Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEUANGAN BISNIS

TEORI – TEORI STRUKTUR MODAL

Dosen Pengampu:
Dr. Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si.
Disusun Oleh:
Annisa Rahma Dhania (14030121140160)

ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat kepada
kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah keuangan bisnis dengan materi teori-
teori struktur modal

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah keuangan bisnis yang telah memberikan arahan dan bimbingan
terkait penyusunan makalah ini dengan baik. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal
mungkin.

Tentunya, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
bermanfaat sebagai referensi bacaan.

Semarang, 17 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB 1 ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB 2 ......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Struktur Modal ........................................................................................... 3
2.2 Komponen Struktur Modal .......................................................................................... 3
2.3 Tujuan Struktur Modal ................................................................................................. 4
2.4 Teori Struktur Modal ................................................................................................... 4
2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal...................................................... 8
BAB 3 ....................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkemabngnya zaman, kondisi perekonomian global mengalami fluktuasi yang
mengakibatkan persaingan bisnis meningkat dan mendorong para manajer perusahaan untuk
meningkatkan produktivitas kegiatan dan kinerja perusahaan. Persaingan dalam dunia bisnis
membutuhkan strategi yang tepat agar suatu perusahaan tetap dapat bertahan. Hal tersebut,
dialami oleh berbagai industri perusahaan.

Bisnis erat kaitannya dengan modal karena prinsip utama dari setiap usaha merupakan
kebutuhan akan modal. Kebutuhan modal usaha dapat diperoleh dari hutang maupun modal
sendiri. Penggunaan modal ini disebabkan oleh perencanaan peningkatan kapasitas produksi.
Dalam mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba yang maksimal yang perlu meperhatikan
keputusan pendanaan keuangan karena sаngаt pеnting dalam kеlаngsungаn hidup suatau bisnis.
Oleh karena itu, kelangsungan operasional perusahaan dibutuhkan modal yang tidak sedikit,
sehingga penggunaan hutang dalam memenuhi kebutuhan modal ini bertujuan sebagai
pendorong kinerja keuangan perusahaan.

Dalam menentukan besar kebutuhan modal yang akan digunakan, maka diperlukan
pengambilan keputusan keuangan. Keputusan keuangan berhubungan dengan memenuhi
persoalan kebutuhan dana untuk keperluan investasi dan usaha tersebut, diperlukan sumber dan
jumlah yang jelas. Oleh karena itu terdapat berbagai alternatif sumber dana yang tersedia serta
memiliki ciri khas tertentu baik menyangkut beban maupun resiko dari sumber dana tersebut.

Keputusan pendanaan melalui struktur modal berkaitan dengan perimbangan dari jumlah utang
jangka pendek, utang jangka panjang, saham biasa dan saham preferen. Besarnya penggunaan
hutang yang digunakan oleh perusahaan dengan ekuitas ini digunakan untuk pembiayaan
investasi. Sehingga pendekatan manajemen struktur modal dalam perusahaan, dapat
mempertimbangkan dengan baik keputusan dalam menentukan struktur modalnya agar dapat
menggunakan modal secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Struktur Modal
2. Apa komponen struktur modal
3. Apa tujuan dan fungsi teori struktur modal
1
4. Apa saja teori struktur modal
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami teori struktur modal
2. Mengetahui dan memahami fungsi teori struktur modal
3. Mengetahui dan memahami tujuan dari teori struktur modal
4. Mengetahui faktor-faktor pemiihan struktur modal dalam perusahaan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Modal


Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri atau biasa disebut long term debt to equity ratio atau leverage keuangan yang digunakan
oleh perusahaan dama mencapai stabilitas keuangan dan terjaminnya kelangsungan hidup
perusahaan.

Teori Struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan keuangan
perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan modal yang bertujuan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan keuangan mendorong manajer keuangan
untuk mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih yang
terbagi dalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal.

2.2 Komponen Struktur Modal


• Modal asing/hutang jangka panjang (Long-term Debt)

Modal asing atau jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktunya panjang,
berkisar lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang biasanya digunakan untuk melakukan
ekspansi perusahaan dan modernisasi perusahaan. Modal yang digunakan untuk melakukan
ekspansi dan modernisasi tersebut berjumlah besar. Hutang jangka panjang ini terdiri dari
hutang hipotik dan obligasi. Hutang hipotik merupakan hutang jangka panjang dengan jaminan
aktiva berupa tanah dan bangunan, sedangkan obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat
yang menunjukkan bukti perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dan jangka waktu yang telah ditentukan. Pelunasan obligasi dapat diambil dari
penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

• Modal Sendiri (Shareholder Equity)

Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemiliki perusahaan dan tertanam
dalam perusahaan untuk waktu yang tidak menentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
internal maupun eksternal. Sumber internal berasal dari profit yang dihasilkan perusahaan,
sedangkan sumber eksternal berasal dari pemiliki pemilik perusahaan. Modal sendiri terdiri dari
modal saham, yaitu tanda bukti pengendalian bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
3
Terbatas(PT), selanjuntnya adal laba ditahan yang merupakan sisa laba dari keuntungan yang
tidak dibayarkan sebagai deviden, dan ada cadangan yang dimaksud sebagai bentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberpa waktu dari tahun berjalannya
perusahaan.

2.3 Tujuan Struktur Modal

Penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan
keuangan yang sangat penting, keputusan ini akan berpengaruh dengan pencapaian tujuan
manajemen keuangan perusahaan. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah
menciptakan kombinasi sumber pemebelajaan permanen sehingga harga saham perusahaan
akan maksimal. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan adanya keseimbanaan yang
optimal antara modal asing atau hutang dan modal sendiri.

2.4 Teori Struktur Modal


Teori struktur modal menjelaskan pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan (yang tercermin dari harga saham perusahaan), jika keputusan investasi dan
kebijakan deviden dipegang konstan. Seandainya perusahaan mengganti sebagian modal
sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, jika perusahaan
tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainya. Untuk mendapatkan struktur modal yang
terbaik dan memaksimalkan nilai perusahan diperlukan struktur modal yang tepat.

Teori-teori struktur modal antara lain, terdiri dari:

1. The Modligani Miller Theory

Teori Modigliani-Miller dibagi menjadi dua, yaitu:

• Tanpa pajak

Modigliani dan Miller berpendapat bahwa struktur modal tidak memengaruhi nilai
perusahaan. Modigliani-miller mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teorinya,
yaitu tidak terdapat agency cost, tidak ada pajak, investor menggunakan utang dengan
tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan, investor memlunyai prospek yang sama
dengan manajemen, tidak ada biaya kebangkrutan, utang tidak mempengaruhi laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT), investor adalah price takers, jika terjadi kebangkrutan maka aset
akan dijual pada harga pasar.

4
Dengan proporsi tersebut, Modigliani-Miller mengajukan dua proposisi. Pertama, nilai
dari perusahaan yang menggunakna utang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak
menggunakan utang. Kedua, biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan
melakukan atau mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung pada risiko
dari operasional perusahaan dan tingkat utang perusahaan.

• Dengan Pajak

Teori Modigliani-Miller tanpa pajak dianggap tidak realistis, kemudian faktor pajak
ditambahakan ke dalam teorinya. Pajak yang dibayar merupakan aliran kas keluar. Utang
dapat digunakan untuk menghemat pajak karena bunga dapat dipakai sebagai pengurang
pajak. Teori Modigliani-Miller dengan pajak memiliki dua prorposisi. Pertama, nilai
perusahaan yang menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan yang tidak
menggunakan utang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga utang, pembiayaan
dengan bunga utang sangat menguntungkan dan struktur modal optimal perusahaan seratus
persen utang. Kedua, biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya
utang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai
karena kenaikan biaya modal saham. Penggunaan utang yang semakin banyak akan
meningkatkan modal saham, utang yang banyak berarti menggunakan modal yang murah.

2. The Trade Off Model

The Trade Off Model Theory mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
merupakan trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang
akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Trade off theory menyeimbangkan
manfaat dan pengorbanan yang timbul dari penggunaan hutang. Jika manfaat lebih besar,
tambahan hutang masih diperbolehkan. Teori trade off mempertimbangkan berbagai faktor
seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan pada titik tertentu. Setelah titik
tersebut, penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. The trade off model theory
tidak dapat menentukan secara tepat modal yang optimal, akan tetapi dapat memberikan
berkontribusi penting.

3. Pecking Order Theory

5
Teori ini menjelaskan mengapa perusahan akan menentukan hierarki sumber dana yang
paling disukai. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal
financing, perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan
dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara gratis, kebijakan deviden
yang sulit diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak
bisa diduga. Hal tersebut mengakibatkan dana hasil operasi melebihi kebutuhan dana untuk
investasi. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan
menjual sekuritas yang dimiliki atau mengurangi saldo kas. Pecking order theory tidak
menetapkan struktur modal optimal tertentu, tetapi perusahaan menetapkan kebijakan prioritas
sumber dana. Teori ini menjelaskan alasan perusahaan-perusahaan yang profitable
(menguntungkan) biasanya meminjam dalam jumlah yang sedikit.

Alasan perusahaan yang menguntungkan biasanya meminjam dalam jumlah yang


sedikit karena memerlukan eksternal financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang
kurang profitable/menguntungkan cenderung memiliki hutang yang lebih besar karena
kurangnya dana internal dan hutang merupakan sumber eksternal yang tepat dibandingkan
modal sendiri.

4. Agency Theory

Menerut agency theory, struktur modal disusun dengan sesuai untuk mengurangi konflik
kepentingan berbagai kelompok. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai
pemiliki perusahaan. Agar fungsinya terlaksana dengan baik, manajemen harus diberikan
imbalan dan pengawasan yang sesuai yang membutuhkan biaya agensi.

Agency Theory membahas bahwa struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh
manajer bukan pemilik, manajer profesional bukan merupakan agen yang sempurna dari
pemilik perusahaan, manajer sebagai manusia rasional dalam pengambilan keputusan
perusahaan dalam memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri. Misalnya sebuah perusahaan yang
semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka semua tindakannya hanya mempengaruhi
posisinya sendiri. Jika pemilik sekaligus manajer perusahaan itu menjual sebagian dari
sahamnya kepada orang lain, maka akan timbul konflik kepentingan. Keuntungan sampingan
yang dibayarkan kepada pemilik manajer yang semula sepenuhnya dinikmati sendiri, akan
dibayar sebagian kepada pemilik baru.

5. Signaling Theory
6
Signal atau isyarat merupakan suatu tindakan oleh manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen dalam melihat prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan cenderung mengusahakan setiap modal baru
dan menghindari penjualan saham. Perusahaan mengusahakan cara lain dengan penggunaan
hutang yang melebihi target struktur modal yang normal, sedangkan perusahaan dengan
prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual sahamnya dengan mencari
investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh perusahaan biasanya
merupakan suatu isyarat atau signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan
tersebut kurang. Jika perusahaan menjual saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga
saham akan menurun karena menerbitkan saham artinya memberi isyarat negatif dan kemudian
dapat menekan harga saham sehingga proses perusahan membaik.

6. Asymetric Information Theory (Teori Informasi Tidak Simetris)

Asymetric Information Theory atau ketidaksamaan informasi adalah situasi saat


manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) mengenai perospek perusahaan
dibanding yang dimiliki investor. Informasi yang tidak simetris ini terjadi karena pihak
manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan pemodal. Oleh karena itu,
pihak manajemen berpikir bahwa harga saham terlalu mahal. Jika hal tersebut diperkirakan
terjadi, maka manajemen akan menawarkan saham baru. Akan tetapi, pemodal akan
menafsirkan jika perusahaan menawarkan saham baru, kemungkinannya harga saham saat ini
terlalu mahal dan mengakibatkan pars pemodal menawar harga saham dengan harga yang lebih
rendah. Dengan demikian, emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

7. Balancing Theory

Balancing theory merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk
mencari dana tambahan dengan cara mencari pinjaman baik ke bank atau dengan menerbitkan
obligasi. Menjual obligasi artinya berutang pada publik atau perusahaan melakukan
penambahan hutang jangka panjangnya. Penerapan Balancing theory juga mungkin diterapkan
oleh pemerintah dengan melakukan pinjamna ke pihak asing, seperti pemerintah negara asing
atau world bank, international monetary fund, Asian Development Bank, dan lembaga lainnya.

Ada risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan jika menerapkan kebijakan
balancing theory, yaitu jika perusahaan meminjam dana ke perbankan akan diperlukan jaminan
seperti tanah, gedung, dan sejenisnya. Jika angsuran tersebut terlambat dibayar perbankan akan
7
memberi teguran berupa lisan maupun tulisan. Jika menjual obligasi, risiko yang akan dihadapi
jika tidak sanggup membayar bunga obligasi tepat waktu, perusahaan harus mengkonversi dari
pemegang obligasi ke pemegang saham. Risiko selanjutnya, publik akan menilai perusahaan
memiliki kinerja keuangan yang tidak baik dalam manajemen struktur modal.

2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Dalam menentukan perimbanagan antara besarnya utang dan modal sendiri, diperlukan
berbagai faktor yang meemngaruh struktur modal. Perusahaan akan mempertimbangkan faktor-
faktor-faktor, antara lain:

• Stabilitas Penjualan

Perusahaan dengan tingkat penjualan relatif stabil akan lebih mudah untuk memperoleh
pinjaman sehingga biaya tagihan tetapnya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum selama ini da[at menggunakan
leverage keuangan yang lebih tingi dibandingkan perusahaan biasa karena permintaan atas
produk atau jasa relatif lebih stabil.

• Struktur Aktiva

Jika aktiva perusahaan cocok dijadikan kredit, perusahaan tersebut cenderung menggunakan
banyak utang. Aktiva multi guna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan
aguna yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu akan tida
menjadi agunan jaminan yang baik.

• Leverage Operasi

Leverage operasi merupakan sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan dalam operasi
perusahaan. Perusahaan dengan levergae operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan lebih
baik dalam menerapkan leverage keuangan, karena perusahaan tersebut akan memeiliki bisnsi
yang cenderung lebih kecil. Leverage operasi dan leverage keuangan akan memengaruhi
penurunan penjualan terhadap laba operasi dan arus kas bersih secara keseluruhan.

• Tingkat pertumbuhan

Perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri dengan modal
ekstern. Biaya penjualan saham biasa lebihbesar daripada biaya untuk penerbitan obligasi. Oleh

8
karena itu, perusahana yang berkembang dengan pesat cenderung lebih banyak menggunakan
utang daripada perusahana yang perekmabanganya lamabat.

• Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahana utnuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis
yang dilakukan. Perusahaan-perusahaan yang meiliki tingkat pengembakian atas investasi yang
sangat tinggi menggunakan utang yang relatif sedikit.

• Pajak

Bunga adalah beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengursng pajak
adalah ahal yang sangat berharga bagi perusahaan yang terkena tarif pajak tinggi. Oleh karena
itu, semakin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan akan semakin besar manfaat yang diperoleh
dari penggunaan utang.

• Pengendalian

Pertimbanagan pengendalian mengarah pada penggunaan dari utang maupun ekuitas, karena
jenis modal yang paling dapat melindungi manajemne akan bervariasi dari satu situasi ke situasi
lainnya.

• Sikap Manajemen

Manajemen cenderung lebih konservatif dan menggunakna sedikit utang daripada rata-rata
perusahaan dalam industri mereka, sedangkan manajemne yang agresif menggunakan leibh
banyak di dalam pencarian mereka akan laba yang lebih tinggi.

• Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar lebih sering memilih utang jangka panjang. Sedangkan perusahaan kecil lebih
memilih utang jangka pendek. Perusahaan besar cenderung akan mengungkap lebih banyak
informasi dengan inveestor luar dibandingkan perusahaan yang kecil.

• Fleksibilitas Keuangan

Fleksibilitas keuangan merupakan kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan


yang wajar dalma kondisi yang buruk. Baik potensi kebutuhan dana di masa depan maupun
konsekuensi dari keurangan dana kana memengaruhi sasaran struktur modal, semakin tinggi

9
kebutuhan modal di masa mendatang akan semakin buruk keonsekuensi kekeurangan dana,
maka neraca perusahaan harus semakin kiat.

10
BAB 3
KESIMPULAN

Struktur modal dapat dipahami sebagai perbandingan antara modal sendiri dengan
hutang, baik jangka panjang, maupun jangka pendek. Struktur nodal memiliki tujuan sebagai
salah satu bentuk yang penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuan dari manajemen
keuangan perusahaan. Manajemen keuangan perusahaan memiliki tujuan untuk kesimbangan
yang optimal antara modal sendiri ataupun hutang.

Tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan dapat mengatur struktur modal dengan
baik. Kondisi keuangan akan stabil jika perusahaan dapat menetukan struktur modal yang tepat
bagi perusahaan dengab teori-teori yang sesuai sehingga perusahaan akan terhindar dari
kebangkrutan.

Perusahaan yang memiliki struktur modal baik, diharapkan dapat berkembang dan dapat
menarik banyak investor untuk meningkatkan kualitas perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sutono, S. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Property


Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015 (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Riau).

Joni, J., & Lina, L. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, 12(2), 82-97.

Sansoethan, D. K., & Suryono, B. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
pada perusahaan makanan dan minuman. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 5(1).

Nurkhasanah, D., & Nur, D. I. (2022). ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA


PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA. Derivatif: Jurnal Manajemen, 16(1), 48-60.

12

Anda mungkin juga menyukai