Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
Teori Dasar Struktur Modal

Disusun Oleh:
Rafif Nugroho (141220410)

PROGRAMSTUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNANNASIONAL“VETERAN”
YOGYAKARTA
2024

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Teori Dasar Struktur Modal” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Penulis berharap makalah tentang teori
dasar struktur modal kedepannya akan dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar tetap
menjadi satu bahan pertimbangan yang kedepannya dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Penulis menyadari makalah bertema struktur modal ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran baik para
pembaca maupun dosen pengampu agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon
maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Maret 2024

Rafif Nugroho

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan ............................................................................................................................ 6
D. Manfaat .......................................................................................................................... 6
BAB II ....................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
A. Definisi dan Rasio Struktur Modal ............................................................................. 7
B. Teori Pendekatan Struktur Modal .............................................................................. 9
C. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal .......................................................... 11
D. Komponen Struktur Modal .......................................................................................... 13
BAB III.................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman kondisi perekonomian global selalu
mengalami perubahan, sehingga mengakibatkan persaingan bisnis menjadi semakin
ketat dan mendorong para manajer perusahaan untuk meningkatkan produktivitas
kegiatan dan kinerja perusahaan. Adanya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi
maka perusahaan sangat membutuhkan strategi yang tepat agar suatu perusahaan tetap
dapat bertahan. Hal ini dialami oleh berbagai usaha dalam negeri khususnya usaha di
bidang barang konsumsi. Perusahaan yang bergerak dibidang industri konsumsi
terutama makanan dan minuman adalah perusahaan yang selalu berkembang setiap
tahunnya, hal ini dikarenakan setiap manusia membutuhkan makan dan minum.
Perusahaan di industri konsumsi harus selalu memastikan bahwa produknya akan
selalu dibeli oleh masyarakat, dan untuk tetap dapat beproduksi perusahaan
membutuhkan dana (Liando, 2021).
Keberadaan usaha tidak terlepas dari modal yang digunakan, hal ini dikarenakan
prinsip utama dari setiap usaha merupakan kebutuhan akan modal. Kebutuhan modal
usaha dapat diperoleh dari pinjaman berupa hutang jangka panjang, dan penerbitan
saham baru. Penggunaan modal ini disebabkan oleh perencanaan peningkatan
kapasitas produksi. (Romadhoni & Sunaryo, 2017).
Sebagian besar keputusan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dalam rangka
memaksimalkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Keputusan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan antara lain mengenai keputusan pendanaan
atau struktur modal. Seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan
pendanaan harus mempertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana
yang akan dipilih. Hal ini karena masing-masing sumber pendanaan mempunyai
konsekuensi finansial yang berbeda-beda.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan
perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan
dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama
apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan utang, maka beban tetap yang
harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal itu juga berarti akan
4
meningkatkan risiko keuangan, yaitu risiko saat perusahaan tidak dapat membayar
beban bunga atau angsuran-angsuran utangnya (Kesuma, 2009).
Untuk menentukan seberapa besar kebutuhan modal yang akan digunakan,
maka dilakukan pengambilan keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan
berhubungan dengan persoalan dimana kebutuhan dana untuk keperluan investasi dan
usaha tersebut dapat dipenuhi, berasal dari sumber mana dan berapa jumlahnya. Maka
dari itu terdapat berbagai alternatif sumber dana tersedia dan memiliki ciri khas
tertentu baik menyangkut beban maupun resiko dari sumber dana tersebut. Menurut
Sartono (2016) keputusan pendanaan yang dicerminkan melalui struktur modal
berkaitan dengan perimbangan dari jumlah utang jangka pendek, utang jangka
panjang, saham biasa dan saham preferen. Besarnya penggunaan hutang yang
digunakan oleh perusahaan dengan ekuitas ini digunakan untuk pembiayaan investasi.
Sehingga dengan pendekatan manajemen struktur modal, suatu perusahaan dapat
mempertimbangkan dengan baik keputusan dalam menentukan struktur modalnya
agar dapat optimal (Pertiwi & Darmayanti, 2018).
Dari penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa struktur modal memiliki
peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi kondisi
keuangan perusahaan, harga saham perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Kondisi keuangan perusahaan merupakan hal yang paling mudah terpengaruh oleh
struktur modal. Dikarenakan perubahan yang terjadi pada struktur modal maupun
sumber dana yang diperoleh, akan membuat perusahaan mempunyai dana untuk
kebutuhan operasional maupun investasi. Akan tetapi apabila struktur modal berubah
dikarenakan oleh adanya pengalihan utang yang dikonversikan menjadi ekuitas, maka
kondisi keuangan perusahaan tidak akan banyak berpengaruh. Oleh karena itu, penulis
menghendaki dalam proses pembuatan makalah ini sebagai sumber acuan
pembelajaran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian maupun
bagi penulis dalam makalah yang berjudul “Teori Dasar Struktur Modal”.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Definisi dan Rasio Struktur Modal?
B. Jelaskan Teori Pendekatan Struktur Modal!
C. Bagaimana Faktor yang mempengaruhi struktur modal?
D. Bagaimana Komponen Struktur Modal?

5
C. Tujuan
A. Dapat menjelaskan bagaimana definisi dan rasio struktur modal
B. Dapat menjelaskan bagaimana teori pendekatan struktur modal
C. Dapat menjelaskan factor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal
D. Dapat menjelaskan bagaimana komponen dari struktur modal

D. Manfaat
A. Memahami terkait definisi dan rasio struktur modal
B. Memahami teori apa saja dalam pendekatan struktur modal
C. Memahami factor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal
D. Memahami komponen apa saja yang terdapat dalam struktur modal

6
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi dan Rasio Struktur Modal
1. Definisi Struktur Modal
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan
yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long
term liabilities) dan modal sendiri (stakeholders equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi, 2018). Dengan kata lain, struktur modal adalah
perbandingan modal asing atau jumlah utang dengan modal sendiri. Sementara itu,
menurut Musthafa (2017) struktur modal adalah perimbangan antara jumlah utang
jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa. Artinya, struktur modal adalah rasio antara penggunaan modal sendiri
dan utang untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan.
Menurut Lawrence, Gitman (2000), definisi struktur modal adalah sebagai
berikut " capital structure is the mix of long term debt and equity maintained by the
firm ". Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang
jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. ada 2 macam tipe
modal menurutnya yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity
capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang
diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
Apabila perusahaan memiliki struktur modal yang besar, maka tingkat
produktivitas akan meningkat sejalan dengan struktur modal perusahaan dan akan
berpengaruh positif terhadap kelangsungan usahanya. Dengan demikian, struktur
modal yang optimal adalah struktur modal yang diperkirakan akan menghasilkan
biaya modal rata-rata tertimbang yang paling rendah sehingga akan memaksimumkan
nilai perusahaan. Sedangkan menurut Harmono (2018) teori struktur modal
(capital structure) berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas
investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal
utang dan modal sendiri. Selanjutnya, Husnan & Pudjiastuti (2015) menyatakan
bahwa teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang konstan.

7
Berdasarkan pengertian struktur modal menurut para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa struktur modal adalah proporsi keuangan antara hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri dalam komposisi penggunaan
modal perusahaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan.
2. Rasio Struktur Modal
Rasio Struktur Modal Adapun bentuk rasio yang dipergunakan dalam struktur
modal (capital structure) ada beberapa rasio yang representatif yaitu sebagai berikut.

𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Atau
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Di sisi lain Fahmi (2018) juga menjelaskan tentang bentuk rumus struktur
modal lain, yaitu sebagai berikut.

a. Debt to Equity Ratio

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Debt ratio (rasio utang) adalah membandingkan antara utang dan modal
sendiri. Rasio hutang mempunyai ide dasar yaitu guna melihat besarnya
hutang untuk mendanai emiten atau perusahaan. Fahmi (2018) memaparkan
bahwa utang ialah kewajiban (likuiditas) perusahaan yang berasal dari dana
eksternal yaitu obligasi, leasing, sumber pinjaman perbankan, serta
sebagainya. Oleh karenanya, perusahaan wajib membayar utang tersebut
apabila tidak melaksanakan kewajiban tersebut secara tepat waktu, maka
perusahaan kemungkinan untuk menerima sanksi. Sanksi yang diperoleh
tersebut bisa dalam bentuk pemindahan kepemilikan asset sehingga dalam
suatu jangka waktu pihak perusahaan wajib untuk membayarnya.
b. Number of Interest is Earned

8
𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠 𝑎𝑛𝑑 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Number of Interest Earned adalah rasio yang mengukur sejauh mana atau
berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga (Hery, 2015).
Menurut Sawir (2015) mengatakan bahwa Time Interest Earned melihat
kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi
(EBIT).
c. Book Value Pershare

𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦


𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔

Fahmi (2018) menyatakan bahwa Book Value per Share (BVPS) atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Nilai Buku per Saham adalah rasio yang
digunakan untuk membandingkan ekuitas pemegang saham dengan jumlah
saham yang beredar. Dengan kata lain, Rasio Book Value per Share ini
digunakan untuk mengetahui berapa jumlah uang yang akan diterima oleh
pemegang saham apabila suatu perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) atau
jumlah uang yang dapat diterima oleh pemegang saham apabila semua
aktiva (aset) perusahaan dijual sebesar nilai bukunya.

B. Teori Pendekatan Struktur Modal


1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap
nilai perusahaan dalam pasar modal sempurna maupun tidak ada pajak.
Pendekatan ini menerangkan bahwa biaya modal sendiri akan lebih besar dengan
meningkatkan utang.
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori dengan menggunakan pendekatan ini menerangkan bahwa struktur
modal tidak memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Teori pendekatan ini
bermula pada tahun 1958 dengan Modigliani dan Miller (MM) sebagai
pengemukanya. Teori ini mengelompokkan struktur modal menjadi dua, yaitu:
a. Teori MM Tanpa Pajak Pada teori ini Modigliani dan Miller berpendapat
bahwa “struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan”. Berdasarkan asumsi keduanya dapat disimpulkan bahwa dalam

9
pasar modal sempurna tidak ada perbedaan antara perusahaan dengan pihak
pemegang saham saat memiliki hutang pada kondisi tanpa pajak.
b. Teori MM Dengan Pajak Teori ini muncul dari kurangnya relevansi dalam
teori MM tanpa pajak. Dalam perkembangannya di tahun 1963 MM
menambahkan unsur pajak pada teorinya agar struktur modal menjadi lebih
relevan dengan adanya utang yang timbul dari keharusan membayar pajak
kepada pemerintah. Utang yang memiliki bunga dapat dimanfaatkan sebagai
penghemat ataupun pengurang pajak. Maka laba operasi yang didapatkan
pihak investor akan menjadi lebih besar.
3. Teori Trade Off
Teori trade off dikemukakan oleh Baster pada tahun 1967, pada teori ini
struktur modal diasumsikan sebagai hasil dari perusahaan yang memanfaatkan
keuntungan dalam penghematan pajak dengan cara meningkatkan rasio utang.
Dengan berlandaskan teori bahwa suatu perusahaan yang memiliki tingkat laba
yang besar akan berusaha mengurangi pajak dengan melakukan pinjaman pada
tingkat tertentu untuk mendapatkan rasio utang yang sesuai.
4. Signaling Theory
Menurut Brigham & Houston (2019) isyarat atau sinyal adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memberi petunjuk
bagi para investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Informasi yang dipublikasikan oleh pihak perusahaan akan
memberikan sinyal kepada investor dalam mengambil keputusan investasi.
Terdapat teori Asimetri Informasi. Teori ini menunjukkan terdapat perbedaan
informasi yang di miliki oleh manajemen perusahaan dengan pihak investor,
dimana pihak manajemen lebih diunggulkan dengan memiliki informasi yang
lebih banyak atau lebih baik dibandingkan dengan pihak.
5. Teori Peckling Order
Di tahun 1961 Donaldson sebagai pencetus pertama teori ini, dan kemudian
pada tahun 1984 Myers menamakan teori ini sebagai pecking order theory. Teori
ini mengemukakan bahwa perusahaan cenderung lebih mengutamakan
penggunaan dana internal daripada dana eksternal. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi lebih memfokuskan pada penggunaan dana internal sehingga
menyebabkan perusahaan memiliki utang sedikit (Brigham & Houston, 2019).

10
6. Teori Agency
Teori ini dikemukakan pada tahun 1976 oleh C. Jensen dan William H.
Meckling. Teori ini menunjukkan adanya hubungan kontraktual antara pihak agen
(pengelola perusahaan) dan principal (pemilik usaha). Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi
konflik antara kelompok kepentingan yang berbeda. Untuk menjalankan
fungsinya dengan baik manajemen akan diberi kepercayaan dan imbalan
mempertanggungjawabkan suatu pekerjaan, seperti pengikatan agen, pemeriksaan
laporan keuangan, serta pembatasan terhadap pengambilan keputusan yang
diambil oleh manajemen.

C. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal


Menurut Brigham & Houston (2019) perusahaan pada umumnya akan
mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur
modal.
a. Stabilitas Penjualan
Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara aman mengambil
utang dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b. Struktur asset
Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman
cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang dapat
digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara
tidak untuk aset dengan tujuan khusus. Jadi, perusahaan real estate biasanya
memiliki leverage yang tinggi sementara pada perusahaan yang terlibat dalam
bidang penelitian teknologi, hal seperti ini tidak berlaku.
c. Leverage Operasi
Jika hal lain dianggap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih
rendah akan lebih mampu menerapkan leverage keuangan karena perusahaan
tersebut akan memiliki risiko usaha yang lebih rendah.
d. Tingkat Pertumbuhan
Jika hal lain dianggap sama, maka perusahaan yang memiliki pertumbuhan lebih
cepat harus mengandalkan diri pada modal eksternal. Selain itu, biaya emisi yang
berkaitan dengan penjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi yang terjadi

11
ketika perusahaan menjual utang, mendorong pada utang. Namun, pada waktu
yang bersamaan, perusahaan tersebut sering kali menghadapi ketidakpastian yang
lebih tinggi, cenderung akan menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan
utang.
e. Profitabilitas
Sering kali diamati bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi
yang sangat tinggi ternyata menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit.
Meskipun tidak ada pembenaran teoritis atas fakta ini, salah satu penjelasan
praktisnya adalah perusahaan yang sangat menguntungkan, seperti misalnya Intel,
Microsoft, dan Coca-Cola tidak membutuhkan pendanaan utang terlalu banyak.
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan tersebut melakukan
sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal.
f. Pajak
Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak dan pengurangan ini lebih
bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi tarif
pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari utang.
g. Kendali
engaruh utang dibandingkan saham pada posisi kendali suatu perusahaan dapat
mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen saat ini memiliki kendali hak
suara (lebih dari 50% saham) tetapi tidak berada dalam posisi untuk membeli
saham tambahan lagi, maka manajemen mungkin akan memilih utang sebagai
pendanaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk
menggunakan ekuitas jika situasi keuangan perusahaan begitu lemah sehingga
penggunaan utang mungkin dapat membuat perusahaan menghadapi risiko gagal
bayar, karena jika perusahaan gagal bayar, manajer kemungkinan akan kehilangan
pekerjaannya. Akan tetapi, jika utang yang digunakan terlalu sedikit, manajemen
menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan kendali dapat mengarah
pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas karena jenis modal yang
memberikan perlindungan terbaik kepada manajemen akan bervariasi dari satu
situasi ke situasi lain. Apapun kondisinya, jika manajemen merasa tidak aman
maka manajemen akan mempertimbangkan situasi kendali.
h. Sikap Manajemen
Tidak ada yang dapat membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengarah
pada harga saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur yang lain.
12
Manajemen dapat melaksanakan pertimbangannya sendiri tentang struktur modal
yang tepat. Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dibandingkan
dengan yang lain, dan menggunakan utang dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di dalam industrinya, sementara
manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang dalam usaha mereka
untuk mendapat laba yang lebih tinggi.
i. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Berperingkat
Tanpa mempertimbangkan analisis manajemen sendiri atas faktor leverage yang
tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat sering
kali akan mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Perusahaan sering kali
membahas struktur modalnya dengan pihak pemberi pinjaman dan lembaga
pemeringkat serta sangat memperhatikan saran mereka.
j. Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam jangka panjang
maupun jangka pendek yang dapat memberikan arah penting pada struktur modal
optimal suatu perusahaan. Misalnya, selama terjadi kebijakan uang ketat, pasar
obligasi sampah menjadi sepi, dan sama sekali “w ” panjang baru dengan
peringkat di bawah BBB. Jadi, perusahaan berperingkat rendah yang
membutuhkan modal terpaksa pergi ke pasar saham atau pasar utang jangka
pendek, tanpa melihat sasaran struktur modalnya. Namun, ketika kondisi
melonggar, perusahaan-perusahaan ini menjual obligasi jangka panjang untuk
mengembalikan struktur modalnya kembali pada sasaran.

D. Komponen Struktur Modal


Menurut (Riyanto (2010) komponen-komponen struktur modal di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Long Term Debit
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan,
modal tersebut merupakan “utang” yang harus dibayar kembali. Utang jangka
panjang merupakan utang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari 10
tahun. Adapun jenis utang jangka panjang antara lain:
1. Pinjaman obligasi (bonds-payables) Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang
untuk jangka waktu yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat

13
pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu. Pelunasan atau
pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva
tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan
2. Pinjaman Hipotik (mortgage) Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka
panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu
barang tidak bergerak. Bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya,
barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk
menutup tagihannya.
b. Shareholder’s Equity
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri berasal dari sumber intern dan sumber extern Modal sendiri yang
berasal dari sumber intern perusahaan ialah keuntungan yang dihasilkan
perusahaan, sedangkan modal sendiri yang berasal dari sumber extern perusahaan
yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari:
1. Modal saham, saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu PT.
2. Cadangan, Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk
dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang
lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus).
3. Laba ditahan Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan
sebagai dividen. Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam
perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun
risiko kerugian-kerugian lainnya.

14
BAB III

KESIMPULAN
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan
yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long
term liabilities) dan modal sendiri (stakeholders equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan Dengan kata lain, struktur modal adalah perbandingan
modal asing atau jumlah utang dengan modal sendiri. Sementara itu, Struktur modal
adalah perimbangan antara jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Artinya, struktur modal
adalah rasio antara penggunaan modal sendiri dan utang untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan perusahaan. Rasio struktur modal terdiri dari tiga aspek yaitu debt to
equity ratio, Number of time interest is earned, dan book valued pershare. Kemudian
teori pendekatan struktur modal terdiri dari 6 jenis teori pendekatan yaitu teori
pendekatan tradisional, pendekatan Modigliani dan Miller, teori trade off, teori
signalling, teori pecking order, dan teori agency. Sementara itu dalam struktur modal
tentu saja selalu terdapat hambatan dalam perhitungan dan arus modal tersebut. Hal
tersebut tentunya dipengaruhi suatu variable factor. Factor tersebut terdiri dari
stabilitas penjualan, struktur asset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan Lembaga
pemeringkat, dan kondisi pasar. Selain itu, dalam struktur modal tentu saja memiliki
aspek pembangun yang dapat menyempurnakan struktur modal tersebut. Komponen
pembangun tersebut terdiri dari dua aspek yaitu long term debit dan shareholder’s
equity.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F.,& Houston, F.J. (2019). Manajemen keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

Fahmi, I. (2018). Analisis laporan keuangan. Alfabeta. Bandung.

Harmono. (2018). Manajemen keuangan: berbasis balanced scorecard. Jakarta: Bumi Aksara.

Kesuma, Ali. (2009). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya
Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 11. Nomor 1.

Liando, J. S. (2021). ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP


KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR PANGAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DI BEI
TAHUN 2015- 2019. Journal Indonesia Sosial Teknologi, 2(1), 6.

Musthafa. (2017). Manajemen keuangan. Yogyakarta: Andi.

Pertiwi, N. K. N. I., & Darmayanti, N. P. A. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI. E-Jurnal
Manajemen Unud, 7(6), 3115–3143.

Riyanto, B. (2010). Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Romadhoni, & Sunaryo, H. (2017). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2013-2016. E-Journal Riset Manajemen Prodi Manajemen, 6(6), 219–232.

Sartono, A. (2016). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.). BPFE

Suad, Husnan., & Enny, Pudjiastuti. (2015). Dasar-dasar manajemen keuangan, Edisi
Ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

16

Anda mungkin juga menyukai