Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ETIKA BISNIS DALAM ERA PASAR BEBAS

Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Etika Bisnis yang di
ampu oleh:
Drs. H. Mumuh Muksin, M. M. Pd.

Oleh :

Putri Saniyyah
1188020161

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. yang


telah memberikan rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Etika Bisnis mengenai “Etika Bisnis
dalam Era Pasar Bebas” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka


menambah pengetahuan juga wawasan bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Mudah –
mudahan makalah yang sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca.

Bandung, 16 September 2019

Putri Saniyyah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 4

1.1 Kata Pengantar..................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................. 5
1.3 Tujuan................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 6

2.1 Etika Bisnis........................................................................ 6

2.2 Pasar Bebas...................................................................... 10

2.3 Etika Bisnis dalam Era Pasar Bebas................................. 13

BAB III PENUTUP............................................................................... 18

3.1 Simpulan............................................................................ 18

3.2 Saran................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar

Etika menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam dunia bisnis. Bukan
hanya akat untuk menilai pantas dan tidak pantas; benar atau salah; buruk
atau baik; etika bisnis menjadi perekat dalam setiap interaksi bisnis,
menjadi aturan yang menjamin keterlaksanaan transaksi yang adil dan
saling menguntungkan pihak yang terlibat.

Salah satu dampak globalisasi adalah adanya persaingan bisnis yang


makin ketat, yang ditandai oleh kegiatan bisnis yang kini tumbuh dan
berkembang. Bisnis bisa dijalankan dengan cara berbeda antara satu
negara atau organisasi atau perusahaan yang baik dari sisi budaya, politik,
hukum, ekonomi, perilaku maupun sudut pandang. Bisnis sudah tidak
mengenal ruang dan waktu, dari bisnis yang hanya pertukaran barang
dengan barang (barter) sampai bisnis dengan menggunakan sarana
teknologi dan informasi. Transaksi bisnis kini dapat diwujudkan tanpa harus
adanya pertemuan fisik pembeli dan penjual. Mereka bisa tinggal dimana
saja, dan kapan saja bisa menyelenggarakan aktivitas bisnisnya. Teknologi
dan informasi (komunikasi) telah mengubah dunia yang begitu luas menjadi
semakin kecil, kini dunia seakan telah menjadi sebuah kampung besar
yang dengan mudah dijangkau manusia.

Etika merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang


lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk menganalisis batas-batas
kompetisi seseorag, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar
dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata

4
itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah
yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan
kompetisi lambang ketamakan. Padahal perdagangan dunia yang lebih
bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih
bebas.

Jika kita ingin mencapai targer pasar bebas pada tahun 2020, sudah
saatnya dunia bisnis kita mampu kegiatan bisnis yang bermoral dan
beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan
antara golongan menengah kebawah dan golongan atas.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu


diperthankan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung
jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang
sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan,
menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dsb.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud etika bisnis?
2. Apa yang dimaksud pasar bebas?
3. Bagaimana pandangan etika bisnis dalam era pasar bebas?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana pandangan etika bisnis dalam era pasar


bebas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika Bisnis


2.1.1 Pengertian Etika Bisnis

Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani yang dalam bentuk
tunggal yaitu ethos dan dalam bentuk jamak yaitu ta etha. “Ethos” yang
berati sikap, cara berpikir, watak kesusilaan atau adat. Kata ini identik
dengan perkataan moral yang berasal dari kata lain “mos” dalam bentuk
jamak nya Mores yang berati juga adat atau cara hidup. Dalam bahasa
Indonesia kata moral berati akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbingan tingkah laku batin dalam hidup. Jadi secara etimologis etika
adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan
kebiasaan baik atau buruk, yang diterima umum mengenai sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Dapat disimpulkan etika adalah
merupakan suatu cabang ilmu filsafat, tujuan nya adalah mempelajari
perilaku, baik moral maupun immoral, dengan tujuan membuat
pertimbangan yang cukup beralasan yang pada akhirnya sampai pada
rekomendasi yang memadai yang tentunya dapat diterima oleh suatu
golongan tertentu atau individu.

Bisnis adalah kegiatan manusiadalam mengorganisasikan sumberdaya


untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa guna
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pengertian bisnis dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

a. Kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk


mencapai suatu maksud.
b. Kegiatan dibidang perdagagan/perbisnisan.

6
Dalam sistem kapitalis bisnis dijalankan untuk mendapatkan laba bagi
pemilik yang juga bebas menjalankannya. Namun konsumen juga
mempunyai kebebasan untuk memilih. dalam memilih cara mngejar laba,
bisnis harus memperhitungkan apa yang diinginkan dan apa yang
dibutuhkan konsumen. Terlepas dari seberapa efisien bisnis itu dijalankan.

Etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi
pedoman membuat keputusan dan tingkah laku. Etika bisnis adalah etika
pelaku bisnis. Pelaku bisnis tersebut bisa saja manajer, karyawan,
konsumen, dan masyarakat. Etika bisnis dalam arti sebenarnya dianggap
sebagai acuan yang menyatakan apakah tindakan, aktivitas, dan perilaku
individu bisa dianggap baik atau tidak. Dalam etika bisnis akan diuji peran-
peran dan prinsip etika dalam konteks komersial atau bisnis.

Agar etika bisnis dapat berjalan dengan lancar dan baik, dalimunthe
(2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengendalian Diri. Artinya, para pelaku bisnis mampu mengendalikan


diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun dengan jalan yang tidak benar
(curang) untung kepentingan pribadi atau bahkan yang dapat
merugikan orang lain.
2. Pengembangan Tanggungjawab sosial (Social Responsibility). Artinya,
pelaku bisnis disini diharapkan dapat meningkatkan rasa
tanggungjawab terhadap sekitar tidak dilihat dari aspek "uang" saja
melainkan dalam segala aspek. Biasanya para pelaku bisnis hanya
memberikan sumbangan saja dalam memperlihatkan kepedulian
terhadap masyarakat sekitar. Sebagai contoh lain adalah ketika
permintaan sedang melambung tinggi biasanya para pengusaha
seenaknya saja menjatuhkan harga tanpa melihat kemampuan
masyarakat demi keuntungan semata.

7
3. Mempertahankan Jati Diri. Artinya, sebagai seorang pelaku bisnis kita
harus dapat mempertahankan jadi diri tidak mudah terpengaruh oleh
pesatnya perkembangan IPTEK tapi tidak juga menutup diri dari
perkembangan IPTEK. Disini kita harus bias memilah mana yang harus
diterima dan mana yang tidak harus diterima dan tidak menghilangkan
budaya yang kita miliki sebelumnya.
4. Menciptakan Persaingan Yang Sehat. Artinya, dalam dunia bisnis tidak
akan terlepas dari yang namanya persaingan, tapi disini kita harus bisa
membuat persaingan tersebut menjadi persaingan yang sehat, tidak
mematikan pelaku bisnis yang lain, serta menjalin hubungan yang erat.
5. Menerapkan Konsep "Pembangunan Berkelanjutan". Artinya, seorang
pelaku bisnis seharusnya memikirkan bisnis yang mereka jalani tidak
hanya pada saat sekarang tetapi juga memikirkan bagaimana bisnis
mereka dimasa mendatang.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelence, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi). Ketika pelaku bisnis telah menghindari sikap diatas maka tidak
akan terjadi kasus yang akan mencemarkan nama bangsa.
7. Mampu Menyatakan Yang Benar Itu Benar. Pelaku bisnis harus dengan
tegas dapat memutuskan mana yang dianggap benar dan mana yang
salah. Jika itu benar maka itu benar dan sebaliknya.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha.
Dalam sebuah bisnis kita tak luput dari golongan antar pengusaha dari
yang lemah sampai yang kuat sehingga pengusaha yang lemah juga
mampu berkembang sejalan dengan pengusaha yang telah besar dan
mapan.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama. Konsekuensi
dan konsistensi dengan aturan main menentukan konsep etika yang
telah dibuat. Percuma, jika tidak dijalankan dengan konsekuen dan
konsisten.

8
10. Memelihara kesepakatan. Usaha dalam menciptakan etika bisnis pada
poin ini adalah dengan memelihara kesepakatan dan mengembangkan
rasa memiliki.
11. Menuangkan ke Dalam Hukum Positif. Maksudnya adalah dengan
memberikan peraturan-peraturan untuk menjamin kepastan hukum dari
etika bisnis.
2.1.2 Prinsip dalam Berbisnis
1. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi mengharuskan pelaku bisnis mengambil keputusan


dengan tepat dan baik, serta mempertanggungjawabkan keputusan
tersebut. Dalam menjalankan prinsip otonomi ini, dua perusahaan atau
lebih bisa berkomitmen menjalankan etika bisnis dengan prinsip otonomi.
Namun, masing-masing perusahaan dapat mengambil pendekatan yang
berbeda-beda dalam menjalankannya. Karena, masing-masing
perusahaan pasti memiliki kondisi dan strategi yang berbeda-beda dalam
mencapai suatu tujuan perusahaan.

2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung


keberhasilan kinerja perusahaan. Tanpa kejujuran, bisnis tidak akan
bertahan lama, karena kejujuran adalah kunci utama dalam kesuksesan
bisnis. Prinsip ini harus diterapkan dalam segala kegiatan bisnis misalnya
saat melaksanakan kontrak terhadap pihak ketiga maupun karyawan, jujur
terhadap konsumen, jujur salam kerja sama, dan lain sebagainya.

3. Prinsip Keadilan

Dalam prinsip ini berarti setiap orang yang melakukan bisnis meiliki hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Sehingga semua pihak yang
terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik secara langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Menerapkan prinsip

9
keadilan berarti semua pihak harus memiliki akses positif sesuai dengan
kemampuan dan peran yang telah diberikan untuk mendukung
keberhasilan bisnis.

4. Prinsip Loyalitas

Loyalitas adalah salah satu hal penting dalam menjalankan sebuah


bisnis. Loyalitas dalam perusahaan biasanya dapat dilihat dari kerja keras
dan keseriusan dalam menjalani bisnis sesuai dengan visi dan misi.
Dengan menerapkan prinsip ini, berarti tidak boleh mencampurkan urusan
pekerjaan dengan urusan pribadi.

5. Prinsip Integritas Moral

Setiap perusahaan harus memiliki integritas moral yang baik. Dengan


begitu, perusahaan lebih dapat dipercaya masyarakat. Menerapkan prinsip
ini, berarti seluruh pelaku bisnis, baik karyawan hingga manajemen harus
selalu menjaga nama baik perusahaan.

2.2 Pasar Bebas


2.2.1 Pengertian Pasar Bebas

Pasar bebas merupakan salah satu bentuk pasar yang dimana segala
bentuk kebijakan baik harga atau yang lainnya tidak ada patokan atau
paksaan dari pihak lain atau pemerintah. sesuai dengan namanya bebas,
jadi semua pihak memiliki kebebasan dalam beraktifitas maupun
menetapkan sebuah kebijkan dan yang lainnya. Harga dalam pasar bebas
ditentukan dari permintaan dan penawaran yang terjadi antara pembeli dan
penjual. Secara umum pasar bebas merupakan sebuah konsep
perekonomian yang beracuan pada suatu penjualan produk yang
dilaksanakan antar negara tanpa adanya pemungutan pajak atas ekspor
dan impor atau hambatan perdagangan yang lainnya.

10
Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana adanya perlakuan yang sama
dan fair bagi semua pelaku bisnis dengan aturan yang fair, transparan,
konsekuen dan objektif, memberi peluang yang optimal bagi persaingan
bebas yang sehat dalam pemerataan ekonomi. Pasar bebas
diadvokasikan oleh pengusul ekonomi liberalisme. Salah satu ukuran
kemajuan suatu bangsa dan keberhasilan suatu pemerintahan di era pasar
bebas adalah tingkat kemampuannya untuk menguasai teknologi ekonomi
(J.Gremillion).

2.2.2 Peran Pemerintah dalam Pasar Bebas

peran Pemerintah dalam pasar bebas, yaitu:

1. Efektif, karena begitu terjadi pelanggaran atas hak dan kepentingan


pihak tertentu, pemerintah akan bertindak efektif dan konsekuen untuk
membela pihak yg dilanggar & menegakkan keadilan.
2. Minimal, karena sejauh pasar berfungsi dengan baik dan fair maka
pemerintah tidak terlalu banyak ikut campur.

Maka siapa saja yang melanggar aturan main akan ditindak secara
konsekuen, siapa saja yang dirugikan hak dan kepentingannya akan dibela
dan dilindungi oleh pemerintah terlepas dari status social dan ekonominya.

2.2.3 Keuntungan Moral Pasar Bebas


1. System ekonomi pasar bebas menjamin keadilan melalui jaminan
perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku ekonomi.
2. Ada aturan yang jelas dan fair, dan karena itu etis. Aturan ini
diberlakukan juga secara fair, transparan, konsekuen, dan objektif.
Maka, semua pihak secara objektif tunduk dan dapat merujuknya
secara terbuka.
3. Pasar member peluang yang optimal, kendati belum sempurna, bagi
persingan bebas yang sehat dan fair.

11
4. Dari segi pemerataan ekonomi, pada tingkat pertama ekonomi pasar
jauh lebih mampu menjamin pertumbuhan ekonomi.
5. Pasar juga memberi peluang yang optimal bagi terwujudnya kebebasan
manusia.
2.2.4 Ciri-ciri Pasar Bebas

Ciri-ciri yang dimiliki oleh pasar bebas, antara lain :

1. Kepemilikan tunggal atau perorangan (non pemerintah) terhadap


segala bentuk alat dan sumber produksi. Untuk masalah kepemilikan
alat dan sumber produksi bebas dimiliki oleh semua pihak, karena
memang dalam pasar bebas ini semua memiliki hak untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan. Selain itu faktor lain yang menyebabkan hal
ini terjadi karena memang dalam pasar bebeas hak atau keputusan
serta kebijkan pemerintah tidak diakui dan diperhatikan oleh semua
pihak di pasar. Kondisi yang seperti ini bisa menimbulkan dua dampak
bisa positif dan negatif. Positifnya ketika alat dan sumber produksi
dikuasai dan dikelola oleh perorangan atau swasta maka mereka akan
selalu menciptakan sebuah kreatifitas dan inovatif tanpa batasan dari
pemerintahan. Sedangkan dampak negatifnya, ketika tidak ada kendali
pemerintah maka akan timbul sebuah monopoli dimana pihak yang
menguasai sumber produksi dan alatnya akan memperkaya diri sendiri.
2. Terdapat pembagian kelas atau tahta dalam perekonomian masyarakat.
Dalam pasar bebas ini, pihak yang memiliki kekuasaan dan kekuatan
maka akan menjadi pihak yang berkuasan atau bisa disebut sebagai
dengan bos, sedangkan pihak lain yang kekuatannya hanya sebagian
dan bahkan ada yang tidak memiliki kekuatan maka dia akan menjadi
bawahan atau buruh. Inilah yang menjadi salah satu ciri dalam pasar
bebas, dimana ada perbedaan kelas antara pihak satu dan yang
lainnya. Tentu hal ini akan menjadi sebuah permasalahan karena tidak

12
ada sebuah keadilan, selain itu juga ditakutkan pihak yang di bawah
akan berontak sehingga kestabilan perekonomian akan bermasalah
3. Persaingan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya selalu
terjadi. Tujuan utama semua pihak bergabung dan beraktivitas dalam
pasar bebas adalah untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya,
tidak peduli dengan cara atau strategi apa yang digunakan. Hal inilah
yang menyebabkan persaingan dalam pasar bebas selalu terjadi dan
akan terus terjadi. Maka dengan hal ini tidak ada sebuah simpati atau
empati bahkan kerjsama namun mereka lebih memikirkan dirinya
sendiri yang penting bisa mendapatkan keuntungan yang banyak. Hal
ini disebabkan oleh kebebasan yang secara luas yang diberikan oleh
pasar bebas.
4. Campur tangan pemerintah sangat terbatas. Keberadaan pemerintah
sangat dibatasi dalam pasar bebas, tidak ada sebuah kebebasan atau
ruang pemerintah dalam mengatur perekonomian. Pemerintah tidak
bisa campur tangan dalam segala aktivitas perekonomian yang ada di
pasar bebas karena memang hak perorangan sangat diakui.
Pemerintah hanya diberikan sedikit saja ruang, mereka boleh ikut
campur ketika memang pihak swasta tidak bisa melakukannya, antara
lain menjaga keamanan pasar dan lainnya. Pada dasarnya ruang gerak
yang diberikan pasar bebas kepada pemerintah hanya sebatas
keamanan pasar.

2.3 Etika Bisnis dalam Era Pasar bebas

Etika dalam bisnis sangat penting. Biasanya, pengusaha harus


menggunakan jurus-jurus untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.
Transaksi bisnis sejatinya tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai etis.
Seorang pengusaha memang kadang dilema harus bertransaksi ilegal atau
mengikuti etika berbisnis yang benar.

13
Manusia pada dasarnya bertanggung jawab atas pengelolaan hidup
supaya sesama dan lingkungannya bisa harmoni. Selain itu, manusia juga
harus memiliki filsafat hidup dalam berbisnis yang menuju kebajikan.
Manusia bijak, umumnya mencintai kebenaran dan kejujuran yang juga
diperlukan dalam bidang bisnis. Sejumlah negara telah menyadari
pentingnya peran etika dalam dunia bisnis atau perusahaan. Setiap
pertemuan antar manusia tetap mengikuti norma-norma sosial dan etis.
Sementara itu, etika bisnis menurut J Fieser, biasanya mengandung unsur
utama:

1. Menghindari pelanggaran hukum kriminal.


2. Menghindari tindakan yang mungkin melawan perusahaan.
3. Menghindari tindakan yang merusak citra perusahaan.

Dewasa ini banyak pengusaha tidak mengerti unsur etika bisnis. Atau
tahu, namun tidak menerapkan. Ada yang berbisnis dengan merusak citra
perusahaan lain. Ini tidak dapat dibenarkan. Misalnya dalam iklan,
seharusnya pelaku bisnis tidak boleh berbohong. Dia harus jujur. Bila ada
iklan kebohongan, dapat dipastikan bisnis tersebut tidak dibenarkan.
Barang yang dijual juga harus asli. Di sinilah pentingnya nilai-nilai kejujuran
dalam bisnis.

Penerapan nilai etika dalam dunia bisnis tak terlepas dari konteks hidup
sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan hukum. Jika konteks hidup sosial
ini berupa suatu keadaan yang kondusif, terbuka peluang luas untuk
menerapkan nilai-nilai etika dalam dunia bisnis dengan sebaik mungkin.

Terkadang pengusaha terpaksa berbisnis kotor karena lingkungan


menuntut demikian, misalnya, dia harus menghadapi para mafia. Ini
dilematis. Padahal, etika bisnis harus menjadi prinsip utama berusaha.
Maka, pelaku bisnis diharapkan mencari suasana lingkungan yang kondusif
sehingga bisa menerapkan prinsip etis dalam bisnis.

14
Selain etika bisnis, tentu tidak kalah penting yang namanya etiket dalam
usaha. Etiket biasanya terkait dengan tata krama atau sopan santun dalam
hidup manusia sehari-hari. Biasanya etiket diwariskan turun-temurun,
sehingga menjadi bagian hakiki hidup seseorang atau sekelompok
manusia. Di dalam etiket terkandung nilai yang acap kali kurang atau tidak
disadari.

Hidup yang beretiket mencerminkan latar belakang keluarga, pribadi,


dan pendidikan yang bersangkutan. Kepribadian dan pendidikan
seseorang dapat dikenal dari cara berpikir, berbicara, dan bertindak dalam
hidup sehari-hari.

2.3.1 Contoh Kasus

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang


perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam
mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk
melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar.

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam


memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis,
bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan
dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di
Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari
produk-produk lainnya.

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan


karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi
manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie
adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat).
Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat

15
kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan
untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong,
dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan
produk dari Indomie.

Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX


akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan
mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie
itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka
Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010).
Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa
terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan
adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie. A Dessy
Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang
terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan
benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat
produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya
dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik
sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.
Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah
menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada
di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia
yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk
dikonsumsi, lanjut Kustantinah.

Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di


konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin
per kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan
berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan
sangat berisiko terkena penyakit kanker.

16
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex
Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada
persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan keamanan produk
pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk
Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di
Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka
timbulah kasus Indomie ini.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi
pedoman membuat keputusan dan tingkah laku. Etika bisnis adalah etika
pelaku bisnis. Prinsip dalam berbisnis ada lima, yaitu: prinsip otonomi,
prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan
prinsip integrasi moral.

Pasar bebas merupakan salah satu bentuk pasar yang dimana segala
bentuk kebijakan baik harga atau yang lainnya tidak ada patokan atau
paksaan dari pihak lain atau pemerintah. sesuai dengan namanya bebas,
jadi semua pihak memiliki kebebasan dalam beraktifitas maupun
menetapkan sebuah kebijkan dan yang lainnya. Harga dalam pasar bebas
ditentukan dari permintaan dan penawaran yang terjadi antara pembeli dan
penjual. Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana adanya perlakuan yang
sama dan fair bagi semua pelaku bisnis dengan aturan yang fair,
transparan, konsekuen & objektif, memberi peluang yang optimal bagi
persaingan bebas yang sehat dalam pemerataan ekonomi.

Pada era pasar bebas ini banyak pengusaha tidak mengerti unsur etika
bisnis. Atau tahu, namun tidak menerapkan. Ada yang berbisnis dengan
merusak citra perusahaan lain. Ini tidak dapat dibenarkan. Dan masih
banyak pula perusahaan-perusahaan yang tidak menjalankan prinsip
dalam berbisnis. Perusahaan hanya memikirkan keuntungan yang
diperoleh dan mengesampingkan dampak yang akan terjadi karena hal
tersebut.

18
3.2 Saran

Para pelaku bisnis seharusnya menjalankan prinsip dalam berbisnis


dan pelaku bisnis diharapkan mencari suasana lingkungan yang kondusif
sehingga bisa menerapkan prinsip etis dalam bisnis. Juga menerapkan
etiket dalam usaha. Etiket biasanya terkait dengan tata krama atau sopan
santun dalam hidup manusia sehari-hari. Sehingga dalam berbisnis di era
pasar bebas ini tidak ada yang saling menjatuhkan dan semua nya saling
akan saling menguntungkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Erni R, Ernawan.2011.Business Ethics Edisi Revisi.Bandung:


ALFABETA.
2. Brooks, Leonard dan Paul Dunn.2012.Etika Bisnis & Profesi, untuk
Direktur, Eksekutif, dan Akuntan.Jakarta:Salemba Empat.
3. http://www.koran-jakarta.com/era-pasar-global--etika-bisnis-makin-
penting/
4. https://anitapurwati.wordpress.com/2014/01/14/etika-pasar-bebas/
5. https://dosenekonomi.com/bisnis/pengertian-pasar-bebas
6. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pendekatan-dan-prinsip-etika-bisnis-
dalam-perusahaan/
7. https://dimasaja68.wordpress.com/2015/11/28/etika-bisnis-dalam-
pasar-persaingan-bebas/

20

Anda mungkin juga menyukai