Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BISNIS DAN MANAJEMEN

“ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL”

DOSEN PENGAMPU:

AHMAD DZUL ILMI SYARIFUDDIN, M.M

Disusun Oleh:

Kelompok 1

CINTA : 2220203862202012

NIARFAH : 2220203862202013

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas kelompok mata kuliah bisnis dan
manajemen ini dapat diselesaikan dengan judul “Etika Bisnis dan Tanggung
Jawab Sosial”.

Kami menyadari bahwa penulisan karya ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan banyak orang yang dengan tulus mendoakan, menyarankan dan mengkritik
penyelesaiannya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan segala macam saran dan kerjasama bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Parepare, 27 Maret 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Etika Bisnis ................................................................................................... 3
B. Tanggung Jawab Sosial ................................................................................ 4
C. Bidang-Bidang Tanggung Jawab Sosial ....................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era ini, dimana penegakan hukum semakin kuat dan keinginan untuk
membentuk masyarakat madani semakin digalakkan. Jadi, semua bisnis yang
terlibat dalam bisnis diharapkan menjadi salah satu kekuatan pendorong untuk
mewujudkan semuanya. Pengusaha adalah mereka yang dianggap berperan
penting dalam mempertemukan keinginan pemerintah (government) dan
masyarakat (public). Dibandingkan dengan piramida, posisi pemerintah berada
di atas dan masyarakat berada di bawah, sehingga pengusaha dan perusahaan
yang dimilikinya berada di tengah.
Karena jabatan tersebut, tugas dan tanggung jawab seorang pengusaha
menjadi lebih rumit, apalagi jika harus menjadi agen pembangunan. Artinya,
tugas para pedagang adalah mengubah dan membangun tatanan sosial dari
kehidupan tradisional ke kehidupan modern, dari ide-ide sederhana ke yang
lebih kompleks, dan terutama untuk mendapatkan keuntungan dari
perkembangan ini. Termasuk tanggung jawab pelaku bisnis untuk dapat
menciptakan lingkungan bisnis yang bertanggung jawab yang mengandung
nilai-nilai etika. Dan, tentu saja, pengusaha tetap berharap bisa berpartisipasi
dalam implementasi masyarakat sipil.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, organisasi bisnis harus
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aktivitasnya mengarah pada
perbaikan lingkungan masyarakat secara umum, dan bukan sebaliknya. Dengan
demikian, organisasi bisnis atau perusahaan harus menyadari bahwa mereka
memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Tanggung
jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan

1
kesehatan lingkungan, kondisi ekonomi masyarakat pada umumnya,
keikutsertaan perusahaan dalam pengembangan lingkungan.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu etika bisnis?


2. Apa itu tanggung jawab sosial?
3. Apa saja bidang-bidang tanggung jawab sosial?

C. Tujuan Masalah

1. Ingin mengetahui pengertian etika bisnis.


2. Ingin mengetahui pengertian tanggung jawab sosial.
3. Ingin mengetahui bidang-bidang tanggung jawab sosial.

1
Irham Fahmi, Etika Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta, cv), 2017, hlm. 1.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis

Penerapan tanggung jawab sosial dalam bisnis yang bersumber dari dalam
organisasi dikenal dengan etika bisnis. Dalam menjalankan operasionalnya sehari-
hari, bisnis selalu dikaitkan dengan masalah etika. Ini adalah contoh etika asosiasi
bisnis. Hubungan bisnis dengan masyarakat umum memiliki etika sosial, atau etika
asosiasi bisnis, seperti halnya manusia individu memiliki etika sosial di antara
mereka sendiri. Anak-anak dan orang dewasa akan membentuk asosiasi atau
hubungan setiap kali manusia berinteraksi satu sama lain. antara seseorang dengan
tetangganya, antara pengguna jalan dengan orang lain, antara orang tua dan guru,
antara mahasiswa dan dosen, dan sebagainya.2

1. Definisi Etika

Kata "ethos" berasal dari kata Yunani "ta etha," yang berarti "kebiasaan" atau
"kebiasaan" dalam bentuk jamak. Perluasan adat menetapkan aturan yang tegas
dalam masyarakat, yaitu bahwa setiap perbuatan dan tanduk harus mengikuti
aturan. Padahal, aturan tersebut telah membentuk moral masyarakat dengan
mendorong penghormatan terhadap adat istiadat yang ada. Istilah "moralitas"
mengacu pada perilaku dan praktik yang membedakan antara yang baik dan yang
buruk, serta aturan yang mengatur perilaku tersebut dan nilai-nilai yang diwakili
olehnya yang ditegakkan atau ditargetkan oleh perilaku dan praktik tersebut.

Moralitas masyarakat dipengaruhi, sebagian, oleh perilaku dan adat istiadat


yang dianggap dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh anggotanya.Moral
memang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, ketika
saya bertindak bertentangan dengan standar moral, saya biasanya merasa bersalah,

2
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish), 2017, hlm. 372

3
malu, menyesal; Saya akan memberi label perilaku saya sebagai "tidak bermoral"
atau "salah" dan memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang sangat rendah.

Upaya interpretatif etika dari perspektif filosofis sering menunjukkan bahwa


etika tidak dapat dikecualikan dari filsafat. karena filsafat sering dianggap sebagai
ilmu etika fundamental. “Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari aspek baik
dan buruk dari perilaku manusia,” kata K. Bertens.

More about this source textSource text required for additional translation
informationBanyak definisi etika yang telah diberikan oleh para ahli, tetapi
semuanya berhubungan dengan moralitas. Oleh karena itu, etika dapat
diterjemahkan sebagai ukuran tindakan berdasarkan moralitas tertentu. Dilihat dari
berbagai perspektif seperti agama, hati nurani, dan aturan tertulis dan tidak tertulis,
yang semuanya digunakan untuk memahami pemahaman etika yang lebih dalam.

2. Definisi Etika Bisnis

Etika bisnis adalah aturan yang menekankan apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan perusahaan, dan aturan ini bisa berasal dari aturan tertulis atau aturan
tidak tertulis. Dan jika perusahaan melanggar peraturan tersebut, sanksi diterima.
Kalau sanksi bisa langsung atau tidak langsung.3

B. Tanggung Jawab Sosial

Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan


internal dan eksternal. Menurut Chuck Williams (2001), tanggung jawab sosial
adalah tanggung jawab perusahaan untuk merumuskan kebijakan, membuat
keputusan dan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.Kemudian
Jeff Madura (2001) juga menyatakan bahwa tanggung jawab sosial yaitu suatu
pengakuan perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat.
Istilah tanggung jawab sosial kadang-kadang dipergunakan untuk menggambarkan
tanggung jawab perusahaan kepada komunitas dan lingkungannya. Namun
demikian, dapat dipakai secara luas dengan mengikutkan tanggung jawab

3
Irham Fahmi, Etika Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta), 2017, hlm. 2-3

4
perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor. Walaupun keputusan
bisnis yang dibuat adalah untuk meningkatkan nilai, keputusan haruslah tidak
merusak etika dan tanggung jawab sosial.

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial

Pada dasarnya setiap orang, kelompok dan organisasi memiliki tanggung


jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya. Tanggung jawab sosial seseorang atau
organisasi adalah etika dan kemampuan untuk berbuat baik dalam lingkungan sosial
berdasarkan nilai, aturan, dan kebutuhan masyarakat. Perseroan merupakan salah
satu pilar masyarakat modern, dimana perseroan merupakan subjek hukum sebagai
pribadi (naturlijk person) yang mempunyai hak dan kewajiban.

2. Manfaat Tanngung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di


sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam
mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya
bukan tanpa alasan, karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan
manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang dalam hal ini perusahaan,
masyarakat, dan pemerintah.

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan


tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan
kehadiran perusahaan di lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka
panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat. Selain
membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama
masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang
akan datang. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang
positif setiap kali akan menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak
saja dianggap sekadar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga
dianggap menawarkan sesuatu yang akan membawa perbaikan bagi masyarakat.

5
2. Manfaat Bagi Masyarakat

Manfaat tanggung jawab sosial kepada masyarakat sudah jelas. Selain


karena perusahaan memperhatikan kepentingan tertentu masyarakat, masyarakat
juga mendapat pandangan baru tentang hubungan perusahaan dengan masyarakat
yang selama ini hanya dapat dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen
atau hanya sebagai sebuah hubungan. hubungan antara penjual dan pembeli.
Masyarakat mendapat pandangan baru bahwa hubungan masyarakat dengan
dunia usaha harus diarahkan pada kerjasama yang saling menguntungkan.
Hubungan masyarakat dan dunia usaha tidak lagi dipahami sebagai hubungan
antara pengeksploitasi dan tereksploitasi, tetapi sebagai kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya di bidang
ekonomi, tetapi juga di bidang sosial, pembangunan dan bidang lainnya.

3. Manfaat Bagi Pemerintah

Manfaat sebagai pemerintah dengan adanya tanggung jawab sosial dari


pemerintah juga sangatlah jelas. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi
sebagai wa yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan
dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah
sebagai pihak yan mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke
arah yang lebih ba akan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan
masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota
masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.4

C. Bidang-Bidang Tanggung Jawab Sosial

Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial


perusahaan. Etika sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung

4
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014), hlm. 81-82.

6
jawab sosial mencoba menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, dan investor.5

Tanggung jawab sosial dapat diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika


dalam organisasi. Tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan cara suatu
bisnis untuk bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan
dan merupakan tanggapan dari perusahaan atau bisnis terhadap kebutuhan sosial.6

1. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan

Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada


hanya menyediakan barang atau jasa, tapi juga perusahaan mempunyai tanggung
jawab ketika memproduksi dan menjual produknya. Perilaku perusahaan dibentuk
dengan etika bisnis, yang mewakili suatu rangkaian nilai moral. Perusahaan
mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan produk yang aman dan menjual
produk mereka tanpa menyesatkan pelanggan. Mereka memastikan tanggung jawab
sosial kepada pelanggan dengan menciptakan kode etik, memonitor keluhan
pelanggan, dan menanyakan kepada pelanggan masukan mengenai produk yang
mereka beli akhir-akhir ini.7

Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut Ronald J.


Ebert ada dua kategori, yaitu:

a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas; dan


b. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar. Tanggung jawab
sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan.

Menurutnnya, ada empat hak pelanggan, yaitu:

a. Hak mendapatkan produk yang aman.

5
Fahnia Chairawaty, dkk., Model Unit PMI Program Safer Sumatera (Jakarta: Palang Merah
Indonesia, 2017), hlm. 19.
6
M. Anang Firmansyah dan Budi W. Mahardhika., Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Deepublish,
2018), hlm. 315.
7
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish), 2017, hlm. 372.

7
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.
c. Hak untuk didengar.
d. Hak memilih apa yang akan dibeli.8

Sedangkan menurut Zimmerer (1996) hak-hak pelanggan yang harus dilindungi


meliputi lima hal:

a. Hak Keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman. demikian juga kemasannya.
b. Hak untuk Mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan
jasa yang mereka beli termasuk perusahaan yang menghasilkan barang
tersebut.
c. Hak untuk Didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk
menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak Atas Pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan. Misalnya,
pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk.
Perusahaan harus menyediakan program pendidikan agar pelanggan
memperoleh informasi barang dan jasa yang akan dibelinya.
e. Hak untuk Memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan
hak untuk memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab
sosial perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan
undang-undang antitrust.9

2. Tanggung Jawab Terhadap Karyawan

Perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada karyawannya.


Tanggung jawab tersebut berupa pemberian rasa aman kepada para karyawan,

8
Fahnia Chairawaty, dkk., Model Unit PMI Program Safer Sumatera (Jakarta: Penerbit Palang
Merah Indonesia, 2017), hlm. 20.
9
Gede Riana, dkk., Kewirausahaan (Pemgembangan Bisnis Baru) (Jambi: Penerbit PT. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2023), hlm. 122.

8
perlakuan yang wajar dari karyawan lain, dan kesempatan yang sama bagi setiap
karyawan.

Pemberian rasa aman kepada para karyawan akan melindungi adanya


kecelakaan dan memperbaiki moral para karyawannya. Banyak perusahaan
sekarang memberikan identifikasi keamanan tempat kerja sebagai salah satu tujuan
utamanya.

Banyak perusahaan telah tanggap terhadap bertambahnya keanekaragaman


di antara karyawan dengan memberikan seminar diversitas, yang memberi
penerangan kepada karyawan mengenai diversitas kebudayaan. Penerangan seperti
itu dapat menolong karyawan menyadari bahwa pernyataan tertentu mungkin dapat
menyinggung perasaan karyawan lain.

Isu lain di tempat kerja adalah pelecehan seksual yang termasuk di


dalamnya suatu komentar yang tidak diinginkan atau tindakan yang secara alami
berbau seksual. Perusahaan cenderung mencegah pelecehan seksual dengan
memberikan seminar mengenai hal tersebut. Seminar ini tidak hanya suatu tindakan
tanggung jawab kepada para karyawan, tetapi juga dapat memperbaiki
produktivitas perusahaan dengan menolong karyawan merasa kerasan dan nyaman.

Selain hal tersebut di atas, dalam meyakinkan bahwa karyawan menerima


perlakuan yang layak, banyak perusahaan menciptakan prosedur keluhan untuk
karyawan yang merasa bahwa mereka tidak diberi kesempatan yang sama.
Seseorang atau departemen terntentu biasanya ditunjuk untuk menangani keluhan.
Metode dalam menangani keluhan karyawan serupa dengan dalam menangani
keluhan pelanggan. Dengan cara menyadari keluhan, perusahaan cenderung
berusaha memecahkan dan memperbaiki prosedurnya untuk menghindari keluhan
selanjutnya.10

Semua aktivitas sumber dayamanusia diarahkan pada tanggung jawab


kepada karyawan, dengan cara:

10
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish), 2017, hlm. 372.

9
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b. Memberikan umpan balik, baik yang positif maupun negatif
c. Menceritakan kepada karyawan tentang kepercayaan
d. Membiarkan karyawan mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
e. Memberikan imbalan kepada karyawan dengan baik
f. Memberikan kepercayaan kepada karyawan.11

3. Tanggung Jawab Terhadap Pemegang Saham

Perusahaan bertanggung jawab kepada para pemegang saham dengan cara


meyakinkan tanggung jawabnya, dengan memonitor setiap keputusan perusahaan
dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Kemudian juga menyediakan informasi
kepada para investor mengenai pergerakan tingkat harga saham dan sumber daya
apa saja yang dibutuhkan perusahaan melalui situs internet. Contohnya perusahaan
Goodyear menggunakan internet untuk memberikan kepada para investor informasi
rinci mengenai kinerja keuangan perusahaan.12

Tanggung jawab terhadap pemegang saham:

a. Manajemen yang baik akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan


secara etis, sehingga berdampak pada kenaikan harga saham dan perolehan
dividen.
b. Memastikan dana dari investor digunakan dengan sebaik-baiknya.
c. Transparan dan accountable pada pemegang saham.
d. Menghindari high cost management.13

Sedangkan cara pemegang saham meyakinkan tanggung jawabnya adalah


dengan berusaha aktif dalam mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan jika
para investor ini merasa perlu untuk melakukan hal tersebut berkaitan dengan

11
Fajrillah, dkk., Smart Enterepreneurship: Peluang Bisnis Kreatif & Inovatif di Era Digital
(Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 124
12
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish), 2017, hlm. 373.
13
Roni Angger Aditama, Pengantar Bisnis, (Malang: Penerbit AE Pulishing), 2020, hlm. 18.

10
saham-saham yang mereka miliki. Pemegang saham telah sangat aktif terlebih
ketika mereka tidak puas dengan gaji para eksekutif perusahaan atau kebijakan
lain.14

4. Tanggung Jawab Terhadap Kreditor

Pemenuhan kewajiban keuangan perseroan kepada kreditur merupakan


kewajiban perseroan kepada kreditur. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya sebagai akibat dari situasi keuangan yang buruk, ia juga harus
memberi tahu krediturnya. Ketika bisnis atau institusi menghadapi kesulitan
keuangan, kreditur seringkali menawarkan kelonggaran pembayaran (Sukardi &
Evi, 2007:9).15

Perusahaan seperti bank, firma keuangan, dan investor dalam sekuritas


utang menerima modal pinjaman dari kreditur dengan imbalan kewajiban
membayar pokok dan bunga pinjaman.

Kewajiban keuangan kepada kreditur harus dipenuhi oleh bisnis.


Menginformasikan kepada kreditur tentang masalah keuangan apa pun sehingga
tanggal jatuh tempo dapat ditunda, sehingga saran untuk memperbaiki kondisi
keuangan dapat dilakukan, dan agar rekayasa untuk meningkatkan batas kredit
tidak akan memaksa perusahaan menjadi bangkrut jika gagal bayar.

Utang, berbeda dengan pinjaman kepada kreditur, menghasilkan arus kas


keluar biasa, seperti pembayaran bunga. Jumlah uang yang hilang sebanding
dengan tingkat hutang (leverage). Leverage yang berlebihan akan membatasi
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Perusahaan dapat dipaksa
bangkrut jika gagal membayar bunga atau pokok.16

14
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish), 2017, hlm. 373.
15
Rusdiana, Manajemen Kewirausahaan Kontemporer, (Penerbit: MDP), 2020, hlm. 32.
16
Muchtar Anshary Hamid Labetubun, dkk., CRS Perusahaan “Teori Dan Praktis Untuk
Manajemen Yang Bertanngung Jawab”, (Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung),
2022, hlm. 56.

11
Tanggung jawab terhadap kreditor:

a. Wajib memenuhi tanggung jawab keuangan kepada kreditor.


b. Bila ada masalah keuangan diinformasikan kepada kreditor, misalnya
penundaan jatuh tempo, saranbperbaikan kondisi keuangan.
c. Hindari rekayasa untuk meningkatkan limit kredit.
d. Konsekuensi bila wanprestasi: perusahaan dipaksa pailit.17

5. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungan


dengan berbagai cara, seperti menjaga kelestarian alam dan mencegah pencemaran.

Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya harus memperhatikan,


melestarikan, dan melindungi lingkungan. Contohnya seperti tidak membuang
limbah yang mencemari lingkungan, berupaya mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan berkomunikasi dengan kelompok masyarakat di daerah
tersebut.18

Proses produksi dan juga produk yang dihasilkan dapat berdampak pada
perusakan lingkungan, baik berupa polusi udara, tanah maupun polusi air.

Konsekuensinya, perusahaan wajib menangani polusi yang ditimbulkan


oleh prosedur pembuatan dan barang yang mereka hasilkan. Perusahaan kendaraan
dan baja telah mengurangi polusi udara dengan memperbarui proses pembuatannya
sehingga lebih sedikit CO2 yang dilepaskan dari udara bayangan. Misalnya, Ford
Motor Company telah membuat ikrar lingkungan yang menyatakan akan terus
mendukung lingkungan dan berkomitmen untuk memberikan solusi bagi masalah
lingkungan.

17
Roni Angger Aditama, Pengantar Bisnis, (Malang: Penerbit AE Pulishing), 2020, hlm. 18.
18
Gede Riana, dkk., Kewirausahaan (Pemgembangan Bisnis Baru) (Jambi: PT. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2023), hlm. 121

12
Limbah beracun dari berbagai proses produksi telah mencemari tanah.
Limbah padat yang tidak terurai seiring waktu merupakan salah satu jenis
pencemaran tanah. Limbah ini tidak hanya membuat tanah terlihat buruk, tetapi
juga berhenti berguna untuk hal lain seperti pertanian.

Untuk mengurangi limbah, bisnis telah mengubah prosedur pengemasan


dan produksinya. Limbah beracun sekarang disimpan dan dikirim ke tempat
pembuangan limbah beracun. Mereka juga membatasi penggunaan bahan yang
akan berakhir menjadi limbah padat dan mendaur ulang plastik. Program
pengurangan kerusakan lingkungan sudah ada di banyak bisnis. Misalnya, Kodak
mendukung program pendidikan lingkungan yang dijalankan oleh World Wide
Fund dan mendaur ulang lebih dari setengah miliar pon bahan setiap tahunnya.
Untuk memperkirakan dampaknya terhadap lingkungan, IBM biasanya
menginvestasikan lebih dari $30 juta per tahun.19

6. Tanggung Jawab Terhadap Komunitas

Organisasi juga bertanggung jawab atas basis lokal yang telah dibuat.
Dengan menyumbang ke kelompok sosial lokal atau mensponsori acara lokal,
perusahaan menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Misalnya, IBM dan
organisasi lain telah memberikan hadiah ke perguruan tinggi. Masyarakat minoritas
dan masyarakat sekitar yang berpendapatan rendah telah mendapatkan kredit dari
Bank of America.20

Tanggung jawab terhadap komunitas:

a. Perusahaan menjadi bagian dari komunitas ketika mendirikan bisnisnya di


suatu komunitas dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai konsumen
dan karyawannya.

19
Sattar, Buku Ajar Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Deepublish), 2017, hlm. 373-374
20
Ibid, hlm. 374

13
b. Memahami keragaman, mengintegrasikan karyawan dengan berbagai latar
belakang berbeda agar belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama
perusahaan.

Perusahaan dituntut mempunyai kepekaan sosial terhadap komunitasnya


melalui hal-hal berikut ini.

a. Turut meningkatkan kualitas sosial komunitasnya.


b. Mendirikan prasarana pendukung bagi komunitasnya.21

Dalam sebuah perusahaan sudah pastinya karyawan akan menjalin


hubungan antara sesame karyawan yang bisa saja menciptakan sebuah komunitas.
Dari sudut pandang para pebisnis, komunitas yang mereka bangun bertujuan untuk
mencapai tujuan tertentu yang tentunya juga memiliki satu jalan pikiran yang sama
dengan anggota dan kesamaan nilai pikir sangat membantu sebuah perusahaan
untuk saling menjalin interaksi satu sama lain untuk mencapai sebuah
kesejahteraan.

21
Roni Angger Aditama, Pengantar Bisnis, (Malang: AE Pulishing), 2020, hlm. 19

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah penerapan tanggung jawab sosial dalam bisnis yang
muncul dari dalam perusahaan. Bisnis selalu memasukkan isu etika dalam
aktivitas kesehariannya. Ini bisa dianggap sebagai etika bisnis. Sebagaimana
individu juga memiliki etika sosial interpersonal, hubungan bisnis dengan
masyarakat umum juga memiliki etika sosial, yaitu etika korporasi.
Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab perusahaan untuk
merumuskan kebijakan, membuat keputusan dan melakukan tindakan yang
bermanfaat bagi masyarakat. Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan internal dan eksternal. Tanggung jawab sosial meliputi: 1.
Tanggung jawab kepada pelanggan. 2. Tugas kepada karyawan. 3. Kewajiban
kepada pemegang saham. 4. Kewajiban kepada kreditur. 5. Tanggung jawab
lingkungan. 6. Tanggung jawab kepada masyarakat.

B. Saran
Berharap dengan ditampilkannya makalah ini dapat memberikan
perubahan positif dan pengetahuan yang bertambah meluas kepada mahasiswa
dan juga tentunya kepada penulis.
Besar harapan penulis bagi makalah ini untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam ketuntasan nilai dalam mata kuliah yang tertera diatas dan
sebagai alat bukti bahwa telah menyelesaikan tanggung jawab dalam tugas
makalah beserta dengan presentasi kelompok.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2017.


Sule, Ernie Tisnawati, dan Kurniawan Saefullah. Pengantar Manajemen, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2012.
Firmansyah, Anang M, dan Budi W Mahardhika. Pengantar Manajemen,
Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Chairawaty, Fahnia, dkk. Model Unit Usaha PMI, Jakarta Selatan: Palang Merah
Indonesia, 2017.
Fajrillah, dkk. Smart Enterepreneurship: Peluang Bisnis Kreatif & Inovatif di Era
Digital, Yayasan Kita Menulis, 2020.
Riana, Gede, dkk. Kewirausahaan (Pengembangan Bisnis Baru), Jambi: PT
Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.
Sattar. Buku Ajar Pengantar Bisnis, Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Labetubun, Muchtar Anshary Hamid, dkk. CRS Perusahaan “Teori dan Praktis
Untuk Manajemen Yang Bertanggung Jawab”, Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung, 2022
Rusdiana. Manajemen Kewirausahaan Kontemporer, MDP, 2022
Aditama, Angger Roni. Pengantar Bisnis, Malang: AE Publishing, 2022.

16

Anda mungkin juga menyukai