Anda di halaman 1dari 13

260

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA


PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG

JURNAL KESEHATAN
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA


PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG

M. Yusuf 1, M. Fadhil Idris2, M. Baskara Nur3


1
Prodi DIII Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, Indonesia
1
Surel/Email: muh.yusuf.mf@gmail.com

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan
Diterima ……. bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang berperan
Disetujui …….. penting dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
Di Publikasi ………… terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan SMK3 dan analisis penilaian risiko K3
Keywords: pada pekerjaan galangan kapal di Kota Tanjungpinang. Penelitian ini merupakan
Healthy Latrines, penelitian deskriptif semi-kuantitatif dengan pendekatan wawancara, observasi,
Householder Behavior dan penilaian lapangan, dimana metode analisis data dilakukan dengan
menggunakan lembar ceklis OHSAS 18001:2007 dan standar AS/NZS
4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan SMK3 perusahaan sudah
sesuai secara persyaratan dengan persentase 97,2%. Sementara itu, hasil analisis
penilaian potensi bahaya risiko K3, nilai risiko K3 tertinggi pada pekerjaan
galangan kapal terjadi pada proses pembersihan badan kapal/tongkang untuk
risiko bahaya tekanan air tinggi (45) dan bekerja di ketinggian (30) dan pada
proses pengelasan dan pemotongan dengan risiko bahaya bekerja di ketinggian
(30), sehingga pengendalian terhadap potensi bahaya risiko K3 yang dapat
dilakukan berupa instruksi kerja efektif dan APD. Rekomendasi yang dapat
diusulkan adalah perlunya perusahaan dalam melakukan sertifikasi standar
SMK3 secara berkala, melakukan sosiliasasi dan pelatihan K3 secara rutin, dan
upgrade SOP dan APD pada setiap tahapan kerja, sehinga manajemen risiko K3
perusahaan dapat berjalan dengan optimal.

Abstract

The Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) is a part of


the overall organizational management system that provides an important role in
controlling risks related to work activities in order to create a safe, efficient, and
productive workplace. The purpose of this study was to determine the
implementation of SMK3 and to analyze OHS risk assessment at occupational
shipyard in Tanjungpinang City. This study is a semi-quantitative descriptive
research with an approach of interview, observation, and field assessment,
where the method of data analysis was carried out by using the OHSAS
checklist sheet 18001:2007 and the AS/NZS 4360:2004 standard. The results of
this research showed that the implementation of OHSMS’s company was in
accordance with the requirements, with a percentage of 97.2%. Meanwhile, the
analysis result of the potential OHS hazard assessment, the highest OHS risk
value in shipyard activities in this study occurred at the stage of the ship/barge
cleaning process for the risk of high water pressure hazard (45 points) and
occupational activities at height (30 ponts) and at the stages of the welding and
cutting process with the risk of working hazards at height (30 points), so that it
is necessary to control the potential hazards of OHS’s risks that can be done in
the form of effective occupational instructions and PPE. Recommendations that

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
261
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
can be proposed in this study are the need for shipyard companies to regularly
certify SMK3 standards, conduct routine OSH socialization and training to
workers, and upgrade SOPs and PPE at every stage of work, so that the
company's OHS risk management can run optimally.
.

© 2019 Poltekkes Kemenkes Ternate


Alamat korespondensi:
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara , Indonesia ISSN 2597-7520
Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
262
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
Pendahuluan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang
Penggunaan teknologi yang semakin maju meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
tidak dapat dielakkan dari kehidupan manusia, jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber
terutama pada era industri yang ditandai dengan daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
adanya proses mekanikasi, elektrifikasi, dan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
modernisasi serta transformasi globalisasi pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
(Purnomo, 2018). Aplikasi penggunaan mesin- pengendalian risiko yang berkaitan dengan
mesin, pesawat-pesawat, instalasi, dan penggunaan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat aman, efisien, dan produktif (Grahanintyas,
sesuai kebutuhan industrilisasi (Joseph, 2015). Wignjosoebroto, & Latiffianti, 2012).
Penggunaan dari mesin-mesin modern tersebut Pencegahan kecelakaan atau program
tentunya selain menimbulkan dampak positif keselamatan dalam organisasi tidak akan berhasil
penggunaan teknologi, juga memiliki dampak tanpa dukungan dan peran serta manajemen puncak
negatif yang tidak dapat dihindari, seperti dalam organisasi (Taylor & Chinda, 2015).
bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya Manajemen harus memiliki komitmen nyata
bagi pekerja pengguna teknologi tersebut. Faktor mengenai SMK3 sebagai bagian penting dalam
lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat keberhasilan usahanya, sehingga bukan sekedar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses untuk memenuhi formalitas. Manajemen K3
kerja yang tidak aman dan sistem kerja yang merupakan salah satu elemen penting di dalam
semakin komplek dan modern juga dapat menjadi pelaksanaan keberhasilan proses operasional
ancaman tersendiri bagi Keselamatan dan perusahaan dan berguna untuk pencegahan adanya
Kesehatan Kerja (K3) (Anjas, Bangun, Hariyono, kecelakaan kerja (Soputan, G.E.M., Sompie, B.F.,
Soepomo, & Yogyakarta, 2019) Mandagi., and Robert, 2014).
Permasalahan K3 yang terjadi baik yang Terdapat beberapa peraturan yang mengatur
menyangkut adanya kelelahan, kehilangan atau mengendalikan K3 yang ada di Indonesia,
keseimbangan, kekurangan keterampilan dan diantaranya UU NO. 1 tahun 1970 tentang
latihan kerja, kekurangan pengetahuan tentang keselamatan kerja dan UU RI No. 13 Tahun 2013
sumber bahaya adalah sebagian dari sebab tentang Ketenagakerjaan, sementara untuk aturan
terjadinya kecelakaan kerja yang akan berpengaruh di luar negeri rata-rata perusahaan menggunakan
terhadap kinerja perusahaan secara menyeluruh OHSAS 18001 sebagai landasan dasar untuk
(Khan, Waqas Ahmed., Mustaq, Talha , Tabassum, mengontrol dan melakukan pelaksanaan K3 di
2014). Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan organisasi di masing-masing perusahaan, dimana
yang disebabkan oleh pekerjaan atau saat OHSAS 18001 adalah standar internasional untuk
melakukan pekerjaan pada tempat kerja yang selalu penerapan Sistem Manajemen dan Keselamatan
ada risiko kegagalan (risk of failure) pada setiap kerja atau disebut manajemen K3 (Listianti, Faisya,
proses/aktivitas pekerjaan dan saat kecelakaan & Camelia, 2013). Tujuan dari OHSAS 18001 ini
kerja terjadi seberapapun kecilnya akan sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan
mengakibatkan efek kerugian (Jasman & Tegal, Manajemen K3 Permenaker, yaitu perlindungan
2015). Setiap proses produksi, peralatan/mesin dan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak
tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan diinginkan yang timbul dari lingkungan kerja
suatu produk selalu mengandung potensi bahaya ataupun aktivitas pekerjaan itu sendiri yang
tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan
khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja para pekerja serta tidak menimbulkan kerugian
(Kaparang, 2017). besar yang diakibatkan dari kecelakaan kerja yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat bisa menjadikan citra buruk perusahaan dan bisa
berpengaruh di tempat kerja agar pekerja dapat menurunkan citra perusahaan (Alberto, E.,
bekerja secara aman dan sehat, untuk itu Marrugo, B., Alberto, C., Sierra, S., David, D.,
pengetahuan dan pemahaman mengenai Calderon, 2017).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diterapkan Beberapa sektor industri yang memiliki
dan diberikan kepada setiap pekerja agar pekerja dampak kecelakaan kerja yang cukup tinggi, salah
memiliki persepsi yang baik tentang Keselamatan satunya adalah perusahaan yang begerak di bidang
dan Kesehatan Kerja (Christina, Djakfar, & Thoyib, rekonstruksi dan renflasi kapal, yang umumnya
2012). Potensi bahaya yang berada di lingkungan perusahaan galangan kapal (Wróbel, 2016).
kerja perlu diidentifikasi serta dilakukan penilaian Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk
risiko terhadap potensi bahaya tersebut sehingga memenuhi kebutuhan kelayakan kapal pada saat
diketahui langkah pengendalian sehingga dapat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal
menghasilkan risiko yang seminimal mungkin yaitu kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya,
(Soputan, G.E.M., Sompie, B.F., Mandagi., and yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal
Robert, 2014). Sistem Manajemen Keselamatan tetap baik (Yilmaz, Yilmaz, & Celebi, 2015).

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
263
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan Tabel 1. Derajat Penilaian Risiko K3 (Cirjaliu,
galangan kapal sudah seharusnya menyusun Bianca., Elena, M.B., Alin, G., and Hugo, 2015)
kegiatan prosedur dan manajemen risiko K3 untuk
mengidentifikasi dan melakukan kajian terhadap Factor Classification Rating
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dan 1. Consequence Catastrophe, numerous facilities 100
Multiple facilities 50
melakukan penilaian potensi risiko K3 yang ada di Fatality 25
perusahaan galangan kapal, dalam hal ini objek Extremely serious injury 15
penelitian yang menjadi lokasi penelitian yaitu di Disabling injury 5
PT. EFRA yang berlokasi di Kota Tanjungpinang, Minor cuts, bruises, bumps 1
2. Exposure Hazard event occurs:
dengan fokus penelitian yang dilakukan berupa Continuously 10
kajian dan analisis manajemen risiko potensi Frequently 6
bahaya K3 pada pekerjaan galangan kapal. Occasionally 3
Penilaian risiko K3 memiliki peran penting di Unusually 2
Rarely 1
dalam manajemen organisasi perusahaan dalam Remotely 0,5
meningkatan prokdutivitas dan meminimalisir 3. Probability Complete accident sequence:
kejadian kecelakaan kerja, khususnya pada Is the most likely and expected result 10
pekerjaan galangan kapal yang merupakan salah Is quite possible, not unusual 6
satu sektor industri yang rawan kasus kecelakaan Would be an unusual sequence 3
Remotely possible 1
kerja dan belum banyak penelitian tentang Has never happened after many 0,5
peniliaian risiko K3 pada pekerjaan galangan kapal years of exposure, but conceivably
khususnya di kawasan Tanjungpinang. possible
Practically impossible 0,1

Metode Tabel 2. Analisis Tingkat Skor Risiko K3 (AS/NZS


4360:2004, Risk Management Guidelines)
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif Tingkatan Kategori Tindakan
semi-kuantitatif, dengan pendekatan wawancara, > 350 Very high Penghentian aktivitas sampai
observasi, dan penilaian lapangan, dimana tingkat risiko yang dikurangi
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 180 – 350 Priority 1 Memerlukan penanganan
lembar ceklis OHSAS 18001:2007 dan standar secepatnya
AS/NZS 4360:2004. Penggunaan lembar ceklis 70 – 180 Substantial Mengharuskan ada perbaikan
OHSAS 18001:2007 sebagai instrumen penilaian 20 – 70 Priority 3 Memerlukan perhatian
evaluasi pelaksanaan SMK3 di perusahaan < 20 Acceptable Lakukan kegiatan seperti biasa
dikarenakan OHSAS 18001 bersifat global dan
praktis berlaku untuk setiap perusahaan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian Hasil dan Pembahasan
kegiatan kerja yang ada di satu perusahaan
galangan kapal PT. EFRA Kota Tanjungpinang, Gambaran umum perusahaan galangan kapal
dimana sampel penilaian dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian berlokasi di Kota
dilakukan pada bagian produksi. Sub variabel Tanjungpinang, dimana perusahaan ini bergerak di
dalam penelitian ini berupa evaluasi pelaksanaan bidang dockyard (perbaikan kapal) dan melayani
SMK3 di perusahaan galangan kapal dan analisis pemesanan secara perorangan maupun antar
potensi bahaya K3, sementara variabel utama perusahaan. PT. EFRA memiliki tenaga kerja
penelitian ini adalah SMK3 di perusahaan. Sumber berjumlah lebih dari 73 orang (tetap dan kontrak),
data penelitian berupa data primer (hasil observasi, yang dipimpin oleh seorang direktur dan beberapa
wawancara, penilaian) dan data sekunder diperoleh kepala divisi. Salah satu divisi yang
dari instansi terkait dan penelusuran literatur. bertanggungjawab terhadap pengelolaan K3
Analisis data dilakukan secara deskriptif perusahaan adalah divisi P2K3. Berdasarkan hasil
dengan penjabaran hasil kajian lebih lanjut wawancara dan observasi lapangan di perusahaan,
berdasarkan hasil studi dan analisis. Penilaian khususnya bagian pekerjaan perbaikan kapal,
risiko K3 dalam penelitian ini menggunakan diketahui masih terdapat kasus kecelakaan kerja
standar AS/NZS 4360:2004 berdasarkan derajat yang terjadi di tempat kerja. Beberapa hal yang
severity untuk 3 parameter penilaian yaitu menjadi catatan penting terhadap pelaksanaan K3
Konsekuensi (C), Paparan (E), dan Kemungkinan perusahaan, yaitu masih terdapat beberapa potensi
(P), dengan formula skor risiko yakni SR = C x E x bahaya K3 yang ditemukan, seperti bekerja di
P. Penggunahan standar AS/NZS 4360:2004 ketinggian, pemeliharaan material tidak efektif,
merupakan salah satu pendekatan yang umum lingkungan kerja yang berdebu, pekerjaan ruangan
untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi tertutup, minimnya pencahayaan, dan faktor risiko
potensi risiko K3 di lingkungan kerja. Berikut lainnya seperti sikap dan prilaku tidak aman
disajikan tabel derajat severity penilaian risiko K3.

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
264
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
(unsafe act) para pekerja di tempat kerja.
Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan Tingginya penilaian pelaksanaan evaluasi
SMK3 perusahaan, sesuai dengan OHSAS SMK3 perusahaan galangan kapal di PT. EFRA
18001:2007, terdapat 8 elemen utama yang menjadi dikarenakan bersifat normatif dan adminisratif,
penilaian indikasi evaluasi dan implementasi K3 dimana untuk masing-masing dokumen
perusahaan, yang terdiri dari elemen persyaratan kelengkapan penunjang pengeloaan K3 perusahaan
umum K3, kebijakan K3, perencanaan, persyaratan sebagian besar sudah terpenuhi dalam kategori
hukum dan persyaratan lainnya, sasaran dan elemen dasar, artinya perusahaan sudah memiliki
program K3, implementasi dan operasi K3, komitmen untuk melakukan pengelolaan K3
pemeriksaan, dan tinjauan manajemen K3 perusahaan yang tertuang dalam administrasi
perusahaan (Alberto, E., Marrugo, B., Alberto, C., pelaksanaan K3. Sebagaimana umumnya, hal ini
Sierra, S., David, D., Calderon, 2017), diketahui sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan atau
bahwa pelaksanaan K3 di perusahaan galangan indsutri dalam merumuskan program dan kebijakan
kapal PT. EFRA telah memenuhi kualifikasi sangat sistem manajemen organisasinya, dan SMK3
baik dengan prosentase 97,2 %, dimana dari 108 merupakan bagian terpadu yang sifatnya holistik
penilaian elemen karakteristik pelaksanaan SMK3 dengan kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh
perusahaan, untuk yang memenuhi kalaikan status perrforma tenaga kerja dan proses (Stucky,
baik ada 105 butir normatif dan 3 butir belum RWTH., Anthony, D.L., Deborah, C.G., and
memenuhi kelaikan status baik. Adapun hasil Malcolm, 2010). Dengan demikian, PT. EFRA
karakteristik penilaian pelaksanaan SMK3 sudah menunjukan itikad baik dalam mengelolah
perusahaan galangan kapal dalam penelitian ini dan mengimplementasikan standar K3 yang baik,
disajikan dalam tabel berikut ini. efektif, dan prouduktif di lingkungan kerjanya,
khususnya dalam sektor industri galangan kapal.
Tabel 3. Karakteristik Pelaksanan SMK3 Selain melakukan penilaian evaluasi
Perusahaan Galangan Kapal pelaksanaan SMK3 perusahaan, penilaian potensi
Elemen bahaya risiko K3 juga merupakan aktivitas dan
Nilai Jumlah Hasil Penilaian
N Persyaratan
o SMK3
Maksi
Tidak tindakan vital dalam menopang jalannya
mal Ya Tidak Sesuai
Perusahaan sesuai manajemen risiko K3 perusahaan. Berdasarkan
1 Persyaratan umum 1 1 √
2 Kebijakan K3 7 6 1 √
hasil penilaian potensi bahaya risiko K3
3 perusahaan galangan kapal di PT. EFRA, dengan
Perencanaan 10 10 √
menggunakan pendekatan semi-kuantitatif standar
Persyaratan
hukum dan AS/NZS 4360:2004, terdapat beberapa tahapan
4 4 4 √
persyaratan manajemen risiko K3, yaitu identifikasi risiko,
lainnya
Sasaran dan
analisis dan evaluasi risiko K3, dan pengendalian
5 6 6 √ risiko K3 (Anwar, Farida, & Ismail, 2014). Hasil
progam
6
Implementasi dan
35 33 2 √ penelitian pada identifikasi potensi bahaya risiko
operasi
7 Pemeriksaan 33 33 √ K3 perusahaan galangan kapal PT. EFRA disajikan
8
Tinjauan
12 12 √
berikut ini.
manajemen
Jumlah 108 105 3
Sumber: Data Primer Penelitian

Tabel 4. Karakteristik Identifikasi Potensi Bahaya Risiko K3 Pekerjaan Galangan Kapal

Pengendalian yang
No Tahapan proses Kegiatan Risiko Probabilitas Exposure Konsekuensi
ada
Kabelnya
1. Arus listrik Rare Kesetrum Sarung tangan safety
koyak
Mata perih dan
Tidak
2. Sinar las Rare merah Welding full mask
memakai APD

Pengelasan dan Pengelasan dan 3. Ruangan Ruangan


Rare
Tulang
Rotasi kerja
1
Pemotongan pemotongan sempit sempit pinggang sakit

4. Material diri Sakit pada


Kelalaian saat
ketinggian Rare tubuh yang Helm safety
bekerja
terkena
5. Bekerja Kelalaian saat Terjatuh
Rare Safety belt
ketinggian bekerja

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
265
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
Luka bakar Rompi, sarung
Tidak
6. Percikan api Rare ringan tangan dan sepatu
memakai APD
safety
7. Percikan Luka bakar Sarung tangan dan
Tidak
material Rare ringan sepatu safety
memakai APD
gerinda

Luka ringan Sepatu dan sarung


Kelalaian saat
8. Sisa material Rare pada tangan safety
bekerja
kaki/tangan

Sakit pada
Kelalaian saat Masker dan kaca
9. Debu/asap Rare mata dan
bekerja mata safety
penafasan

1. Tekena Kelalaian saat Luka bakar Sarung tangan safety


Rare
percikan api bekerja ringan

2. Percikan
Tidak
material Rare Mata perih Kaca mata safety
memakai APD
gerinda
Sakit pada Rotasi kerja
3. Posisi bekerja Tidak hati-hati Rare
pinggang
Kelalaian saat Sarung tangan dan
4. Arus listrik Rare Konslet
bekerja pakaian safety
Pekerjaan
gerinda plat Kelalaian saat Luka pada Sepatu dan sarung
5. Sisa material Rare
bekerja kaki/tangan tangan safety

Kelalaian saat
6. Berdebu Rare Batuk-batuk Masker
bekerja

7. Ruangan Sulit Sakit pada


Rare Rotasi kerja
sempit dijangkau pinggang

8. Ruangan Kelalaian saat


Rare Batuk-batuk Masker
berdebu bekerja

1. Bekerja di
Kelalaian saat
bawah lambung Rare Mata perih Kaca mata safety
bekerja
kapal

2. Bekerja di Kelalaian saat


Rare Terjatuh Safety belt
ketinggian bekerja
Sekrap
Kelalaian saat
3. Material jatuh Rare Mata perih Kacamata safety
bekerja

Sakit pada
Kelalaian saat
4. Posisi bekerja Rare bagian Rotasi kerja
bekerja
pinggang
Pembersihan badan
2 kapal/ 1. Bekerja dengan
Tongkang Selang pecah Rare Mata perih Kacamata safety
alat blasting

Kelalaian saat Pendengaran


2. Suara mesin Rare Ear plug
bekerja terganggu
Blasting
3. Bekerja di Kelalaian saat
Rare Terpeleset Safety belt
ketinggian bekerja

Kelalaian saat Sakit pada


4. Posisi bekerja Rare Rotasi kerja
bekerja pinggang
1. Tekanan air Cedera pada
Washing Selang pecah Rare Intruksi kerja
tinggi kaki

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
266
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
2. Bekerja di
bawah
Kelalaian saat
lambung Rare Mata perih Kacamata safety
bekerja
kapal/tongka
ng

3. Tempat Kelalaian saat


Rare Kepeleset Sepatu safety
bekerja licin bekerja

Sakit pada
Ruangan
4. Posisi bekerja Rare bagian Rotasi kerja
sempit
pinggang

1. Bekerja di Kelalaian saat Tekilir pada


Rare Safety belt
ketinggian bekerja kaki
Pengecatan
Pengecatan badan kapal/ lambung kapal/ 2. Bekerja di Kekurangan
3 ruangan Rare Sesak nafas Alat oksigen
Tongkang tongkang oksigen
tertutup
Sakit pada Rotasi kerja
Ruangan
3. Posisi bekerja Rare bagian
sempit
pinggang
Pemasangan 1. Bekerja di Kelalaian saat
4 Kelistrikan Rare Terjatuh Safety belt
instalasi listrik ketinggian bekerja
Sumber : Data Primer Penelitian

Hasil penilaian identifikasi potensi bahaya pekerja, tetapi sifatnya jarang. Hal ini berarti
risiko K3 perusahaan galangan kapal terdapat 4 bahwa potensi risiko K3 yang terjadi pada tahapan
klasifikasi tahapan proses yang rawan terjadi proses pengelasan dan pemotongan pada pekerjaan
kejadian kecelakaan kerja, yaitu (1) proses galangan kapal, khususnya yang dilakukan oleh
pengelasan dan pemotongan yang terdiri dari pekerja di PT. EFRA Tanjungpinang masih berada
kegiatan pengelasan dan pemotongan dan di tingkat paparan rare (jarang), walauun sifatbya
pekerjaan gerinda plat; (2) proses pembersihan tetapi masih memiliki potensi risiko K3 yang perlu
badan kapal/tongkang, yang terdiri dari kegiatan dikendalikan mengingat rekam jejak hasil
sekrap, kegiatan blasting, kegiatan washing; (3) wawancara di lapangan, pernah terjadi kasus cidera
proses pengecatan badan kapal/tongkang; dan (4) pada pekerja saat melakukan aktivitas bekerja pada
proses kelistrikan berupa instalasi dan maintenance tahapan proses pengelasan dan pemotongan.
listrik. Pada tahapan proses pengelasan dan Sementara itu, potensi risiko bahaya K3 yang
pemotongan, adapun potensi risiko bahaya K3 yang muncul pada tahapan proses pembersihan badan
dapat terjadi, yakni mencakup bahaya arus listrik, kapal/tongkang, diantaranya bahaya bekerja di
bahaya percikan api pekerjaan las/gerinda, bekerja bawah lambung kapal, bekerja di ketinggian,
di ruangan sempit, kejatuhan material, bekerja di kejatuhan sisa material, bahaya blasting,
ketinggian, bahaya debu/asap, dan masalah kebisingan mesin, lantai yang licin, dan
ergonomi keluhan otot saat bekerja, dengan tingkat ergonomika kelelahan otot tubuh, dengan tingkat
paparan yang terjadi masih dalam level rare. eksposure rare. Potensi risiko pada tahapan proses
Eksposure atau paparan dalam dunia ini memiliki paparan risiko rare (jarang) yang sama
keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai dengan tahapan proses pengelasan dan
kontak antara segala benda yang berbahaya (agent) pemotongan. Namun, walaupun memiliki risiko
baik bahaya kimia, fisiik, maupun biologis dengan paparan rare, tetap menjadi perhatian penting
bagian tubuh luar pekerja (host) atau mengingat proses pembersihan badan
pengalaman/akibat yang didapat karena terjadinya kapal/tongkang masuk dalam salah satu kegiatan
kontak (pajanan) atas risiko/bahaya yang muncul. pekerjaan galangan kapal yang cukup riskan
Menurut standar AS/NZS 4360:2004, terdapat 6 menimbulkan potensi terjadinya kasus kecelakaan
tingkat keparahan dalam pengukuran tingkat kerja atau munculnya cidera saat bekerja. Hal ini
paparan, yaitu paparan continuosly (terus- disebutkan dalam laporan dari U.S. Department
menerus), frequently (sering), occasionally Labor yang khusus menangani Occupational Safety
(kadang-kadang), infrequent (tidak sering), rare and Health Administration (2016), bahwa salah
(jarang), dan very rare (sangat harang) (Fariya, satu proses kegiatan pada pekerjaan galangan kapal
2017). Untuk paparan rare tahapan proses yang menimbulkan potensi risiko K3, yakni pada
pengelasan dan pemotongan, diartikan bahwa kegiatan pembersihan kapal, khususnya saat
aktivitas/tindakan kerja pada proses tersebut membersihkan kapal untuk bagian-bagian yang
diketahui pernah terjadi atau berpotensi sulit dijangkau seperti bawah lambung kapal,
menimbulkan paparan/pajanan risiko K3 pada bagian atas kapal, dan kondisi kapal yang rusak

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
267
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
(Labor, 2016). Tingkat pemaparan rare pada tidak ergonomis terhadap area kerja atau beban
proses pembersihan kapal/tongkang dalam kerja yang dihadapi. Hasil penelitian Pratama, P.,
penelitian ini berdasarkan penilaian di lapangan dkk (2017) terkait risiko ergonomi pada pekerjaan
dan hasil wawancara dengan pekerja yang jarang pengecatan juga ditimbulkan pada bidang
mengalami kasus kecelakaan kerja dan sistem pekerjaan desain interior, dimana salah satu
proses kerja yang terjadi masih dapat diterima. penyebab munculnya risiko ergonomi keluhan otot
Potensi bahaya risiko K3 pada tahapan proses berdasarkan metode Quick Exposure Check and
pengecatan badan kapal/tongkang berupa bahaya Nordic Body Map yakni pekerjaan pengecatan
bekerja pada ketinggian, bekerja pada confined desain interior (Pratama, P., Tannady, H.,
space, dan faktor ergonomika kelelahan otot tubuh. Nurprihatin, F., Ariyono, Heksa, B., Sari, dan
Salah satu proses dalam dockyard (perbaikan Setyo., 2017). Hal senada dipaparkan oleh Myles
kapal) adalah proses pengecatan badan (2015) mengenai The Human Element in Ship
kapal/tongkang, dimana dalam proses ini Design, bahwa salah satu penyebab risiko
mencakup kegiatan memperbaiki dinding kapal musculoskeletal disorders pada pekerja reparasi
yang mengelupas, perbaikan badan kapal yang dan bongkar muat galangan kapal, yakni pada
rusak, penggantian material kapal/tongkang yang proses pengecatan dan penggantian badan dinding
rusak, dan kegiatan persiapan awal sebelum kapal (Myles, 2015). Pada penelitian ini, level
memulai tahapan proses pengecatan kapal lebih eksposure yang terjadi pada tahapan proses
lanjut. Pengecatan badan kapal dilakukan secara pengecatan masih dalam level jarang (rare),
menyeluruh hingga ke bagian atas kapal sehingga mengingat rekam jejak kejadiannya masih jarang,
pekerja harus bekerja pada ketinggian untuk namun perlu mendapatkan perhatian tindak lanjut
melapisi dinding kapal dengan cat baru atau bahan agar tidak menjadi risiko penyakit akibat kerja
tambahan kimia penguat dinding kapal, hal ini yang tinggi di kemudian hari.
menjadi dasar penilaian bahwa pengecatan pada Sementara itu pada tahapan proses
area ketinggian bagian kapal juga dapat kelistrikan, potensi bahaya risiko K3 yang muncul
menimbulkan potensi risiko K3 yang walaupun berupa bekerja di ketinggian dan bahaya arus listrik
memiliki level paparan yang rare (jarang), namun dengan tingkat eksposure pada level rare. Pada
masih memiliki potensi bahaya. Hal ini umumnya, instalasi kelistrikan selalu menjadi
sebagaimana dijelaskan juga dalam penelitian pada instrumen penting di dalam proses mekanisasi
risiko K3 pekerjaan shipbuilding di Turki yang mesin dan peralatan, termasuk juga pada pekerjaan
memaparkan bahwa proses pengecatan kapal di galangan kapal. Penggunaan listrik dan
memiliki potensi risiko K3 bekerja di ketinggian maintenance listrik merupakan rutinitas bagian
sehingga memberikan penilaian krusial dalam dalam pekerjaan di galangan kapal, seperti
manajemen risiko K3 pekerjaan shipbuilding penggunaan alat bongkar muat, reparasi kapal
(Celebi, Ugur Bugra., Serkan, Ekinci., Fuat, rusak, perbaikan dockyard, dan pekerjaan
Alarcin., and Deniz, 2016). shipbuilding lainnya. Terdapat potensi bahaya
Selain faktor bekerja di ketinggian pada risiko K3 pada penggunaan listrik pada pekerjaan
proses pengecatan pekerjaan dockyard, risiko galangan kapal, seperti bahaya arus listrik
bekerja di tempat tertutup (confined space) juga (tersetrum) dan maintenance listri pada area
menimbulkan potensi bahaya risiko K3, karena dengan ketinggian, sehingga dapat menjadi sebab
desain dan struktur kapal memiliki beberapa skat terjadinya faktor kejadian kecelakaan kerja. Pada
atau ruangan kecil yang tertutup, seperti additional penelitian ini, walaupun tingkat paparannya masih
warehouse, ruang sekat material, ruang kontrol jarang berdasarkan rekam jejak kejadian
kendali alat, dan lain sebagainya. Setiap ruangan kecelakaan kerja pada aktivitas kelistrikan, tetapi
dalam proses perbaikan kapal harus dilapisi dengan harus menjadi catatan penting bagi perusahaan
cat atau bahan tambahan penguat dinding badan untuk meminimalisir kasus kecelakaan kerja dan
kapal, sehingga pekerja terkadang harus masuk dan meningkatkan produktivias. Hal ini merupakan
menjangkau setiap bagian kapal dengan ruangan salah satu tindakan preventif dalam manajemen
kecil dan sempit. Sementara itu, dalam melakukan risiko K3 pada pekerjaan di galangan kapal
pekerjaan mengecat badan kapal, risiko kelelahan (Celebi, Ugur Bugra., Serkan, Ekinci., Fuat,
otot pekerja juga menjadi faktor bahaya risiko Alarcin., and Deniz, 2016).
kesehatn kerja, sehingga dapat menyebabkan Secara keseluruhan, berdasarkan hasil studi
keluhan musculoskeletal disorders selama atau terhadap penilaian rsiiko K3 pada 4 tahapan proses
setelah bekerja. Berdasarkan pengamatan lapangan pekerjaan di galangan kapal, bahwa tingkat
dan wawancara dengan pekerja yang melakukan konsekuensi yang terjadi pada setiap potensi risiko
pekerjaan pengecatan pada badan kapal, diketahui bahaya K3 yang timbul dapat berupa cidera tubuh,
pekerja sering mengeluhkan sakit otot, khususnya terganggunya normalitas fungsi tubuh, kelelahan
punggun dan pinggang selama bekerja pada proses otot tubuh, dan cidera sedang hingga berat jika
pengecatan dinding badan kapal. Hal ini memungkinkan terjadinya fatalitas kejadian
dikarenakan postur dan posisi tubuh pekerja yang kecelakaan kerja. Hal ini merupakan suatu tinjauan

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
268
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
penilaian yang didasarkan pada manajemen risiko
dengan menggunakan standar AS/NZS 4360:2004 Analisis potensi risiko bahaya K3 dalam
secara semi-kuantitatif berdasarkan hasil penelitian ini menggunakan pendekatan semi
identifikasi risiko bahaya K3 pada pekerjaan kuantitatif berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004
galangan kapal di PT. EFRA Tanjungpinang. jika dengan 3 indikator penilaian, yaitu konsekuensi
merujuk pada tinjauan konseptual dari OSHA, (C), kemungkinan (P), dan Paparan (E) (Pangkey,
semua proses tahapan pekerjaan galangan kapal 2012). Penggunaan pendekatan penilaian risiko K3
dalam penelitian ini sudah sesuai dan menunjukkan dengan standar tersebut merupakan salah satu
adanya potensi bahaya risiko K3 di lingkungan metode penilaian risiko K3 yang mudah dikerjakan,
tempat kerja (Labor, 2016), yang didasarkan pada praktis, dan berlaku untuk setiap tahapan proses
observasi lapangan dan hasil wawancara dengan kerja. Sudah banyak penelitian yang juga
pekerja lapangan. menggunakan pendekatan semi-kuantitatif dalam
Hasil penilaian karakteristik identifikasi setiap mengidentifikasi dan menilai potensi risiko K3 di
potensi risiko bahaya K3 pada pekerjaan galangan lingkungan kerja, seperti pada penelitian Fariya
kapal menjadi input penting dalam analisis dan (2017), yang mengkaji tentang Penilaian Risiko
evaluasi risiko yang dinilai. Hal ini dikarenakan Keselamatan Kerja pada Industri Ship Recycling di
identifikasi potensi risiko merupakan bagian dari Indonesia, dimana pada pekerjaan ship recycling,
sistematika tahapan manajemen risiko K3 di kegiatan yang paling banyak berkontribusi terhadap
organisasi perusahaan atau industri guna keselamatan kerja adalah risiko terpapar hazardous
meminimalisir kejadian kecelakaan kerja, material, risiko terkena percikan api, dan risiko
meningkatkan produktivitas perusahan, dan tertimpa material (Fariya, 2017). Adapun hasil
mengurangi biaya risiko K3, dimana tahapan analisis dan evaluasi potensi risiko K3 dalam
selanjutnya adalah analisis, evaluasi, dan penelitian ini disajikan sebagai berikut.
pengendalian risiko K3 (Khan, Waqas Ahmed.,
Mustaq, Talha , Tabassum, 2014).

Tabel 5. Analisis dan Evaluasi Risiko K3 Pekerjaan Galangan Kapal

Tahapan Nilai
No Kegiatan Risiko C P E Level risiko
proses risiko
1. Arus
1 3 1 3 Acceptable
listrik
2. Sinar las 1 1 1 1 Acceptable
3. Ruangan
1 1 1 1 Acceptable
sempit
4. Material
dari 1 1 1 1 Acceptable
ketinggian
Pengelasan dan 5. Bekerja di
5 6 1 30 Priority 3
pemotongan ketinggian
6. Percikan
1 1 1 1 Acceptable
api
7. Percikan
material 1 1 1 1 Acceptable
gerinda
8. Sisa
1 1 1 1 Acceptable
material
Pegelasan dan
1 9. Asap/debu 1 1 1 1 Acceptable
pemotongan
1. Terkena
percikan 1 1 1 1 Acceptable
api
2. Percikan
material 1 1 1 1 Acceptable
gerinda
3. Posisi
1 1 1 1 Acceptable
bekerja
Pekerjaan 4. Arus
gerinda plat 1 1 1 1 Acceptable
listrik
5. Sisa
1 1 1 1 Acceptable
material
6. Berdebu 1 1 1 1 Acceptable
7. Ruangan
1 1 1 1 Acceptable
sempit
8. Ruangan
1 1 1 1 Acceptable
berdebu

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
269
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
1. Bekerja di
bawah
1 1 1 1 Acceptable
lambung
kapal
2. Bekerja di
Sekrap 5 6 1 30 Priority 3
ketinggian
3. Material
1 1 1 1 Acceptable
jatuh
4. Posisi
Pembersihan 1 1 1 1 Acceptable
bekerja
2 badan kapal/
1. Bekerja
Tongkang
dengan
1 1 1 1 Acceptable
alat
blasting
2. Suara
Blasting 1 1 1 1 Acceptable
mesin
3. Bekerja di
5 6 1 30 Priority 3
ketinggian
4. Posisi
1 1 1 1 Acceptable
bekerja
1. Tekanan
15 3 1 45 Priority 3
air tinggi
2. Bekerja di
bawah
lambung 1 1 1 1 Acceptable
kapal/
Washing
Tongkang
3. Tempat
bekerja 1 10 1 10 Acceptable
licin
4. Posisi
1 1 1 1 Acceptable
bekerja
1. Bekerja di
1 1 1 1 Acceptable
ketinggian
Pengecatan Pengecatan 2. Bekerja di
3 badan kapal/ lambung kapal/ ruangan 1 10 1 10 Acceptable
Tongkang Tongkang tertutup
3. Posisi
1 1 1 1 Acceptable
bekerja
Pemasangan 1. Bekerja di
4 Kelistrikan 1 1 1 1 Acceptable
instalasi listrik ketinggian
Sumber: Data Primer Penelitian
setiap potemsi bahaya pada tahapan pekerjaan.
Berdasarkan Tabel 4 mengenai hasil analisis Sedangkan evaluasi dan pengendalian level bahaya
dan evaluasi potensi risiko bahaya K3 pada risiko K3 yang telah dikuantifikasi ditentukan
pekerjaan galangan kapal, dengan menggunakan berdasarkan tingkatan kategori pada Tabel 2,
penentuan derajat severity penilaian potensi bahaya dimana terdapat 4 kategori tingkatan evaluasi
risiko K3 pada Tabel 1, dimana penentuan derajat potensi risiko, yakni very high (> 350), priority 1
penilaian risiko K3 berdasarkan klasifikasi 3 faktor (180-350), substansial (70-180), priority 3 (20-70),
yaitu Konsekuensi (C) dengan 6 skor rating, yaitu dan acceptable (< 20) (Fariya, 2017).
catastrophe (100), multiple (50), fatality (25), Hasil kajian penelitian diketahui bahwa pada
extremely serious (15), disabling injury (5), dan tahapan proses pengelasan dan pemotongan, skor
minor injury (1); Paparan (E) dengan 6 skor rating, risiko yang dikuantifikasi tercatat pada rentang 1-
yaitu continuously (10), frequently (6), 30 dengan level risiko yang terjadi pada level
occasionally (3), unusually (2), rarely (1), dan acceptable hingga priority 3, dimana nilai skor
remotely (0,5); dan faktor Kemungkinan (P) risiko tertinggi terjadi pada risiko bekerja di
dengan 6 skor rating, yaitu almost certain (10), ketinggian (30). Hal ini berarti pada tahapan proses
likely (6), unsual but possible (3), remotely possible pengelasan dan pemotongan, tindakan
(1), conceivable (0,5), dan practically imposible pengendalian potensi bahaya risikonya
(0,1) (Cirjaliu, Bianca., Elena, M.B., Alin, G., and memerlukan perhatian lebih lanjut terhadap risiko
Hugo, 2015). Penentuan nilai untuk masing-masing dengan kategori priority 3, sedangkan pada level
faktor pada setiap potensi bahaya risiko K3 di lini risiko acceptable potensi bahaya risiko K3 masih
tahapan pekerjaan dan lingkungan kerja ditentukan dapat diterima karena skornya kecil dan jarang
berdasarkan situasi lapangan, penilaian staf ahli K3 terjadi, namun demikian tetap menjadi catatan
perusahaan, dan hasil analisis penelitian dengan penting bagi perusahaan dalam mengelola risiko
mengalikan (multiple) ketiga faktor penilaian risiko K3 di setiap lini tahapan proses sehingga dapat
yang dinilai, sehingga diperoleh nilai/skor risiko meminimalisir kasus kejadian kecelakaan kerja

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
270
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
(zero accidents). menimbulkan potensi terjadinya kasus kecelakaan
Sementara itu, pada tahapan proses kerja atau munculnya cidera saat bekerja. Hal ini
pembersihan badan kapal/tongkang, skor risiko disebutkan dalam laporan dari U.S. Department
yang dikuantifiasi berada pada rentang 1-45 dengan Labor yang khusus menangani Occupational Safety
level risiko acceptable hingga priority 3, dimana and Health Administration (2016), bahwa salah
skor risiko tertinggi terjadi pada risiko bahaya satu proses kegiatan pada pekerjaan galangan kapal
tekanan air tinggi (45). Hal ini sama seperti pada yang menimbulkan potensi risiko K3, yakni pada
tahapan proses pengelasan dan pemotongan, kegiatan pembersihan kapal, khususnya saat
tindakan pengendalian potensi bahaya risiko K3 membersihkan kapal untuk bagian-bagian yang
pada proses pembersihan badan kapal/tongkang sulit dijangkau seperti bawah lambung kapal,
juga memerlukan perhatian lebih lanjut terhadap bagian atas kapal, dan kondisi kapal yang rusak
risiko dengan kategori priority 3, sedangkan pada (Labor, 2016). Tingkat skor risiko yang terjadi
level risiko acceptable potensi bahaya risiko K3 dalam kedua proses ini, berdasarkan hasil observasi
masih dapat diterima karena skornya kecil dan lapangan, wawancara dengan pekerja, penelusuran
jarang terjadi, namun demikian tetap menjadi rekam jejak kasus kecelakaan kerja perusahaan,
catatan penting bagi perusahaan dan brainstorming dengan staf ahli K3 perusahaan,
Hasil analisis dan evaluasi risiko K3 untuk diketahui bahwa pada pekerjaan pembersihan
tahapan proses pengecatan badan kapal/tongkang, kapal/tongkang dan proses pengelasan/pemotongan
skor risiko yang tercatat berada pada kisaran 1-10 memiliki risiko K3 yang cukup tinggi dikarenakan
dengan level risiko acceptable dan risiko tertinggi lingkungan kerja yang sedirkit kurang kondusif
terjadi untuk risiko bekerja di ruangan tertutup. Hal (unsafe condition), perilaku karyawan dalam
ini berarti lebel bahaya risiko K3 pada proses ini bekerja yang masih mencirikan perilaku tidak aman
masih dapat diterima karena nilai skor risikonya < (unsafe act), dan adanya rekam jejak kasus
20 sehingga kategori level risikonya acceptable, kejadian kecelakan kerja perusahaan seperti
merujuk pada Tabel 2, untuk kategori level risiko terjatuh dari ketinggian, terpeleset, tertimpa benda,
acceptable, adapun tindakan pengendalian dan masalah keluhan otot pekerja, sehingga
risikonya tidak ada atau tetap melakukan kegiatan pengendalian terhadap potensi bahaya risiko K3
sperti biasa. Namun demikian, hasil penilaian yang dapat dilakukan berupa instruksi kerja efektif
risiko K3 yang telah dikaji tetap menjadi catatan dan APD (safety belt) dan pengaman khusus untuk
penting perusahaan guna meminimalisir kasus pekerjaan di bawah tekanan air tinggi).
kejadian kecelakaan kerja di kemudian hari
sehingga perusahaan dapat meningkatkan Penutupan
produktivitas kerja dan mencapai status bebas dari
potensi bahaya kecelakaan kerja (zero accicdent) Berdasarkan hasil penelitian terhadap
(Pangkey, 2012). Untuk potensi bahaya risiko pelaksanaan SMK3 di perusahaan galangan kapal
bekerja di ruangan tertutup pada proses pengecatan, PT. EFRA yang telah dilakukan dengan
merupakan salah satu faktor bahaya risiko K3 yang menggunakan standar OHSAS 18001:2007,
ada dalam pekerjaan di galangan kapal. Hal ini diperoleh prosentase status efektivitas secara
sebagaimana dijelaskan juga dalam penelitian pada normative bahwa pelaksanaan SMK3 perusahaan
risiko K3 pekerjaan shipbuilding di Turki yang sangat baik (97,2%).
memaparkan bahwa proses pengecatan kapal Hasil analisis penilaian potensi bahaya risiko
memiliki potensi risiko K3 bekerja di ketinggian K3 dengan menggunakan standar AS/NZS
sehingga memberikan penilaian krusial dalam 4360:2004, dari semua tahapan proses dan kegiatan
manajemen risiko K3 pekerjaan shipbuilding pada pekerjaan galangan kapal PT. EFRA, adapun
(Celebi, Ugur Bugra., Serkan, Ekinci., Fuat, nilai risiko K3 tertinggi pada pekerjaan galangan
Alarcin., and Deniz, 2016). kapal dalam penelitian ini terjadi pada tahapan
Sementara itu, skor risiko K3 pada proses proses pembersihan badan kapal/tongkang untuk
kelistrikan berupa bahaya risiko bekerja di risiko bahaya tekanan air tinggi dan bekerja di
ketinggian dengan level risiko masih bisa diterima ketinggian dan pada tahapan proses pengelasan
(acceptable). Dengan demikian, adapun nilai risiko dan pemotongan dengan risiko bahaya bekerja di
tertinggi pada pekerjaan galangan kapal dalam ketinggian, sehingga pengendalian terhadap potensi
penelitian ini terjadi pada tahapan proses bahaya risiko K3 yang dapat dilakukan berupa
pembersihan badan kapal/tongkang untuk risiko instruksi kerja efektif dan APD (safety belt dan
bahaya tekanan air tinggi (45) dan bekerja di pengaman khusus untuk pekerjaan di bawah
ketinggian (30) dan pada tahapan proses tekanan air tinggi).
pengelasan dan pemotongan dengan risiko bahaya Saran dan rekomendasi yang dapat diusulkan
bekerja di ketinggian (30). Seperti yang dijelaskan dari hasil penelitian ini, diantaranya perlunya
sebelumnya, bahwa Potensi risiko pada tahapan perusahaan melakukan sertifikasi OHSAS 18001
proses ini masuk dalam salah satu kegiatan secara berkala, pihak manajemen organisasi
pekerjaan galangan kapal yang cukup riskan perusahaan diharapkan melakukan sosialisasi

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
271
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
secara rutin mengenai potensi bahaya K3 saat Tegal, 9(01), 103–112.
melakukan pekerjaan, komunikasi dan evaluasi Joseph, A. (2015). Occupational Risk Assesment as
berkala setiap kegiatan kepada karyawan, dan A Tool For Minimizing Workplace Accidents
upgrade prosedur dan SOP setiap tahapan kegiatan in Nigria Industries, 3(5), 143–156.
kerja, serta penyediaan fasilitas APD yang lengkap, Kaparang, F. E. (2017). Studi tentang kesehatan
sehingga manajemen risiko K3 perusahaan dapat dan keselamatan kerja di atas kapal pole and
dikelola dengan baik, efektif, efisien, dan produktif line yang berpangkalan di Aertembaga
dengan pencapaian kinerja yang baik dan Bitung, 2(6), 212–216.
meminimalisir terjadinya kasus kecelakaan kerja. Khan, Waqas Ahmed., Mustaq, Talha , Tabassum,
and A. (2014). Occupational Health, Safety
and Risk Analysis, 3(4), 1336–1346.
Labor, U. S. D. of. (2016). Working with the
Daftar Pustaka Shipyard Industry Process Housekeeping
Safety. Retrieved from www.osha.gov
Alberto, E., Marrugo, B., Alberto, C., Sierra, S., Listianti, A. N., Faisya, A. F., & Camelia, A.
David, D., Calderon, S. (2017). Integrated (2013). Analisis Perilaku Aman Pada Pekerja
Management System Based on the OHSAS Galangan Kapal Di PT DOK &
18001 : 2007 and ISO 28000 : 2006 PERKAPALAN KODJA BAHARI
Standards for a Logistic Services Company, (PERSERO ) Cabang Palembang Periode
(7), 85–89. Oktober Tahun 2012, 4, 99–107.
Anjas, G., Bangun, A., Hariyono, W., Soepomo, J. Myles, H. (2015). The human element in
P., & Yogyakarta, K. (2019). Analisis movement. In Human Movement Science
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Vol. 5, pp. 211–214).
( K3 ) Pada Kapal Penumpang di PT PELNI https://doi.org/10.1016/0167-9457(86)90026-
Semarang, (2), 2–3. 6
Anwar, F. N., Farida, I., & Ismail, A. (2014). Pangkey, F. (2012). Penerapan Sistem Manajemen
Analisis Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan pada Proyek Konstruksi di Indonesia (Studi
Upper Structure Gedung Bertingkat (Studi Kasus : Pembangunan Jembatan Dr . Ir .
kaus Proyek Skyland City – Jatinangor ), 1– Soekarno-Manado ), 2(2).
13. Pratama, P., Tannady, H., Nurprihatin, F., Ariyono,
Celebi, Ugur Bugra., Serkan, Ekinci., Fuat, Heksa, B., Sari, dan Setyo., M. (2017).
Alarcin., and Deniz, Ü. (2016). The Risk of Identifikasi Risiko Ergonomi dengan Metode
Occupational Safety and Health in Quick Exposure Check dan Nordic Body
Shipbuilding Industry in Turkey 2 Basic Map. Jurnal PASTI, 11(1), 13–21.
Shipyard Processes (pp. 178–185). Purnomo, D. H. (2018). Analysis of
Christina, W. Y., Djakfar, L., & Thoyib, A. (2012). Implementation Safety and Health
Pengaruh Budaya Keselamatan dan Occupational Management System in
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Kertosono General Hospital, 1(2), 78–85.
Proyek Konstruksi, 6(1), 83–95. Soputan, G.E.M., Sompie, B.F., Mandagi., and
Cirjaliu, Bianca., Elena, M.B., Alin, G., and Hugo, Robert, J. M. (2014). Manajemen Risiko
W. (2015). Application of Occupational Risk Kesehatan dan Kesemalatam Kerja (K3)
Assessment Methods in the Organization. To (Studi Kasus Pada Pembangunan Gedung
KnowPress, (Application of Occupational SMA Eben Haezar), 4(4), 229–238.
Risk Aseessment Methods in The Stucky, RWTH., Anthony, D.L., Deborah, C.G.,
Organization), 1096–1076. Retrieved from and Malcolm, R. (2010). Practice Safety.
http://www.toknowpress.net/ISBN/978-961- Journal of Health and Safety Research &
6914-13-0/papers/ML15-208.pdf Practice, Volume 2 I(October), 17–30.
Fariya, S. (2017). PENILAIAN RISIKO Taylor, P., & Chinda, T. (2015). Organizational
KESELAMATAN KERJA PADA Factors Affecting Safety Implementation in
INDUSTRI, 07(2). Food Companies in Thailand Organizational
Grahanintyas, D., Wignjosoebroto, S., & Factors Affecting Safety Implementation in
Latiffianti, E. (2012). Analisa Keselamatan Food Companies in Thailand, (March), 37–
Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Dalam 41.
Meningkatkan Produktivitas Kerja ( Studi https://doi.org/10.1080/10803548.2014.1107
Kasus : Pabrik Teh Wonosari PTPN XII ), 7050
1(1), 1–6. Wróbel, K. (2016). Fall and Rise of Polish
Jasman, T., & Tegal, U. P. (2015). Aspek Shipbuilding Industry, 10(1), 151–156.
Keselamatan Kerja Kapal Purse Seine di https://doi.org/10.12716/1001.10.01.17
Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Kota Yilmaz, A. I., Yilmaz, F., & Celebi, U. B. (2015).

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272
272
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN GALANGAN KAPAL DI TANJUNGPINANG
Analysis of Shipyard Accidents in Turkey,
5(5), 472–481.
https://doi.org/10.9734/BJAST/2015/14126

Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, 12 (2), 2019, Pages, 260 - 272

Anda mungkin juga menyukai