Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA BISNIS DALAM ISLAM:

ANALISA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)


PT. BIOFARMA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dalam Islam
Pembimbing: Dr. Hendrati Dwi Mulyaningsih, S.E., M.M., CT., CECP

Disusun oleh
Galih Nadhova Imana 20090319051

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Tidak hanya sebagai wujud tanggung jawab semata, Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan menjadi suatu strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability
perusahaan.
Hal tersebut berlaku juga pada PT. Biofarma. PT. Bio Farma sebagai pelaku industri
mempunyai tanggung jawab untuk senantiasa menjaga dan melakukan pengendalian dampak
aktivitas operasional terhadap lingkungan hidup. PT. Bio Farma berkomitmen untuk menjadi
green industry, dengan menjalankan proses bisnis yang ramah lingkungan, efektif dan efisien
dalam penggunaan energi dan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta dapat memberi
manfaat bagi masyarakat.
PT. Bio Farma menerapkan tiga pendekatan utama dalam melaksanakan kegiatan CSR,
yaitu Biodiversitas, Geodiversitas, dan Kulturdiversitas. PT. Bio Farma menjaga pemuliaan
untuk setiap spesies yang dikembangkan, melindungi segala bentuk keanekaragaman di
sumber daya hayati, dan melestarikan segala bentuk kebudayaan warisan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility


Corporate social responsibility di Indonesia terus mengalami perkembangan yang
sangat signifikan. Apalagi secara resmi, pemerintah indonesia melalui UU No.40 tahun 2007
tentang perseroan terbatas telah memerintahkan perusahaan yang bergerak dibidang sumber
daya alam untuk melaksanakan sekaligus melaporkan inisiatif corporate social responsibility.
Dengan adanya UU ini, perusahaan wajib untuk melaksanakannya, sehingga industri berperan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor
lingkungan (Rusdianto, 2013).
Corporate social responsibility merupakan tanggungjawab organisasi atas dampak dari
keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui prilaku dan
transparan dan etis, yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat, memperhatikan kepentingan stakeholder, sesuai hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma internasional, terintergrasi di seluruh aktivitas organisasi.
Dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan produk maupun jasa (Rusdianto, 2013).
Menurut Cheng dan Yulius (1) dalam Rosiana, dkk (2013) aktivitas CSR dapat
memberikan banyak manfaat, seperti: dapat meningkatkan citra dan daya tarik perusahaan di
mata investor serta analis keuangan penjualan, dapat menunjukan brand positioning, dapat
meningkatkan penjualan dan market share. Penelitian ini peneliti menggunakan standar (GRI
G3.1) untuk mengukur pengungkapan corporate social responsibility. (GRI G3.1) merupakan
jaringan organisasi non pemerintah yang bertujuan mendorong keberlanjutan dan pelaporan
lingkungan, sosial dan tata kelola. (www.globalreporting.org).
Indikator yang terdapat pada standar (GRI G3.1) yaitu;
1. Ekonomi
2. Lingkungan
3. Hak asasi manusia
4. Tenaga kerja
5. Sosil atau masyarakat
6. Tanggungjawab produksi atau produk
2.2. Profil Biofarma
a. Sejarah Biofarma
PT Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang
kepemilikan sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. PT Bio Farma (Persero)
sebagai satu-satunya produsen vaksin untuk manusia di Indonesia yang selama ini telah
mendedikasikan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk memproduksi vaksin dan
antisera yang berkualitas internasional untuk mendukung program imunisasi nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas derajat
kesehatan yang lebih baik.
PT Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu, dimana pada tahun
1890 – 1894 merupakan tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Hindia Belanda,
tepatnya pada tanggal 6 Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau
Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara Weltevreden – Batavia, yang merupakan
tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan sera di Indonesia.
Lembaga ini kemudian berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur seiring
berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, pada tahun 1895 –
1901.
Setelah tahun 1923 menempati gedung di Jalan Pasteur, nomor 28 Bandung,
lembaga ini kembali mengubah namanya menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut
Pasteur, dan tahun 1924-1942 dipimpin oleh L. Otten. Pada saat Jepang berkuasa, nama
lembaga diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di
Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.
Kegiatan lembaga ini kemudian berpindah ke Klaten, selama Bandung diduduki
Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi
Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh
R. M. Sardjito (1945-1946), dan beliau merupakan orang Indonesia pertama yang
memimpin lembaga ini. Pada tahun 1950 – 1954, Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur
di Bandung kembali menjadi tempat berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera.
Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan Belanda, pemerintah
Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur menjadi
Perusahaan Negara Pasteur. Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1961
(Lembaran Negara Tahun 1961 No.101), Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi
Perusahaan Negara Bio Farma.
Setelah melalui penelitian dan penilaian bentuk badan usaha Bio Farma resmi
menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun
1978. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi
produksi Vaksin Polio dan Campak. Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai
Perum (Perusahaan Umum), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997,
perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan
PT Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.
Bidang usaha utama PT Bio Farma (Persero) adalah memproduksi vaksin dan antisera
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan
pengembangan, pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan
laboratorium kesehatan dan imunisasi, sehingga mendapatkan keuntungan guna
meningkatkan nilai Perseroan.

b. Visi dan Misi


Visi
Menjadi produsen vaksin dan antisera yang berdaya saing global.
Misi
1. Memproduksi, memasarkan dan mendistibusikan vaksin dan antisera yang
berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta nasional, dan
internasional.
2. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan pasar.
3. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan menerapkan prinsip-
prinsip good corporate governance.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya
BAB III
PROGRAM CSR PT BIOFARMA

Sejak tahun 2011 Bio Farma telah mengadopsi ISO 26000:2010: Guidance on Social
Responsibility. Sebagai panduan dalam pelaksanaan program CSR berstandar internasional.
Dengan menjalankan standar CSR kelas dunia, Bio Farma menunjukkan komitmennya untuk
berbuat sesuatu yang dapat memberi dampak bermakna dan berkelanjutan bagi seluruh
pemangku kepentingan termasuk karyawan dan masyarakat sekitar

3.1.Visi dan Prioritas CSR


Visi dan Prioritas CSR Visi CSR Bio Farma adalah “Menjadi perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab sosial terpercaya, bereputasi global dalam pengembangan
masyarakat dan lingkungan”. Dengan visi tersebut, Bio Farma ingin mewujudkan tanggung
jawab sosial sebagai kegiatan yang memberi dampak jangka panjang dan berkelanjutan bagi
semua pemangku kepentingan.

3.2.Sasaran Wilayah
Sasaran wilayah Program CSR Bio Farma terbagi menjadi tiga wilayah (Ring) yang
dibagi berdasarkan jarak wilayah tersebut dengan lokasi Bio Farma, yaitu: • Ring-1: Warga
masyarakat yang tinggal di sekitar Bio Farma yaitu Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung dan
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. • Ring-2: Warga masyarakat Jawa Barat yang
tinggal di luar area atau yang tidak bersentuhan langsung dengan Bio Farma. • Ring-3:
Masyarakat Indonesia.
Bio Farma memiliki 9 Desa Binaan untuk melaksanakan program CSR secara
berjenjang dan berkelanjutan sesuai kapasitas dan potensi alam yang terdapat di sekitarnya.
Desa Binaan tersebut adalah: 1. Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi
2. Desa Wanajaya Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut 3. Desa Kertawangi Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat 4. Desa Pamulihan Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten
Sumedang 5. Desa Cikancung Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung 6. Desa Santolo
Kecamatan Santolo, Kabupaten Garut, 7. Desa Kokol Kecamatan Singaparna, Kabupaten
Tasikmalaya 8. Wilayah binaan perkotaan Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung 9. Desa Taman
Jaya, Kabupaten Sukabumi
3.3. Program CSR PT. Biofarma
a. Biotech for UKM
Dengan kompetensi inti di bidang bioteknologi, Bio Farma merancang program
Biotech for UKM , yang mengaplikasikan bioteknologi secara tepat guna pada bisnis usaha
kecil dan menengah (UKM) di bidang usaha perikanan, peternakan, serta pembibitan
tanaman obat dan buah-buahan. Biotech for UKM lahir dari filosofi CSR Bio Farma untuk
memberi kail serta memberi tahu bagaimana cara mengail dan menjual hasil pancingannya.
Artinya, Bio Farma melakukan capacity buliding membangun keterampilan warga.
b. Pelestarian Domba asli Garut
Bio Farma membantu melestarikan keaslian domba garut dengan melakukan upaya
pemuliaan kembali gen domba garut. Untuk itu Bio Farma menghibahkan 55 domba
garut betina dan 7 pejantan di Kampung Kudang, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten
Garut, dan memberikan pendampingan untuk melakukan proses pemuliaan yang
membutuhkan dasar pengetahuan yang baik mengenai biologi reproduksi, genetika dan
sebagainya. Proses pemuliaan dimulai dengan mengawinkan domba garut yang layak
diduga memiliki gen bagus karena memiliki silsilah yang jelas. Proses perkawinan
untuk pemurnian itu dilakukan hingga generasi keempat. Setelah generasi keempat gen
domba garut sudah bagus secara permanen jika kemudian dikawinkan dengan domba
garut lain yang asli. Bio Farma berharap program ini dapat melahirkan domba unggulan
yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

c. Program Beasiswa Smart Sejak tahun 2005, Bio Farma bekerja sama dengan DKM
Annur melaksanakan program Beasiswa Smart. Pendidikan berkelanjutan hingga
pelajar penerimanya mencapai jenjang perguruan tinggi dengan persyaratan siswa
tersebut dapat menunjukan hasil nilai belajar yang baik dan prestasi yang konsisten
d. Mobil Sehat dan Ambulans
Bio Farma Bio Farma mengoperasikan Mobil Sehat Bio Farma yang merupakan bentuk
kepercayaan dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) kepada Bio Farma dalam
melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Pemanfaatan Mobil Sehat disinergikan
dengan berbagai lembaga/organisasi seperti dengan BKKBN, perguruan tinggi, PMI serta
berbagai organisasi lainnya.
Mobil Sehat telah berkeliling ke berbagai penjuru di Indonesia menjangkau masyarakat di
seluruh wilayah pulau Jawa hingga Sumatera untuk melakukan sosialisasi tentang imunisasi,
kesehatan bahkan terkait keluarga berencana kepada warga masyarakat.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggerakan, menggalang dan menguatkan dukungan
dan komitmen seluruh komponen masyarakat bagi tercapainya sasaran program kesehatan serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mempercepat pencapaian tujuan Pembangunan
Millenium Development Goals (MDGs), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), Program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana nasional.
BAB IV
ANALISA CSR PT BIOFARMA

4.1. Pilar CSR PT Biofarma


Bio Farma memfokuskan program CSR pada 4 pilar prioritas, yaitu:
1. Bidang Kesehatan (“Sehat Bersama Bio Farma”), dengan upaya meningkatkan
standar kesehatan kelompok masyarakat tertentu seperti mengurangi angka kematian bayi,
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular dan membangun
infrastruktur kesehatan.
2. Bidang Pendidikan (“Cerdas Bersama Bio Farma”), dengan upaya memperbaiki
kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat yang difokuskan pada peningkatan keterampilan
masyarakat binaan.
3. Bidang Ekonomi (“Mandiri Bersama Bio Farma”), dengan upaya pemberdayaan
masyarakat meningkatkan kemampuan perekonomian masyarakat dan memperkuat potensi
pertumbuhan usaha skala kecil melalui program kemitraan untuk memberikan manfaat kepada
semua pihak.
4. Bidang Lingkungan (“Hijau Bersama Bio Farma”), dengan upaya melindungi dan
menjaga kualitas lingkungan hidup baik internal maupun eksternal untuk menjaga hubungan
yang harmonis antara Perusahaan dengan lingkungan alam.
4.2. Kebermanfaatan
a. Bagi Masyarakat
Program CSR yang dilakukan oleh PT Biofarma memberikan dampak langsung
terhadap masyarakat. Masyarakat mendapatkan bantuan seara langsung baik dari segi
kesehatan, pengetahuan maupun ekonomi
Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bekal kemandirian masyarakat.

b. Bagi PT Biofarma
Sebagai perusahaan besar, PT Biofarma kian dikenal oleh masyarakat. Selain itu CSR
yang cukup variative dan konsisten milik PT Biofarma menambah portofolio CSR PT.
Biofarma yang semakin dikenal di dunia internasional dan menjadi contoh BUMN
lainnya.

c. Bagi lingkungan
PT Biofarma memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan program
CSRnya yang mendukung penghijauan lingkungan, selain itu PT Biofarma juga
mendorong keaslian fauna Indonesia seperti domba garut. Hal ini menjadi poin yang
unik dan berpengaruh terhadap lingkungan
BAB V
SIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1. PT Biofarma memiliki 4 pilar prioritas dalam CSR yaitu bidang kesehatan, Pendidikan,
ekonomi dan lingkungan
2. Adanya program CSR PT. Bio Farma dapat bermanfaat bagi nilai perusahaan dan
aspek lainnya seperti masyarakat dan lingkungan
3. Sebagai perusahan yang berorientasi keuntungan, PT Biofarma menunjukkan
kepeduliannya kepada masyarakat dan lingkungan

5.2. Saran
Program CSR(Corprate Social Responbily) yang telah dilakukan PT. Bio Farma
sebagai Badan Perusahaan Milik Negara(BUMN) yang sudah berjalan baik dengan
berbagai program yang telah dibuat PT. Bio Farma,sangat membantu dan berguna untuk
masyarakat sekitar.
Saran dari penulis makalah,sarana-sarana dan program-program CSR PT. Bio Farma
harus lebih ditingkatkan lagi meski program yang telah terlaksana sudah cukup baik,karna
PT. Bio Farma sangat dibutuhkan bagi masyarakat luar
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.https://www.globalreporting.org/resourcelibrary/BahasaIndonesiaG3
Reporting Guidelines.pdf

Bio Farma. (2013). Corporate Annual Report. Bandung.

Cheng, Megawati dan Yulius Logi Christiawan. 2011. Pengaruh


Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return . Jurnal
Akuntansi dan Keuangan , 13(3), Mei 2011, h: 24-36.

Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu: Yogyakarta

Rusdianto, Ujang. 2013. CSR Communication a Framework for PR Practitionsers.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai