Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL

“ PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT. NESTLE INDONESIA


& PROGRAM CSR ( Corporate Sosial Responsibility ) ”

DI SUSUN :
KELOMPOK 2
AULIA ARISTIARINI ( 1810421190 )
ILDINA MIFTAFUL ILMI ( 1810421210 )
EKO BAYU PRASETYO ( 1810421195 )
MUH. MUSLIH MUFID ( 1810421199 )
ARSYAT ( 1810421198 )
LUKMAN ( 1810423010 )

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
berkahnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini ,yang berjudul “ PELANGGARAN
ETIKA BISNIS PT NESTLE INDONESIA & PROGRAM CSR ( Corporate Sosial
Responsibility )” yang alhamdulillah selesai pada waktunya.

Kami mengharapkan makalah yang kami susun ini dapat memberikan pengetahuan, selain
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Akhir kata, kami sangat berterima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai selesai. Semoga Allah memberkahi segala usaha kita.

Makassar, Juni 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... 3

Daftar Isi .................................................................................................................... 33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


B. Rumusan Masalah ...................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
C. Tujuan Penelitian ....................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
D. Manfaat Penelitian ..................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pelanggaran Etika Bisnis PT. Nestle Indonesia .................................................. 4


B. Program CSR PT. Nestle Indonesia .................................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


B. Saran ........................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.1
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab
sosial yang baik. Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti
yang cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan, adaptasi, akhlak,
watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata “moralitas” dari kata lain “moralis” dan
merupakan kata abstrak dari “moral” yang menunjuk kepada baik dan buruknya suatu
perbuatan. Sedangkan definisi dari etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara
ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Apalagi akhir-akhir ini makin banyak
dibicarakan perlunya tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar
bebas.

Dalam mekanisme pasar bebas diberikan kebebasan luas kepada seluruh


pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam
pembangunan ekonomi. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang
cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma
etis. Bahkan, pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya
penguasaan pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah kebawah
yang kurang memiliki kemampuan bersaing. Oleh karena itu, perlu adanya sanksi
yang tegas mengenai larangan praktik monopoli dan usaha yang tidak sehat agar dapat
mengurangi terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam dunia usaha.

Perbincangan soal etika bisnis semakin mengemuka mengingat arus globalisasi


semakin deras terasa. Globalisasi memberikan tatanan ekonomi baru. Para pelaku
bisnis dituntut melakukan bisnis secara fair. Segala bentuk perilaku bisnis yang
dianggap ”kotor” seperti pemborosan manipulasi, monopoli, dumping, menekan upah
buru, pencemaran lingkungan, nepotisme, dan kolusi tidak sesuai dengan etika bisnis
yang berlaku.
Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis sudah tentu adalah
meningkatkan keuntungan. Namun bisnis yang dialankan dengan melanggar prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilai etika cenderung tidak produkif dan menimbulkan
inefisiensi. Manajeman yang tidak memperhatikan dan tidak menerapkan nilai- nilai
moral, hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu
survive dalam jangka panjang. Dengan meningkatnya peran swasta antara lain melalui
pasar bebas, privatisasi dan globalisasi maka swasta semakin luas berinteraksi dan
bertangung jawab sosial dengan masyarakat dan pihak lain.
Pada saat banyak perusahaan semakin berkembang, maka pada saat itu pula
kesenjangan social dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Karena itu
muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negative. Banyak perusahaan
swasta banyak mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility
(CSR). Banyak peneliti yang menemukan terdapat hubungan positif antara tanggung
jawab sosial peruahaan atau (Corporate Social Responsibility) dengan kinerja
keuangan, walaupun dampaknya dalam jangka panjang. Penerapan CSR tidak lagi
dianggap sebagai cost melainkan investasi perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukan kepedulian perusahaan
terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada hanya sekedar
kepentingan perusahaan saja. Tanggung jawab dari perusahan (Corporate Social
Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan
dengan semua stake holder,termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers,
pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga
competitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan berupa dapat bantuan
fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat ( community development),
outreach,beasiswa dan sebagainya.
Motivasi mencari laba bisa menghambat keinginan untuk membangun
masyrakat dan lingkungan sekitarnya sejauh ini kebijakan perintah untuk mendorong
dan mewajibkan perusahaan swasta untuk menjalankan tanggung jawab sosial ini
tidak begitu jelas dan tegas, ditambahkan pula banyak program yang sudah
dilaksanakan tersebut tidak berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1) Pelanggaran etika bisnis oleh PT. Nestle Indonesia
2) Program CSR PT. Nestle Indonesia (Nestle Heathy Kids Indonesia)

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pelanggaran etika bisnis oleh PT. Nestle Indonesia
2) Untuk mengetahui program CSR PT. Nestle Indonesia (Nestle Heathy Kids
Indonesia)

D. Manfaat Penulisan
1) Dapat mengetahui pelanggaran etika bisnis oleh PT. Nestle Indonesia
2) Dapat mengetahui program CSR PT. Nestle Indonesia (Nestle Heathy Kids
Indonesia)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelanggaran Etika Bisnis PT Nestlé Indonesia


1) Landasan Teori
 Etika Bisnis
Menurut Hill dan Jones, Etika Bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar. Di mana hal tersebut dapat memberikan
pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang
sudah lama terjun di dunia bisnis. Tujuan etika bisnis bagi pengusaha adalah untuk
mendorong kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha
atau pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey
business atau dirty business. Di mana, hal itu dapat merugikan banyak pihak yang
terkait. Dengan etika bisnis, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat
mengarahkan mereka dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik,
sehingga dapat diikuti oleh semua orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut
memiliki etika yang baik. Memiliki etika bisnis juga dapat menghindari citra buruk
seperti penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis yang memiliki etika baik biasanya
tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku,
tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya, dan memiliki izin
usaha yang sah.
 Etika Produksi
Etika bisnis adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses
produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.
 Pentingnya Etika Produksi
Dalam proses produksi, sebuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu
berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba
sebanyak banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti
mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa
melakukan hal hal yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen
dan produsen bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya.
Seharusnya produsen memberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda
terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan.
Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih
mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam
keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak
memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan,
konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada
kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.

2) Profil Perusahaan

Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang


terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di
Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé,
seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu
menyelamatkan bayinya yang sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini PT
tersebut telah mempekerjakan lebih dari 3.400 karyawan untuk menghasilkan
beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan
NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi
instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk
kembang gula FOX'S dan POLO. Pabrik ke-empat di Karawang yang beroperasi
pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé
CERELAC.
Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen perusahaan
yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna
menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia
akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat
rasanya.
 Misi dan Visi PT Nestle Indonesia
Misi PT Nestle Indonesia adalah untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia
yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat
rasanya selain itu memfokuskan diri untuk senantiasa memberi informasi dan
pendidikan bagi konsumen kami.
 Visi PT Nestle Indonesia
 Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan
nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia.
 Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang
dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang
mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
 Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi yang kuat di setiap kategori
Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto
perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini,
PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi
konsumennya.

3) Pelanggaran Etika Bisnis oleh Perusahaan Nestlé


Pada tahun 2004 Produk Susu Nestlé telah ditarik dari peredaran di
sejumlah negara eropa karena mengandung Bakteri Sakazakii yang menyebabkan
meningitis, infeksi pembuluh darah atau inflamasi sistem pencernaan yang
mematikan bagi bayi maupun orang dewasa. (Published The Lancet 30 Desember
2003, halaman 5, 39).
Industri susu Nasional Indonesia rupanya telah meremehkan masalah dari
Bakteri Enterobacter sakazakii yang mencemarkan produk susu formula anak-
anak.
Menurut situs Sciences News Online dari penelitian yang dilakukan di 35
negara ditemukan bahwa tingkat pencemaran bakteri Enterobacter sakazaii ini pada
susu formula bayi sebesar 14 persen atau 20 kaleng dari 141 kaleng yang diteliti.
Penelitian ini juga lebih lanjut menemukan bahwa bakteri E. Sakazakii ini
ditemukan pada debu yang ada dilantai pabrik pembuatan susu formula bayi
tersebut padahal pabrik pembuatan susu formula atau makanan apapun menurut
standar sudah seharusnya bersih dari semua virus, kuman ataupun bakteri yang
berbahaya. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E.
sakazakii untuk bertahan hidup pada suhu 58 derajat celsius dalam pemanasan
rehidrasi susu formula.
Produk susu yang tercemar dari bakteri ini adalah Nestle. Nestle, telah
dikecam karena memproduksi susu formula untuk bayi yang mengandung bakteri
E. Sakazakii, khususnya untuk produk susu formula yang dipasarkan dinegara
berkembang. Memang berbeda dengan pemerintah kita yaitu lembaga BPOM yang
menyatakan bahwa tidak ada satu pun susu formula yang tercemar bakteri
Enterobacter Sakazakii di indonesia. Entah apa yang menyebabkan perbedaan
tersebut, tapi pesan kami bagi mereka yang ingin lebih berhati-hati dengan susu
formula terutama untuk bayi agar menghindari susu yang berasal dari produk
SUSU NESTLE.
Lalu pada tahun 2011 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
melakukan pengambilan 96 sampel produk susu formula dari berbagai merek untuk
menguji kemungkinan adanya bakteri Enterobacter Sakazaki. Dalam pengujian
sampel tersebut, BPOM tidak menemukan satu pun susu formula (termasuk
didalamnya adalah NESTLE) yang terkontaminasi. Pengujian ini dilakukan pada
2008 sampai 2011. Hal itu terungkap saat jumpa pers BPOM di kantor
kemkominfo, Kamis (10/2/2011).

4) Analisis SWOT
 Strength (kekuatan)
Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé
memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health),
dan keafiatan (wellness) dari konsumen Nestlé. Para karyawan Nestlé
berdedikasi dan termotivasi untuk memproduksi produk berkualitas dan
membangun brand yang memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagai bagian dari
suatu perusahaan global, Nestlé terus menerus melakukan penelitian dan
pengembangan untuk terus melakukan penyempurnaan berbagai produk
ciptaannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan berkembangnya konsep dan
dimensi makanan, yang kini tidak lagi sekedar untuk memperoleh kenikmatan
(enjoyment) namun telah berkembang menuju keafiatan (wellness) dan
bermuara pada kehidupan yang sejahtera dan berkualitas (wellbeing).
 Weakness (kelemahan)
Sebagai perusahaan besar, Nestlé sudah pasti memiliki standart yang
baik terhadap produknya wajar jika produk Nestlé relative mahal dibanding
produk sejenis lainnya, untuk itu kekurangan dari perusahaan ini adalah tidak
menjangkau semua kalangan, karena konsumennya yang sudah mendunia
didominasi oleh kalangan menengah keatas.
 Opportunity (peluang)
Bagi perusahaan yang sudah berdiri lama Nestlé sudah memiliki
kepercayaan masyarakat serta memiliki reputasi yang baik yaitu produknya
yang berkualitas, tidak sulit untuk menguasai pangsa pasar bagi perusahaan
Nestlé.
 Threat (ancaman)
Semakin berkembangnya teknologi banyak perusahaan sejenis
berlomba-lomba menguasai pangsa pasar. Biaya operasi yang relative mahal
membuat produk Nestlépun mahal sedangkan perusahaan pesaing dengan
produk sejenis yang memiliki kualitas tidak buruk dan harga lebih murah
membuat konsumen beralih keproduk tersebut.

B. Program CSR PT Nestlé Indonesia (Nestle Heathy Kids Indonesia)


Definisi dari CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan/ organisasi sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, serta
bagaimana perusahaan saling berbagi nilai dengan lingkungan sekitar baik alam dan
masyarakat, hal itu sangat ditekankan oleh Nestle sebagai salah satu produsen makanan
dan minuman terbesar di dunia.
Nestlé mempercayai bahwa agar perusahaan dapat sukses dan menciptakan
manfaat untuk para pemegang saham, perusahaan juga perlu menciptakan manfaat bagi
masyarakat. Inilah yang dimaksudkan dengan menciptakan manfaat bersama atau
(CSV)'Creating Shared Value'. Hal Ini yang telah menjadi salah satu hal mendasar bagi
Nestlé dalam melakukan kegiatan bisnisnya selama 147 tahun terakhir dan untuk
mewujudkannya Nestle melakukan banyak kegiatan CSR dengan fokus pada 3 area,
yaitu lewat nutrisi, air, dan rural development. Tidak hanya memberi, kegiatan-kegiatan
ini juga ditujukan untuk merangsang masyarakat untuk ikut serta mengembangkan
lingkungan mereka.
Berbagai studi juga memperlihatkan bahwa gaya hidup masyarakat modern telah
menyebabkan aktivitas anak usia sekolah dasar mulai dipengaruhi oleh gaya hidup yang
tidak sehat. Kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang berkurang
merupakan fenomena yang semakin luas terjadi di kalangan siswa sekolah dasar oleh
karena itu, Nestlé Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association
menyelenggarakan program “Nestlé Healthy Kids Indonesia” yang bertujuan
memberikan pengetahuan seputar gizi dan nutrisi, meningkatkan kegiatan fisik serta
memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri
dengan melibatkan para guru dan orang tua, program ini di fokuskan pada anak – anak
di bangku sekolah dasar usia 7 - 12 tahun, karena pada usia sekolah dasar sendiri
merupakan fondasi dari proses pembelajaran dimana siswa sedang mempelajari dan
membentuk norma baru termasuk pengenalan dan pembelajaran gaya hidup dan
perilaku hidup sehat dan bersih.
Nestle Heathty Kids Indonesia dimulai pertengahan tahun 2010 dengan 7 sekolah
dasar sebagai pilot project, dan kini telah diimplementasikan di 31 sekolah dasar di
seluruh Indonesia, menjangkau lebih dari 8000 murid dan melibatkan 400 guru sekolah
dasar. Program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data di sekolah, termasuk
pemeriksaan anemia, penyakit cacing serta pengukuran berat dan tinggi badan juga
pelatihan bagi guru dan kepala sekolah menggunakan 12 modul kesehatan tentang topik
seputargizi dan makanan, kebersihan diri dan lingkungan, dan aktifitas fisik.
Pada hari Jumat, 11 Oktober 2013 Program Kids' Athletics kerja sama global
antara Federasi Asosiasi Atletik International (IAAF) dan Nestlé Healthy Kids,
diresmikan di Indonesia. Program ini merupakan rangkaian dari program sebelumnya
yaitu “Nestle Healthy Kids Indonesia”. Program pelatihan “Kids’ Athletics” tahap awal
diikuti oleh 57 guru olahraga Sekolah Dasar (SD) dari 13 provinsi dan 80 anak-anak
sekolah dasar di Jakarta yang bertujuan mempromosikan dan mendorong aktivitas fisik
dikalangan anak - anak, menjadikan olah raga atletik sebagai salah satu olah raga favorit
serta sekaligus mencari bibit - bibit baru di dunia atletik.
Selain di Indonesia, “Nestle Healthy Kids” ini turut dilaksanakan di Afrika
Selatan, Argentina, Bangladesh, Boznia Herzegovina, Brazil, Bulgaria, Cina, Estonia,
India, Kenya, Kongo, Paraguay, Perancis, Puerto Rico, Rusia, Srilanka, Swedia,
Uganda, Ukraina, Uni Emirat Arab, dan Zimbabwe. Sampai dengan akhir 2012,
program NHK global telah menjangkau lebih dari 5,4 juta anak-anak yang tersebar di
64 negara.
Melalui program - Program yang dilakukan oleh PT. Nestle Indonesia
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan
dan kesehatan masyarakat di Indonesia, menjadikan anak – anak usia dini sebagai target
khalayak mereka yang diharapkan nanti agar anak - anak tersebut dapat tumbuh dengan
baik dan menjadi anak - anak yang cerdas dan sehat sehingga dapat dapat membawa
perubahan yang besar bagi Indonesia di kemudian hari.
PT. Nestle Indonesia juga telah berani mengambil langkah besar menuju tatanan
ekonomi baru yang menggabungkan aspek lingkungan, sosial dan pemerintah melalui
model bisnis berkelanjutan. Terbukti dengan suksesnya program “Nestle Healthy Kids”
yang telah banyak diikuti oleh ribuan sekolah di beberapa puluh kabupaten kota di
Indonesia dan semoga program “Nestle Heathy Kids” ini bisa diterapkan oleh seluruh
sekolah – sekolah dasar di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pelanggaran etika yang telah dilakukan oleh
perusahaan Nestlé yaitu telah ditemukannya Bakteri Sakazakii yang
menyebabkan meningitis, infeksi pembuluh darah atau inflamasi sistem
pencernaan yang mematikan bagi bayi maupun orang dewasa pada produk susu
Nestlé, khususnya untuk produk susu formula yang dipasarkan dinegara
berkembang. Bakteri E. Sakazakii ini ditemukan pada debu yang ada dilantai
pabrik pembuatan susu formula bayi tersebut padahal pabrik pembuatan susu
formula atau makanan apapun menurut standar sudah seharusnya bersih dari
semua virus, kuman ataupun bakteri yang berbahaya.
Apabila perusahaan meninggalkan tanggung jawabnya untuk
menurunkan biaya operasi dan harga produknya dengan tidak mengikuti
standar yang telah ditentukan, sehingga menyebabkan pencemaran bakteri E.
Sakazakii berkembang bahkan berada pada produknya maka akan sangat
merugikan konsumen dan membuat konsumen kehilangan kepercayaannya
terhadap produk. Seharusnya untuk meningkatkan keuntungan dan menekan
biaya operasi perusahaan hanya perlu menurunkan biaya bahan baku, serta
memperluas jangkauan pasarnya.

B. Saran

Diharapkan PT Nestlé Indonesia konsisten dalam menjalankan etika


bisnisnya untuk menghindari segala pelanggaran yang kemungkinan bisa
terjadi serta dapat mempertahankan & meningkatkan segala prestasi yang
telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif terhadap bisnisnya
dan juga untuk masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/pengertian-etika-bisnis-indikator-etika.html

http://prantikoairlanggasakti.blogspot.com/2016/11/pelanggaran-etika-bisnis-pada-pt-

nestle.html

https://www.academia.edu/27293868/_ANALISIS_PROGRAM_CSR_PT._NESTLE_INDO

NESIA_

Anda mungkin juga menyukai