Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu aspek penting yang dapat memberikan pengaruh terhadap


keberhasilan suatu perusahaan adalah peran dari seorang pemimpin (Winarto, 2005).
Jika peran pemimpin baik maka perusahaan akan berkembang dan namun jika peran
pemimpin buruk, maka perlahan perusahaan akan jatuh. Salah satu unsur dasar
pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang memilki integritas yang tinggi
(Maedjaja, 1995). Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi, dapat kita lihat dari
cara pemimpin tersebut bersikap dan berperilaku dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya misalnya dengan tidak melakukan tindakan pelanggaran etika dalam
berbisnis.

Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai tata cara
hidup yang baik, aturan dan kebiasaan hidup yang baik (Keraf, 2010). Perkara yang
biasanya muncul dalam etika mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan manusia
khususnya di kalangan masyarakat yang melanggar agama dalam kehidupan mereka.
Oleh karena itu penting bagi setiap orang termasuk pemimpin sebuah perusahaan
untuk memeluk dan taat pada suatu kepercayaan atau agama karena dalam masing-
masing agama terdapat nilai-nilai kebajikan dan kebenaran mutlak yang terkandung
dalam ajarannya yang dapat dipergunakan untuk melihat nilai-nilai yang terkandung
di dalam etika.

Selain itu perusahaan wajib menerapkan kode etik. Kode etik diterapkan di
setiap perusahaan dengan tujuan agar dapat menjadi acuan bagi semua pihak di dalam
perusahaan serta pihak luar yang terkait dengan usaha perusahaan dalam
melaksanakan tugas dan pengambilan keputusan dan juga perusahaan akan
mendapatkan reputasi yang baik, perlindungan atas tuntutan hukum yang mungkin
terjadi dan pada akhirnya terwujud kemakmuran dan keberhasilan usaha yang
berkelanjutan. Contohnya yaitu PT. Mastrotto Indonesia dimana perusahaan yang
memproduksi jok kulit telah menerapkan kode etik yang berlaku bagi semua
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut seperti perusahaan mempunyai aturan
bahwa jam masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.

1
Universitas Kristen Petra
Apabila lebih dari 5 menit akan dikenai sanksi dalam bentuk surat peringatan atau
hukuman yang lainnya. Lalu setiap karyawan harus lapor kepada atasan masing-
masing departemen jika ingin ijin keluar kantor sehingga, tidak ada karyawan yang
dapat keluar kantor untuk menyelesaikan permasalahan di luar pekerjaan kantor
( Indo Trading, 2010).

Lalu PT. Pupuk Kalimantan Timur yang telah berhasil menerapkan kode etik
dan berdampak sangat luas terhadap lingkungan kerja perusahaan yaitu seluruh
barang-barang pesanan dikeluarkan oleh bagian gudang. Hal ini akan membantu
perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari dan mencegah
terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan gudang di dalam menghitung
jumlah pemesanan pelanggan. Perusahaan tersebut juga menerapkan aturan lain
seperti penggunaan internet hanya untuk urusan pekerjaan sehingga karyawan tidak
dapat melakukan kegiatan lain di dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab masing-masing pekerja. Semua aturan tersebut akan menjadi
tugas dan tanggungjawab tim integritas dan GCG ( Good Corporate Governance )
berwenang menyatakan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran atas kode etik
perusahaan. Apabila ada karyawan yang melanggar aturan tersebut maka pelanggaran
terhadap kode etik perusahaan ini akan ditindaklanjuti secara tegas dan konsisten oleh
pihak perusahaan. ( Rahma, 2012).

Selanjutnya yaitu masalah yang dialami oleh PT. Ajinomoto yang bermula
dari tahun 2001 yaitu sebuah perusahaan yang memproduksi bahan penyedap
makanan atau vitsin. Akan tetapi, muncul masalah yang mencengangkan masyarakat
Indonesia karena ternyata perusahaan tersebut memproduksi lemak babi lalu
dimasukkan ke dalam vitsin tersebut. Manajer PT Ajinomoto Indonesia Tjokorda
Bagus Sudarta, Ajinomoto mengakui bahwa mereka menggunakan bactosoytone yang
diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi
dari daging sapi karena lebih ekonomis. Ekstraksi ini hanya medium dan tidak
berhubungan dengan produk akhir. Sehingga tidak benar bahwa produk akhir MSG
Ajinomoto mengandung unsur enzim babi yang dikenal sebagai “porcine”
(ULF,2001).

2
Universitas Kristen Petra
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT
Megasari Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT
Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai
jenis pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat
nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga
mengekspor produknya ke luar Indonesia.

Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur


dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan
Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di
pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan
manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan,
gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata
sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos
(zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia).
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis
semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum
Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta
Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga
yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara
yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT. ( Nafi, 2006).

Adapun fenomena yang lain yang sedang terjadi di perusahaan MNC milik
Harry Tanoe. Kejadian ini bermula dari tahun 2013. Tiga stasiun televisi milik MNC
Group Terindikasi melakukan pelanggaran etika dalam kegiatan penggalangan dana
publik. Sebanyak 50-80 persen siaran penyaluran bantuan di RCTI, Global TV, dan
MNC TV mengabaikan peran publik dengan tidak menyebut bantuan bagi korban
banjir sebagai sumbangan pemirsa. Pada siaran yang memberitakan penyaluran
bantuan, pemilik MNC Group, Harry Tanoe, muncul sebanyak 90-100 persen. Hal
lain yang menjadi masalah etika adalah adanya penggabungan rekening bank, seperti
yang tampak pada program Beasiswa Obsesi di Global TV, di mana yang digunakan
adalah rekening Global TV Peduli ( Syatila, 2013).

3
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan fakta di atas dapat kita lihat bahwa PT. Ajinomoto yang secara
sengaja memasukkan bahan tambahan berupa lemak babi ke dalam vitsin tersebut
karena masyarakat Indonesia mayoritas Islam maka produk tersebut harus di tarik
kembali. Dengan demikian, perusahaan tersebut menggunakan etika evolusionisme
karena penambahan lemak babi tersebut belum terdaftar di MUI. Lalu PT. Megarsari
Makmur dalam berbisnis tidak mempertimbangkan hal-hal yang akan merugikan
pihak konsumen, melainkan hanya memikirkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam
hal ini peneliti melihat adanya penggunaan etika utilitarianisme oleh PT. Megarsari
Makmur. Pada perusahaan televisi MNC Group peneliti melihat adanya indikasi
penggunaan etika pragmatisme, di mana dalam ketiga kasus di atas peneliti tidak
melihat adanya penggunaan etika deontologi karena tidak adanya kebenaran yang
mutlak yang digunakan sebagai prinsip dasar ketiga perusahaan di atas dalam
berbisnis sehingga terjadi pelanggaran-pelanggaran yang kemudian menyebabkan
kerugian bagi pihak lain.

Pada kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian lebih dalam mengenai
industri plastik dimana perusahaan ini sudah dikenal cukup luas oleh masyarakat
sekitar dan perusahaan tersebut adalah PT. Pendawa Polysindo Perkasa. PT. Pendawa
Polysindo Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri plastik,
khususnya kantong plastik yang digunakan untuk membungkus makanan dan
minuman. Awal berdiri perusahaan ini pada tahun 1990 hingga saat ini, perusahaan
ini mempunyai alamat di JL Wonoayu Raya, No. 8-10, Pasuruan, Jawa Timur, 61261,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan di Indonesia sejak 27 tahun yang lalu, yang
berawal dari biji plastik hingga kini telah menjadi produsen resmi kantong plastik
yang telah banyak digunakan oleh banyak orang, dimana produk plastik tersebut
selalu di perbarui dengan kualitas dan inovasi yang lebih unggul dari tahun-tahun
sebelumnya sehingga kantong plastik tersebut dapat digunakan oleh konsumen dalam
melakukan kegiatan usahanya.

PT. Pendawa Polysindo Perkasa sudah cukup dikenal dikalangan para pebisnis
terutama di bidang industri plastik karena perusahaan ini sudah cukup lama berdiri
dan cukup berkembang. Adapun proses-proses yang terjadi di perusahaan tersebut
antara lain, pencampuran bahan atau tahap pencampuran oleh gudang bahan baku lalu,
dilakukan proses ( pemanasan, pelelehan, penarikan, dan pendingin) atau tahap
pemrosesan yang juga dilakukan oleh gudang bahan baku setelah itu baru dilakukan

4
Universitas Kristen Petra
tahap terakhir yaitu tahap penyelesaian berupa pemotongan, pengelasan, dan
pemeriksaan barang oleh bagian gudang bahan jadi sebelum produk plastik tersebut di
kirim ke distributor atau pelanggan. Namun terkadang ada beberapa kendala di dalam
melakukan semua proses tersebut sehingga, timbulah suatu masalah yang memerlukan
waktu yang lebih lama untuk melakukan pengecekan ulang.

Namun terkadang dalam proses-proses bisnis yang dilakukan tidak berjalan


mulus. Masalah yang sering terjadi di dalam PT. Pendawa Ploysindo Perkasa yaitu
terjadinya salah kirim yang disebabkan oleh ketidaktelitian kepala gudang di dalam
memeriksa ketidaksesuaian data pesanan pelanggan. Misalnya, ada seorang pelanggan
yang memesan 10 kg plastik, tetapi pada saat pesanan sampai ke pelanggan hanya 9
kg maka 1 kg plastik yang tertumpuk di tempat lain menjadi pertanggungjawaban
kepala gudang di dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari kejadian tersebut,
peneliti melihat adanya pelanggaran prinsip etika yaitu tanggungjawab karena, dalam
kasus tersebut perusahaan khususnya bagian kepala gudang kurang terstrukturnya
sistem di perusahaan tersebut dan kurang teliti di dalam melakukan pengawasan pada
saat melakukan penataan barang yang akan di kirim ke pelanggan.

Selanjutnya yaitu perusahaan ini seringkali mengutamakan pelanggan yang


mengambil plastik dalam jumlah besar yang seharusnya perusahaan bersikap adil
kepada semua pelanggan entah itu pelanggan besar atau kecil. Maka dari itu saya
sebagai peneliti melihat adanya penggunaan etika utilitarianisme di dalam berbisnis
karena perusahaan mengutamakan pelanggan besar daripada pelanggan kecil. Melalui
penelitian ini penulis ingin melihat lebih jauh bagaimana penerapan konsep etika
bisnis pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa dalam menjalankan bisnisnya yang
berhubungan dengan pemasok, pelanggan, karyawan, dan pemerintah. Perusahaan
tersebut perlu menerapkan etika bisnis sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “Implementasi


Etika Bisnis pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana implementasi etika bisnis pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa?

5
Universitas Kristen Petra
1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui implementasi etika bisnis dalam PT. Pendawa Polysindo


Perkasa.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Peneliti

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini maka dapat menambah


wawasan mengenai penerapan etika bisnis pada tiap perusahaan.

2. Universitas

Memberikan referensi bagi Universitas untuk semakin kompleks dalam


membahas mengenai etika bisnis.

3. Perusahaan

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat


bagi perusahaan dan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan di dalam
menjalankan bisnisnya.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi penelitian pada sikap dan
perilaku perusahaan yang berhubungan bisnis dengan pemasok, pelanggan, dan
karyawan. Penulis hanya melakukan penelitian lebih dalam mengenai pola pikir
perusahaan dan penerapan etika bisnis yang diterapkan oleh pemimpin PT. Pendawa
Polysindo Perkasa.

6
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai