Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengantar Bisnis Universitas Krisnadwipayana

Disusun Oleh :

Khamelia Nurjanah 1934021344

Risky Prasetyo 1934021292

Sutan Hafiz Maulana Siregar 1934021253

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan”. Penulis dalam penyusunan makalah ini sudah berusaha menyusunnya secara
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari makalah
ini baik dari susunan kalimat maupun penulisannya. Oleh karena itu kami menerima dengan
ikhlas segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada kesalahan
kami mohon maaf sebesar-besarnya dan apabila ada kelebihan itu semata-mata datanya dari
Allah SWT. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................

2.1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..........................................................


2.2. Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial ....................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Corporate Social Responsibility ...................................................
3.2. Pengertian Corporate Social Responsibility menurut para Ahli ....................
3.3. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility ...............................
3.4. Pendorong munculnya Corporate Social Responsibility ................................
3.5. Bentuk CSR ( Tanggung Jawab Sosial ) yang diberikan oleh Perusahaan ......
3.6. Dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility ..................
3.7. Contoh Corporate Social Responsibility
yang diterapkan oleh Perusahaan di Indonesia ...........................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................................
Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hari demi hari perkembangan masyarakat Indonesia semakin kompleks. bidang garapan
dan intervensi pekerjaan sosial juga semakin luas. Globalisasi danindustrialisasi telah membuka
kesempatan bagi pekerja sosial untuk terlibat dalam bidang yang relative baru. Dan tidaklah
banyak terjadi konflik kepentingan antarakepentingan masyarakat umum dan kepentingan
perusahaan. Benturan kepentingantersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar,
menengah ataupun perusahaan kecil. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam
halditimbulkannya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi inidapat berupa
polusi udara, polusi air limbah, polusi suara dan bahkan polusi mentalkejiwaan. Sehingga
dengan latar belakang itulah membuktikan bahwa tanggung jawab sosial suatu bisnis, menjadi
suatu topik yang cukup menonjol. Perusahaan dituntut unuk lebih banyak memperhatikan
aspek-aspek sosial dan menerapkanetika bisnis secara jujur.Pelaksanaan tanggung jawab social
yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan menuntut diberlakukannya etika bisnis.
Perusahaan yang tidakmemperhatikan kepentingan umum dan kemudian menimbulkan
gangguanlingkungan akan dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaanetika
bisnis itu pada umumnya datang dari luar yaitu dari lingkungan masyarakat.Problem-problem
sosial seperti kebersihan kota, kesehatan lingkungan, ketertibanmasyarakat, pelestarian
lingkungan alam dan sebagainya, mendorong perusahaanuntuk melakukan kegiatan bisnisnya
seiring dengan terciptanya kondisi tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility?
2. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responcibility Menurut Para Ahli?
3. Bagaimanakah sejarah perkembangan Corporate Social Responsibility?
4. Apa sajakah yang mendorong terbentuknya Corporate Social Responsibility?
5. Apa sajakah bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh
Perusahaan?
6. Bagaimanakah dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility?
7. Seperti apakah Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh perusahaan di
Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility.
2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Reaponsibility
menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah perkembangan Corporate Social
Responsibility.
4. Untuk mengetahui apa sajakah yang mendorong terbentuknya Corporate Social
Responsibility.
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan
oleh Perusahaan.
6. Untuk mengetahui bagaimana dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social
Responsibility.
7. Untuk mengetahui seperti apa Corporate Social Responsibility yang diterapkan
oleh perusahaan di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teoritis
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
a. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial adalah pendekatan dimana perusahaan
mengintregasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi bisnis mereka dengan para
pemangku kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip sukarela dan kemitraan. Dengan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara konsisten dalam jangka panjang, maka akan
menumbuhkan rasa penerimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti
itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan ekonomi bisnis pada perusahaan
yang bersangkutan. Saat ini telah banyak perusahaan yang mulai sadar akan pentingnya
menjalankan tanggung jawab sosial meski banyak juga yang belum menjalankan dengan baik.
Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sebuah organisasi
terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada
masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis
yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat
mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan
organisasi secara menyeluruh.
Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa bentuk pertanggungjawaban sosial
perusahaan
atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah adalah perilaku transparan dan etis yang
mendukung kesejahteraan semua stakeholder, termasuk masyarakat dan lingkungan, yang
terintegrasi dalam keseluruhan praktikoperasional organisasi. CSR merupakan kepedulian
perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines,
yaitu: Profit (Keuntungan), People (Masyarakat) dan Planet (Lingkungan).
Definisi dari Corporate Sosial Responsibility (CSR) itu sendiri telah dikemukkkan oleh
banyak pakar. CSR sebagai “ a business actc in socially responsible mamer when is decision and
account for an balance diverse stake holder interst”.definisi ini menekankan kepada perlunya
memberikan perhatian secara seimbang terhadap berbagai stakeholders yang beragam dalam
setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku baisnis melalui perilaku yang
secara sosial bertanggungjawab.
Jika perusahaan ingin menjaga kelangsung hidupnya, maka perusahaan harus
memperhatikan 3P, yaitu Pijakan yang seimbang pada aspek Profit atau keuntungan, People
atau masyarakat, dan Planet atau lingkungan. Dengan adanya gagasan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) membawa kepada inti dari etika bisnis, dimana perusahaan tidak hanya
memikirkan diri sendiri atau hanya berpijak pada Single bottom line, karena hal ini belum dapat
menjamin kelangsungan dan keberlanjutan sebuah perusahaan.
b. Sejarah dan perkembangan Corporate Social Responsibility
Pertanggung jawaban Sosial Perusahaan (CSR) telah menjadi pemkiran para pembuat
kebijakan sejak lama. Hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam
menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Dalam kode
Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang
menyalahgunakan ijin dalam penjualan minuman, pelayanan yang buruk, dan melakukan
pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.
Pada tahun 1950-an, literatur-literatur awal menyebutkan bahwa CSR sebagai Social
Responsibility (SR bukan CSR). Pelaksanaan CSR yang terjadi diantara negara-negara di Asia,
penetrasi aktivitas CSR di Indonesia masih tergolong rendah. CSR Pada tahun 2005 baru ada 27
perusahaan yang memberikan laporan mengenai aktivitas CSR yang dilaksanakannya. Dalam hal
kebijakan pemerintah, perhatian pemerintah terhadap CSR tertuang dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas (UU Nomor 40 Tahun 2007) Bab V Pasal 74.
Walaupun baru hanya mewajibkan pelaksanaan aktivitas CSR untuk perusahaan di
bidang pertambangan, Undang-Undang tersebut menimbulkan kontrovesi dikarenakan
kebijakan mewajibkan aktivitas CSR bukan merupakan kebijakan umum yang dilakukan di
negara-negara lain. Kontrovesi juga timbul dari adanya kekhawatiran munculnya peraturan
pelaksanaan yang memberatkan para pengusaha.
c. Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Di dalam penerapan CSR pada suatu perusahaan, terlebih dahulu harus diketahui apa
yang menjadi tujuan dari CSR itu sendiri, pada dasarnya tujuan CSR adalah menyediakan
informasi yag mungkin dilakukan evaluasi pengaruh kegaitan perusahaan kepada masyarakat.
Pengaruh kegiatan perusahaan ini bisa negatif, yang berarti menimbulkan biaya sosial pada
masyarakat atau positif, yang berarti menimbulkan manfat sosial pada masyarakat. Untuk lebih
jelas tujuan CSR adalah untuk mengukur biaya dan manfaat sosial dan kemudian melaporkan
sehingga dapat diadakan pengaturan seperlunya agar keuntungan sosial dapat menjadi
maksimal. Dan dapat dikatakan lagi bahwa tujuan CSR adalah membebani pusat pertanggung
jawaban dengan biaya yang dikeluarkan serta untuk mengevaluasi hasil kerja suatu pusat
pertanggung jawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan
datang.
d. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
Penerapan CSR haruslah memiliki landasan yang kuat sehingga dengan demikian
tidak ada suatu alasan apapun yang dapat membiaskan pemahaman terhadap CSR sebagai
suatu tuntutan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi dunia. CSR sebagai konsep
pada aplikasinya telah didasarkan pada berbagai prinsip-prinsip yang tidak distandarisasikan
oleh perkembangan dunia
usaha dan pemerhati lingkungan hidup bahkan sampai organisasi dunia. Hal ini tentu saja
memberikan pembatasan terhadap prinsip CSR baik itu yang melatarbelakangi lahirnya CSR
maupun prinsip dalam penerapan CSR itu sendiri, beberapa standarisasi prinsip CSR dapat
diuraikan sebagai berikut:

1) GCG (Good Corporate Govermance)


GCG memiliki kaitan yang erat dengan CSR. GCG menekankan pada tindakan
perusahaan bertanggung jawab terhadap dampak eksternal yang pada akhirnya
mengarahkan kepada pertanggung jawaban sosial.
2) Keterbukaan informasi (transparancy )
Secara sederhana, bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang
cukup, akurat dan tepat waktu kepada Stakholder-nya.
3) Akuntabilitas (Accountability)
Merupakan kejelasan fungsi struktur, sistem dan pertanggung jawaban elemen
perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efeketif, maka akan ada kejelasan
akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antar pemegang
saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
4) Kemandirian (independency)
Intinya agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan
kepentingan dan tanpa adanya tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.2 Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial


a. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifiksi, meringkas, mengelolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga
dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan keputusan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi dari perspektif proses dan fungsi: Akuntansi dari segi proses adalah suatu
keterampilan dalam mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan
yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta melaporkan hasil-hasilnya di
dalam suatu laporan yang disebut laporan keuangan. Sedangkan Akuntansi dari perspektif
fungsi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan infomasi kuantitatif terutama
yang bersifat keungan, dari suatu lembaga atau perusahaan yang diharapakan dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi diantara
berbagai alternatif tindakan.
Pengertian akuntansi “secara umum” yaitu sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi merupakan perencanaan dengan bahasa
angka-angka yang berupa anggaran dan merumuskan pengendalian perstasi kerja dengan
anggaran.
Akuntansi juga merupakan aktivitas-aktivitas yang menyediakan informasi yang
bersifat kuantitatif dan seringkali disajikan dalam satuan moneter, untuk pengambilaan
keputusan, perencanaan, pengendalian sumber daya dan operasi, mengevaluasi prestasi
dan pelaporan keuangan kepada investor, kreditur, instansi yang berwenang serta
bermasyarakat.
Akuntansi juga sebagai alat ukur pertanggung jawaban sekaligus sistem informasi. Yang
diukur adalah aktivitas ekonomi yang memiliki sifat-sifat yang sudah maju bukan aktivitas
ekonomi yang masih kuno misalnya masih menggunakan sistem barter. Cara
pengukurannya juga menggunakan unit moneter yang dianggap stabil dan menggunakan
historical cost.11
Peran akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol,
khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Itulah sebabnya
akuntansi semakin banyak dipelajari oleh para usahawan dan diajarakan mulai dari sekolah
menengah hingga perguruan tinggi. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagaian besar
informasi yang diperlukan para manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena
itu para manajer dituntut oleh memiliki kemampuan menganilisis dan menggunakan data
akuntansi.
Definisi diatas akuntansi mengandung dua hal, Pertama, akuntansi memberikan jasa,
maksudnya kita harus memanfaatn sumber-sumber yang ada (misalnya: sumber daya alam,
tenaga kerja, dan kekayaan keuangan) dengan bijaksana sehingga kita dapat
memaksimalkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, semakin baik sistem akuntansi
yang mengukur dan melaporkan biaya penggunaan sumber daya tersebut, maka akan
semakin baik juga keputusan yang diambil untuk mengalokasikannya. Kedua, akuntansi
menyediakan informasi keuangan yang bersifat kuantitaf yang digunakan dalam kaitannya
dengan evaluasi kualitatif dalam membuat perhitungan. Sehingga informasi masa lalu yang
disediakan akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi masa mendatang.
Umumnya tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dan satu kesatuan
ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan hasil dari proses akuntansi
yang berbentuk laporan keuangan yang diharapkan dapat membantu bagi pemakai
informasi keuangan.
b. Definisi Akuntansi Pertanggung Jawab Sosial
Akuntansi pertanggung jawaban sosial (Social Responsibility Accounting)
didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran
dan prosedur pengukuran, yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat
untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut
kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Akuntansi
pertanggung jawaban sosial dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana organisasi
atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup
manusia dan lingkungannya.
Sedangkan komisi eropa membuat definisi yang lebih praktis, yang pada gaibnya
bagaimana perusahaan secara sukarela memberikan kontribusi bagi terbentuknya masyarakat
yag lebih baik dan lingkunga yang lebih bersih.
CSR menjelasakan bahwa komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningktan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas
komunitas lokal dan masyarakat sacara lebih luas.
Oleh karena itu, perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh laba yang optimal
dalam jangka panjang serta senantiasa mencari peluang bagi pertumbuhan di masa depan.
Disamping kepada pemegang saham, tanggung jawab sosial ke dalam ini juga diarahkan kepada
karyawan. Karena hanya dengan kerja keras, kontribusi, serta pengorbanan merekalah
perusahaan dapat menjalankan berbagai macam aktivitasnya serta meraih kesuksesan.
c. Pendorong munculnya Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial
Literatur dalam ilmu sosial, ilmu sosiologi, dan khususnya kegiatankegiatan sosial
merupakan saksi dan penyebab yag mendorong timbulnya Socio Economic Accounting
(SEA), adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan individu
kesejahteraan sosial terlihat dari beberapa paradigma berikut ini:
1. Terhadap Kesejateraan Sosial
Kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya
hanya dapat lahir dari sikap dan kerjasama antar unit-unit masyarakat itu
sendiri. Negara tidak dapat hidup sendiri tanpa partisipasi rakyatnya,
perusahan juga tidak akan maju tanpa dukungan lingkungan sosialnya.
2. Kecenderungan Terhadap Kesadaran Lingkungan
Adanya the new enviroment paradigma yang menganggap bahwa manusia
adalah makhluk diantaranya bermacam-macam makhluk yang mendiami
bumi yang saling mempunyai keterkaitan dan sebab akibat, dan dibatasi oleh
sifat keterbatasan dunia itu sendiri, baik sosial, ekonomi, ataupun polotik.
3. Perspektif Ekosistem
Orientasi yang terlalu diarahkan kepada pembangunan ekonomi, efisiensi,
profit maximization menimbulkan kritis ekosistem. Hal ini menimbulkan
beberapa saran penting, yaitu stabilitasi antara kelahiran daan kematian,
stabiltasi investasi dengan penyusunan barang modal, pengurangan
konsumsi sumbersumber alam, pengutamaan pendidikan dan
komsumerisme, penurunan populasi industri dan lain-lain.
4. Ekonomisasi Versus Sosialisasi
Ekonomisasi mengarahkan perhatiannya kepada kepuasan individual sebagai
unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan
kepentingan masyarakat. Sedangkan sosialisasi memfokuskan perhatiannya
terhadap kepentingan sosial dan selalu mempertibangkan efek sosial yang
ditimbulkan oleh kegiatannya
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan
kepentingan stakeholders, yaitu tentang isu lingkungan yang melibatkan kepentingan
berbagai kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup, era
globalisasi teah endorong produk-produk yang diperdagangkan harus bersahabat
dengan lingkungan, para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk
memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program
lingkungan, serta LSM dan pencinta lingkungan semakin vokal dalam mengkritik
perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.

d. Tujuan dan manfaat Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial


Ada tiga tujuan akuntansi pertanggung jawaban sosial yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi dan mengukur sumbangan sosial netto periodik
dari suatu perusahaan, yang meliputi bukan hanya biaya dan manfaat
yang dinetralisasikan ke dalam perusahaan, yang mempengaruhi
bagian-bagian yang berbeda.
2. Untuk membantu menentukan apakah praktek dan strategi
perusahaan yang secara langsung mempengaruhi sumber daya relatif
dan keadaan sosial adalah konsisten dengan prioritas-e prioritas sosial
pada sisi lainnya.
3. Untuk menyediakan dengan cara yang optimal bagi semua kelompok
sosial,informasi yang relevan mengenai tujuan, kebijakan program,
kinerja dan sumbangan perusahaan pada tujuan-tujuan sosial.
e. Landasan hukum tentang Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan telah tercantum dalam undang undang No.
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
lingkungan. Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, perusahaan terutama yang berbasis
sumber daya alam berkewajiban untuk melaksanakan CSR. Walaupun CSR seharusnya brsifat
sukarela. Dalam UU PT tersebut definisi tanggung jawab sosial dan lingkungan lebih menitik
beratkan kepada pengembangan komunitas (community development).

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau


berkaitandengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud adaayat
(1) merupakan kewajiban perseroan yang di anggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaaanya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
Pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4)Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
g. Dampak positif dan negatif terhadap Corporate Social Responsibility
Dalam perkembangannya tidak semua perusahaan menerima konsep pelaksanaan
tanggung jawab sosial ini, perusahaan harus memiliki sikap dan tanggung jawab sosial
antara lain:
1) Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan
masyarakat jangka panjang. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
2) Meningkatkan nama baik perusahaan akan menimbulkan simpati langganan,
simpati karyawan, investor dan lain-lain.
3) Keterlibatan sosial akan mempengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat,
yang mungkin akan menurunkan produksi.
4) Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.
Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan,
sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat
menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
5) Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai
yang berlaku dalam masyarakat, sehingga mendapat simpati masyarakat.
6) Sesuai dengan keinginan para pemegang saham dalam hal publik.
7) Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang kadang-
kadang melakukan kegiatan yang dibenci masyarakat tidak mungkin dihindari.
8) Membantu kepentingan nasional, seperti konservsi alam, pemeliharaan
barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-
lain.
Adapun argumen yang menolak keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial antara
lain:
1) Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari
laba. Ini akan menimbulkan pemborosan.
2) Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan
atau politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
3) Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monopolitik bukan yang bersifat
pluralistik.
4) Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar yang
tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat
menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan
ekonomi.
5) Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks membutuhkan
tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.
Dari kedua argumen di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang menjalankan konsep
pelaksanaan tanggung jawab sosial selain mereka merasa peduli terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar, tetapi perusahaan juga mengharapkan timbal balik yang positif dari
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut. Juga terdapat argumen yang
menolak pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut tidak lain dikarenakan
ketakutan mereka dalam tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan laba yang maksimal
akan berkurang.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Pengertian Corporate Social Responsibility


Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung
jawab perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

3.2. Pengertian Corporate Social Responsibility menurut para Ahli


a. Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi
mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan
(Nuryana, 2005).
b. Menurut Kotler dan Nancy (2005) mengemukakan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan
sebagian sumber daya perusahaan.
c. Menurut World Business Council for Sustainable Development mengemukakan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen berkesinambungan dari
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta
komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Upaya sungguh-sungguh dari
entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif
operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan
lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
3.3. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the Businessman
tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab keresahan dunia
bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk perusahaan yang
terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di cap sebagai pemburu uang
yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Kendati sederhana,
istilah CSR amat marketable melalu CSR pengusaha tidak perlu diganggu perasaan bersalah.
CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak berorientasi
profit. John Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:
1. Profit à Mendukung laba perusahaan
2. People à Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Planet à meningkatkan kualitas lingkungan
Pada intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-
ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang
memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving,
corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. Ditinjau
dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika
corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan
corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih
bernuansa pemberdayaan.
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business (1998) karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting
sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity
yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan
people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit),
tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).
Di Indonesia, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) dikenal pada tahun 1980-an,
namun semakin popular digunakan sejak tahun 1990-an. Kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) Indonesia dikenal dengan nama CSA ( Corporate Social Activity) atau
aktivitas sosial perusahaan. Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep
dan pola pikir yang digunakan hampir sama. Sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional.
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005
mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Secara umum ISRA bertujuan
untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan
memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai
aktivitas CSR. Sampai dengan ISRA 2007 perusahaan tambang, otomotif dan BUMN
mendominasi keikutsertaan dalam ISRA.

3.4. Pendorong munculnya Corporate Social Responsibility


Munculnya konsep CSR didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri
yang dapat disingkat sebagai fenomena DEAF (yang dalam bahasa Inggris berarti tuli), sebuah
akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (Suharto, 2007:103-104):
a. Dehumanisasi industri.
Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah menciptakan persoalan-
persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi
masyarakat di sekitar perusahaan. ‘merger mania’ dan perampingan perusahaan telah
menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja dan pengangguran, ekspansi dan
eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.
b. Equalisasi hak-hak publik.
Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggung jawaban perusahaan
atas berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan.
Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam
proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap
berbagai dampak sosial yang ditimbulkan.
c. Aquariumisasi dunia industri.
Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang
hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis, dan
filantropis tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat
menuntut agar perusahaan seperti ini ditutup.
d. Feminisasi dunia kerja.
Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin menuntut penyesuaian perusahaan, bukan
saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan,
keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial,
seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurang atau hilangnya kehadiran ibu-
ibu di rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak
(child care), pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak atau pusat-pusat
kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah ‘kompensasi’ sosial
terhadap isu ini.
3.5. Bentuk CSR ( Tanggung Jawab Sosial ) yang diberikan oleh Perusahaan
Diantaranya yaitu:
1. Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
2. perbaikan lingkungan,
3. pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
4. pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
5. sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
¢ Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSRtimbul sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar profitability. Selain itu, juga ada bentuknya yaitu:
¢ JANGKA PENDEK
— BANTUAN PERAYAAN HARI BESAR
— SEMINAR
— SUNATAN MASSAL
¢ JANGKA PANJANG
— PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
— PEMBUATAN KSP
— BEASISWA
— ORANG TUA ASUH UMKM
— PELATIHAN

3.6. Dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility


CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia
(Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSRmeliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan
politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk
Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah,
kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah
persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan
sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan
pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi
penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga
dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi
proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu
pihak terhadap yang lain.

3.7. Contoh Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh Perusahaan di Indonesia
Contoh Perusahaan-perusahaan yang Menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)
PT Pembangunan Jaya Ancol
Hal terpenting yang senantiasa menjadi concern PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk sejak
didirikan adalah menjaga hubungan baik dengan para stakeholder. Terus berinteraksi dan
tumbuh bersama para pelanggan, pemegang saham, investor, karyawan, pemasok, pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan warga sekitar perusahaan, sudah menjadi tekad Ancol.
Sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian, Ancol selalu mencoba untuk memberikan yang
terbaik bagi lingkungan sekitarnya dan telah mengimplementasikan tanggung jawab sosial
perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR) secara nyata untuk tumbuh -kembangnya
hubungan harmonis dengan masyarakat dan berpartisipasi secara aktif dalam percepatan
pembangunan masyarakat melalui kegiatan income generate, pendidikan dan penghijauan
sebagai salah satu pilar menuju Ancol Green Company yang menerapkan budaya perusahaan
ramah lingkungan. Program CSR Ancol terdiri dari 5 program utama yang meliputi:
1. Program Pendidikan,
2. Program Pengelolaan Lingkungan,
3. Program Sosial Kemasyarakatan,
4. Kegiatan Operasional
5. Program Tanggap Darurat.
Seluruh program CSR ini berjalan secara bersamaan dan berkesinambungan. Ada banyak
program CSR yang telah berjalan dan dikembangkan, antara lain:
1. Program ANCOL SAYANG LINGKUNGAN (ASL),
2. SEKOLAH RAKYAT ANCOL (SRA)
3. TEENS GO GREEN.
Perusahaan didirikan dan menjalankan operasionalnya bukan hanya memiliki
tanggungjawab ekonomis kepada Pemegang Saham dan tanggungjawab legal
kepadaPemerintah, akan tetapi memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat yang
merupakan komponen terbesar dalam pertumbuhan perusahaan dengan harapan dapat
memberikan pengaruh ekonomi serta dukungan sosial terhadap masyarakat. Sebagai wujud
atas dukungan perusahaan terhadap Program Pemerintah dalam mendorong kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat umumnya serta terciptanya pemerataan pembangunan
melalui perluasan lapangan kerja dan memperdayakan masyarakat, maka PT Asuransi Jasa
Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui implementasi Program
Tanggungjawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) ikut berperan aktif untuk
mendorong serta menciptakan kesempatan kerja yang merupakan komitmen perusahaan
dalam berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam wujud
peningkatan kualitas hidup masyarakat luas.
Kepedulian terhadap lingkungan/komunitas sebagai wujud Corporate Social Responsibility
dilaksanakan oleh perusahaan bukan karena Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi
trend global, akan tetapi perusahaan memiliki kesadaran tentang pentingnya mempraktekan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian pada stakeholder yang telah
memberikan dukungan terhadap kemajuan perusahaan. Program Tanggung jawab Sosial
Perusahaan (CSR) dalam pelaksanaan Program Bina Lingkungan bertujuan untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN agar masyarakat merasa ikut memiliki
serta ikut bertanggungjawab dalam pengamanan asset perusahaan dari berbagai rintangan
yang ada. Dengan demikian tercipta iklim yang sehat dan mendorong kondisi saling
menguntungkan antara swasta dan Badan Usaha Milik Negara serta memberikan manfaat
kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau
berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan
oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder.
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan.
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek.
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu kepada
lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga akan terbentuk
suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
4.2. Saran
Perusahaan didirikan dan menjalankan operasionalnya bukan hanya memiliki
tanggungjawab ekonomis kepada Pemegang Saham dan tanggungjawab legal kepada
Pemerintah, akan tetapi memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat yang merupakan
komponen terbesar dalam pertumbuhan perusahaan dengan harapan dapat memberikan
pengaruh ekonomi serta dukungan sosial terhadap masyarakat. Setinggi apapun reputasi
perusahaan, tanpa adanya CSR maka ibarat debu ditengah kota. Untuk itu, perusahaan perlu
melaksanakan CSR guna menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar sehingga
kesuksesanpun akan mengikutinya.
Referensi
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3676/3/REVISI%20BAB%20II.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://febriantama96.blogspot.co.id/2016/03/mengelola-etika-dan-tanggung-
jawab.html#sthash.k9LaibCx.dpuf
https://widyaarirosita.wordpress.com/2014/11/03/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial/
https://www.scribd.com/doc/283155686/Modul-5-Etika-Manajemen-Dan-Tanggungjawab-
Sosial
Amir, M. Taufik. (2011).
Manajemen Strategik
“Konsep dan Aplikasi”. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Kotler, Philips. (2002).
Manajemen Pemasaran, jilid 1.
Jakarta : PT Prenhallindo Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008.
“Pengantar Manajemen”.
Jakarta. Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai