Anda di halaman 1dari 32

PEMILIHAN PENEMPATAN MODAL

Dosen:
Dr. Endang Mahpudin, Drs., MM.

Disusun oleh:

Refika Aulia1810631030145
Witri Sari 1810631030041

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaat-Nya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik fisik maupun pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Perpajakan
dengan judul “Pemilihan Penempatan Modal”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Demikian apabila banyak kesalahan,
penulis memohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Manajemen Perpajakan, Bapak Dr. Endang Mahpudin, Drs., MM.,
yang telah membimbing kami.

Karawang, 03 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..............................................................................................3
2.1 Modal................................................................................................................3
2.2 Modal Ventura.................................................................................................3
2.3 Saham................................................................................................................4
2.4 Reksadana.........................................................................................................4
2.5 Pajak Penghasilan............................................................................................5
2.6 Objek Pajak Penghasilan.................................................................................5
2.7 Penghasilan Yang Dikenai Pajak Yang Bersifat Final..................................8
2.8 Bukan Objek Pajak Penghasilan.....................................................................8
2.9 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)...................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PEMBAHASAN...................................................................................................13
3.1 Pertimbangan Pengenaan PPh Pada Saat Penempatan Modal..................13
3.1.1 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penempatan Modal Bukan Melalui
Bursa Efek..............................................................................................................13
3.1.2 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penempatan Modal Sebagai Saham
pada Bursa Efek.....................................................................................................14
3.1.3 Saham Pendiri...............................................................................................14
3.1.4 Agio.................................................................................................................15
3.2 Pertimbangan Pengenaan PPh Atas Penghasilan Penempatan Modal......15
3.3 Pertimbangan Pengenaan PPn Pada Penempatan Modal...........................25
BAB IV..................................................................................................................27

ii
PENUTUP.............................................................................................................27
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................27
4.2 Saran...............................................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan penanaman modal sudah menjadi kebutuhan mendasar
bagi perekonomian di Indonesia dalam menunjang pembangunan nasional.
Modal merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan
perusahaan, pencapaian tujuan yang di harapakan sebuah perusahaan.
Modal pada umumnya berasal dari 2 sumber yaitu dari internal perusahaan
dan eksternal perusahaan, namun kebanyakan modal berasal dari investasi
pemiliki perusahaan.
Agar perusahaan memiliki modal yang lebih di waktu yang akan
datang maka harus dibentuknya pemilihan penempatan modal yang benar,
orang yang memberikan investasi yang tinggi bagi perusahaan harus
merencanakan pemilihan penempatan modal sebaik mungkin, untuk
pemilihan penempatan modal ini harus disertai aspek kebijakan pajak
yang berkaitan dengan bentuk usaha perusahaan.
Dengan adanya pemilihan penempatan modal dengan baik maka
tujuan dari sebuah perusahaan tercapai dengan baik salah satunya yaitu
meningkatnya kinerja perusahaan dan modal akan bertambah ditahun yang
akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemilihan penempatan modal dengan mempertimbangkan
pengenaan Pph pada saat penempatan modal?
2. Bagaimana pemilihan penempatan modal dengan mempertimbangkan
pengenaan Pph pada saat pembagian hasil dari modal?
3. Bagaimana pemilihan penempatan modal dengan mempertimbangkan
pengenaaan Ppn pada saat penempatan modal?

1
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengerti pemilihan penempatan modal dengan
mempertimbangkan pengenaan Pph pada saat penempatan modal.
2. Memahami dan mengerti pemilihan penempatan modal dengan
mempertimbangkan pengenaan Pph pada saat pembagian hasil dari
modal.
3. Memahami dan mengerti pemilihan penempatan modal dengan
mempertimbangkan pengenaaan Ppn pada saat penempatan modal.

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Modal
Dalam menjalankan aktivitasnya setiap perusahaan selalu
membutuhkan sejumlah dana tertentu atau biasa disebut modal. Modal
dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, karena
dibutuhkan pendirian maupun operasional perusahaan, karena itu berhasil
atau tidaknya suatu aktivitas perusahaan salah satunya ditentukan oleh
modal. Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki perusahaan.
Modal yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung dari jenis usaha
setiap perusahaan. Maka dari itu, dibutuhkan pengelolaan modal yang
tepat, yaitu pengelolaan modal yang dapat menentukan seberapa besar
alokasi dana untuk masing-masing modal sesuai dengan bidang usaha dari
perusahaan tersebut.
Dari sudut pandang ekonomi, modal lebih bertitik tolak kepada
unsur kekayaan perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang pengusaha,
modal dapat diartikan sebagai surat berharga seperti modal saham,
obligasi, hipotek, dan sebagainya. Namun dari berbagai pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modal adalah
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang di pakai untuk proses produksi
lebih lanjut.
2.2 Modal Ventura
Modal Ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan
berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai
pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada
umumnya investasi ini dilakukan dengan sejumlah saham pada perusahaan
pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang
tinggi namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis ventura
atau dalam bahasa asing disebut venture capitalis (VC), adalah seorang

3
investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura. Dana ventura
ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan
utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki
resiko tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan standar sebagai
perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal pinjaman dari
perbankan.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian
bantuan manajerial danteknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah
berasal dari sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank
investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan
dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
2.3 Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang
diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebgai bukti penyertaan
modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Dalam bahasa Belanda, saham disebut “aandeel”, dan dalam
bahasa inggris disebut dengan “share”. Semua istilah ini mempunyai arti
surat berharga yang mencantumkan kata “saham” di dalamnya sebagai
tanda bukti kepemilikan sebagiaan dari modal perseroan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas
tersebut. Dalam persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam
anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2.4 Reksadana
Reksadana merupakan institusi jasa keuangan yang menerima
uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut
dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek/sekuritas. Jadi reksadana
merupakan wadah investasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam

4
portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh
institusi jasa keuangan. Reksadana bersifat fleksibel, karena mampu
memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor sesuai
dengan tujuan dan kebutuhannya dalam berinvestasi. Terdapat tiga unsur
penting dalam pengertian reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun
institusi;
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi, dan
3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik
masyarakat investor.
2.5 Pajak Penghasilan
Dalam Undang- undang Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- undang, dengan tidak
mendapatkan intreprestasi secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan pengertian penghasilan dalam Undang- undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan adalahsetiap tambahan
kemampuan ekonomisyang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Namun dalam
penerapannya tidak setiap penghasilan dapat dikenai  pajak penghasilan.
2.6 Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat

5
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:

 Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa


yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang  pensiun, atau
imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam
Undang- undang ini;

 Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

 Laba usaha;

 Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta,


termasuk :

1. Keuntungan karena pengaliahan harta kepada perseroan,


persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.

2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,


sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya .

3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,


pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.

4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,


atau sumbangan dianggap sebagai penghasilan bagi yang
mengalihkan, kecuali harta tersebut dialihkan kepada keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan  badan

6
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, termasuk yayasan,
koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
kecil yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungannya dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihak- pihak yang bersangkutan.

5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau


seluruh hak  penambangan, tanda turut serta dalam
pembiayaan, atau permodalan dalam  perusahaan
penambangan.

 Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan


sebagai biaya dan  pembayaran tambahan pengembalian pajak;
 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
 Dividen dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dari pembagian
sisa hasil usaha koperasi;
 Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
 Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
 Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
 Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
 Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
 Selisih lebih karena penilaian kembali aset;
 Premi asuransi;
 Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari atas Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;

7
 Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenai pajak;
 Penghasilan dari usaha syariah;
 Imbalan bungasebagaimana dimaksud dalam Undang- undang
yang mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan;
 Surplus Bank Indonesia .

2.7 Penghasilan Yang Dikenai Pajak Yang Bersifat Final

Dalam pasal 4 ayat (2) Undang- undang tentang Pajak Penghasilan bahwa
penghasilan yang dikenai pajak yang sifatnya final adalah:

 Penghasilan berupa bunga deposito dan tabunagan lainnya, bunga


obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

 Penghasilan berupa hadiah undian;

 Penghasilan dari transaksi saham sekuritas lainnya, transaksi dervatif


yang diperdagangkan dibursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;

 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau


bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan bangunan;

 Penghasilan tertentu lainnya.

2.8 Bukan Objek Pajak Penghasilan

Yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan adalah :

8
a) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh  penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi  pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterma oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk dan disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; Harta hibahan yang diterima
oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
yang ketentuannya diatur dengan atas berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan ; Sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak- pihak yang
bersangkutan.  

b) Warisan;

c) Harta termasuk setoran tunai Yang diterima oleh badan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)huruf b sebagai pengganti penyertaan
modal;

d) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang


diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau pemerintah diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib
Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang
menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

9
e) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa;

f) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan


terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, BUMN atau
BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :

 Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan

 Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada
badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah
modal yang disetor.

g) Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya


telah disahkan oleh Menteri Keuangan baik yang dibayar oleh pemberi
kerja atau pegawai;

h) Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun


sebagaimana dimaksud huruf g, dalam bidang- bidang tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

i) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggotadari perseroan


komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif;

j) Dihapus;

10
k) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan tersebut :

 Merupakan perusahaan mikro kecil, menegah, atau yang


menjalankan kegiatan dalam sektor- sektor usaha yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

 Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

l) Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuaannya


diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;

m) Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dibidang pendidikan dan/ atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar  pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan pengembangan,
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya
sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

n) Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau  berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2.9 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


PPN merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan atas
konsumsi barang dan/atau jasa. Meskipun pengenaannya dapat dilakukan
pada setiap mata rantai penyerahan dalam rangkaian produksi, distribusi

11
maupun pemasaran barang dan/atau jasa, penanggung PPN yang
sebenarnya adalah konsumen akhir dari barang dan/atau jasa tersebut .
Pengenaan PPN yang dilakukan pada setiap mata rantai penyerahan dalam
rangkaian produksi, distribusi, maupun pemasaran barang dan/atau jasa
tersebut pada dasarnya hanya mekanisme, dimana untuk menjaga
kenetralnya atas PPN yang dibayar maupun dipungut pada mata rantai
sebelum suatu barang dan/atau jasa mencapai konsumen akhir dilakukan
set-off (dikreditkan).

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pertimbangan Pengenaan PPh Pada Saat Penempatan Modal


Harta, termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan usaha yang
merupakan subjek pajak sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal bukanlah merupakan objek Pph.
Penempatan modal pada suatu perusahaan dapat dilakukan terhadap
wajib pajak yang menjual modal dalam bentuk saham melalui bursa efek atau
melalui perusahaan yang belum menjual modalnya dalam bentuk saham pada
bursa efek.
3.1.1 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penempatan Modal Bukan
Melalui Bursa Efek
Penempatan modal pada perusahaan yang bukan melalui bursa efek dapat
terjadi pada saat pendirian perusahaan, atau pada saat pemekaran, atau pada
saat penggabungan usaha. Penempatan modal dalam bentuk uang pada
perusahaan yang menjual modalnya dalam bentuk saham bukanlah objek
pajak. Namun, jika penempatan modal tersebut dalam bentuk aktiva tetap
maka akan timbul berbagai permasalahan sehubungan dengan objek Pph.
Apabila pengakuan nilai penempatan modal dalam bentuk aktiva tetap
menggunakan nilai sisa buku maka tidak akan terdapat objek PPh yang
muncul. Namun, apabila pengakuan nilai aktiva tetapnya mempergunakan
harga pasar maka harus direvaluasi terlebih dahulu, karena saat pengakuan
harga pasar dari harga sisa buku akan muncul objek Pph. Besarnya PPh yang
terutang atas aktiva tetap yang direvaluasi adalah sebesar 5% dari selisih
antara nilai setelah revaluasi dengan nilai buku.

13
3.1.2 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penempatan Modal Sebagai
Saham pada Bursa Efek
Penggalangan modal perusahaan melalui penjualan saham pada bursa efek
mempunya banyak keuntungan, diantaranya:
1. Wajib Pajak lebih mudah merealisasikan modal yang direncakanan
untuk ditempatkan pada perusahaan;
2. Pendiri perusahaan dimungkinkan untuk mendapatkan agio dari
penjualan saham;
3. Pemegang saham lebih mudah menjual atau membeli saham tanpa
harus mengganggu kegiatan usaha perusahaan.
Akan tetapi Penjualan saham lewat bursa efek dikenakan PPh
dengan tarif 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham, dan
tambahan tarif sebesar 0,5% dari nilai seluruh saham yang dimiliki pendiri.
3.1.3 Saham Pendiri
Saham pendiri adalah saham yang dimiliki oleh investor yang
termasuk kategori pendiri. Pendiri ialah orang pribadi atau badan yang
namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas,
termasuk orang pribadi atau badan yang menerima pengalihan saham
dari saham pendiri karena warisan, hibah, atau cara lain yang tidak
dikenakan PPh pada saat pengalihan. Saham yang temasuk dalam
pengertian saham pendiri ialah:
 Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio
yang dikeluarkan setelah penawaran umum perdana;
 Saham yang berasal dari pemecahan saham sendiri.
Saham yang tidak termasuk dalam pengertian saham pendiri yaitu:
 Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari perimbangan
dividen dalam bentuk saham;

14
 Saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran umum perdana
yang berasal dari pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih dahulu
(right issue), waran, obligasi konversi lainnya;
 Saham yang diperoleh pendiri perusahaan reksadana.
3.1.4 Agio
Agio saham adalah perbedaan lebih antara nilai riil modal yang
disetor oleh pemegang saham sesuai dengan harga kurs yang berlaku di pasar
bebas dengan nilai nominal. Agio tidak termasuk penghasilan, tetapi
dikapitalisasikan pada saham pendiri yang dapat diubah menjadi saham bonus.
Mekaniksme penanaman kepemilikan modal pada perusahaan yang
menjual sahamnya di bursa efekakan lebih transparan dan lebih mudah.
Pemeriksaan wajib pajak yang mendaftarkan sahamnya di bursa efek
dilakukan dengan pemeriksaan kantor.
3.2 Pertimbangan Pengenaan PPh Atas Penghasilan Penempatan Modal
Penghasilan dari perusahaan yang ditempati modal, seperti gaji dan
dividen merupakan objek pajak. Pembayaran gaji dan sejenisnya diberikan
kepada wajib pajak yang menempati posisi sebagai pemilik modal sekaligus
sebagai direktur atau komisaris perusahaan yang ditempati modal. Pembagian
keuntungan atau dividen diberikan kepada pemilik modal lainnya selain
melalui gaji.
Pertimbangan dari PPh yang dikenakan atas penghasilan
penempatan modal:
 Pertimbangan pengenaan PPh atas penghasilan pemilik modal pada
perseroan terbatas;
 Pertimbangan pengenaan PPh atas penghasilan pemilik modal pada
reksadana;
 Pertimbangan pengenaan PPh atas penghasilan pemilik modal pada
modal ventura;

15
 Pertimbangan pengenaan PPh atas penghasilan pemilik modal pada
koperasi;
 Pertimbangan pengenaan PPh atas penghasilan pemilik modal pada
pada persekutuan.

3.2.1 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penghasilan Pemilik Modal


pada Perseroan Terbatas
Berdasarkan SE-30/PJ/2012, peraturan perundang-undangan di
bidang Pajak Penghasilan mengatur bahwa atas penghasilan berupa dividen
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh Wajib Pajak badan
dalam negeri kepada:
1. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenai Pajak Penghasilan
sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final yang dilakukan
melalui pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang
ditunjuk selaku pembayar dividen sebagaimana diatur dalam Pasal 17
ayat (2c) Undang-Undang Pajak Penghasilan jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2009;
2. Wajib Pajak badan dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong
pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 15% (lima belas
persen) dari jumlah bruto sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat (1)
huruf a angka 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan;
3. Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia
dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh
pihak yang wajib membayarkan sebagaimana diatur dalam Pasal 26
ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Pasal 3 ayat 3 UU PPh menyatakan bahwa yang tidak termasuk
objek pajak adalah dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, badan usaha milik

16
negara atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
 Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan
 Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen paling rendah 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha
aktif di luar kepmilikan saham tersebut.
Contoh Soal:
PT. Angga Jaya tahun 2010 yang sudah mempunyai penghasilan
neto sebesar Rp 200.000.000 menempatkan modalnya sebesar Rp
1.000.000.000 pada PT. Krangkungan atau sebesar 30% total sahamnya. Pada
tahun tersebut PT. Krangkungan membayar dividen kepada PT. Angga Jaya
sebesar Rp 50.000.000 yang tidak dipotong PPh Pasal 23.
Bagaimanakah perbandingan penghasilan yang diakui kalau modal
PT. Angga Jay pada PT. Krangkungan tersebut kurang dari 25%?
Apabila modal PT. Angga Jaya kurang 25% dari saham keseluruhan
PT.Krangkungan maka dividennya dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% yang
merupakan kredit pajak.

No Uraian >25% <25% Selisih

1.
Penghasilan Neto 200.000.000 200.000.000 0
2.
Dividen 50.000.000 50.000.000 0
3.
Koreksi Fiskal (50.000.000) 0 (50.000.000)
4.
Penghasilan Kena Pajak 200.000.000 250.000.000 50.000.000
5.
Pph Terutang 22.000.000 27.500.000 5.500.000
6.
Kredit Pajak 0 7.500.000 7.500.000

7. Pph Harus Dibayar 22.000.000 20.000.000 2.000.000

17
Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk dapat mengurangi
PPh terutang atas hasil penanaman modal pada perseroan terbatas berupa
bagian dividen, perusahaan harus berusaha menguasa perusahaan lain, atau
paling sedikit modalnya sebesar 25% dari keseluruhan saham yang dimiliki PT
di mana modalnya ditempatkan.

3.2.2 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penghasilan PemiliK


Modal pada Perusahaan Reksadana
` Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal yang untuk selanjutnya diinvstasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi
tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana
tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam
Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer
investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Keuntungan yang diperoleh wajib pajak yang menempatkan modalnya pada
perusahaan reksadana adalah:
 Dana yang dihimpun pada reksadana dapat ditarik setiap saat oleh
pemodal melalui penjualan unit penyertaan kepada reksadana tersebut.
 Pemodal cenderung mendapatkan dividen secara teratur dan jumlahnya
relatif lebih besar dibanding dividen perusahaan lain selain reksadana.
Hal ini karena penghasilan perusahaan reksadana dari investasinya
bukanlah merupakan objek pajak termasuk yang memenuhi kriteria
berikut:
1. Dividen yang berasal dari perseroan yang didirikan di Indonesia,
bunga obligasi dan keuntungan penjualan sekuritas yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia.

18
2. Seluruh peenghasilan bersih yang diterima atau diperoleh
perusahaan reksadana tersebut dibagikan sebagai dividen kepada para
pemodal.
Contoh Soal:
PT. Asmara Jaya menempatkan modalnya pada reksadana Buana
Karya. Pada awal tahun 2010 bagian dividen dari PT. Asmara Jaya adalah
5% dari seluruh dividen yang dibagikan perusahaan reksada itu. Penghasilan
bersih reksadana tahun 2008 adalah sebesar Rp 1 miliar, yang seluruhnya
dibagikan sebagai dividen.
Bagaimanakah perbandingan bagian dividen yang diterima PT.
Asmara Jaya tersebut dibandingkan kalau modalnya ditempatkan pada suatu
PT?

Penempatan Modal pada


No Uraian Selisih
Reksa Dana PT

Penghasilan Neto 1.000.000.00 1.000.000.00


1. 0
Reksa Dana 0 0

2. Pph Terutang 220.000.000 220.000.000 0

Laba setelah pajak


3. yang dibagi sebagai 780.000.000 780.000.000 0
dividen

Dividen diterima PT.


4. 39.000.000 39.000.000 0
AJ

Pph 23 atas dividen


5. 5.850.000 5.850.000 0
PT. AJ

6. Dividen setelah Pph 33.150.000 33.150.000 0

19
3.2.3 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penghasilan Pemilik Modal
pada Perusahaan Modal Ventura
Modal Ventura adalah perusahaan yang kegiatan usahanya
membiayai perusahaan pasangan dalam bentuk penyertaan modal dalam
jangka waktu tertentu, dan juga perusahaan modal ventura adalah badan
usaha yang melalukan usaha pembiayaan atau penyertaan modal ke dalam
suatu perusahaan penerima bantuan untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan
yang menerima penyertaan modal disebut sebagai perusahaan pasangan
usaha atau investee company. Sedangkan perusahaan yang melaksanakan
penyertaan modal disebut sebagai perusahaan modal ventura.

Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi :

 Penyertaan saham (equity participation);

 Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity


participation) ;

 Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue


sharing);

Keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak yang menyertakan


modalnya pada perusahaan modal ventura adalah pemodal cenderung
mendapatkan deviden relative lebih besar dari perusahaan selain modal
ventura karena investasinya bukan merupakan objek pajak, sepanjang
memenuhi kriteria berikut :
a) Perusahaan pasangan berusaha dalam sektor-sektor usaha tertentu,
termasuk perusahaan menengah/kecil dan bukan perusahaan yang
menjual sahamnya pada Bursa Efek di Indonesia. Deviden atau bagian
keuntungan yang diterima modal ventura tersebut tidak dipungut PPh
Pasal 23.

20
b) Penyertaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan dapat
dilakukan selamaperusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual
sahamnya di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi 10
tahun.
c) Apabila perusahaan pasangan menjual sahamnya di bursa efek,
perusahaan modal ventura harus menjual sahamnya pada perusahaan
pasangan selambat lambatnya 36 bulan sejak perusahaan pasangan
tersebut diizinkan oleh BPPM menjual sahamnya di bursa efek.

Contoh Soal:
Perbandingan Badan Usaha berbentuk PT yang menempatkan modalnya
pada perusahaan Modal Ventura dan PT.
PT Pamenang menyertakan modalnya pada PT Surya Duta (sebuah
perusahaan modal ventura), sebesar 5% dari modal keseluruhan PT. Surya
Duta. Modal yang ada pada modal ventura ditempatkan pada pasangan
usahanya. Pada awal 2009, bagian deviden yang diterima PT. Surya Duta dari
pasangannya adalah sebesar Rp. 1 Milyar, yang seluruhnya dibagikan sebagai
deviden.
Bagaimanakan bagian deviden yang diterima PT. Sutya Duta
tersebut kalu dibandingkan modalnya ditempatkan pada suatu PT ?
Tabel Perbandingan
No Uraian Penempatan Modal pada Selisih

Modal Ventura PT

1. Penghasilan Neto 1.000.000.000 1.000.000.000 0


Modal Ventura

2. Pph terutang 0 220.000.000 (220.000.000)

3. Laba setelah pajak 1.000.000.000 780.000.000 220.000.000


yang dibagi sebagai

21
dividen

4. Dividen diterima PT. 50.000.000 39.000.000 11.000.000


SD

5. Pph 23 atas dividen 7.500.000 5.850.000 1.650.000


PT. Aj

Dividen setelah PPh 42.500.000 33.150.000 9.350.000

Dari perhitungan, tampak bahwa penghasilan bersih atas deviden


akan lebih besar Rp.9.350.000,00 dibandingkan kalau modalnya ditempatkan
pada modal ventura. Selain itu PPh Pasal 23 yang dapat dikreditkan atas
potongan deviden tersebut juga lebih besar Rp.1.650.000,00. Kalau modalnya
ditempatkanpada modal ventura.
Kesimpulannya, penempatan modal pada perusahaan modal ventura
relative lebih menguntungkan.

3.2.4 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penghasilan Pemilik Modal


Koperasi
Sesuai dengan pasal 3 ayat 3 UU PPh, bahwa yang tidak termasuk
objek pajak adalah deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
koperasi dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :
 Deviden dari cadangan laba yang ditahan.
 Bagi deviden yang menerima deviden paling rendah 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus
memiliki usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut.
Berdasarkan pasal tersebut maka besarnya penempatan modal dari
koperai akan sangat mempengaruhi besarnya PPh terutang dari badan usaha
tersebut. Sehingga, untuk dapat mengurangi PPh terutang atas hasil

22
penanaman modal pada koperasi yang berupa bagian deviden, perusahaan
harus berusaha menguasai koperasi itu, atau paling sedikit 25% dari modal
yang ditanamkan pada koperasi yang membagi deviden tersebut

3.2.5 Pertimbangan Pengenaan PPh atas Penghasilan Pemilik Modal


pada Persekutuan
Persekutuan atau firma atau CV yang modalnya terbagi atas saham
akan mempunyai pajak terutang yang lebih rendah dengan modalnyatidak
terbagi atas saham Tabel Perbandingan Penghasilan dan PPh pada
Persekutuan yang modalnya terbagi atau tidak terbagi atas saham.
No Pengakuan Korek Penghasila Pph terutang Pph terutang
si n Kena perusahaan pemegang
Fiskal Pajak dibanding saham
dibanding secara
Laba komersial
Komersial

1. Modal tidak
terbagi saham
Gaji diakui pada Ada Sama Bertambah Tidak Ada
laba komersial,
dividen tidak
diakui Tidak Bertambah Bertambah Tidak Ada
Gaji tidak diakui Ada
pada laba
komersial,
dividen tidak
diakui

2. Modal terbagi
Tidak

23
saham Ada Sama Sama TidakAda
Gaji diakui pada
laba komersial,
dividen tidak Tidak Bertambah Bertambah Tidak Ada
diakui Ada
Gaji tidak diakui
pada laba
komersial,
dividen diakui

Contoh:
Anggita adalah pemilik sekaligus direktur CV. Abimanyu yang
modalnya tidak terbagi atas saham yang juga menjabat sebagai direktur CV
tersebut, dengan gaji perbulan sebesar Rp.10.000.000,00. Bagaimana
perbedaannya jika modal PT Abimanyu tersebut terbagi atas saham?
Penghasilan komersial wajib pajak menurut Laporan Laba Rugi tahun 2010
adalah sebesar Rp.200.000.000,00. PPh pasal 21 atas direktur pada CV yang
tidak terbagi atas saham bukan objek pajak, sedangkan apabila modal CV
terbagi atas saham maka akan menjadi objek pajak
Status Anggita K/3, biaya jabatan maksimum Rp.108.000,00, dan
iuran pensuin sebesar Rp.142.000,00/bulan. Maka besarnya PPh 21 atas
Anggita per bulan adalah sebesar Rp.781.833,00.
Dari data tersebut, perbandingan PPh yang dibayar dan gaji serta
deviden yang diterima Anggita dapat dibandingkan sbb:

No. Uraian Mpdal Tidak Modal Terbagi Selisih


Terbagi atas atas Saham
Saham

1. Laba Neto 200.000.000 200.000.000 0

24
2. Koreksi Fiskal 120.000.000 0 (120.000.000)
(Gaji)

3. Penghasilan Kena 320.000.000 200.000.000 120.000.000


Pajak

4. Pph terutang 35.200.000 22.000.000 (13.200.000)

5. Dividen yang 121.500.000 157.500.000 36.000.000


dibagi

6. Pph atas dividen 0 23.625.000 23.625.000

7. Pph atas direktur 0 9.382.000 9.382.000

8. Total PPh 35.200.000 33.007.000 6.993.000

9. Gaji dan dividen 241.500.000 277.500.000 36.000.000

Dari data tersebut tampak bahwa PPh terendah adalah milik


persekutuan, firma, atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham tetapi
gaji dan deviden yang diterima direktur sebagai pemilik lebih tinggi apabila
persekutuan, firma, atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham.
3.3 Pertimbangan Pengenaan PPn Pada Penempatan Modal
Penempatan harta sebagai modal dalam bentuk uang dan
sejenisnya, dalam sudut pandang pengenaan PPn tidak ada masalah, karena
pada prinsipnya tidak terdapat objek PPn. Tetapi penyebaran aktiva lain
sebagai modal dapat menimbulkan objek PPn. Adanya objek PPn pada
penyertaan harta sebagai modal ini perlu dipertimbangkan oleh wajib pajak.
Atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha
tidak terutang PPn, demikian juga tidak harus melunasi PPn yang ditunda
pengenaannya bedasarkan Fasilitas Master List (pembebasan bea masuk
yang diberikan Direktur Jendral Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

25
atas impor barang tertentu yang diimporkan oleh wajib pajak) untuk Master
list sendiri adalah adalah dokumen rencana induk kebutuhan Barang Operasi
yang akan diimpor dan akan digunakan yang disusun oleh Kontraktor yang
digunakan untuk operasi Perminyakan, Gas dan Panas Bumi dalam lingkup
Kegiatan Usaha Hulu sebagai dasar pengajuan impor Barang Operasi yang
selanjutnya disebut Rencana Kebutuhan Barang Impor (RKBI).
Penyerahan persediaan dalam rangka penggabungan yang diakui
sebagai modal akan terutang PPn. Penyerahan aset barang modal/mesin yang
saat perolehannya mendapat fasilitas pembebasan PPn, dan dalam jangka
waktu kurang dari lima tahun dipindahtangankan, maka PPn atas asset
tersebut harus dibayar lebih dahulu.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Modal merupakan bagian penting dalam perusahaan. Tanpa adanya
modal perusahaan tidak dapat berjalan. Dalam mencapai penghasilan lebih di
masa yang akan datang, perusahaan juga melakukan penempatan modal
perusahaan pada perusahaan lain. Aspek yang perlu diperhatikan dalam
melakukan penempatan modal yaitu peluang yang akan dihasilkan dan kebijakan
perpajakan yang berkatan dengan jenis usaha dan bentuk usaha perusahaan yang
akan ditempati modal tersebut.
Berkenaan dengan perpajakan, penempatan harta sebagai modal
pada berbagai bentuk usaha atau pada suatu kegiatan usaha dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan ketentuan perpajakan berikut:
 Pengenaan PPh pada saat penempatan modal
 Pengenaan PPh pada saat pembagian hasil dari modal
 Pengenaan PPn pada saat penempatan modal

4.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan


dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
memabngun bagi para pembacanya seabgai keempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah
selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.

27
Daftar Pustaka

1. Ariefmal Asymal. Modal Ventura. Makalah. Dikutip dari


https://www.academia.edu/10425660/MAKALAH_MODAL_VENTURA.
6 Maret 2021.

2. Chimastu Chasroel. 2017. Modal. Makalah. Dikuti dari


https://id.scribd.com/document/343132738/makalah-modal. 06 Maret
2021.

3. Cor Maeya. 2011. Reksadana. Makalah. Dikutip dari


https://id.scribd.com/doc/53316692/MAKALAH-REKSADANA. 06
Maret 2021.

4. Djoko Muljono. 2009. Tax Planning. ANDI, Yogyakarta.

5. https://id.scribd.com/doc/283479001/PEMILIHAN-PENEMPATAN-
MODAL

6. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/274

7. https://www.blog.eksporimpor.com/mengenal-master-list-dalam-proses-
impor-barang-operasional-perminyakan.html

8. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/22/180106069/modal-
ventura-definisi-jenis-pembiayaan-dan-manfaatnya?page=all

9. Komalasari, Nur dkk. 2017. Pasar Uang dan Pasar Modal Saham.
Makalah. Dikutip dari
https://www.academia.edu/35554705/Makalah_Saham. 06 Maret 2021.

10. Mardiasmo. Perpajakan Edisi Terbaru 2018. ANDI, Yogyakarta

iv

Anda mungkin juga menyukai