Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN MANDIRI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Bidang K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tanki Timbun,


Instalasi Listrik, Penanggulangan Kebakaran, Konstruksi Bangunan,
Lingkungan Kerja, Bahan Kimia Berbahaya, Kesehatan Kerja,
Kelembagaan dan Keahlian, Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3)

PELATIHAN
CALON AHLI K3
UMUM ANGKATAN
2023

Disusun Oleh: Andik Susanto

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 06 November 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rakhmat dan
karunianya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Tahun 2023.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Mandiri Jogja Internasional dan selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan , penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
kepada :
1. Seluruh Staff PT. Mandiri Jogja Internasional, yang telah
memberikan izin untukmelakukan PKL dan wawancara.
2. Seluruh Staff Panitia penyelenggara pelatihan Calon Ahli K3
Umum, yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk
menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan
penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah
memberikan materi dan ilmu serta pengalamanya kepada kami
sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum.
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Online, yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan
dapat mewujudkan kerjasama dengan baik.
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Yogyakarta, 27 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum......................................................................................................... 2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik...........................................................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap....................................................2
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan..................3
1.4.4 Dasar Hukum Pengawasan K3 Instalasi Listrik................................................3
1.4.5 Dasar Hukum Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran............................3
1.4.6 Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan......................................4
1.4.7 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan dan Bahan Kimia Berbahaya.......5

BAB II KONDISI PERUSAHAAN...............................................................................6


2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja............................................................................6
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja............................................................................8
2.3 Faktor Bahaya........................................................................................................ 9
2.4 Temuan Hasil Observasi...................................................................................... 10
2.4.1 Temuan Positif................................................................................................10
2.4.2 Temuan Negatif...............................................................................................12

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH...............................................14


3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun
di PT. Mandiri Jogja Internasioal.........................................................................14
3.2 Temuan Positif K3 Kebakaran, Listrik dan Konstruksi di PT. PT. Mandiri
Jogja Internasioal.................................................................................................17
3.3 Temuan Positif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahay PT.
Mandiri Jogja Internasioal...................................................................................24
3.4 Temuan Positif K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahlian, Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)di PT. PT. Mandiri Jogja
Internasioal...........................................................................................................24
3.5 Temuan Negatif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki
Timbun di PT. PT. Mandiri Jogja Internasioal....................................................27
iii
3.6 Temuan Negatif K3 Kebakaran, Listrik Dan Konstruksi di PT. PT. Mandiri
Jogja Internasioal.................................................................................................30
3.7 Temuan Negatif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di PT.
Mandiri Jogja Internasioal...................................................................................34
3.8 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahlian, Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)di PT. Mandiri Jogja
Internasioal...........................................................................................................37

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................41
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................41
4.2 Saran.....................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................44

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak sumber bahaya
yang berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya
pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut, salah satunya adalah pengendalian
terhadap instalasi listrik, penanggulangan kebakaran dan pengawasan konstruksi
bangunanan. Apabila tidak dilakukan pengendalian atau melakukan pengendalian yang
salah terhadap instalasi listrik dapat menimbulkan kecelakan kerja. Berdasarkan hal
tersebut perlu dilakukan upaya penanggulangan kebakaran untuk mencegah terjadinya
kebakaran dan sebagai sarana proteksi.
Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi terhadap
sumber bahaya yang ada di tempat kerja, salah satunya adalah instalasi listrik,
penangulangan kebakaran dan konstruksi bangunan Selain mengidentifikasi, diharapkan
juga mampu menemukan solusi atau pengendalian dari sumber bahaya.
Oleh dikarenakan hal diatas, guna mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan. Besar harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang implementasi
K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja,
instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya; proses
produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.
1
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana Tekan
4. Pelaksanaan K3 di Bidang Tangki Timbun
5. Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran
6. Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik
7. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan
8. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
9. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Kimia Berbahaya
10. Pelaksanaan K3 di Bidang Kesehatan Kerja
11. Pelaksanaan K3 di Bidang Kelembagaan dan Keahlian
12. Pelaksanaan K3 di Bidang Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3)

1.4 Dasar Hukum

Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar


hukum sebagai berikut :
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik
a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi
c. Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kersehatan Kerja
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap


a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Uap Tahun 1930
c. Permenaker No. 02 Tahun 1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja
d. Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat
Operator Pesawat Uap

2
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselmatan Kerja
b. Permenaker No. 2 Tahun 1982 Tentang Juru Las di Tempat Kerja
c. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang Keselalaman dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekan dan Tangki Timbun

1.4.4 Dasar Hukum Pengawasan K3 Listrik

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

b. Permenaker No. 02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir.

c. Kepmenakertrans No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan


StandarNasional Indonesia (SNI).
d. Kepdirjen No. Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
e. Kepdirjen No. Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
f. Permenaker No. Kep 12/MEN/2015 Tentang keselamatan
kesehatan dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
g. Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas
peraturan menteri tenagakerja Nomor Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan instalasi penyalur petir.
h. Permenakaer No. Kep 33/MEN/2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015
tentang Keselamatan kesehatan dan kesehatan kerja listrik di
tempat kerja.

1.4.5 Dasar Hukum Pengawasan K3 Kebakaran

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.


04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR.

3
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/MEN/1983 tentang
Instalasi AlarmKebakaran Otomatik.
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/MEN/1999
tentang UnitPenanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
e. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan K3Khusus Penanggulangan Kebakaran.

1.4.6 Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

c. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/MEN/1980 tentang


Keselamatan danKesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.08/MEN/2020 tentang
Keselamatan danKesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman SMK3 Konstruksi.
g. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No. 174/MEN/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat KegiatanKonstruksi.
h. Kepdirjen Binwasnaker No. 74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi
K3 Bidang Supervisi Perancah.
i. Keputusan Dirjen PHI dan Wasnaker No. 20/DJPPK/VI/2004
tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidang Konstruksi
Bangunan.
j. Surat Edaran No. S. 4 Tahun 1997 Dirjen PHI dan Wasnaker
tentang Wajib LaporPekerjaan Proyek Konstruksi Bangunan.

4
1.4.7 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan dan Bahan Kimia Berbahaya
a. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No PER-
02/MEN/1980 tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja DalamPenyelenggaraan Keselamatan Kerja.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/Men/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.4.8 Dasar Hukum Sistem Manajemen K3

a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-
01/MEN/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-
26/MEN/2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3
d. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5
BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Mandiri Jogja Internasional atau yang biasa disebut MJOINT


didirikan pada tanggal 1 Juni 1997 oleh Rico Yudi Asmoro. Pada
awalnya, perusahaan ini mulai memproduksi produk kerajinan kulit di
sebuah garasi rumah di desa Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta dan
mengawali langkah bisnis dengan mengekspor produk ke beberapa
negara seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan Australia. Namun, seiring
berjalannya waktu dan semakin besarnya perusahaan maka mulai
muncul permintaan untuk pasar lokal sehingga produk kulit perusahaan
mulai dijual di Indonesia pada tahun 2008 dengan merek dagang
BUCINI. Sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar lokal, maka
dibangunlah showroom yang lebih besar di desa Klodangan, Berbah,
Slemanpada tahun 2010 dengan kapasitas produksi mencapai 3000 tas
per bulan. Hal ini menjadikan MJOINT sebagai leader di industri
kerajinan kulit di Yogyakarta.
3 Perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki jumlah karyawan
yang berjumlah 150 orang yang dimana 70% wanita dan 30% pria.
Untuk kapasitas produksi perusahaan ini memproduksi tas dan dompet
sebanyak
45.000 produk/tahun, sedangkan untuk sepatu kulit sendiri 6000
pasang/tahun. Untuk penjualan atau distribusi yang ada pada
perusahaan ini lebih banyak melakukan ekspor, yaitu sekitar 80%
berbanding 20% untuk penjualannya di Indonesia.
4 Jam kerja karyawan di PT. Mandiri Jogja Internasional perhari adalah 8
jam. Dimulai dari pukul 07.30 – 16.00 WIB dan memiliki waktu untuk
instirahat pada pukul 12.00- 12.30 WIB. Dalam seminggu pekerja
memiliki waktu 5 hari kerja yaitu senin – jumat. Dan khusus hari jumat
waktu istirahat pekerja adalah dari pukul 11.30 – 13.00 WIB. Pada
6
waktu istirahat perusahaan menyediakan makan siang bagi pekerja yang
menjadi salah satu tunjangan untuk pekerja. Selain makan siang,

7
perusahan juga menyediakan beberapa tunjangan seperti tunjangan
kesehatan dalam bentuk BPJS, tunjangan kematian, tunjangan hari tua,
tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan hari raya dan tunjangan tahun
baru. Tunjangan – tunjangan tersebut berfungsi untuk meningkatkan
semangat kerja karyawan atau pekerja. Adapun Visi dan Misi
perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional, sebagai berikut:
Visi
- Menjadi produsen produk kulit yang berkualitas internasional.
- Menjadi Brand produk kulit terbaik di iindonesia dan diakui di dunia.
Misi
Mengembangkan ekonomi kreatif dengan seni dan potensi
lokal untuk menghasilkan produk kulit terbaik serta turut serta
dalam memajukan ekonomi masyarakat..
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur organisasi
yang terperinci dan memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh
Direktur yang kemudian dibawahnya terdapat Manager Umum.
Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggungjawab yang
berbeda. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Mandiri
Jogja Internasional. Berikut dibawah ini merupakan baganstruktur
organisasi PT. Mandiri Jogja Internasional:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

8
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Mandiri
Jogja Internasional yaitu :
1. Terjepit
Potensi bahaya terjepit jika pemakaian mesin-mesin produksi
tersebut tidak disertai dengan cara kerja dan sikap kerja yang
sesuai. Dalam hal ini, mesin yang sangat memungkinkan
berpotensi terjadinya bahaya terjepit bagi pekerja yang
mengoperasikan adalah Mesin cutting board dan mesin lainnya.
2. Terjatuh
Potensi ini dapat terjadi apabila tangga yang biasa digunakan
dalam melakukan proses produksi tidak disertai dengan adanya
pengaman yang cukup, misalnya saja hanya menggunakan satu
pegangan di salah satu sisinya
3. Peledakan
Potensi bahaya peledakan di perusahaan PT. Mandiri Jogja
International dapat terjadi apabila pemakaian mesin genset
maupun bejana tekan seperti kompresor juga dapat menjadi
sumber potensi bahaya peledakan apabila dalam pemakaiannya
tidak disertai pengawasan dan tidak adanya perawatan pada
keduamesin tersebut.
4. Tertimpa Kulit
Tumpukan kulit yang disimpan sebelum diolah menjadi bahan
jadi ada kemungkinan dapat menimpa para pekerja apabila
ketika saat proses penumpukan tersebut melebihi batas tinggi
yang seharusnya.
5. Tertusuk Jarum
Potensi bahaya terjadi pada saat proses menjahit yang
menggunakan peralatan berupa jarum jahit.
6. Tersengat aliran listrik
Penempatan kotak panel listrik yang rawan terkena air karena
berada di ruang proses produksi. Apabila ada salah satu kabel

9
listrik yang putus, dan kabel tersebutmasih terdapat arus listrik
kemudian terkena air, maka pekerja yang tidak berhati-hati bisa
saja mengalami kondisi tersetrum.
7. Kebakaran
Potensi bahaya ini dapat terjadi apabila terjadi kebocoran gas
Liquefied PetroleumGas (LPG) di area ruang dapur.

2.3 Faktor Bahaya

Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang


mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional,
identifikasi bahaya yang dilakukan diseluruharea PT. Mandiri Jogja
Internasional :
1. Faktor Ergonomi
Kondisi di area proses bahan baku yang terlihat tenaga kerja
bekerja sambil berdiri, sehingga akan menyebabkan posisi
tenaga kerja dapat membungkuk.

2. Faktor Biologi
Bahaya biologi bisa disebabkan oleh bakteri dan jamur di ruang
pengasaman dimana tumpukan bahan baku berupa kulit
kambing ataupun domba ini disimpan. Selain itu juga bisa
disebabkan karena kondisi kebersihan yang kurang dijaga.
3. Faktor Fisika
Bahaya fisik yang dapat timbul di area produksi diantaranya yaitu:
● Kebisingan yang disebabkan oleh penggunaan mesin
produksi dangenset.
● Temperatur atau suhu yang panas dalam gedung.
4. Faktor Kimia
Bahaya kimia yang dapat timbul di area produksi diantaranya
yaitu pemakaian lem atau latex .
5. Faktor Psychologi
Bahaya dari faktor psikologi bisa berupa beban kerja yang
berlebih dan ketidaksesuaian penempatan bagi tenaga kerja.
1
2.4 Temuan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, diperoleh temuan sebagai
berikut :
2.4.1 Temuan Positif
1. K3 Mekanik
a. Mesin Cutting Board (Mesin Perkakas dan Produksi) sudah menggunakan dua
tombol /tuas sehingga tidak ada tangan pekerja yang berada dibawah mesin/
area operasi.
b. Mesin Seset sudah dilengkapi cover atau penutup untuk melindungi tangan
pekerja (alat pengaman)
c. Mesin Jahit bagian yang bergerak sudah tertutup kecuali bagian terbuka untuk
menjahit
d. Genset (penggerak mula) sudah dilengkapi fondasi terpisah, cover penutup,
dan ceroboong pembuangan

2. K3 Bejana Tekan
a. Compressor (bejana tekan) yang digunakan pada mesin embos sudah terpasang
katup penutup
b. Compressor (bejana tekan) yang digunakan pada area latex sudah dilakukan
tahapan pembersihan,pengeringan,dan pengisian udara secara berkala
c. Compressor (bejana tekan) yang digunakan pada mesin embos sudah
dilengkapi pressure gauge

3. K3 Tangki Timbun
a. n/a
b. n/a

4. K3 Listrik

a. Instalasi penyalur petir yang tersedia di perusahaan


b. Tersedianya pembangkit listrik “Genset”
c. Terdapat panel kelistrikan dan MCB

1
5. K3 Penanggulangan Kebakaran

a. Adanya sprinkler.
b. Adanya APAR.

6. K3 Konsturuksi Bangunan

a. Ruang kantin untuk pekerja tertata dengan rapi dan bersih


b. Adanya ventilasi di dinding atas

7. K3 Lingkungan Kerja
a. Tersedia klinik atau ruang UKS untuk karyawan
b. Tersedia kotak P3K sebanyak 3 buah
c. Adanya tim P3K sebanyak 2 orang
d. Tersedia kantin untuk karyawan
e. Tersedia informasi terkait penanganan covid & hand sanitizer di setiap meja
f. Waktu kerja dan hak cuti yang berlaku

8. K3 Bahan Kimia Berbahaya


a. Tersedia toilet yang mencukupi untuk jumlah pekerja
b. Kebersihan toilet dan pembersihan secara berkala
c. Pencahayaan di tempat kerja
d. Halaman yang bersih, tertata rapi, rata dan tidak becek
9. K3 Kesehatan Kerja
a. Hand Sanitizer
b. P3K - Betadine
c. Karyawan suda di
cover BPJS kesehatan.
10. K3 Kelembagaan dan Keahlian
a. .Perusahaan telah menyediakan
klinik kesehatan
b. .Adanya kebijakan K3 tetapi belum
tertulis.

1
11. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
a. Terdapat jalur evakuasi
b. Terdapat penanda dan poster yang berisi peringatan

2.4.2 Temuan Negatif


1. K3 Mekanik
a. Operator Mesin Cutting Board (Pesawat Tenaga dan Produksi) belum memiliki
lisensi sesuai peraturan perundangan
b. Teknisi Pesawat Tenaga dan Produksi belum memiliki lisensi sesuai peraturan
perundangan
c. Operator mesin seset tidak dilengkapi dengan alat pelindung saat melakukan
pengasahan
2. K3 Tangki Timbun
a. Compressor (bejana tekan) yang digunakan pada mesin pengeleman (latex)
belum terpasang cover van belt
b. Teknisi pemeliharan belum memiliki lisensi K3 Bejana Tekan sesuai peraturan
perundangan
c. Compressor (bejana tekan) belum dilengkapi pressure gauge (pengukur tekanan)
3. K3 Listrik

a. Penemuan pemasangan kabel yang tidak aman dan tidak rapi.


b. Pemasangan dan pemakaian stop kontak tidak sesuai prosedur

4. K3 Penangulanan Kebakaran

a. Tidak adanya pemeriksaan berkala pada springkler dan APAR.


b. APAR expired.
c. Exit Point kurang atau tidak memenuhi prosedur.

5. K3 Konstruksi Bangunan

a. Langit-langit bangunan rusak dan berlubang.

b. Banyak kardus yang berserakan dilantai, sehingga jalan untuk lewat pekerja
kurang memadahi.

1
c. Kebutuhan kamar toilet dan jamban kurang dari jumlah kebutuhantenaga kerja.

6. K3 Lingkungan Kerja
a. Penyusunan Bahan-bahan produksi tidak tersusun rapi
b. Suara Mesin & Musik yang terlalu Keras
c. Tidak adanya Safety Sign di Mesin-mesin atau lingkungan kerja
d. Tempat Duduk tidak sesuai dan tinggi meja tidak sesuai dengan posisi kerja

7. K3 Bahan Kimia Berbahaya


a. Ruang Genset - Tidak ada informasi lembar keselamatan bahan kimia (solar)
b. Ruang Spray Glue - tidak rutin dibersihkan
c. Tidak Menggunakan APD yang sesuai di ruang Spray Glue
d. Bagian Produksi – Lem untuk Finishing

8. K3 Kesehatan Kerja
a. Kotak P3K tidak sesuai dengan standar Isi
b. Warna Kotak P3K tidak sesuai dengan ketentuan
c. Tidak tersedia paramedis sesuai dengan ketentuan
d. Penggunaan APD - Masker & kacamata & Pelindung

9. K3 Kelembagaan dan Keahlian


a. Terdapat 1 teknisi K3 kelistrikan yang tidak memiliki lisensi.
b. Belum terdapat paramedis yang bersertifikasi Hiperkes dan belum memiliki
SKP.
c. Perusahaan tidak melakukan pengecekan kesehatan secara berkala maupun
khusus pada para pekerja.
d. Belum terdapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

10. Sistem Manajemen K3 (SMK3)


a. Ditemukan operator yang tidak menggunakan APD
b. Belum tersedia serikat pekerja dalam PT. Mandiri Jogja Internasional
c. g.Belum tersedia kebijakan K3 tertulis dan tersosialisasi kepada seluruh tenaga
kerja dan pihak terkait.

1
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN
MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negative di PT. Mandiri Jogja Internasional
3.1
Temuan Positif di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang-
temuan manfaat undangan
(termasuk pasal dan ayat)
MEKANIK
1 Area Mesin Cutting Board (mesin Menghindari Seharusnya di Permenaker RI No 38 Tahun
Produksi perkakas dan produksi) tangan pekerja lakukan 2016 “ K3 Pesawat Tenaga
dilengkapi dua tombol atau berada pemeriksaan dan Produksi” Pasal 8 ayat 1
tuas dibawah secara berkala “Pesawat Tenaga dan Produksi
mesin atau harus dilengkapi alat
area operasi pengaman”

2. Area Mesin Seset dilengkapi alat Menghindari Seharusnya di Permenaker RI No 38 Tahun


Produksi pengaman cover atau terjadinya lakukan 2016 “ K3 Pesawat Tenaga
penutup pisau potensi pemeriksaan dan Produksi” Pasal 8 ayat 1
kecelakaan secara berkala “Pesawat Tenaga dan Produksi
kerja (tangan harus dilengkapi alat
terluka) pengaman”
Pasal 40 ayat 1
“Mesin asah,Mesin poles, dan
mesin pelicin harus dilengkapi

1
dengan tutup atau kap

BEJANA TEKAN
1 Produksi Bejana Tekan (compressor) Mencegah Sudah cukup Permenaker 37 Tahun 2016
(mesin sudah dilengkapi dengan tekanan udara baik dan pasal 14 ayat 1
embos) katup penutup yang sebaiknya “Bejana penyimpanan gas, campuran
berlebihan dari lakukan pula gas, dan/atau bejana transport harus
system pemeriksaan atau dilengkapi dengan katup penutup”
pneumatic pengawasan fisik
yang ada bejana
tekan/compressor

1
2 Area Sudah dilakukan tahapan Mencegah Lakukan Permenaker RI No.37 Tahun
Lem pembersihan,pengeringan,dan terjadinya pemeriksaan dan 2016 “ K3 Bejana Tekan dan
(latex) pengisian udara secara pengembunan pemeliharaan Tangki Timbun” Pasal 29 ayat
berkala di dalam secara berkala 1
tabung yang Pengisian Bejana Tekanan dan
dapat Tangki Timbun harus dilakukan
mengakibatkan tahapan sebagai berikut :
kerusakan a. Pemberssihan dan
pengecekan
b. pengeringan; dan
pengisian

TANGKI TIMBUN

1
1 Tidak Ditemukan Penggunaan - - - - -
Tangki Timbun

1
3.2
Temuan Positif di PT. Mandiri Jogja Internasional

No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan


temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)

LISTRIK
1 Bangunan Instalasi Adanya Instalasi Sudah baik Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31
Area Atap penyalur petir penyalur petir perlu adanya
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
yang tersedia di mencegah pemeliharaan
perusahaan terjadinya danpengujian Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989
konsletaliran berkalasesuai
tentang PengawasanInstalasi Penyaluran Petir
listrik saat cuaca dengan
buruk dan peraturan Pasal 47
bangunan perundang-
(1) Instalasi penyalur petir dan cerobongsekurang-
tersambar petir undangan
kurangnya harus mempunyai 2(dua) penghantar
penurunan petir yang dipasang dengan jarak yang
sama satu
dengan yang lain;
(2) Tiap-tiap penghantar penurunan harus
disambungkan langsung dengan penerima.

1
2 Ruang Tersedianya Tersedianya Sudah baik, Peraturan Menteri KetenagakerjaanRI No. 12
Genset pembangkit pembangkit perluadanya
Tahun 2015 tentang Keselamatan dan
listrik “Genset” listrik sebagai petugas atau
pengganti teknisi sendiri Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
pembangkit yang khusus
listrik PLN jika pengoperasian
terjadi genset Pasal 7 “yaitu untuk perusahaan yangmemiliki
pemadaman
pembangkit listrik lebihdari 200 KVA, wajib
listrik
mempunyai ahli K3 bidang listrik”.

KEBAKARAN
1 Gedung Adanya sprinkler Terpasang pada Untuk Instruksi Menteri Tenaga Kerja INS.
Finishing semua pemeliharaan
11/M/BW/1997
lingkungankerja lebihrutin
Penyediaan alat/instansi proteksi kebakaran seperti
sistem deteksi/alarm kebakaran dan alat pemadan api
ringan,hydran, springkler atau instansi khusus yang
handal dan mandiri melalui perencanaan,
pemasangan dan
pemeliharaan sesuai ketentuan standar

2
2 Tempat AdanyaAPAR Ditempatkan Tidak terlalu PER.04/MEN/1980 Pasal 6 ayat 1 Setiap alat pemadam
produksi pada posisi yang tinggi atau tidak api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
mudah dilihat lebih dari 1,2 m. pada dinding dengan penguatan sengkangatau dengan
dengan jelas, konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
mudah dicapai lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
dan diambil

2
KONSTRUKSI
1 RuangKantin Ruang kantin Adanya Ruang Penambahan Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi
untukpekerja kantin untuk tempat cuci
No.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin
tertata dengan pekerja tertata tangan dan
rapi dan bersih dengan rapi dan tempatsampah Dan RuangTempat Makan
bersih sebagai sehabis makan
Lebih lanjut, Pemerintah dalam hal ini
suatu aspek
terpadu dalam DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi mengambil
ruang lingkup
kebijaksanaan untuk menganjurkankepada:
higiene
perusahaan dan 1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara
kesehatan kerja
50 sampai 200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat
makan di perusahaanyang bersangkutan.
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih
dari 200orang, supaya menyediakan kantin di
perusahaan yang bersangkutan
2 Gedung Adanya Sirkulasi udara Ventilasi sudah Undang-undang No. 1 tahun 1970 Pasal
Produksi Ventilasi di atausuhu stabil cukup dan perlu
2 ayat 2
dinding atas dan jugauntuk ditambahkan
pencahayaan exhaust fan “Mencegah dan mengendalikan timbulatau menyebar
tercukupi untuk luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
aktivitas tenaga gas, hembusan angin, cuaca, sinar atauradiasi, suara dan
kerja getaran.”

2
2
3.3
Temuan Positif di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)

LINGKUNGAN KERJA
1 Toilet Terdapat 8 Adanya jumlah Sudah Baik. Permenaker Lingkungan Kerja No.05 Tahun 2018,
Karyawan toilet dengan toilet yang Untuk Pasal 34 ayat 5:
pembagian: mencukupi ditambahkan Untuk menjamin kecukupan atas kebutuhan jamban
- ruang untuk 150-180 tempat dengan jumlah Tenaga Kerja dalam satu waktu kerja,
persiapan karyawan, pembuangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(2) dengan kondisi pembalut di a. untuk 1 (satu) sampai 15 (lima belas) orang = 1
- ruang bersih yang toilet (satu) jamban;
produksi bisa digunakan perempuan serta b. untuk 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
(4) selama jam diberikan tanda puluh) orang = 2 (dua) jamban;
Showroom (2) kerja sesuai untuk toilet c. untuk 31 (tiga puluh satu) sampai 45
dengan aturan laki-laki dan (empat puluh lima) orang = 3 (tiga)
yang berlaku. perempuan. jamban;
d. untuk 46 (empat puluh enam) sampai 60 (enam
puluh orang) = 4 (empat) jamban;
e. untuk 61 (enam puluh satu) sampai 80
(delapan puluh) orang = 5 (lima)
jamban;
f. untuk 81 (delapan puluh satu) sampai 100
(seratus) orang = 6 (enam) jamban;
setiap penambahan 40 (empat puluh) orang
ditambahkan 1 (satu) jamban.

2
2 Toilet Toilet bersih, Menjaga Alangkah lebih Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
Karyawan bebas bau, aliran kebersihan toilet baik pada pintu 1970 Tentang Keselamatan Kerja
air bersih dan secara rutin toilet diberikan Pasal 3 ayat (1)
jadwal piket dapat mencegah papan tanda
untuk bakteri penyebab untuk Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
membersihkan penyakit memisahkan keselamatan kerja untuk :
toilet setiap hari berkembang toilet wanita dan memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
biak. Selain itu, pria
juga menjaga
kesehatan tubuh
dan
menghilangkan
bau tak sedap.

2
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
1 Tempat Terdapatnya Terdapat Hand Diberikan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
produksi Hand Sanitizer Sanitizer pada hand sanitizer PEMBINAAN PENGAWASAN
tempat produksi yang lebih KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN
sebagai salah besar DAN KESEHATAN KERJA NOMOR
satu cara ukurannya 5/76/HM.01/VII/2020 TENTANG PROTOKOL
pencegahan agar tenaga KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
virus terutama kerja tidak KEMBALI BEKERJA DALAM PENCEGAHAN
pada virus mudah PENULARAN COVID-19 B.
covid 19 kehabisan.
Menerapkan Higiene dan Sanitasi Perusahaan 1.
Menyediakan fasilitas dan bahan di tempat kerja, antara
lain : a. Akses sarana cuci tangan berupa air mengalir
dan sabun atau hand sanitizer atau pencuci tangan
berbasis alkohol sesuai standar kesehatan;

2
2 Ruang Terdapat Terdapatnya Agar disetiap PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
produksi betadine pada betadine pada unit kerja diberi TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
kotak P3k kotak P3K dapat kotak P3K, Dalam NOMOR :PER.15/MEN/VIII/2008 Pasal 2 ayat 1 :
digunakan hal tempat kerja
untuk dengan unit kerja Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas
berjarak 500 P3K di tempat kerja
melakukan
meter atau lebih
pertolongan masing-masng
pertama pada unit kerja harus
kecelakaan yang menyediakan
berguna untuk kotak P3K sesuai
mencegah jumlah
terjadinya pekerja/buruh;
infeksi pada
luka

2
3.4
Temuan Positif di PT.Mandiri Jogja Internasional.

No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan


temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)

KESEHATAN KERJA
1 Ruang Klinik Perusahaan Manfaat klinik di Sudah baik tetapi Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
memiliki klinik perusahaan saat alangkah lebih Transmigrasi No: Per.03/Men/1982 Tentang
kesehatan terjadi kondisi baik bila Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
darurat ringan menyediakan
dapat ditangani dokter perusahan Pasal 3 ayat (1) Setiap tenaga kerja berhak
dengan segera / bekerjasama mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja.
sebagai bentuk dengan faskes Ayat (2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan
pertolongan untuk pemantauan Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu
pertama pada tiap 3 (tiga) hari pengetahuan dan teknologi.
kecelakaan atau sekali
situasi medis
lainya

2 Area produksi Perusahaan Memberikan Alangkah lebih Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
memiliki kotak perlindungan baik untuk kotak Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
P3K di area bagi P3K berwarna : Per.15/Men/Viii/2008
Make Up 1 pekerja/buruh dasar putih dan Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di
kotak dan di yang disediakan pada Tempat Kerja
area produksi 2 mengalami tiap area
kotak kecelakaan di area/departemen Pasal 2 ayat (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas
tempat kerja perusahaan P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
perlu dilakukan
pertolongan
pertama secara
cepat dan tepat

2
KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN
1 Pemaparan Perusahaan Karyawan yang Ditambahkan ●Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Video Observasi telah sakit atau terluka tenaga ahli medis Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PKL menyediakan dapat dirawat yang bersiaga di :PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan
klinik kesehatan pada klinik klinik kesehatan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja.
selama jam kerja (Pasal 2 dan Pasal 8, Ayat 1)
Pasal 2
“(1) Pengusaha wajib menyediakan petugas
P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.”

Pasal 8 Ayat 1
“Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) meliputi :
a. Ruang P3K;
b. Kotak P3K dan isi;
c. Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.”
2 Menyimak Adanya Mengurangi agar lebih ● Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pemaparan kebijakan K3 risiko ditingakatkan lagi Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Vidio Observasi kecelakaan dan dan diberikan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
PKL sakit dalam pelatihan Kerja (Pasal 6, Ayat 1)
perusahaan “Pasal 6 (1) SMK3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi:
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.”

2
SMK3
1 Menyimak Adanya jalur Mobilisasi Dari video ● Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
Pemaparan evakuasi pekerja dari nampak belum tentang Penerapan Sistem Manajemen
Vidio ancaman bahaya adanya penanda Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (Pasal 10,
Observasi PKL ke tempat yang untuk jalur Ayat 2)
lebih aman ketika evakuasi dan
terjadi bencana diharapkan dapat
ditambah dan di
berikan space
yang lebih luas

2 Menyimak Terdapat Membantu Menambahkan


Pemaparan penanda mengingatkan Jumlah penanda ● Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Vidio dan poster para pekerja atau poster pada Keselamatan Kerja (Pasal 14, Huruf A dan Huruf
Observasi PKL yang berisi agar tidak tiap-tiap tempat
peringatan tercipta yang mudah B)
lingkungan dilihat pekerja di
unsafe condition perusahaan.
yang dapat
disebabkan oleh
sampah-sampah
sisa dari
produksi

3
3.5 Temuan Negatif di PT. Mandiri Jogja Internasional

No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan


temuan Resiko (termasuk pasal dan ayat)

MEKANIK
1 Kantor Operator Mesin Dapat Lakukan Uji Permenaker RI No 38 Tahun 2016 “K3 Pesawat
Cutting Board menimbulkan kompetensi Tenaga dan Produksi” Pasal 110 ayat 2
(Pesawat potensi operator K3 “Pengoperasian Pesawat Tenaga dan Produksi
Tenaga dan kecelakaan kerja Pesawat dilakukan oleh Operator K3 bidang PesawatTenaga
Produksi) Tenaga dan dan Produksi”
belum memiliki Produksi
lisensi sesuai
peraturan
perundang-
undangan
2. Kantor Teknisi Dapat Lakukan uji Permenaker RI No. 38 Tahun 2016 “ K3 Pesawat
Pesawat menimbulkan kompetensi Tenaga dan Produksi” Pasal 110 ayat 1
Tenaga dan potensi Teknisi K3 “Pemasangan,
Produksi belum kecelakaan kerja Pesawat Perakitan,Pemeliharaan,perbaikan,perubahan
memiliki Tenaga dan atau modifikasi pesawat tenaga dan produksi
kompetensi Produksi sesuai dilakukan oleh teknisi K3 bidang Pesawat Tenaga
sesuai peraturan dan Produksi”
peraturan perundang-
perundangan undangan

3
BEJANA TEKAN
1 Area Lem Bejana Tekan Memungkinkan Tambahkan Permenaker 37 Tahun 2016
(Latex) (compressor) pekerja terjepit cover van belt pasal 14 ayat 1
tidak dilengkapi saat untuk “Bejana penyimpanan gas, campuran gas, dan/atau bejana
cover van belt pengoperasian alat meminimalisir transport harus dilengkapi dengan katup penutup
kemungkinan
terjadinya
kecelakaan
kerja

2 Area Lem Bejana Tekan Dapat Lakukan Permenaker 37 Tahun 2016


(Latex) (compressor) menimbulkan penambahan Pasal 14 ayat 1
tidak potensi pressure gauge “Bejana penyimpanan gas, campuran gas, dan/atau
dilengkapi overpressure bejana transport harus dilengkapi dengan katup penutup”
pressure gauge

TANGKI TIMBUN
3
1 - - - - - -

2 - - - - - -

3
3.6 Temuan Negatif di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan Resiko (termasuk pasal dan ayat)

LISTRIK
1 Ruang Penemuan Dapat Sambungan Permenaker No.12 Tahun 2015
Painting pemasangan menyebabkan
kabel dipasang Tentangkeselamatan kesehatan dan kesehatan kerja
kabel yang tidak konsleting
aman dan tidak listrik dengan benar listrik di tempat kerja.
rapi
sesuai dengan Pasal 3 (b)
prosedur b) menciptakan instalasi listrik yang aman,handal, dan
instalasi listrik memberikan keselamatan
dansegera bangunan beserta isinya
diganti dengan
kabel yangbaru
atau dimasukkan
ke
pipa conduit

3
2 Gedung Pemasangan dan Dapat melelehkan Seharusnya Permenaker No.12 Tahun 2015 Tentangkeselamatan
pemakaianstop plastik pada stop pemasangan dan
Produksi kesehatan dan kesehatan kerja listrik di tempat
kontak tidak kontak dan dapat pemakaian stop
sesuai prosedur menyebabkan kontak harus kerja.
percikan api dan sesuaidengan
beban berlebih. prosedur agar Pasal 3 (b)
beban tidak
berlebih. b) menciptakan instalasi listrik yang aman,handal, dan
memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya

KEBAKARAN
1 Ruang Belum ada Tidak berjalan Dilakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
pemeriksaan dengan lancar pemeriksaan dan
Finishing Indonesia Nomor : PER.02/MEN/1983
berkala pada ketika ada terjadi pengujian secara
,Kantin, pompa sprinkler kebakaran di berkala pada tentang InstalasiKebakaran Automatik :
Packing perusahaan instalasi
Pasal 57 (1) Terhadap instalasi alarm kebakaran
sprinkler
automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian
berkala secaramingguan, bulanan dan tahunan.
(2) Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat
dilakukan oleh konsultan kebakaran atau organisasi
yang telah diakui olehDirektur atau pejabat yang
ditunjuk.

3
2 Gedung APAR Alat pemadam Diganti PeraturanMenteri Tenaga Kerja DanTransmigrasi
Produksi expired ringan yang
denganyang No : Per.04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat
sudah expired
akan berdampak baru atau Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api
APAR tidak
isinya Ringan
bekerja dengan
normal atautidak dibuang dan Pasal 11 ayat 1
memadamkanapi
diisi ulang. (1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2
jika terjadi
kebakaran dan Untuk (dua) kali dalam setahun,yaitu:
jugamenggumpal kedepannya
a. pemeriksaan dalam jangka 6
seharusnya
dilakukan (enam) bulan;
pengisian ulang
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (duabelas) bulan;
setahun 1 kali.

KONSTRUKSI
1 Gedung Langit-langit Langit-langit Perlu adanya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RINomor 5
Produksi bangunan rusak bangunan rusak perbaikan
Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
dan berlubang dan berlubang dan
sewaktu waktu pengecatan Kerja Lingkungan Kerja
bisa roboh dan ulangpada
Pasal 29
menimpa tenaga langit-langit
Dinding dan langit-langit sebagaimana dimaksud dalam
pekerja yang bangunan
Pasal 28 ayat (1) harus:
bekerja di
kering atau tidak lembab;
bawahnya
dicat dan/ atau mudah dibersihkan;dilakukan pengecatan
ulang palingsedikit 5 (lima) tahun sekali; dan
dibersihkan paling sedikit 1 (satu) kali
setahun.

3
2 Ruang Banyak kardus Dapat Perlu PERATURAN
Produksi yang menyebabkan menambahkan
MENTERI TENAGA KERJA DAN
berserakan kecelakaan kerja ruangan yang
dilantai, pada saat memadahi TRANSMIGRASI No. PER.01/MEN/1980
sehingga jalan melalui jalan untuk
TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN
untuk lewat tersebut dan meyimpan
pekerja kurang juga pada saat segala bahan KERJA PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
memadahi emergency tidak yang diperlukan
terjadi Pasal 6
kecelakaan Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga
sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan
bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi
atau menimbulkan kecelakaan.

3
3
3.7 Temuan Negatif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahdi PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan Resiko (termasuk pasal dan ayat)

LINGKUNGAN KERJA
1 Dalam ruang Penyusunan Sebagai tempat Sebaiknya semua Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 1 ayat 28
tempat bahan-bahan produksi, bahan-bahan tentang ketentuan umum keselamatan dan kesehatan
produksi produksi tidak tentunya bahan ditata rapi dan kerja lingkungan kerja, kebersihan adalah
tersusun rapi produksi yang memiliki wadah bebas dari kotoran serta rapi dan/ atau
(berserakan di tidak rapi dapat untuk tidak bercampur dengan unsur atau zat lain yang
lantai) membahayakan menampungnya. berbahaya.
karyawan jika
tersandung oleh
bahan-bahan
tersebut.

3
2 Di ruang Tidak ada Karyawan tidak Perusahaan PP No. 50 Tahun 2012 pasal 2
produksi safety sign di akan mengetahui sebaiknya tentang Penerapan SMK3, pada poin keamanan bekerja
dekat alat jika ada potensi memasang safety berdasarkan SMK3 disebutkan bahwa safety sign harus
produksi. bahaya dan sign di setiap dipasang sesuai dengan standar dan pedoman teknis
bagaimana tempat produksi
menghindari maupun diluar
bahaya tersebut yang dapat
memicu
kecelakaan kerja
agar dapat
dihindari.

BAHAN KIMIA BERBAHAYA


1 Ruang Spray Tidak Tidak Diberikannya PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
glue menggunakan dipergunakannya APD kepada TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
APD APD yang proper pekerja agar NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT
diruang spray terhindar dari PELINDUNG DIRI
glue dapat kecelakaan
membuat pekerja kerja Pasal 6 (1) Pekerja/buruh dan orang lain yang
mengalami memasuki tempat kerja wajib memakai atau
kecelakaan kerja menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan
risiko.

4
2 Ruang Spray Tempat kerja Tempat kerja Dilakukan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 1 ayat 28 tentang
glue yang tidak yang tidak rapi pembersihan ketentuan umum keselamatan dan kesehatan kerja
bersih dan dan bersih dapat tempat kerja agar lingkungan kerja, kebersihan adalah bebas dari
rapi mengakibatkan tenaga kerja dapat kotoran serta rapi dan/ atau tidak bercampur dengan
pekerja bekerja dengan unsur atau zat lain yang berbahaya.
mengalami aman dan sehat
penyakit akibat sehingga dapat
kerja dikarenakan mengurangi
tempat kerja yang potensi
kotor mengalami
penyakit

4
3.8 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahlian, Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)di PT.
Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan Resiko (termasuk pasal dan ayat)

KESEHATAN KERJA
1 Wilayah Kotak P3K Jika terjadi Kepada pihak Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Lingkungan terlihat kosong kecelakaan kerja perusahaan Transmigrasi No. Per. 15/Men/VIII/2008 Tentang
Kerja atau tidak di lokasi tempat dalam hal ini P3K di Tempat Kerja Pasal 10 poin b : Isi kotak
sesuai standar kerja atau sekitar divisi HSE P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II
isi kotak P3K wilayah kerja perusahaan untuk Peraturan Menteri ini dan tidak boleh diisi bahan atau
jenis kotak C maka melengkapi isian alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di
untuk pekerja Pertolongan kotak P3K sesuai tempat kerja;
lebih dari 100 Pertama Pada aturan yang
orang Kecelakaan tidak berlaku pada
dapat dilakukan lampiran II PER-
atau tidak 15/MEN/VIII/20
maksimal 08.

2 Wilayah Warna kotak Kotak P3K Mengganti bahan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Lingkungan P3K berwarna lambat laun akan kotak sesuai No. Per. 15/Men/VIII/2008 Tentang P3K di Tempat
Kerja coklat dan rusak, sulitnya dengan standar Kerja Pasal 10
terlihat rapuh mengangkat aturan yang
(terbuat dari kotak P3K bila berlaku Kotak P3K harus memenuhi persyaratan sebagai
kayu) terjadi keadaan berikut :
darurat, pekerja a. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
sulit mengenali berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna
kotak P3K hijau;

4
KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN
1 Wilayah Kerja Perusahaan Dampaknya Untuk Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
tidak melakukan adalah lambatnya perusahaan dapat Nomor Per.02/Men/1980 Tahun 1980 tentang
pengecekan penanganan menjalankan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
kesehatan secara kesehatan pada pemeriksaan Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (Pasal 2)
berkala pekerja yang secara berkala
terkena PAK, dan menghindari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
yang mana akan terjadinya PAK Keselamatan Kerja (Pasal 8)
menyebabkan dan adanya
turunya hilangnya waktu
produktivitas kerja
pekerja.

4
2 Wilayah kerja Ada Jika terjadi Isi kotak P3K Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
kecelakaan dan sesuai dengan Republik Indonesia Nomor
beberapa
terluka, maka standar agar :PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan
kotak P3K pertolongan memudahkan saat Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja. (Pasal
pertama pada ditemukannya 3, Ayat 1)
yang tidak
kecelakaan tidak karyawan yang
terisi sama dapat langsung terluka
ditangani dengan
sekali.
cepat tanggap.

SMK3
1 Wilayah Kerja Ditemukan Dapat terjadinya Agar dapat Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
pekerja yang Kecelakaan kerja diberikan Republik Indonesia Nomor Per.08/Men/Vii/2010
tidak dikarenakan sosialisai dan Tentang Alat Pelindung Diri (Pasal 6, Ayat 1)
menggunakan APD yang tidak pemahaman
APD digunakan atau terhadap pekerja Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
di terapkan agar senantiasa Keselamatan Kerja (Pasal 12)
mengunakan
APD bisa dan
diberikan
peringatan
berupa teguran
sampai sangsi
berat

4
2 Wilayah Kerja Masih terdapat Tidak adanya Memasang poster
tempat yang poster mengenai mengenai SOP Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
tidak ada SOP kerja, kerja, Keselamatan Kerja (Pasal 14, Huruf A dan Huruf B)
poster syarat keselamatan keselamatan
keselamatan kerja dan k3 kerja dan k3
kerja dan yang berfungsi yang dipasang
kebijakan K3 sebagai pada tempat yang
yang himbauan dan mudah terlihat di
diwajibkan pengingat pada masing-masing
pekerja dapat ruangan kerja.
menyebabkan
pekerja menjadi
lalai dalam
melakukan
pekerjaanya
(unsafe action),
yang mana
dapat
menyebabkan
terjadinya
kecelakaan saat
bekerja/PAK

4
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Mandiri Jogja Internasional , ada
bagian kelembagaan K3 sudah menjalankan kegiatanya dengan cukup baik, akan tetapi
masih ada beberapa hal yang belum menerapkan K3 baik di bagian konstruksi
bangunan, kelistrikan dan kebakaran.
1. K3 Mekanik
Dari mesin cutting board sudah baik dengan dilengkapi dua tombol atau
tuas sehingga menghindari tangan pekerja berada di area operasi
Mesin seset sudah dilengkapi cover penutup sehingga mencegah terjadinya
tangan pekerja terseset pisau seset yang ada pada mesin
Mesin jahit semua bagian yang bergerak sudah tertutup kecuali area terbuka
untuk menjahit, sehingga menghindari adanya potensi bahaya
Penggerak mula (genset) sudah dilengkapi fondasi yang terpisah untuk
melindungi dari getaran, cover penutup mengurangi kebisingan, dan cerobong
Operator dan atau teknisi K3 bidang pesawat tenaga dan produksi belum
memiliki lisensi K3 bidang pesawat tenaga dan produksi
Pada proses pengasahan pisau pada mesin seset timbul bunga api, dimana
pekerja belum menggunakan alat pelindung

2. Pesawat Uap & Bejana Tekan


Bejana tekan (compresor) sudah dilengkapi katup penutup untuk mencega
tekanan berlebih
Bejana tekan (compresor) area latex sudah dilakukan tahapan
pembersihan,pengeringan,dan pengisian udara secara berkala
Bejana tekan (compressor) pada mesin embos sudah dilengkapi pressure
gaugeBejana tekan (compresor) area latex belum dilengkapi cover van belt
Bejana tekan (compresor) area latex belum dilengkapi
Pemeliharan Bejana tekan (compresor) area latex belum dilakuakn oleh teknisi
K3 Bejana tekan dan tangki timbun

4
3. K3 Listrik
Berdasarkan hasil temuan dapat dilihat bahwa Perusahaan PT. Mandiri Jogja
Internasional membangun Instalasi penyalur petir mencegah terjadinya konslet aliran
listrik saat cuaca buruk dan bangunan tersambar petir, selain itu tersedianya
pembangkit listrik genset sebagai pengganti pembangkit listrik PLN jika terjadi
pemadaman listrik

4. K3 Kontruksi & Bangunan

Berdasarkan hasil temuan perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional


menyediakanfasilitas kantin untuk pekerja yang tertata dengan rapi dan bersih
sebagai suatu aspek terpadu dalam ruang lingkup higiene perusahaan dan
kesehatan kerja dan membangun sirkulasi udara agar suhu stabil di dalam
ruangan dan juga untuk pencahayaan tercukupi sehingga aktivitas tenaga kerja
lebih maksimal.

5. K3 Kebakaran
Berdasarkan hasil temuan dapat dilihat bahwa sudah ada pegawai yang mengikuti
pelatihan penanganan kebakaran, adanya APAR dan sprinkler yang terpasang di area
kerja. Namun, APAR yang tersedia telah melewati masa expired date, serta belum ada
pemeriksaan berkala pada pompa sprinkler. Selain itu, Exit Point kurang atau tidak
memenuhi prosedur untuk kebakaran atau bencana sehingga terdapat resiko terjadinya
penumpukan

6. K3 Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil temuan perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional ditemukan
bahwa pada ruang produksi penyusunan bahan – bahan produksi tidak tersusun dengan
rapi dan adanya suara musik yang cukup besar dan suara bising lainnya dari alat
produksi yang dapat mengganggu konsentrasi hingga produktivitas para pekerja.
Masih pada ruang produksi ditemukannya tidak ada safety sign di dekat alat produksi
dan tinggi meja yang terlalu rendah hingga kursi yang kurang sesuai bagi kenyamanan
pekerja

7. K3 Bahan Berbahaya
Berdasarkan hasil temuan perusahaan PT. Mandiri Jogja International ditemukan

4
bahwa pada Ruang Spray Glue dan Ruang Finishing para pekerja tidak menggunakan
APD sebagaimana mestinya sehingga dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan

4
pekerja tersebut. Lalu di Ruang Spray Glue juga memiliki tempat kerja yang tidak
bersih dan rapi sehingga dapat mengakibatkan pekerja mengalami penyakit akibat kerja.
Lalu, pada Ruang genset tidak memiliki lembar keselamatan bahan dan hal ini dapat
menyebabkan para tenaga kerja tidak memahami dan mengetahui bahaya dari sifat
bahan tersebut.

8. K3 Kesehatan Kerja
Berdasarkan hasil temuan perusahaan PT. Mandiri Jogja International ditemukan
bahwa ditemukan pada ruang produksi kotak P3K tersebut kosong atau tidak sesuai
standar isi kotak P3K jenis kotak C untuk pekerja yang lebih dari 100 orang dan pada
para pekerja yang bekerja di bagian tersebut juga terlihat tidak menggunakan APD
seperti masker, pelindung jari, dan juga kacamata. Selanjutnya, pada wilayah
lingkungan kerja juga ditemukan bahwa warna kotak P3K terlihat usang dan rapuh
sehingga perlunya untuk diganti, lalu tidak adanya tenaga medis dan kurang ada
pelatihan mengenai P3K.

9. Kelembagaan & Keahlian K3


PT. Mandiri Jogja Internasional telah menjalankan Kelembagaan dan
Keahlian K3 dengan baik karena telah memiliki satu orang ahli K3 umum.

10. SMK3
PT. Mandiri Jogja Internasional telah menetapkan kebijakan K3, namun
belum melakukan audit untuk SMK3 nya

4.2 Saran
1. Perusahaan Seharunya melakukan Lakukan uji kompetensi Teknisi K3 Pesawat Tenaga
dan Produksi sesuai peraturan perundang-undangan dan menggunakan safety guard.
2. Perusahan Seharusnya melakukan pengujian secara berkala terhadap alat – alat yang
berada di perusahaan.
3. Perusahaan seharusnya membuat kotak PK3 sesuai dengan ketentuan yang ada .
4. Perusahaan seharusnya membuat serikat pekerja menimbang dari jumlah karyawan dan
potensi kecelakaan kerja yang dapat terjadi.

4
DAFTAR PUSTAKA
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan K3 Khusus
Penanggulangan Kebakaran.
Kepdirjen Binwasnaker No. 74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi K3 Bidang Supervisi Perancah.
Kepdirjen No. Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
Kepdirjen No. Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
Kepmenakertrans No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
174/MEN/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
Keputusan Dirjen PHI dan Wasnaker No. 20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikasi
Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyaluran Petir.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat-
syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm KebakaranOtomatik.

5
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No PER-02/MEN/1980 tahun 1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan
Berbahaya di Tempat Kerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

5
5

Anda mungkin juga menyukai