Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP ETIKA BISNIS KONVENSIONAL


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika bisnis
Dosen pengampu: Muis Muhammad is. M.Pd

Disusun oleh :
Ervan Nugraha
Iis Saodah
Linda
Monica Angela
Novi Nuraeni
Sirojudin

PRODI STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2022
KATA PENGANTAR

“Puji syukur Alhamdulillah atas segala karunia yang diberikan Allah SWT
kepada penulis sehingga karya tulis ini yang berjudul “Prinsip prinsip etika bisnis
konvensional "” dapat tersusun dengan baik. Tujuan penulisan karya tulis ini
untuk memenuhi tugas kelompok yang diharapkan dapat menjadi pengetahuan
tambahan bagi pembaca maupun bagi penulis itu sendiri,
Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pengampu, yang telah
mempercayai tugas ini kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis untuk
menguasai pengetahuan pada bidang studi yang ditekuni. Tidak ada yang
sempurna di dunia ini. Begitupun dengan karya tulis ini yang masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dari karya tulis ini.

Singaparna , September 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASANA............................................................................2
A. Definisi etika bisnis konvensional.............................................................2
B. Prinsip prinsip etika bisnis konvensional...................................................3
C. Etika bisnis dalam perusahaan...................................................................7
D. Perbedaan Bisnis Konvensional dan Non Konvensional.........................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
A. Simpulan..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis
agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Sebagai bagian dari masyarakat,
tentu bisnis tunduk pada norma-norma yag ada pada masyarakat. Tata hubungan
bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika
tertetu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis
maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung.Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang
bersifat interaktif.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi etika bisnis konvensional ?
2. Apa saja prinsip prinsip etika bisnis konvensioanl ?
3. Apa perbedaan etika bisnis konvensional dan Non konvensional ?
4.Bagaimana etika bisnis dalam perusahaan?

C. Tujuan Masalah
1. Definisi etika bisnis konvensional ?
2. Apa saja prinsip prinsip etika bisnis konvensioanl ?
3. Apa perbedaan etika bisnis konvensional dan Non konvensional ?
4. Bagaimana etika bisnis dalam perusahaan?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika bisnis
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti, watak, kebiasaan,
akhlak,norma. Etika didefinisikan sebagai seperangkat peratuaran yang
menentukan perilaku benar dan salah.
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untukmenghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan
dalammemenuhi kebutuhan. Etika bisnis adalah seperangkat peraturan atau
norma-norma yang mengatur kegiatan usaha individu (bisnis) agar bisnis
berjalandengan lancar, yang bertujuan untuk menggugah kesadaran moral para
pelaku bisnis untuk menjalankan good busines.
Jadi, etika bisnis konvensional adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk,
benar, dan salah paham dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsipmoralitas
yang secara umum untuk menjalankan good business dan dapatmenghasilkan
keuntugan yang menjadi tujuan dari bisnis dalam kerangkamemenuhi kebutuhan.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dansalah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkandalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studistandar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system
danorganisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang adadi
dalam organisasi.
Macam-macam etika bisnis konvensional Menurut Dawam Rahardjo (1995:
32) etika bisnis beroperasi pada tiga tingkat, yaitu; individual, organisasi, dan
sistem. Pada tingkat individual, etika bisnis mempengaruhi pengambilan
keputusan seseorang, atas tanggungjawab pribadinya dan kesadaran sendiri,
baiksebagai penguasa maupun manajer. Pada tingkat organisasi, seseorang
sudahterikat kepada kebijakan perusahaan dan persepsi perusahaan
tentangtanggungjawab sosialnya.
Pada tingkat sistem, seseorang menjalankan kewajiban atau tindakan
berdasarkan sistem etika tertentu. Realitasnya, para pelaku bisnissering tidak
mengindahkan etika. Nilai moral yang selaras dengan etika bisnis,misalnya
toleransi, kesetiaan, kepercayaan, persamaan, emosi atau religiusitashanya
dipegang oleh pelaku bisnis yang kurang berhasil dalam berbisnis.Sementara para
pelaku bisnis yang sukses memegang prinsip-prinsip bisnis yangtidak bermoral,
misalnya maksimalisasi laba, agresivitas, individualitas,semangat persaingan, dan
manajemen konflik (Dawam Rahardjo, Ibid: 16). Halini tidak hanya di Dunia
Timur, di Dunia Barat atau negara-negara industrimaju, citra bisnis tidak selalu
baik. Setidak-tidaknya seperti yang dikatakan olehWithers (Ibid.) bahwa dalam

2
bisnis itu pada dasarnya berasaskan ketamakan,keserakahan, dan semata-mata
berpedoman kepada pencarian laba.

B. Prinsip Prinsip Etika bisnis Konvensional


Prinsip-prinsip etika bisnis konvensional terdiri dari beberapa prinsip,diantaranya:
1. Prinsip Utilitarianisme
Pendekatan utilitarianisme menyatakan bahwa “arti penting moralitas yang
menuntun seseorang dapat ditentukan hanya berdasarkan konsekuensi
perilakunya. Suatu tindakan disebut etis jika memberikan hasil yang
berupakeuntungan atau kebaikan terbesar bagi sebagian besar orang.
Utilitis dapat diartikan sebagai hal yang berguna/bermafaat. Sehingga ukuran
baik atau buruk suatu perbuatan dilihat dari perbuatan itu bermanfaat
atautidak,member keuntungan atau kerugian.
Menurut Bertens, teori ini cocok dengan pemikiran ekonomis yang cukup
dekatdengan cost benefit analysis yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi
sepertidalam menghitung untung rugi dalam bisnis.
Sistem etika ini menghadapi beberapa masalah yang menjadi kritik
terhadapnya jika dibandingkan dengan prinsip islam diantaranya:
Siapakah yang menentukan apa yang baik bagi sebagian besar orang ?
a. Bagaimana dangan kaum minoritas jika yang dikatakan etis itu yang
memberikeuntungan terbesar bagi mayoritas ?
b. Bagaimana kerugian dan keuntungan bisa dinilai pada persoalan yang tidak
bisa diukur ?
c. Hak dan kewajiban individu diabaikan demi kepentingan hak dan
kewajibankolektif.
Akhirnya paham utilitarian menetapkan hakikat etis tindakan di masa
depandengan menimbang kerugian dan keuntungannya. Ini dapat dilihat dalam
pendekatan mikroekonomi etika bisnis barat yang paling mendasar.
Paham mikroekonomi menekankan hukum pareto optimality. Hukum
inimenekankan efisiensi penggunaan sumber daya untuk memuaskan
kebutuhankonsumen, mengesampingkan semua kebutuhan untuk
mempertimbangkan persoalan-persoalan etis, dan menekankan secara berlebihan
upayamaksimalisasi keuntungan.

2. Prinsip Universalisme
Berbeda dengan pandangan utilitarian yang menekankan aspek hasil
suatukeputusan, universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan
atautindakan. Prinsip kunci dari universalisme adalah prinsip kant tentang
imperatif kategorisyang terdiri dari :

3
a. Pertama, seseorang harus memilih untuk bertindak, hanya jika ia
berkemauanuntuk memberi kesempatan setiap orang di muka bumi dalam
situasi yang samauntuk membuat keputusan yang sama dan bertindak dengan
cara yang sama.
b. Kedua, orang lain harus diperlakukan sebagai tujuan, tidak semata sebagaialat
untuk mencapai tujuan.
Sebagai konsekuensi, pendekatan ini memfokuskan diri pada kewajiban
yangharus dilakukan seorang individu terhadap individu lain dan juga
terhadapkemanusiaan.
Menurut Kant persoalan universalisme berhubungan dengan yang disebut
kan sebagai “kewajiban”, sehingga hanya ketika kita bertindak berdasarkan
kewajiban kita maka tindakan kita bisa disebut bersifat etis. Jika kita
bertindaksemata-mata karena dorongan perasaan atau kepentingan pribadi, maka
tindakankita tidak memiliki nilai moral sama sekali.
Namun, dengan niat (tujuan) baik semata tindakan yang tidak etis tidak
sertamerta menjadi bersifat etis. Seperti dikemukakan Yusuf al Qaradawi jika
kitakaitkan dengan ajaran islam, niat (tujuan) baik tidak menjadikan yang
harammenjadi bisa diterima.
3. Prinsip Hak-Hak
Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal
yaitukebebasan. Keputusan atau tindakan dikatakan etis apabila tindakan
ataukeputusan itu didasarkan pada hak-hak individu yang menjamin
kebebasanmemilih. Dapat dipahami bahwa setiap individu mempunyai hak
(kebebasan)untuk menentukan nasibnya sendiri.
Oleh karena itu, orang lain tidak boleh melanggar hak itu terlebih
lagimemperalat demi tujuan orang lain karena sama halnya dengan merampas
hakorang lain. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak-hak
moralyang bersifat tidak dapat ditawar-tawar. Anatara hak dan kewajiban
harusseimbang, dan sebelum menuntut hak seseorang harus terlebih
dahulumenunaikan kewajibannya. Begitu juga dalam berbisnis setiap pihak harus
memberikan hak orang dan menunaikan kewajibannya. Sebagai contoh,
dalamindustri setiap pekerja memiliki hak untuk mendapatkan upah yang adil
danlingkungan kerja yang aman, istirahat yang cukup,izin cuti, begitu juga
paramajikan memiliki hak untuk berharap agar perdagangannya tetap rahasia,
tidakdibocorkan oleh para pekerjanya, dan karyawan menunaikan kewajibannya
untuk bekerja disiplin,meningkatkan prestasi.
Akan tetapi pendekatan hak ini dapat disalahgunakan oleh sejumlah
individuyang bersikeras mengatakan bahwa hak-hak mereka lebih tinggi
dibandingkanhak orang lain dan ketidakadilanlah yang akan terjadi. Hak juga
membutuhkan pembatasan-pembatasan. Peraturan industri yang menguntungkan

4
masyarakat barangkali masih tetap menginjak-injak hak sejumlah individu.
Sebagai contoh, peraturan industri yang terlalu ketat yang mengharuskan aturan
pakaian husustertentu demi alasan keamanan barangkali sebaiknya tidak
perlumengesampingkan kepentingan kaum perempuan muslim untuk
berpakaiansecara sopan sesuai aturan agamanya karena itu bisa melanggar hak
orang(karyawan).
Mengacu pada prinsip hak yaitu fokus pada kebebasan,sebaiknya setiap
kegiatan bisnis itu bebas karena setiap pengusaha tahu mana yang baik dan mana
yang buruk,tahu mengenai bidang kegiatannya, faham situasi yang dihadapinya,
sertaaturan yang berlaku untuk kegiatannya sehingga mampu mengambil
keputusansendiri dan bertindak berdasarkan keputusan itu, dalam hal ini
kebebasan adalahsyarat mutlak agar manusia bisa bertindak secara etis. Karena
tindakan etisadalah tindakan yang bersumber dari kemauan baik serta kesadaran
pribadi.

4. Prinsip Keadilan distributive


Pendekatan keadilan distributif terhadap etika berkisar pada satu nilai
yaitukeadilan. Agar disebut etis,suatu keputusan dan tindakan harus menjamin
pembagian kekayaan, keuntungan dan kerugian secara adil. Terdapat lima prinsip
yang digunakan untuk menjamin pembagian keuntungan dan kerugiansecara adil,
yaitu :
a. Setiap orang mendapatkan pembagian yang sama. Sebagai contoh,ketikasuatu
perusahaan membagikan keuntungan tahunannya, setiap orang yang
berhakharus menerima bagian yang sama dengan yang lain.
b. Setiap orang mendapatkan bagian sesuai kebutuhan masing-masing.Sumber
daya seharusnya dialokasikan kepada setiap individu atau departemen
berdasarkan tingkat kebutuhan yang mereka perlukan.
c. Setiap orang mendapatkan bagian sesuai usaha masing-masing.
d. Setiap orang mendapat bagian sesuai kontribusi sosial masing-
masing.Contoh,jika suatu perusahaan membuat program khusus mengenai
persoalan- persoalan sosial seperti pencemaran lingkungan,maka perusahaan
tersebut harusmendapat penghargaan,sementara perusahaan lain yang kurang
member perhatian terhadap persoalan tersebut tidak mendapat penghargaan.
e. Setiap orang mendapat bagian sesuai jasanya. Misalnya dalam suatu
perusahaan pada pembuatan keputusan-keputusan promosi, rekruitmen,dan
pemecatan harus dilakukan berdasarkan jasa individu dan tidak ada alasan
lainseperti nepotisme,faporitisme,atau kapentingan pribadi.

Implementasi ajaran keadilan dalam bisnis harus dikaitkan dengan


pembagianmanfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat langsung

5
maupun tidaklangsung sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah diberikan
terhadap keberhasilan dan kegagalan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
pelaku bisnis secara seimbang dan adil atau sepadan.
Islam juga mendukung sikap keadilan dan semua prinsip dalam
pendekatankeadilan distributive terhadap etika dalam proporsi yang seimbang
tetapi bukanmendukung prinsip keadilan buta. Nilai etika juga tidak dapat
dikesampingkandalam pengambilan keputusan,dan jika hal itu diabaikan maka
akan terjadikekacauan dalam pengambilan keputusan dan ketidakadilan.
Sebagaicontoh,pengambilan keputusan pada hukuman bagi pemakai kokain dan
ganjaAmerika. Dimana hukuman bagi pemakai kokain lebih ringan
dibandingkandengan pemakai ganja dengan alasan kokain adalah obat-obatan
yang banyakdipakai orang kaukasian amerika, sementara ganaja adalah kokain
mentah yang banyak diukonsumsi orang afro-amerika.

5. Prinsip Hukum Tuhan


Keputusan-keputusan etis dibuat berdasarkan hukum Tuhan yang ada di
dalamkitab suci dan tanda-tanda alam. Banyak penulis (termasuk Thomas
Aquinas) percaya bahwa dengan mempelajari baik kitab suci maupun alam,
manusia akandapat bersikap etis. Sebagai contoh dalam bisnis, etika yang
berdasarkan hukumtuhan dalam kitab suci tenteng keuntungan dan bunga. Dimana
keuntungan para pedagang dan bunga tidak ditolak atau tidak dilarang dalam
alkitab sebagaimana yang dikutip dari pendapat Calvijn, bahkan para pengikut
calvijn mengungkapkan prinsip berdo’a dan bekerja.
Islam memiliki persepektif yang berbeda, seperti yang diungkapkan Taha
Jabir al ‘Alwani bahwa manusia telah diperintahkan oleh Allah untuk melakukan
dua bentuk pembacaan yang berbeda secara terus-menerus: Pembacaan firman-
firman Allah (Qur’an) dan pembacaan alam semesta. Mereka yang hanya
melakukan pembacaan dalam bentuk yang pertama akan menjadi asketis.
Kadangkala, pembacaan seperti ini akan membuat mereka tiadak seimbang dan
tidak mampuuntuk berpikir sendiri. Mereka menyerah terhadap semua tindakan
yang bersipatindependen dan gagal mempertanggung jawabkan tugasnya sebagai
hamba allahSWT (istikhlaf) atau penjaga janji allah SWT (amanah).
Mereka yang hanya menekankan pembacaan dalam bentuk yang kedua
“tidak memiliki kemampuanuntuk menjawab pertanyaan terdalam”, dan seringkali
menafikan segala sesuatuyang adadiluar kemampuan mereka untuk mencerap
dengan sarana “supernatural”. Yang lebih buruk lagi, jika mereka tidak percaya
sama sekali, mereka percaya kepada tuhan yang mereka ciptakan sendiri, dan
sering kalimempersamakan tuhan dengan alam itu sendiri. Pembacaan satu sisi
seperti inihanya akan membawa kepada sikap shirk atau teori-teori abestrak
sepertieksistensialisme,pantheisme, atau bahkan materialisme dialektis.

6
Karenanya,kaum muslim harus melakukan kedua bentuk pembacaan tersebut
secara bersama-sama.
Sebagai hasil dua pembacaan ini, aturan etika islam berbeda dengan
aturanmoral seperti yang cenderung menekankan sifat kesementaraan kehidupan
ini,dan nilai-nilai meditasi serta penyingkiran dari dunia ini seperti yang
dilakukanoleh agama kristen dan beberapa agama timur lainnaya.

6. Prinsip Prinsip Relativisme


Prinsip relativisme menekankan bahwa tidak ada kriteria tunggal,universal
yangdapat dijadikan acuan untuk menentukan suatu tindakan yang etis atau
tidaknya. Setiap orang menggunakan kriterianya masing-masing dalam
menentukan etisatau tidaknya suatu tindakan dan kriteria-kriteria itu mungkin
sekali akan berbeda dari satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga
karakteretis dalam nilai-nilai dan perilaku sosial yang berbeda itu harus dilihat
dalamkonteks budaya secara khusus. Karenanya, aktivitas bisnis di suatu
negaradengan negara lain akan saling berbeda karena terikat oleh norma dan nilai-
nilainya tersendiri dari setiap negara.
Jadinya, prinsip ini menekankan adanya perbedaan-perbadaan kriteria dari
setiapnegara dalam menentukan tindakan etis tergantung dari negara itu
tersendiriyang dilihat kebudayaan yang masing-masing yang mengikatnya.
Prinsip ini menimbulkan beberapa persoalan yang menjadi kritikan baginyayaitu:
1) Paham dari prinsip relativisme bersipat berpusat pada diri sendiri.
Paham ini hanya memfokuskan perhatian semata-mata pada individu
danmengabaikan interaksi dan masukan-masukan dari unsur luar. Sehingga
prinsipini sangat berlawan dengan prinsip islam yang menekankan pada kriteria-
kriteriayang ada dalam al-
qur’an dan sunah rasul.
2) Prinsip relativisme mengimplikasikan sikap pemalas secara tidak
langsungdalam diri si pembuat keputusan karena ia akan membenarkan
perilakunya hanyadengan merujuk pada kriteria yang didasarkan pada
kepentingan pribadinya.
Tentu saja hal ini sangat berbeda dengan islam yang mengajarkan
musyawarahdalam pengambilan keputusan. Jadi, dengan prinsip ini akan muncul
sikapegoisme, karena dalam pembuatan keputusan hanya merujuk pada kriteria
yangdidasarkan pada kepentingan pribadi.

C. Etika Bisnis dalam Perusahaan


Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika bisnis diartikan sebagai
pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang

7
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara
ekonomi. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, bisnis harus mempertimbangkan
unsur norma dan moralitas yang berlaku di masyarakat. Bisnis selalu berhubungan
dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal ini
dapat dapat disebut sebagai etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat
meliputi beberapa hal antara lain:
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan Hubungan antara bisnis dengan
langganannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan. Oleh karena
itu bisnis haruslah menjaga etika pegaulannya secara baik dalam hal ini.
2. Hubungan dengan karyawan
Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yaitu: penarikan,
latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi, maupun lay-
off atau pemecatan/PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
Perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan Dengan
pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosimya, dengan Pengecernya, agen
tunggalnya maupun dengan distributornya.
4. Hubungan dengan investor
Didalam hal ini masyarakat yang ingin menanamkan uangnya dalam bentuk
pembelian saham maupun surat-surat berharga lainnya harus diberi informasi
yang lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan yang telah go publik
tersebut janganlah sampai terjadi manipulasi atau penipuan terhadap informasi
atas hal ini
5. Hubungan-hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan terutama jawatan pajak pada umumnya
merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Laporan finansial tersebut
haruslah di susun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan
kearah penggelapan pajak misalnya keadaan tersebut merupakan etika pergaulan
bisnis yang tidak baik tentu saja.! Di dalam organisasi perusahaan terdapat etika
individu pemimpin, etika para pegawai dan etika berorganisasi. Mengenai etika
manajer perusahaan, B. Posner dan W. Schmidt telah melakukan penelitian yang
perusahaannya maju bahwa etika para manajer disimpulkan:
1. Tujuan utama manajer adalah menjadikan organisasi yang efektif.
2. Memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang saham dan bukan
kepentingan sentral.
3. Menyertai pelanggan sebagai sesuatu yang sangat penting
4. Kejujuran dinilai sebagai karakteristik yang sangat tinggi oleh manajer dalam
semua tingkatan.

8
5. Tekanan untuk menyesuaikan diri terhadap standar organisasi dipandang
sebagai yang paling tinggi.
6. Suami atau istri dipandang mempunyai peranan penting dalam membantu
pasangannya dikala menghadapi dilema etika.
7. Menanggulangi dilema etika, kebanyakan manajer berusaha mendapatkan
nasihat dari orang lain.
Mengenai etika organisasi perusahaan terdapat beberapa hal meliputi:
1. Etika organisasi perusahaan terhadap konsumen Contoh: promosi tidak boleh
membohongi produk yang dijual sesuai kemasan yang tertulis produk yang
rusak tidak dijual.
2. Etika organisasi perusahaan dengan karyawan
Contoh: seleksi, promosi karyawan dilakukan dengan terbuka penggajian
dilakukan secara transparan
PHK dilakukan sesuai dengan disepakati prosedur yang ditetapkan.
3. Etika antar organisasi perusahaan
Contoh:Bersaing tidak saling mematikan
Promosi tidak saling menjelekkan
Tidak melakukan penyerobotan tenaga kerja yang aktif
4. Etika organisasi terhadap investor
Contoh:Tidak melakukan murk up asset perusahaan
Tidak melakukan akuisisi internal
Tidak menerbitkan saham atau obligasi fiktif
5. Etika organisasi perusahaan dengan lembaga
Contoh:Tidak ingkar janji dengan asuransi atau bank
Tidak menghindari pembayaran pajak
Tidak menyalah gunakan ijin
Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang Diperhatikan antara
lain:
1. Perlu pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial atau (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh
Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongn pengusaha kuat dan
Golongan pengusaha kebawah
8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah di sepakati Bersama
9. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah di sepakati

9
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang di tuangkan dalam suatu hokum
Yang positif dalam peraturan perundang-undangan.

D. PERBEDAAN BISNIS KONVENSIONAL DAN SYARIAH


Bisnis konvensional serta bisnis syariah lumayan mudah untuk dibedakan.
Ada berbagai jenis perbedaan bisnis konvensional dan bisnis syariah terutama
yang ada di Indonesia. Berikut ini berbagai perbedaan jenis bisnis konvensional
dan syariah yang harus Anda tahu :
1. Modal Awal
Perbedaan yang pertama ada pada modal awal yang digunakan untuk bisnis
tersebut. Modal awal untuk melaksanakan bisnis konvensional bisa diambil dari
mana saja. Sedangkan modal awal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
syariah harus diambil dari sumber yang halal. Selain itu jenis bisnis syariah sebisa
mungkin dilakukan dengan meminimalisir modal yang didapatkan dari hasil riba.
2. Pemahaman dan dasar bisnis
Perbedaan selanjutnya dari pemahaman pelaku bisnis. Pengusaha bisnis
konvensional pada dasarnya memahami bahwa dirinya berhak melakukan apapun
yang benar di mata manusia. Namun pelaku bisnis syariah menyadari konsekuensi
dari hal tersebut. Sehingga mereka bertindak atas dasar Hadist dan Al-Qur’an,
sehingga mereka menilai segalanya dari sudut pandang Allah SWT.
3. Sistem bisnis
Yang selanjutnya, sistem bisnis adalah salah satu perbedaan yang bisa
ditemui dari kedua jenis bisnis ini. Sistem bisnis konvensional tidak dilakukan
dengan akad tertentu, namun tetap banyak yang menggunakan surat perjanjian
yang legal. Namun dalam pelaksanaan bisnis syariah, ada akad jika ingin
melakukan transaksi tertentu.
4. Proses implementasi bisnis
Dalam proses implementasi bisnisnya, bisnis konvensional pada dasarnya
dilakukan dengan mematuhi aturan yang benar menurut manusia. Sedangkan
implementasi bisnis syariah dilakukan dengan melakukan hal yang benar menurut
kaidah agama Islam.
5. Cara mendapatkan keuntungan
Perbedaan berikutnya, cara mendapatkan keuntungan yang dilakukan oleh
pebisnis konvensional bisa dilakukan dengan mengambil bunga (untuk
perbankan). Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melakukan hal-hal yang
menurut masyarakat Indonesia benar. Akan tetapi bisnis syariah mendapatkan
keuntungan dengan cara bagi hasil.

BAB III
PENUTUP

10
A. KESIMPULAN
1. Etika bisnis konvensional adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar,
dan salah paham dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsipmoralitas yang
secara umum untuk menjalankan good business dan dapatmenghasilkan
keuntugan yang menjadi tujuan dari bisnis dalam kerangkamemenuhi kebutuhan.
2. Prinsip-prinsip etika bisnis konvensional terdiri dari beberapa
prinsip,diantaranya:
a. Prinsip Utilitarianisme
b. Prinsip Universalisme
3. Di dalam organisasi perusahaan terdapat etika individu pemimpin, etika para
pegawai dan etika berorganisasi. Mengenai etika manajer perusahaan, B. Posner
dan W. Schmidt telah melakukan penelitian yang
perusahaannya maju bahwa etika para manajer disimpulkan:
a. Tujuan utama manajer adalah menjadikan organisasi yang efektif.
b.Memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang saham dan bukan
kepentingan sentral.
c. Menyertai pelanggan sebagai sesuatu yang sangat penting
4. perbedaan jenis bisnis konvensional dan syariah
a. modal awal
b. Pemahaman dan dasar bisnis
c. Sistem bisnis
d. Proses implementasi bisnis
e. Cara mendapatkan keuntungan

DAFTAR PUSTAKA
Aliya,fatma.prinsip prinsip etika bisnis konvensional.STAINK.2014

11
https://masoemuniversity-ac-id.cdn.ampproject.org/v/s/
masoemuniversity.ac.id/amp/berita/macammacam-etika-dalam-berbisnis.php?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16659626034583&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A
%2F%2Fmasoemuniversity.ac.id%2Fberita%2Fmacammacam-etika-dalam-
berbisnis.php

12

Anda mungkin juga menyukai