Disusun Oleh :
Kelompok I
PENDAHULUAN............................................................................................................iii
3.8 Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA)...............................8
4.3.b Rasio Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Days Sales Outstanding - DSO)12
4.5.f Rasio Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba (Basic Earning Power — BEP) 15
4.9.b Benchmarking....................................................................................................21
KESIMPULAN................................................................................................................25
ii
PENDAHULUAN
Dengan melihat laporan posisi keuangan, kita dapat melihat ukuran suatu
perusahaan, jenis asset yang dimilikinya dan bagaimana perusahaan mendanai
asset-aset tersebut. Dengan melihat laporan laba rugi, kita dapat melihat apakah
penjualan perusahaan naik atau turun, serta melihat apakah perusahaan melakukan
suatu investasi baru, atau meningkatkan dana melalui pembiayaan, melakukan
repo utang atau ekuitas, ataupun membayar dividen.
Kita dapat mempelajari banyak hal secara singkat dari laporan keuangan,
tetapi seorang analis keuangan yang baik tidak langsung menerima angka-angka
tersebut. Analis tersebut harus menggali lebih dalam lagi untuk mengetahui apa
yang memicu angka-angka tersebut serta menggunakan intuisi dan pengetahuan
terhadap industri tersebut untuk menilai arah perusahaan pada masa depan.
iii
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Berdasarkan pendapat
oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan yang melibatkan neraca
dan laba rugi untuk mendapatkan informasi kondisi keuangan suatu perusahaan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat.
iv
BAB III
LAPORAN KEUANGAN, ARUS KAS DAN PAJAK
1
Gambar 3.1
Seperti ditunjukan pada Gambar 3.1, asset dibagi menjadi dua bagian utama
yaitu, asset lancer dan asset tetap atau asset jangka Panjang. Aset lancer terdiri
dari asset – asset yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam satu tahun. Aset
jangka Panjang adalah asset yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Pabrik
dan peralatan biasanya dilaporkan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Terdapat dua jenis klaim terhadap asset – liabilitas dan ekuitas pemegang
saham. Liabilitas lancer terdiri atas klaim yang harus dibayar dalam jangka waktu
satu tahun. Utang jangka Panjang meliputi obligasi yang memiliki masa jatuh
tempo lebih dari satu tahun.
Ekuitas pemegang saham (stockholders equity) bisa dipandang dengan du
acara. Pertama, ekuitas pemegang saham merupakan sejumlah dana yang harus
dibayar oleh pemegang saham kepada peruahaan Ketika perusahaan menjual
saham untuk mendapatkan modal dan juga semua saldo laba selama tahun – tahun
tersebut.
2
Saldo laba (retained earning) tidak hanya berupa saldo laba pada tahum
terakhir, tetapi merupakan total kumulatif semua laba yang diperoleh perusahaan
selama beroperasi. Ekuitas pemehang saham bisa dianggap sebagai sisa (residual).
Berikut beberapa point tambahan tentang laporan posisi keuangan yang
harus diperhatikan:
1. Kas versus asset lainnya
2. Modal kerja
3. Total hutang versus liabilitas
4. Sumber dana lainnya
5. Penyusutan
6. Nilai pasar versus nilai buku
7. Dimensi waktu
Gambar 3.2
Tabel 3.2 menyajikan laporan laba rugi Allied tahun 2014 dan 2015. Laba
persaham yang menunjukan bahwa dari semua poin yang terdapat dalam laporan
laba rugi. EPS menjadi poin paling penting bagi pemegang saham. Allied
3
memperoleh laba $2.35 per lembar saham pada 2015, menurun dari $2.44 pada
2014. Meskipun pendapatan Allied menurun tetapi perusahaan masi dapat
menaikkan deviden dari $1.06 menjadi $1.15.
Laba operasi (EBIT) = Pendapatan – Beban operasi
= $3.000,0 - $2.716,2
= $283,8 Juta
Dari laporan laba rugi Allied kita dapat melihat bahwa laba operasi
perusahaan naik dari $263.0 juta pda 2014 menjadi $238.8 juta pada 2015.
3.4 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan bagaimana hal – hal
yang mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
mempengaruhi arus kas perusahaan. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.3,
laporan arus kas merupakan laporan akuntansi yang menunjukkan berapa banyak
kas yang dihasilkan oleh perusahaan.
4
Berikut adalah penjelasan dari laporan arus kas yang ditunjukkan pada tabel 3.3.
a. Kegiatan operasi. Bagian ini menunjukkan hal-hal yang terjadi sebagai
bagian dari operasi yang berjalan dengan normal.
b. Laba neto. Laba neto tidak sama dengan kas dari operasi, penyesuaian
yang ditunjukkan dalam laporan lain harus dibuat.
c. Penyesuaian dan amortisasi. Allied mengurangi penyusutan ( perusahaan
tidak memiliki beban amortisasi) yang merupakan biaya non kas. Oleh
karena itu penyusutan harus ditambahkan kembali ke dalam laba neto
ketika menentukan arus kas.
d. Kenaikan persediaan.
e. Kenaikan piutang usaha.
f. Kenaikan hutang usaha.
g. Kenaikan upah dan pajak yang masih harus dibayar.
h. Kas neto yang disediakan oleh (digunakan untuk)kegiatan operasi.
i. Aktivitas investasi jangka panjang.
j. Tambahan untuk property, pabrik dan peralatan.
k. Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi.
l. Aktivitas pendanaan.
m. Kenaikan wesel bayar.
n. Kenaikan obligasi.
o. Pembayaran deviden kepada pemegang saham.
p. Kas neto yang disediakan oleh aktivitas pendanaan.
q. Ringkasan perubahan kas dan setara kas sepanjang tahun.
r. Penurunan neto dalam kas.
s. Kas dan setara kas pada awal tahun.
t. Kas dan setara kas pada akhir tahun.
5
Pemegang saham memperbolehkan manajemen untuk menahan laba dan
menginvestasikannya kembali dalam bisnis, menggunakan laba untuk menambah
pabrik dan peralatan, menambahkannya dalam persediaan dan semacamnya.
Perusahaan tidak sekedar menumpuk kas dalam rekening bank, oleh karena itu
saldo laba seperti yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan tidak
menunjukkan kas dan tidak tersedia untuk deviden atau lainnya.
6
Penyusutan dan amortisasi ditambahkan kembali karena kedua point ini tidak
mengurangi jumlah kas. Istilah kedua yang ada di dalam tanda kurung besar
menunjukkan jumlah kas yang diinvestasikan perusahaan dalam asset tetap dan
modal kerja operasi. Arus kas bebas positif menunjukkan bahwa perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan dana internal yang lebih dari
cukup untuk membiayai investasi perusahaan begitu juga sebaliknya.
Melihat laporan keuangan Allied, kita dapat mengumpulkan bagian-bagian
yang dibutuhkan untuk menghitung arus kas bebas perusahaan. Dapat dilihat pada
tabel 3.2, kita melihat bahwa laba operasi (EBIT) Allied pada 2012 sebesar $283.8
juta.
Karena tariff pajak Allied adalah 40%, laba operasi setelah pajak (NOPAT) =
EBIT(1-Pajak) = $283.8 juta (1-0.40) = $170.3 juta. Kita juga bias melihat bahwa
penyusutan dan amortisasi Allied pada 2015 sebesar $100 juta.
Dengan melihat tabel 3.3, kita dapat mengetahui bahwa total belanja modal
Allied pada 2015 sebesar $230 juta. Modal kerja operasi neto (NOWC) Allied
pada 2016 adalah sebagai berikut:
Arus kas bebas Allied negative menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak
bagus. Arus kas negative hamper semuanya dihubungkan dengan belanja modal
$230 juta untuk proses pmbangunan pabrik baru. Pabrik tersebut cukup besar
untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam beberapa tahun, sehingga tidak
7
diperlukan adanya penambahan pabrik baru hingga 2019. Oleh karena itu arus kas
bebas Allied tahun 2016 dan tahun-tahun ke kepannya seharusnya meningkat.
Sebagian besar perusahaan yang tumbuh dengan pesat memiliki arus kas
bebas yang negatif – asset tetap dan modal kerja yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhkan pesat perusahaan biasanya melebihi arus kas dari
operasi yang ada. Hal ini tidaklah buruk, mengingat investasi pada akhirnya
menguntungkan dan berkontribusi terhadap arus kas bebas.
3.8 Market Value Added (MVA) & Economic Value Added (EMA)
MVA adalah selisih antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dan nilai
dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar.
Semakin tinggi nilai MVA, semakin baik kinerja manajemen bagi pemegang
saham perusahaan.
EVA yang terkadang disebut laba ekonomi merupakan estimasi laba ekonomi
yang sebenarnya dari suatu bisnis pada tahun tertentu dan seringkali berbeda dari
pendapatan akuntansi neto. EVA menghitung jumlah biaya seluruh modal yang
mencakup biaya utang dan modal ekuitas. Jika nilai EVA positif, laba operasi
pemegang saham.
PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi
atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.
8
3.9.a. Pajak Perseorangan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi atau PPh Orang Pribadi (PPh OP) adalah
pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak Orang Pribadi (OP) atas
bagian Tahun Pajak. Orang Pribadi adalah subjek pajak penghasilan yang
luar Indonesia.
diperoleh Wajib Pajak Badan, baik dari dalam maupun luar negeri.
9
BAB IV
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja bisnis atau perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan dimana biasanya sering dilakukan audit oleh lembaga pemerintah,
akuntan, firma, atau lembaga lainnya dengan tujuan untuk memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak,
pembiayaan, atau investasi. Analisis laporan keuangan adalah suatu metode atau teknik yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan keuangan secara berkala dalam jangka waktu
tertentu.
Analisis laporan keuangan perlu dibuat agar laporan keuangan yang sudah dibuat tidak hanya menjadi
sebatas laporan. Ada beberapa teknik analisis laporan keuangan yang dapat digunakan untuk berbagai
jenis laporan keuangan. Beberapa teknik tersebut meliputi analisis common size, analisis tren, analisis
persentase perubahan, dan analisis industri. Meskipun keempat teknik analisis laporan tersebut memiliki
fungsi yang berbeda, namun semuanya sama-sama dapat memberikan gambaran potensi finansial
perusahaan.
Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain
dalam suatu laporan keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Tujuan analisis rasio keuangan dimaksudkan agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap
pos-pos dalam laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang logis, dengan menggunakan
ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-
utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau untuk mengetahui kemampuan perusahaan
Rasio lancar merupakan rasio yang menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban –
kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Lancar dihitung
Aset Lancar
Rasio Lancar=
Liabilitas Lancar
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancer yang paling likuid mampu menutupi utang lancar.
Rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Semakin baik rasio efektivitas maka
11
Rasio yang menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal.
Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjulan berjalan cepat.
Penjualan
Rasio Perputaran Persediaan=
Persediaan
4.3.b. Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Days Sales Outstanding - DSO)
Rasio Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih adalah rasio untuk mengukur kemampuan untuk
menagih kas dari pelanggan. Rasio Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih dapat dihitung dengan
rumus berikut:
Piutang
DSO=
Rata−Rata Penjualan Per hari
Rasio ini mengukur efektifitas aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjulan
dengan kata lain mengukur seberapa besar aset tetap berkontribusi menciptakan penjualan. FATO
Penjualan
FATO=
Aset Tetap Neto
4.3.d. Rasio Perputaran Aset Total (Total Asset Turn Over Ratio)
Rasio total asset turnover menunjukkan perputaran total aktiva yang diukur dari volume
penjualan, dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.
Penjualan
TATO=
Total Aset
12
Standar industri dari rasio ini adalah 1,8 kali
Rasio manajemen utang atau Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
4.4.a. Total Hutang Terhadap Total Modal (Total Debt to Total Capital)
Rasio total utang terhadap total modal mengukur persentase modal perusahaan yang diberikan
Total Utang
Total Utang terhadap Total Modal=
Total Utang+ Ekuitas
Rasio times interest earned digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
pembayaran bunga tahunannya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
Margin laba Allied sebesar 3,9% berada di bawah rata-rata industry yang sebesar 5% dan
hal ini terjadi karena dua alaasan. Pertama, margin laba Allied berada dibawah rata-rata industry
karena biaya operasi perusahaan yang tinggi. Kedua, margin operasi secara negative dipengaruhi
penggunaan utang yang besar oleh Allied. Untuk melihat point yang kedua, perlu diketahui
bahwa laba neto merupakan nilai setelah bunga (after intertest). Kombinasi antara operasi Allied
yang tidak efisien serta rasio utang yang tinggi menurunkan margin laba hingga di bawah rata-
rata industry pengolahan makanan. Selanjutnya Ketika dua perusahaan memiliki margin operasi
yang sama, tetapi memiliki rasio utang yang berbeda, kita dapat memperkirakan bahwa
perusahaan dengan rasio utang yang lebih tinggi akan memiliki margin laba yang lebih rendah
14
4.5C PENGEMBALIAN ATAS TOTAL ASET
Hasil bagi laba neto dengan asset total memberikan nilai pengembalian atas total asset
(return on total asset -ROA):
Pengembalian Allied senilai 5,9% berada jauh dibawah rata-rata industry, yaitu 9%. Hal ini
bukan hal yang baik tentu saja, memiliki ROA yang lebih tinggi lebih baik dari pada ROA yang
rendah. Perhatikan bahwa pengembalian atas asset (ROA) yang rendah dapat terjadi karena
penggunaan utang yang besar, yang dalam hal ini beban bunga yang tinggi akan menyebabkan
laba neto menjadi rendah.Hal ini merupakan salah satu alas an rendahnya ROA Allied.
4.5D PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS SAHAM BIASA
Rasio akuntansi penting lainnya adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa (return
common equity-ROE). Yang dihitung sebagai berikut:
Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini
menunjukkan seberapa baik investasi tersebut dari sudut pandang akuntansi. Pengembalian
Allied sebesar 12,5% berada di bawah rata-rata industry sebesar 15%, tetapi tidak sebesar
pengembalian atas total asset.
4.5E PENGEMBALIAN ATAS MODAL YANG DI INVESTASIKAN
Pengembalian atas modal yang di investaskan (return on invested capital-ROIC) mengukur
pengembalian total yang telah disediakan oleh perusahaan bagi investornya.
15
ROIC berbeda dari ROA dalam dua cara. Pertama, pengembaliannya berdasarkan modal
total yang diinvestasikan, dan bukan aset total. Kedua, pembilangnya menggunakan laba operasi
setelah pajak (NOPAT), bukan laba neto. Perbedaan utamanya adalah bahwa laba neto sudah
dikurangi dengan beban bunga setelah pajak, sehingga mencerminkan laba total yang tersedia
untuk pemegang saham, sementara NOPAT adalah jumlah dana yang terseedia untuk membayar
pemegang saham dan kreditur.
4.5 F RASIO KEMAMPUAN DASAR MENGHASILKAN LABA
Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning power-BEP ratio) dihitung
dengan membagi laba operasi (laba sebelum bunga dan pajak – EBIT) dengan total aset:
Rasio ini menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum
dipengaruhi oleh pajak dan utang, serta berguna Ketika membandingkan perusahaan-perusahaan
dengan kondisi utang dan pajak yang berbeda. Karena rasio perputaran perusahaan yang rendah
dan margin laba penjualan yang buruk allied memiliki rasio BEP yang lebih rendah
dibandingkan rata-rata industry pengolahan makanan.
4.6 RASIO NILAI PASAR
ROE mencerminkan dampak dari semua rasio lainnya dan merupakan pengukuran akuntansi
terbaik untuk kinerja. Investor menyukai ROE yang tinggi, dan ROE yang tinggi terkait dengan
harga saham yang tinggi. Namun, hal lain juga ikut berperan. Sebagai contoh, leverage
keuangan biasanya meningkatkan ROE, tetapi juga meningkatkan risiko perusahaan sehingga
apabila ROE yang tinggi diperoleh dengan menggunakan banyak utang, harga saham akan lebih
rendah dibandingkan apabila perusahaan menggunakan lebih sedikit utang dan ROE yang lebih
rendah. Apabila rasio likuiditas, manajemen asset, manajemen utang, dan profitabilitas baik dan
apabila investor menilai bahwa rasio-rasio ini akan terus baik di masa depan, maka rasio nilai
pasar akan tinggi, harga saham akan sesuai dengan yang diharapkan, dan manajemen akan
dinilai telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
16
Rasio nilai pasar digunakan dalam tiga hal utama: (1) digunakan oleh investor ketika
memutuskan untuk membeli atau menjual saham, (2) digunakan oleh banker investasi ketika
menentukan harga saham dalam penerbitan saham dalam penerbitan saham baru (penawaran
umum) perdana-IPO), dan (3) digunakan oleh perusahaan ketika memutuskan penawaran yang
diberikan kepada perusahaan lain dalam potensi merger.
Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi lain terkait
bagaimana pandangan investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh
investor dengan risiko rendah dan pertumbuhan yang tinggi memiliki rasio nilai pasar/nilai buku
yang tinggi. Untuk Allied, pertama kita menghitung nilai buku per saham :
Selanjutnya, kita membagi harga pasar per saham dengan nilai buku persaham untuk
mendapatkan rasio nilai pasar/nilai buku (market/book-M/B Ratio), yang mana untuk Allied
adalah 1,2x:
17
Investor bersedia membayar lebih rendah untuk setiap satu dolar nilai buku allied
dibandingkan rata-rata perusahaan pengolahan makanan. Hal ini konsisten dengan hasil temuan
yang lain. Rasio M/B biasanya lebih dari 1,0, artinya investor bersedia membayar saham lebih
besar dari nilai buku saham. Situasi seperti ini terutama terjadi karena nilai asset, seperti yang
dilaporkan oleh akuntan dalam laporan posisi keuangan perusahaan, tidak mencerminkan baik
inflasi maupun “goodwill”.
4.7 MENYATUKAN RASIO : PERSAMAAN DUPONT”
Dupont (DuPont Equation) suatu formula yang dikembangkan oleh staf keuangan
perusahaan kimia, DuPont, pada 1920-an. Berikut adalah perhitungan untuk Allied dan industry
pengolahan makanan :
● Istilah pertama adalah margin laba yang menunjukkan berapa banyak yang diperoleh
perusahaan dari penjualan. Rasio ini bergantung pada biaya-biaya dan harga jual-jika
perusahaan dapat menjual dengan harga premium dan mempertahankan biaya tetap
rendah, margin laba perusahaan akan tinggi yang mana akan membantu nilai ROE.
● Istilah yang kedua adalah perputaran aset total. Perputaran aset total adaalah
“pengganda” yang menunjukkan berapa kali margin laba dihasilkan setiap tahunnya
Allied mendapatkan keuntungan 3,92% untuk setiap penjualan dalam dolar, dan aset
perusahaan berputar 1,5x setiap tahunnya, sehingga pengembalian atas aset (ROA)
adalah 3,92% x1,5 = 5,9%. Jadi, seluruh pengembalian aset sebesar 5,9% menjadi milik
pemegang saham. Oleh karena itu, pengembalian atas aset harus disesuaikan ke atas
untuk mendapatkan pengembalian atas ekuitas.
● Istilah yang ketiga adalah pengganda ekuitas yang merupakan fkator penyesuaian. Aset
Allied adalah 2,13 x ekuitas perusahaan sehingga kita harus mengalihkan pengembalian
atas aset sebesar 5,9% dengan 2,13x pengganda ekuitas untuk memperoleh nilai
pengembalian atas ekuitas (ROE) 12,5%
Perhatiakan bahwa ROE yang dihutng dengan persamaan DuPont sama dengan
ROE Allied, 12,5% yang sudah kita hitung sebelumnya. Apakah inti dari langkah -
langkah yang harus dilakukan ketika menerapkan persamaan DuPont utnuk memperoleh
18
ROE ? Jawabannya dalah bahwa persamaan DuPont membantu kita mengetahui mengapa
19
ROE Allied hanya 12,5% dibandingkan 15% untuk industri. Pertama, margin laba Allied
berada dibawah rata-rata, dimana hal ini menunjukkan bahwa biaya perolehan
perusahaan tidak dikendalikan sebagaimana mestinya dan perusahaan tidak dapat
menerapkan harga premium. Selain itu perusahaan menggunakan lebih banyak utang
daripada kebanyakan perusahaan sehingga biaya bunga yang tinggi mengurangi margin
laba. Kedua, perputaran total aset berada dibawah rata-rata industri yang menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki aset melebihi yang dibutuhkan perusahaan. pada akhirnya
karena pengganda equitas perusahaan relatif tinggi, penggunaan utang yang besar
mengimbangi sebagian margin laba dan perputaran yang rendah. Tingginya rasio utang
mengancam Allied dengan risiko kebangkrutan di atas rata-rata, sehingga perusahaan
ingin mengurangi tingkat leverage keuangannya. Akan tetapi, jika Allied mengurangi
utang pada level yang sama dengan rat-arat perusahaan dalamindustri tersebut tanp
adanya perubahan lain, pengembalian atas ekuitas (ROE) Allied akan turun secara
signifikan hingga 3,92% x1,5 x 1,67 = 9,8%.
Manajemen Allied dapat menggunakan persamaan DuPont untuk
mengindentifikasi cara-cara guna memperbaiki kinerja perusahaan. Dengan memusatkan
perhatian pada margin laba, tim pemasaran dan mempelajari pengaruh peningkatan harga
jual atau pengaruh pengenalan produk baru dengan margin yang lebih tinggi. Akuntan
biaya dapat mempelajarai berbagai beban serta bekerja sama dengan bagian teknik, agen
pembelian dan bagian operasional lainnya untuk mencari cara guna mengurangi biaya.
Manajer kredit dapat mempelajari cara untuk mempercepat penagihan yang akan
mengurangi piutang usaha, sehingga dapat meningkatkan kualitas rasio perputaran total
aset. Staf keuangan dapat menganalisis dampak kebijakan utang alternatif dan
menunjukkan bagaimana perubahan dalam leverage akan memengaruhi pengembalian
atas ekuitas (ROE) yang diharapkan dan risiko kebangkrutan.
4.8 POTENSI PENYALAHGUNAAN PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS (ROE)
Pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan ukuran kinerja yang penting, tetapi kita tahu
bahwa manajer harus bekerja keras untuk memaksimalkankekayaan para pemegang saham. Jika
perusahaan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ROE, apakah hal ini berarti bahwa
kekayaan pemegang saham juga akan meningkat ?, Jawabannya adlaah “belum tentu”. . Bahkan
terdapat tiga masalah yang mungkin akan muncul jika perusahaan terlalu mengacu pada
pengembalian atas ekuitas (ROE) dalam menugkur kinerja perusahaan.
Pertama, ROE tidak mempertimbangkan risiko. Pemegang saham memedulikan ROE, tetapi
mereka juga mempertimbangkan risiko. Sebagai gambaran, terdapat dua divisi di dalam satu
perusahaan. Divisi S memiliki arus kas yang stabil dan prediksi ROE sebesar 15%. Dilain pihak,
Divisi R memiliki ROE yang diharapkan sebesar 16%, tetapi arus kasnya cukup berisiko
sehingga ROE yang diharapkan bisa jadi tidak material. Jika manajer menerima kompensasi
hanya berdasarkan ROE dan ROE yang diharapkan ternyata tercapai selama tahun berikutnya,
manajer Divisi R akan menerima bonus yang lebih tinggi dibandingkan manajer S, bahkan
meskipun Divisi S ternyata menghasilkan nilai yang lebih tinggi bagi pemegang saham sebagai
hasil dari risko yang lebih rendah. Sama halnya, leverage keuangan dapat meningkatkan ROE
20
yang diharapkan, tetapi semakin besar leverage, semakin tinggi risikonya. Jadi, meningkatkan
ROE melalui penggunaan leverage belum tentu baik untuk dilakukan.
Kedua, ROE tidak mempertimbangkan jumlah modal yang diinvestasikan. Sebagai
gambaran, pertimbangkan suatu perusahaan yang harus memilih diantara dua proyek yang tidak
saling terkait. Proyek A membutuhkan investasi sebesar $50.000 dengan ROE yang diharapkan
sebesar 50%, sementara proyek B memerlukan investasi seebsar $1.000.000 dengan ROE
sebesar 45%. Kedua proyek tesebut sama-sama berisiko, dan biaya modal perusahaan adalah
10%. Proyek A memiliki ROE yang lebih tinggi, tetapi proyek ini jauh lebih kecil. Proyek B
menjadi proyek yang seharusnya dipilih karena proyek ini akan memberi lebih bagi kekayaan
pemegang saham.
Ketiga, fokus pada ROE dapat menyebabkan manajer membatalkan proyek yang
menguntungkan. Andaikan anda mengelola divisi perusahaan besar dan perusahaan menentukan
bahwa bonus semata-mata berdasarkan pada ROE. Anda memperhitungkan bahwa ROE divisi
anda tahun ini akan mencapai 45%.
Tiga contoh kasus tersebut menunjukkan bahwa ROE suatu proyek harus dikombinasikan
dengan risiko dan ukurannya untuk menentukan pengaruh proyek terserbut terhadap nilai
pemegang saham sebagaimana kita gambarkan dibawah ini:
Meskipun rasio keuangan membantu kita mengevaluasi laporan keuangna, sering kali sulit
untuk melakukan evaluasi terhadap perusahaan dengan hanya melihat rasio. Sebagai contoh,
ketika anda melihat perusahaan memiliki rasio lancar sebesar 1,2, akan sulit untuk menentukan
apakah hal tersebut baik atau buruk, kecuali anda melihatnya dengan perspektif yang tepat.
Manajemen Allied dapat melihat pada rata-rata industri, membandingkan rasio yang dimiliki
perusahaan dengan perusahaan tertentu atau “benchmark” dan dapat menganalisis tren disetiap
rasio. Kita akan membahas ketiga pendekatan tersebut pada bagian ini.
4.9A PERBANDINGAN DENGAN RATA-RATA INDUSTRI
Sebagaimana yang telah kita lakukan terhadap Allied, satu cara yang dapat dilakukan untuk
menilai kinerja adalah dengan membandingkan rasio-rasio kunci perusahaan terhadap rata-rata
industri.
21
4.9B BENCHMARKING
Analisis rasio melibatkan perbandingan dengan angka-rata-rata industri, tetapi Allied dan
banyak perusahaan lain juga membandingkan perusahaan mereka dengan sebagian pesaingutama
di Industri mereka. Inilah yang disebut dengan benchmarking, dan perusahaan yang digunakan
sebagai perbandingan disebut perusahaan benchmark.
Penyusunan benchmarking memudahkan manajemen Allied untuk melihat dengan tepat
dimana posisi perusahaan di dalam persaingan. Rasio komparatif dapat ditemukan di beberapa
sumber, termasuk Yahoo! Finance dan MSN Money. Banyak rasio yang berguna untuk
melakukan analisis dihimpun oleh Value Line, Dun and Bradstreet (D&B), serta Risk
Management Association yang merupakan asosiasi karyawan bagian kredit bank-bank AS. Data
laporan keuangan untuk ribuan perusahaan terbuka dapat ditemukan di situs-situs internet lain.
Karena perusahaan pialang, bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki akses terhadap data-
data tersebut, analisis sekuritas dapat dan memang membuat rasio-rasio perbandingan yang
disusun khusus untuk kebutuhan masing-masing.
4.9 C ANALISIS TREN
Analisis terhadap tren rasio sama pentingnya dengna tingkat absolutnya karena tren
memberikan petunjuk mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan apakah akan membaik atau
memburuk. Untuk melakukan analisis tren (trend analysis),kita hanya perlu memetakan rasio-
rasio yang selama ini diperoleh.
4.10 PENGGUNAAN DAN KETERBATAN RASIO
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama:
(1) manajer, yangg menggunakan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan
memperbaiki operasi perusahaan, (2) analis kredit, termasuk pegawai bagian kredit di bank dan
analis peringkat obligasi yang menganalisis rasio untuk membantu menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar utang, dan (3) analis saham, yang tertarik dengan efisiensi, risiko
dan prospek pertumbuhan perusahaan. Beberapa potensi masalah dari keterbatasan rasio
adalah sebagai berikut:
1. Banyak perusahaan memiliki divisi yang beroperasi di industri yang berbeda sehingga
sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan serangkaian rata-rata industri yang berarti.
Oleh karena itu, analsisi rasio lebih bermanfaat bagi perusahaan kecil dengan fokus lebih
sempit dibandingkan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi.
2. Sebagian besar perusahaan menginginkan hasil yang lebih baik di atas rata-rata sehingga
hanya dengan mencapai rata-rata kinerja bukan berarti bagus. Untuk mencapai target
kinerja tingkat tinggi, langkah terbaik adalah fokus pada rasio perusahaan-perusahaan
pemimpin industri. Benchmarking dapat membantu melakukan hal tersebut.
3. Inflasi telah banyak mengubah laporan posisi keuangan sejumlah perusahaan nilai buku
sering kali berbeda dengan nilai pasar. Nilai pasar akan lebih sesuai untuk berbagai
tujuan, tetapi secara umum kita tidak dapat memperoleh angka nilai pasar karena aset
seperti mesin yang digunakan tidak diperdagangkan di pasar. Selain itu, inflasi
22
memengaruhi nilai aset, biaya penyusutan, biaya persediaan, dan juga memengaruhi laba.
analisis rasio satu perusahaan dari waktu ke waktu atau analisis komparatif perusahaan
dari periode yang berbeda harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan pertimbangan
yang kuat.
4. Faktor musiman juga dapat mengubah analisis rasio. Misalnya, Rasio perputaran
persediaan untuk perusahaan pengolah makanan akan sangat berbeda jika angka pada
laporan posisi keuangan yang digunakan untuk persediaan adalah angka tepat sebelum
akhir musim pengalengan dibandingkan dengan angka setelah akhir musim
pengalengan. Masalah ini dapat dikurangi dengan menggunakan rata-rata
bulananpersediaan (dan piutang) dalam perhitungan rasio perputaran.
5. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” (window dressing
technique)untuk meningkatkan laporan keuangan. seabgai gambaran orang cenderung
berpikir bahwa hedge fund yang besar menjadi semakin besar karena pengembalian
mereka yang tinggi menarik bagi investor.
6. Praktik akuntansi yang berbeda dapat mengubah perbandingan. Seperti yang telah
dicatat sebelumnya, penilaian persediaan dan metode penyusutan dapat memengaruhi
laporan keuangan sehinga mengubah perbandingan antar perusahaan. Jika satu
perusahaan menywa sebagian besar peralatan produksinya, perputaran aset tetap
perusahaan akan cenderungf tinggi karena aset yang disewa-guna sering kali tidak
muncul pada laporan posisi keuangan. Pada saat yang sama, liabilitas yang dhubungkan
dengan sewa-guna mungkin tidak muncul sebagai utang sehingga rasio laba tetap
rendah meskipun kegagalan dalam membayar sewa-guna usaha dapat menyebabkan
perusahaan bangkrut.
7. Sulit untuk mengatakan apakah suatu rasio tertentu itu “baik atau “buruk”.
Misalnya, rasio lancar yang tinggi mungkin mengindikasi posisi likuiditas yang kuat dan
berarti baik.
8. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang terlihat “bagus” dan beberapa
rasio lain yang terlihat buruk sehingga membuat kita sulit menilai secara keseluruhan
apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah. Untuk mengatasi masalah ini, bank atau
pihak pemberi pinjaman lainnya sering menggunakan prosedur statistik untuk
menganalisis dampak akhir (net effect) dari sejumlah rasio serta mengklarifikasikan
perusahaan berdasarkan kemnungkinannya mengalami masalah keuangan.
4.11 MELIHAT DI BALIK ANGKA-ANGKA
Dengan mempelajari bab ini, diharapkan kemampuan anda meningkat dalam memahami
dan menginterpretasikan laporan keuangan. Faktor-faktor ini, seperti yang dirangkum oleh
American Association of Individual Investor (AAII), antara lain seabgai berikut:
1. Apakah pendapat perusahaan terikat pada satu pelanggan utama?, jika ya, kinerja
perusahaan mungkin akan turun secara drastis jika pelanggan tersebut pergi. Di lain
pihak, jika pelanggan tidak memiliki alternatif produk perusahaan yang lain, maka hal ini
menstabilkan penjualan.
23
2. Sejauh mana pendapatan perusahaan terikat pada satu produk utama? Perusahaan yang
berfokus hanya pada satu produk tunggal sering kali lebih efisien, tetapi
kurangnya
24
diversifikasi ini juga meningkatkan risiko karena pendapatan dari
beberapa produk menstabilkan laba dan arus kas dalam dunia
bisnis yang berubah-ubah.
3. Sejauh mana perusahaan bergantung pada satu pemasok?
Bergantung pada hanya satu pemasok tunggal akan
menyebabkan kurangnya bahan baku yang tidak dapat
diantisipasi, serta menjatuhkan penjualan dan laba.
4. Berapa persentase bisnis perusahaan terikat pada satu produk
utama? Perusahaan dengan persentase bisnis di luar negeri yang
tinggi sering kali dapat merealisasikan pertumbuhan yang lebih
tinggi dan margin laba yang lebih besar. Operasi bisnis di luar
negeri sering kali menyebabkan perusahaan memiliki risiko
politik dan masalah nilai tukar.
25
KESIMPULAN
Rasio dibagi dalam lima kategori yaitu rasio likuiditas, rasio manajemen
asset, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas dan nilai pasar. Rasio perusahaan
dibandingkan dengan rata-rata industri dan dengan perusahaan-perusahaan yang
memimpin dalam industri tersebut (benchmarking). Perbandingan ini digunakan
untuk membantu memformulasi kebijakan meningkatkan kinerja perusahaan di
masa mendatang. Dengan cara yang sama, rasio yang dimiliki perusahaan dapat
dianalisis dari waktu ke waktu untuk melihat apakah kondisi keuangan perusahaan
membaik atau memburuk.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agus Harjito dan Martono, 2011. Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Ekonisia
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Edisi
Pertam Cetakan ke sepuluh. Jakarta: PT Bumi Aksara.
27