PENYELENGGARA
PT. DELTA REKA KREASI
PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Bimbingan Calon
Ahli K3 Umum di PT. Indomarco Prismatama TBK Pekanbaru pada tanggal 1 Februari
2024 sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum.
Laporan ini merupakan bentuk aplikasi dari Pembinaan Calon Ahli K3 Umum yang
dilaksanakan oleh PT. Delta Reka Kreasi pada tanggal 22 Januari sampai dengan tanggal 3
Februari 2024. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berisi tentang pengawasan K3
Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat Angkat-
Angkut) yang diterapkan pada perusahaan yang kami kunjungi.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kritik maupun saran dari pembaca guna menyempurnakan laporan ini. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua
Hormat Kami,
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan..................................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................................5
1.4 Dasar Hukum..............................................................................................................................6
1.5 Landasan Teori Parameter Observasi..........................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................................15
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja.........................................................................................15
2.2 Lokasi Perusahaan...............................................................................................................15
2.3 Visi dan Misi.......................................................................................................................16
2.4 Hasil Temuan Observasi..........................................................................................................16
BAB III...............................................................................................................................................19
BAB IV...............................................................................................................................................27
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................27
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................27
4.2 Saran..........................................................................................................................................27
3
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Industri selalu berbanding lurus dengan cepat dan majunya zaman, penerapan
teknologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang semakin modern dan kompleks
tidak bisa dihindari, sehingga memerlukan tenaga kerja yang handal atau ahli terampil
sesuai bidangnya. Perkembangan ilmu dan teknologi sesuai bidangnya dapat dilihat dalam
penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi serta bahan berbahaya
yang terus meningkat dan modern. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja menjelaskan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
dapat menjadi salah satu hal penting dalam dunia kerja. Tenaga kerja berhak mendapatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai perlindungan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas perusahaan.
PT. Indomarco Prismatama TBK adalah perusahaan swasta nasional bergerak dalam
bidang usaha perdagangan barang/retail atau pengelola jaringan mini market Indomaret
yang beralamatkan di Jalan Raya Teratak Buluh No.88 Teluk Kuatar Kabupaten Kampar,
Riau. PT. Indomarco Prismatama TBK sebagai perusahaan dalam bidang perdagangan
sudah seharusnya menyediakan dan memberikan pelayanan terbaik serta fasilitas
pendukung yang terjamin kenyamanan dan keamanannya. PT. Indomarco Prismatama TBK
saat ini mempunyai jumlah tenaga kerja kurang lebih sebanyak 700 orang di wilayah
Pekanbaru.
PT. Indomarco Prismatama TBK mengikuti perkembangan teknologi di dunia kerja
saat ini, diantaranya dengan meningkatkan intensitas kerja dengan teknologi yang memiliki
potensi bahaya yang harus diidentifikasi keberadaannya. Bahaya yang belum diketahui
tentunya dapat mengakibatkan lebih meningkatnya risiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Peralatan kerja yang
mengikuti perkembangan teknologi dan proses industri yang berjalan, memiliki tingkat
bahaya yang ditimbulkan kemungkinan memiliki risiko yang tinggi, seperti tata cara kerja
yang buruk, kurangnya ketrampilan, dan tidak adanya pengetahuan tentang sumber bahaya
baru akan menjadi sumber-sumber bahaya yang mengakibatkan kecelakaan kerja dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK).
4
PT. Indomarco Prismatama TBK merupakan tempat yang berpotensi untuk
5
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL), berdasarkan pembagian kelompok yang
diamanahkan oleh PT. Delta Reka Kreasi selaku PJK3 pembinaan Calon Ahli K3 Umum
maka Kelompok III berkewajiban untuk menganalisa dampak-dampak yang terjadi pada
lingkungan perusahaan. Dampak diantaranya terkait K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3
Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat Angkat-Angkut). Perusahaan ini memiliki
lingkungan kerja dengan potensi bahaya tinggi dan melibatkan banyak orang. Oleh karena
itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja perlunya pengawasan dan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
6
1.4 Dasar Hukum
Dalam menganalisa dan memberikan saran terkait dengan gaps (celah), penulis
mengacu kepada berbagai Undang-Undang dan peraturan yang ada antara lain sebagai
berikut:
1. Dasar Hukum K3 Umum
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
b. Surat Edaran Menteri No. 05 Tahun 2011 Tentang Lisensi Operator Pesawat
Uap
c. Permenaker No. 37 tahun 2016 Tentang Bejana Tekan
3. Dasar Hukum K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat Angkat-Angkut)
a. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
b. Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut
7
memiliki surat izin yang diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-Norma
Keselamatan Kerja, Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
3. Cara pemeriksaan dan percobaan serta aturan yang harus diindahkan
4. Dalam hal manakah Direktur Pembinaan Norma-Norma Keselamatan Kerja, Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja dapat memberi pembebasan seluruhnya, sebagian
atau dengan bersyarat atau ketentuan dalam peraturan pemerintah tersebut.
b. Pengawas terhadap Tenaga Uap
Pesawat uap yang dipakai beserta perlengkapannya berada di bawah pengawasan
terus menerus oleh Negara. Pengawasan ini dijalankan oleh pegawai-pegawai dari
Kantor Daerah dan Resort dalam wilayah dimana pesawat uap itu berada menurut aturan
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
c. Kewenangan Operator Pesawat Uap
a. Operator kelas I berwenang melayani :
i. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 ton/ jam.
ii. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.
iii. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut ketentuan pada peraturan ini
perlu didampingi operator kelas II.
b. Operator kelas II berwenang melayani :
i. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 ton/jam.
ii. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.
d. Kewajiban Operator Pesawat Uap
1. Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama pesawat uapnya dioperasikan.
2. Melakukan pengecekan dan pengamatan kondisi/kemampuan kerja serta merawat
pesawat uap, alat-alat pengaman dan alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan
bekerjanya pesawat uap yang dilayaninya.
3. Operator harus mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap yang
bersangkutan selama melayani pesawat uap meliputi data tekanan kerja, produksi uap,
debit air pengisi ketel uap, pH air, jumlah bahan bakar dan lain- lain, serta tindakan
operator yang dilakukan selama melayani pesawat uap yang bersangkutan.
4. Apabila pesawat uap dan atau alat-alat pengaman/perlengkapannya tidak berfungsi
dengan baik atau rusak, maka operator harus segera menghentikan pesawatnya dan
segera melaporkan pada atasannya.
8
B. Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
Bejana Tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya terdapat
tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran gas, atau campuran udara baik
dikempa menjadi cair dalam keadaan larut maupun beku.
Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan atau
menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya terdapat gaya tekan
yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan atau ditimbun dengan volume tertentu.
a. Syarat-Syarat Pelaksanaan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
Pelaksanaan syarat-syarat K3 bejana tekanan atau tangki timbun meliputi kegiatan
perencanaan, pembuatan, pemasangan, pengisian, pengangkutan, pemakaian,
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, penyimpanan, dan pemeriksaan serta pengujian.
Contoh dari bejana tekanan yaitu:
1. Bejana penyimpanan gas, campuran gas
2. Bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar untuk
kendaraan
3. Bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan
4. Bejanan proses
5. Pesawat pendingin
Yang dimaksud dengan bejanan tekanan dalam contoh diatas ialah yang mempunyai
tekanan lebih dari 1 Kg/cm2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan volume lebih dari
2,25 (dua koma dua puluh lima) liter. Sedangkan contoh dari tangki timbun yaitu:
1. Tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar
2. Tangki penimbun cairan bahan berbahaya
3. Tangki penimbun cairan selain angka 1 dan angka 2
b. Syarat-Syarat K3 Perencanaan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
1. Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya
2. Perhitungan kekuatan konstruksi
3. Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil
pengujian dan/atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang
4. Menyediakan lembar data keselamatan asetilen dan aseton, khusus pembuatan
bejana penyimpanan asetilen dan aseton
5. Pembuatan gambar konstruksi alat perlindungan dan cara kerjanya
9
c. Pembuatan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
1. Pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS (Welding
Procedure Spesification)
dan pencatatan prosedur kualifikasi PQR (Procedure Qualification Record) bila
dilaksanakan dengan pengelasan
2. Pembuatan harus sesuai dengan gambar rencana
3. Perencanaan jumlah Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang akan dibuat
4. Penomoran seri pembuatan
5. Rencana jenis zat pengisi
d. Pemasangan, Perbaikan dan Modifikasi Bejana Tekanan dan TangkiTimbun
1. Pembuatan gambar rencana pemasangan, perbaikan atau modifikasi
2. Pembuatan rencana gambar fondasi, landasan, rangka kaki
3. Pembuatan prosedur kerja aman pemasangan, perbaikan dan modifikasi
4. Pelaksanaan pemasangan, perbaikan, dan modifikasi harus sesuai dengan gambar
rencana
5. Pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS (Welding Procedure Spesification)
dan pencatatan prosedur kualifikasi PQR (Procedure Qualification Record) bila
dilaksanakan dengan pengelasan
e. Kewenangan Teknisi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
Teknisi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun berwenang melakukan:
1. Pemasangan, perbaikan atau perawatan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
2. Pemeriksaan, penyetelan dan mengevaluasi keadaan Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun
11
dan pengujian
12
2. Perhitungan kekuatan kontruksi.
3. Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil
pengujian dan sertifikat bahan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang.
4. Pembuatan gambar kontruksi alat pelindung dan cara kerjanya.
5. Pembuatan gambar rencan perubahan kontruksi fondasi.
6. Perhitungan kekuatan kontruksi.
e. Kewenangan Operator
1. - Operator Penggerak Mula Kelas I
Mengoperasikan Penggerak Mula sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih
dari 214,47 Horse Power (HP) dan mengawasi dan membimbing kegiatan operator
kelas II.
- Operator Penggerak Mula Kelas II
Mengoperasikan Penggerak Mula sesuai dengan jenisnyadengan kapasitas sama
atau lebih dari 214,47 HP
2. - Operator Mesin Perkakas dan Produksi Kelas I
Mengopersikan Mesin Perkakas dan Produksi komputerisasi (CNC).
- Operator Mesin Perkakas dan Produksi Kelas II Mengopersikan Mesin Perkakas dan
Produksi kovensional
3. - Operator Tanur Kelas I
Mengoperasikan tanur sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas sama dengan atau
lebih dari 50 ton dan mengawasi dam membimbing kegiatan operator kelas II
- Operator Tanur Kelas II
Mengoperasikan tanur sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih kecil dari 50
ton
- Operator Tanur jenis klin dan Oven Berwenang mengoperasikan klin dan oven
f. Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menghitung, mengukur, membandingkan
dan menganalisa Pesawat Tenaga dan Produksi untuk memenuhi terpenuhi ketentuan
peraturan perundangan dan standar.
13
1. Pertama
Pemeriksaan dan pengujian pertama dilakukan pada saat sebelum digunakan atau
belum pernah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
2. Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan secara berkala paling lama1 tahun sekali.
Pengujian berkala dilakukan secara berkala paling lama 4 tahun sekali.
3. Khusus
Pemeriksaan dan/pengujian khusus merupakan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian yang dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran atau
peledekan.
Pemeriksaan dan/pengujian dilakuakn sesuai denganketentuan perundangan.
4. Ulang
Pemeriksaan dan/pengujian ulang Pesawat Tenga dan Produksi dilakukan bila
hasil pemeriksaan sebelumnya terdapat keraguan.
Pemeriksaan dan/atau pengujian dilakuakn pemeriksaan dan pengujian kecuali
pengujian beban.
16
c. Peronal K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Pemasangan dan/atau perakitan, pemakaian atau pengoperasian, pemeliharaan dan
perawatan, perbaikan, perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan pengujian harus
dilakukan oleh personel yang mempunyai kompetensi dan kewenangan di bidang K3
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut. Personel meliputi:
1. Teknisi
2. Operator
3. Juru Ikat (Rigger)
4. Ahli K3 bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
17
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
18
2.3 Visi dan Misi
Adapun yang menjadi Visi dan Misi dari PT.Indomarco Prismatama TBK-Pekanbaru
yaitu:
Visi
“Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam
persaingan global”
Misi
“Meningkatkan pelayanan terbaik sehingga kepuasan pelanggan menjadi sasaran utama
yang harus dapat dipenuhi”
Visi dan misi perusahaan juga didukung oleh motto dari Indomaret yaitu: “Mudah dan
Hemat”. Selanjutnya yang menjadi budaya perusahaan yakni dalam bekerja kami
menjunjung tinggi nilai-nilai:
1. Kejujuran, kebenaran, dan keadilan
2. Kerja sama tim
3. Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
4. Kepuasan pelanggan
20
3. kompressor tidak memiliki operator khusus
Pada saat peninjauan K3 bejana tekan di PT. Indomarco Prismatama TBK-
Pekanbaru tidak di temukan Operator K3 Bejana Tekan
21
BAB III
ANALISA HASIL TEMUAN
22
No. Lokasi Temuan Identifikas Dampak Saran Dasar Hukum
Bahaya
2 Bejana tekan berupa Gas Jika gas tersebut Di karenakan gas di Peletakan tabung PERMENAKER
LPG yang di lakukan tidak di letakkan letakkan dalam gas yang sudah di No. 37 Tahun
tata letak gas dengan pada kerangkeng kerangkeng yang lakukan harus Tetap 2016 Tentang
menggunakan gas, maka gas tepat, maka dipertahankan, agar Keselamatan dan
kerangkeng Gas yang tersebut bisa peletakan gas sudah tetap terjaga dan Kesehatan Kerja
membuat gas tersusun berantakan dan tepat pada tidak menimbulkan Bejana Tekanan
rapi dan tidak terguling sewaktu- tempatnya, sehingga cidera pada pekerja dan Tangki
berantakan waktu tidak menyebabkan serta kecelakaan Timbun.
terjadinya kerja.
kecelakaan kerja
karena Gas yang
berserakan
23
3.1.2. Pesawat Tenaga Produksi
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Saran Dasar Hukum
Bahaya
1. Generator telah Jika tidak Lingkungan kerja Tetap PERMENAKER
dilengkapi dengan dilengkapi dengan yang bebas dari dipertahankan agar No. 38 Tahun 2016
cerobong, sehingga cerobong maka pencemaran dan lingkungan kerja tentang
dapat menjamin gas buang akan tidak mengganggu bebas dari “Keselamatan dan
pembuangan gas buang mencemari produktivitas pencemaran gas Kesehatan Kerja
secara sempurnan, aman lingkungan kerja pekerjaan. buang dan Pesawat Tenaga
dan tidak menyebakan dan juga menciptakan dan Produksi” pada
pencemaran serta Genset lingkungan luar. lingkup kerja yang pasal 36.
sudah memiliki izin aman dan
operasi dari Kementrian produktif.
Perhubungan dan
Kementrian Tenaga
Kerja.
24
3.1.3. Pesawat Angkat dan Angkut
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Saran Dasar Hukum
Bahaya
1. Terdapat operator Jika tidak Forklift terawat Perlu dipertahankan PERMENAKER No.
berlisensi SIO dan dilakukan sehingga dapat agar Forklift dapat 08 Tahun 2020
Forklift mempunyai pemeriksaan secara digunakan secara digunakan tentang Keselamatan
kapasitas 1,5 ton dengan rutin kemungkinan efektif. sebagaimana dan Kesehatan
pemeriksaan rutin terjadinya mestinya. Kerja Pesawat
seminggu sekali kerusakan pada Angkat dan Pesawat
alat. Angkut
2. Operator Hand Palette Jika operator tidak Proses penggunaa Tetap PERMENAKER No.
Electric memiliki SIO memiliki SIO maka alat berjalan lancar dipertahankan agar 08 Tahun 2020
penggunaan alat karena operator proses produksi Tentang Pesawat
akan tidak efektif sudah mempunyai tetap berjalan efekif Angkat dan Pesawat
SIO sesuai dengan dan minim adanya Angkut
PERMENAKER potensi bahaya.
No. 08 Tahun 2020
25
1.2 Analisa Hasil Temuan Negatif
Setelah didapat hasil temuan negatif, maka hasil tersebut dapat dianalisa dalam bentuk tabel di bawah ini:
3.2.1. Bejana Tekan
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Rekomendasi Dasar Hukum
Bahaya
1. Tidak ada Tidak di ketahui nya Jika terjadi keadaan Sebaiknya pencatatan PERMENAKE
catatan riwayat jadwal terstruktur untuk darurat maka APAR riwayat pengecekkan R No. 4/1980
pengecekkan pengecekkan rutin tersebut kemungkinan APAR tersebut harus tentang Syarat-
APAR tersebut besar isi nya tidak tertulis dengan jelas syarat
berfungsi dengan baik, pemasangan
dan pelaporan terkait dan
APAR tersebut pemeliharaan
mengalami kendala APAR
26
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Rekomendasi Dasar Hukum
Bahaya
saja meledak
27
3.2.2. Pesawat Tenaga dan Produksi
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Saran Dasar Hukum
Bahaya
1 Tidak adanya Peletakkan bahan Dampat yang paling Sebaikkan PT. PERMENAKER
operator K3 bakar dan tidak besar dari hal tersebut Indomarco No. 38 Tahun 2016
pesawat tenaga adanya operator bisa menyebabkan menyediakan atau tentang
dan produksi dan khusus yang fatality dan kerugian memiliki operator K3 “Keselamatan dan
terdapat tempat menangani genset asset pesawat tenaga dan Kesehatan Kerja
penyimpanan tersebut bisa produksi serta Pesawat Tenaga
bahan bakar di menyebabkan penyimpanan bahan dan Produksi”
samping mesin terjadinya ledakkan bakar tersebut
genset yang dan kebakaran memiliki tempat
sedang khusus yang aman.
beroperasi
28
3.2.3 Pesawat Angkat dan Angkut
No. Lokasi Temuan Identifikasi Dampak Rekomendasi Dasar Hukum
Bahaya
1. Operator tidak Memungkinkan Tingginya Sebaiknya PERMENAKER
No. 08/2020
menggunakan terjadinya cedera kemungkinan menggunakan
tentang
APD dengan dalam bekerja terjadinya APD lengkap Keselamatan dan
Kesehatan
lengkap kecelakaan bahkan sehingga Kerja Pesawat
seperti Sarung kecacatan. terhindarnya dari Angkat dan
Pesawat Angkut
tangan dan kecelakaan kerja.
Sepatu Safety
sebagaimana
semestinya
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada pihak
pengelola/perusahaan PT. Indmarco Pristama masih ada ditemukannya beberapa temuan
negative yang diantaranya:
1. Ditemukan tidak adanya operator K3 pesawat tenaga dan produksi dan terdapat
tempat penyimpanan bahan bakar di samping mesin genset yang sedang
beroperasi
2. Ditemukan tidak adanya Kompressor memiliki operator khusus
3. Tidak adanya catatan riwayat pengecakan APAR
4. Peletakkan kerengkeng Gas LPG tersebut berada di lorong perkantoran yang biasa
di lewati oleh banyak pekerja
4.2 Saran
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, di PT. Indomarco Pristama terdapat
beberapa saran sebagai berikut:
5. PERMENAKER No. 38 Tahun 2016 tentang “Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi. Sebaiknya PT. Indomarco menyediakan atau
memiliki operator K3 pesawat tenaga dan produksi serta penyimpanan bahan
bakar tersebut memiliki tempat khusus yang aman
6. PERMENAKER No. 37 Tahun 2016 pasal 59 tentang personil.Sebaiknya PT.
Indomarco menyediakan atau memiliki operator K3 bejana tekan
7. PERMENAKER No. 4/1980 tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR.Sebaiknya pencatatan riwayat pengecekkan APAR tersebut harus tertulis
dengan jelas
8. PERMENAKER No.187/1999 Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja.Petugas yang bertanggung jawab bisa segera memindahkan letak dari
kerengkeng gas LPG tersebut ke tempat yang lebih aman dan tepat
27
28