Anda di halaman 1dari 13

“MEMBANGUN PERUSAHAAN HIJAU (GREEN COMPANY) UNTUK

DAYA SAING BISNSIS”

Di
S
U
S
U
N
OLEH : Oktantian Palamea (31200504)
Mk : Akuntansi Lingkungan
Prodi : Akuntansi (Semester 3)

Tahun Ajaran 2021


BAGIAN 1

a. Latar Belakang Perusahaan

“ PT Bio Farma (Persero)”


Bio Farma adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang
farmasi, didirikan 6 Agustus 1890. Selama 126 tahun pendiriannya Bio Farma telah
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia
maupun mancanegara.
Seratus dua puluh tahun merupakan rentang waktu yang sangat panjang. Tak
banyak perusahaan yang bisa mencapai usia tersebut. PT Bio Farma (Persero)
merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang mampu bertahan dan terus
berkembang hingga lebih 120 tahun. Berbagai revolusi dan rezim telah dilalui Bio
Farma. Perusahaan ini pun telah beberapa kali mengalami perubahan badan hukum
untuk mengikuti perubahan zaman.
Komitmen untuk terus mengedepankan riset danpenelitian terus berlanjut di era
kemerdekaan. Walau telah beberapa kali mengalami perubahan status badan hukum,
namun komitmen itu tetap tidak pernah berubah. Ini tak lain karena Bio Farma sangat
menyadari peran pentingnya dalam membangun kesehatan bangsa.
Bio Farma terus menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga riset nasional
dan internasional dalam transfer teknologi. Bio Farma menjadi salah satu dari sedikit
produsen vaksin dunia yang memenuhi kualifikasi WHO, sehingga dipercaya untuk
memenuhi kebutuhan vaksin di lebih dari 122 negara.
Bio Farma senantiasa melakukan inovasi di berbagai bidang dengan mengacu
pada standar internasional dan sistem manajemen mutu terkini. Sejak tahun 1997,
produk Bio Farma merupakan salah satu dari sekitar 23 produsen vaksin di dunia yang
telah mendapatkan Prakualifikasi WHO. Bio Farma juga telah mendapatkan sertifikasi
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004, dan OHSAS
18001 : 2007. Atas hasil kerja keras, dedikasi dan loyalitas yang tinggi dari 900-an
karyawan perusahaan dalam mewujudkan produsen vaksin yang berstandar
internasional.
Saat ini, Bio Farma beroperasi di dua lokasi yang berbeda, yaitu Jalan Pasteur
No. 28 Bandung dengan luas lahan 91.058 m2 yang digunakan untuk fasilitas Produksi,
Penelitian dan Pengembangan, Pemasaran, serta Administrasi. Sedangkan lokasi kedua
berada di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan luas lahan 282.441 m2
yang digunakan untuk pengembangbiakan dan pemeliharaan hewan laboratorium.
Untuk mendukung kelancaran operasional, perusahaan memiliki juga Kantor
Perwakilan di Gedung Arthaloka Lt. 3 Jalan Jendral Sudirman No. 2, Jakarta.

- Proses Produksi Perusahaan :


Contoh proses produksi yang dilakukan oleh PT Bio Farma Produksi Vaksin :
 Vaksin diproduksi dengan platform virus yang dimatikan.
 Fasilitas produksi hanya digunakan untuk produksi vaksin Covid-19.
 Produksi vaksin mencakup tahapan penumbuhan Vero Cell (sel inang bagi
virus), penumbuhan virus, inaktifasi virus, pemurnian (purifikasi),
formulasi dan pengemasan.
 Sel vero merupakan sel diploid yang digunakan sebagai inang virus. Sel ini
diperoleh dari sel ginjal kera Hijau Afrika (African Green Monkey) dari
hasil penelitian tahun 1960-an dan terbukti aman untuk berfungsi sebagai
inang virus dan telah disetujui oleh WHO.
 Media pertumbuhan Vero Cell dibuat dari bahan kimia, serum darah sapi,
dan produk mikrobial. Produk mikrobial yang digunakan berasal dari
mikroba yang ditumbuhkan pada media yang terbuat dari bahan nabati,
bahan kimia, dan bahan mineral.
 Terdapat penggunaan tripsin dan beberapa enzim lainnya dalam tahap
produksi dan pemurnian. Enzim yang digunakan ini merupakan produk
mikrobial dimana mikroba ditumbuhkan pada media yang terbuat dari
bahan nabati, bahan kimia, dan bahan mineral.
 Tidak ada penggunaan bahan turunan babi dan bahan yang berasal dari
bagian tubuh manusia pada seluruh tahapan proses produksi.
 Dalam penyiapan media untuk produksi pada skala 1.200 liter ditambahkan
air murni sebanyak 1 076 liter. Selain itu, pada tahapan formulasi, juga
ditambahkan air murni sebanyak 930 – 940 liter per 1 000 liter hasil
formulasi vaksin.
 Kemasan primer produk yang digunakan terbuat dari kaca dan karet.
 Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI yang telah
memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency
Use Authorization (EUA) dan jaminan keamanan (safety), mutu (quality),
serta kemanjuran (efficacy) bagi Vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life
Sciences Co.Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero).

- Permasalahan Proses Produksi yang berdampak Pada Lingkungan:


Biasa nya permasalahan yang berdampak pada Lingkunga yang sering
terjadi adalah Permasalahan dalam hal kesehatan, kenapa demikian?karena tak
sedikit bahan yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan, yang awalnya
sebelum diproduksi memiliki efek sampiing bagi kesehatan. Bahkan obat-obatan
yang sudaj diproduksi pun masih ada yang memiliki efek samping buruk jika tidak
digunakan dengan baik atau tanpa aba-aba langsung dari pihak berwajib.

- Tindakan Perusahaan dalam Menyikapi Permasalahan Tersebut :


Yang pasti Perusahaan akan meningkankan tingkat kinerja mereka dengan
lebih berhati-hati dan menguci setiap produk yang diciptkan agar terjamin
kualitasnya dan tidak membahayakan orang banyak. Contohnya saja pada
pembuatan Vaksin- Covid 19, PT Bio Farma bahkan harus bekerja sama dengan
pemerintah dan badan Inteligen Internasional untuk dapat menjamin keamanan dan
kualitas dari produk tersebut.
BAGIAN II

1. SWOT Analisis Perusahaan


PT. Bio Farma (Persero) perusahaan BUMN yang bisnis intinya (core business)
memproduksi vaksin dan merupakan satu-satu nya produsen vaksin yang ada di
Indonesia. Vaksin bukan merupakan consumer goods dan bukan barang komoditi yang
dibutuhkan oleh setiap orang, namun sampai saat ini belum ada upaya lebih murah dan
efektif untuk mencegah penyakit infeksi selain vaksin.
Untuk mnendapatkan hasil yang maksimal dari strategi analisi yang dipilih
maka dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan matriks SWOT sebagai evaluasi
strategi perusahaan. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa: Melauli strategi tersebut, pilihan strategi Bio Farma eksisting sudah tepat atau
sesuai dengan analisis strategi yakni dengan menerapkan strategi tumbuh (agresif) pada
kuadran I dengan memperkokoh dan memperkuat kehadirannya di industri vaksin
melalui peningkatan peran penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk
baru dan melakukan efisiensi dari segala bidang.
- Kaitan Analisa SWOT perusahaan dengan Green Business: Program CSR di PT Bio
Farma mengacu pada ISO 26000:2010 sebagai Guideline for Social Responsibility.
Bentuk kepedulian dan kontribusi terhadap pembangunan nasional diwujudkan PT
Bio Farma sebagai perusahaan BUMN dalam dua program CSR yaitu program
kemitraan dan program bina lingkungan (PKBL). PT Bio Farma menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak terkait dan masyarakat melalui empat pilar utama,
yaitu program kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan hidup.
Dimana dalam hal ini PT Bio Farma juga mengunakan hasil alam dari masyarakat
untuk menbuat obat-obatan serta produk-produk kesehatan alami yang terkait
lainnya.

2. Green Company saat ini adalah sebuah keharusan bagi perusahaan karena terkait
dengan keberlanjutan bisnis, dengan mengelola faktor lingkungan sehingga tidak
mencemari dan merusak lingkungan baik pada saat diproduksi ataupun pada saat
produk atau jasa tersebut digunakan oleh pelanggan bahkan sampai ketika dibuang
(disposal).
Langkah awal untuk membangun Green Company bisa menggunakan berbagai
tolok ukur, misalnya: PROPER, ISO 26000 (khususnya yang terkait dengan
lingkungan), Green Industry untuk Manufaktur, Indikator Ramah Lingkungan untuk
Tambang Batubara (PerMen LH 04/2012), Bangunan Ramah Lingkungan (PerMen LH
08/2010), dan lain-lain.
Keterkaitan yang sangat erat antara faktor lingkungan, ekonomi dan sosial
(triple bottom line), memungkinkan perusahaan membangun Green Company pada
level perusahaan dan sekaligus pada produk dan jasanya. Bila perusahaan membangun
Green Company secara spesifik dan konsisten maka akan memberikan daya saing
terhadap bisnis secara berkesinambungan dan disisi lain akan menghapuskan kampanye
negatif terhadap perusahaan.

3. Konsep Green Company


Green company merupakan konsep dan model ideal yang ingin dicapai semua
perusahaan masa kini. Tidak semua perusahaan mampu mencapai level ini, karena
membutuhkan modal besar, kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni, teknologi
tinggi, manajemen canggih, visi terarah, komitmen kuat dan konsistensi yang prima.
Tahapan Penerapan terhadap Perusahaan:
Tahapan Green proces diartikan sebagai melakukan praktek produksi terbaik sejak
tahapan terdepan sampai penanganan di tahap akhir proses. Titik terdepan dari proses
produksi adalah penerimaan bahan baku, bahan campuran. Pihak pemasok,
kontraktor, supplier, vendor yang menjadi mitra perusahaan sudah diseleksi dengan
ketat kualifikasi kemampuannya. Para mitra haruslah yang bonafide dan sudah
bersertifikat internasional. Teknologi proses dan peralatan serta properti yang
digunakan haruslah yang terbaik pada masanya. Manajemen proses produksi juga
harus yang terbaik, sehingga tercipta efisiensi. Penanganan bahan baku dan limbah (
ko - produk) harus memenuhi persyaratan yaitu melalui teknik reduction, reuse,
recycle, replenish, revive, retrieve energy, remediation, reclamatie. Dengan
demikian tercapai kondisi zero emission.
4. Faktor Lingkungan yang Dapat dijadikan Daya Saing :
Saat ini perusahaan terutama sektor jasa yang ada di Indonesia kemungkinan
tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama
perusahaan yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan perusahaan-
perusahaan besar. Lingkungan Global (Global Environmental) Yang termasuk
lingkungan global contohnya bahasa, kultur, politik,ekonomi, campurtangan
pemerintah, tenaga kerja, pembiayaan, riset pasar, periklanan, transportasi dan
komunikas, kerjasama, kontrak-kontrak dansebagainya. Analisis persaingan (The
Fives Forces Model, Michael Porter 1985) :
1. Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama
2. Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru
3. Ancaman barang substitusi
4. Daya tawar pembeli
5. Daya tawar penjual.

5. Benchmarking Green Company:


Keterkaitan yang sangat erat antara faktor lingkungan, ekonomi dan sosial
(triple bottom line), memungkinkan perusahaan membangun Green Company pada
level perusahaan dan sekaligus pada produk dan jasanya. Bila perusahaan membangun
Green Company secara spesifik dan konsisten maka akan memberikan daya saing
terhadap bisnis secara berkesinambungan dan disisi lain akan menghapuskan kampanye
negatif terhadap perusahaan. Pada akhirnya perusahaan dituntut untuk mampu
mengkomunikasikan Green Company kepada stakeholders, baik internal perusahaan
maupun eksternal dimana pemahamannya sangat beragam. Banyak stakeholder yang
memang pakar untuk mengkritisi Green Company dan tidak sedikit yang asal bunyi
tanpa didukung alasan-alasan yang memadai dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Penolakukuran suatu perusahaan adalah dapat memahami konsep Green Company,
menetapkan pilihan dan tahapan penerapannya di perusahaan serta dapat
mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat dijadikan daya saing untuk perusahaan,
produk dan jasa serta mampu melakukan benchmarking untuk Green Company dan
kemudian mampu membuat rencana Green Company dan mengkomunikasikannya
kepada stakeholders baik internal maupun eksternal.
6. Rencana Green Company :
- Pengembangan Produk, Kemasan dan Sistem Operasi sesuai dengan Sumber Daya
Alam yang tersedia : Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin
yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan,
tetapi tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk
adalah:
1. Pemasaran.
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan
pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang
produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan.
Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan
dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta
promosi produk.
2. Perancangan (disain).
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk
fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks
tersebut tugas bagian perancangan mencakup disain engineering (mekanik,
elektrik, software, dan lain-lain) dan disain industri (estetika, ergonomi, user
interface).
3. Manufaktur.
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem produk pada proses produksi produk. Fungsi ini
mencakup pembelian, instalasi, dan distribusi.

- Pemilihan Lokasi Fasilitas Produksi yang dapat meminimumkan transportasi dalam


setiap aktivitas serta mengupayakan pengunaan sumber daya alam yang
diperbaharui (renewable): Pemilihan Lokasi pastinya disesuaikan dengan Keadaan
Produk, jika produk mudah dibawah kemana-mana maka lokasi yang dipilih harus
disesuaikan dengan keadaan, contohnya kita dapat memilih didekat perumahan agar
ramai pengunjung dan tidak mengeluarkan biaya transportasi apapun lagi dalam hal
ini dapat ditemukan dengan waktu singkat.
- Penggunaan Teknologi yang dapat menggunakan sumber daya alam setempat dan
hemat energi serta seminimal mungkin menghasilkan limbah :
Teknologi Lingkungan dan Limbah (BTLL) mempunyai tugas melakukan layanan
teknologi terkait pengelolaan lingkungan, air dan limbah. Jadi pada dasarnya semua
kembali pada produk yang diproduksi dari suatu perusahaan, Jika perusahaan
tersebut adalah perusahaan dengan Produksi Obat-obatan maka lebih ke Teknologi
terkait Pengelolaan Lingkungan : Dimana semua sumber daya yang ada disekitar
akan digunakan dan limbahnya kemudian dimanfaatkan sebaik mungkin.

- Laporan Biaya Lingkungan sesuai Usulan saya :

PT Bio Frama
Laporan Biaya Lingkungan

Biaya Lingkungan % dari biaya


operasi
1.Biaya pencegahan
1.1 pelatihan karyawan $ 600.000
1.2 merancang produk 1.800.000
1.3 memilih peralatan 400.000 2.800.000 14.0 %
2. Biaya deteksi
2.1 memeriksa proses 2.400.000
2.2 mengukur perkembangan 800.000 3.200.000 1.60 %
3. Biaya kegagalan internal
3.1 polusi operasi peralatan 4.000.000
3.2 mempertahankan 2.000.000 6.000.000 3.00 %
peralatan polusi
4. biaya kegagalan eksternal
4.1 membersihkan danau 9.000.000
4.2 memulihkan tanah 5.000.000
4.3 menimbulkan klaim 4.000.000 18.000.000 9%
kerusakan properti
Jumlah $ 30.000.000 15 %

Karena Pada dasarnya Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan


biaya produk, proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan keputusan
manajemen yang lebih baik. Tujuan perolehan biaya adalah bagaimana cara
mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan pendapatan dan memperbaiki
kinerja lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang
akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial.
- Penerapan Standar Lingkungan, Keselamatan Kerja dan Kesehatan yang biasanya
digunakan secara internasional maupun Lokal:
Untuk mencapai K3 dalam suatu Perusahaan maka perusahaan harus menerapkan
komitmen yang baik dan untuk mencapai komitmen tersebut maka perusahaaan
menetapkan:
1. Mematuhi semua ketentuan peraturan dan persyaratan lain yang relevan, terkait
dengan masalah mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
2. Berusaha mengendalikan resiko mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit kerja serta
pencemaran lingkungan maupun penurunan kepuasan pelanggan.
3. Berusaha mengendalikan aspek penting mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan terutama penggunaan sumber daya manusia, sumber daya
alam, pengelolaan kualitas udara dan penanganan limbah termasuk aspek
lainnya yang berdampak negatif terhadap mutu, keselamatan dan kesehatan
kerja serta lingkungan.
4. Menjamin seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya kompeten dengan cara
memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan tugas-tugasnya.
Menjadikan kerang-ka ini sebagai acuan dalam penetapan tujuan dan sasaran
mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
5. Berusaha agar kebijakan ini dikomunikasikan dan dapat dipahami oleh seluruh
karyawan, pihak pemasok dan sub kontraktor terkait.
6. Menjamin peningkatan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem
Manajemen mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
7. Menjamin agar kegiatan ini tersedia bagi publik yang memelukannya.

- Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menybarluaskan dan
memberikan kesadaran atas teknologi dan manajemen berwawasan lingkungan
pada seluruh komponen perusahaan :
 Melakukan sosialisasi pada kalangan masyarakat.
 Membagikan formulir keseluruh karyawan agar dapat mengembangkan
potensi teknologi.
 Menjelaskan hal-hal positif kepada semua karyawan dan peserta yang
terlibat didalamnya.

- Langkah-Langkah untuk Menciptakan “safety Zone” :


Berikut ini adalah 10 cara perusahaan dapat menciptakan dan meningkatkan
keselamatan kerja, yang akan mengarah ke lingkungan yang lebih sehat, aman, dan
produktif:
1. Staff training
Mungkin satu-satunya cara agar perusahaan dapat mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja, meningkatkan keselamatan kerja adalah melalui program
training yang lebih jelas, mudah diakses, dan lebih menyeluruh bagi semua
karyawannya. Tak peduli setinggi apa skill atau experience karyawan dalam
bidang tertentu, seperti mengoperasikan forklift atau menangani bahan-bahan
kimia, mereka tetap harus patuh mengikuti training yang ekstensif untuk semua
aspek pekerjaan. Pastikan Anda dan tim pengelola perusahaan selalu
mengupayakan teknik-teknik yang bisa diajarkan agar pekerjaan mereka lebih
mudah dan aman.
2. Pekerjakan pekerja yang kompeten
Ketika membicarakan tentang penambahan karyawan dalam tempat kerja
Anda, pastikan Anda memilih yang terbaik dari yang paling baik. Meskipun
Anda harus menggaji mereka sedikit lebih tinggi, lakukanlah. Mempekerjakan
seseorang dengan tergesa-gesa hanya karena bagian produksi sedang sibuk-
sibuknya dan membutuhkan karyawan baru sekarang juga, bukan berarti Anda
bisa berkompromi dengan kualitas. Dengan mempekerjakan karyawan yang
berkualitas maka mereka akan mengurangi risiko kecelakaan kerja.
3. Mengutamakan keselamatan di tempat kerja
Semua berawal dari Anda. Jika Anda sebagai bos bertindak tegas pada
peraturan keselamatan kerja dan berkomitmen, para pekerja akan mencontoh
perilaku bahwa mereka harus mengutamakan keamanan dan keselamatan,
meskipun dalam situasi produksi yang sedang tinggi-tingginya.
4. Perhatikan apa yang Anda berikan
Ketika Anda menghadiahi karyawan karena telah menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu atau bahkan sebelum deadline, secara tidak langsung
Anda menghalalkan segala cara asalkan pekerjaan terselesaikan. Hal itu dapat
berbahaya karena akan cenderung membuat mereka berkompromi terhadap
keselamatan dan keamanan demi meningkatkan produksi, jadi sebaiknya Anda
bisa menjelaskan kembali bahwa semua karyawan lebih penting menjaga
keselamatan kerjanya daripada memproduksi dalam jumlah yang besar-besaran.
5. Pasang rambu
Bahkan karyawan Anda yang paling safety-orientedpun kadang
melupakannya. Coba pasang di beberapa area kerja sebuah tanda/rambu yang
akan selalu mengingatkan setiap orang akan risiko kerja yang selalu
membayangi dan apa yang harusnya mereka lakukan untuk mematuhi peraturan
keselamatan. Beberapa contoh yang bisa dicoba adalah dengan memasang tanda
bertuliskan “helmet area” atau sign “cuci tanganmu” di area kamar mandi.
6. Berikan perlengkapan keselamatan yang mereka butuhkan
Jika Anda tidak menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan agar mereka
tetap aman dalam lingkungan kerja, seperti helm, sepatu boots berujung baja,
perangkat keselamatan dan bahkan kacamata safety, Anda tidak bisa berharap
bahwa mereka akan mengambil tindakan pencegahan. Dengan menyediakan
perlengkapan yang mudah diakses dengan segera maka akan meningkatkan
kepatuhan mereka akan keselamatan kerja.
7. Terus mencari cara untuk dikembangkan
Keselamatan kerja bukanlah hal yang static. Akan selalu ada ruang untuk
pengembangan, maka lakukanlah brainstorming dengan karyawan untuk
mencari tahu cara untuk meningkatkan awareness mereka akan keselamatan
kerja baik bagi teknisi mesin atau orang-orang sekitar yang berjalan melewati
depan pabrik.
8. Usahakan selalu bersih
Lingkungan kerja yang berantakan memiliki potensi akan terjadinya
kecelakaan kerja. Pastikan ruang kerja Anda selalu bersih, rapi, dan kering agar
aman bagi semua orang. Pastikan juga para karyawan memahami pentingnya
ruang kerja yang bersih dan selalu tanamkan pada mereka untuk tetap bersih.
9. Lakukan maintenance pada semua mesin dan peralatan
Mesin produksi, peralatan dan perlengkapan yang baik adalah resep
kesuksesan. Jika tidak diimbangi dengan perawatan secara berkala, barang-
barang ini tidak akan berfungsi dengan baik. Ini bukan hanya menurunkan
efisiensi dan produksi karena waktu akan terbuang untuk mereparasi serta
menambah risiko karyawan ketika menggunakan mesin yang tidak berfungsi
dengan baik.
10. Memberi reward yang aman
Daripada menghadiahkan reward pada karyawan yang melampaui target
produksi namun menjadi acuh dan tidak peduli tentang keselamatan, lebih baik
beri hadiah bagi karyawan yang telah menaati semua peraturan keselamatan dan
secara konsisten bekerja dengan efisien. Dengan lebih mengedepankan
keselamatan daripada kuantitas produksi, Anda telah menghadiahkan value dari
pencapaian daripada melihat hasil akhirnya.

- Hal-hal yang dapat saya sarankan kepada perusahaan dengan mempertimbangkan


SWOT analisis yang telah saya buat :
Saran yang dapat saya berikan terhadap perusahaan yaitu :
Lebih mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan sebaiknya mulai diperbaiki, Perusahaan
juga harus memanfaatkan peluang yang ada untuk merebut pangsa pasar dan
diharapkan mampu mencapai tujuan perusahaan. Selain itu ancaman yang ada tidak
boleh dihiraukan, perusahaan harus memiliki tindakan preventif dalam menghadapi
segala acaman yang muncul. Posisi perusahaan yang kuat dibandingkan dengan
pesaingnya dalam hal kualitas SDM, sebaiknya menjadi motivasi perusahaan dalam
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Serta lebih meningkatkan pelayanan
prima serta layanan purna jual dapat dilakukan melalui penanganan cepat pada
keluhan konsumen dan melayani dengan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
dan memperbaiki fasilitas gedung supaya menarik pelanggan yang datang dan juga
Perbaikan efisiensi waktu dalam melayani pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai