Anda di halaman 1dari 20

Persiapan Surveilans K3

PERTEMUAN II
Nayla Kamilia Fithri
Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Outline
• Definisi
• Tujuan
• Manfaat program surveilans kesehatan kerja
• Persiapan Surveilans Kesehatan Kerja
Definisi
• Occupational Health Surveilance :
Is the ongoing system collection, analysis, intrepretation and dissemination of
data for the purpose of prevention.

• Surveilanse epidemiologi:
Suatu proses pengamatan yang terus menerus secara sistematis dan
berkesinambungan dalam pengumpulan data kesehatan dalam upaya untuk
menguraikan, memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan
penanggulangan yg efektif dan efisien terhadap masalah kesehatan

• surveilans sangat penting untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi


program kesehatan kerja, serta dalam upaya pencegahan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan kerja juga dalam peningkatan kesehatan dan
pencegahan PAK atau PAHK
Definisi

• Apa perbedaan PAK dan PAHK


Ruang Lingkup Surveilans K3 adalah :

1.Surveilans kesehatan pekerja


2.Surveilans lingkungan kerja
3.Pemeriksaan biologi
Tujuan surveilans kesehatan kerja (tujuan utama dan tujuan
khusus)
• Tujuan utama surveilans kesehatan kerja adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, sesuai prinsip ilmu
kesehatan kerja yang fokus pada mencegah timbulnya
gangguan kesehatan daripada mengobatinya (preventive
approach), dengan demikian dapat menurunkan angka
prevalensi dan insidensi penyakit
• Surveilans hazard kesehatan dilakukan untuk pencegahan
primer  memantau kontaminan kimia yang ada di tempat
kerja secara berkala
• Surveilans efek kesehatan kerja dilakukan untuk pencegahan
sekunder  dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala pada pekerja terpajan yang belum sakit
Manfaat surveilans kesehatan kerja
• Surveilans kesehatan kerja dilakukan selain untuk pencegahan penyakit
akibat kerja, juga dapat memperoleh beberapa manfaat langsung maupun
tidak langsung dalam menunjang pelaksanaan upaya kesehatan kerja
lainnya, antara lain seperti berikut
1. Kondisi kesehatan pekerja terpantau dan terkendali karena surveilans
penyakit akibat kerja merupakan salah satu strategi/metode yang andal
untuk deteksi dini dan dapat menilai secara sistematis efek merugikan dari
bekerja terhadap kesehatan pekerja, dengan membandingkan data baseline
dengan data serial dari tahun ke tahun.
2. Dalam praktiknya surveilans dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit
akibat kerja atau non-penyakit akibat kerja, penyakit menular atau tidak
menular
3. Hasil penelitian risiko lebih akurat karena faktor risiko dari lingkungan kerja
dan pekerjaan diidentifikasi dan diukur secara kuantitatif dan
berkesinambungan
4. Program kesehatan kerja menjadi lebih focus, terarah, terukur dan dapat
dievaluasi secara kuantitatif karena hasil surveilans dapat digunakan
sebagai dasar penentuan program kesehatan kerja secara umum dan
acuan program preventif dan promotof secara khusus, serta digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan program kesehatan kerja
5. Terjalinkoordinasi yang baik antara dokter kesehatan kerja atau perawat
kesehatan kerja dengan higienis industry dan ergonomic dalam menilai
keberhasilan pengendalian risiko kesehatan akibat pajanan hazard atau
bahaya yang ada di tempat kerja
6. Pemeriksaan kesehatan menjadi efektif dan efisien karena terjadi seleksi
pekerja yang membutuhkan surveilans kesehatan (population at risk),
maka dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan berdasarkan pajanan di
tempat kerja (hazrd based medical examination)
7. Peningkatan citra perusahaan atau organisasi karena memenuhi
persyaratan perundangan dan tanggung jawab moral bagi pekerja serta
bangsa dan negara pada umumnya.
Sumber data surveilans :

1.Data demografi karyawan


2.Data pajanan
3.Data hasil pemeriksaan kesehatan
4.Data medical absenteeisme
5.Data kecelakaan PAK
6.Rekam medis
7.Sumber data kesehatan lainya
Kegunaan informasi dan data surveilans:
1. Sebagai data pembanding (Baseline data) terhadap data
yang diperoleh di masa yang akan datang
2. Peningkatan kewaspadaan terhadap terjadinya PAK, PAHK
dan KAK
3. Untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi program kesehatan kerja dan mengukur
keefektifanya
4. Untuk perencanaan program promosi kesehatan utama
berdasarkan “Health education metrics” yang didapat seperti
kadar kolesterol, body mass index, kebiasaaan merokok,
tekanan darah, hepatitis dan diabetes dsb
Kapan Surveilans Kesehatan Kerja
Dilaksanakan:
 Bila ada pajanan yang cukup berisiko
 Bila suatu hazard belum diketahui efeknya terhadap kesehatan
 Bila banyak keluahan dari pekerja yang terpanjan
 Bila ada individu yang berisiko tinggi
 Bila “action level” suatu bahan belum diketahui
Persiapan surveilans kesehatan kerja
1. Penilaian risiko kesehatan
2. Perencanaan program
3. Penetapan populasi berisiko
4. Penetapan jenis hazard dan efek kesehatan yang dipantau
5. Penetapan jenis pemeriksaan kesehatan yang Hazard Based
6. Komunikasi untuk mendapatkan dukungan dan komitmen
7. Pembentukan tim surveilans
8. Hasil pemeriksaan kesehatan dan informed consent
Penilaian risiko kesehatan (helath risk assessment
(HRA))
• Langkah awal sebelum melakukan surveilans
• HRA Dilakukan berdasarkan hazard yang teridentifikasi
• Bila belum ada data hazard, proses HRA dapat dilakukan bersamaan
dengan proses indentifikasi hazard dan penilaian risiko di tempat
kerja
• Proses identifikasi hazard dan penilaian risiko di tempat kerja
beserta proses HRA dilakukan oleh tim multidisiplin yang
anggotanya terdiri dari wakil pimpinan dan pelaksana dari unit
kerja atau lini terkait, bagian kesehatan, keselamatan, hygiene
industri atau lingkungan dan ergonomi
• Multidisiplinagar penilaian dapat menyeluruh dan terpadu
• Untuk memudahkan penilaian, proses identifikasi hazard dan penilaian
risiko dapat dilaksanakan berdasarkan data pendekatan yaitu penilaian
berdasarkan tempat kerja (area specific) atau berdasarkan pekerjaan (job
specific).
• Proses penilaian risiko kesehatan membutuhkan izin dan dukungan dari
puncak pimpinan, tim penilaian dengan latar belakang yang multidisiplin,
serta jadwal kerja yang disepakati
• Sarana yang dibutuhkan tim penilai antara lain adalah denah lokasi dan
proses kerja, buku instruksi penggunaan alat atau user manual termasuk
safety data sheet, laporan kecelakaan dan insiden atau prevalensi
penyakit pada pekerja termasuk catatan keluhan gangguan kesehatan
yang dilaporkan pekerja, catatan inspeksi atau hasil pengamatan
sebelumnya
Sarana yang dibutuhkan tim penilai antara lain adalah :
a) Denah lokasi
b) Proses kerja,
c) Buku instruksi penggunaan alat atau user manual termasuk
safety data sheet,
d) Laporan kecelakaan dan insiden atau prevalensi penyakit
pada pekerja termasuk catatan keluhan gangguan kesehatan
yang dilaporkan pekerja,
e) Catatan inspeksi atau hasil pengamatan sebelumnya
• Kembangkan lembar tilik; dimulai dengan survey jalan selintas
di area kerja antara lain menggunakan lembar tilik, dengan
memperhatikan sumber hazard berpotensi menimbulkan
risiko, focus pada sumber bahaya yang berisiko besar namun
tetap memperhatikan yang mungkin menimbulkan risiko
terkecil, sejalan dengan observasi,
• Lakukan dialog dengan pekerja dilokasi dengan menyiapkan
lembar pertanyaan singkat dan relevan tentang apa yang
menjadi keluahan, serta gangguan kesehatan apa yang sering
dialami serta apa yang dikhawatirkan.
Perencanaan program
• Hasil HRAmenyusun rencana program awal akan
dikomunikasikan untuk mendapatkan dukungan, komitmen
dan kesepakatan
• Dilakukan oleh penanggung jawab surveilans kesehatan kerja
 Dokter kesehatan kerja dan hygiene industry
• Program yang disusun terutama adalah penetapan pekerja
berisiko dan ruang lingkup surveilans yang mencakup jenis
hazard dan jenis pemeriksaan kesehatan yang ditujukan
untuk mendeteksi timbulnya efek kesehatan akibat pajanan
hazard terkait.
 
Penetapan populasi berisiko
• Setelah hazard teridentifikasimenetapkan pekerja
berisiko dilakukan surveilans efek kesehatan kerja
• Dilakukan oleh dokter dan hygiene industry
• Dari data medis ditetapkan pekerja yang rentandihindari
dari pajanan sekecil apapun dengan melakukan mutasi ke
pekerjaan yang bebas dari hazard terkait.
Penetapan jenis hazard dan efek kesehatan yang
dipantau
1. Hazard teridentifikasi
2. Lakukan penilaian risiko
3. Tetapkan hazard apa yang akan dipantau berdasarkan
tingkat risikonya
4. Antisipasi efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
hazard terkait,
5. Hasilnya akan menjadi dasar penetapan jenis pemeriksaan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai