Anda di halaman 1dari 3

Kenapa Harus Full-body Harness?

Pertanyaan itu banyak muncul setelah Pemerintah, melalui SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Naker
No. 45/2008 tentang Pedoman Kerja di Ketinggian menyebutkan bahwa bekerja di ketinggian harus
menggunakan full-body harness (EN-361). Padahal banyak aplikasi di lapangan sejak lama selalu
menggunakan hanya safety belt berwarna hijau yang telah lama digunakan oleh pekerja memperbaiki
jaringan telekomunikasi atau jaringan listrik. Atau sebagian besar pekerja di ketinggian yang memulai
karirnya dari pemanjat tebing (baik sebagai atlit atau petualang) lebih nyaman menggunakan seat harness.

Safety belt yang hanya melingkar di pinggang pekerja ternyata dirancang untuk tidak jatuh secara vertikal.
Karena jika pekerja terjatuh safety belt langsung membebani tulang belakang pekerja. Kita semua tahu
tulang belakang adalah tempat berkumpulnya syaraf-syarat yang mengontrol banyak organ tubuh seperti
denyut jantung, paru-paru dan lain-lainnya. Bisa dibayangkan jika tulang belakang menerima hentakan
yang sangat besar maka syaraf yang sangat sensitif tersebut akan terganggu, padahal secara visual tidak
ada luka sehingga sangat sulit untuk menyatakannya sebagai kecelakaan.

Untuk seat harness yang biasa digunakan pada pamanjat tebing atau pendaki gunung memang dirancang
untuk para penggiat ketinggian yang sudah tahu dan faham dengan risiko berkegiatan di ketinggian.
Terjatuh dari ketinggian merupakan bagian dari kegiatan di ketinggian, ada kemungkinanan yang sangat
besar pemanjat atau pendaki akan jatuh dengan kepala di bawah. Kejadian ini jelas tidak termasuk dalam
keahlian yang diperlukan bagi pekerja, karena tugas utama pekerja adalah menyelesaikan pekerjaan.

Nah full body harness memang dirancang untuk menahan tekanan jatuh dengan baik yaitu beban pertama
akan diterima oleh kedua pangkal paha yang karena ketebalannya mempunyai daya absorsi yang cukup
lalu disebar ke bagian pinggang dan webing yang melingkar dada akan memastikan bahwa pekerja selalu
akan jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu dengan kata lain mencegah jatuh dengan kepala terlebih
dahulu yang tentunya sangat berbahaya.

Sebagian orang mengetahui fungsi dari FULL BODY SAFETY HARNESS yaitu perlengkapan untuk
melakukan pekerjaan di ketinggian untuk melindungi kemungkinan orang terjatuh dari tempat ketinggian
yang tidak disertai dengan pengamanan. Prinsip penggunaan FULL BODY SAFETY HARNESS adalah
sesuai dengan prosedur penggunaan safety harness yang aman, Harus sesuai dengan undang-undang,
legalisasi, regulasi dan standar relevan yang di patuhi perusahaan, Periksa sebelum dan setelah
penggunaan dan pemeriksaan safety harness minimal enam (6) bulan sekali. JIKA RAGU JANGAN
DIGUNAKAN

FULL BODY SAFETY HARNESS digunakan di segala situasi di mana pekrja bekerja di ketinggian di mana
ada kemungkinan untuk jatuh dari ketinggian lebih dari dua (2) meter atau di segala situasi di mana
prosedur kerja menyatakan bahwa harness harus digunakan. Sekarang teman-teman sudah mengetahui
Prinsip dan waktu menggunakan FULL BODY SAFETY HARNESS tetapi teman-teman juga perlu
memeriksa FULL BODY SAFETY HARNESS. Ada dua (2) tipe pemeriksaan yang harus dilakukan jika kita
akan menggunakan safety harness, yaitu :

– Visual Check – untuk tanda-tanda yang nyata sat digunakan, kerusakan komponen seperti tali yang
robek, sambungan yang bengkok atau patah, jahitan yang terburai, dll
– Tactile Check – Menyentuh setiap bagian harness dengan tangan untuk mengidentifikasi adanya
kerusakan yang terlewat dengan visual check.
selain itu pemeriksaan FULL BODY SAFETY HARNES juga dapat dilakukan dengan :

Memastikan bahwa tali pada safety harness tidak ada yang terpelintir, pastikan dan lepaskan setiap
pengencang
Memastikan bahwa harness sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku
Memastikan bahwa tidak ada pemakaian yang berlebihan, karat atau kontaminasi bahan kimia (minyak,
oli, cairan, dll)
harus ada orang lain yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan harness dan memastikan bahwa
semua peralatan dipasang dengan tepat
Setelah semua tahap selesai dilakukan maka teman-teman dapat memakai FULL BODY SAFETY
HARNESS : (Seperti Gambar dibawah)

cara pemakaian body hardness

Setelah Semua tahapan selesai salah satu tahap yang paling penting adalah penyimpanan karena untuk
menyimpan safety harness tidak sembarang dalam peletakan selain itu penyimpanan yang benar dapat
membuat safey harness tersebut berumur lama, bersih, rapi, dsbnya. Maka peyimpanan dan pemeriksaan
dilakukan dengan :
– Safety harness disimpan di tempat yang kering dan sejuk terhindar dari sinar matahari secara langsung

– Pemeriksaan Safety Harness minimal 6 bulan sekali

– Perawatan terhadap Safety Harness sesuai dengan instruksi yand ada karena setiap Safety harness
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Tambahan :
Bekerja di Atas Ketinggian adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan object dalam hal ini adalah
pekerja yang mempunyai resiko jatuh dari atas ketinggian yang apabila diukur dari base elevation/lantai
dasar ke titik jatuh 1.8 meter.
Sehingga menurut pendapat saya suatu kegiatan dianggap sebagai pekerjaan di atas ketinggian harus
memenuhi beberapa persyaratan :
a) Harus terdapat seseorang yang melakukan pekerjaan + memiliki potensi risiko terjatuh dari Atas
Ketinggian
b) Terdapat Lantai dasar/ Base Elevation
c) Terdapat Jarak Jatuh—Syaratnya harus ada Nilainya : 1.8 meter ( Biasanya untuk jarak jatuh refer
kepada persyaratan dan ketetapan prosedur dari perusahaan)

Dasar Hukum serta Referensi terkait dengan pekerjaan WAH : (Anda Bisa Tambahkan Sendiri Referensi
terkait dengan WAH )
a) Permenakertrans No Per 01/Men/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan
b) Permenaker No Per 05/Men/1985 Tentang pesawat angkat dan angkut Pasal 35 s/d 48
c) DJPPK Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No KEP. 45/DJPPK/IX/2008
Pedoman K3 Bekerja di Ketinggian dengan menggunakan akses tali (Rope Access)
d) UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
e) EN Standard/CEN Standard/CE Standard : EN-12277 : Harnesses, EN-12492 : Helmets, EN-12275 :
Connectors, EN-12276 : Frictional Anchors.
f) OSHA PART 1910, BS 1139 Metal Scaffolding, AS/NZS 1576 Scaffolding
g) ANSI Z133.1: Arboriculture safety requirement for pruning,repairing, maintaining, and removing trees.

Penulis

Anda mungkin juga menyukai