Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Mata Kuliah Etika Bisnis & Tanggung jawab Sosial

Dosen Pengampu:
IREA ARRAHIMA, SE, MM

Disusun Oleh:
Muhammad Alfan Setyabudi (2261276)
Diaz Yolanda Valintino (2261291)
Novan Arianto (2261303)
Bayu Putra Prahara (2261308)
Mirza Yususf (2261295)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


STIE PGRI DEWANTARA
JOMBANG 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, Kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial ”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin


sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan. Baik dari tehnik penulisan maupun tata bahasa.

Kami menyadari tanpa kerjasamaantara beberapa kerabat yang menjadi


sumber informasi & semangat untuk menyelesaikan makalah ini. makalah ini tidak
akan menjadi seperti saat ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak- pihakyang telah memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan
makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya. Dan tidak lupa kami mengharapkan saran serta kritik
yang
membangun dari berbagai pihak.

Jombang, 8 oktober 2023

Penyususn
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.LATAR BELAKANG........................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
C.TUJUAN.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL..........3
B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL. . .4
C. HUBUNGAN ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL............6
D.PELANGGARAN DALAM ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL.............................................................................................................7
E. MANFAAT ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL...............8
BAB III STUDI KASUS.............................................................................................11
BAB IV PENUTUP....................................................................................................13
A.KESIMPULAN................................................................................................13
B.SARAN.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat
terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan
bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma
masyarakat. Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab
sosial terhadap masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala bentuk
bisnisnyaberperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas, sosial, etika dan
hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggung
jawab sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat
keberhasilan yang dapat diraih perusahaan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika dan tanggungjawab social?
2. Bagaimana cara menerapkan etika berusaha dan tanggungjawab social dalam
berbisnis?
3. Apa saja jenis-jenis tanggung jawab social itu?
4. Apakah yang dimaksud dengan keputusan bisnis yang tidak etis?

C. TUJUAN
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Introduction To Business, dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang
lingkup etika berusaha dan tanggungjawab sosial. Selain itu makalah ini
menjelaskan bagaimana cara berbisnis yang sesuai dengan etika yang
sebenarnya, karena etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan
dalam memecahkan persoalan perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

2.1 Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,
tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama
lain.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)


adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang
di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan.

Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.

Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:


a) Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan

3
dengan produk.
b) Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c) Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d) Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik ,
manajemen serta stakeholder.
e) Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan
dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f) Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin
atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g) Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam mengatur
kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h) Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i) Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j) Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k) Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama
dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab
social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan
hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.” (
Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1) Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang
semakin komplek.
3) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder.
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
4
menambah uang dalam bisnis mereka.

Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan


bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan
(pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan
keputusan tersebut akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang
tepat sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa
keuntungan sepertiimage yang baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger
& Whellen,2000; Cullen, John,2005).
2.2 Dilema Etika Dalam Manajemen
Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000:
Kuratko & Hodgetts, 2007).
1) Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara
geografis maupun etnis.
2) Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari
keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral individu
berjalan melalui tahap preconvetional, conventional, sampai tahap principle
3) Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak
maupun stakeholder.
4) Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat
relative pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika Studi
empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika diantaranya:
conflict of interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level of
openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan
sebagai titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1) Pendekatan Utilitarian
2) Pendekatan hak individu
3) Pendekatan keadilan

5
2.3 Etika Bisnis Yang Tidak Etis
Merupakan suatu keputusan yang ada dalam dunia bisnis yang diambil dari dalam
diri yang terdapat dalam konteks pribadi yang tidak sejalan dengan aturan yan berlakku
apalagi pada zaman sekarang ini dunia sudah terjadi globalisasi yang dapat mempengaruhi
kinerja manusia yang sudah tergantung dengan teknologi yang semakin tidak
mempertimbangkan pengambilan keputusan yang etis.
Keputusan bisnis yang tidak etis adalah keputusan yang kebalikaan dari keputusan
yang etis dimana terdapat langkah-langkah:
• Tidak menentukan fakta-fakta
• Tidak mengidentifikasi para pemegang kepentingan
• Tidak mempertmibangkan alternatif-alternatif yang tersedia
• Tidak memperimbangkan bagaimanasebuah keputusan dapat mempengaruhi para
pemegang kepentingan
• Tidak membuat sebuah keputusan
 Tidak memantau hasil
2.4 Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi
orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi
dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di
antara perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah
dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi
bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia
serta limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan
tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan
perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger &
Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam
melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu diterima di area bisnis
nasional maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:
1. Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar, serta
kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang dikonsusi. Menurut
Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak keamanan, hak untuk
mengetahui, hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak untuk memilih.
2. Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan pengambilan
investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba perusahaan.
3. Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai dariperencanaan,
perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja serta kesejahteraan.
4. Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki efek
negatif yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis sesuai dengan
hukum.
5. Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan masyarakat
umum.
Tanggung jawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi,
praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk
maupun jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi
awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
7
a. Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
b. Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di
ambil menjadi hukum universal
c. Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka
memperlakukan Anda.
d. Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi
secara nasional.
e. Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f. Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi ukuran.

2.5 Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan tiga
dalm respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program
tanggung jawab sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap aktivitas yang
berhubungan dengan publik ( social responsiveness ). Setiap keputusan manajer perusahaan
mempertimbangkan keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan outside group )
sebagai bagian integral dari kehidupan perusahaan.
2.6 Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer
(1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak
melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani
dan penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu
memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan
orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan
8
terhadap orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik,
mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan
etika dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi
penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan
pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan
konsep overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu
membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan,
maka aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih
dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang
jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan
mendapat simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson,
Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan
etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi
kepada stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional
perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home country
law).
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
9
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian
dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan
peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif
dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing
good bussines):
1. Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept
of waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).

2.7 Standar etika perusahaan


1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau kepercayaan dan
tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan
prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu memberikan
perilaku standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode etik memuat jenis
perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di perusahaan bagaimana berprilaku
secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus menjalankan
perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman apabila ada yang
melanggar kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung
perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program
pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai
perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
1
pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak ukur
perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan
kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak etis.
Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon
pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan
untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.

2.8 Jenis-Jenis Tangggung Jawab Sosial


Bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Dari mana asalnya bahwa bisnis memiliki
tanggung jawab sosial? Di sini tidak akan dibahas soal asal muasal tanggung jawab sosial,
tetapi langsung kepada anggapan bahwa bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Oleh karena
itu, tanggung jawab sosial harus senantiasa diperhatikan dalam berbisnis. Artinya, berbisnis
bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata, tetapi juga memiliki nilai mulia
didalamnya.
Ada salah satu perusahaan rokok terkenal di Indonesia yang memiliki program
tanggung jawab sosialnya dengan tema beasiswa. Seperti yang sudah diketahui, bahwa rokok
memang terbukti dapat mengganggu kesehatan. Namun, adanya program tanggung jawab
sosial berupa beasiswa dapat membuktikan bahwa kegiatan usaha tidak semata-mata hanya
untuk mencari keuntungan, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, anggapan rokok mengganggu kesehatan bisa diredam dengan
adanya program tanggung jawab sosial. Ada dua jenis tanggung jawab sosial dalam bisnis,
yaitu tanggung jawab sosial kewirausahaan (Social Responsible Entrepreneurship) dan
keterlibatan sosial dalam kewirausahaan (Social Involved Entrepreneurship). Dua jenis
tanggung jawab sosial ini dikemukakan oleh KPMG Ethics & Integrity Consulting sebuah
lembaga di negara Belanda.

A. Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan

1
Tanggung jawab sosial yang pertama ini (Social Responsible Entrepreneurship / SRE)
merupakan aksi atau tindakan minimal terkait dengan kewajiban sosial sebuah perusahaan.
Aksi tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk program yang memiliki tujuan
tersendiri. SRE tidak memiliki keterlibatan lebih jauh lagi selain memenuhi tanggung jawab
sosialnya.

Setelah tanggung jawab sosial dipenuhi, bisnis dijalankan seperti semula. Misalnya, ada
program penanaman 100 pohon di bukit Asri atau pembersihan lingkungan Jatibaru, itu
semua sebatas program saja, setelah menanam 100 pohon atau membersihkan lingkungan
maka sudah sampai di situ saja tanggung jawabnya. Jadi, SRE memang menghasilkan
perbedaan yang jelas antara principle dan commerce.

B. Keterlibatan Sosial dalam Kewirausahaan

Keterlibatan bisnis dalam dimensi sosial (Social Involved Entrepreneurship /SIE)


memiliki keterikatan dan kesamaan tujuan dengan masyarakat. Keterlibatan dapat
ditunjukkan dengan kerjasama yang aktif dalam menyelesaikan masalah dalam masyarakat.
Perbedaannya dengan SRE adalah bahwa SIE memiliki dasar keterlibatan yang dalam. SIE
memiliki tinjauan umum bahwa bisnis bukan semata-mata hanya tanggung jawab sosial,
tetapi lebih dalam dari itu, salah satunya yaitu persamaan rasa ingin membangun masyarakat
lebih baik lagi.

Perbedaan SRE dan SIE dapat diilustrasikan bahwa SRE hanya memberikan apa yang
dibutuhkan misalnya uang, bantuan makanan, memenuhi kebutuhan sandang, dan
pembangunan gapura pada suatu desa. Sedangkan SIE tidak hanya memberikan apa yang
dibutuhkan, tetapi juga memberikan rasa peduli, dukungan penuh, dan perhatian jangka
panjang. Jadi, SIE benar-benar terlibat dan memiliki tujuan dan keinginan untuk membangun
masyarakat seperti penjagaan lingkungan agar tetap bersih, menghapuskan diskriminasi, dan
lain-lain. Dengan ini maka SIE berlawanan dengan SRE, bahwa SIE menjalankan
commerce-nya bersinergi dengan principle.

1
BAB III
STUDI KASUS

Contoh Kasus : Perusahaan Aji No Moto


Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari suatu perusahaan. Sedangkan tanggung jawab sosial berhubungan dengan
cara bertindak dalam menjaga keseimbangan antara komitenya terhadap kelompok
dan individu dalam lingkungannya. Tindakan yang tidak etis bagi perusahaan akan
memancing tindakan balasan. dari konsumen dan masyarakat.
Kasus yang pernah populer di tahun 2001 yaitu mengenai perusahaan Aji No
Moto yaitu fatwa MUI yang mengharamkan Aji No Moto. Sebab berdasarkan
penelitian bahan baku Aji No Moto ditengarai dicampur dengan lemak babi. Sehingga
masyarakat Indonesia langsung tersentak dan 4 pimpinan Aji No Moto jadi tersangka,
karena melanggar UU konsumen.
Tjokorda selaku manajer PT.Aji No Moto mengakui di media Massa
menggunakan bactosoytone yang diekstraksikan dari daging babi hanya untuk
menggantikan polypeptone yang biasa diekstraksikan dari daging sapi. Alasan mereka
menggunakan bactosoyton atau ekstrak babi karena lebih ekonomis dan tidak
membutuhkan biaya yang besar.

Dari kasus tersebut dapat kita simpulkan

Dampak positif : Dalam jangka menengah Aji No Moto memang telah


berhasil menjadi idola tiap orang untuk di jadikan sebagai penyedap rasa masakan
sebelum kasus ini terungkap. Dan PT.Aji No Moto menjadi 36 perusahaan makanan
dan minuman terbesar di dunia dengan pendapatan US $5 milyar
Dampak negatif : Kerugian yang signifikan dialami PT. Aji No Moto. Banyak
negara diseluruh dunia terutama pada negara mayoritas islam menghentikan impor

1
produk Aji No Moto. Di Indonesia saja produk yang telah beredar dalam kurun waktu
2-3 minggu terhitung 3 januari 2001 jumlahnya sekitar 10rb ton akan serentak disita
di seluruh Indonesia. PT.Aji No Moto juga harus ganti rugi kepada pedagang dengan
total Rp.55 milyar.

1
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha.
Tanggung jawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral
guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial
Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab
terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab
terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat membantu seseorang dalam mengawali kegiatan
berbisnis yang sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial,
sehingga bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berperilakulah jujur
dalam segala hal guna menunjang kesuksesan kita dalam berbisnis.

i
DAFTAR PUSTAKA

 HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenership (kewirausahaan pendekatan


manajemen dan praktik). Jakarta. ISBN.
 Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
 Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT. Prenhallindo.
Jakarta.
 Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1. Andi. Yogyakarta
 Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai