Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

“PENERAPAN HIGIENE INDUSTRI PADA PERUSAHAAN SEMEN ”

HALAMAN SAMPUL

KELOMPOK 7

DWI MITA SARI (J1A116023)

EKA ANDRIANI SIDAME (J1A1160

FITRI JUNIATIN SARANANI (J1A116038)

HASPIANTI SAPITRI (J1A116041)

IRNA MULIATI (JIA116058)

JULIYANTI (J1A116060)

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang kecelakaan kerja.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kecelakaan kerja untuk

masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Pengertian Higiene Industri ...................................................................... 4

2.2 Prinsip Dasar Penerapan Higiene Industri ................................................ 4

2.3 Pengenalan Bahaya Faktor Di Lingkungan Kerja .................................... 5

2.4 Penerapan Higiene Industri Pada Perusahaan Semen .............................. 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses industrialisasi di suatu negara agraris merupakan upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara tersebut. Dengan demikian

industrialisasi telah mendorong penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan

baku dalam proses produksi menjadi kian meningkat baik dalam jumlah maupun

jenisnya.

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah bahan kimia yang ada di dunia ini

banyak sekali jumlahya, yang terdaftar dalam nomor CAS (Chemical Abstract

Substances Register Number) sampai saat ini telah lebih dari 14.000.000 buah.

Dan dapat dikatakan bahwa 100.000 buah bahan kimia tersebut dapat ditemukan

di pasar dunia.

Proses produksi didalam suatu industri bertujuan untuk menghasilkan suatu

prodak (benda) yang berguna untuk memenuhi kebutuhan menuju peningkatan

kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia.

Di negara-negara maju dimana pertumbuhan dan perkembangan industri

beserta penerepan kemajuan tekhnologi telah berjalan dengan cepat, maka faktor

mikrokima dan faktor mikro fisik memainkan peran yang sangat besar dalam

kontaminasi (pencemaran) lingkungan kerja.

1
Dari berbagai pengalaman yang pernah dilakukan oleh negara-negara

berkembang, maka timbullah upaya pengendalian dengan cara mengendalikan

kebersihan yang diwujudkan dengan bentuk standar sanitasi. Berbagai standar

telah dikembangkan oleh berbagai negara, yang kesemuanya didasarkan atas

kemampuan reaksi fisiologi manusia.

NAB adalah singkattan darai Nilai Ambang Batas (Thershold Limit Value

atau TLV) yang merupakan standar untuk kelompok masyarakat yang bekerja

didalam industri. Kelompok ini adalah kelompok orang-orang dewasa yang

terpilih (artinya untuk masuk bekerja di pabrik harus malalui pemeriksaan

kesehatan awal) dan juga kelompok orang-orang terlatih (artinya kelompok ini

adalah orang-orang yang terbiasa terpajan terhadap faktor-faktor mikro kimia dan

mikro fisik selama bekerja 8 jam setiap hari, 5 hari seminggunya atau terpajan

selama 40 jam seminggunya, sehingga merupakan kelompok sektor masyarakat

yang memiliki resistensi besar. Untuk menerapkan Nilai Ambang Batas

dilingkungan tempat kerja suatu industri adalah dengan menerapkan higiene

industri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah


yang kami angkat yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan higiene industri?

2. Bagaimana prinsip dasar penerapan higiene industri?

3. Bagaimana pengenalan faktor bahaya dilingkungan kerja ?

2
4. Bagaimana penerapan higiene industri pada perusahaan semen?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui kecelakaan
kerja.

1. Mengetahui pengertian higiene industri

2. Mengetahui prinsip dasar penerapan higiene industri

3. Mengetahui pengenalan faktor bahaya di lingkungan kerja

4. Mengetahui penerapan higiene industri pada perusahaan semen

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Higiene Industri

Untuk mengetahui arti higiene industri sebaiknya kita ketahui lebih dulu arti

kata higiene. Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari

pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk

mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan. Dengan ini maka

sebenarnya higiene industri dapat diartikan sebagai ilmu higiene yang

dikembangkan dan diterapkan ditingkat atau lingkungan kerja suatu industri.

Higiene industri didefinisikan sebagai berikut:

“Higiene industri merupakan ilmu dan seni yang mampu mengantisipasi,

mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya faktor-faktor yang timbul di

dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan

kesehatan dan kesejahteraan atau ketidak nyamanan dan ketidak effisienan kepada

masyarakat yang berada diluar industri”.

2.2 Prinsip Dasar Penerapan Higiene Industri

Untuk penerapan higiene industri di tempat kerja suatu industri akan

diperlukan pemahaman terhadap 3 prinsip dasar yaitu:

1. Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja

2. Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja

4
3. Pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.

Dalam memahami dasar gambaran higiene industri kita perlu mengetahui

garis besar dasar pemikiran tentang ketiga prinsip dasar penerapan higiene

industri di tempat kerja dalam lingkungan kerja suatu industri.

Langkah pertama, yaitu mengetahui berbagai macam unsur yang

mendukung penerapan pelaksanaan higiene industri, baik unsur-unsur tersebut

berdiri sendiri-sendiri ataupun berdiri secara bersama-sama.

Unsur-unsur tersebut terutama adanya ahli-ahli yang tugas dan tanggung

jawabnya adalah memperhatikan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja melalui

pendekatan tekhnis yaitu dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan

aman, yang pada umunya ahli-ahli tersebut dipertimbangkan sebagai bagian dari

menejemen.

2.3 Pengenalan Bahaya Faktor Di Lingkungan Kerja

Dalam pengenalan bahaya faktor fisik sangat banyak tetapi yang dibahas dalam

makalah ini lebih dikhusukan tentang kebisingan dan debu karena ada jurnal yang

didapat mengenai penerapan higiene industri pada perusahaan semen membahas

tentang kebisingan dan debu.

1. Kebisingan

a) Bunyi/suara

Bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang

yang merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan

juga tekanan suara. Ada juga yang memberi definisi lain sebagai berikut:

5
“Bunyi atau suara adalah rangsangan yag diterima oleh telinga karena getaran-

getaran melalui media elastis”. Bunyi terjadi jika sumber bunyi merambat.

Gerakan rambatannya menjauhi dengan kecepatan ± 340 m/detik. Kecepatan akan

bertambah besar apabila bunyi bergerak didalam air = 1500 m/detik, sedangkan di

dalam baja keceptan bunyi = 5000 m/detik.

b) Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah gelombang lengkap yang merambat persatuan

waktu yang dinyatakan dalam getaran per detik (cps) atau dalam Hertz (Hz).

Besar frekuensi akan menetukan nada suara. Bunyi yang dapat didengar oleh

manusia (orang muda) sangat terbatas yaitu terletak pada kisaran frekuensi antara

20-20.000 Hz.

Frekuensi yang penting adalah center band frequency ialah 250, 500, 1000,

2000, 4000, dan 5000 Hz (naik 1 oktaf). Frekuensi antara 250-3000 Hz adalah

frekuensi yang penting untuk percakapan. Frekuensi 4000 Hz adalah frekuensi

yang paling peka ditangkap telinga, sangat penting untuk diketahui bahwa

ketulian yang disebabkan oleh kebisingan ialah adanya pengurangan (penurunan)

pendengaran pada frekuensi ini. Bunyi dapat terdiri dari nada tunggal, tetapi

umumnta terdiri dari beberapa variasi intensitas nada. Di alam jarang didapat

suara yang bersifat nada tunggal.

c) Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Pengaruh gangguan

kebisingan tergantung kepada intensitas dan frekuensi nada.

6
2. Debu

Debu merupakan salah satu sumber gangguan kesehatan yang tidak dapat

diabaikan, debu yang setiap harinya kita hirup dari udara baik di jalan, rumah,

kantor, maupun tempat-tempat umum lainnya dalam konsentrasi tinggi dan jangka

waktu yang cukup lama akan membahayakan kesehatan manusia.

2.4 Penerapan Higiene Industri Pada Perusahaan Semen

1. Kesehatan dan keselamatan kerja pada industri semen, Cement

Sustainability Initiative (CSI).

Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi,

membuat semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang

membawa akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi

keselamatan & kesehatan.

Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai

Cement Sustainability Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh

anggota dari World Business Council for Sustainable Development ( WBCSD)

dimana saat ini, 16 (enam belas) perusahaan semen secara bersama-sama yang

mewakili lebih dari separuh industri kelas dunia di luar China, mensponsori

inisiatif ini.

Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan

a. Riset yang bersifat independen terhadap kinerja industri dan issue

penting bagi kesinambungan yang dihadapi

7
b. Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota

(Kairo, Kuritiba, Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC dan

Beijing)

c. Seri rekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja

d. Agenda industri dari tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang

timbul.

Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan

kontraktor merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan

salah satu dari isu penting di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya

diberikan lebih banyak perhatian pada area ini di seluruh industri dan komitmen

untuk memainkan peran utama dalam prosesnya.

Sebagai latar belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan

CSI sebelumnya dalam hal keselamatan & kesehatan kerja. Kutipan-kutipan

berasal dari :

1) Ringkasan laporan CSI tahun 2002

“Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan

karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja

maupun tenaga kontraktor”.

2) Substudy 10 laporan CSI

“Kinerja kesehatan dan keselamatan di industri semen secara keseluruhan

tertinggal dibandingkan dengan yang lain, sektor industri manufaktur terlihat lebih

proaktif”.

8
3) Agenda Tindakan

“Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan kontraktor

merupakan salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita menyadari

bahwa perhatian harus diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan industri

dan adanya komitmen untuk memainkan peranan utama dalam proses”.

Sistem menejemen K3 yang diterapkan perusahaan-perusahaan CSI.

Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh

perusahaan CSI.

Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :

1) Mematuhi semua peraturan K3

2) Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja (

baik pekerja langsung maupun tidak langsung)

3) Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik

Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja (baik langsung

maupun tidak langsung) untuk :

4) Bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh

hukum dan diperintahkan oleh Manajemen.

Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI:

Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan &

kesehatan bagi karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami.

Sekalipun kinerja kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam

9
industri yang sama seperti misalnya industri pertambangan dan industri berat

memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka

terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami

adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat

permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang

menyebabkan kehilangan jam kerja (lost time injury).

Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius.

Selama tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu

fokus korporasi yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara

umum yang bersifat wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini

termasuk kontraktor. Untuk membantu mencapai target dan standar ini, kami telah

membuat suatu buku panduan K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem

dan prosedur sesuai dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol

audit penilaian standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor

kemajuan mereka dalam pencapaian standar dunia.

2. Hubungan Kebisingan Dengan Tekanan Darah Pada Karyawan Bagian

Produksi Pt Semen Tonasa.

Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki, maka

dariitu kebisingan akan menyebabkan gangguan bagi siapa saja yang bekerja

padalingkungan bising tersebut. Dengan kemungkinan timbulnya

gangguanterhadap kesehatan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

intensitaskebisingan, frekuensi kebisingan, dan lamanya seseorang berada di

10
tempatatau di dekat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari ataupun

seumurhidupnya.

Tingkat kebisingan mencapai 60 desibel dapat meningkatkan kadar hormon

stress, seperti epinerin, non-epinerin dan kortisol tubuh yang mengakibatkan

terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah. Bising yang terus –

menerus diterima seseorang akan menimbulkan gangguan proses fisiologis

jaringan otot dalam tubuh dan memicu emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan

emosi tersebut dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah

ke seluruh tubuh dalam waktu yang lama tekanan darah akan naik sehingga

menyebabkan hipertensi.

Kebisingan dapat berhubungan dengan terjadinya penyakit hipertensi. Hal

ini didukung dengan suatu studi epidemiologis di Amerika Serikat. Peneliti

tersebut mengaitkan masyarakat, kebisingan, serta risiko terjangkit penyakit

Hipertensi. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa masyarakat yang

terpapar kebisingan, cenderung memiliki emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan

emosi tersebut akan mengakibatkan stress. Stress yang cukup lama, akan

menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memacu jantung

untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu yang

lama, tekanan darah akan naik, dan inilah yang disebut 3 hipertensi.Hipertensi

seolah telah menjadi penyakit yang wajar dan biasa terjadi dimasyarakat. Apalagi

jika didukung oleh faktor lingkungan yang dapat menimbulkan dan meningkatkan

resiko penyakit tersebut.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Higiene industri merupakan ilmu dan seni yang mampu mengantisipasi,

mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya faktor-faktor yang

timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidak nyamanan dan ketidak

effisienan kepada masyarakat yang berada diluar industri.

2. Penerapan higiene industri di tempat kerja suatu industri akan diperlukan

pemahaman terhadap 3 prinsip dasar yaitu: Pengenalan terhadap bahaya

faktor-faktor lingkungan kerja, Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-

faktor lingkungan kerja dan Pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor

lingkungan kerja.

3. Pengenalan bahaya faktor di lingkungan kerja Dalam pengenalan bahaya


faktor fisik sangat banyak tetapi yang dibahas dikhusukan tentang
kebisingan dan debu.
3. Penerapan higiene industri pada perusahaan semen yaitu Kesehatan dan

keselamatan kerja pada industri semen, Cement Sustainability Initiative

(CSI), Hubungan Kebisingan Dengan Tekanan Darah Pada Karyawan

Bagian Produksi Pt Semen Tonasa.

12
DAFTAR PUSTAKA

M Soeparto: Higiene Industri, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2008.

World Business Council For Sustanable Development, Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja Pada Industri Semen (CSI), December 2004.

Zuhharmans, Russeng Syamsiar, Wahyuni Andi: Hubungan Kebisingan Dengan

Tekanan Darah Pada Karyawan Bagian Produksi Pt Semen Tonasa,

Pangkep, jurnal MKMI, 2014.

Muis Masytha, Russeng Syamsiar, Rachma Arifan: Study Kapasitas Paru Pada

Karyawan Departement Produksi Semen PT. Semen Tonasa Pangkep, jurnal

MKMI, 2008.

Anda mungkin juga menyukai