Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. INDOVICKERS FURNITAMA

CILEUNGSI – INDONESIA

PENGAWASAN K3 BIDANG: PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN, TANGKI


TIMBUN DAN MEKANIK

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :

1. FAJAR ISMAIL
2. BRIAN ANGGA K.
3. ERI TRI PRATAMA
4. SYAHRUL KURNIAWAN
5. FITRIE RAHMADHANI
6. CHAIRANI CHODRI S.
7. MONA ANGGRAINI C.P
8. NADA AMIRAH

PENYELENGGARA

PT. MUTIARA MUTU K3

JAKARTA, 31 JULI – 12 AGUSTUS

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya laporan praktek kerja lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Laporan praktek kerja lapangan ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu
syarat penilaian kelulusan sebagai calon ahli K3 umum KEMNAKER RI.

Penyusunan praktek kerja lapangan ini tidak terlepas dari doa, bimbingan,
bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang membantu kami untuk
menyelesaikannya. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami berterimakasih kepada Panitia dari PT. Mutiara Mutu K3, Perwakilan
dari PT. INDOVICKERS FURNITAMA, Pengisi materi dari Kementrian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi yang telah memberikan dukungan, memfasilitasi kegiatan ini,
dan memberi semangat yang begitu besar. Semoga semua ini bisa memberikan
manfaat bagi kita semua dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Dengan menyadari akan sifat manusia yang tidak luput dari keterbatasan dan
ketidaksempurnaan, maka kami penyusun laporan praktek kerja lapangan ini tidak
menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga laporan praktek kerja


lapangan ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, 12 Agustus 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 2

1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................................... 2

1.4 Dasar Hukum ............................................................................................................ 2

BAB II....................................................................................................................................... 4

KONDISI PERUSAHAAN ...................................................................................................... 4

2.1 Profil Perusahaan .......................................................................................................... 4

2.2 Organisasi P2K3 ........................................................................................................... 5

2.3. Visi dan Misi Perusahaan............................................................................................. 5

2.5 Produk dan Jasa ........................................................................................................... 6

2.6 Temuan Positif dan Negatif .......................................................................................... 7

2.6.1 Temuan Positif ............................................................................................................ 7

2.6.2 Temuan Negatif .......................................................................................................... 7

BAB III .......................................................................................Error! Bookmark not defined.

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ...........................Error! Bookmark not defined.

3.1 Analisa Masalah .............................................................................................................. 9

3.2 Pemecahan Masalah ....................................................Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Temuan Positif pada Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Mekanik Error! Bookmark
not defined.

BAB IV ................................................................................................................................... 16
ii
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang ini, perkembangan industri di Indonesia sudah
semakin maju. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
semakin berkembang oleh karena permintaan produksi barang semakin
meningkat. Demi memenuhi permintaan tersebut, para pengusaha merekrut
semakin banyak pekerja dengan latar belakang pendidikan yang berbeda,
keterampilan serta kemampuan yang berbeda pula. Perusahaan seringkali hanya
memikirkan kebutuhannya akan banyaknya pekerja. Namun, tidak memperhatikan
pendidikan, keterampilan dan kemampuan para pekerja yang harus dibina oleh
para pengusaha. Hal ini yang sering terabaikan oleh para pengusaha, sehingga
dapat menimbulkan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau
penyakit akibat kerja (PAK).

PT. Indovickers Furnitama adalah sebuah perusahaan swasta yang


bergerak dalam bidang produksi, penjualan dan distribusi furniture serta
perlengkapan dan peralatan untuk kantor, hotel, institusional dan area umum.
Dalam proses produksi banyak menggunakan peralatan yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja antara lain seperti pesawat uap, bejana tekan dan mekanik.
Peralatan-peralatan tersebut dalam pengoperasiannya membutuhkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan operator yang tepat. Sehingga, diperlukan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) di PT. Indovickers Furnitama
untuk mengatur hal tersebut.

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada suatu perusahaan


dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja (PAK). Dalam penerapannya, terdapat beberapa hal
yang perlu di lakukan oleh para pengusaha sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Hal penting yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi potensi
bahaya yang terdapat ditempat kerja, menganalisa dan mengevaluasi potensi

1
tersebut serta membina para pekerja dalam pengoperasian peralatan yang
digunakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melaksanakan
observasi dan menyusun laporan pengawasan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pesawat uap, bejana tekan dan mekanik di PT. Indovickers
Furnitama.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ke PT. INDOVICKERS
FURNITAMA adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan calon ahli
K3 umum, kegiatan tersebut juga untuk mencari pengalaman dan pengetahuan
baru bagi peserta untuk menjadi seorang ahli K3 umum.

Adapun tujuan dilaksanakannya praktik kerja lapangan tersebut antara lain :


1. Memperkenalkan peserta pelatihan K3 pada dunia kerja
2. Mengetahui pendekatan masalah dalam kesehatan dan keselamatan kerja
3. Mengetahui jalannya proses industri berupa kegiatan operasional perusahaan
4. Mengetahui penerapan dan peraturan K3 yang telah dijalankan oleh PT.
INDOVICKERS FURNITAMA
5. Mengamati dan menganalisa kesesuaian aspek K3 untuk bidang Pesawat uap
dan Bejana Tekan di PT. INDOVICKERS FURNITAMA Cileungsi

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup praktik kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Bidang Pengawasan K3 pada Bejana Uap
2. Bidang Pengawasan K3 pada Bejana Tekan
3. Bidang Pengawasan K3 pada Alat Mekanik

1.4 Dasar Hukum


1. Undang – undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)
3. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening)
4. Permenaker RI no. 37 Tahun 2016 tentang Bejana Tekan dan Tangki Timbun
5. Permenaker RI no. Per.02/Men/1982 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Juru Las
2
6. Permenaker RI no. 01 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat – syarat
operator Pesawat uap
7. Surat edaran mentri tenaga kerja No.06/Men/1990 tentang Ketentuan
Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan
8. Undang-undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah
9. Permenaker No.38/Men/2016 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
10. Permenaker No.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
11. Permenaker No.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
12. Permenaker No.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat Angkut
13. SE Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.01/DJPPK/VI/2009
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengujian Lisensi K3
bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga dan Produksi,
Pesawat Angkat dan Angkut
14. Standar Nasional atau Standar Internasional

3
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

PT INDOVICKERS FURNITAMA adalah sebuah perusahaan swasta


yang bergerak dalam bidang produksi, penjualan dan distribusi furniture serta
perlengkapan dan peralatan untuk kantor, hotel, institusional dan area umum.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Desember 1989 dihadapan Notaris
Kartini Mulyadi, SH. Dengan nomor akta 116 dan telah diadakan perubahan
dengan akta terakhir No. 50 tanggal 14 Juli 1998.

Pabrik dan kantornya terletak di Kawasan Industri Menara Permai, Jl.


Narogong KM. 23,85, Cileungsi, Bogor seluas 24.000 m² dikhususkan sebagai
Metal Production dan 10.000 m² untuk Wood Production. Sales & Marketing di
Jl. Cipinang Muara II nomor 29 Jakarta Timur. Cabang perwakilan divisi
pemasaran di Surabaya & Medan.

Jumlah seluruh pekerja yang ada pada PT. Indovickers Furnitama


sebanyak 476 orang dengan jumlah pekerja tetap 365 orang dan 111 orang pekerja
tidak tetap. Jumlah tenaga kerja yang berasal dari Indonesia sebanyak 474 orang
dan pekerja asing sebanyak 2 orang.

4
2.2 Organisasi P2K3

Gambar 2.1 Struktur Organisasi P2K3 PT. Indovickers Furnitama

2.3. Visi dan Misi Perusahaan


Visi : Menjadi perusahaan terdepan dalam industri furniture di Indonesia

Misi : Menyediakan tradisi inovatif, fungsional dan berkualitas tinggi untuk


produk furniture, dengan didukung oleh pelayanan yang profesional.

5
2.4 Kebijakan Perusahaan

Gambar 2.2 Kebijakan Perusahaan PT. Indovickers Furnitama

2.5 Produk dan Jasa


Produk yang dihasilkan oleh PT Indovickers adalah workstation, kursi, meja dan
perlengkapan hotel. Pangsa pasarnya adalah untuk kelas menengah ke atas. Wilayah
pemasarannya adalah 95% domestic dan 5% ekspor. Perusahaan akan selalu berusaha
meningkatkan penjualan dengan terobosan pangsa pasar ekspor.

6
2.6 Temuan Positif dan Negatif
2.6.1 Temuan Positif
Tabel 2.1 Klasifikasi Temuan Positif PT. INDOVICKERS FURNITAMA
No Temuan Positif

Izin alat diperpanjang setiap sekali dalam setahun (Stoom


1.
Ordonantie pasal 7 ayat 1)

2. Terdapat safety sign di setiap unit pekerjaan

Adanya Safety Valve untuk mencegah mesin powder coating


3.
meledak apabila terjadi kebocoran dan tekanan berlebih

4. Pekerja sudah menggunakan Alat Pelindung Diri dengan benar

5. Penempatan APAR sudah sesuai dengan ketentuan.

6. Manometer APAR dalam keadaan baik

2.6.2 Temuan Negatif


Tabel 2.2 Klasifikasi Temuan Negatif PT.INDOVICKERS FURNITAMA
No Temuan Negatif

Penggunaan alat mekanik gerinda tidak menggunakan PPE lengkap


1.
(Face Shield)

2 Penyimpanan tabung LPG dan tabung Oksigen tercampur jadi satu.

3. Operator tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ( Face Shield)

Letak Standar Operasional Prosedur (SOP) terhalang dari


4.
penglihatan sehingga tidak dapat dibaca dengan jelas.

5. Penempatan tabung gas dan tabung oksigen diletakkan secara


berdekatan (dicampur).
Pemakaian warna katup penutup tabung tidak sesuai dengan warna
6.
yang seharusnya.

Mesin tidak mempunyai operator, mesin hanya dioperasikan oleh 2


7.
orang maintenance.

Tabung yang tidak mempunyai bantalan sehingga mempercepat


8.
proses perkaratan & tidak adanya label.

7
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Masalah


Table 3.1 Temuan Positif Di PT. INDOVICKERS FURNITAMA

9
TEMUAN POSITIF PERATURAN
NO TEMUAN ANALISA DAMPAK PERUNDANGAN
REKOMENDASI
POSITIF

Safety Sign di salah satu unit


pekerjan Dengan terdapatnya safety
sign di setiap unit Safety sign diletakkan di
pekerjaan. Maka, para tempat yang terbaca dan UU No. 1 Tahun
1. 1970 Pasal 14 b
pekerja dapat mengetahui mudah dilihat oleh para
batas-batas aman pada pekerja
wilayah kerja

Safety valve pada mesin powder


coating

Dengan adanya Safety


Valve, maka peledakan Pastikan safety valve di No.1/MEN/1988
2. pada mesin powder inspeksi secara berkala Bab IV Pasal 10
coating dapat dicegah untuk memastikan
apabila terjadi kebocoran berfungsi dengan baik
dan tekanan berlebih

10
Mesin compressor

Jika tidak memakai Memberikan pelatihan


coverbelt dalam kepada para teknisi UU No. 1 Tahun
compressor tersebut mengenai cara 1970 Pasal 9 Ayat
3.
maka, apabila belt penggunaan alat yang (3)
terputus dapat terpental aman sesuai prosedur
mengenai pekerja kerja

11
Alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan pekerja

Pekerja sudah
Pekerja tetap dipantau Permenaker 01
menggunakan Alat
agar tetap menggunakan Tahun 1980 Pasal
4. Pelindung Diri dengan
Alat Pelindung Diri 99 Ayat (1)
benar

12
Table 3.2 Temuan Negatif di PT. INDOVICKERS FURNITAMA

TEMUAN NEGATIF PERATURAN


No TEMUAN ANALISA DAMPAK PERUNDANGAN
REKOMENDASI
NEGATIF

Seharusnya operator
Operator bagian welding menggunakan APD
Operator tidak
menggunakan Alat dengan lengkap yaitu
Pelindung Diri yang khususnya (Face Shield) UU No.1 Tahun
1.
lengkap. Sehingga dapat Agar tidak terkena 1970 Pasal 13
menimbulkan potensi percikan pada saat
kecelakaan kerja. memotongan besi dari
mesin gerinda

-Diletakkan di tempat
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
Letak Standar Operasional yang lebih terlihat
terletak di dinding
Prosedur terhalang dari
penglihatan. Sehingga, -Jelas UU No.1 Tahun
pekerja tidak dapat melihat 1970 Pasal 14 a
2.
SOP dan membacanya agar -Mudah untuk di baca dan b
dapat mengoperasikan
peralatan sesuai dengan -Ukuran huruf tidak
kententuan yang berlaku. terlalu kecil

13
- Penempatan Tabung
Lokasi penyimpanan bejana tekan
Tidak Boleh Disatukan
Penempatan bejana tekan
berupa Tabung LPG yang - Prosedur Aman
diletakkan bersama tabung Penanganan Tabung Gas Permenaker
3. Oksigen. Sehingga, dapat Harus Dibuat No. 37 Tahun 2016
timbul potensi ledakan oleh
karena reaksi antara isi pada -Di Sosialisasikan
tabung. Kepada Seluruh Pekerja
Cara Penggunaan
Tabung Yang Benar

Warna katup pada bejana tekan

Pemakaian warna katup


penutup pada bejana tekan
- Warna katup pada Permenaker No. 37
tidak sesuai dengan warna
bejana tekan harus sesuai Tahun 2016 Pasal
4. yang seharusnya. Sehingga,
dengan kode warna RAL 21 Ayat (1)
pekerja bisa saja salah
840-HR.
dalam memilih tabung yang
sesuai dengan isinya.

14
-Memberikan pelatihan
kepada orang gudang
Bantalan & label pada bejana tekan untuk penanganan tabung
gas bertekanan.
Penyimpanan tabung gas
yang tidak sesuai standar
-Mensosialisasikan
persyaratan keselamatan :
prosedur penggunaan,
- Tidak mempunyai
penyimpanan, Permenakertrans
bantalan/ dudukan
pendistribusian, tabung No. 04/MEN/1985
tabung sehingga
5. gas bertekanan sesuai
mempercepat proses
prosedur. Permenaker
perkaratan.
- Tidak ada label. No. 37 Tahun 2016
-Memasang rambu-
Hal ini dapat
rambu yang diperlukan
menyebabkan potensi
sesuai identifikasi
peledakan pada tabung.
bahaya.

-Lakukan inspeksi
berkala area kerja.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab III, diperoleh kesimpulan dari
kunjungan lapangan ke PT. INDOVICKERS FURNITAMA Rabu, 9 Agustus
2017 adalah sebagai berikut :

1. Dengan terdapatnya safety sign di setiap unit pekerjaan. Maka, para


pekerja dapat mengetahui batas-batas aman pada wilayah kerja
2. Dengan adanya Safety Valve, maka peledakan pada mesin powder coating
dapat dicegah apabila terjadi kebocoran dan tekanan berlebih
3. Jika tidak memakai coverbelt dalam compressor tersebut maka, apabila
belt terputus dapat terpental mengenai pekerja
4. Pekerja sudah menggunakan Alat Pelindung Diri dengan benar
5. Operator tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap. Sehingga
dapat menimbulkan potensi kecelakaan kerja.
6. Letak Standar Operasional Prosedur terhalang dari penglihatan. Sehingga,
pekerja tidak dapat melihat SOP dan membacanya agar dapat
mengoperasikan peralatan sesuai dengan kententuan yang berlaku
7. Penempatan bejana tekan berupa Tabung LPG yang diletakkan bersama
tabung Oksigen. Sehingga, dapat timbul potensi ledakan oleh karena
reaksi antara isi pada tabung
8. Pemakaian warna katup penutup pada bejana tekan tidak sesuai dengan
warna yang seharusnya. Sehingga, pekerja bisa saja salah dalam memilih
tabung yang sesuai dengan isinya
9. Penyimpanan tabung gas yang tidak sesuai standar persyaratan
keselamatan :
- Tidak mempunyai bantalan/ dudukan tabung sehingga mempercepat proses
perkaratan.

16
- Tidak ada label.
Hal ini dapat menyebabkan potensi peledakan pada tabung.

4.2 Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sesuai dengan bab III,


terdapat rekomendasi yang harus diterapkan sesuai dengan kondisi lapangan
yang telah diteliti yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia, yaiut:

1. Safety sign diletakkan di tempat yang terbaca dan mudah dilihat oleh para
pekerja
2. Pastikan safety valve di inspeksi secara berkala untuk memastikan berfungsi
dengan baik
3. Memberikan pelatihan kepada para teknisi mengenai cara penggunaan alat
yang aman sesuai prosedur kerja
4. Pekerja tetap dipantau agar tetap menggunakan Alat Pelindung Diri
5. Seharusnya operator menggunakan APD dengan lengkap yaitu khususnya
(Face Shield), agar tidak terkena percikan pada saat memotongan besi dari
mesin gerinda
6. SOP Diletakkan di tempat yang lebih terlihat, jelas, mudah untuk di baca,
ukuran huruf tidak terlalu kecil
7. Penempatan Tabung Tidak Boleh Disatukan, Prosedur Aman Penanganan
Tabung Gas Harus Dibuat, di Sosialisasikan Kepada Seluruh Pekerja Cara
Penggunaan Tabung Yang Benar
8. Warna katup pada bejana tekan harus sesuai dengan kode warna RAL 840-
HR.
9. Memberikan pelatihan kepada orang gudang untuk penanganan tabung gas
bertekanan, mensosialisasikan prosedur penggunaan, penyimpanan,
pendistribusian, tabung gas bertekanan sesuai prosedur, memasang rambu-
rambu yang diperlukan sesuai identifikasi bahaya, lakukan inspeksi berkala
area kerja.
17
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

18
LAMPIRAN

1. Temuan positif dan negatif pada BAB II di pisahkan.


2. Analisa masalah tidak perlu di bahas lagi pada BAB III.
3. Analisa pada temuan positif berupa terdapat safety sign di seluruh unit
pekerjaan yaitu para pekerja dapat mengetahui batas-batas aman pada wilayah
kerja.
4. Berapa kapasitas boiler yang terdapat di PT. Indovickers Furnitama?
Jawab : Berdasarkan hasil wawancara, operator maintenance tidak mengetahui
berapa kapasitas yang dimiliki boiler pada mesin/peralatan yang digunakan.
5. Bila boiler berkapasitas 23 ton/jam. Berapa operator yang dibutuhkan dan
klasifikasi kelasnya?
Jawab : Berdasarkan permenaker No.1 Tahun 1988 tentang kwalifikasi dan
syarat-syarat operator pesawat uap pada lampiran I menyebutkan bahwa
pesawat uap dengan kapasitas > 20 t/j - < 40 t/j dioperasikan oleh 1 orang
operator kelas I dan 1 orang operator kelas II.
6. Apa yang ditanyakan kembali pada operator maintance setelah mengetahui
kapasitas boiler tidak tercantum?
Jawab : Hal yang ditanyakan yaitu apakah boiler memiliki akta izin dan
operator maintenance menjawab “ya” memiliki. Namun, tidak dapat
diperlihatkan karena boiler berada di dalam ruang/area coating yang dikunci.
7. Berapa kali pemeriksaan dan pengujian dilakukan pada hoist crane?
Jawab : Berdasarkan permenaker nomor 5 tahun 1985 pasal 138 ayat 4
pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan
selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan
pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 tahun sekali
8. Terdapat akta izin atau tidak pada bejana tekan yag terdapat di PT.
Indovickers Furnitama?
Jawab : PT.Indovickers terdapat akta izin. Sesuai dengan permenakertrans
No.01 Tahun 1982 pasal 18 ayat 1 yang berbunyi setiap pengujian bejana

19
tekanan yang menunjukkan hasil baik, pegawai pengawas yang bertugas
memeriksa harus memberikan tanda baik pada bejana yang bersangkutan
tanpa dibubuhi nomor kode wilayah, bulan, dan tahun pengujian.
9. Kenapa APAR masuk ke dalam temuan pada laporan ini?
Jawab : Yang dimaksudkan dalam analisa APAR adalah penempatan APAR
dan manometer pada APAR. Oleh karena APAR merupakan salah satu bejana
tekan.
10. Hapus bagian APAR pada temuan positif.
11. Hapus permenaker pada bagian APAR karena tidak sesuai dengan maksud
pada temuan negatif di BAB III.
12. Jika hoist crane memiliki kapasitas 2 Ton di tahun 2010. Maka, di tahun
2017, berapa kapasitas hoist crane tersebut?
Jawab : Kapasitasnya akan berkurang dari kapasitas awalnya, oleh karena itu
harus dilakukan uji secara berkala. Karena berdasarkan permenaker nomor 5
tahun 1985 pasal 138 ayat 4 pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat
dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengujian
pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 tahun
sekali

13. Sebutkan peraturan yang mengatur tentang juru ikat atau rigger!
Jawab : peraturan yang mengatur tentang juru ikat atau rigger terdapat di
permenakertrans no 09 Tahun 2010 pasal 34 ayat 2 dan 3
14. Apakah ada peraturan yang mengatur penggunaan katup pengaman?
(Andang Damayanti)
Jawab : Permenaker No. 38 Tahun 2016
15. Safety valve digunakan pada peralatan apa saja di PT. Indovickers Furnitama
dan seberapa besar bahayanya apabila tidak menggunakan safety valve?
(Wilda Susanti)
Jawab : Safety valve digunakan pada instalasi gas dari PGN yang digunakan
untuk mengoperasikan mesin powder coating. Tingkat bahaya yang dapat
20
timbul yaitu peledakan oleh karena safety valve berfungsi sebagai pengaman
yang menurunkan tekanan apabila tekanan berlebih.
16. Fungsi anti guling? (Mirnawati Angkat)
Jawab : Sesuai dengan namanya yaitu untuk menahan bejana tekan tidak
berguling dan bersentuhan dengan bejana tekan lainnya.
17. Apakah ada operator yang mengoperasikan bejana tekan dan mekanik lain?
(Nadia Ulfah)
Jawab : Berdasarkan hasil wawancara, tidak terdapat operator yang secara
khusus mengoperasikan bejana tekan ataupun mekanik lainnya. Namun,
pengecekan pada bejana tekan yang beroperasi dilakukan 2 jam sekali oleh
operator maintenance.
18. Apa saja Alat Pelindung Diri (APD) untuk operator mekanik gerinda?
(Astri Sani Siahaan)
Jawab : APD pada operator mekanik gerinda terdiri dari kacamata, face
shield, sarung tangan dan masker.
19. Apakah suatu perusahaan boleh menggunakan bejana tekan atau tidak dan
syaratnya?
Jawab : Boleh, berdasarkan permenaker No.1 Tahun 1988 pasal 41 ayat (1)
menyebutkan bahwa “dilarang mengisi dan menggunakan bejana tekanan
yang tidak memiliki pengesahan pemakaian dari Direktur atau pejabat yang
ditunjuknya dan syarat terdapat pada ayat (2). Peraturan tersebut diganti oleh
permenaker No.37 Tahun 2016. Disebutkan bahwa pengesahan pemakaian
diganti menjadi surat pengesahan.
20. Kapan pesawat tenaga dan produksi dilakukan pemeriksaan dan pengujian?
Jawab : Berdasarkan permenaker No.04 Tahun 1985 tentang pesawat tenaga
dan produksi pasal 135 ayat (2) menyebutkan bahwa pengujian pesawat
tenaga dan produksi dilaksanakan selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sekali
dan pasal (3) menyebutkan pemeriksaan berkala dilaksanakan 1 (satu) tahun
sekali.
21. Kesimpulan pada BAB IV merupakan semua temuan positif dan negative.
21
22. Saran dituangkan dari rekomendasi pada BAB III.

22

Anda mungkin juga menyukai