Rangkuman ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu Dr. I Gusti Ketut Agung Ulupui, S.E., M.Si., Ak, CA
Disusun Oleh :
Kelompok I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................................
6.3.b Tingkat Bunga Bebas Resiko Nominal, Atau Tingkat Bunga Bebas Risiko
Kuotasi, rRF = r* + IP......................................................................................................
i
7.5 Perubahan Nilai Obligasi Seiring Waktu...................................................................
KESIMPULAN ...............................................................................................................
ii
PENDAHULUAN
Ada berbagai macam bentuk instrumen atau sekuritas di pasar modal yang
dapat dijadikan alternatif sarana berinvestasi bagi perusahaan atau investor salah
satunya adalah melalui obligasi. Bagi investor obligasi bisa menjadi salah satu
jenis aset yang cukup menarik dikarenakan obligasi mampu memberikan
pendapatan tetap bagi investor, pendapatan tetap ini dikarenakan obligasi
memberikan tingkat kupon yang sama hingga jatuh tempo pada saat penerbitan
obligasi.
iii
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
iv
BAB 6
TINGKAT BUNGA
1
yang bersedia membangun pabrik di area-area yang tingkat pengangguran
tinggi dan lain sebagainya.
Gambar 5.1
Garis Waktu Anuitas
2
IP = Premi inflasi (inflation premium). IP adalah sama dengan rata-
rata inflasi yang diekspektasikan selama usia sekuritas tersebut.
Tingkat inflasi yang diekspektasikan di masa depan tidaklah
harus selalu sama dgn tingkat inflasi saat ini, sehingga IP juga
tidaklah harus selalu sama dengan IP saat ini.
DRP = Premi risiko gagal bayar (default risk premium) Premi ini
mencerminkan adanya kemungkinan dari pihak penerbit
(emiten) untuk tidak membayar bunga atau pokoknya pada
waktu dan jumlah yang telah ditentukan. DRP biasanya adalah
nol untuk sekuritas pemerintah, tetapi akan meningkat seiring
dengan meningkatnya tingkat risiko emiten yang bersangkutan.
LP = Premi likuiditas (liquidity premium), atau kemampuan untuk
dipasarkan (marketable). Premi ini merupakan premi yang
dibebankan oleh pemberi pinjaman untuk mencerminkan adanya
fakta bahwa beberapa sekuritas tidak dapat dikonversikan
menjadi uang tunai dalam waktu yang singkat & harga yang
wajar. LP biasanya sangat rendah untuk sekuritas pemerintah
dan perusahaan besar yang kuat. Tetapi relatif tinggi pada
sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sangat kecil.
6.3.A. Tingkat Bunga Riil Bebas Resiko, r*
Tingkat bunga riil bebas risiko (real risk-free rate of interest), r*, merupakan
tingkat bunga yang akan diberikan oleh efek tanpa risiko jika tidak
diperkirakan terjadi inflasi.. Ini juga dapat dilihat sebagai tingkat bunga atas
efek pemerintah jangka pendek dalam suatu dunia bebas inflasi. Tingkat
bunga rill bebas risiko tidak statis. Tingkat ini akan berubah sepanjang waktu
bergantung pada kondisi perekonomian khususnya:
1. Pada tingkat imbal hasil yang diharapkan akan diterima oleh perusahaan
dan peminjam lainnya atas aset produktif.
2. Pada preferesi waktu seseorang untuk melakukan kosumsi saat ini atau
masa depan.
Imbal Hasil yang diharapkan oleh peminjam atas aset riil menjadi batas atas
jumlah yang mampu di bayar oleh peminjam untuk dana itu.
3
6.3.B. Tingkat Bunga Bebas Resiko Nominal, Atau Tingkat Bunga Bebas Risiko
Kuotasi, rRF = r* + IP
Tingkat bunga bebas risiko nominal atau kuotasi (nominal or quoted , risk
free rate of interest) rRF adalah Tingkat bunga riil bebas risiko ditambah premi
untuk inflasi yang diharapkan : rRF = r* + IP . Agar benar – benar tepat suku
bunga bebas risiko berarti tingkat bunga atas efek yang benar – benar bebas
resiko – efek yang tidak memiliki resiko gagal bayar, resiko jatuh tempo,
resiko likuiditas, risiko kerugian jika inflasi meningkat dan jenis – jenis
resiko lainnya.
6.3.C. Premi Inflasi
Premi inflasi adalah premi yang jumlahnya sama dengan inflasi yang
diharapkan infestor dengan menambah tingkat imbal hasil bebas resiko riil.
Tingkat bunga aktual atas efek pemerintah bebas bayar jangka pendek, r T – bill
Akan menjadi tingkat bunga bebas risiko riil, r*, ditambah premi inflasi (IP):
rT – bill = rRF = r* + IP
Tinkat inflasi yang terdapat dalam tingkat bunga, bukan tingkat yang dialami
pada masa lalu. Tingkat inflasi yang tercermin didalam tingkat bunga kuotasi
pada setiap efek merupakan rata -rata tingkat inflasi yang diharapkan selama
umur efek tersebut.
6.4 Struktur Jangka Waktu Tingkat Bunga
Struktur jangka waktu tingkat bunga (term structure of interest rates)
menjelaskan hubungan antara tingkat bunga jangka panjang dan jangka
pendek. Struktur jangka waktu penting bagi perusahaan dalam memutuskan
apakah meminjam dengan menerbitkan utang jangka panjang atau jangka
pendek, dan bagi investor dalam memutuskan apakah membeli obligasi jangka
panjang atau jangka pendek.
Misalnya, bagian tabel pada Gambar 6.4 menyajikan tingkat bunga untuk
jatuh tempo yang berbeda pada tiga tanggal yang berbeda.
Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) adalah grafik yang menunjukkan
hubungan antara imbal-hasil obligasi dan jatuh temponya.
4
Seperti yang ditunjukkan pada gambar, kurva imbal hasil dapat berubah
dalam posisi dan kemiringan (slope) dari waktu ke waktu. Pada Maret 1980,
tingkat bunga cukup tinggi karena diperkirakan inflasi akan tinggi. Namun,
tingkat inflasi yang diharapkan akan turun sehingga tingkat bunga jangka
pendek lebih tinggi daripada jangka panjang dan kurva imbal hasil akan
miring ke bawah.
Gambar 6.4
Imbal hasil untuk obligasi pemerintah yang jatuh tempo dalam t tahun
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Imbal Hasil Obligasi Pemerintah = r*t + IPt + MRPt [6.2]
Meskipun tingkat bunga bebas risiko riil, r*, bervariasi dari waktu ke
waktu karena perubahan perekonomian dan demografi, perubahan ini bersifat
5
acak dan dapat diprediksi. Oleh karena itu, prakiraan terbaik untuk nilai masa
depan sebesar r* adalah nilai saat ini.
Gambar 6.5
Bagian a dari Gambar 6.5 menunjukkan kurva imbal hasil obligasi
pemerintah ketika inflasi diperkirakan akan naik. Pada bagian ini, obligasi
jangka panjang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi karena dua alasan: (1)
inflasi diperkirakan akan lebih tinggi di masa depan, dan (2) terdapat premi
risiko jatuh tempo yang positif. Bagian b menunjukkan kurva imbal hasil
ketika inflasi diperkirakan akan turun.
Sekarang, pertimbangkan kurva imbal hasil untuk obligasi korporasi.
Obligasi korporasi memasukkan premi risiko gagal bayar (DRP) dan premi
likuiditas (LP). Oleh karena itu, imbal hasil atas obligasi korporasi yang jatuh
tempo dalam t tahun dapar dinyatakan sebagai berikut:
Imbal Hasil Obligasi Korporasi = r*t, + IPt + MRPt + DRPt + LPt [6.3]
Dengan membandingkan imbal hasil obligasi pemerintah pada Persamaan
6.2 dengan imbal hasil obligasi perusahan pada Persamaan 6.3, kita dapat
menghitung spread imbal hasil obligasi korporasi:
Spread Imbal Hasil Obligasi Korporasi = Imbal hasil obligasi korporasi
–
= DRPt + LPt
6
HUBUNGAN ANTARA INFLASI YANG DIPERKIRAKAN DENGAN
TINGKAT BUNGA
Hubungan antara inflasi yang diharapkan dan tingkat bunga bebas risiko
nominal, r*, kita menggunakan persamaan sebagai berikut:
rRF = r* + IP
Ingat kembali bahwa r* merupakan tingkat bunga bebas risiko riil, dan IP
adalah premi inflasi yang terkait. Persamaan ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan sederhana antara inflasi yang diharapkan dan tingkat bunga
nominal. Kita dapat mengetahui bahwa tingkat bunga nominal selama satu
tahun dapat dihitung sebagai berikut:
rRF = (1 + r*) (1 + IP) – 1
= (1,03) (1,05) – 1 = 0,0815 = 8,15%
Perhitungan tersebut dapat ditulis kembali sebagai berikut:
rRF = r* + IP + (r* x IP)
Persamaan ini identik dengan persamaan awal untuk tingkat bunga bebas
risiko nominal, kecuali bahwa itu memasukkan “cross-term” yaitu r* x IP.
Ketika tingkat bunga riil dan inflasi yang diharapkan relatif rendah, nilai
cross-term berubah menjadi sangat kecil sehingga sering diabaikan.
7
Apabila investor memilih Opsi 1, untuk setiap dana yang diinvestasikan
hari ini, mereka akan memiliki akumulasi dana sebesar $1,113025 pada akhir
tahun ke-2.
(1,05) (1 + X) = (1,055)2
1 + X = (1,055)2 / 1,05
Seorang investor ingin membeli obligasi 1-tahun pada hari ini, dan
kemudian akan berinvestasi pada obligasi 3-tahun, satu tahun dari sekarang.
Berapa imbal hasil yang diharapkan investor untuk mendapatkan obligasi 3-
tahun, satu tahun dari sekarang? Berikut penyusunan persamaannya:
1,213742 = (1 + X)3
8
(1,21374)1/3 = 1 + X
Sekarang asumsikan bahwa premi risiko jatuh tempo atas obligasi 2 tahun
adalah 0,20% dan nol untuk obligasi 1 tahun. Premi ini berarti bahwa dalam
ekuilibrium, imbal hasil tahunan yang diharapkan atas obligasi 2 tahun (5,50
persen) menjadi 0,20 persen lebih tinggi daripada imbal hasil yang diharapkan
atas seri dua obligasi 1 tahun (5,00 persen dan X persen). Jadi, imbal hasil yang
diharapkan
Imbal hasil yang diharapkan tahunan dari seri dua obligasi 1 tahun dapat
dinyatakan sebagai berikut, di mana X adalah tingkat bunga obligasi 1 tahun
pada tahun depan:
0,0588090
X = = 0,0560086 = 5,60086%
1,05
9
6.7 Faktor-Faktor Ekonomi Makro Yang Memengaruhi Tingkat Bunga
10
Jika kita membeli lebih banyak daripada menjual (yaitu, jika kita lebih
banyak mengimpor daripada mengekspor), kita mengalami defisit perdagangan
luar negeri (foreign trade deficit). Ketika defisit perdagangan terjadi, defisit
tersebut harus didanai dan ini umumnya berarti pinjaman dari negara-negara
yang mengalami surplus ekspor.
Pada gambar 6-2 kita dapat meliat bagaimana bisnis mempengaruhi tingkat
bunga, sebgai berikut :
3. Selama masa resesi, penurunan tingkat bunga jangka pendek terjadi lebih
tajam dibandingkan tingkat bunga jangka panjang.
11
biaya tahunanya adalah sebesar 4,0% atau 40 ribu dolar. Oleh karena itu, ledy
edege co mengunkan hutang jangka pendek.
BAB 7
Dalam grafik diatas harga naik, secara umum ketika tingkat bunga berlaku
turun dibawah tingkat kupon, harga obligasi tingkat bunga tetap akan naik
diatas nilai parinya. Ini disebut sebagai obligasi premium (premium bond)
situasinya sebagai berikut :
Rd = tinkat kupon, obligasi dengan suku bunga tetap dijual pada nilai
pari; disebut obligasi nilai pari (par bond)
Rd> tingkat kupon, obligasi dengan suku bunga tetap dijual dibawah nilai
pari; disebut obligasi diskon.
Rd < tingkat kupon, obligasi bunga- tetap dijual diatas nilai pari, disebut
obligasi premium.
12
Jika Anda melihat tabel bursa obligasi di The Wall Street Journal atau
lembar harga yang diberikan oleh dealer obligasi, Anda umumnya akan melihat
informasi berkaitan dengan tanggal jatuh tempo, harga, dan tingkat bunga kupon
setiap obligasi. Anda juga akan melihat imbal hasil obligasi yang dilaporkan.
Berbeda dengan tingkat bunga kupon yang nilainya tetap, imbal hasil obligasi
yang dilaporkan akan bervariasi dari hari ke hari. bergantung pada kondisi pasar
saat itu.
Hal yang lebih penting, imbal hasil obligasi harus memberikan perkiraan
tingkat bunga imbal hasil yang akan diperoleh apabila kita membeli obligasi saat
ini dan memilikinya selama jangka waktu obligasi tersebut. Apabila obligasi tidak
dapat ditarik (not callable), sisa waktunya adalah jangka waktu jatuh tempo.
Apabila obligasi itu dapat ditarik, sisa waktunya adalah jangka waktu hingga jatuh
tempo apabila tidak dapat ditarik, atau jangka waktu hingga penarikan apabila
dapat ditarik. Bagian berikutnya akan menjelaskan cara yang digunakan untuk
menghitung kedua kemungkinan imbal hasil tersebut serta imbal hasil mana yang
akan diperoleh investor.
13
Anda dapat mengganti nilai t, sampai akhirnya menemukan satu nilai yang
"tepat dan menghasilkan jumlah PV di sisi sebelah kanan persamaan, menjadi
sama dengan $1.494,93. Namun, menghitung rd = YTM dengan cara coba-coba
akan menjadi suatu proses yang lama dan memerlukan banyak waktu. Seperti
yang mungkin sudah Anda duga, akan lebih mudah jika kita menggunakan
kalkulator finansial.
Anda hanya perlu memasukkan N = 14, PV = -1404,93, pmt = 100, dan FV = 100
kemudian menekan tombol I/YR. Jawabannya yaitu 5%
Imbal hasil saat jatuh tempo juga dapat dilihat sebagai tingkat
pengembalian yang dijanjikan, yaitu pengembalian yang akan diterima oleh
investor jika seluruh pembayaran yang dijanjikan terlaksana. Namun, imbal hasil
hingga jatuh tempo akan sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
hanya jika (1) probabilitas gagal bayar adalah nol dan (2) obligasi tidak dapat
ditebus. Jika terdapat risiko gagal bayar atau jika obligasi dapat ditebus, maka
terdapat kemungkinan bahwa pembayaran yang dijanjikan sampai jatuh tempo
tidak akan diterima. Dalam hal ini, imbal hasil saat jatuh tempo yang dihitung
akan melebihi imbal hasil yang diharapkan.
Perlu dicatat pula bahwa imbal hasil saat jatuh tempo akan berubah ketika
tingkat bunga dalam perekonomian mengalami perubahan, di mana hal ini terjadi
hampir setiap hari.
14
persen, maka perusahaan dapat menebus obligasi 10 persen tersebut,
menggantikannya dengan obligasi 5 persen, sehingga menghemat $100-$50 $50
bunga per obligasi per tahun. Hal ini akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, tetapi tidak bagi para pemegang obligasinya.
Jika tingkat bunga saat ini jauh di bawah tingkat kupon obligasi yang
beredar, obligasi yang dapat ditebus kemungkinan besar akan ditebus dan investor
akan memperkirakan tingkat imbal hasil yang diharapkan sebagai imbal hasil saat
penebusan Imbal Hasil (yield to call/YTC), dan bukan imbal hasil saat jatuh
tempo. Untuk menghitung YTC, Penebusan kita memodifikasi Persamaan 7-1,
menggunakan jumlah tahun penebusan sebagai N dan harga penebusan sebagai
nilai jatuh tempo, bukan harga pada saat jatuh tempo sebagai Tingkat in
pembayaran, Berikut adalah persamaan yang dimodifikasi.
Di sini, N adalah jumlah tahun sampai perusahaan dapat menebus obligasi. Harga
penebusan merupakan harga yang harus dibayarkan oleh perusahaan agar dapat
menebus obligasi (harga ini sering disamakan dengan nilai pari ditambah bunga
selama satu tahun); dan r, adalah YTC.
15
Nilai YTC adalah 4,21 persen-imbai hasil yang akan Anda terima jika
Anda membeli obligasi Allied pada harga $1.494,93 dan obligasi tersebut ditebus
sembilan tahun dari sekarang. (Obligasi tidak dapat ditebus sampai 10 tahun
setelah penerbitannya. Satu tahun telah berlalu, sehingga masih tersisa 9 tahun
sampai tanggal penebusan yang pertama.
Obligasi yang disebut baru diterbitkan dikenal dengan sebutan emisi baru
(new issue). Setelah diterbitkan, obligasi itu disebut obligasi beredar (outstanding
bond), atau juga emisi lama (seasoned issue). Obligasi yang baru diterbitkan
16
umumnya dijual pada harga yang sangat mendekati nilai parinya, sementara harga
obligasi beredar sangat bervariasi dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali
pada obligasi dengan tingkat bunga mengambang, pembayaran kupon adalah
konstan. Jadi, ketika kondisi perekonomian berubah, obligasi dengan kupon $100
yang terjual pada nilai pari $1.000 saat diterbitkan akan dijual lebih tinggi atau
lebih rendah dari $1.000.
Di antara obligasi yang masih beredar, saat ini Allied memiliki tiga emisi
semuanya akan jatuh tempo dalam waktu 15 tahun.
17
PMT = 130, dan FV = 1000, serta hitunglah PV untuk mengetahui
harganya).
Tabel 7-1 juga menunjukkan imbal hasil saat ini (yaitu, tingkat bunga
kupon dibagi dengan harga obligasi), imbal hasil keuntungan modal, dan total
imbal hasil selama ini. Imbal hasil keuntungan modal setiap tahun dihitung dari
perubahan harga obligasi tahunan dibagi dengan harga awal tahun. Misalnya, jika
obligasi dijual seharga $1.000 pada awal tahun dan $1.035 pada akhir tahun, maka
imbal hasil keuntungan modalnya untuk tahun tersebut adalah $35/$1.000 -3,5
persen. (Jika obligasi dijual dengan premium, maka harganya lama kelamaan akan
turun, dan imbal hasil keuntungan modal akan negatif, tetapi ditutup oleh imbal
hasil saat ini yang tinggi). Total imbal hasil obligasi sama dengan imbal hasil saat
ini ditambah imbal hasil keuntungan modal. Jika tidak terdapat risiko gagal bayar,
tingkat ini akan sama dengan YTM dan tingkat bunga pasar, yang dalam contoh
adalah sebesar 10 persen.
18
jumlah itulah yang harus diberikan perusahaan kepada pemegang
obligasi. Jadi, harganya harus naik seiring waktu.
Meskipun harga obligasi dengan kupon 7% dan 13% bergerak dengan arah
yang berlawanan, kedua obligasi akan memberikan total imbal hasil yang sama
kepada investor, 10%, yang juga merupakan total imbal hasil atas obligasi
berkupon 10% yang dijual pada nilai parinya. Obligasi diskon itu memiliki tingkat
kupon yang lebih rendah (sehingga imbal hasil saat ini yang lebih rendah pula),
tetapi obligasi ini setiap tahun akan memberikan keuntungan modal. Sebaliknya,
obligasi premium memberikan imbal hasil saat ini yang lebih tinggi, tetapi setiap
tahun akan memberikan kerugian modal.
Dalam suatu alur waktu, akan terdapat dua kali pembayaran, tetapi masing
masingnya sebesar setengah dari pembayaran tahunan. Dengan melakukan
perubahan perubahan di atas, maka akan menghasilkan persamaan berikut ini
untuk menghitung nilai obligasi setengah tahunan.
19
Sebagai ilustrasi, kini, kita asumsikan obligasi 15-tahun Allied Food yang
dibahas pada Bagian 7.3 membayarkan bunga $50 setiap enam bulan dan bukan
$100 pada akhir setiap tahun. Jadi, setiap pembayaran bunga besarnya hanya
setengah, tetapi dilakukan dua kali. Tingkat kupon akan dinyatakan menjadi "10
persen dengan pembayaran setengah tahunan". Ketika tingkat bunga berjalan
(nominal) adalah r, = 5% dengan majemuk setengah tahunan, nilai dari obligasi
15-tahun dengan kupon setengah tahunan sebesar 10% yang membayarkan bunga
$50 setiap enam bulan dihitung sebagai berikut.
Pada bagian ini, kita mengidentifikasi dan menjelaskan dua faktor kunci
yang memengaruhi tingkat risiko suatu obligasi. Setelah faktor-faktor itu
diidentifikasi, kita akan membedakannya dan mendiskusikan cara meminimalkan
risiko-risiko tersebut.
20
Seperti yang telah kita lihat pada Bab 6, tingkat bunga akan terus
berfluktuasi dari waktu ke waktu, dan kenaikan tingkat bunga akan menurunkan
nilai obligasi yang masih beredar. Risiko penurunan nilai obligasi yang
diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini disebut sebagai risiko harga atau risiko
tingkat bunga (price risk atau interest rate risk). Sebagai contoh, lihat kembali
obligasi milik Allied; sekali lagi, asumsikan obligasi itu memiliki kupon tahunan
10 persen; anggaplah Anda telah membeli salah satu obligasi ini pada nilai
nominalnya, $1.000. Tidak lama setelah Anda melakukan pembelian, tingkat
bunga yang berlaku naik dari 10 persen menjadi 15 persen." Seperti yang telah
kita lihat dari Bagian 7.3, kenaikan tingkat bunga ini akan menyebabkan harga
obligasi turun dari $1.000 menjadi $707,63 sehingga Anda akan menanggung
kerugian sebesar $292,37 atas obligasi tersebut.12 Tingkat bunga dapat dan
memang naik, kenaikan tingkat bunga dapat menimbulkan kerugian nilai bagi
pemegang obligasi. Jadi, orang atau perusahaan yang berinvestasi dalam obligasi
akan berhadapan dengan risiko akibat kenaikan tingkat bunga.
Risiko harga akan lebih tinggi pada obligasi dengan jatuh tempo yang
lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu
dekat. 13 Hal ini terjadi karena makin panjang waktu jatuh tempo, makin lama
obligasi tersebut akan dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi dapat
menggantikannya dengan obligasi yang memiliki kupon lebih tinggi. Pendapat ini
dapat ditunjukkan secara numerik dengan menunjukkan bagaimana nilai obligasi
1 tahun dengan kupon tahunan 10 persen berfluktuasi seiring dengan perubahan r,
kemudian membandingkan perubahan tersebut dengan perubahan obligasi 15
tahun. Nilai obligasi satu tahun pada berbagai tingkat bunga disajikan di bawah
ini. Nilai obligasi satu tahun di mana:
21
Dampak peningkatan tingkat bunga pada obligasi 15-tahun seperti yang
diketahui sebelumnya dapat dibandingkan dengan dampak pada obligasi 1 tahun
yang baru kita hitung. Perbandingan ini disajikan pada Tampilan 7.3, di mana kita
menyajikan harga obligasi pada beberapa tingkat bunga dan menempatkan harga-
harga tersebut ke dalam grafik. Perhatikan bahwa harga obligasi 15-tahun jauh
lebih sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Pada tingkat bunga 10 persen,
baik obligasi 15 tahun maupun 1 tahun, akan dinilai pada $1.000. Ketika tingkat
bunga naik menjadi 15 persen, obligasi 15 tahun turun menjadi $707,63, tetapi
obligasi 1 tahun hanya turun menjadi $956,52. Penurunan harga untuk obligasi 1
tahun hanya sebesar 4,35 persen, sedangkan penurunan untuk obligasi 15 tahun
adalah 29,24 persen.
Untuk obligasi dengan kupon yang sama, akan selalu terjadi perbedaan
sensitivitas terhadap tingkat bunga seperti ini-semakin lama waktu jatuh tempo,
semakin besar perubahan harga akibat perubahan pada tingkat bunga. Jadi, bahkan
jika risiko gagal bayar dari dua obligasi tersebut persis sama, hanya obligasi
dengan waktu jatuh tempo yang lebih lama yang umumnya akan menghadapi
risiko akibat kenaikan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Seperti yang telah kita lihat pada bagian sebelumnya, suatu kenaikan
tingkat bunga akan merugikan pemegang obligasi karena hal tersebut
menyebabkan turunnya nilai suatu portofolio obligasi. Namun, apakah penurunan
tingkat bunga juga akan merugikan pemegang obligasi? Jawabannya adalah ya
22
karena jika tingkat bunga turun, pemegang obligasi jangka panjang akan
mengalami penurunan pendapatan. Misalnya, seorang pensiunan memiliki suatu
portofolio obligasi dan hidup dari pendapatan yang dihasilkan dari portofolio
tersebut. Obligasi-obligasi di dalam portofolio memiliki tingkat kupon rata-rata
sebesar 10 persen. Kini, anggaplah tingkat bunga turun menjadi 5 persen. Banyak
dari obligasi itu telah jatuh tempo atau dilunasi. Ketika hal ini terjadi, pemegang
obligasi harus mengganti obligasi 10 persen dengan obligasi 5 persen. Sehingga,
pensiunan tersebut mengalami penurunan pendapatan.
Perlu diingat bahwa risiko harga terkait dengan nilai pasar saat ini dari
portofolio obligasi, sedangkan risiko reinvestasi terkait dengan pendapatan yang
dihasilkan oleh portofolio. Jika Anda memiliki obligasi jangka panjang, Anda
akan menghadapi risiko harga yang signifikan karena nilai portofolio anda akan
turun jika tingkat bunga meningkat, tetapi tidak akan banyak menghadapi risiko
reinvestasi karena pendapatan akan tetap stabil. Di Iain pihak, jika Anda memiliki
obligasi jangka pendek, anda tidak akan banyak menghadapi risiko harga, tetapi
anda akan menghadapi risiko reinvestasi yang signifikan. Sebagai contoh, obligasi
tanpa bunga jangka panjang akan memiliki risiko harga yang sangat tinggi dan
risiko reinvestasi yang relatif rendah. Sebaliknya, obligasi jangka-pendek dengan
23
tingkat bunga kupon yang tinggi akan memiliki risiko harga yang rendah namun
risiko reinvestasi yang cukup tinggi.
Jenis risiko yang ”lebih relevan” bagi searang investor akan sangat
bergantung lamanya investor tersebut berencana memiliki obligasi ini sering kali
disebut sebagai horizon investasi (investment horizon). Investor dapat
menghilangkan risiko harga dengan membeli surat utang pemerintah berjangka
waktu I tahun karena ia dijamin akan menerima nilai pari obligasi satu tahun dari
sekarang (horizon investasi). Akan tetapi jika investor ini membeli surat utang
pemerintah jangka panjang, ia akan menanggung risiko tingkat bunga yang cukup
besar karena, seperti yang telah kita lihat bersama, harga obligasi jangka panjang
akan turun jika tingkat bunga naik. Akibatnya, investor dengan horizon investasi
yang lebih pendek seharusnya memandang obligasi jangka panjang sebagai efek
yang lebih berisiko dibanding obligasi jangka pendek.
1. Obligasi Hipotek
24
2. Obligasi tanpa jaminan
3. Obligasi tanpa jaminan subordinasi
7.8B Peringkat Obligasi
Sejak awal tahun 1900-an, obligasi telah diberi peringkat yang
mencerminkan kemungkinan obligasi itu akan mengalami gagal bayar. Tiga
lembaga pemeringkat utama adalah Moody's Investor Service (Moody's),
Standard & Poor's Corporation (S&P), dan Fitch Investor Service. Peringkat
Moody's dan S&P disajikan dalamTabel 7.3. Obligasi AAA dan AA adalah
obligasi yang sangat aman. Obligasi A dan BBB juga cukup kuat untuk disebut
obligasi yang layak investasi (investment-grade bonds) dan ini merupakan
obligasi berperingkat paling rendah yang secara hukum diperkenankan untuk
dipegang oleh bank dan investor institusional. Obligasi BB dan yang lebih rendah
adalah obligasi sampah/obligasi berperingkat noninvestasi (funk bonds) atau
spekulatif, dan obligasi ini memiliki kemungkinan akan mengalami gagal bayar
yang signifikan.
1. Rasio Finansial
2. Faktor Kualitatif
3. Faktor Kualitatif Lainnya
25
Jadi, jika obligasi suatu perusahaan jatuh di bawah BBB, perusahaan tersebut
akan sulit menjual obligasi baru karena banyak calon pembelinya tidak
diperkenankan untuk membeli obligasi tersebut.
Perubahan Peringkat
26
"dipangkas" posisi mereka biasanya akan terdilusi akibat pemberian tambahan
saham kepada pemegang obligasi sebagai pertukaran atas pengurangan jumlah
bunga dan pokok pinjaman. Pengadilan dapat menunjuk wali amanat (trustee)
untuk mengawasi pelaksanaan reorganisasi, tetapi manajemen yang ada umumnya
tetap diperkenankan memegang kendali.
Likuidasi terjadi jika nilai perusahaan dianggap lebih besar dalam keadaan
"mati dari pada "hidup". Jika pengadilan kebangkrutan memerintahkan
dilakukannya likuidasi.
27
28
KESIMPULAN
Tingkat suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam modal
utang. Dengan modal ekuitas, para investor berharap akan menerima dividen
dan keuntungan modal, yang jumlah keduanya merupakan biaya dari ekuitas
uang. Tingkat suku bunga pada umumnya sangat ditentu-kan oleh pasar
(demand & supply). Beberapa faktor ekonomi makro dapat memengaruhi
tingkat bunga antara lain: (1) kebijakan Federal Reserve, (2) anggaran
pemerintah yang defisit atau surplus, (3) faktor-faktor internasional, termasuk
neraca perdagangan luar negeri dan tingkat bunga di negara lain dan (4) tingkat
aktivitas bisnis.
Obligasi yang disebut baru diterbitkan dikenal dengan sebutan emisi baru
(new issue). Obligasi yang baru diterbitkan umumnya dijual pada harga yang
sangat mendekati nilai parinya, sementara harga obligasi beredar sangat
bervariasi dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali pada obligasi dengan
tingkat bunga mengambang, pembayaran kupon adalah konstan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30