Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Mata kuliah : Etika Bisnis dan Profesi

Dosen pengampu : Dra. Sri Isworo Ediningsih, M.Si., CFP.

KELOMPOK :

1. Salma Chika N (141220298)

2. Depi Riswanda (141220338)

3. Aditya Rizal Prayoga (141220387)

4. Rafif Nugroho (141220410)

KELAS EM - C

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2024

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Teori Dasar Struktur Modal” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Penulis berharap makalah tentang teori
dasar struktur modal kedepannya akan dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar tetap
menjadi satu bahan pertimbangan yang kedepannya dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Penulis menyadari makalah bertema struktur modal ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran baik para
pembaca maupun dosen pengampu agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Maret 2024

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................6

D. Manfaat.................................................................................................................................6

BAB II..............................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.............................................................................................................................7

1. Teori dan Definisi Keuntungan dan CSR..........................................................................7

2. Korelasi antara Keuntungan Perusahaan dan Company Social Responsibility............12

3. Analisis Studi Kasus CSR Suatu perusahaan..................................................................14

4. Etika Bisnis.........................................................................................................................16

BAB III..........................................................................................................................................18

KESIMPULAN.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai laba atau
keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk itu dalam rangka untuk mendatangkan
laba, perusahaan selalu berusaha mencari peluang dan kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah. Jika hal itu tidak dapat
dikendalikan, kemungkinan dapat muncul dampakdampak negatif yang dapat
merugikan lingkungan dan masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi, karena pada
umumnya perusahaan masih menjalankan prinsip kapitalis, dalam menjalankan
aktivitasnya, yaitu mencapai laba yang maksimal dengan biaya yang minimal
dengan menghalalkan segala cara. Namun, Bila ditelaah, keberadaan perusahaan
sebenarnya selain menimbulkan social cost, juga dapat menimbulkan social
benefit. Social benefit merupakan kontribusi positif atau manfaat keberadaan
perusahaan kepada masyarakat. Peningkatan kesejahteraan sosial tidak mungkin
tercapai apabila mengandalkan pemerintah sebagai satu-satunya aktor. Diperlukan
peran serta dari segala pihak untuk mewujudkannya, salah satunya melalui
bantuan dari perusahaan. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya sebagai bagian
dari masyarakat dan warga korporasi, perusahaan diharapkan. Wujud social
benefit perusahaan dapat diwujudkan dalam beberapa kegiatan fisik maupun non
fisik. Social benefit muncul sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan
(coorporate social responsibility/ CSR) pada lingkungan atau dikenal stakeholder.
CSR merupakan sebuah kesepakatan dari World Summit on Sustainable
Development (WS-SD) di Johannesburg Afrika Selatan 2002 yang ditujukan
untuk mendorong seluruh perusahaan di dunia dalam rangka tercip-tanya suatu
pembangunan yang berke-lanjutan (sustainable development). Peranan CSR dapat
dipandang sebagai upaya untuk mewujudkan good corporate governance, good
corporate citizenship dan good business ethics dari sebuah entitas bisnis.
Sehingga perusahaan tidak cukup hanya memikirkan kepentingan shareholder
(pemilik modal), tetapi juga mempunyai orientasi untuk memenuhi kepentingan
seluruh stakeholders (Mapisangka, 2009). Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup dari

4
stakeholder. Stakeholder meliputi pemilik, karyawan, pemasok/ distributor,
konsumen, pemerintah, media dan masyarakat luas. Selain itu, perusahaan juga
turut bertanggung jawab pada masyarakat luas yang mungkin tidak atau belum
berkontribusi secara ekonomis pada perusahaan (Fatmawati, 2017).
Tanggungjawab itu meliputi aspek-aspek kemanusiaan sosial masyarakat yang
meliputi aspek hidup hajat orang banyak, yang menyangkut: kesehatan,
kebersihan, etika, estetika dan moral masyarakat.
Gagasan tentang praktik bisnis berkelanjutan dan CSR telah berkembang
selama bertahun-tahun dari sekadar upaya filantropis menjadi komponen integral
dari strategi perusahaan. Praktik bisnis yang berkelanjutan mencakup penerapan
operasi yang sadar lingkungan, manajemen rantai pasokan yang bertanggung
jawab, dan strategi inovatif untuk meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Di sisi lain, CSR mencakup berbagai inisiatif yang lebih luas yang
bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, yang meliputi
bidang-bidang seperti pengembangan masyarakat, kesejahteraan karyawan, dan
tata kelola yang beretika (Germain & Grobecker, 2015).
Di era globalisasi yang cepat, kesadaran lingkungan yang meningkat, dan
meningkatnya kesenjangan sosial, konsep praktik bisnis yang berkelanjutan dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) telah menjadi pusat diskusi tentang
peran perusahaan dalam masyarakat. Karena bisnis memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap ekonomi, ekosistem, dan masyarakat, tanggung jawab
mereka untuk beroperasi dengan cara yang mendukung kesejahteraan lingkungan,
sosial, dan etika jangka panjang telah menarik perhatian yang signifikan dari para
akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Penelitian ini berusaha untuk
menggali dampak dan strategi implementasi yang berkaitan dengan bisnis
berkelanjutan, dan CSR melalui makalah yang berjudul “Keuntungan dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi keuntungan perusahaan dan tanggung jawab sosial
perusahaan?
2. Korelasi antara keuntungan perusahaan dan tanggung jawab sosial
perusahaan?

5
3. Bagaimana Analisa studi kasus terkait keuntungan perusahaan dan
tanggung jawab sosial perusahaan?
4. Bagaimana Definisi Etika Bisnis?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana definisi keuntungan perusahaan dan tanggung
jawab sosial perusahaan
2. Mengetahui bagaimana korelasi antara keuntungan perusahaan dan
tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mengetahui penerapan Analisa studi kasus terkait keuntungan
perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan
4. Mengetahui definisi etika bisnis

D. Manfaat
1. Dapat memahami bagaimana definisi keuntungan perusahaan dan
tanggung jawab sosial perusahaan
2. Dapat memahami bagaimana korelasi antara keuntungan perusahaan
dan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Dapat memahami bagaimana penerapan analisis terkait keuntungan
perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk sebuah
studi kasus
4. Dapat memahami definisi etika bisnis

6
BAB II

PEMBAHASAN
1. Teori dan Definisi Keuntungan dan CSR
A. Keuntungan Perusahaan
Keuntungan perusahaan merujuk pada sisa pendapatan setelah semua
biaya operasional dan pajak telah dikurangkan dari pendapatan total perusahaan.
Dalam konteks keuangan dan bisnis, keuntungan adalah ukuran yang
mencerminkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih
dari operasi bisnisnya. Keuntungan perusahaan memiliki peran penting dalam
menilai kesehatan finansial dan kinerja operasional suatu perusahaan.
Keuntungan yang konsisten dan meningkat dapat menunjukkan efisiensi
operasional, daya saing yang baik, dan kemampuan perusahaan untuk
memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya. Namun, perlu dicatat
bahwa keuntungan tidak hanya mencakup aspek finansial. Beberapa perusahaan
juga menilai keuntungan dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR), mencari dampak positif pada masyarakat, lingkungan, dan keberlanjutan.
Dalam hal ini, keuntungan dapat didefinisikan sebagai hasil yang mencakup
dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Menurut Patten (1990) pengungkapan CSR dapat memberikan keuntungan
tersendiri bagi perusahaan dalam hal pendanaan yang didasarkan atas
kecenderungan investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika
bisnis yang baik, praktik terhadap karyawan yang baik, peduli terhadap dampak
lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan dengan stakeholder
didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan dengan kriteria di atas memiliki
kemampuan komunikasi yang baik dengan stakeholder, memiliki visi yang jauh
ke depan dan mampu mengenali warning signals (Kurnianto 2011). Dalam teori
pendekatan keuntungan perusahaan dalam tanggung jawab sosial perusahaan,
terdiri atas dua dimensi, yaitu:
a. Keuntungan Finansial
Salah satu permasalahan yang sering timbul bagi para pelaku usaha
pada saat akan merencanakan mendirikan suatu usaha produksi adalah
menganalisa kelayakan secara finansial usaha tersebut. Penentuan dan

7
perhitungan biaya produksi, biaya peralatan, analisa untung ruginya,
berapa besar modal dan keuntungan serta tempo waktu pengembalian
modal. Jenis usaha yang didirikan akan berpengaruh pada analisa
kelayakan finansial. Tujuan analisis kelayakan finansial adalah untuk
mengetahui usaha layak dijalankan atau tidak. Analisis tersebut
merupakan bagian dari perencanaan usaha. Tujuan dan fungsi analisis
finansial terdiri atas:
 Mengidentifikasi kemungkinan risiko dan peluang: Analisis
finansial dapat membantu menentukan risiko dan peluang yang
ada dalam perusahaan, sehingga dapat dibuat keputusan yang
tepat.
 Mengidentifikasi kemungkinan pengambilan keputusan:
Analisis finansial dapat membantu menentukan apakah
perusahaan dapat membayar hutang, membeli barang baru, atau
membangun bangunan baru.
 Mengidentifikasi aliran kas perusahaan: Analisis ini penting
untuk mengetahui aliran kas pada sebuah perusahaan atau
perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan
tersebut sehat atau tidak.
b. Keuntungan Reputasi
Keuntungan reputasi merujuk pada nilai positif yang diterima oleh
suatu individu, organisasi, atau merek sebagai hasil dari persepsi baik
yang dimiliki oleh pihak lain. Reputasi mencerminkan pandangan dan
opini publik terhadap integritas, kredibilitas, dan performa suatu
entitas. Dalam konteks bisnis, keuntungan reputasi dapat memberikan
berbagai manfaat, termasuk (Dickinson et al., 2010):
 Daya Tarik Pelanggan: Reputasi yang baik dapat meningkatkan
daya tarik pelanggan. Konsumen cenderung lebih cenderung
memilih produk atau layanan dari perusahaan yang dianggap
memiliki reputasi positif.
 Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan: Reputasi yang baik
dapat membantu membangun kepercayaan di antara pelanggan.
Pelanggan yang merasa yakin dan puas dengan reputasi suatu

8
perusahaan cenderung lebih setia dan mungkin
merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain.
 Daya Saing Lebih Baik: Reputasi yang positif dapat
memberikan keuntungan kompetitif. Perusahaan dengan
reputasi baik dapat lebih mudah menarik mitra bisnis, menarik
bakat terbaik, dan memenangkan dukungan pelanggan.
 Kemampuan Menarik Bakat: Reputasi yang baik dapat
membantu perusahaan menarik dan mempertahankan bakat
terbaik di industri. Karyawan cenderung lebih memilih bekerja
untuk perusahaan yang dikenal karena praktik bisnis yang etis
dan budaya kerja yang positif.
 Kepatuhan dan Dukungan Regulasi: Perusahaan dengan
reputasi baik mungkin mendapatkan dukungan dan kepatuhan
yang lebih baik dari pihak berwenang dan regulator. Ini dapat
mengurangi risiko hukum dan menghasilkan lingkungan
operasional yang lebih stabil.
B. CSR (Corporate Social Responsibility)
Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang
perekonomian secara terus-menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan
pembukuan. Tanggungjawab sosial merupakan suatu pemikiran bahwa bisnis
memiliki tanggungjawab tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan.
Makna Corporate Social Responsibility (CSR) yang lebih luas adalah menuju
Social Responcibility dan Social Leadership. Tanggungjawab sosial dapat
diartikan sebagai kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan,
mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat
kepada masyarakat. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Social
Responcibility atau tanggungjawab sosial merupakan kontribusi menyeluruh dari
dunia usaha terhadap pembnagunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan
dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiataanya.
Wibisono (2007), mendefiniskan CSR sebagai suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi
kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat

9
luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya.
Menurut Kotler dan Lee (2005) menganggapnya sebagai komitmen perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik
dan mengontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Indonesia sebagai
negara yang terdiri dari berbagai perpaduan kebudayaan dan lingkungan,
menyadari pentingnya untuk menjaga lingkungan khususnya bagi perusahaan
yang kegiatannya berkaitan erat dengan lingkungan. Sebelum tahun 2007,
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat sukarela. Hal ini
yang kemudian mendasari pemerintah Indonesia pada tahun 2007 mengeluarkan
UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 dan UndangUndang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, CSR atau Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Sementara itu,
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mendefinisikan CSR sebagai tanggung
jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, dari kumpulan
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa CSR dimaknai sebagai suatu bentuk
komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan,
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas sebagai bentuk kontribusinya
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan yang tercermin melalui praktik
bisnis yang baik. Pengungkapan CSR kemudian menjadi media bagi perusahaan
untuk memberikan informasi dari berbagai aspek selain keuangan seperti aspek
sosial dan lingkungan yang tidak dapat dijelaskan secara tersirat dalam setiap
komponen dalam laporan keuangan perusahaan kepada stakeholder maupun
shareholder perusahaan. Program CSR dapat terbagi menjadi enam aspek,
diantara lain adalah:
a. Cause Promotion
Program cause promotion adalah strategi pemasaran di mana suatu
perusahaan atau merek bermitra dengan atau mendukung suatu
penyebab atau isu sosial tertentu sebagai bagian dari kegiatan promosi
10
mereka. Tujuan utama dari program cause promotion adalah untuk
menciptakan dampak positif di masyarakat sambil membangun
hubungan positif dengan pelanggan. Program ini tidak hanya bertujuan
untuk meningkatkan penjualan atau citra merek, tetapi juga untuk
berkontribusi pada kebaikan sosial atau lingkungan.
b. Cause Relate Marketing
Program Cause-Related Marketing (CRM) adalah strategi pemasaran
di mana suatu perusahaan atau merek menjalin kemitraan dengan
organisasi nirlaba atau mendukung suatu penyebab sosial tertentu
sebagai bagian dari kegiatan pemasaran mereka. Tujuan dari cause-
related marketing adalah untuk mencapai keberhasilan pemasaran
sambil memberikan dampak positif pada masyarakat atau lingkungan.
Dalam program ini, perusahaan berkomitmen untuk menyumbangkan
sebagian dari penjualan atau keuntungan mereka kepada organisasi
nirlaba atau proyek sosial tertentu.
c. Corporate Social Marketing
Program Corporate Social Marketing (CSM) adalah strategi
pemasaran yang diadopsi oleh perusahaan untuk mendukung inisiatif
sosial atau tujuan masyarakat yang lebih luas. Corporate Social
Marketing melibatkan penggunaan prinsip-prinsip pemasaran untuk
mempromosikan perubahan perilaku yang positif atau mengadvokasi
isu-isu sosial. Dalam konteks CSM, perusahaan berperan sebagai agen
perubahan sosial dengan tujuan untuk memberikan dampak positif
pada masyarakat atau lingkungan.
d. Corporate Philantropy
Corporate philanthropy adalah praktik di mana perusahaan
menyumbangkan sejumlah sumber daya, baik dalam bentuk uang,
barang, atau jasa, untuk mendukung inisiatif sosial atau amal tanpa
mengharapkan pengembalian langsung yang sebanding. Ini adalah
bentuk dukungan keuangan dan non-keuangan yang diberikan oleh
perusahaan untuk membantu memecahkan masalah sosial, mendukung
masyarakat, atau mempromosikan tujuan amal.
e. Community Volunteering

11
Community volunteering, atau sukarela masyarakat, merujuk pada
kegiatan sukarela di mana individu atau kelompok memberikan waktu,
energi, dan keterampilan mereka untuk mendukung dan berpartisipasi
dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat lokal atau komunitas
tertentu. Ini adalah bentuk sumbangan sukarela yang dilakukan tanpa
bayaran finansial atau imbalan materi lainnya, melainkan dengan niat
untuk memberikan kontribusi positif dan membantu memecahkan
masalah atau memenuhi kebutuhan dalam komunitas.
f. Socially Responsible Business Practice
Program Socially Responsible Business Practice (SRBP) merujuk pada
rangkaian kebijakan, inisiatif, dan praktik bisnis yang dirancang untuk
memastikan bahwa suatu perusahaan beroperasi dengan
memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat, lingkungan, dan
pemangku kepentingan lainnya. Tujuan utama dari SRBP adalah untuk
menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan, memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan dampaknya terhadap dunia di
sekitarnya.

2. Korelasi antara Keuntungan Perusahaan dan Company Social Responsibility


A. Keselarasan Hubungan Antara Keuntungan dan CSR
Keseimbangan antara keuntungan (profit) dan Corporate Social Responsibility
(CSR) mencerminkan upaya suatu perusahaan untuk mengintegrasikan tanggung
jawab sosial dan keberlanjutan ke dalam kegiatan operasionalnya, sekaligus
mencapai tujuan keuangan dan menghasilkan laba. Keseimbangan ini
mencerminkan kesadaran perusahaan terhadap dampaknya terhadap masyarakat,
lingkungan, dan pemangku kepentingan lainnya sambil menjaga kelangsungan
usaha dan keuntungan finansial. CSR merupakan salah satu wujud partisipasi
dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan untuk mengembangkan program
kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar melalui penciptaan dan
pemeliharaan keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial,
dan pemeliharaan lingkungan hidup. Dengan perkataan lain, CSR dikembangkan
dengan koridor Tri Bottom Line yang mencakup sosial, ekonomi, dan lingkungan
(Anatan, 2009). Berikut adalah beberapa aspek yang menciptakan keseimbangan
antara keuntungan dan CSR:

12
a. Integrasi dalam strategi bisnis: Perusahaan yang mencapai keseimbangan
antara keuntungan dan CSR mengintegrasikan prinsip-prinsip CSR ke dalam
strategi bisnis mereka. Ini berarti bahwa keputusan strategis dan operasional
diambil dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.
b. Pertimbangan pemangku kepentingan: Keseimbangan ini melibatkan
pertimbangan terhadap kepentingan dan harapan berbagai pemangku
kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, pemegang saham, komunitas
lokal, dan lingkungan.
c. Pelaporan dan transparansi: Perusahaan yang mencapai keseimbangan antara
keuntungan dan CSR memberikan laporan terbuka dan transparan tentang
kegiatan CSR mereka, termasuk dampak positif yang dihasilkan dan
tantangan yang dihadapi.
d. Inovasi dan keunggulan bersaing: Perusahaan yang berhasil mencapai
keseimbangan ini seringkali menggunakan CSR sebagai sumber inovasi,
menciptakan produk dan layanan yang ramah lingkungan, serta mendapatkan
keunggulan bersaing melalui reputasi positif.
e. Manajemen risiko dan reputasi: Integrasi CSR dapat membantu perusahaan
mengelola risiko dan melindungi reputasinya. Tindakan yang bertanggung
jawab secara sosial dapat mengurangi risiko hukum, meningkatkan hubungan
dengan pemerintah, dan meningkatkan citra perusahaan.
B. Hubungan Sebab Akibat Antara Keuntungan Perusahaan dan CSR
Keuntungan perusahaan dalam tanggung jawab sosial merujuk pada berbagai
manfaat yang diperoleh oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari keterlibatannya
dalam praktik tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Tanggung jawab sosial
perusahaan mencakup upaya untuk berkontribusi pada keberlanjutan sosial,
lingkungan, dan ekonomi, di samping mencapai tujuan finansial. Berikut adalah
pengertian keuntungan perusahaan dalam tanggung jawab sosial:
a. Reputasi Positif: Keikutsertaan dalam kegiatan CSR dapat meningkatkan
citra perusahaan di mata publik. Perusahaan yang dianggap bertanggung
jawab secara sosial lebih mungkin mendapatkan dukungan dan kepercayaan
dari konsumen, pelanggan, dan mitra bisnis.
b. Diferensiasi dan Keunggulan Kompetitif: CSR dapat menjadi faktor
diferensiasi yang memberikan keunggulan kompetitif. Konsumen seringkali

13
lebih memilih produk atau layanan dari perusahaan yang dianggap
berkontribusi positif pada masyarakat dan lingkungan.
c. Loyalitas pelanggan dan pekerja: Perusahaan yang menunjukkan komitmen
terhadap tanggung jawab sosial dapat membangun loyalitas pelanggan. Selain
itu, karyawan yang bangga bekerja untuk perusahaan yang bertanggung
jawab secara sosial lebih mungkin tetap setia.
d. Efisiensi biaya: Praktik bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dapat
meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya jangka panjang.
Misalnya, pengelolaan sumber daya yang lebih baik dapat menghasilkan
penghematan energi dan biaya.
e. Kontribusi positif pada masyarakat dan lingkungan: Melalui CSR,
perusahaan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Ini bukan hanya membawa manfaat bagi komunitas,
tetapi juga dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan
lingkungan sekitar.

3. Analisis Studi Kasus CSR Suatu perusahaan


A. Profil Perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk.
Kalbe didirikan pada tanggal 10 september 1966 oleh 6 bersaudara dengan
melakukan usaha dimulai di sebuah garasi di kawasan Jakarta Utara dan lingkup
kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin
oleh Dr. Boenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto serta didukung oleh keempat
saudara lainnya. Kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan usahannya Kalbe
bertumbuh baik sehingga pada akhirnya memiliki pabrik di kawasan Pulomas,
Jakarta Timur pada tahun 1971. Pendirian pabrik baru mengakibatkan daerah
aktivitasnya mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai
merambah ke daerah–daerah lainnya di Indonesia. Secara bertahap, PT Kalbe
Farma Tbk membuka cabang-cabang di daerah dan dalam 10 tahun sejak
berdirinya, PT Kalbe Farma telah mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dari sisi
produk, PT Kalbe Farma Tbk terus mengembangkan line produknya sehingga
menjadi salah satu perusahaan farmasi yang diperhitungkan di Indonesia, baik
untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang dijual bebas
(OTC/Over the Counter). Di tengah maraknya persaingan dengan perusahaan
sejenis lainnya, PT Kalbe Farma Tbk melakukan terobosan dengan

14
mendiferensiasikan diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang
diluncurkan, PT Kalbe Farma Tbk selalu meluncurkan produk-produk yang
invotif dan relatif memiliki diferensiasi dibandingkan para kompetitor. Dari sisi
pemasaran, pada saat itu PT Kalbe Farma Tbk melakukan terobosan dengan
memelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan perusahaan multinasional yang
sekarang dikenal dengan nama medical representative. Terobosan lain yang
memperlihatkan visi kuat PT Kalbe Farma Tbk terhadap kualitas sekaligus untuk
meraih kepercayaan asing adalah dengan melakukan kerja sama strategis dengan
beberapa perusahaan multinasional khususnya perusahaan-perusahaan dari
negara Jepang.
Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi yang masing-masing
memberikan kontribusi yang relatif seimbang, yaitu divisi obat resep, divisi
produk kesehatan, divisi nutrisi serta divisi distribusi dan kemasan. Dengan
didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan
penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Kalbe mampu menjangkau
70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk
pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi. Di
dalam Divisi Produk Kesehatan Kalbe terhimpun dua kategori produk, yaitu obat
bebas dan minuman energi.
B. Program CSR dan Manfaat Program
a. Program CSR
 Pemberian obat gratis: Kalbe Farma memiliki program rutin
pemberian obat gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
Mereka mengadakan kegiatan kesehatan gratis di berbagai daerah,
memberikan konsultasi medis dan menyediakan obat-obatan secara
cuma-cuma.
 Puskesmas bergerak: Kalbe Farma telah bekerja sama dengan
pemerintah dan organisasi kesehatan untuk mendirikan Puskesmas
Bergerak. Puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau, termasuk
layanan pengobatan dan edukasi kesehatan.
 Pelatihan tenaga Kesehatan local: Sebagai bagian dari inisiatif CSR,
Kalbe Farma memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan lokal.

15
Mereka memberikan pelatihan tentang penggunaan obat-obatan,
diagnosis penyakit, dan manajemen kesehatan untuk meningkatkan
kapasitas tenaga kesehatan di daerah terpencil.
 Program pengobatan untuk anak-anak: Kalbe Farma berfokus pada
anak-anak dengan mengadakan program pengobatan khusus, terutama
untuk penyakit menular dan defisiensi nutrisi. Mereka memberikan
obat dan suplemen nutrisi secara gratis untuk meningkatkan kesehatan
anak-anak di berbagai komunitas.
 Donasi dan bantuan Kesehatan dalam situasi darurat: Kalbe Farma
merespon cepat dalam memberikan donasi obat-obatan dan bantuan
kesehatan saat terjadi bencana alam atau situasi darurat kesehatan.
b. Manfaat Pelaksanaan Program CSR
 Reputasi Positif: Reputasi Kalbe Farma semakin dikenal oleh banyak
pihak dan kalangan dikarenakan program yang dapat meringankan
beban masyarakat tersebut.
 Diferensiasi dan keunggulan kompetitif: dikarenakan aksi aktif Kalbe
Farma, perusahaan tersebut semakin meningkatkan nilai jual secara
kompetitif daripada pesaing lainnya dikarenakan program tersebut
yang membekas dalam ingatan warga.
 Kontribusi positif bagi masyarakat: tentu saja dengan program yang
dapat meringankan beban warga tersebut, Kalbe Farma turut memiliki
andil dan berkontribusi secara aktif dalam membantu masyarakat
dalam bidang pengobatan.

4. Etika Bisnis
Etika bisnis dapat dilihat sebagai suatu usaha untuk merumuskan dan
menerapkan prinsip–prinsip dasar etika di bidang hubungan ekonomi antarmanusia.
Dapat juga dikatakan bahwa etika bisnis menyoroti segi–segi moral dalam hubungan
antar berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis. Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang

16
saham dan masyarakat (Keraf, 1998). Dalam memperhatikan etika bisnis, terdapat
beberapa aspek yang dapat diperhatikan, yaitu:
a. Pengendalian diri: dapat mengendalikan diri sehingga tidak mengakibatkan
hal-hal yang dapat merugikan masyarakat pada umumnya.
b. Pengembangan tanggung jawab sosial: dapat berkontribusi secara langsung
terhadap masyarakat dan memiliki sikap empati terhadap sesama sehingga
dapat mendukung satu sama lainnya.
c. Mempertahankan jati diri: tetap menjadi diri sendiri dan memiliki nama
yang valuable sehingga dapat meningkatkan reputasi pribadi.
d. Menciptakan persaingan sehat: dapat berkompetisi secara adil satu sama
lain sehingga tercipta kenyamanan Bersama dalam aspek bisnis.
e. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”: Yaitu memikirkan
bagaimana keadaan di masa yang akan datang. Pelaku bisnis dituntut untuk
tidak mengeksploitasi lingkungan dan keadaan sekarang tanpa
mempertimbangkan keadaan di masa mendatang.

17
BAB III

KESIMPULAN
Etika bisnis dapat dilihat sebagai suatu usaha untuk merumuskan dan menerapkan
prinsip–prinsip dasar etika di bidang hubungan ekonomi antarmanusia. Dapat juga dikatakan
bahwa etika bisnis menyoroti segi–segi moral dalam hubungan antar berbagai pihak yang
terlibat dalam kegiatan bisnis. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan masyarakat. .
dalam etika bisnis terdapat Corporate Social Responsibility. Corporate Social Responsibility
dapat didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengontribusikan sebagian sumber daya
perusahaan. Program CSR sendiri dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain cause
promotion, cause related marketing, corporate societal marketing, corporate philanthropy,
community volunteering, dan socially responsible business practice. Namun dalam
pelaksanaan program CSR tentu saja tidak dapat dilakukan secara Cuma-Cuma, dikarenakan
tetap berada pada orientasi utama yaitu meningkatkan keuntungan perusahaan. Keuntungan
perusahaan adalah ukuran yang mencerminkan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih dari operasi bisnisnya. Keuntungan perusahaan memiliki peran
penting dalam menilai kesehatan finansial dan kinerja operasional suatu perusahaan.
Keuntungan terbagi menjadi dua aspek yaitu keuntungan finansial dan keuntungan reputasi.
Kemudian diantara korelasi terkait CSR dan Keuntungan Perusahaan terdapat dua korelasi
mendasar yaitu hubungan selaras atau setimbang antar satu sama lain dan hubungan sebab
akibat yang akan menghasilkan dampak satu sama lainnya. Dalam pengukuhan materi
tersebut, penulis mencantumkan contoh studi kasus agar dapat lebih dimengerti secara
seksama dengan tema penerapan program CSR pada PT. Kalbe Farma Tbk. Dalam lima
program yang dilaksanakan yaitu pemberian obat gratis, puskesmas bergerak, pelatihan
tenaga Kesehatan local, program pengobatan anak-anak, dan donasi serta bantuan Kesehatan
dalam situasi darurat. Didapatkan tiga manfaat utama yaitu reputasi positif, diferensiasi dan
keunggulan kompetitif, serta dapat berkontribusi secara positif terhadap masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA
Anatan, L. 2009. Coorporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan Praktik di
Indonesia. Jurnal Manajemen Maranatha, 8(2), 66-77.
Dickinson, S. D.M. Beverland dan A. Lindgreen. 2010. “Building Corporate Reputation with
Stakeholders”. European Journal of Marketing, Vol. 44, No. 11/12, hlm 1856 – 1874
Fatmawatie, N. 2017. Tanggungjawab Sosial Perusahaan. STAIN Kediri Press..
Germain, R., & Grobecker, A. 2015. Antecedents of environmentally conscious
operations in transitioning economies. International Journal of Operations &
Production Management, 35(6), 843–865.
Keraf, S., & Imam, R. H. 1998. Etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Kotler, P dan N. Lee. 2005.Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your
Company and Your Cause. John Wiley and Sons, New Jersey.
Kurnianto, E.A. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan “Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005- 2008”.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang
Mapisangka, A. 2009. Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan (JESP) Vol. 1 Nomor 1, 39-47.
Patten, D.M. 1990. “The Market Reaction to Social Responsibility Disclosures: The Case of
the Sullivan Principles Signings”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 15, No.
6, hlm 575 – 587.
Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Gresik.

19

Anda mungkin juga menyukai