengawas yang bertugas
memeriksa harus memberikan tanda baik pada bejana yang bersangkutan
tanpa dibubuhi nomor kode wilayah, bulan, dan tahun pengujian.
9. Kenapa APAR masuk ke dalam temuan pada laporan ini?
Jawab : Yang dimaksudkan dalam analisa APAR adalah penempatan APAR
dan manometer pada APAR. Oleh karena APAR merupakan salah satu bejana
tekan.
10. Hapus bagian APAR pada temuan positif.
11. Hapus permenaker pada bagian APAR karena tidak sesuai dengan maksud
pada temuan negatif di BAB III.
12. Jika hoist crane memiliki kapasitas 2 Ton di tahun 2010. Maka, di tahun
2017, berapa kapasitas hoist crane tersebut?
Jawab : Kapasitasnya akan berkurang dari kapasitas awalnya, oleh karena itu
harus dilakukan uji secara berkala. Karena berdasarkan permenaker nomor 5
tahun 1985 pasal 138 ayat 4 pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat
dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengujian
pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 tahun
sekali
13. Sebutkan peraturan yang mengatur tentang juru ikat atau rigger!
Jawab : peraturan yang mengatur tentang juru ikat atau rigger terdapat di
permenakertrans no 09 Tahun 2010 pasal 34 ayat 2 dan 3
14. Apakah ada peraturan yang mengatur penggunaan katup pengaman?
(Andang Damayanti)
Jawab : Permenaker No. 38 Tahun 2016
15. Safety valve digunakan pada peralatan apa saja di PT. Indovickers Furnitama
dan seberapa besar bahayanya apabila tidak menggunakan safety valve?
(Wilda Susanti)
Jawab : Safety valve digunakan pada instalasi gas dari PGN yang digunakan
untuk mengoperasikan mesin powder coating. Tingkat bahaya yang dapat
20
timbul yaitu peledakan oleh karena safety valve berfungsi sebagai pengaman
yang menurunkan tekanan apabila tekanan berlebih.
16. Fungsi anti guling? (Mirnawati Angkat)
Jawab : Sesuai dengan namanya yaitu untuk menahan bejana tekan tidak
berguling dan bersentuhan dengan bejana tekan lainnya.
17. Apakah ada operator yang mengoperasikan bejana tekan dan mekanik lain?
(Nadia Ulfah)
Jawab : Berdasarkan hasil wawancara, tidak terdapat operator yang secara
khusus mengoperasikan bejana tekan ataupun mekanik lainnya. Namun,
pengecekan pada bejana tekan yang beroperasi dilakukan 2 jam sekali oleh
operator maintenance.
18. Apa saja Alat Pelindung Diri (APD) untuk operator mekanik gerinda?
(Astri Sani Siahaan)
Jawab : APD pada operator mekanik gerinda terdiri dari kacamata, face
shield, sarung tangan dan masker.
19. Apakah suatu perusahaan boleh menggunakan bejana tekan atau tidak dan
syaratnya?
Jawab : Boleh, berdasarkan permenaker No.1 Tahun 1988 pasal 41 ayat (1)
menyebutkan bahwa “dilarang mengisi dan menggunakan bejana tekanan
yang tidak memiliki pengesahan pemakaian dari Direktur atau pejabat yang
ditunjuknya dan syarat terdapat pada ayat (2). Peraturan tersebut diganti oleh
permenaker No.37 Tahun 2016. Disebutkan bahwa pengesahan pemakaian
diganti menjadi surat pengesahan.
20. Kapan pesawat tenaga dan produksi dilakukan pemeriksaan dan pengujian?
Jawab : Berdasarkan permenaker No.04 Tahun 1985 tentang pesawat tenaga
dan produksi pasal 135 ayat (2) menyebutkan bahwa pengujian pesawat
tenaga dan produksi dilaksanakan selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sekali
dan pasal (3) menyebutkan pemeriksaan berkala dilaksanakan 1 (satu) tahun
sekali.
21. Kesimpulan pada BAB IV merupakan semua temuan positif dan negative.
21
22. Saran dituangkan dari rekomendasi pada BAB III.
22