Modal Kerja
Dosen Pengampu:
Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si
Tuti Sriwendari, S.E., M.Si., Ak., CA
Disusun Oleh:
Mia Octavia Manalu 7203342028
Monica Verawati Sirait 7203142024
Xarina Margaretta Sihite 7203142021
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dalam mata kuliah Manajemen Keuangan dan
Penganggaran mengenai Modal Kerja. Kami berterima kasih kepada Ibu Dosen (Sondang
Aida Silalahi, S.E., M.Si & Tuti Sriwedari, S.E., M.Si., Ak., CA.) selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Keuangan dan Penganggaran.
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat kekurangan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun agar penyusunan tugas selanjutnya dapat menjadi lebih
baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup
tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan
menghadapi masalah likuiditas.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa modal kerja cukup penting
artinya bagi perusahaan dan kemungkinan akan menjadi permasalahan bagi perusahaan
jika tidak dikelola dengan baik. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana cara mengelola modal kerja dengan baik yang
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian
laba yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
Adapun dengan permasalahan yang dibahas dalam rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mendapatkan ilmu pengetahuan dari materi yang terdapat dalam makalah.
2. Melatih kerja sama antar anggota kelompok dalam penyusunan makalah.
3. Terpenuhinya tugas kuliah yang berstandar KKNI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Modal kerja adalah suatu konsep yang sangat kompleks, dalam praktik terbaiknya
(in the best practices) banyak ditemukan sejumlah manajer dan para pemilik perusahaan
menemukan kesulitan ketika berupaya untuk menerjemahkan definisi tersebut kedalam
operasi bisnisnya. Secara umum modal dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Working
Capital adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek atau aktiva lancar (current
assets) yang pada umumnya terdiri dari komponen: kas, sekuritas yang mudah dipasarkan,
piutang usaha yang menghasilkan current income, dan persediaan. Non Working Capital
adalah investasi perusahaan pada aktiva tetap, akan tetapi tidak menghasilkan current
income.
Untuk memudahkan elemen-elemen modal kerja, dikenal dengan konsep modal kerja,
yaitu:
Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, net working capital adalah selisih
antara current assets dan current liabilities, di mana selisih ini bisa positif atau negative.
Bila current assets lebih besar dari pada current liabilities, maka net working capital akan
positif. Sebaliknya, bila current assets lebih kecil daripada current liabilities, maka net
working capital akan negative.
Konversi current assets dari persediaan atau inventory menjadi piutang usaha atau
account receivables kemudian menjadi cash merupakan sumber kas yang akan digunakan
untuk membayar current liabilities. Pengeluaran kas untuk current liabilities relatif dapat
diprediksikan, sedangkan memprediksikan aliran kas masuk (estimated cash inflow), yaitu
mengkonversikan aktiva lancar (current assets) menjadi aset yang lebih likuid adalah lebih
sukar.
3
Seringkali dalam kenyataannya banyak perusahaan menghadapi kesulitan dalam
mengatur tingkat maturity antara ekspektasi aliran kas masuk dengan aliran kas keluar
secara pasti. Dengan demikian, aktiva lancar yang mampu lebih besar menutup aliran kas
keluar adalah penting. Oleh karena itu, semakin besar selisih current assets terhadap
current liabilities adalah semakin baik, meskipun pendapat ini boleh jadi belum
mempertimbangkan kualitas current assets.
Konsep ini mengisyaratkan keseluruhan investasi perusahaan pada aktiva lancar yang
pada umumnya terdiri dari kas, equivalent cash, surat berharga, piutang usaha, dan
persediaan. Pendekatan modal kerja kotor menekankan pada proses bisnis yang terjadi, hal
ini mengindikasikan terjadinya perubahan jumlah pada masing-masing komponen aktiva
lancar seiring dengan berjalannya waktu dan terjadinya transaksi bisnis/operasi.
Aktiva dan kewajiban lancar tidak dapat dibiarkan saja berjalan tanpa ada suatu
pengaturan yang baik. Ketidaksesuaian antara investasi dan pendanaan spontan dan jangka
pendek (spontaneous and short term financing) pada akhirnya akan menimbulkan masalah
bagi perusahaan, munculnya permasalahan baik dalam jangka pendek (terjadinya
ilikuiditas perusahaan) maupun menurunnya kemampulabaaan perusahaan (profitabilitas)
akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, baik sisi investasi maupun
pendanaan jangka pendek ini seharusnya dikelola dengan baik. Pengelolaan aktiva lancar
perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung investasi dalam aktiva
lancar.
Dewasa ini pengolahan modal kerja suatu perusahaan meliputi berbagai fungsi
yang tidak sekedar atau terbatas pada pengelolaan investasi perusahaan dalam bentuk
aktiva lancar. Ada dua masalah pokok dalam working capital management dari suatu
perusahaan yaitu: a) pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar dan b)
pengelolaan penggunaan utang lancar atau utang jangka pendek perusahaan.
Manajemen modal kerja meliputi beberapa aspek yang sering dijadikan sebagai
topik studi yang penting: a) Sebagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan yang
berhubungan dengan modal kerja; b) Manajemen modal kerja sangat penting bagi
perusahaan yang kecil, walaupun perusahaan ini dapat mengurangi investasi pada aktiva
4
tetap dengan cara leasing, tetapi perusahaan tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas,
piutang, dan persediaan; c) Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan
dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar.
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu:
a) Secara khusus dalam perusahaan manufaktur umumnya aktiva lancar (AL) lebih dari
setengah dari total aktiva,
b) Aktiva lancar (AL) yang berlebihan akan menurunkan return investasi atau Return on
Investment (ROI),
c) Bagi perusahaan kecil, utang lancar (UL) merupakan sumber pendanaan eksternal
utama,
d) Manajemen modal kerja berpengaruh terhadap risiko perusahaan, return, dan harga
saham.
Menurut W.B. Taylor jenis modal kerja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Modal kerja primer: jumlah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan
untuk kelancaran usaha.
b. Modal kerja normal: jumlah modal kerja untuk menyelenggarkan luas prediksi
normal atau dinamis sesuai rata-rata.
a. Modal kerja musiman: modal kerja yang jumlahnya berubah karena fluktuasi
musim.
b. Modal kerja siklis: modal kerja yang berubah karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat: modal kerja yang diperlukan dalam keadaan darurat.
5
2.6 Perputaran Modal Kerja
Modal kerja dalam perusahaan akan selalu berputar sesuai dengan perputaran operasi
perusahaan. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat modal diinvestasikan ke
dalam komponen modal kerja, melalui proses operasi sampai dana tersebut kembali
menjadi kas, semakin pendek proses operasi, maka semakin cepat tingkat perputaran modal
kerjannya. Operasi perusahaan terdiri dua jenis usaha, yaitu operasi berupa: a) barang
dagangan dan b) berupa barang industri. Secara umum, dalam praktiknya periode
perputaran barang dagangan lebih pendek daripada barang industri.
Sedangkan proses perputaran modal kerja di barang industri digambarkan seperti berikut:
6
2.7 Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh :
a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, adalah jangka waktu pemberian
kredit beli lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lama proses produksi, sampai jangka
waktu penerimaan piutang.
b) pengeluaran kas rata-rata tiap hari yang terdiri dari pembelian bahan, pembayaran upah/ gaji
dan pengeluaran yang sifatnya rutin.
c) apabila jumlah pengeluaran setiap hari tetap, makin lama periode perputaran operasi, maka
jumlah modal kerja semakin besar, sedangkan apabila jumlah pengeluaran setiap hari semakin
besar, periode perputaran operasi tetap, maka jumlah modal kerja semakin besar.
Besarnya kebutuhan modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :
Modal Kerja = Periode Perputaran × Jumlah Perputaran Tiap Hari
Apabila jumlah pengeluaran setiap hari tetap, makin lama periode perputaran operasi,
maka jumlah modal kerja semakin besar, sedangkan apabila jumlah pengeluaran setiap hari
semakin besar, periode perputaran operasi tetap maka jumlah modal kerja semakin besar.
Siklus konversi kas adalah jangka waktu sejak bahan baku dibayar sampai uang kas
diterima dari hasil penjualan barang jadi. Siklus konversi kas dapat dihitumg sebagai berikut :
Periode Konversi Persediaan + Periode Konversi Piutang – Penangguhan Piutang Usaha
7
Keterangan Gambar 3.1 :
• Kebijakan A:
Likuiditas perusahaan tinggi, merupakan kebijakan yang paling konservatif, aktiva lancar
yang dimiliki paling besar, sehingga output makin banyak (kenaikan output menurun).
• Kebijakan B :
Likuiditas perusahaan sedang, jumlah aktiva lancar yang dimiliki lebih kecil. Kebijakan
modal kerja jenis ini merupakan nilai rerata dari kecenderungan industri, sehingga
merupakan indifferent.
• Kebijakan C:
Likuiditas perusahaan rendah, kebijakan ini cenderung lebih agresif, jumlah aktiva lancar
yang dimiliki rendah dengan jumlah output yang sama.
Apabila dikaitkan dengan laba, maka kebijakan C (aggressive approach) akan
mendapatkan jumlah laba yang maksimal, sehingga manajer menanggung konsekuensi:
2. Jumlah piutang berkurang, dengan memberikan syarat kredit lebih ketat dan kebijakan
lebih mantap, akan berdampak hilangnya penjualan akibat habisnya persediaan.
Tingkat pengembalian investasi merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total
aktiva, sehingga jika laba yang diperoleh maksimal maka tingkat pengembalian investasi juga
tinggi. Hubungan antara ketiga alternatif kebijakan modal kerja dengan likuiditas, profitabilitas,
dan tingkat risiko.
Likuiditas tertinggi pada kebijakan A, dengan konsekuensi akan mendapatkan profit dan
risiko rendah, sedangkan apabila perusahaan menginginkan profit yang tinggi, maka sebaiknya
8
manajer memilih kebijakan C, dengan konsekuensi tingkat likuiditas perusahaan rendah dan
tingkat risiko tinggi.
Dari penjelasan dan ilustrasi tersebut, maka dapat ditarik dua prinsip dasar keuangan
yang terkait dengan masalah pengelolaan modal kerja: 1) kemampuan untuk memperoleh laba
perusahaan berbanding terbalik dengan likuiditas, 2) kemampuan untuk memperoleh laba
bergerak searah dengan risiko.
Oleh karena itu, modal kerja optimal sangat ditentukan oleh sikap manajemen terhadap
trade-off antara kemampuan memperoleh laba dan risiko. Trade-off atau tukar balik dapat
terjadi antara profitabilitas dan risiko. Profitabilitas dalam hal ini, adalah hubungan antara
revenue dan cost yang ditimbulkan sehubungan dengan penggunaan aset perusahaan. Profit
perusahaan dapat naik, karena: a) revenue yang meningkat, dan b) cost yang menurun.
Risiko dalam hal short term financial management adalah probabilitas perusahaan tidak
dapat membayar kewajiban-kewajibannya yang jatuh tempo. Risiko ini disebut technical
insolvency. Secara umum, diasumsikan apabila net working capital lebih besar, maka risiko
tersebut lebih kecil. Dengan kata lain, semakin banyak net working capital, semakin likuid
perusahaan. Oleh karena itu, semakin rendah pula risiko technical insolvencynya.
9
Dengan demikian, tampak bahwa kebutuhan modal kerja perusahaan XYZ sebesar Rp
92.538.000,-.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajamen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam
aset jangka pendek (current assets). Yang berarti bagaimana mengelola investasi dalam
aktiva lancar perusahaan. Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat
dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
Menurut WB. Taylor Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu
digolongkan dalam beberapa jenis yaitu
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Working Capital) yaitu modal kerja yang
ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari : a.
Modal kerja primer (Primary Working Working Capital) b. Modal kerja normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari : a.
Modal kerja musiman musiman (Seasonal Working Working Capital) b. Modal kerja siklis
(Cyclical Working Working Capital) c. Modal kerja darurat (Emergency Working Working
Capital) Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio
untuk mengukur atau menilai keefektifan modal perusahaan selama periode tertentu.
Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam satu periode.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
pdf-makalah-manajemen-modal-kerja_compress.pdf
12