Disusun oleh :
Ervan Nugraha
Iis Saodah
Linda
Monica Angela
Novi Nuraeni
Sirojudin
“Puji syukur Alhamdulillah atas segala karunia yang diberikan Allah SWT
kepada penulis sehingga karya tulis ini yang berjudul “Prinsip prinsip etika bisnis
konvensional "” dapat tersusun dengan baik. Tujuan penulisan karya tulis ini
untuk memenuhi tugas kelompok yang diharapkan dapat menjadi pengetahuan
tambahan bagi pembaca maupun bagi penulis itu sendiri,
Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pengampu, yang telah
mempercayai tugas ini kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis untuk
menguasai pengetahuan pada bidang studi yang ditekuni. Tidak ada yang
sempurna di dunia ini. Begitupun dengan karya tulis ini yang masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dari karya tulis ini.
ii
DAFTAR ISI
COVER JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASANA............................................................................2
A. Definisi etika bisnis konvensional.............................................................2
B. Prinsip prinsip etika bisnis konvensional...................................................3
C. Etika bisnis dalam perusahaan...................................................................7
D. Perbedaan Bisnis Konvensional dan Non Konvensional.........................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
A. Simpulan..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis
agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Sebagai bagian dari masyarakat,
tentu bisnis tunduk pada norma-norma yag ada pada masyarakat. Tata hubungan
bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika
tertetu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis
maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung.Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang
bersifat interaktif.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi etika bisnis konvensional ?
2. Apa saja prinsip prinsip etika bisnis konvensioanl ?
3. Apa perbedaan etika bisnis konvensional dan Non konvensional ?
4.Bagaimana etika bisnis dalam perusahaan?
C. Tujuan Masalah
1. Definisi etika bisnis konvensional ?
2. Apa saja prinsip prinsip etika bisnis konvensioanl ?
3. Apa perbedaan etika bisnis konvensional dan Non konvensional ?
4. Bagaimana etika bisnis dalam perusahaan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika bisnis
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti, watak, kebiasaan,
akhlak,norma. Etika didefinisikan sebagai seperangkat peratuaran yang
menentukan perilaku benar dan salah.
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untukmenghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan
dalammemenuhi kebutuhan. Etika bisnis adalah seperangkat peraturan atau
norma-norma yang mengatur kegiatan usaha individu (bisnis) agar bisnis
berjalandengan lancar, yang bertujuan untuk menggugah kesadaran moral para
pelaku bisnis untuk menjalankan good busines.
Jadi, etika bisnis konvensional adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk,
benar, dan salah paham dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsipmoralitas
yang secara umum untuk menjalankan good business dan dapatmenghasilkan
keuntugan yang menjadi tujuan dari bisnis dalam kerangkamemenuhi kebutuhan.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dansalah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkandalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studistandar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system
danorganisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang adadi
dalam organisasi.
Macam-macam etika bisnis konvensional Menurut Dawam Rahardjo (1995:
32) etika bisnis beroperasi pada tiga tingkat, yaitu; individual, organisasi, dan
sistem. Pada tingkat individual, etika bisnis mempengaruhi pengambilan
keputusan seseorang, atas tanggungjawab pribadinya dan kesadaran sendiri,
baiksebagai penguasa maupun manajer. Pada tingkat organisasi, seseorang
sudahterikat kepada kebijakan perusahaan dan persepsi perusahaan
tentangtanggungjawab sosialnya.
Pada tingkat sistem, seseorang menjalankan kewajiban atau tindakan
berdasarkan sistem etika tertentu. Realitasnya, para pelaku bisnissering tidak
mengindahkan etika. Nilai moral yang selaras dengan etika bisnis,misalnya
toleransi, kesetiaan, kepercayaan, persamaan, emosi atau religiusitashanya
dipegang oleh pelaku bisnis yang kurang berhasil dalam berbisnis.Sementara para
pelaku bisnis yang sukses memegang prinsip-prinsip bisnis yangtidak bermoral,
misalnya maksimalisasi laba, agresivitas, individualitas,semangat persaingan, dan
manajemen konflik (Dawam Rahardjo, Ibid: 16). Halini tidak hanya di Dunia
Timur, di Dunia Barat atau negara-negara industrimaju, citra bisnis tidak selalu
baik. Setidak-tidaknya seperti yang dikatakan olehWithers (Ibid.) bahwa dalam
2
bisnis itu pada dasarnya berasaskan ketamakan,keserakahan, dan semata-mata
berpedoman kepada pencarian laba.
2. Prinsip Universalisme
Berbeda dengan pandangan utilitarian yang menekankan aspek hasil
suatukeputusan, universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan
atautindakan. Prinsip kunci dari universalisme adalah prinsip kant tentang
imperatif kategorisyang terdiri dari :
3
a. Pertama, seseorang harus memilih untuk bertindak, hanya jika ia
berkemauanuntuk memberi kesempatan setiap orang di muka bumi dalam
situasi yang samauntuk membuat keputusan yang sama dan bertindak dengan
cara yang sama.
b. Kedua, orang lain harus diperlakukan sebagai tujuan, tidak semata sebagaialat
untuk mencapai tujuan.
Sebagai konsekuensi, pendekatan ini memfokuskan diri pada kewajiban
yangharus dilakukan seorang individu terhadap individu lain dan juga
terhadapkemanusiaan.
Menurut Kant persoalan universalisme berhubungan dengan yang disebut
kan sebagai “kewajiban”, sehingga hanya ketika kita bertindak berdasarkan
kewajiban kita maka tindakan kita bisa disebut bersifat etis. Jika kita
bertindaksemata-mata karena dorongan perasaan atau kepentingan pribadi, maka
tindakankita tidak memiliki nilai moral sama sekali.
Namun, dengan niat (tujuan) baik semata tindakan yang tidak etis tidak
sertamerta menjadi bersifat etis. Seperti dikemukakan Yusuf al Qaradawi jika
kitakaitkan dengan ajaran islam, niat (tujuan) baik tidak menjadikan yang
harammenjadi bisa diterima.
3. Prinsip Hak-Hak
Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal
yaitukebebasan. Keputusan atau tindakan dikatakan etis apabila tindakan
ataukeputusan itu didasarkan pada hak-hak individu yang menjamin
kebebasanmemilih. Dapat dipahami bahwa setiap individu mempunyai hak
(kebebasan)untuk menentukan nasibnya sendiri.
Oleh karena itu, orang lain tidak boleh melanggar hak itu terlebih
lagimemperalat demi tujuan orang lain karena sama halnya dengan merampas
hakorang lain. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak-hak
moralyang bersifat tidak dapat ditawar-tawar. Anatara hak dan kewajiban
harusseimbang, dan sebelum menuntut hak seseorang harus terlebih
dahulumenunaikan kewajibannya. Begitu juga dalam berbisnis setiap pihak harus
memberikan hak orang dan menunaikan kewajibannya. Sebagai contoh,
dalamindustri setiap pekerja memiliki hak untuk mendapatkan upah yang adil
danlingkungan kerja yang aman, istirahat yang cukup,izin cuti, begitu juga
paramajikan memiliki hak untuk berharap agar perdagangannya tetap rahasia,
tidakdibocorkan oleh para pekerjanya, dan karyawan menunaikan kewajibannya
untuk bekerja disiplin,meningkatkan prestasi.
Akan tetapi pendekatan hak ini dapat disalahgunakan oleh sejumlah
individuyang bersikeras mengatakan bahwa hak-hak mereka lebih tinggi
dibandingkanhak orang lain dan ketidakadilanlah yang akan terjadi. Hak juga
membutuhkan pembatasan-pembatasan. Peraturan industri yang menguntungkan
4
masyarakat barangkali masih tetap menginjak-injak hak sejumlah individu.
Sebagai contoh, peraturan industri yang terlalu ketat yang mengharuskan aturan
pakaian husustertentu demi alasan keamanan barangkali sebaiknya tidak
perlumengesampingkan kepentingan kaum perempuan muslim untuk
berpakaiansecara sopan sesuai aturan agamanya karena itu bisa melanggar hak
orang(karyawan).
Mengacu pada prinsip hak yaitu fokus pada kebebasan,sebaiknya setiap
kegiatan bisnis itu bebas karena setiap pengusaha tahu mana yang baik dan mana
yang buruk,tahu mengenai bidang kegiatannya, faham situasi yang dihadapinya,
sertaaturan yang berlaku untuk kegiatannya sehingga mampu mengambil
keputusansendiri dan bertindak berdasarkan keputusan itu, dalam hal ini
kebebasan adalahsyarat mutlak agar manusia bisa bertindak secara etis. Karena
tindakan etisadalah tindakan yang bersumber dari kemauan baik serta kesadaran
pribadi.
5
maupun tidaklangsung sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah diberikan
terhadap keberhasilan dan kegagalan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
pelaku bisnis secara seimbang dan adil atau sepadan.
Islam juga mendukung sikap keadilan dan semua prinsip dalam
pendekatankeadilan distributive terhadap etika dalam proporsi yang seimbang
tetapi bukanmendukung prinsip keadilan buta. Nilai etika juga tidak dapat
dikesampingkandalam pengambilan keputusan,dan jika hal itu diabaikan maka
akan terjadikekacauan dalam pengambilan keputusan dan ketidakadilan.
Sebagaicontoh,pengambilan keputusan pada hukuman bagi pemakai kokain dan
ganjaAmerika. Dimana hukuman bagi pemakai kokain lebih ringan
dibandingkandengan pemakai ganja dengan alasan kokain adalah obat-obatan
yang banyakdipakai orang kaukasian amerika, sementara ganaja adalah kokain
mentah yang banyak diukonsumsi orang afro-amerika.
6
Karenanya,kaum muslim harus melakukan kedua bentuk pembacaan tersebut
secara bersama-sama.
Sebagai hasil dua pembacaan ini, aturan etika islam berbeda dengan
aturanmoral seperti yang cenderung menekankan sifat kesementaraan kehidupan
ini,dan nilai-nilai meditasi serta penyingkiran dari dunia ini seperti yang
dilakukanoleh agama kristen dan beberapa agama timur lainnaya.
7
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara
ekonomi. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, bisnis harus mempertimbangkan
unsur norma dan moralitas yang berlaku di masyarakat. Bisnis selalu berhubungan
dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal ini
dapat dapat disebut sebagai etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat
meliputi beberapa hal antara lain:
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan Hubungan antara bisnis dengan
langganannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan. Oleh karena
itu bisnis haruslah menjaga etika pegaulannya secara baik dalam hal ini.
2. Hubungan dengan karyawan
Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yaitu: penarikan,
latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi, maupun lay-
off atau pemecatan/PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
Perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan Dengan
pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosimya, dengan Pengecernya, agen
tunggalnya maupun dengan distributornya.
4. Hubungan dengan investor
Didalam hal ini masyarakat yang ingin menanamkan uangnya dalam bentuk
pembelian saham maupun surat-surat berharga lainnya harus diberi informasi
yang lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan yang telah go publik
tersebut janganlah sampai terjadi manipulasi atau penipuan terhadap informasi
atas hal ini
5. Hubungan-hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan terutama jawatan pajak pada umumnya
merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Laporan finansial tersebut
haruslah di susun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan
kearah penggelapan pajak misalnya keadaan tersebut merupakan etika pergaulan
bisnis yang tidak baik tentu saja.! Di dalam organisasi perusahaan terdapat etika
individu pemimpin, etika para pegawai dan etika berorganisasi. Mengenai etika
manajer perusahaan, B. Posner dan W. Schmidt telah melakukan penelitian yang
perusahaannya maju bahwa etika para manajer disimpulkan:
1. Tujuan utama manajer adalah menjadikan organisasi yang efektif.
2. Memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang saham dan bukan
kepentingan sentral.
3. Menyertai pelanggan sebagai sesuatu yang sangat penting
4. Kejujuran dinilai sebagai karakteristik yang sangat tinggi oleh manajer dalam
semua tingkatan.
8
5. Tekanan untuk menyesuaikan diri terhadap standar organisasi dipandang
sebagai yang paling tinggi.
6. Suami atau istri dipandang mempunyai peranan penting dalam membantu
pasangannya dikala menghadapi dilema etika.
7. Menanggulangi dilema etika, kebanyakan manajer berusaha mendapatkan
nasihat dari orang lain.
Mengenai etika organisasi perusahaan terdapat beberapa hal meliputi:
1. Etika organisasi perusahaan terhadap konsumen Contoh: promosi tidak boleh
membohongi produk yang dijual sesuai kemasan yang tertulis produk yang
rusak tidak dijual.
2. Etika organisasi perusahaan dengan karyawan
Contoh: seleksi, promosi karyawan dilakukan dengan terbuka penggajian
dilakukan secara transparan
PHK dilakukan sesuai dengan disepakati prosedur yang ditetapkan.
3. Etika antar organisasi perusahaan
Contoh:Bersaing tidak saling mematikan
Promosi tidak saling menjelekkan
Tidak melakukan penyerobotan tenaga kerja yang aktif
4. Etika organisasi terhadap investor
Contoh:Tidak melakukan murk up asset perusahaan
Tidak melakukan akuisisi internal
Tidak menerbitkan saham atau obligasi fiktif
5. Etika organisasi perusahaan dengan lembaga
Contoh:Tidak ingkar janji dengan asuransi atau bank
Tidak menghindari pembayaran pajak
Tidak menyalah gunakan ijin
Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang Diperhatikan antara
lain:
1. Perlu pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial atau (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh
Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongn pengusaha kuat dan
Golongan pengusaha kebawah
8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah di sepakati Bersama
9. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah di sepakati
9
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang di tuangkan dalam suatu hokum
Yang positif dalam peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP
10
A. KESIMPULAN
1. Etika bisnis konvensional adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar,
dan salah paham dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsipmoralitas yang
secara umum untuk menjalankan good business dan dapatmenghasilkan
keuntugan yang menjadi tujuan dari bisnis dalam kerangkamemenuhi kebutuhan.
2. Prinsip-prinsip etika bisnis konvensional terdiri dari beberapa
prinsip,diantaranya:
a. Prinsip Utilitarianisme
b. Prinsip Universalisme
3. Di dalam organisasi perusahaan terdapat etika individu pemimpin, etika para
pegawai dan etika berorganisasi. Mengenai etika manajer perusahaan, B. Posner
dan W. Schmidt telah melakukan penelitian yang
perusahaannya maju bahwa etika para manajer disimpulkan:
a. Tujuan utama manajer adalah menjadikan organisasi yang efektif.
b.Memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang saham dan bukan
kepentingan sentral.
c. Menyertai pelanggan sebagai sesuatu yang sangat penting
4. perbedaan jenis bisnis konvensional dan syariah
a. modal awal
b. Pemahaman dan dasar bisnis
c. Sistem bisnis
d. Proses implementasi bisnis
e. Cara mendapatkan keuntungan
DAFTAR PUSTAKA
Aliya,fatma.prinsip prinsip etika bisnis konvensional.STAINK.2014
11
https://masoemuniversity-ac-id.cdn.ampproject.org/v/s/
masoemuniversity.ac.id/amp/berita/macammacam-etika-dalam-berbisnis.php?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16659626034583&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A
%2F%2Fmasoemuniversity.ac.id%2Fberita%2Fmacammacam-etika-dalam-
berbisnis.php
12