Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2022
i
ABSTRAK : Pengambil keputusan memiliki kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada, pelanggan baik secara individu maupun kelompok. Mengapa
etika bisnis diperusahaan terasa demikian sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk
perusaan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk
menciptakan nilai (Value-Creation) yang tinggi, diperlukan landasan yang kokoh. Biasanya
mulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan di
dukung dengan budaya perusahaan yang kuat dan etika perusahaan yang di jalankan secara
konsisten. Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau
tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral
pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap
sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan
dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi.
Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana etika bisnis pada studi kasus Manufaktur Company Karena di dalam
berbisnis etika sangatlah diperlukan dengan etika perusahaan dapat mengetahui jati diri kita dan
dapat memberikan keputusan apakah kita layak bekerja di perusahaan tersebut atau tidak.
Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik,
karena dengan memiliki etika yang baik kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa
menyakiti pihak manapun. Etika telah berkembang di kehidupan masyarakat, jika kita dapat
mempergunakannya dengan baik maka etika kita akan memberikan dampak yang positif
terhadap bisnis kita dan perusahaan orang lain.
Kata Kunci : Etika Bisnis, Perusahaan, Produksi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah – Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul “ ETIKA BISNIS DALAM
MANAJEMEN PRODUKSI”. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW ,kepada keluarga ,para sahabat dan semoga sampai kepada
seluruh umatnya. Amin. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perilaku
Organisasi di program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di UNIVERSITAS KUNINGAN.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Bapak Januar
Habibi Mahsyar, S.E.,M.M selaku dosen pengajar mata kuliah ini dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini. Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat yang
positif bagi kita semua. Aamiin.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iv
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II Kajian Teoritis............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Etika Dalam Manajemen Produksi ............................................................. 3
2.2 Pasal Pasal Manajemen Produksi ................................................................................. 4
2.3 Hal Penting Dalam Manajemen Produksi...................................................................... 6
2.4 Teori Dasar Manajemen Produksi................................................................................. 7
BAB III Hasil Dan Pembahasan................................................................................................. 9
3.1 Rumusan Masalah........................................................................................................... 9
3.2 Pembahasan....................................................................................................................9
3.3 Kesimpulan.....................................................................................................................11
BAB IV Kesimpulan Dan Saran.................................................................................................13
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
4.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan
salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barangdengan
menggunakan sumberdaya yang ada Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-
prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dilakukan
dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang. Pentingnya Etika
Produksi proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha
untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya.
Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan melakukan
banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang
mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa
konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen memeberi perhatian dan
menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan
jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini.
Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya
mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak
memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan, konsumen
ditipu, konsumen ditawarkan hal-halyang mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya,
mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak memperoleh sesuai dengan
apa yang ditawarkan
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
BAB II
KAJIAN TERORITIS
3
rela membayar miliaran rupiah bagi segala bentuk labelisasi. Seharusnya pengusaha membayar
miliaran rupiah atas perbuatannya yang membahayakan keselamatan publik. Hukum harus
menjadi pencegah dan bukan pemicu perilaku ekonomi tak etis.
Namun demikian konsumen juga mempunyai kewajiban, sebagai berikut (pasal 5):
(1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemak; atau pemanfaatan barang
dan /atau jasa demi keamanan dan lamatan.
4
(2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan;jasa;
(3) Membayar dengan nilai tukar yang disepakati;
(4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut
c. Pasal 14
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan
dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilarang untuk:
(1) Tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikan
(2) Mengumumkan hasilnya tidak melalui media masa
(3) Memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan
(4) Mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan
5
d. Pasal 18, Ayat 2:
Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausa baku yang Ietak atau bentuknya sulit terlihat atau
tidak dapat dibaca jelas, atau pengung-kapannya sulit dimengerti.
(1) Transparansi
Masyarakat ingin mengetahui tentang operasi perusahaan.Posisi etis dari perusahaan harus jelas
bagi parapembeli agar mereka dapat menilai.Hal ini biasanya bisa dilakukan pada perusahaan
yang sudah menjadi perusahaan publik.
(2) Kejujuran
Ketidakjujuran adalah aspek kritis terbesar dalam etika bisnis.Pemberian label yang salah atau
tidak lengkap,harga yang membingungkan dapat merugikan konsumen.Kejujuran ini juga
meliputi perilaku perusahaan,staf dan personil lainnya yang Berkaitan dengannya.
(2) Hak untuk memiliki barang dan/atau jasa serta saya dapatkan jasa sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta Jaminan yang menjanjikan;
6
(3)Hak atas informasi
yang Benar,jelas,sebuah jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ataujasa;
(4)Hak untuk didengar pendapat atau keluhannya atas barang dan jasa yang dia gunakan;
Terdapat 3 (tiga) Teori Dasar dalam pendekatan etis dan yuridis yang berkaitan dengan
hubungan antara konsumen dan produsen, yaitu:
(1) Teori Kontrak.
Menurut teori ini hubungan antara konsumen dan produsen
sebaiknya dilihat sebagai semacam kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen yang
didasarkan pada kontrak tersebut. Kewajiban produsen adalah memberikan produk yang
mempunyai kualitas sesuai dengan yang dijanjikan dalam promosinya, sedangkan kewajiban
konsumen adalah membayar sejumlah uang pada perusahaan untuk produk tersebut dengan
prinsip berhati-hati dalam mempunyai kewajiban dasar untuk mematuhi isi dari perjanjian
penjualan dan kewajiban sekunder untuk memahami sifat produk, menghindari misrepresentasi
dan menghindari penggunaan paksaan.
7
Teori ini berkaitan dengan inovasi dari desain produk, dalam hal iniprodusen mempunyai
tanggungjawab atas semua kekurangan produk dan setiap kerugian yang dialami konsumen
dalam memakaiproduknya.
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun rumusan masalah yang dapat dipaparkan dalam manufaktur PT Indofood Mie Instan
Indomie adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ketentuan pengaturan produk pangan untuk bahan dasar atau zat pengawet yang
digunakan dan aturan standarisasi yang diberlakukan di Indonesia (dalam hal ini kasus yang
diangkat untuk Produk brand Indomie yakni mie instant oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. ) dalam kaitannya memberikan perlindungan kepada konsumen ?
2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum bagi suatu produk konsumsi terhadap konsumen
untuk bahan dasar atau zat pengawet yang digunakan dan pemberlakuan aturan standarisasi di
Indonesia?
3.2 Pembahasan
1. Pengaturan Produk Pangan Untuk Bahan Dasar atau Zat Pengawet Yang Digunakan dan
Aturan Standarisasi Di Indonesia” Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen Salah satu
produk hukum tentang pangan adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Undang-undang tentang pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran, dan atau
perdagangan pangan. Sebagai landasan hukum di bidang pangan, undang-undang tentang pangan
dimaksudkan menjadi acuan dari berbagai peraturan Perlindungan Konsumen (UUPK),
pengaturan tentang bahan dasar atau zat pengawet yang digunakan dan aturan standarisasi.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00/05. L2569 Tentang
9
Kriteria Dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan, tanggal 31 Mei 2004. Dalam ketentuan
umum Pasal 1 ayat 1 dinyatakan, bahwa yang dimaksud dengan penilaian produk pangan adalah
proses penilaian dalam rangka pengawasan produk pangan sebelum diedarkan yang meliputi
keamanan, mutu dan gizi serta label produk pangan untuk memperoleh nomor pendaftaran
pangan. Pengertian produk pangan adalah pangan olahan baik produksi dalam negeri maupun
yang berasal dari impor yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel.6A Dessy
Ratnaningtyas seorang praktisi komestika menjelaskan, dua zat yang terkandung dalam Indomie
yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang
membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal
dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini
dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar
Indomie mengandung nipagin, yang juga berada didalam kecap dalam kemasan mie instan
tersebut, namun kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk
dikonsumsi. Apabila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk dikonsumsi yaitu 250
mg per kilogram untuk mie instant, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan
muntah-muntah dan sangat beresiko terkena penyakit kanker. Menurut Kustantinah, Indonesia
yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu
kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan keamanan produk pangan.
Negara Taiwan bukan merupakan anggota Codec Alimentarius Commision. Produk Indomie
yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Standar yang ada di
antara kedua negara memiliki perberbedaan maka timbulah kasus Indomie ini.Perlindungan
Hukum Terhadap 2. Konsumen Untuk Bahan Dasar Atau Zat Pengawet Yang Digunakan Untuk
Produk Pangan Dan Aturan Standarisasi Di Indonesia Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Nomor 8 Tahun 1999 tentang. Perlindungan Konsumen Republik Indonesia, yang dimaksud
dengan perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
bahwa hak konsumen diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa, hak untuk memilih barang dan atau jasa serta
mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan, hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
10
diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian, apabila
barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya dan sebagainya. Hukum perlindungan konsumen memuat asas-asas atau kaidah-kaidah
yang bersifat mengatur dan juga melindungi kepentingan konsumen
3.3 Kesimpulan
2. Pada kasus produk makanan Indomie (mie instant) yang dipasarkan diIndonesia oleh produsen
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) terkait masalah perlindungan terhadap konsumen
untuk bahan dasar atau zat pengawet yang digunakan untuk produk pangan dan aturan
standarisasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sudah mengacu kepada
persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan keamanan produk pangan. Pemakai
barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak
konsumen sangat penting agar orang bisa bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri.
Tujuannya, jika adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari
akan hal itu. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak haknya.
11
Dengan kata lain, ia tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah
dilanggar oleh pelaku usaha.
12
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas diatas dapat disimpulkan bahwa etika diperlukan dalamkegiatan
bisnis, Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskantentang benar
dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan
menggunakan sumberdaya yang ada. Jadi, Etika produksi adalahseperangkat prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnyahal hal yang dikukan dalam proses
produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang. Tujuan Produksi antara lain sebagai
berikut: Memperbanyak jumlah barang dan jasa, Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas
tinggi, Memenuhi kebutuhan sesuaidengan peradaban, dan lain-lain.Etika diperlukan juga dalam
organisasi dan perusahaan karena etika bisnismampu menunjang bertahanya suatu bisnis,
organisasi/perusahaan. Etika pula dapatmemberdayakan SDM secara maksimal dalam berbisnis,
organisasi/perusahaan dengandiberlakukanya etika-etika dalam berbisnis dan berorganisasi yang
baik dan tepat. Selainitu juga implementasi etika juga dapat dilihat dari fungsi manajemen
sumber dayamanusia itu sendiri.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempura,masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukanyang dapat membangun
penulisan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
830-Article Text-1034-1-10-20200123-pdf
14