Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dan Etika dalam
Bisnis
Dosen Pengampu : Eko Murtisaputra,SH.,MH,MM

Disusun Oleh
Yoga Trymikha Perdana
17622214

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
TANJUNG PINANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Sebelumnya saya ingin berterimakasih kepada Eko
Murtisaputra,SH.,MH,MM selaku Dosen Pengampu Aspek Hukum dan Etika
dalam Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Tanjungpinang,
yang telah memberikan tugas dan ilmu mengenai Aspek Hukum dan Etika dalam
Bisnis, sehingga penulis dapat gambaran menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Selayaknya kalimat yang menyatakan tidak ada sesuatu yang sempurna
kami juga menyadari bahwa dimakalah ini banyak terdapat kekurangan,mohon
dimaklumkan bila ada salah pengetikan.

Tanjungpinang, 22 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Definisi Tanggungjawab Social Perusahaan ...........................................3
2.2 Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial ...................................7
2.3 Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan ..............................................7
2.4 Peraturan Perundangan CSR.....................................................................9
2.5. Program CSR oleh Perusahaan ............................................................12
BAB III PENUTUP………………………………………………………… . 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................16
3.2 Saran ......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah memperhatikan keadaan gejala sosial
budaya yang ada di sekitarnya, karena jika ada pergerakan sosial budaya masyarakat
sekitar, akan dapat menghambat operasional perusahaan itu sendiri, seperti munculnya
kecemburuan sosial akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh berbeda
antara pegawai perusahaan dengan masyarakat sekitar atau bahkan kondisi di dalam
perusahaan itu sendiri, yaitu perbedaan pendapatan antara pegawai lokal dengan pegawai
pendatang (dari luar daerah atau karyawan asing).
Kenyataan-kenyataan tersebut pada dasarnya dapat menjadi penghambat bagi
berjalannya sebuah korporasi dan juga menjadi hambatan dalam pembentukan
kebudayaan perusahaan. Belum lagi jika terdapat kerusakan lingkungan di daerah sekitar
perusahaan beroperasi. Dari permasalahan yang timbul tersebut, banyak perusahaan
swasta kini mengembangkan apa yang disebut Tanggung jawab sosial perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR), Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan
kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada
sekedar kepentingan perusahaan saja.
Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility)
merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua
stake holder, termasuk didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau
investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Di dunia internasional sendiri
sudah ditegaskan kewajiban korporat yang tergabung dalam ISO untuk menyejahterakan
komunitas di sekitar wilayah usaha yang ditetapkan dalam pertemuan antarkorporat dunia
di Trinidad pada ISO/COPOLCO (ISO Committee on Consumer Policy) workshop 2002
di Port of Spain.
Pengembangan program-program sosial perusahaan berupa dapat bantuan fisik,
pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development), outreach,
beasiswa dan sebagainya. Motivasi mencari laba bisa menghambat keinginan untuk
membangun masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebijakan pemerintah untuk
mendorong dan mewajibkan perusahan swasta untuk menjalankan tanggung jawab sosial
ini tidak begitu jelas dan tegas, ditambahkan pula banyak program yang sudah
dilaksanakan perusahaan tidak berkelanjutan.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dari tanggung jawab social perusahaan!
2. Jelaskan konsep tanggung jawab social perusahaan dalam makna responsibility
dan liability!
3. Jelaskan Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial dalam perusahaan!
4. Jelaskan Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan!
5. Jelaskan Peraturan Perundangan dalam CSR!
6. Jelaskan beragaman CSR oleh Perusahaan!
7. Apa kebijakan yang berkaitan dengan CSR (Corporate Social Responsibility)
dalam perseroan terbatas terutama pasal 74?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak
dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayanai kepentingan organisasi
dan kepentingan public eksternal.
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan
mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka
dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki
pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan
atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial Perusahaan(
corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate
Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna,
yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral

3
atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis
atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan


pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent;
capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of
sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang
bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh
sanksi/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat
kita ambil 2 kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu
perbuatan; dan b)harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu
perbuatan. Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :
1)Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan kata
lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai pertanggungjawaban,
bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya; 2)Kecintaan
atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan
dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar kesadaran, apabila tidak
ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan muncul. Jadi cinta
timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung
jawab; 3)Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa
keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi pada
prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada
suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk
menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apapun dari perbuatan yang
didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata lain responsibility merupakan
tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung yang hanya disertai sanksi
moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku dan atau
perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka
wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun charity.

4
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability

Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara


tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk
tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip
tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :
 Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability
based on fault)
 Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga (presumption of liability)
 Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability).
Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan keperdataan yang
berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori tanggung jawab lainnya
yang dapat dijadikan acuan, yaitu:
 Market share liability
 Risk contribution
 Concert of action
 Alternative liability
 Enterprise liability
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab
dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada
hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu
belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka
termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu
telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability
Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada
masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam
bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi,
Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005)

1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di


dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik
bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di

5
sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan telah
menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran,
ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan
kerusakan lingkungan yang hebat.
2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya
untuk meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah
sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan.
Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability)
perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam
kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak
sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan
terbuka laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente
ekonomi dan cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis
tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus,
masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja
semakin menuntut dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan
internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan,
kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya
biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat
berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan
masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care),
pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-
pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah
“kompensasi” sosial terhadap isu ini.

6
2.2 PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang
menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan
adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial
Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu
kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan Kepedulian perusahaan
yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines
yaiu, 3P :
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti
pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan
bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan
sosial bagi warga setempat
3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini
biasanya berupa penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air
bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme )
dll.
Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki
interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada
umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus
diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu
efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton
Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan
usaha mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60)

7
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga
berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan
kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian
pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari cita ideal untuk memenuhi
kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini
menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan
generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan
kesinambungan.
Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung
lingkungan mengindikasikan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan keseimbangan dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang akan berubah sesuai
situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan
memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi
kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta
kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland
memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya
keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai
masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan
perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara
maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain
mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat
mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung
pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung
oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai.
Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas
maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin
bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian
PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai

8
lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan
yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa.
Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana TSP di
Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan TSP di
Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang
menyumbangkan dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau
sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana
TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai
203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi dan Abidin, 2004:64).

2.3 MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP
di Indonesia :
1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara
langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan
mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model
ini merupaka adopsi dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-
perusahaan di negara maju.
3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP
melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasinn pemerintah
(Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan
turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga
social yang didirikan untuk tujuan social tertentu

2.4 PERATURAN PERUNDANGAN CSR

9
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for
Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional,
berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working
group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung
jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social
Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat
sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang
mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara
berkembang maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan
tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat
ini dengan cara: 1)mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian
tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang
penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3)
memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan
untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para
ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility
yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR
akan mencakup 7 isu pokok yaitu:
1. Pengembangan Masyarakat

2. Konsumen

3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat

4. Lingkungan

5. Ketenagakerjaan

6. Hak asasi manusia

7. Organizational Governance (governance organisasi)

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung


jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap
masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:

10
Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat; Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum
yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di
seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan,
produk maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility
hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu
pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu
tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan,
namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan
menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender
tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut
sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.
Pemerintah sendiri mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan CSR
yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas terutama pasal 74 yang menyebutkan:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan
dan kewajiban.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat I dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Ketentuan Iebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah. Banyak penelitian yang menemukan terdapat
hubungan positif antara tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) dengan kinerja keuangan, walaupun dampaknya dalam jangka
panjang.

2.5 PROGRAM CSR OLEH PERUSAHAAN

11
Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar
yang melaksanakan program CSR.Berikut macam perusahaan yang melaksanakan
program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai
contohnya:
1. PT Jababeka Infrastruktur
Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup :
Program pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan,
Pengembangan kebudayaan, dan Kepedulian terhadap lingkungan.
a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan
seperti usaha jahit dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana
bantuan juga sebagai modal awal bagi masyarakat di sekitar.
b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan
pembagian obat-obatan secara Cuma-Cuma. Jababeka juga
menyediakan edukasi kesehatan bagi siswa Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan
SMA. Kemudian memberikan bantuan peralatan kepada pihak
sekolah. Serta mengadakan perlombaan yang sifatnya edukatif.
d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan
untuk pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan
event-event pagelaran budaya bagi masyarakat.
e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun
kolam renang yang asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan
Membangun Jababeka Botanical Garden yang luasnya mencapai
100 Ha.

2. PT Unilever Indonesia, Tbk

12
Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula,
diantaranya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong
produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat; Pemberdayaan
petani kedelai hitam; Program kesehatan dengan adanya pemeriksaan
kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader
yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
3. PT Bakrie Sumatera Plantations
Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun
koperasi desa; memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD;
mengadakan perkumpulan ibu-ibu pengajian; dan juga Memberikan
pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
4. PT Adaro Indonesia, Tbk
a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat
usaha kecil menengah yang berkelanjutan
b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Integrasi program PAUD dengan Posyandu; Memberikan
bantuan sarana dan prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa
kepada siswa berpretasi pada tingkat SD, SMP, dan SMA;
Memberikan pelatihan kepada para guru dalam bidang IT.
c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan
menjualnya kepada masyarakat dengan harga terjangkau.
Pengaturannya dijalankan oleh warga masyarakat tersebut sendiri.
5. PT Indominco Mandiri
a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi
sosok mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk
mempererat tali silaturahmi di antara warga.
b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta
pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-
pelatihan keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-
anak usia produktif.

6. PT Bank Mandiri, Tbk

13
a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan
kewirausahaan dan mengadakan berbagai macam event wirausaha
muda dengan memberikan dana bantuan bagi pengusung format
wirausaha yang fresh dan achievable.
b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-
lomba untuk mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa;
Memberikan dana beasiswa bagi yang ebrprestasi dan kurang
mampu.
7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
a. Bidang IT : Mendirkan kampung digital sehingga di sana(Sampali,
Sumut) banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer
dan internet; pelatihan berbagai macam program komputer
perkembangan; Memberikan pelatihan kepada siswa SMP dan
SMA.
b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu;
Pembinaan remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako;
Cerdas cermat; Gebyar festival seni Islami; dan juga Peringatan
HUT RI dengan mengadakan berbagai macam lomba.
c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil
menengah; Kelompok usaha pembuatan pupuk organik; dan juga
Membuat koperasi simpan pinjam.
d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase;
Penanaman pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan;
Pembuatan gapura Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan
plang nama PKK Kampung Sampali.

8. PT HM Sampoerna, Tbk

14
Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim
Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap
bencana; Menciptakan air bersih untuk masyarakat; Membangun usaha
mikro dan kecil; Memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana;
Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi.
9. PT Tambang Batubara Bukit Asam
a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur;
Pemanfaatan tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman
Hutan Raya
b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi
Organik
c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim
10. PT Arutmin Indonesia
Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program
AHPB(Aku Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk
memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya; Membangun
insfrastruktur; Memberikan bantan kesehatan dan sosial lainnya.
11. PT Bakrieland Development, Tbk
Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna
Epicentrum, yakni sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar
energy system dalam setiap project Bakrieland; Goes Green di Bali
Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota keluarga yang
tanahnya dibeli Bakrieland.
12. PT Berau Coal
Program yang telah dilaksanakan antara lain :
a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan
b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi
c. Pemanfaatan lahan perkebunan
d. Pemanfaatan tanaman kehutanan
e. Percobaan penanaman karet
f. Pembangunan lapangan golf

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan
para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan.( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya
memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang
memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi
Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian
perusahaan(Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate
Philantrop ).Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang
harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung
2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung
jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau
tanggung jawab yuridis atau hukum.

3.2 Saran
Sudah seharusnya pemerintah secara tegas dan lugas untuk
mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan CSR dengan perusahaan
yang dimana itu sudah tertuang di perundangan pasal 74.Hal itu dapat
berdampak pembangunan berkelanjutan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip,
Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire.
Tofi, La. Majalah Bisnis dan CSR. Juli 2008. Jakarta : LatofiSukma DivaEvente
http://www.jababeka.com/site/
http://www.unilever.co.id/ourvalues/
Suharto, Edi, Ph.D, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat
Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/performa/article/viewFile/3026/1894

17

Anda mungkin juga menyukai