Oleh:
PENDAHULUAN
abad yang lalu seiring dengan perkembangan industri. Kondisi perburuhan yang
buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan
kesehatan kerja (K3) dapat diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
pekerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
dalam bisnis. Kesalahan sedikit saja akan membuat dampak yang fatal.
menjadi salah satu target utama dalam proses pertambangan demi timbulnya rasa
aman dan nyaman bagi pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif.
165 dinyatakan bahwa, “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
pemulihan bagi tenaga kerja”. Salah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja
menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K
sebagaimana dimaksud meliputi ruang P3K, kotak P3K dan isi, alat evakuasi dan
alat transportasi; dan fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat
khusus. Penempatan kotak P3K dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak
500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah pekerja/buruh, dan dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda
lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi. Setiap kantor harus memiliki
toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal sesuai dengan yang
tersedianya kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat untuk kaum buruh.
kepada orang lain lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena toilet digunakan oleh
Hal ini tentunya sangat membahayakan bagi para pengguna maupun pengelola
lokasi setempat dalam hal kesehatan mereka dan masyarakat sekitar. Kuman bisa
berkembang dengan sangat cepat jika keadaan toilet kotor dan tidak dibersihkan
P3K dan sarana MCK di lingkungan kerja PT Semen Padang, terutama di sektor
P3K dan sarana MCK di sektor pertambangan memenuhi kaidah yang diatur
adalah
1. Bagaimana penyediaan kotak P3K di sektor pertambangan PT.Semen
Padang?
Padang?
1.3Tujuan Penelitian
Kerja (K3) di PT. Semen Padang yang meliputi penyediaan kotak P3K dan
sarana MCK
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyediaan kotak P3K di sektor pertambangan
PT.Semen Padang.
2. Mengetahui pengelolaan sarana MCK di sektor pertambangan
PT.Semen Padang.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari
PT.Semen Padang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi aspek penting dalam kegiatan usaha pertambangan karena memiliki risiko
tinggi terjadinya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja. Namun
peraturan telah dibuat, yang terbaru adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber
menerapkannya.
elemen yang terdapat dalam SMKP ada 7 (tujuh) elemen, yaitu: Kebijakan
sementara sebagian atau seluruh kegiatan operasional, dan pencabutan ijin usaha.
mengakomodasi kekhususan yang ada pada beberapa sektor usaha, maka pada PP
No. 50 tahun 2012, Pasal 4 ayat (2) mengatur bahwa instansi sektor usaha dapat
tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja,
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman,
efisien, dan produktif melalui upaya, antara lain pengelolaan sistem dan
untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui
operasional tambang yang aman, efisien dan produktif melalui upaya, antara lain
kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.
Penerapan SMKP Minerba bertujuan untuk :
1. Meningkatkan efektifitas Keselamatan Pertambangan yang terencana,
berbahaya.
3. Menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien, dan
produktif.
4. Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, nyaman, dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas.
dengan
P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat
dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat
Kotak P3K adalah kotak terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau yang berisi obat-obat
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih
tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
1. Dada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup
3. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
jumlah pekerja/buruh.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. 7 Menurut
(OHSAS 18001, 1999) dalam Shariff (2007), kecelakaan kerja adalah suatu
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No.
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.5
Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Frank
kerugian.
3. Near miss adalah kejadian hampir celaka artinya kejadian ini hampir
kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan
mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,
kelelahan dan penyakit. Diperkirakan 85% dari kecelakaan kerja yang terjadi
disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini dikarenakan pekerja itu sendiri
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat
pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Faktor
pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau
barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari
penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house
keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan
bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin.
Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan
lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan
yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada
pencahayaan setempat.
a) Terjatuh
2. Berdasarkan penyebab
b) Alat angkut dan angkat, misalnya mesin angkat dan peralatannya, alat
d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, debu, gas, zat-
tanah).
a) Patah tulang
b) Dislokasi (keseleo)
c) Regang otot
d) Memar dan luka dalam yang lain
e) Amputasi
f) Luka di permukaan
h) Luka bakar
i) Keracunan-keracunan mendadak
j) Pengaruh radiasi
a) Kepala
b) Leher
c) Badan
d) Anggota atas
e) Anggota bawah
f) Banyak tempat
2.3 Toilet
2.3.1 Definisi
Toilet adalah sarana sanitasi di industri yang meliputi kamar mandi, WC,
dan westafel yang disediakan atau dipergunakan oleh karyawan selama jam
kerja.10
1. Kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk
kaum buruh.
2. Kakus-kakus tersebut harns terpisah untuk laki-laki dan perempuan,
berikut :
dan kadang sembuh sendiri. Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan
2.3.5.2 Diare
Diare adalah feses yang lembek dan encer yang keluar lebih dari tiga kali
dalam 24 jam. Diare disebabkan karena hignitas air yang tidak bersih.
BAB 3
Tabel 3.2 Hasil Kelayakan MCK Tambang PT. Semen Padang Berdasarkan Ceklis
No Kelayakan MCK Jumlah Persentase
1 Toilet terbuat dari bahan yang kuat (dinding semen) 20 100%
2 Toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan 4 20%
3 Toilet tidak berhubungan langsung dengan tempat kerja 12 60%
4 Terdapat papan petunjuk toilet yang jelas 6 30%
5 Toilet dibersihkan setiap hari (min 2x/hari) 4 20%
6 Terdapat penerangan yang cukup 19 95%
7 Terdapat ventilasi yang baik 19 95%
8 Jumlah toilet sesuai dengan dengan jumlah pekerja 17 85%
9 Tinggi dinding toilet 1,5 meter dari lantai dan mudah 20 100%
dibersihkan
10 Lantai dan dinding toilet bersih bersih 14 70%
11 Toilet tidak berbau 16 80%
12 Tidak ada kotoran yang terlihat pada toilet 18 90%
13 Tidak terdapat nyamuk, lalat, atau serangga lainnya di dalam 19 95%
toilet
14 Tersedia air bersih yang cukup untuk digunakan 15 75%
15 Sumber air bersih mengalir lancer (kran) 18 90%
16 Pintu toilet dapat ditutup dengan mudah 19 95%
Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak semua MCK di daerah tambang PT.
Semen Padang memenuhi kriteria MCK sehat berdasarkan Peraturan Menteri No.
7 tahun 1968. Dari tabel tersebut didapatkan bahwa MCK yang dibersihkan setiap
hari minimal 2 kali sehari hanya sebanyak 20%, toilet perempuan dan laki-laki
terpisah hanya sebanyak 30%, dan hanya 85% MCK yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah pekerja.
kebiasaan dan kepuasaan karyawan terhadap MCK yang tersedia sesuai dengan
tabel berikut:
Dari tabel 3.3 didapatkan bahwa hanya 59% karyawan yang puas dengan
MCK yang telah tersedia, 71% karwayan yang terlibat dalam pemeliharaan MCK,
dan hanya 29% karyawan yang mendapatkan penyuluhan tentang sanitasi MCK.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Lampiran 1
KUISIONER PENGADAAN KOTAK P3K
DI LINGKUNGAN KERJA INDARUNG V PT. SEMEN PADANG
Nama :
Umur :
Tempat Kerja :
No Pertanyaan Ya Tidak
Lampiran 2
CHECKLIST KELENGKAPAN KOTAK P3K
Lampiran 3
KUESIONER KELAYAKAN MCK
Nama :
Umur :
Tempat Kerja :
perempuan
3 Tempat dinyatakan dengan jelas (ada
petunjuk)
4 Kakus berhubungan langsung dengan
tempat kerja
5 Kakus dibersihkan rutin
6 Penerangan kakus cukup
7 Ventilasi kakus
8 Dinding pembatas minimal setinggi
1.5 m
9 Lantai terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan
10 Syarat kakus bersih :
a. Berbau
b. Kotoran
c. Lalat/nyamuk/serangga
d. Air bersih
e. Pintu yang bisa dikunci
Jumlah karyawan :
Lampiran 4
Dokumentasi
Lampiran 5
Data Kelengkapan Kotak P3K
Keterangan:
L1: Tambang
L2: PLIAT IV
L3: Panol 1-11
L4: PCT 2 ABI
L5: PCT 2 Belt Conveyor
L6: PCT 1 Crusher
L7: Administrasi Tambang
L8: Bengkel Alat Berat
L9: Planner Alat Berat
L10: CBM Tambang
L11: Blaster Area
L12: PH Solar
L13: Posko II Karang Putih
L14: Aula Kampung Lereng
L15: Ruang Pemetaan Tambang
L16: Kantor SHE
L17: PMBT dan Truk
L18: Pemeliharaan Oli
L19: BLIAT 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Ramli. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
Jakarta : Dian Rakyat. 2010.
2. Utomo. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
perusahaan dalam Memberikan Perlindungan Bagi Pekerja. 2013.
3. KEPMEN No. 555.K/26/M.PE/1995.
4. Bagiastra I K. Analisis Manajemen Toilet Umum di Kawasan Wisata.
Lombok. Media Bina Ilmiah. 2013.
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 38 Tahun 2016
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 15 /MEN/VIII/2008
7. Adzim HI. Penyakit Akibat Kerja. 2013. Dapat diakses di:
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/penyakit-
akibat-kerja-pak.html.
8. Bradaningsih L, Enny ZK. UNS. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. 2014;1-21.
9. Suyono Joko. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC. 1993.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/Sk/Xi/2002
11. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964