Anda di halaman 1dari 21

SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHIC IN STRATEGIC MANAGEMENT

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Manajemen Strategik

Disusun oleh,

Sri Wahyuni 203403178

Muhammad Iqbal Adi Gustriana 203403184

Elisa Nurhayati Ahmad 203403197

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Social Responsibility and Ethic In Management
Strategic”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Stratejik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah sumber wawasan
tentang tanggung jawab sosial dan etika dalam manajemen strategik bagi para pembaca
dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Yusuf Abdullah., SE., MM


yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami mengenai manajemen stratejik khususnya yaitu mengenai tanggung
jawab sosial dan etika dalam manajemen stratejik.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Baik itu
dalam segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami
memohon saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dalam penulisan makalah
di masa yang akan datang.

Tasikmalaya, 2 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Sosial ............................................................................2


B. Etika...........................................................................................................7
C. Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan etika...........................................11
D. Kasus ........................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Piramida Corporate Social Responsibility Carroll............................4

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pelanggaran mengenai tanggung jawab sosial dan etika pada

kasus Enron ..........................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam manajemen suatu organisasi atau perusahaan pasti perlu adanya


manajemen stratejik, etika manajemen, dan tanggung jawab sosial. Manajemen stratejik
merupakan proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin
mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai titik
besarnya peranan manajemen stratejik semakin banyak diakui pada masa-masa ini
dibanding masa-masa sebelumnya (Michael A. Hitt & R. Duane Irelan & Robert E.
Hossliso).

Dalam melaksanakan proses manajemen stratejik seluruh komponen organisasi


atau perusahaan harus memiliki etika agar keseluruhan proses manajemen dapat
berjalan dengan baik. Dalam manajemen juga pasti memiliki tanggung jawab walaupun
dan dimanapun mereka berada. Tanggung jawab yang dimiliki berbeda beda, ada di
perusahaan dan ada juga di organisasi. Tanggung jawab sosial bukan hanya berada di
masyarakat, tetapi di manajemen juga terdapat tanggung jawab sosial dan etika. Dalam
manajemen juga membutuhkan tanggung jawab dan etika yang handal serta kuat pada
setiap tanggung jawabnya dan etika yang telah diatur oleh suatu organisasi atau
perusahaan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dia atas, kami merumuskan masalah sebagai
berikut.

1. Apa itu tanggung jawab sosial?


2. Apa itu etika?
3. Bagaimana mengelola tanggung jawab sosial dan etika?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan:

1. tanggung jawab sosial;


2. etika;
3. pengelolaan tanggung jawab sosial dan etika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial adalah suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan
bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas
meliputi taggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan kreditur.
Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) dapat juga diartikan
sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan,
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial
lainnya. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”
yakni suatu organisasi terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut CSR
dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

Untuk kepedulian terhadap lingkungan eksternal perusahaan atau pemerintahan


melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan, lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan sosial lainnya.

CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak
etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
pekerjanya beserta seluruh keluarganya.

Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan yang


diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup
kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan,
konsumen, investor, dan oleh perilaku perusahaan lain atau pesaing. Namun demikian,
banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab
sosialnya terhadap stakeholdernya (individu atau kelompok sangat terkait langsung
terhadap kinerja perusahaan).

Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga


kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar,
garansi, memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.

2
3

Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan


mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim,
dan menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.

Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus
mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada
pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk
melindungi hak pemegang saham dan investasi.

Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak


perusahaan kini menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan
pemasok sehingga mereka melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga dan
jadwal.

Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial


terhadap komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program lokal,
seperti bakti sosial, beasiswa serta pengobatan gratis.

Ada dua pandangan yang kontras tentang tanggung jawab perusahaan bisnis
terhadap masyarakat yaitu menurut pandangan Friedman dan Archie Carrol, yang
dimana menurut pandangan tradisional Friedman tentang tanggung jawab perusahaan
yang berpendapat dalam tulisannya berjudul The social responsibilityof bussines is to
increase its profit, bahwa tanggung jawab social bertujuan untuk keuntungan
perusahaan. Dimana dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tetapi manajer hanya menjalankan tugas untuk menghasilkan keu tungan semaksimal
mungkin bukan untuk tujuan lain ataupun untuk tanggung jawab social.

Sementara pandangan dari Archie Carrol berpendapat bahwa tanggung jawab


social perusahaan meliputi ekonomi,hukum,etika dan harapan dari masyarakat pada
waktu tertentu. Archie Carrol mencoba menjabarkan beberapa jenis tanggung jawab
social perusahaan yang dituangkan ke dalam sebuah poiramida Bernama piramida
tanggung jawab social perusahaan. Piramida hirarki tanggung jawab yang bergerak dari
ekonomi dan hukum berdasarkan orientasi social yang etis. Archie Carrol berpendapat
bahwa perusahaan yang merupakan unit dasar dari kegiatan ekonomi memiliki tanggung
jawab terhadap alam.

Berikut ini adalah piramida CSR yang dikembangkan oleh Archie Carrol
sebagaimana tambak dibawah ini :
4

Be
good
Corpor
Be ethical – Obligation to do what is right and
far,avoid harm
Obey the law – Law is society’s confidations of right and
wrong

Be
profitable –

Gambar 1.1 Piramida Corporate Social Responsibility Carroll

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, Archie Carrol mengusulkan bahwa


manajer organisasi bisnis memiliki empat tamggung jawab : kebijaksanaan, etika ,
hukum dan ekonomi.

a. Tanggung jawab diskersi adalah kewajiban sukarela murni yang di tanggung


erusahaan. Contohnya adalah kontribusi fiilantorapi, pelatihan pengangguran inti
dan menyediakan pusat penitipan anak.
b. Tanggung jawab etika dari manajemen organisasi adalah untukmmengikuti yang
dipegang secara umum keyakinan tentang perilaku dalam masyarakat.
Misalnya,masyarakat umumnya mengharapkan perusahaan untuk bekerja dengan
karyawan dalam merencanakan PHK,meskipun tidak ada undang – undang yang
dapat membutuhkan ini. Orang – orang yang terkena dampak bisa menjadi sangat
marah jika manajemen organisasi gagal bentindak sesuai dengan nilai – nilai etika
yang berlaku secara umum.
c. Tanggung jawab hukum ditetapkan oleh pemerintah dalam undang – undang A.S
diharuskan untuk memperkerjakan dan mempromosikan orang berdasarkan pada
kredensial mereka daripada mendiskriminasikan karakteristik yang tidak terkait
dengan pekerjaan se[erti : ras, jenis kelamin atau agama.
d. Tanggung jawab ekonomi manajemen organisasi bisnis adalah memproduksi
barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat sehinnga perusahaan dapat
membayar Kembali kreditur dan pemegang sahamnya.

Selanjutnya, analisis pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu merupakan


identifikasi dan evaluasi kepentingan perusahaan. Ini bisa dilakukan dalam proses tiga
langkah.

Langkah pertama dalam analisis pemangku kepentingan adalah mengidentifikasi


pemangku kepentingan utama,mereka yang memiliki hubungan langsung dengan
korporasi yang memiliki kekuatan tawar yang cukup untuk secara langsung
mempengaruhi kegiatan perusahaanPemangku kegiatan utama secara langsung
5

dipengaruhi oleh perusahaan dan biasanya mencakup pelanggan, karyawan, pemasok,


pemegang saham dan kreditur.

Langkah kedua dalam analisis pemangku kepentingan adalah mengidentifikasi


pemangku kepentingan sekunder mereka hanya memiliki saham tidak langsung dalam
korporasi tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas kopotrasi.

Langkah ketiga dalam analisis pemangku kepentingan adalah memperkirakan


efeknya pada setiap kelompok pemangku kepentingan dari setiap keputusan strategis
tertentu. Karena kriteria keputusan utama biasanya ekonomi, ini adalah titik dimana
pemangku kepentingan sekunder dapat diabaikan atau tidak penting. Agar perusahaan
dapat memenuhi tanggung jawab etis atau diskresinya, perusahaan harus ecara serius
mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pemangku kepentingan sekunder dalam
setiap keputusan strategis.

Adapun strategi dalam tanggung jawab sosial perusahaan, diantaranya:

a. Strategi Reaktif

Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial
cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial keputusan.
Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri
dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok dengan peluang penyakit kanker.

Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan bahaya


rokok setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.

b. Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan
atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menghindarkan diri dari
tanggung jawab limbah saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk
mempertahankan diri tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya
perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut
beroperasi, terdapat juga perusahaan lain yang beroperasi.

c. Strategi Akomodatif

Strategi akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan


perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan
hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung
jawab sosial. Conto lainnya, perusahaan-perusahaan besar pada era orde baru dituntut
untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan
disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah
6

akomodaif yang diambil setelah pemerintah menuntut koorporat untuk lebih


memperhatikan pengusaha kecil.

d. Strategi Proaktif

Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari


tanggung jawab untuk memuaskan stakeholder. Jika stakeholder terpuaskan, maka citra
positif terhadap perusahaan akan terbangun. Jika stakeholder terpuaskan, maka citra
positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan
diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan
pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra
positif yang disandangnya. Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan
mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan membuat khusus
penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial lingkungan masyarakat
atau dengan memberikan pelatihan terhadap masyarakat disekitar lingkungan
masyarakat.

Manfaat Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diantaranya terdiri dari:

a. Manfaat bagi perusahaan

Citra positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah akan terlihat baik.
Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di
masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan
dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik di
masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan akan memperoleh tanggapan yang
positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja
dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap
menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat. Secara tidak langsung
maka produk yang di produksi oleh perusahaan tersebut membuat konsumen meningkat
karena konsumen cenderung melihat dari citra perusahaannya.

b. Manfaat Bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan


perusahaan akan lebih erat. Artinya terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke
dua belah pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak
yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sektor perekonomian,
tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain. Dan adanya beasiswa
terhadap anak tidak mampu dan kesejahteraan masyarakat serta pembangunan Fasilitas
umum yang berguna bagi masyarakat.

c. Manfaat Bagi Pemerintah


7

Dalam hal ini pemerintah tidak hanya bekerja sendiri dalam membangun
kesejahteraan rakyatnya . Karena Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari
pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat
legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih baik akan
mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas
pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau
organisasi bisnis. Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah. Melalui
CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi
berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, minimnya
akses kesehatan dan lain sebagainya. Tugas pemerintah untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi lebih ringan dengan adanya partisipasi pihak
swasta (perusahaan) melalui kegiatan CSR. CSR yang dapat berperan dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan sosial adalah CSR yang bersifat communuity development
seperti pemberian beasiswa, pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin, pembangunan
sarana kesehatan dan lain sebagainya.

B. Etika

Secara umum etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan
tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya
individu di dalam masyarakat.

Sementara, dimensi etika dalam manajemen stratejik adalah standar kelayakan


pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Etika dalam manajemen ini sangat
diperlukan dan diharuskan untuk suatu organisasi atau perusahaan saat pelaksanaan
manajemen, karena etika manajemen sangat berpengaruh terhadap baik buruknya suatu
organisasi atau perusahaan, salah satu manfaat etika manajemen yaitu dapat
maningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
coorporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya
tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara
intern semua karyawan terikat dengan standar etis yang sama, sehingga akan mengambil
kebijakan atau keputusan yang sama terhadap permasalahan.

Selain itu, etika didefinisikan sebagai standar perilaku yang diterima secara
konsensual untuk pekerjaan, perdagangan atau profesi. Moralitas, sebaliknya adalah
ajaran perilaku pribadi berdasarkan alasan agama atau filosofis. Hukum mengacu pada
kode formal yang mengijinkan atau melarang perilaku tertentu dan mungkin atau tidak
mungkin menegakkan etika atau moralitas. Untuk mencapai pernyataan etika yang
komprehensif dalam membuat keputusan pekerjan, perusahaan dapat
mempertimbangkan tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis:

a. Pendekatan utilitarian: Pendekatan utilitarian mengusulkan bahwa tindakan dan


rencana harus dinilai berdasarkan konsekuensinya. Oleh karena itu, orang harus
8

berperilaku dengan cara yang akan menghasilkan manfaat terbesar bagi masyarakat
dan menghasilkan kerugian paling sedikit atau biaya terendah. Masalah dengan
pendekatan ini adalah kesulitan dalam mengenali semua manfaat dan biaya dari
setiap keputusan tertentu. Penelitian mengungkapkan bahwa hanya pemangku
kepentingan yang memiliki kekuatan paling besar (kemampuan untuk
mempengaruhi perusahaan), legitimasi (klaim hukum atau moral atas sumber daya
perusahaan), dan urgensi (permintaan perhatian segera) yang diprioritaskan oleh
CEO. Oleh karena itu, kemungkinan besar hanya pemangku kepentingan yang
paling jelas yang akan dipertimbangkan, sementara yang lain diabaikan.
b. Pendekatan hak-hak individu: Pendekatan hak-hak individu mengusulkan bahwa
manusia memiliki hak-hak dasar tertentu yang harus dihormati dalam semua
keputusan. Keputusan atau perilaku tertentu harus dihindari jika mengganggu hak
orang lain. Masalah dengan pendekatan ini adalah dalam mendefinisikan “hak-hak
dasar.” Konstitusi A.S. mencakup Bill of Rights yang mungkin atau mungkin tidak
diterima di seluruh dunia. Pendekatan ini juga dapat mendorong perilaku egois
ketika seseorang mendefinisikan kebutuhan atau keinginan pribadi sebagai “hak.”
c. Pendekatan keadilan: Pendekatan keadilan mengusulkan agar pengambil keputusan
adil, adil, dan tidak memihak dalam distribusi biaya dan manfaat kepada individu
dan kelompok. Ini mengikuti prinsip-prinsip keadilan distributif (orang yang serupa
pada dimensi yang relevan seperti senioritas pekerjaan harus diperlakukan dengan
cara yang sama) dan keadilan (kebebasan harus sama untuk semua orang).
Pendekatan keadilan juga dapat mencakup konsep keadilan retributif (hukuman
harus proporsional dengan pelanggaran) dan keadilan kompensasi (kesalahan harus
dikompensasikan secara proporsional dengan pelanggaran). Isu tindakan afirmatif
seperti diskriminasi terbalik adalah contoh konflik antara keadilan distributif dan
kompensasi.

Adapun pendekatan lain yang dapat menyelesaikan dilema etika yaitu dengan
menerapkan logika menurut filsuf Immanuel Kant. Kant menyajikan dua prinsip
(disebut imperatif kategoris) untuk memandu tindakan kita:

1. Tindakan seseorang adalah etis hanya jika orang tersebut bersedia melakukan
tindakan yang sama oleh setiap orang yang berada dalam situasi yang sama. Ini
sama dengan Aturan Emas: Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin mereka
memperlakukan Anda. Misalnya, mengisi akun pengeluaran akan dianggap etis jika
orang tersebut juga bersedia agar semua orang melakukan hal yang sama jika
mereka adalah bosnya. Karena sangat diragukan bahwa manajer mana pun akan
senang dengan pengisian akun pengeluaran, tindakan tersebut harus dianggap tidak
etis.
2. Seseorang seharusnya tidak pernah memperlakukan manusia lain hanya sebagai
sarana tetapi selalu sebagai tujuan. Ini berarti bahwa suatu tindakan adalah salah
secara moral bagi seseorang jika orang tersebut menggunakan orang lain hanya
sebagai sarana untuk memajukan kepentingannya sendiri. Agar bermoral, tindakan
9

itu tidak boleh membatasi tindakan orang lain sehingga mereka dirugikan dalam
beberapa hal.

Terdapat beberapa nilai personal sebagai standar etika, diantaranya:

a. Nilai Value

Nilai value pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara
pandang, cara berpikir dan perilaku dari seseorang.

b. Nilai Personal atau Personal Value

Pada dasarnya merupakan cara pandang , cara berpikir, dan keyakinan yang
dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.

c. Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental.

Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berpikir seseorang
yang teruwjud melalui perilakunya, yang di dorong oleh motif dirinya dalam meraih
sesuatu.

Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berpikir seseorang yang berlaku
untuk segala hal keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang
harus diperhatikan dan dijalankan.

Selanjutnya, terdapat juga beberapa konflik nilai, yaitu:

a. Konflik Intrapersonal

Pada dasarnya terjadi di dalam individu dan antar individu.

b. Konflik Individu – Organisasi

Pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang idanut oleh
individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan.

c. Konflik Antarbudaya

Pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dengan
organiasasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang
bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.

Adapun isu-isu sekitar etika manajemen, diantaranya:

a. Penggunaan obat-obat terlarang.


b. Pencurian oleh para pekerja atau konflik kepentingan.
c. Pengawasan kualitas atau quality control.
d. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia.
10

e. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan.


f. Penyalahgunaan aset perusahaan.
g. Pemecatan tenaga kerja.
h. Polusi lingkungan.
i. Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis.
j. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja dibawah umur.
k. Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang
kebijakan.

Kemudian, terdapat beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan
sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam manajemen,
diantaranya yaitu:

a. Pelatihan Etika

Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu.


Sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya memerlukan waktu
dalam mewujudkanny. Dengan demikian etika dalam bisnis maupun etika dalam
manajemen perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada pelaku
organisasi, dari mulai level tertinggi hingga terendah.

b. Advokasi Etika

Advokasi etika merupakan upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam


kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen
perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan
agar tetap memenuhi standar etika.

c. Standar Aturan mengenai Etika Perusahaan

Implementasi dari hal ini akan berjalan efektif jika memenuhi dua syarat, yaitu
perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai kode etik yang
mereka jalankan dan agar kode etik ini bisa berjalan dengan efektif perlu adanya
dukungan dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti
reward atau punishment system.

d. Keterlibatan Masyarakat dalam Mengontrol Etika Bisnis

Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih


beretika adalah dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang
dianggap tidak tidak beretika. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar
memperhatikan kepentingan publik dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika
kegiatan tidak etis dilakukan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis
berupa penilaian buruk dari masyarakat.
11

C. Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan Etika

Dalam mengelola tanggung jawab sosial dan etika di perusahaan terdapat


beberapa hal yang dapat diterapkan, diantaranya:

a. Kode Etik

Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan
yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial. Kode etik ini menjelaskan harapan
perusahaan tentang perilaku karyawan dalam berbagai situasi dan juga menjelaskan
bahwa perusahaan mengharapkan orang-orangnya untuk mengenali dimensi etika dalam
keputusan dan tindakan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang


mengembangkan kode etik dan melaksanakan lokakarya dan seminar pelatihan etika.
Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa etika dihadapkan dengan pertanyaan etika,
manajer cenderung mengabaikan kode etik dan mencoba memecahkan dilema sendiri.
Untuk memerangi kecenderungan ini, manajemen perusahaan yang ingin meningkatkan
perilaku etis karyawannya tidak hanya mengembangkan kode etik yang komprehensif
tetapi juga mengkomunikasikan kode tersebut dalam program pelatihannya, dalam
sistem penilaian kinerja, kebijakan dan prosedur, dan melalui tindakannya sendiri.
Bahkan mungkin memasukkan nilai-nilai kunci dalam nilai-nilai dan pernyataan
misinya.

b. Struktur Etis

Struktur etis mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika adalah
kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi perusahaan. Kepala pegawai etika
adalah eksekutif perusahaan yang mengawasi etika dan kepatuhan hukum.

c. Pelatihan Etika

Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam
menghadapi pegawai dan menghadapi persoalan etika serta nilai-nilai.

d. Whistle-Blowing

Whistle-blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas


praktik-praktik ilegal, moral, atau tidak sah yang dilakukan organisasi. Whistle-blowing
ini mengacu pada kebijakan yang mengharuskan karyawan untuk melaporkan setiap
pelanggaran etis yang ditemukan atau dilihat di perusahaan.
12

D. Kasus

Kasus Enron melibatkan kantor akuntansi publik Arthur Andersen, manajemen


Enron telah melakukan window dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai
US $ 600 jutadan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar dengan teknik
off-balancesheet.

Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut memba
ntu proses rekayasa laporan keuangan selama bertahun-tahun. Akhirnya pada waktu
yang singkat, Enron melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Arthur
Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumenlainnya yang berhubungan dengan audit Enron.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya


manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor. Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak
yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan
Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor
di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor
terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek.
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan
dari pihak stockholder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information
mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari
principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional
untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah
ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum.

Dari kasus tersebut terlihat ada pelanggaran tanggung jawab dan etika, yang dapat
dilihat dari tabel dibawah ini :

Jenis Pelanggaran Penjelasan


Tanggung Jawab Yaitu pihak Arthur Andersen sebagai
sebuah kantor akuntan public tidak dapat
memelihara kepercayaan masyarakat
terhadap jasa profesional seorang
akuntan dikarenakan mudah tergiur oleh
bayaran yang besar dari Enron untuk
bersikap menilai secara baik perusahaan
Enron yang ternyata dalam kondisi buruk.
Etika Yaitu pihak perusahaan yang seharusnya
13

berprilaku yang konsisten dengan


reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat menjatuhkan
perusahaan. Namun dalam kasus ini
bahkan CEO dan CFO perusahaan
membiarkan kegitan-kegitan bisnis
tertentu terjadi yang didalamnya jelas
melanggar etika dan mengijinkan
terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasiyang hanya bisa di akses oleh
Pihak dalam perusahaan (insider trading)
Tabel 1.1 Pelanggaran mengenai tanggung jawab sosial dan etika pada kasus Enron
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tanggung awab
social dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen berdampak pada seluruh pemangku kepentingannya antara lain
konsumen, karyawan, investor, pemasok dan lain sebagainya. Tanggung jawab dari
organisasi harus membawa ke arah perbaikan dilingkungan masyarakat organisasi
tersebut sebagai konsekuensilogis keberadaannya dalam lingkungan tersebut.

Konsep dasar etika manajemen lebih berbicara mengenai nilai – nilai yang dianut
oleh organisasi sehubungan dengan bisnis yang dijalani organisasi tersebut. Etika
manajemen dapat diukur melalui 4 cara yaitu : dari egi benefit (manfaat),pemenuhan
hak – hak dari pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan dan pemeliharaan
organisasi yang bersangkutan. Mendorong etika dalam manajemen dapat diperlakukan
diantaranya pelatihan etika agar pembiasaan kepada pelaku organisasi,harus memiliki
standar aturan etika di suatu perusahaan untuk keterlibatan masyarakat dalam
mengontrol etika itu sendiri.

Tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manjemen adalah dua hal yang
berbeda namun saling berhubungan, perbedaannya tak hanya terdapat pada kata,
melainkan juga pada makna, namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan
merupakan pedoman bagi suatu perusahaan untuk perkembangannya.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan tanggung jawab sosial dan etika dalam
manajemen stratejik yaitu apabila kita membangun atau bahkan memiliki bisnis atau
perusahaan baiknya harus memikirkan terlebih dahulu mengenai tanggung jawab sosial
dan etika manajemennya, karena hal tersebut dapat berdampak pada seluruh pemangku
kepentingannya, seperti karyawan, investor, konsumen, pemasok, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengolah kode etik serta harus memiliki
standar aturan mengenai etika dan tanggung jawab sosialnya agar kegiatan-kegiatan di
perusahaan dapat berjalan dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ade Santa M, Anatasya Gultom, Sahlima Hutagulung, (2021). Tanggung Jawab Sosial
dan Etika Manajemen. [Online]. Tersedia:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/sejarah-pasifik-
barat-daya/makalah-manajemen-tanggung-jawab-sosial-dan-etika-manajemen/
18186377. [30 Agustus 2022].

Chandra Ningsih. (2021). Peran Penting Manajemen Stratejik, Etika Manajemen, dan
Tanggung Jawab Sosial [Online]. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/chandraningsih7602/61c440a206310e320475fb92/
peran-penting-manajemen-stratejik-etika-manajemen-dan-tanggung-jawab-sosial.
[29 Agustus 2022].

David, Fred R. 2015. Strategic Management : "Concepts and Cases". Fifteenth Edition.
Pearson Education.

Kuliah Online Stie Banten. (2019). Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen.
[Online].
Tersedia :http://kuliahonline.stiebanten.ac.id/claroline/backends/download.php?
url=L0JBQl9JSUlfdGFuZ2d1bmdqd2Jfc29zaWFsLnBkZg%3D
%3D&cidReset=true&cidReq=MA2G013. [29 Agustus 2022].

Kaengan Alfan. (2016). Etika dan Tanggung Jawab Manajemen. [Online].


Tersedia :http://alfankangean.blogspot.com/2016/10/etika-dan-tanggung-jawab-
manajemen.html. [29 Agustus 2022].

Kurniawan Wahyu. (2017). Skandal Enron : Pencideraan terhadap Tanggung Jawab


Etis Akuntan. [Online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/30783682/Skandal_Enron_Pencideraan_Terhadap_Ta
nggung_Jawab_Etis_Akuntan. [1 September 2022].

Nandy. (2022). Pengertian Etika : Macam – Macam Etika dan Manfaat Etika. [Online].
Tersedia : https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/. [30 Agustus
2022].

Surif. (2019). Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Bagi Perusahaan,


Masyarakat dan Pemerintah. [Online]. Tersedia di:
https://www.indonesiana.id/read/118866/manfaat-tanggung-jawab-sosial-
perusahaan-bagi-perusahaan-masyarakat-dan-pemerintah . [3 September 2022].

Wheelen, Hunguer, 2012. Srategic Management and Business Policy, Thirteenth


Edition. Pearson Education.

15
Sahlima Hutagulang (2021). Makalah manajemen tanggung jawab sosial dan Etika
manajemen.[Online]. Tersedia di :
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/sejarah- pasifik-
barat-daya/makalah-manajemen-tanggung-jawab-sosial-dan-etika-manajemen/
18186377 (30 Agustus 2022)

16

Anda mungkin juga menyukai