Disusun oleh:
Ario Permadi 01044882124002
Muhammad Ridho 01044882124001
Elsah 01044822225003
Dosen Pengajar :
Dr. Ika Sasti Ferina, S.E., M.Si., Ak., CA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas Rahmat dan
karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Analisis Laporan Keuangan, Kinerja, dan Kepatuhan atas Entitas
Komersial, Nirlaba dan ETAP” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pelaporan Korporat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
pengetahuan atau menambah wawasan yang luas terkait judul makalah bagi para
pembaca maupun bagi penyusun. Penyusun berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi pengetahuannya sehingga membantu penulis dalam
menyusun makalah ini. Penulis menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajian. Oleh
karena itu penulis menerima saran dan kritik dari pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
2. Untuk menambah wawasan tentang materi pembelajaran khususnya materi
Analisis Laporan Keuangan, Kinerja dan Kepatuhan atas Entitas
Komersial, Nirlaba dan ETAP.
3. Sebagai bahan referensi bacaan bagi para penulis lain untuk memahami
materi yang berkaitan dengan makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai
dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa
yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang
sama atau lebih menguntungkan.
c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat
untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi
perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai
kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
5
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
6
b. Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam
Neraca atau Laporan Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha)
baik secara individual, maupun kombinasi dari kedua
laporan tersebut.
c. Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk
menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh
perusahaan/koperasi agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Dengan analisis ini dapat diketahui tingkat penjualan
minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat
penjualan terendah utnuk mengambil keputusan menutup
atau meneruskan usaha, margin pengaman untuk
mempertahankan tingkat keuntungan tertentu, atau pun
leverage operasi untuk mengetahui kemampuan bersaing
dari perusahaan/koperasi atas pesaingnya.
8
2.4 Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan selama periode
tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan
manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran perusahaan. Kinerja
perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya
yang dimiliki. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Melalui penilaian kinerja, manajer dapat menggunakannya dalam
mengambil keputusan penting dalam rangka bisnis perusahaan, seperti
menentukan tingkat gaji karyawan, dan sebagainya, serta langkah yang akan
diambil untuk masa depan. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya. Sedangkan bagi pihak luar, penilaian kinerja sebagai alat pendeteksi
awal dalam memilih alternatif investasi yang digunakan untuk meramalkan
kondisi perusahaan di masa yang akan datang.
9
Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2007), dengan adanya standar
rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik
atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang
diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja
keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan
bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.
10
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan yang
lebih baik lagi.
d. Meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas suatu perusahaan.
Untuk beberapa investor, laporan keuangan yang baik dapat
menjadi dasar dalam melakukan penanaman modal kepada
perusahaan tersebut. Namun, bukan berarti hal ini menyebabkan
laporan keuangan dapat dipoles dengan angka-angka positif yang
baik sehingga perusahaan dapat dinilai lebih tinggi.
11
atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar.
3) Rasio Kas. Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
14
d. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Rasio
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
1) Net Profit Margin. Angka ini menunjukkan berapa besar
persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
15
5) Return On Equity. Rasio ini menunjukan berapa persen
diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin
besar maka akan semakin baik. Rasio ini mengukur
kemampuan modal diinvestasikan dalam menghasilkan laba.
16
V. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
time series.
VI. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi
dimasa yang akan datang.
17
a. Penjualan
Berdasarkan laporan rugi laba di atas, tercatat penjualan tahun
2016 tercapai 798 juta, dibanding tahun 2015 maka penjualan
tahun 2016 tercatat turun 4,2%. Apabila dalam tahun 2016 telah
dilakukan kenaikan harga jual, maka penurunan penjualan dalam
volume lebih besar dari 4,2%. Dari segi bisnis bila terjadi trend
penjualan cenderung turun, menunjukkan kinerja yang kurang
baik. Apabila penurunan penjualan tersebut sudah terjadi tahun
lalu, maka bisnis perusahaan bisa masuk dalam zona bahaya. Oleh
karena itu perlu dilakukan Analisis penjualan lebih jauh, untuk
mendapatkan informasi apa penyebab penjualan tersebut turun.
Penyebab turunnya penjualan bisa dari internal maupun eksternal
perusahaan. Oleh karena itu manajemen harus bisa memberikan
18
kesimpulan yang tepat tentang terjadinya penurunan penjualan
tersebut, sehingga informasi tersebut dapat dijadikan landasan
untuk memperbaiki kinerja di tahun berikutnya. Bagi perusahaan
masuk dalam zona bahaya, maka untuk memperbaikinya bukan hal
mudah, banyak kasus penanganannya memerlukan biaya dan
investasi yang tidak sedikit.
b. Harga Pokok Penjualan
Secara nominal harga pokok penjualan turun 8,1% dibanding tahun
lalu, jumlah penurunan ini lebih besar dari penurunan penjualan,
sehingga dapat menutup pendapatan yang hilang akibat penurunan
penjualan. Dalam penentuan harga pokok penjualan dengan
metode full costing, maka di dalam harga pokok penjualan terdapat
Biaya tetap (fixed cost), sehingga penurunan penjualan tersebut
akan berdampak pada prosentase harga pokok penjualan terhadap
penjualan akan lebih besar. Dalam pencapaian prosentase harga
pokok terhadap penjualan di atas tercatat 49,5% (2016) dan angka
ini lebih rendah 2% dibanding tahun sebelumnya sebesar 51,5%.
Pengendalian harga pokok penjualan dapat disimpulkan cukup
berhasil dan menunjukkan ada upaya yang cukup baik dalam
mengatasi dampak dari penurunan penjualan terhadap laba
kotor.Yang perlu didalami berikutnya adalah apa yang telah
dilakukan sehingga harga pokok penjualan tersebut turun 8,1%,
apakah terjadi efsiensi, atau diperolehnya harga beli yang lebih
baik, atau ada perubahan penggunaan bahan bahan, atau terjadi
penurunan kualitas, sehingga dapat diAnalisis korelasi penurunan
harga pokok penjualan tersebut dengan terjadinya penurunan
penjualan. Usaha usaha yang baik perlu diapresiasi dan
dikomunikasikan kepada seluruh bagian yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi bagi divisi yang lain.
c. Beban Usaha. Jumlah Beban usaha tahun 2016 dibanding tahun
2015 naik 13,6%, besarnya kenaikan beban usaha ini melebihi dari
19
tingkat inflasi tahun 2016 sebesar 3%, ditambah lagi kenaikan
beban usaha tersebut tidak meningkatkan penjualan justru terjadi
sebaliknya. Bila dilihat dari kelompok biaya, maka beban
penjualan menempati kenaikan yang tertinggi yaitu sebesar 26,3%,
kemudian biaya pegawai naik 13%, dan beban admin. & umum
naik 12,4%, sementara beban marketing justru terlihat turun 4,1%.
Bila tidak terjadi perubahan dalam internal perusahaan yang terkait
beban usaha, maka beban usaha akan dipengaruhi oleh tingkat
inflasi dan regulasi pemerintah tentang ketenagakerjaan, jadi bila
biaya operasional naik (dalam rupiah) tidak melebihi tingkat
inflasi, masih dapat diterima.Yang terjadi dalam perusahaan ini
beban usaha mengalami kenaikan jauh melebihi tingkat inflasi.
Beban Pegawai Biaya pegawai memang dipengaruhi regulasi
pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR), namun
angka naik 13% ada kemungkinan lebih besar dari kenaikan UMR
dari UMR tahun sebelumnya. Tetapi bisa saja ada tambahan biaya
pegawai yang sebelumnya tidak terjadi misalnya BPJS dan
komponen lainnya. Biaya pegawai ini merupakan biaya tetap,
kenaikan sebesar 13% tersebut akan memperberat operasional
perusahaan di tahun berikutnya.
d. Beban Marketing. Beban marketing tahun 2016 lebih rendah
4,1% dibanding tahun lalu. Beban marketing tahun 2016 tercatat
4,6% dari penjualan, apakah alokasi beban marketing sebesar itu
mencukupi untuk mempertahan atau meningkatkan pendapatan
perusahaan. Hal ini sangat tergantung dari produk dan di segmen
mana perusahaan berada, apakah berada pada tingkat persaingan
yang sangat tinggi atau tidak. Oleh karena itu biaya marketing ini
perlu dievaluasi lebih jauh terhadap keterkaitannya dengan
penurunan penjualan dan posisi perusahaan dalam persaingan yang
dihadapi.
20
e. Beban Penjualan. Beban penjualan mengalami kenaikan 26,3%
dan kenaikan beban ini tidak berkorelasi dengan pencapaian
penjualan yang terjadi. Apa yang telah dilakukan oleh divisi
penjualan dan bagaimana cara manajemen penjualan dalam
mempertanggungjawabkan kenaikan biaya ini. Oleh karena itu
diperlukan Analisis biaya penjualan lebih jauh, karena bisa saja hal
ini dikarenakan salah strategi penjualan, aksi yang tidak efektif dan
tidak efisien. Namun secara angka menunjukkan beban penjualan
tersebut tidak terkendali dengan baik.
f. Beban Admin & Umum. Biaya admin. & Umum naik 12,4% bisa
diterima atau tidak perlu dikaji lebih jauh. Apakah kenaikan beban
listrik, kenaikan karena harga barang barang naik pada umumnya,
apakah sampai memperbesar kenaikan biaya admin. & umum
sebesar itu. Dari perbandingan beban usaha tahun 2016 dengan
tahun 2015 tersebut di atas, secara umum ada keyakinan besar
bahwa manajemen dalam mengendalikan beban usaha belum
memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Selain itu ada
kemungkinan besar telah terjadi pemilihan strategi yang tidak
efektif atau pelaksanaannya yang menyimpang dan tidak efisien.
Hal ini terlihat dari beban marketing yang justru lebih rendah dari
tahun sebelumnya dan beban penjualan naik yang paling tinggi
namun tidak memberikan efek terhadap pencapaian penjualan.
Memang Analisissi tidak cukup sampai disini masih perlu
dilakukan Analisis lebih jauh terhadap besarnya biaya operasional
yang terjadi pada tahun 2016, sehingga diperoleh kesimpulan yang
dapat berguna dalam menentukan strategi bisnis dan operasional di
tahun berikutnya.
g. Laba bersih setelah Pajak. Laba bersih setelah pajak turun 26,3%
dari tahun lalu, bila dihitung presentase dari penjualan (Net Profit
Margin), maka laba bersih tahun 2016 hanya tercapai 8,8% dan
turun 2,6% dari tahun lalu yang tercapai sebesar 11,4%. Dalam
21
pengelolaan bisnis, bila penjualan dan laba bersih turun dari tahun
sebelumnya adalah perform kinerja yang kurang baik. Bila trend
penurunan sudah terjadi dalam dua tahun terakhir, perlu di
waspadai, karena sangat mungkin perusahaan masuk dalam zona
bahaya. Jika kondisi itu yang terjadi pada perusahaan, maka
seberapa jauh perusahaan dapat bertahan dari penurunan penjualan
dan laba bersih. Jika perusahaan mempunyai kewajiban membayar
utang melebihi dari hasil operasi, maka perusahaan akan
mengalami kesulitan cashflow.
22
melaporkan masalah kepatuhan peraturan perundang-undangan dan pengendalian
intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau dalam suatu laporan
terpisah. Laporan auditor tentang kepatuhan didasarkan atas hasil prosedur yang
dilaksanakan sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. Adapun hal-hal
yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam pelaporan tentang kepatuhan
adalah:
1) Laporan audit atas laporan keuangan harus (a) menjelaskan lingkup
pengujian auditor atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
dan atas pengendalian intern dan menyajikan hasil pengujiannya, atau (b)
mengacu pada laporan terpisah yang berisi informasi tersebut.
2) Pelaporan ketidakpatuhan. Ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai
kegagalan mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan,
batasan dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor
berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji sebagai akibat kegagalan atau
pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan keuangan.
3) Unsur pelanggaran hukum. Standar Audit mengharuskan auditor untuk
melaporkan hal-hal atau indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan
hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana. Namun, auditor tidak
memiliki keahlian untuk menyimpulkan tentang apakah suatu unsur
pelanggaran hukum atau kemungkinan pelanggaran hukum dapat
berakibat ke penuntutan pidana. Auditor harus memahami peraturan
perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material
terhadap penentuan jumlah dalam laporan keuangan. Auditor mungkin
memerlukan jasa penasihat hukum dalam menentukan peraturan
perundang-undangan yang kemungkinan mempunyai dampak langsung
dan material terhadap laporan keuangan, merancang pengujian kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan menilai hasil pengujian
tersebut.
23
BAB III
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S. S. (2018). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (14th ed.). Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. Raja
Grafindo Persada.
https://pdfcoffee.com/analisa-laporan-keuangan-kinerja-dan-kepatuhan-atas-
entitas-komersial-nirlaba-dan-etap-pdf-free.html. Diakases Pada Tanggal 16
April 2022.
25