Anda di halaman 1dari 10

Kebakaran di Rumah Sakit TNI-

AL Dr. Mintohardjo Pada Tahun


2016
IRDA SUDISTIANI PUTRI
02180200079
Latar Belakang

Kebakaran menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah


proses oksidasi yang menimbulkan api yang harus memenuhi tiga komponen
yaitu sumber panas (heat), benda atau bahan yang mudah terbakar (fuel) dan
oksigen dalam udara (oxygen) yang dapat menimbulkan kerugian material
maupun nyawa.
Rumah sakit merupakan tempat yang rawan atau memiliki risiko untuk
terjadinya kebakaran. Di dalam Rumah sakit terdapat ketiga komponen yang
dapat menyebabkan kebakaran atau timbulnya api. Fuel atau bahan mudah
terbakar dalam Rumah sakit merupakan alat alat atau bahan yang digunakan
untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Yang termasuk fuel
meliputi kasur, meja dan kursi, bahan kimia dalam farmasi, alat alat listrik dan
lain sebagainya. Heat dalam rumah sakit dapat berasal dari instalasi listrik dan
dapur. Sedangkan oksigen selalu tersedia dalam udara terbuka di muka bumi.
Kronologis Kebakaran dan Ledakan
• Terapi di ruang kapsul dilakukan sekitar pukul 11.30 WIB dengan tekanan 2,4
atmosfer.
• Kemudian, sekitar pukul 13.00 WIB, tekanan diturunkan menjadi 1 atmosfer.
• Pada pukul 13.10 WIB terlihat percikan api didalam kapsul
• Operator langsung membuka fire system setelah melihat percikan. Namun, api
dalam kapsul secara cepat langsung membesar, dan tekanan di dalam naik
dengan cepat, akibatnya safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan
• Beberapa saat kemudian api mulai padam namun korban yang sedang menjalani
terapi tidak dapat diselamatkan
• Pada pukul 14.00 WIB korban dievakuasi. Para pertugas dan penunggu yang ada
di ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) di evakuasi juga untuk mendapat
perawatan intensif akibat asap
Dampak Kebakaran dan Ledakan

Ledakan ini menyebabkan kerugian material dan empat korban meninggal


dunia, yaitu:
1. Mantan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira
2. Anggota DPD RI sekaligus Ketua PGRI, Sulistiyo
3. Edi Suwandi
4. Seorang dokter bernama Dimas
Faktor Penyebab Kebakaran dan Ledakan

Penyebab dari kebakaran adalah malfungsi mesin hyperbaric yang


menyebabkan ledakan.
Malfungsi mesin disebabkan karena tidak adanya pengecekan berkala kepada
setiap peralatan di rumah sakit tersebut
Proram Pencegahan dan Proteksi Kebakaran dan Ledakan
Adapun langkah-langkah perencanaan program proteksi dan pencegahan kebakaran di RSAL
Mintohardjo adalah sebagai berikut:
- Melakukan survey, risk assessment, dan re-inventarisasi perangkat Kegiatan ini meliputi:
• Analisis potensi bahaya kebakaran di rumah sakit seperti di tempat-tempat berikut:
• Dapur Pengolahan Makanan
• Ketel Uap
• Incinerator (alat pembakar sampah)
• Mesin Diesel
• Gardu Listrik
• Perkantoran
• Ruang Perawatan
• Re-inventarisasi perangkat pemadam kebakaran
• Hydrant
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
• Drum Pasir
• Membuat perencanaan evaluasi dan updating peraturan atau kebijakan pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran
• Sosialisasi kebijakan
- Membuat perencanaan uji fungsi peralatan dan pelatihan
• Kegiatan ini dapat dilaksanakan setelah re-inventarisasi perangkat
pemadam kebakaran seperti perbaikan hydrant set serta pengisisan ulang
dan pengadaan baru APAR sudah direalisasikan. Uji fungsi dilakukan pada
hasil perbaikan hydrant set di Gedung Anggrek RSAL Mintohardjo dan
mesin pompa khusus hydrant di Gedung UGD. Sementara itu program
pelatihan penanggulangan kebakaran di RSAL Mintohardjo meliputi:
• Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) lama sebagai sarana latihan
sebelum diisi ulang
• Penyusunan Rencana Garis Besar (RGB) Latihan Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran di RSAL Mintohardjo
Rekomendasi Peningkatan Program Proteksi Kebakaran
dan Ledakan

• Melakukan analisis potensial hazard di rumah sakit sehingga dapat menentukan


tempat-tempat yang berbahaya dan sangat mudah mengalami kebakaran.
• Melakukan inspeksi rutin terhadap peralatan rumah sakit yang berpotensi
menimbulkan kebakaran dan sistem proteksi kebakaran untuk melihat alat dalam
kondisi siap operasi dan bebas dari kerusakan fisik.
• Membuat rencana keselamatan kebakaran (Fire Safety Plan) dan rencana tindak
darurat kebakaran (Fire Emergency Plan) yang lebih spesifik dan disosialisasikan
kepada seluruh personil rumah sakit.
• Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang disesuaikan dengan klasifikasi
bahaya kebakaran yang ada seperti A, B, C, D, atau K.
• Pemasangan sistem deteksi dini kebakaran (detektor panas & asap) dan sistem
sprinkler otomatik pada seluruh ruangan.
• Melakukan pelatihan rutin mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran
kepada setiap personil di rumah sakit.
KESIMPULAN

• Peristiwa kebakaran di Rumah Sakit Mintoharjo adalah satu kasus dari sekian
banyak kasus kebakaran yang terjadi di rumah sakit. Rumah sakit merupakan
tempat yang rawan atau memiliki risiko untuk terjadinya kebakaran. Sistem
proteksi kebakaran di rumah sakit harus diperhatikan dengan baik karena apabila
sistem proteksi tidak berjalan ketika terjadi kebakaran dapat berakibat fatal
seperti kasus kebakaran di Rumah Sakit Mintoharjo.
• Kasus kebakaran yang terjadi di Rumah Sakit Mintoharjo disebabkan oleh mesin
hiperbarik yang mengalami kerusakan sehingga memercikkan api dan membuat
kebakaran dan menimbulkan ledakan. Kebakaran tidak akan terjadi apabila sistem
proteksi kebakaran berfungsi dengan baik. Pemeliharaan dan inspeksi sistem
proteksi kebakaran harus dilakukan dengan rutin untuk memastikan kondisinya
siap operasi dan bebas kerusakan fisik.
THANK YOU …………

Anda mungkin juga menyukai