Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT. MEGASARI MAKMUR

MANAJEMEN STRATEGIK

(Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Evaluasi Akhir Semester (EAS) Pada
Mata Kuliah Manajemen Strategik)

Disusun Oleh:

Dewinta Wila Petrus

NIM: 1120069

FAKULTAS ILMU BISNIS DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Waingapu, Desember 2022

Dewinta Wila Petrus


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita tahu banyak obat nyamuk di luar sana saat ini, salah satunya adalah PT. Obat
nyamuk HIT ternama, diproduksi oleh Megasari Makmur. Obat nyamuk ini pertama kali
diproduksi pada tahun 1996. Selain obat nyamuk bakar, PT Megasari Makmur juga
memproduksi banyak produk lainnya, seperti pengharum ruangan dan tisu basah. Obat nyamuk
HIT ini juga dikenal sebagai obat nyamuk yang murah dan tahan lama. Karena itulah obat
nyamuk HIT ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Obat nyamuk HIT dari PT. Megarsari Makmur telah dinyatakan ditarik dari peredaran
karena zat aktif yang dikandungnya, propoxur dan dichlorvos, dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia. Kementerian Pertanian dalam hal ini Komisi Pestisida melakukan
inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, seperti keracunan darah, penyakit saraf, pernafasan, seluler dan hati. Kanker dan
kanker lambung.

HIT yang dihadirkan sebagai obat nyamuk yang efektif dan murah ternyata sangat
berbahaya karena tidak hanya menggunakan propoxur tetapi juga dichlorvos (zat turunan klorin
yang telah dilarang di seluruh dunia selama puluhan tahun). Obat nyamuk berbahaya yang
dinyatakan HIT adalah tipe HIT 2.1 A (tipe spray) dan HIT 17 L (pengisian cairan). Selain itu,
LBH Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Polda Metro Jaya pada 11 Juni 2006.
Korban adalah seorang ibu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan setelah menghirup udara segar yang disemprot HIT. Tindakan terhadap nyamuk.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kasus di atas maka di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?
2. Mengapa mereka menggunakan zat berbahaya tersebut?
3. Bagaimana mereka bisa menjual produk dengan zat berbahaya?
4. Apa saja prinsip etika bisnis yang sudah dilanggar PT. Megasari Makmur?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui siapakah yang bertanggung jawab atas hal tersebut.


2. Mengetahui mengapa mereka menggunakan zat tersebut.
3. Mengetahui mengapa mereka menjual produk dengan zat berbahaya.
4. Mengetahui apa saja prinsip etika bisnis yang telah di langgar oleh PT. Megasari
Makmur.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di susun guna untuk memenuhi tugas Evaluasi Tengah Semester (EAS) pada
mata kuliah Manajemen Strategik.

1. Manfaat secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman peneliti dibidang manajemen strategi.

2. Manfaat secara Praktis


a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi bagi perusahaan
untuk mengambil kebijakan atau keputusan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,wawasan, dan pengalaman secara langsung
dalam menghadapi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Menjadi wirausahawan bukan hanya tentang kemampuan mengembangkan produk dan


memasarkannya ke pasar yang seluas-luasnya. Pengetahuan dalam produksi atau pemasaran
tidak cukup untuk mencapai kesuksesan bisnis yang nyata. Pengusaha harus memperhatikan
etika bisnis untuk mencapai kesuksesan yang baik.

Apa yang dimaksud dengan etika dalam bisnis? Para sarjana mendefinisikan etika
bisnis dalam berbagai cara. Menurut Sumarn, etika bisnis mengacu pada masalah penilaian
transaksi dan perilaku yang berkaitan dengan kebenaran atau kejujuran perusahaan (1998:21).

Menurut Muslich, etika bisnis adalah pengetahuan tentang manajemen bisnis yang ideal
dan perilaku manajemen, dengan mempertimbangkan standar dan konsep moral yang berlaku
umum (2004:9).

Menurut Bertens, etika bisnis bahkan lebih jauh dari peraturan hukum dan bahkan
melampaui standar minimum peraturan hukum, karena seringkali terdapat wilayah abu-abu
dalam bisnis yang tidak diatur oleh undang-undang (2000).

2.2 Prinsip-prinsip Etika Bisnis

• Prinsip Kejujuran

Prinsip etika bisnis merupakan nilai inti untuk mendukung keberhasilan perusahaan. Bisnis
berhasil jika dijalankan dengan integritas. Baik untuk karyawan, konsumen, pemasok dan
pihak lain yang terlibat dalam bisnis ini. Dalam aplikasi bisnis yang dilandasi kejujuran,
prinsip yang paling utama adalah kejujuran pengguna terhadap dirinya sendiri. Namun, jika
prinsip kejujuran pada diri sendiri dapat diterapkan oleh setiap atasan atau manajer
perusahaan, maka dijamin pengelolaan usaha dilakukan sesuai dengan prinsip kejujuran
kepada semua pihak yang terlibat.

Dengan prinsip kejujuran diatas tentunya semua Perusahaan melanggar prinsip kejujuran
karena merugikan banyak konsumen, yaitu dengan menggunakan bahan aktif berbahaya
pada obat nyamuk tersebut, yang menimbulkan beberapa akibat yang fatal, yaitu gangguan
kesehatan, bahkan lebih buruk lagi, dapat menyebabkan kanker hati dan kanker lambung.

• Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini menekankan bahwa dalam semua transaksi tidak boleh merugikan orang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa setiap orang memiliki harkat dan martabat manusia yang
harus dihormati.

Dalam Prinsip Integritas Moral, PT. Magasari makmur melanggar etika bisnis dengan
menggunakan bahan aktif dalam produknya, sehingga mengakibatkan 1 orang korban
meninggal dunia.

• Prinsip Otonomi

Otonomi dalam etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang untuk mengambil
tindakan dan keputusan berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang menurutnya
benar dan apa yang dapat dia lakukan. Ketika orang sadar memenuhi tanggung jawabnya
dalam bisnis, dia sudah memiliki prinsip independensi dalam etika bisnis.

Dalam kasus PT. Megasari Makmur, beberapa pihak menggunakan kekuasaannya untuk
melakukan tindakan curang guna menurunkan biaya produksi pabrik. Mereka tahu bahwa
mereka melakukan sesuatu yang buruk dan tidak baik, sehingga perusahaan meminta maaf
dan juga mengganti barang dengan produk baru yang tidak mengandung zat berbahaya,
tetapi perusahaan juga harus memikirkan efek negatif yang akan dialami konsumen jika
digunakan. Dalam jangka panjang. Sebagai produsen, kami menawarkan produk
berkualitas yang aman bagi kesehatan konsumen dan kami menawarkan harga terjangkau
yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.

• Prinsip Keadilan

Dalam hal ini, adil berarti semua pihak yang bertransaksi berhak mendapatkan perlakuan
yang sama berdasarkan peraturan yang berlaku. Dengan cara ini, semua pihak dalam
operasi harus secara langsung atau tidak langsung memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan.

Dengan asas keadilan tersebut di atas, dapat dipastikan bahwa semua pihak yang terlibat di
dalamnya turut serta melanggar prinsip-prinsip etika bisnis, menggunakan beberapa produk
aktif yang berakibat fatal bagi mereka yang menggunakannya untuk pelanggan. Bahkan,
sudah ada satu korban yang jatuh sakit akibat pelanggaran tersebut.

• Prinsip Saling Menguntungkan

Asas saling menguntungkan berarti bahwa perjanjian itu bermanfaat bagi semua pihak yang
terlibat. Dalam praktek prinsip ini diwujudkan dalam proses bisnis yang baik, dimana
pengusaha ingin memperoleh keuntungan dan konsumen ingin mendapatkan barang atau
jasa yang memuaskan.

Dalam hal ini, PT Megasari Makmur tidak diperbolehkan menggunakan bahan-bahan yang
dilarang karena berbahaya bagi konsumen. Mengejar keuntungan memang besar, tetapi
yang terpenting adalah kepuasan konsumen dan kualitas produk yang baik, karena yang
terpenting adalah konsumen, jika kita membuat produk dengan bahan yang aman dan juga
berkualitas tinggi, konsumen akan terus menggunakan produk tersebut. Kami menyediakan
manufaktur dan kami menguntungkan kedua belah pihak antara konsumen dan perusahaan.

2.3 Analisis

Di perusahaan modern, tanggung jawab untuk operasi bisnis sering dibagi antara
beberapa mitra. Kegiatan bisnis biasanya terdiri dari tindakan atau kelalaian dari orang-orang
yang berbeda yang bekerja sama sedemikian rupa sehingga tindakan atau kelalaian mereka
bersama-sama mengarah pada operasi perusahaan. Jadi siapa yang bertanggung jawab atas
kegiatan produksi bersama?

Menurut pandangan tradisional, mereka yang secara sadar dan bertanggung jawab
memenuhi persyaratan perusahaan bertanggung jawab secara moral.

Berlawanan dengan pandangan para kritikus terhadap pandangan tradisional bahwa


ketika suatu kelompok terorganisir bertindak bersama sebagai suatu korporasi, kegiatan
bisnisnya dapat disebut sebagai tindakan kelompok, dan dengan demikian tindakan kelompok,
bukan tindakan individu, dianggap sebagai tindakan kelompok. bertanggung jawab atas
tindakan ini. Tradisionalis berpendapat bahwa sementara kita kadang-kadang menargetkan
kelompok korporasi, fakta hukum ini tidak mengubah realitas moral yang mendasari semua
tindakan korporasi. Setiap orang yang secara sukarela dan sukarela ikut serta dalam suatu
kegiatan bersama dengan pihak lain dan bermaksud untuk mengarahkan kegiatan Perseroan
memikul tanggung jawab moral atas kegiatan tersebut.

Namun, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan "dengan sukarela dan
sukarela terlibat dalam kolusi" untuk melakukan tindakan perusahaan atau memajukan tujuan
perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus
bertanggung jawab secara moral atas setiap aktivitas perusahaan yang didukungnya, seperti
sekretaris, pegawai atau petugas kebersihan di perusahaan. Faktor yang meringankan,
ketidaktahuan dan ketidakmampuan dalam organisasi bisnis birokrasi berskala besar, akan
sepenuhnya menghilangkan tanggung jawab moral seseorang. Kita tahu bahwa etika bisnis
adalah studi tentang moral yang benar dan salah. Studi ini berfokus pada standar moral yang
diterapkan dalam politik, institusi dan bisnis. Etika bisnis adalah studi tentang standar formal
dan bagaimana standar tersebut diterapkan pada sistem dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan bagaimana
penerapannya pada orang-orang dalam organisasi.

Dari kasus di atas terlihat bahwa perusahaan melanggar etika bisnis terhadap prinsip
kejujuran, bahkan perusahaan besar berani melakukan tindakan curang untuk menekan biaya
produksi produk. Tujuan mereka hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan biaya
produksi yang minimal. Mengabaikan masalah kesehatan konsumen dan mengizinkan
penggunaan zat berbahaya dalam produk mereka. Dalam kasus HIT, diklorfos sengaja
ditambahkan untuk membunuh serangga, padahal menurut kesehatan manusia, zat ini dapat
menyebabkan kanker hati dan perut jika terhirup melalui saluran pernapasan.

Dan meskipun perusahaan meminta maaf dan juga mengganti barang dengan produk
baru yang tidak mengandung zat berbahaya, perusahaan juga harus mempertimbangkan efek
negatif yang dialami konsumen ketika digunakan dalam jangka panjang. Sebagai produsen,
kami menawarkan produk berkualitas yang aman bagi kesehatan konsumen dan kami
menawarkan harga terjangkau yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.

2.4 Undang-undang
Jika dilihat menurut UUD, PT Megarsari Makmur sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :

1. Pasal 4, hak konsumen adalah :

Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa”.

Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa”.

PT Megarsari tidak pernah memperingatkan konsumen tentang adanya zat berbahaya dalam
produknya, yang membahayakan kesehatan konsumen karena pengurangan biaya produksi
HIT.

2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :

Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan”

PT Megarsari tidak pernah memberi indikasi penggunaan pada produk mereka, dimana
harusnya apabila sebuah kamar disemprot dengan pestisida, harus dibiarkan selama setengah
jam sebelum boleh dimasuki lagi.

3. Pasal 8

Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau


jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan”

Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”

PT Megasari tetap memasarkan produknya meskipun produk HIT tidak memenuhi standar dan
ketentuan produk. Seharusnya produk HIT disingkirkan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, namun mereka tetap menjualnya meskipun menjadi korban produk tersebut.

4. Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan”

Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”

Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi”

Menurut pasal tersebut, PT Megarsari harus memberikan ganti rugi kepada konsumen karena
telah merugikan para konsumen.

2.5 Uji Awal HIT Tidak Ada Disklorovos

Kementerian Pertanian melarang peredaran obat nyamuk Hit 2.1 A dan Hit 17L. Produk
berbahaya ini lolos uji karena pada tes aslinya tidak mengandung zat berbahaya dichlorvosin
yang memiliki efek samping terhadap kesehatan manusia seperti kanker hati dan perut. Saat
inspeksi mendadak ke produsen Hit PT Megasari Makmur, Kementerian Pertanian menemukan
kadar zat berbahaya ini dalam dua produk obat nyamuk Hit. Produk Hit 2.1A ditemukan
mengandung 1,0 persen diklorometana. dan lingkungan), kata Benny Wahyudi, Dirjen Industri
Pertanian dan Kimia. PT Megasari Makmur menarik produk berbahayanya. pikir mereka
menelepon kembali.

Komisi Pestisida memberi waktu dua bulan, bagus karena ada transisi. Beda dengan di
luar negeri yang bisa langsung dibatalkan,” tambah Benny. Kenapa Hit Pass? Tapi kami belum
tahu proses produksinya. Siapa tahu setengah jalan,” ujarnya. Benny juga menilai, Komisi
Pestisida Departemen Pertanian yang melakukan pengujian awalnya tidak menemukan zat
berbahaya. "Saya yakin dia tidak menggunakannya saat diuji oleh Komisi Pestisida
Departemen Pertanian. Jika kita mengetahuinya sejak lama, itu akan dilarang sejak lama,"
katanya. “Dealer belum tentu tahu persis kegunaannya karena dicampur dengan produsen,”
ujarnya. Menurut Benny, dalam hal ini produsen bisa dituntut berdasarkan UU Perlindungan
Konsumen. Benny sendiri mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak soal itu, karena izin
industri kini dilimpahkan ke daerah dalam otonomi daerah. "Dan organisasi konsumen yang
aktif harus bisa mengendalikan itu," katanya.

2.6 Ukuran Moralitas

Bertens (2013) mengemukakan tiga ukuran moralitas dalam bisnis yang dapat
digunakan untuk mengukur sudut pandang moral dan prinsip integritas moral, yaitu :

• Hati Nurani

Setiap keputusan yang dibuat dengan hati nurani adalah baik. Orang yang mengambil
keputusan dengan mengingkari hati nuraninya secara tidak langsung sedang
menghancurkan integritas pribadinya.

Dalam kasus PT Megasari Makmur merupakan contoh perusahaan yang tidak menerapkan
prinsip kewaspadaan, karena perusahaan tersebut menggunakan bahan baku yang
berbahaya seperti pestisida yang pengaruhnya dapat membahayakan kesehatan manusia
seperti darah. Peracunan , penyakit susunan saraf, penyakit saluran pernapasan, gangguan
sel, kanker, kanker hati dan perut, terbukti PT Megasari Makmur hanya memikirkan
keuntungan tanpa memikirkan kesehatan konsumen.

• Kaidah Emas

Cara yang lebih objektif untuk menilai aspek baik dan buruk dari perilaku moral adalah
dengan mengukurnya terhadap aturan emas (positif), yaitu:

“Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan”, mengapa? Tentu setiap
orang ingin diperlakukan dengan baik. Tetapi manusia berperilaku dengan benar (dari sudut
pandang moral). Formulasikan aturan emas secara negatif:

“Jangan lakukan pada orang lain apa yang tidak ingin kamu lakukan padamu.” Dari aturan
ini dapat disimpulkan bahwa seseorang berperilaku tidak konsisten. Ketika dia menyakiti
orang lain, dia tidak ingin hal buruk terjadi padanya. Namun, dia berperilaku dengan cara
yang tidak baik (dalam hal moral).

Dalam hal ini, aturan emasnya adalah orang harus berbuat baik jika ingin orang lain
menghargainya dengan baik (positif). PT MAGASARI MAKMUR bisa menjual banyak
obat nyamuk karena murah dan tahan lama, tapi negatifnya jangan berbuat jahat kalau tidak
mau orang menilai anda buruk. Seperti diketahui, PT MAGASARI MAKMUR menuntut
pajaknya.

• Pemilihan Umum

Pemilihan umum adalah untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku
adalah menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga
audit sosial. Sebagaimana melalui audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial
suatu perusahaan dipastikan, demikian juga kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh
penilaian masyarakat umum.

Dalam kasus ini, tentunya PT. Megasari Makmur sudah menuai negative perspektif dari
masyarakat. Dikarenakan perusahaan ini tidak bisa selective dalam mengeluarkan suatu
produk yaitu baik atau buruknya suatu bahan dalam produk. Sehingga, dengan peristiwai
pastinya masyakarkat akan menilai buruk kualitas perusahaan ini karena kesalahan yang
mereka perbuat.

2.7 Prinsip Etika Dasar Untuk Akuntan

• Objektivitas: keputusan profesional atau bisnis tidak boleh terganggu oleh pihak lain,
konflik kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.

Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pelaksanaan tugas profesionalnya. Objektivitas adalah kualitas yang mengevaluasi layanan
yang diberikan oleh anggota. Prinsip objektivitas mensyaratkan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, terbuka dan bebas dari benturan kepentingan atau
pengaruh pihak lain. Dalam kasus yang dilakukan oleh PTanggota atau karyawan tidak
berperilaku objektivitas sebagaimana mestinya, karena anggota bekerja di bawah tekanan,
tidak jujur, menggunakan zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya, zat-zat yang
mengancam nyawa orang yang menghirupnya. produk merekaIntegritas: Terus terang dan
jujur dalam semua urusan profesional dan bisnis.

Untuk menjaga dan memperkuat kepercayaan publik, setiap anggota menjalankan tugas
profesionalnya dengan seadil-adilnya. Integritas mensyaratkan anggota untuk jujur dan
terbuka tanpa mengorbankan kerahasiaan penerima. Layanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dihancurkan demi keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh ada kecurangan atau
pelanggaran kebijakan.

• Integritas:Terus terang dan jujur dalam semua urusan profesional dan bisnis.

Untuk menjaga dan memperkuat kepercayaan publik, setiap anggota menjalankan tugas
profesionalnya dengan seadil-adilnya. Integritas mensyaratkan anggota untuk jujur dan
terbuka tanpa mengorbankan kerahasiaan penerima. Layanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dihancurkan demi keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh ada kecurangan atau
pelanggaran kebijakan.


BAB III

SARAN & KESIMPULAN

3.1 Saran

Pt. Megarsari Makmur telah melakukan tindakan merugikan yang besar dengan
memasukkan 2 zat berbahaya dalam produknya yang berdampak negatif bagi konsumen yang
menggunakan produknya. Seorang sumber mengatakan bahwa sementara perusahaan meminta
maaf dan berjanji untuk menarik produk tersebut, permintaan maaf tersebut hanyalah klise dan
penarikan kembali produk tersebut tidak serius karena produk tersebut masih beredar di
pasaran.

Pelanggaran prinsip etika bisnis oleh PT. Megarsari Makmur adalah asas kejujuran,
dimana perusahaan tidak memperingatkan konsumen tentang bahan-bahan yang sangat
berbahaya bagi kesehatan produknya, dan perusahaan tidak mengumumkan penggunaan
produknya, yaitu. H. Setelah ruangan disemprot produk, harus menunggu 30 menit dulu baru
bisa masuk/menggunakan ruangan.

3.2 Kesimpulan

Melakukann apapun untuk mendapatkan keuntungan pada umumnya diperbolehkan


selama tidak merugikan siapapun dan tentunya berada di jalan yang benar. Disini perusahaan
harus lebih memperhatikan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena
perusahaan sendiri akan meraup keuntungan yang lebih besar dari kepercayaan/kesetiaan
konsumen terhadap produk itu sendiri dengan mengutamakan keselamatan konsumen di atas
kepentingan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai