Disusun Oleh :
Kelompok II
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Palangka Raya,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................I
BAB I Pendahuluan.............................................................................................II
Latar Belakang.....................................................................................................III
Rumusan Masalah.................................................................................................IV
Tujuan Penulisan...................................................................................................V
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................VI
Kesimpulan............................................................................................................XI
Saran .......................................................................................................................XII
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................XIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia sebagaimana makhluk hidup yang lain tersusun atas berbagai sistem
organ, puluhan organ, ribuan organ, dan jutaan molekul. Secara fisik, molekul pembentuk
tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan dan matriks molekul padat. Fungsi
cairan dalam tubuh manusia, antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan
sisa metabolisme; sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh
lainnya; serta sebagai media pengatur suhu tubuh dan lingkungan seluler. Cairan dan
elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.
Kebutuhan cairan dan elekrolit bagi manusia berbeda-beda dengan usia dewasa. Total
jumlah cairan yang terdapat dalam tubuh cukup besar dibandingkan dengan kompartemen
zat padat pembentuk tubuh. Secara umum, konsentrasi cairan pada tubuh sekitar 60%.
Cairan tubuh tersebut meliputi cairan darah, plasma jaringan, cairan sinovial pada
persendian, cairan serebrospinal pada otak dan medula spinalis, cairan dalam bola mata,
cairan pleura dan berbagai cairan yang terkandung dalam organ dan jaringan.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisisnya tetap stabil
adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen
cairan ekstraseluler dan intraseluler.
B. Rumusan Masalah
1. Teknik dan prosedur pelaksanan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
cairan elektrolit dan keseimbangan cairan elektrolit
2. Menghitung intake output
3. Menghitung balance cairan
4. Menghitung kebutuhan cairan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik dan prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan untuk
memenuhi cairan dan keseimbangan cairan elektrolit
2. Mengetahui cara menghitung intake output
3. Mengetahui cara menghitung balance cairan
4. Mengetahui cara menghitung kebutuhan cairan
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan
suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk
kelebihan atau kekurangan. Sistem yang Berperan dalam Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit Ginjal. Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit.Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan
ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian
ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar.
Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis
yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan.Jumlah urine yang diproduksi
ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan
keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang
mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
Cairan dan elektrolit adalah bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi
dari oragn tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting pada proses
hemeostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan
penyakit. Tubuh manusia tersusun kira kira 50%-60% cairan jumlah itu tergantung pada
usia, jenis kelamin dan kandungan lemak.
Fungsi cairan :
Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
Regulasi suhu tubuh,yaitu mengatur produksi keringat
Sebagai pelumas / lubrikan
Transport nutrien, membersihkan produk metabolisme dan subtansi lain
Input / cairan masuk :
infus
obat
minum
makanan
oksidasi metabolik
Output / cairan keluar :
keringat
urin
feses
B. MENGHITUNG INTAKE OUTPUT
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin
dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung
dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya
sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
Cairan masuk ini terdiri dari 2 komponen, yakni cairan masuk yang bisa dilihat dan juga
cairan masuk yang tidak bisa dilihat. Jenis cairan masuk yang bisa dilihat diantaranya
yaitu oral (minuman dan makanan), enteral (NGT, obat oral), parenteral (IV line atau
infus 20 tetes per menit, sebanyak 500 cc habis dalam 8 jam 10 menit), dan injeksi
(cefotaxime dengan pelarut aquabides 5 cc, Farmadol 100 cc).
Lain halnya untuk cairan masuk yang tidak bisa dilihat, dimana meliputi air
metabolisme. Dijelaskan oleh Iwasa M, Kogoshi S pada Fluid Tehrapy Bunko do (1995)
dari PT. Otsuka Indonesia yakni:
Dengan begitu, total intake cairan (cairan masuk) ialah penjumlahan dari cairan masuk
yang bisa dilihat dan yang tidak bisa dilihat.
Cairan Keluar
Jenis cairan keluar yang bisa dilihat meliputi BAB : feses ± 100 ml/hari, muntah, drain,
NGT (residu, gastric cooling), urin ( > 0,5-1 ml/kgBB/jam). Perkiraan produksi urin
neonatus sebanyak 10-90 ml/kgBB/hari, bayi sebanyak 80-90 ml/kgBB/hari, anak
sebanyak 50 ml/kgBB/hari, remaja sebanyak 40 ml/kgBB/hari, dan dewasa sebanyak 30
ml/kgBB/hari.
Sementara untuk jenis cairan keluar yang tidak bisa dilihat meliputi kehilangan cairan
normal IWL (paru ± 400 ml/hari dan kulit ± 600 ml/hari) dan juga standar kehilangan
IWL. Untuk standar kehilangan IWL ini meliputi neonatus sebanyak 30 ml/kgBB/hari,
bayi sebanyak 50-60 ml/kgBB/hari, anak (1-13 th) sebanyak (30 ml-umur) dikali
BB/hari, remaja sebanyak 20 ml/kgBB/hari, dan dewasa sebanyak 10 ml/kgBB/hari
untuk pasien bedrest, 15 ml/kgBB/hari untuk pasien aktif dalam aktivitas.
Rumus balance cairan untuk total cairan keluar = BAB + urin + NGT + muntah + drain
+ IWL.
Rumus IWL
Keterangan :
*CM : Cairan Masuk
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat
appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign
TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini
terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah
luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang
Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine
dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik
Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance
cairan Tn Y!
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
Mengenai cara menghitung balance cairan, perlu anda ketahui terlebih dahulu bahwa
balance cairan (BC) ialah intake cairan atau cairan masuk (CM) yang dikurangi dengan
output atau cairan keluar (CK).
BC = CM – CK
Beberapa faktor yang mempengaruhi balance cairan diantaranya yaitu umur, iklim, diet,
stress, kondisi sakit, tindakan medis, dan pengobatan. Gangguan balance cairan
menyebabkan dehidrasi dan juga syok hipovolemik
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, meliputi Berat
Badan dan Umur. Karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake
cairan dan mana yang output cairan.
Penghitungan Balance Cairan Dewasa
Input cairan:
Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc
(Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan:
Urine = ……cc
Feses = …..cc
(kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan
cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka = …..cc
IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat
appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign
TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini
terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah
luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang
Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine
dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik
Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance
cairan Tn Y!
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
Jika ditinjau dari berat badan, bisa menggunakan rumus sebagai berikut. Untuk 10
kilogam pertama berat badan, butuh 1 liter air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan
500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter
air.
Rumus 1 Kebutuhan cairan adalah sekitar 1 mililiter untuk setiap kilokalori kebutuhan
energi tubuh. Jika seseorang kebutuhan energinya 1.800 kkal, berarti kebutuhannya akan
cairan adalah 1 x 1.800 = 1.800 mililiter atau 1,8 liter air.
Rumus 2 Untuk 10 kg pertama berat badan butuh 1 liter cairan, 10 kg kedua berat badan
butuh 500 mililiter cairan, dan sisanya setiap kilogram berat badan butuh 20 mililiter
cairan. Contohnya, bila seseorang memiliki berat badan 50 kg. Maka 10 kg pertama
berat badan = 1 liter, 10 kg kedua - 500 ml, sisanya 30 (50 kg-10-10) x 20 ml = 600 ml.
Jadi kebutuhan cairan keseluruhan adalah 1.000 + 500 + 600 = 2.100 ml atau 2,1 liter per
hari.
Dari mana kita dapat memenuhi kebutuhan cairan? Pada intinya dari dua sumber, yaitu
makanan (sayur, buah, dan sebagainya) dan minuman. Umumnya cairan yang diperoleh
dari makanan berjumlah sekitar 20 persen, sedangkan 80 persen lainnya berasal dari
minuman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit adalah bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi dari
oragn tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting pada proses hemeostasis baik
untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Tubuh manusia
tersusun kira kira 50%-60% cairan jumlah itu tergantung pada usia, jenis kelamin dan kandungan
lemak.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang
sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal,
seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc
plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring
(filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua
bahan yang dibutuhkan.Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
B. Saran
Jadi penghitunggan cairan elektrolit dan keseimbangn cairan elektrolit mempunyai perbedaan
dalam menghitung Beberapa faktor yang mempengaruhi penghitungan cairan diantaranya yaitu
umur, iklim, diet, stress, kondisi sakit, tindakan medis, dan pengobatan. Karena penghitungannya
antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan
dan mana yang output cairan. Jadi keburuhan atau keseimbangan cairan tiap orang berbeda –
beda .