DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

PENYAKIT AKIBAT KERJA

dr. H. P O E R N O M O, M. K. K
DOKTER PENASEHAT
BPJS KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT

1 14/07/19
LOGO
 CURRICULUM VITAE
 NAMA : Dr. H. P O E R N O M O, M.K.K.
 PENDIDIKAN :
• S1 : KEDOKTERAN UMUM – FK UNDIP
• S2 : KEDOKTERAN KERJA – FK UI
 PEKERJAAN :
• PUSKESMAS 1985 – 1988
• DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1989 -1997
• DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 1998- 2006
• BALAI KESEHATAN KERJA MASYARAKAT (BKKM) TAHUN 2007 – 2017
• DOKTER PENASEHAT BPJS KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT
 ALAMAT :
• KANTOR : BPJS KETENAGAKERJAAN KACAB BANDUNG SUCI

• RUMAH : JL. TERUSAN JAKARTA – ANTAPANI BANDUNG

TELP. : 022 7274398
HP. : 08122344334 / 081394966980
E – MAIL : poerkesja@yahoo.com / poerkesja@gmail.com

14/07/19 2
 LATAR BELAKANG
1. PEKERJA MERUPAKAN KELOMPOK BERISIKO TINGGI
TERHADAP BERBAGAI MASALAH KESEHATAN YANG
DISEBABKAN OLEH PROSES KERJA, LINGKUNGAN KERJA,
DAN PERILAKU PEKERJA SEHINGGA BERPOTENSI
MENGALAMI PENYAKIT AKIBAT KERJA

2. SETIAP TAHUN DITEMUKAN 2,34 JUTA ORANG MENINGGAL

TERKAIT PEKERJAAN BAIK PENYAKIT MAUPUN KECELAKAAN
KERJA DAN SEKITAR 2,02 JUTA KASUS MENINGGAL TERKAIT
PENYAKIT AKIBAT KERJA (ILO,2013).

14/07/19 3
  DATA BPJS KETENAGAKERJAAN (D/H JAMSOSTEK) (2013) :,
akibat kecelakaan kerja :
• 25 kasus disabilitas/hari
• 9 kasus kematian/hari

 Dalam 1 tahun : 6.000 – 7.000 kasus disabilitas dengan

penyebaran tidak merata di Indonesia

 Data penyakit akibat kerja ???  sering tidak terlaporkan atau

masih dilaporkan sebagai Kecelakaan Akibat Kerja.

14/07/19 4
  Lokasi/bagian tubuh akibat kecelakaan kerja :
 jari,
 tangan,
 kaki,
 lengan,
 kepala dan mata
 Dari 12 juta peserta BPJS Ketenagakerjaan terdapat
103 ribu kasus kecelakaan kerja :
 4% cacat fungsi dan
 2,5% cacat sebagian (anatomi)
14/07/19 5
 PENGERTIAN
 PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) – Occupational disease
ADALAH PENYAKIT YANG MEMPUNYAI PENYEBAB SPESIFIK ATAU ASOSIASI
KUAT DENGAN PEKERJAAN DIMANA PENYEBAB UTAMANYA TERDIRI DARI
SATU AGEN PENYEBAB YANG SUDAH DIAKUI (EVIDANCE BASED).

 PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN – Work

Related Disease

ADALAH PENYAKIT YANG MEMPUNYAI BEBERAPA AGEN PENYEBAB, DIMANA

FAKTOR PEKERJAAN MEMEGANG PERANAN PENTING BERSAMA DENGAN
FAKTOR RISIKO LAINNYA DALAM BERKEMBANGNYA PENYAKIT.

 Note: Dalam Diagnosis Okupasi, kedua nya dianggap PAK

14/07/19
6
  PENYAKIT YANG MENGENAI POPULASI PEKERJA– Disease
affecting working population
ADALAH PENYAKIT YANG TERJADI PADA POPULASI PEKERJA TANPA
ADANYA AGEN PENYEBAB DI TEMPAT KERJA, NAMUN DAPAT
DIPERBERAT OLEH KONDISI LINGKUNGAN PEKERJAAN YANG BURUK
BAGI KESEHATAN.

 PENYAKIT BUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

UMUMNYA TERMASUK PENYAKIT UMUM (YANG ADA PADA

MASYARAKAT UMUM)
PAJANAN TIDAK MENYEBABKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

14/07/19 7
 Diseases at the workplace

14/07/19 8
 KRITERIA UMUM PENYAKIT AKIBAT KERJA
• ADANYA HUBUNGAN ANTARA PAJANAN YANG SPESIFIK
DENGAN PENYAKIT – HUBUNGAN TIMBULNYA GEJALA DAN
WAKTU BEKERJA

• ADANYA FAKTA BAHWA FREKWENSI KEJADIAN

PENYAKIT PADA POPULASI PEKERJA LEBIH TINGGI
DIBANDING PADA MASYARAKAT UMUM

• PENYAKIT DAPAT DICEGAH DENGAN MELAKUKAN

TINDAKAN PREVENTIF DI TEMPAT KERJA
14/07/19 9
 PRINSIP
PAK

14/07/19 10
 PENYAKIT AKIBAT WRD/PAHK
KERJA

 TERJADI HANYA DIANTARA  TERJADI JUGA PADA POPULASI

POPULASI PEKERJA PENDUDUK

 SEBABNYA SPESIFIK
 MULTI FAKTORIAL
 EXPOSE DI TEMPAT KERJA
 EXPOSE DI TEMPAT KERJA MUNGKIN MERUPAKAN SALAH
SANGAT PENTING SATU FAKTOR

 DAPAT KOMPENSASI &

 KEMUGKINAN BISA DAPAT
KOMPENSASI & TERCATAT
TERCATAT
14/07/19 11
 Mengapa Deteksi dini Penyakit Akibat Kerja /
Penyakit Akibat Hubungan Kerja penting?

 Menurunkan morbiditas
 Mencegah kecacatan
 Mengobati penyebab bukan hanya gejala
 Dapat mengidentifikasi tempat kerja yang berisiko tinggi
 Melindungi pekerja lain
 Kompensasi (jika diperlukan dan memungkinkan)
14/07/19 12
 PENYEBAB
PENYEBAB PAK
PAK

14/07/19 13
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
PAK

14/07/19 14
  ASPEK MEDIK :
 DASAR TATALAKSANA MEDIS DAN TATALAKSANA PAK
 MEMBATASI KECACATAN DAN KEPARAHAN PENYAKIT

 ASPEK KOMUNITAS
 MELINDUNGI PEKERJA LAIN

 ASPEK LEGAL
 MEMENUHI HAK PEKERJA

14/07/19 15
 Langkah 1:
7 (TUJUH ) LANGKAH DIAGNOSIS PAK (untuk
menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja) Di agnosis Klinis

Langkah 2:
Pajanan di lingkungan
kerja

Langkah 6: Langkah 3:
Adakah hub ant ara
Adakah faktor lain pajanan dengan
diluar pekerjaan Diagnosis Klinis

Langkah 4:
Apakah pajanan yg
14/07/19 16 dialami cukup besar
 Langkah 1

1. DIAGNOSIS KLINIS
- lakukanlah sesuai prosedur
medis yang berlaku
- bila perlu lakukan:
* pemeriksaan
penunjang /tambahan
* rujukan ke
Spesialis

14/07/19 17
 Langkah 2

2. PAJANAN YG DIALAMI
- Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya
- Beberapa pajanan  1 penyakit atau sebailknya
- Lakukan anamnesis :
* deskripsi pekerjaan secara kronologis
* periode waktu kerja masing-masing
* apa yg diproduksi
* bahan yg digunakan
* cara bekerja
 lebih bernilai bila ditunjang data objectif

14/07/19
18
 Langkah 3

3. APA ADA HUBUNGAN PAJANAN DG PENYAKIT

- Lakukan identifikasi pajanan
- Evidence based : pajanan-penyakit
- Bila tdk ada : pengalaman  penelitian awal

4. JUMLAH PAJANAN CUKUP ?

- Perlu tahu patofisiologi penyakit & bukti epidemiologis
- Dapat dg : kualitatif  cara kerja, proses kerja, gimana lingk.
Kerja
- Penting pengamatan
- Masa kerja
- Pakai alat pelindung sesuai, tepat ?
14/07/19
19
 Langkah 5

5. FAKTOR INDIVIDU BERPERAN

- Berapa besar berperan
- Riwayat atopi/ alergi
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Hiegene perorangan

6. FAKTOR LAIN DI LUAR PEKERJAAN

- Pajanan lain yg dapat menyebabkan penyakit  bukan
faktor pekerjaan
- Rokok, pajanan di rumah, hobi

14/07/19
20
 Langkah 7

7. MENENTUKAN DIAGNOSIS PAK

- Kaji semua langkah-langkah
- Bukti + referensi  PAK ??
- Hasil : - PAK,
- diperberat oleh pekerjaan
- bukan PAK
- Perlu data tambahan

- Ada hub sebab akibat pajanan – penyakit &

faktor pekerjaan faktor yg dianggap paling
bermakna thd terjadinya penyakit.

14/07/19
21
 Langkah 7

Kriteria kasus Okupasi

1. Pasien harus mempunyai pekerjaan / bekerja menghasilkan

dana/uang
2. Ada keluhan pada saat datang/dilakukan pemeriksaan
3. Jangan memaksakan untuk membuat diagnosis penyakit akibat
kerja  yang dilakukan membuat 7 langkah Diagnosis Okupasi.

4. Hasil Diagnosis Okupasi:

PAK / Penyakit diperberat pekerjaan / Bukan PAK / Masih butuh data

14/07/19
22
 JENIS PAK
 Jenis penyakit akibat kerja berdasarkan agen dan
pekerjaaannya sesuai dengan International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD-
10) in Occupational Health (OH) yang dikeluarkan oleh World
Health Organization (WHO)

 Keputusan Presiden RI no 22/1993

 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
• Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
 31 kelompok penyakit
14/07/19 23
14/07/19 24
 WHO CLASSIFICATION OF OCCUPATIONAL DISEASES

1. Diseases caused by agents

1.1 Chemical agents
1.2 Physical agents
1.3 Biological agents
1.4 Psychosocial
2. Diseases by target organ
2.1 Occupational respiratory diseases
2.2 Occupational skin diseases
2.3 Occupational musculoskeletal diseases
3. Occupational cancer
4. Others

14/07/19 25
 TATALAKSANA PAK

14/07/19 26
 TATALAKSANA MEDIS

 DILAKUKAN SETELAH DIAGNOSIS KLINIS

 RAWAT JALAN / RAWAT INAP
 TERAPI MEDIKAMENTOSA / LAINNYA : EDUKASI,
FISIOTERAPI, NUTRISI, DLL
 RUJUKAN KLINIS
 ADA KERAGUAN
 SUMBERDAYA KURANG MEMADAI

14/07/19 27
 TATALAKSANA OKUPASI
 SETELAH DIAGNOSIS PAK DITEGAKKAN
 SASARANNYA PADA :
 INDIVIDU PEKERJA
• PENETAPAN KELAIKAN KERJA
• PROGRAM KEMBALI BEKERJA
• PENENTUAN KECACATAN
 KOMUNITAS PEKERJA
• UPAYA PENCEGAHAN PAK
• PENEMUAN DINI PAK

14/07/19 28
 TATALAKSANA OKUPASI

14/07/19 29
 PENETAPAN KELAIKAN KERJA
 MELIPUTI PENILAIAN RISIKO, KAPASITAS DAN TOLERANSI
PEKERJA DENGAN TUNTUTAN PEKERJAANYA
 MENENTUKAN KEMBALI BEKERJA :
 TANPA KETERBATASAN (PEKERJAAN SBLMNYA)
 DENGAN KETERBATASAN (LIMITASI/RISTRIKSI)
 GANTI PEKERJAAN SESUAI KONDISI KES PEKERJA

14/07/19 30
 PROGRAM KEMBALI BEKERJA
 UPAYA YANG TERENCANA AGAR PEKERJA YANG MENGALAMI
CIDERA ATAU SAKIT DAPAT KEMBALI BEKERJA
 UPAYA TERSEBUT MELIPUTI :
 PEMULIHAN MEDIS
 PEMULIHAN KERJA
 PELATIHAN KETRAMPILAN
 PENYESUAIAN PEKERJAAN
 PENYEDIAAN PEKERJAAN BARU
 PENATALAKSANAAN BIAYA ASURANSI DAN KOMPENSASI
 PARTISIPASI PEMBERI KERJA

14/07/19 31
 PENENTUAN KECACATAN

 CACAT SEBAGIAN ANATOMI

 CACAT SEBAGIAN FUNGSI
 CACAT TOTAL TETAP

 PEKERJA BERHAK MENDAPATKAN KOMPENSASI

14/07/19 32
 TATALAKSANA OKUPASI

14/07/19 33
 UPAYA PENCEGAHAN PAK

 IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DI TEMPAT

KERJA
 PROMOSI KESEHATAN KERJA
 PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
 INFORMASI / PENYULUHAN PENGGUNAAN
APD
 IMMUNISASI (BILA PERLU)
14/07/19 34
 PENEMUAN DINI PAK

 PEMERIKSAAN KESEHATAN PRAKERJA

 PEMERIKSAAN BERKALA
 PEMERIKSAAN KHUSUS
 SURVEILANS

14/07/19 35
 CLUES FOR EARLY RECOGNITION OF
OCCUPTIONAL DISEASE
 TEMPORAL SEQUENCE:
 No problems before work
 Problems with new process
 Better on weekends/ holidays
 CLUSTERING IN TIME AND SPACE :
 Others at work suffering from the same problems
 CONSISTENCY :
 same disease occurred in other factories manufacturing
the same product with the same hazards.
14/07/19 36
 BEBERAPA
PENYAKIT AKIBAT KERJA
(Occupational Disease)
DAN
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KERJA
(Work Related Disease)

14/07/19 37
14/07/19 38
14/07/19 39
14/07/19 40
Dermatitis kontak alergi pada pekerja elektronik yang menggunakan daphne oil

14/07/19 41
 PNEUMOKONIOSIS

Gambaran radiologi pada pekerja tambang batu bara yang terkena asbestosis

14/07/19
 DERMATITIS KONTAK IRITAN

Dermatitis kontak iritan pada pekerja salon

14/07/19 43
 ASMA KERJA
Normal Asthma

14/07/19 44
 CARPAL TUNNEL SYNDROM (CTS)

14/07/19 45
 VIBRATION SYNDROM

14/07/19 46
 LOW BACK PAIN

Faktor risiko :
- Mengangkat beban berat
- Repetitif Twisting
- Bending

14/07/19 47
 PENYAKIT MATA AKIBAT KERJA

Pterigium pada pengendara ojek Keratitis pada pengelas

14/07/19 48
  Diagnosis dan tata laksana merupakan suatu langkah
sistematis dalam penanganan kesehatan seorang pekerja.
Hal ini sangat penting karena berhubungan dengan aspek
klinis dari penatalaksanaan penyakit selanjutnya dan aspek
hukum sebagai dasar penentuan kompensasi yang harus
diberikan kepada pekerja tersebut.
 Cara penentuan diagnosis okupasi ini harus melalui
sistematika tertentu, berbasis bukti (evidance based) dan
sangat dipengaruhi oleh kompetensi dokter pemeriksanya.
Langkah diagnosis okupasi ini selain untuk melindungi
pasien, juga secara tidak langsung melindungi dokter dari
tuntutan hukum.
14/07/19 49
50 14/07/19
LOGO