Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI BISNIS

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN


TERHADAP MASYARAKAT

Dosen Pengampu:
Budi Prabowo, S.sos, MM.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Fadhila Amalia Putri S (22042010195)
Daffa Raihan P (22042010222)
Amanda Nur Azzahra (22042010225)
Dwi Indra Wati (22042010241)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Masyarakat”
dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, semoga kita semua mendapat
syafaatnya di hari akhir.

Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
yang diberikan kepada dosen pengajar kami, Pak Budi Prabowo, S.sos, MM.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan bantuan, semangat, serta motivasi sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi isi materi,
susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Semoga laporan makalah yang kami buat dapat menambah wawasan bagi
para pembaca. Terima kasih.

Surabaya, 12 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................2
A. Latar Belakang .......................................................................................2
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...................................................4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................4
BAB II. LANDASAN TEORITIS .....................................................................5
A. Konsep dan Teori ...................................................................................5
B. Kerangka Pemikiran...............................................................................11
BAB III. PEMBAHASAN ..................................................................................12
BAB V. PENUTUP .............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan perusahaan tidak bisa lepas dari publik yang ada di


lingkungan luar organisasi. Pihak manajemen harus menyadari bahwa
mereka tidak bisa hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga aktivitas
yang dijalankan perusahaan sedikit banyak akan membawa konsekuensi
sosial bagi publik. Oleh karena itu ada tuntutan moral bagi pihak
manajemen untuk memperhatikan kepentingan publik khususnya bagi
masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan.
Perusahaan yang tidak mampu mencermati lingkungan sosialnya
cenderung bersifat tertutup dan akan mengalami kesulitan ketika publik
akhirnya melontarkan isu-isu yang menyudutkan perusahaan. Sedangkan
perusahaan yang mampu mencermati berbagai kepentingan dan perubahan
dalam lingkungan sosialnya, akan lebih siap ketika perusahaan harus
menghadapi isu dan tuntutan publik. Seiring dengan perkembangan
gerakan peduli lingkungan dan publik yang semakin kritis, perusahaan saat
ini dituntut untuk memberikan tanggung jawab yang lebih besar atas
dampak kegiatan mereka terhadap sosial dan lingkungannya.
Konsep tanggung jawab sosial ini dalam dunia bisnis lebih dikenal
dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR). Pemahaman
konsep CSR yang ideal sesungguhnya adalah bagaimana konsep ini dilihat
sebagai suatu kebijakan perusahaan yang menyeluruh di mana program-
program dan pelaksanaannya terintegrasi di dalam setiap proses
pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Implikasi dari kebijakan ini
adalah kebijakan tanggung jawab sosial akan terlaksana di mana pun
perusahaan beroperasi. Rasa “kedermawanan” melekat dalam tiap
kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan CSR. Menurut
Basya, (dalam adinur, 2004:10), tanggung jawab sosial berhubungan erat
dengan ukuran perusahaan, sektor bisnis, termasuk juga besaran regional
dan demografi perusahaan. Cakupan dari tanggung jawab sosial meliputi
isu-isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup, etika bisnis, investasi

1
pengembangan masyarakat, lingkungan kerja, tata laksana perusahaan
yang baik (good corporate governance), hak asasi manusia dan tentunya
produk.
CSR juga merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tuntutan etika
dalam organisasi perusahaan. Dalam kaitannya dengan tuntutan
lingkungan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan
organisasi/perusahaan. Ada kalanya program CSR perusahaan tidak selalu
harus berada pada tingkat produsen dan pengembangan produk, tetapi
dapat mencakup aspek-aspek lain, semisal pendidikan dan pelatihan, serta
konservasi. Banyak perusahaan yang memilih program CSR dibidang
edukasi, salah satunya adalah PT. Djarum. Saat ini program CSR sudah
banyak diterapkan di berbagai perusahaan besar. Dalam penelitian kali ini,
peneliti memilih PT. Djarum sebagai objek adalah karena bentuk
pelaksanan kegiatan CSR di PT. Djarum sedikit berbeda dengan
pelaksanaan kegiatan CSR di perusahaan-perusahaan lain. Bentuk
pelaksanaan program CSR khususnya di bidang pendidikan tidak hanya
berupa pemberian beasiswa, namun diberikan juga dalam bentuk
pemberian berbagai macam pelatihan untuk peningkatan softskills
mahasiswa. Diantaranya adalah berupa pemberian berbagai macam
pelatihan, seperti kepemimpinan, kewirausahaan dan juga berbagai
pelatihan yang lain.
Djarum menyadari bahwa pendidikan adalah sebuah proses sosial
dan investasi SDM jangka panjang, sementara dilain pihak banyak anak
bangsa yang berprestasi akademik tinggi terhambat karena kesulitan
ekonomi. Diharapkan peran serta PT. Djarum berupa program beasiswa
dan pengembangan kepribadian yang berkesinambungan dapat menjadi
kontribusi yang berguna. Sekilas mengenai konsep CSR Djarum
dikembangkan atas dasar niat baik, wujud tanggung jawab, kepedulian dan
kepekaan dalam menjaga keseimbangan antara kegiatan bisnis dengan
lingkungan sosial. Djarum memilih 3 bidang peran yaitu: olahraga,
lingkungan dan pendidikan. Fokus penelitian kali ini adalah mengenai
Djarum Bakti Pendidikan.

3
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis pada bagian
atas tulisan ini, maka penulis menarik dua pertanyaan kunci yang menjadi
fokus penelitian ini. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana PT. Djarum, Tbk. menerapkan etika dalam bisnis
melalui tanggung jawab sosial (CSR)?
2. Apa saja yang menjadi bentuk pelaksanaan CSR yang telah
dilakukan PT. Djarum, Tbk. sebagai upaya implementasi etika
bisnis?

1.3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui penerapan etika bisnis
melalui tanggung jawab sosial (CSR) yang dilakukan oleh PT.
Djarum, Tbk.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui bentuk-bentuk CSR yang
telah dilakukan PT. Djarum, TBK. sebagai upaya implementasi
etika bisnis?
1.4. Manfaat
Setiap penelitian dalam penulisan makalah ini diharapkan akan
memberikan manfaat yang dapat diambil sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini dapat memberi manfaat bagi
kalangan akademisi pada khususnya dan bagi kalangan
masyarakat pada umumnya yang membutuhkan informasi
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan sebagai
implementasi etika bisnis perusahaan.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis dapat memberikan masukan bagi para pengusaha
dan atau perusahaan yang bergerak di Indonesia dalam
mengambil pelajaran serta menganalisa dari PT. Djarum, Tbk.

3
sebagai subjek penelitian kali ini terkait dengan CSR sebagai
implementasi etika bisnis di Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1. Konsep dan Teori


2.1.1. Pengertian Etika Bisnis
 Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman
berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan. Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan
bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Velasquez (2002) membedakan masalah yang dipelajari
dalam etika bisnis menjadi tiga macam, yaitu sistemik, korporasi dan
individu. Masalah sistemik dalam etika bisnis adalah pertanyaan-
pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik,
hukum dan sistem sosial lainnya di mana bisnis beroperasi.
Tingkatan ini mencakup pertanyaan mengenai moralitas kapitalisme
atau hukum, regulasi, struktur industri, dan praktik sosial di mana
bisnis negara Amerika dijalankan. Permasalahan korporasi dalam
etika bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam suatu
korporasi. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas
aktivitas, kebijakan, praktik, dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan. Permasalahan individu dalam etika
bisnis adalah pertanyaan etis yang muncul seputar individu tertentu
dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang
moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.

3
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali
kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum . Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di
Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
a. Utilitarian approach, yakni etiap tindakan harus didasarkan
pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,
dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
b. Individual Rights approach, yakni setiap orang dalam
tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut
harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain. 
c. Justice approach, yakni para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.

2.1.2. Pengertian Corporate Social Responsibility


CSR (corporate social responsibility) adalah suatu konsep
atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung
jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga
lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di
daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang
bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya

3
masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah
fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-
nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran
akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tuntutan
dalam dunia bisnis tidak hanya dalam ruang lingkup nasional tetapi
juga merupakan tuntutan dalam dunia bisnis internasional. Meskipun
demikian belum ada kesepakatan mengenai defenisi CSR yang dapat
dipakai secara global sehingga pengertian CSR dapat berbeda-beda
terlebih lagi mengenai tentang bentuk-bentuk pelaksanaan CSR itu
sendiri.
Terdapat berbagai pengertian CSR di dunia Internasional
seperti yang dikemukakan oleh World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) yaitu : “Corporate Social
Responsibility is the continuing commitment by business to behave
ethically and contribute to economic development while improving
the quality of life of the workforce and their families as well as of the
local community and society at large” yang artinya "CSR adalah
merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
Masyarakat Uni Eropa (European Commission) memberikan
pengertian CSR yaitu : "A concept whereby companies decide
voluntarily to contribute to a better society and a cleaner
environment. A concept whereby companies integrate social and
environmental concerns in their business operations and in their
interaction with their stakeholders on a voluntary basis", yang

3
artinya : CSR sebagai komitmen berkelanjutan dari dunia usaha
untuk beroperasi dan bertindak secara legal dan etis, dan
berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
keluarganya, begitu juga dengan peningkatan kualitas hidup
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
Dari pengertian-pengertian diatas secara umum CSR dapat
diartikan sebagai tindakan sebagai perwujudan etika bisnis yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial merupakan
kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil
tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan
dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri.
Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang
dilakukan. Hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat
pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh
kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat
setempat;
b. Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan
untuk jangka Panjang; dan
c. Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula
merupakan kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.

2.1.3. Hal-hal yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis


Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis
adalah:
a. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder;

3
b. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan
karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya
pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
kompleks;
c. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi; dan
d. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan
tanggung jawab social dapat menambah uang dalam bisnis
mereka.
Organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah
diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun
jangka panjang, karena :
a. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan
terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal.
b.  Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
c. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
d. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai


etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila
perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu
dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.

2.1.4. Penerapan Konsep Tanggung Jawab dalam Etika Bisnis


Jika seorang pengusaha muslim berperilaku secara tidak etis,
ia tidak dapat menyalahkan tindakannya pada persoalan tekanan

3
bisnis ataupun pada kenyataan bahwa setiap orang juga berperilaku
tidak etis. Ia harus memikul tanggung jawab tertinggi atas
tindakannya sendiri. Konsep ini bertalian erat dengan konsep
kesatuan, keseimbangan dan kehendak bebas. Semua kewajiban
harus dihargai kecuali jika secara moral salah. Tanggung jawab
sangat terkait dengan hak dan kewajiban, yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kesadaran tanggung-jawab. Ada dua bentuk
kesadaran: Pertama, kesadaran yang muncul dari hati nurani
seseorang yang sering disebut dengan etika dan moral. Kedua,
kesadaran hukum yang bersifat paksaan berupa tuntutan-tuntutan
yang diiringi sanksi-sanksi hukum.
Dalam konteks corporate social responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial, para pelaku usaha atau pihak perusahaan
dituntut bersikap tidak kontradiksi secara disengaja antara ucapan
dan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat
waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi),
selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara
berkesinambungan serta tidak boleh menipu dan berbohong. Para
pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan
moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki.
Pelaku usaha atau perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika,
tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam
hubungan sosial dan merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri.

3
2.2. Kerangka Pemikiran

ETIKA BISNIS DAN


TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN

Konsep Tanggung
Konsep Etika Bisnis
Jawab Sosial (CSR)

PROFIL PT. DJARUM,


TBK.

Implementasi dan Bentuk


CSR PT. Djarum, Tbk.

Dalam pengembangan ilmu administrasi bisnis ini sangat bermanfaat bagi


kalangan orang awam yang sedang mendirikan bisnis, mereka akan paham
bagaimana cara atau konsep untuk beretika yang baik dalam berbisnis. Konsep
merupakan dasar dari berdirinya bisnis itu sendiri. Konsep sangat berpengaruh
besar terhadap sebuah bisnis, etika dan tanggung jawab perusahaan pun juga jadi

3
penentu bagi bisnis itu sendiri dan jika konsep bisnis bisa terlaksana dengan baik
maka tujuan bisnis bisa dikatakan sudah tercapai.

BAB III
PEMBAHASAN

Trees for life, sebuah  program yang merupakan bagian dari kegiatan CSR
(Corporate Social Responsibility) perusahaan rokok terkemuka tersebut sebagai
bentuk dari tanggung jawab sosial serta empati konstruktif perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan. Yang menarik adalah, sejak tahun 1979, perusahaan
ini telah mendedikasikan diri untuk melestarikan lingkungan demi hidup yang
berkualitas dengan program Djarum Bhakti Lingkungan. Kota Kudus adalah
langkah awal dari program ini. Ribuan jenis tanaman peneduh ditanam. Selain itu,
dibawah payung Djarum Bakti Lingkungan telah melakukan aksi pelestarian
lereng Gunung Muria dengan tanaman peneduh maupun pohon bernilai ekonomi,
sehingga mampu mempertahankan kawasan penting resapan air kota Kudus.
Selain itu sejak tahun 2008 Djarum BaktiLingkungan bekerja sama dengan Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Jawa Tengah, turut serta dalam program
pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dengan komitmen
700.000pohon. Luna Maya menanam pohon dalam rangka program Djarum Bakti
Lingkungan, Trees for Life, di Demak (18/4) Luna Maya melakukan penanaman
pohon Trembesi pada program Trees for Life Djarum Bakti Lingkungan di
Demak (18/4),

Sebagaimana diungkap pada siaram persnya, Dalam rangka Hari Ulang


Tahun PT. Djarum ke-59, pada tanggal 18 April 2010 lalu, sebanyak 400
karyawanDjarum di Kudus bersama Luna Maya, artis pemerhati lingkungan,
menanam Pohon Trembesi sepanjang1,2 km di Demak, Jawa Tengah. Kegiatan
ini merupakan program lanjutan Djarum Trees For Life, dar i Corporate Social
Responsibility Bakti Lingkungan PT Djarum yang merencanakan 2.767 Pohon
Trembesi sepanjang jalan Turus Semarang-Kudus Jawa Tengah.Serius dan

3
konsisten untuk melakukan pelestarian lingkungan adalah semangat Djarum Trees
For Lifeyang ingin ditularkan kepada seluruh pihak dan masyarakat luas. Berawal
dari penanaman PohonTrembesi bersama Gubernur beserta Muspida Jawa
Tengah, kemudian diikuti beberapa minggu lalupenanaman bersama artis Nugie
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan “Saya melihat sepanjang
jalan Demak ini merupakan jalan yang sering dilewati oleh banyak
kendaraan,mulai dari kendaraan pribadi hingga truk. Oleh sebab itu, penanaman
Pohon Trembesi sangat cocok ditanam di area ini karena dapat menyerap banyak
CO2 dan emisi karbon lainnya, sehingga kedepannyajalan ini bisa menjadi jalan
yang teduh dan hijau. Saya berharap Pohon Trembesi yang kami tanam saatini
dapat tumbuh maksimal dan tentunya dirawat oleh masyarakat luas. Mari tanam
dan rawat PohonTrembesi” ajak Luna.

Komitmen perusahaan juga tak berhenti pada kegiatan-kegiatan insidental


tertentu belaka. Bahkan, Bibit Pohon Trembesi yang digunakan dalam rangkaian
program Penanaman 2.767 Pohon Trembesi disepanjang turus jalan Semarang-
Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) PT. Djarum. Saat ini
PPT tengah melakukan budi daya pembibitan Pohon Trembesi yang total
berjumlah 300 ribuan.Rencananya, pembibitan tersebut untuk memenuhi program
Djarum Trees For Life” ujar Yunan Adityadari Pusat Pembibitan Tanaman PT
Djarum. Untuk menjaga kesinambungan kegiatannya, salah satu dukungan PT.
Djarum adalah dengan mendirikan pusat pembibitan aneka tanaman yang dikelola
secara intensif. Diharapkan dengan upaya pembibitan aneka tanaman ini, PT.
Djarum dapat turut menjadi bagian dari usaha dalam mempertahankan dan
melestarikan tanaman-tanaman langka agar terjaga dari kepunahan. Hingga saat
ini, PPT telah memilikitotal sekitar 100 ribuan jenis bibit tanaman, termasuk di
dalamnya tanaman langka seperti Kepel, Sawit,Nogosari, buah Kawista dan
Pohon Botol dari Afrika. “It is true that economic and social objectives have long
been seen as distinct and often competing. Butthis is a false dichotomy…
Companies do not function in isolation from the society around them. In fact,their
ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they
operate.”, Demikian ungkapan Michael E. Porter dan Mark R. Kramer dalam
tulisannya di “The Competitive Advantage of Corporate Phiilantropy”, pada

3
Harvard Business Review, December 2002, halaman 5. Pernyataan diatas
menemukan makna tersendiri bila dihubungkan dengan aktifitas yang
dilaksanakan PT Djarum Kudus lewat program Djarum Bakti Lingkungan, Trees
for Life ini. Implementasi atas konsep triple bottom line (profit,planet, people)
dalam “mainstream” etika bisnis yang digagas John Elkington, memperoleh
bentuknya lewat kegiatan ini. Perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar profit
belaka tetapi juga menunjukkan kepedulian besar bagi lingkungan dan masyarakat
sekitar tempat perusahaan bersangkutan beroperasi.

 Dengan program CSR ini tidak hanya merupakan investasi jangka panjang
yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, juga berfungsi sebagai sarana
meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Intinya, CSR adalah operasi bisnis
yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan
secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan
secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Saya ikut menyatakan salut dan
mengacungkan jempol tinggi-tinggi bagi upaya-upaya konstruktif yang telah
dilakukan sejumlah korporasi besar, termasuk PT Djarum Kudus, melalui
program CSR-nya yang sudah menunjukkan komitmen dan kepedulian tinggi
menjaga kelestarian lingkungan dengan kegiatan Trees For Life. Ini sebentuk
empati sosial nyata untuk menghindari nestapa kemanusiaan akibat kerusakan
lingkungan. Perusahaan kategori pertama laksana ulat, yang memiliki model
bisnis rakus dan tidak pedulipada lingkungan sekelilingnya. Kategori kedua
adalah perusahaan yang mirip belalang, modelbisnis yang juga eksploitatif dan
degeneratif. Kategori kedua ini mungkin saja sudah mulai mempraktikan CSR.
Tetapi, CSR tidak dilakukan dengan sepenuh hati. CSR di perusahaan ini
hanyalah ”Celana Dalam” untuk menutupi ”aurat” perusahaan agar terhindar dari
tekanan masyarakat atau LSM. Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga.
Korporasi seperti ini punya komitmen kuat menjalankan CSR. Bagi perusahaan
ini CSR adalah investasi, bukan basa-basi. Kategori terakhir adalah korporasi
lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau menumbuhkan.
Perusahaan ideal ini menerapkan etika bisnis dan menjalankan good CSR. Model
CSR yang dikembangkan oleh PT Djarum Kudus adalah jenis korporasi ideal
yang dengan teguh memegang konsistensi empati sosialnya lewat program Trees

3
for Life dimana disaat yang sama ikut memelihara kelanjutan program yang sudah
dicanangkan tersebut dengan kegiatan pendukung seperti menyiapkan bibit-bibit
tanaman unggulan lewat Pusat Pembibitan Tanaman yang dimilikinya.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Djarum mengembangkan dan mengimplementasikan CSR dengan


melakukan pembangunan dari seluruh segi kehidupan bangsa berupa
pemberdayaan pembangunan kota, bantuan pendidikan utamanya pemberian
beasiswa baik di bidang olahraga, seni dan budaya, dan lain-lain. Perusahaan
menganggap bahwa pertumbuhan suatu bangsa di mulai dari generasi muda
sebagai generasi penerus bangsa.

Bentuk CSR yang dilakukan oleh PT. Djarum yaitu Djarum Foundation.
Djarum Foundation yaitu Djarum Bakti Lingkungan yaitu salah satu dukungan
PT. Djarum adalah dengan mendirikan pusat pembibitan aneka tanaman yang
dikelola secara intensif. Diharapkan dengan upaya pembibitan aneka tanaman ini,
PT. Djarum dapat turut menjadi bagian dari usaha dalam mempertahankan dan
melestarikan tanaman-tanaman langka agar terjaga dari kepunahan. Hal ini
sebagai salah satu contoh pemberdayaan lingkungan yang dilakukan dari program
CSR sebagai upaya implementasi Etika Bisnis.

4.2. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah kepada seluruh pengusaha yang
bergerak di Indonesia, harus terus mematuhi etika bisnis, termasuk pemberian
CSR terutamanya dalam bidang pembangunan sumber daya manusia dan
pemberdayaan lingkungan.

3
DAFTAR PUSTAKA
A, Busyra, dan Isya W, Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, dan
Implementasi, Malang: In-TRANS Institut, 2008.

Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2007.

Lee, Nancy dan Philip Kotler, Corporate Social Responsibility: Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley and
Sons, Inc, 2005.

Rahman, Reza, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan,


2009.

Rawls, John A Theory of Justice, London: Harvard University Press, 1971.

Catka, P., Bamber, C. J., Bamber, D. J., Sharp, J. M. 2004. Case Study :
Integrating Corporate Social Responsibility (CSR) Into ISO Management
System – In Search of Feasible CSR Management System Framework. The
TQM Magazine, Vol. 16 No. 3, pp. 216 – 224.

Gabriel, J. & Martinez, A. 2009. Linking Corporate Social Responsibility With


Admiration Through Organizational Outcomes. Social Responsibility
Journal. Vol. 5 No. 4, pp. 499 – 511.

Anda mungkin juga menyukai