Anda di halaman 1dari 23

FINANCIAL STATEMENTS AND RATIO ANALYSIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen
Keuangan

DISUSUN OLEH :

YULITA ELIZABET GIRSANG 2010111048

FERBINA VEBIYOLA BR GINTING 2010111049

MUHAMMAD RAFY BREMARA ADHI 2010111050

MUHAMMAD HAFIZH GHOZAHDI 2010111052

FINA NIKMATUN KHOERIAH 2010111053

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Financial
Statements And Ratio Analysis”. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari
mata kuliah Manajemen Keuangan. Selain itu juga, kami ingin memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai laporan keuangan, jenis-jenis rasio keuangan,
serta analisis DuPont.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan. Penulis bertujuan untuk memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan
saran dan kritik membangun dari semua pihak, sehingga kami dapat memperbaiki
segala kesalahan yang ada di kesempatan selanjutnya.

Penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan, tanpa adanya dukungan


dan partisipasi dari segala pihak. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan rasa
terima kasih kami kepada dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada kami mengenai materi-materi yang diajarkan yang
dapat membantu menyusun tugas ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Laporan Keuangan dan Analisis Rasio
Keuangan. Diharapkan juga pembaca dapat memahami dan mampu menganalisis rasio
keuangan dengan baik.

Jakarta, 25 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ......................................................... 5
2.2 Rasio Keuangan .............................................................................................. 6
a. Analisis Rasio Keuangan ................................................................................ 6
2.3 Jenis Analisis Rasio Keuangan ....................................................................... 6
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) .................................................................. 6
b. Rasio Solvabilitas (Debt Ratio) ...................................................................... 7
c. Rasio Aktivitas atau Activity Ratio .............................................................. 10
d. Rasio Profitabilitas ........................................................................................ 12
e. Rasio Pasar ................................................................................................... 17
2.4 Sistem Analisis DuPont ................................................................................ 18
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 19
3.2 Saran .................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Financial Statement atau yang dikenal laporan keuangan memiliki peran
yang signifikan dalam operasional suatu perusahaan. Laporan keuangan tersebut
merupakan suatu cara berkomunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk
menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Informasi
di laporan keuangan sangat penting untuk berbagai pihak, misalnya untuk dasar
dalam membuat keputusan mengenai aktivitas investasi, kredit maupun keputusan
aktivitas pendanaan dalam perusahaan. Oleh sebab itu laporan keuangan harus
dibuat dengan benar, akurat, relevan dan bebas dari kecurangan agar keputusan
yang akan diambil tidak salah dan mendapatkan kepercayaan dari para pengguna
laporan keuangan. Pengguna dari financial statement tersebut adalah para
pemegang saham, investor, dan kreditor.
Pentingnya informasi dalam laporan keuangan ini mungkin belum dipahami
benar oleh para pembuat laporan keuangan atau manajemen dalam perusahaan.
Hal ini dibuktikan dengan banyak bermunculan kasus yang berhubungan dengan
kecurangan atau fraud. Kecurangan atau fraud ialah tindakan yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Fraud bisa saja dilakukan oleh para pegawai
tingkat atas sampai pegawai tingkat bawah perusahaan. Faktor yang menyebabkan
kecurangan ini pun bermacam-macam. Salah satunya ialah lemahnya pengawasan
atau adanya tindakan penyalahgunaan wewenang. Salah satu bentuk fraud adalah
kecurangan laporan keuangan. Kecurangan laporan keuangan adalah salah saji
yang disengaja pada laporan keuangan atau tindakan pemanipulasian nominal pada
laporan keuangan. Definisi lain dari kecurangan laporan keuangan tersebut adalah
suatu tindakan salah saji yang dilakukan dengan sengaja atas sejumlah
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui para pengguna laporan
keuangan tersebut (Romanus, 2004). Ada beberapa faktor yang mungkin dapat
menimbulkan tindakan kecuarangan laporan keuangan tersebut terjadi. Faktor
yang paling umum terjadi adalah karena adanya keinginan untuk menarik para
investor dengan menunjukkan laba yang lebih baik dari yang sebenarnya ada di
dalam laporan keuangan.
Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi 2, yaitu pihak eksternal dan pihak
internal. Pihak eksternal yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan dan lembaga
pemerintah. Sedangkan Pihak internal yaitu karyawan dan manajemen perusahaan
yang mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih besar, faktor pembatas
disini adalah kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan informasi yang
diperlukan. Semakin baik informasi yang disusun berarti semakin banyak
informasi yang relevan yang dapat dihasilkan. Agar bermanfaat informasi harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam pengambilan keputusan.
Informasi dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini, atau masa yang akan datang, mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
adalah rasio keuangan. Untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan
perusahaan, rasio keuangan atau financial ratio sangatlah penting, karena dengan
kita menghitung berbagai rasio kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin
akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri. Rasio-rasio keuangan
sebagai salah satu informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk
memprediksi kinerja keuangan perusahaan atau laba di masa mendatang.
Perubahan indikator kinerja keuangan itu akan mempengaruhi kebijakan keuangan
untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai dividen, pembayaran
utang, penyisihan, investasi, dan menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan (Van
Horne, 2005 : 234).
Penggunaan rasio keuangan yang bersumber dari informasi laporan
keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi. Hal tersebut didukung 5 berbagai
temuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini dimaksudkan

2
untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio
keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaan laba dalam memprediksi laba
yang akan datang. Alasan pemilihan laba dikarenakan laba mencerminkan kinerja
perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai
kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai
prediktor perubahan laba di masa yang akan datang, temuan ini merupakan
pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara
riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan pokok dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. .Apakah variabel financial targets berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan ?
2. .Apakah variabel external pressure berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan ?
3. .Apakah variabel nature of industry berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan ?
4. .Apakah variabel ineffective monitoring berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan ?
5. .Apakah variabel change in auditor berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan ?
6. .Apakah variabel capability berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara variabel financial targets
dengan kecurangan laporan keuangan

3
2. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara variabel external pressure
dengan kecurangan laporan keuangan.
3. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara variabel ineffective
monitoring dengan kecurangan laporan keuangan
4. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara variabel change in auditor
dengan kecurangan laporan keuangan
5. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara variabel capability dengan
kecurangan laporan keuangan

1.4 Manfaat

Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
terkait, yaitu diharapkan bagi kalangan mahasiswa bisa memperluas pengetahuan
tentang cara mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan terutama mendeteksi
kecurangan laporan keuangan pada sektor pertambangan, dan bisa menjadi
rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dapat dijadikan bahan Referensi,
pengetahuan, informasi sekaligus bahan acuan bagi pihak lain yang ingin
melakukan penelitian lanjut dimasa yang akan datang.

4
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan harus dilakukan dengan teliti dan menggunakan


metode serta teknik analisis yang tepat agar keputusan yang akan diambil juga
tepat. Bagi pihak stakeholder seperti investor, kreditur, konsultan, analis, pialang,
pemerintah, dan pihak manajemen itu sendiri, kinerja keuangan suatu perusahaan
akan bermanfaat secara signifikan. Ada beberapa definisi analisis laporan
keuangan menurut para ahli yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Menurut Harjito dan Martono (2011:51), Analisis laporan keuangan


merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang
melibatkan neraca dan laba rugi.
2. Menurut Harahap (2011:190), Analisis laporan keuangan berarti menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa analisis laporan keuangan menjabarkan pos-pos laporan keuangan yang
didalamnya terdapat neraca dan laba rugi untuk mendapatkan suatu informasi
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang lebih mendalam karena akan
menentukan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan dengan tepat.
2.2 Rasio Keuangan

a. Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio merupakan suatu analisis yang menghubungkan perkiraan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang
dimana hal ini dapat memberi deskripsi mengenai sejarah perusahaan serta
penilaian kepada perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan dapat
memungkinkan bagi manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para calon
investor dan kreditur dapat dilalui untuk menghasilkan dana.
Rasio keuangan setidaknya menjawab 4 pertanyaan : bagaimana tingkat
likuiditas, apakah manajemen sudah efektif dalam menghasilkan laba
operasi atas aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan, bagaimana suatu
perusahaan dapat didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat
pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio keuangan hendaknya
berdasarkan pada data laporan keuangan yang telah diperiksa. Laporan
keuangan yang belum diperiksa masih diragukan kebenarannya, sehingga
rasio yang dihitung menjadi kurang akurat juga. Oleh karena itu sangat
penting untuk memperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang
dipergunakan harus benar-benar sama.

2.3 Jenis Analisis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah jenis rasio yang menggambarkan kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) dalam jangka pendek. Rasio
ini merupakan hal yang penting bagi pimpinan perusahaan, manajer
keuangan, bank, atau para pemasok yang telah memberikan kredit penjualan
kepada perusahaan. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar (Current ratio)
dan rasio sangat lancar (Quick ratio).

6
• Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio lancar digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva
lancar perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban(hutang) lancar
yang segera jatuh tempo atau harus segera dibayar. Rasio lancar
biasanya digunakan untuk mengukur solvensi dalam waktu jangka
pendek. Rumus yang biasa digunakan untuk menghitung rasio lancar
adalah sebagai berikut :
Current ratio = Aset lancar / kewajiban lancar

• Rasio sangat lancar (Quick ratio)


Rasio sangat lancar merupakan rasio yang dimana persedian dan
persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar yang dengan hal ini
hanya menyisakan aktiva lancar likuid saja yang nantinya dibagi dengan
kewajiban lancar. Adapun rumus rasio sangat lancar adalah sebagai
berikut :
Quick ratio = kas + surat berharga + piutang / kewajiban lancar

b. Rasio Solvabilitas (Debt Ratio)

Rasio solvabilitas adalah Rasio yang dikenal dengan sebutan leverage


ratio ialah suatu rasio yang digunakan dalam rangka menilai kemampuan
sebuah perusahaan atas pelunasan hutang dan seluruh kewajibannya dengan
menggunakan jaminan modal maupun aktiva (harta kekayaan dalam bentuk
apa pun) yang dimiliki dalam jangka panjang serta jangka pendek. Kenali
serba-serbi tentang rasio solvabilitas di bawah ini.

Terdapat beberapa jenis rasio Solvabilitas diantaranya :

• Debt to Asset Ratio


Debt to Asset Ratio atau rasio hutang terhadap aktiva adalah rasio
solvabilitas untuk membandingkan besarnya aset atau aktiva perusahaan
dengan jumlah hutang secara total. Aset adalah sumber daya yang

7
diperoleh dari transaksi atau kegiatan lain di masa lalu sehingga menjadi
milik perusahaan.

Rumusnya:
Debt to Asset Ratio = (Total Hutang Perusahaan: Total Aktiva) x 100%

• Debt to Equity Ratio


Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap ekuitas adalah
rasio solvabilitas untuk mengetahui perbandingan total utang dengan
ekuitas (modal bersih) yang dimiliki perusahaan setelah membayarkan
semua kewajibannya. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan
setelah pengurangan seluruh liabilitas.
Rasio yang rendah menunjukkan kondisi perusahaan lebih baik baik
karena porsi utang terhadap modal semakin kecil dengan begitu
perusahaan masih memiliki kemampuan untuk mengambil hutang baru.

Rumusnya:
Debt to Equity Ratio = (Total Hutang Perusahaan : Total Ekuitas) x 100%

• Tangible Assets Debt Coverage


Rasio ini merupakan rasio solvabilitas yang dapat digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara hutang jangka panjang yang ditanggung
oleh sebuah perusahaan dengan aktiva tetap berwujud. Seperti diketahui,
jenis aktiva terbagi menjadi dua yaitu Aktiva Berwujud (Tangible Assets)
dan Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets).

Rumus perhitungannya:
Tangible assets debt coverage = Aktiva tetap berwujud / Hutang jangka
panjang

8
Jika nilai pada rasio aktiva tetap berwujud lebih tinggi, maka semakin
membuka peluang bagi perusahaan untuk mencari pinjaman baru. Namun
sebaliknya, jika rasio pada hutang jangka panjang yang lebih tinggi maka
menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk
menjamin semua hutang jangka panjang.

• Times interest earned ratio


Times interest earned ratio disebut juga interest coverage ratio adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan melunasi beban bunga
pada masa yang akan datang. Rasio ini membandingkan laba sebelum
pajak dan bunga terhadap biaya bunga.
Semakin tinggi nilai dari rasio TIER, akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang-nya. Sebaliknya,
apabila nilai rasio TIER ini rendah, maka akan semakin rendah juga
kemampuan perusahaan untuk melunasi bunga pinjamannya. Untuk
menghitung nilai dari rasio ini, dipakai perbandingan antara laba sebelum
pajak dibandingkan dengan biaya bunga.

Rumus times interest earned ratio:


Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban
Bunga x 100%

• Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER)


LTDER adalah rasio yang mengukur perbandingan antara hutang
jangka panjang dengan modal. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
bagian dari setiap modal yang dijadikan sebagai penjamin hutang jangka
panjang.

Berikut menghitung long term debt to equity ratio (LTDER):


LTDER = Total Hutang Jangka Panjang : Total Modal (equity) x 100%

9
• Fixed Charge Coveraae Ratio
Fixed charge coverage ratio adalah rasio yang menyerupai times
interest earned ratio. Perbedaan dari kedua rasio tersebut adalah jika
perusahaan mendapatkan hutang jangka panjang atas penyewaan suatu
aktiva berdasarkan kontrak sewa atau lease contract.

Rumus:
Fixed charge coverage ratio = (EBIT + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa)
/ (Biaya Bunga + Kewajiban Sewa) x 100%

c. Rasio Aktivitas atau Activity Ratio


Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan terdiri dari beragam jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan itu
tergantung dari bagaimana keinginan manajemen perusahaan. Artinya
lengkap tidaknya rasio aktvitas yang akan digunakan tergantung dari
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan
tersebut. Apabila seluruh rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu
memperlihatkan efektivitas perusahaaan secara maksimal, jika dibandingkan
dengan penggunaan hanya sebagian saja. Berikut ini adalah beberapa jenis-
jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

• Rasio Perputaran Piutang


Penjualan Kredit / Piutang Rata
Piutang perlu dikelola dengan baik agar dapat terhindar dari kerugian
piutang tak tertagih. Piutang yang tak bisa tertagih nantinya akan
mempengaruhi laba hingga Return On Equity yang berpengaruh pada
kepercayaan investor. Makin tinggi hasilnya maka akan semakin rendah
modal kerja yang ditanamkan pada piutang.

10
Kita juga bisa mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencairkan piutang tersebut menjadi kas melalui rumus di bawah ini :
Average Collection Period = Piutang x 360 hari / Penjualan

• Rasio Perputaran Persediaan


Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memutar persediaan dalam suatu
periode. Dari sinilah efisiensi persediaan akan dapat nampak dengan
jelas.

• Working Capital Turnover


Penjualan Bersih / Modal Kerja
Rasio ini membandingkan antara penjualan dengan modal kerja.
Modal kerja sendiri dapat diperoleh dengan aktiva lancar mengurangi
hutang lancar. Apabila hasilnya rendamaka ada kelebihan modal kerja
yang terjadi. Hal ini dapat terjadi karena persediaan terlalu sedikit
sementara kas terlalu besar.

• Total Assets Turnover


Penjualan / Total Aktiva
Asset turnover dibutuhkan untuk mengukur efektivitas seluruh asset
dalam menunjang penjualannya. Semakin tinggi rasionya maka akan
semakin baik pula kinerja perusahaan dalam mengelola aktiva untuk
aktivitas penjualan.
Mengetahui berapa aset yang dimiliki perusahaan penting karena
termasuk dalam investasi perusahaan. Besarnya aset yang dimiliki
berguna untuk menghitung ROE.

11
• Fixed Assets Turnover
Penjualan / Asset Tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa optimal aktiva tetap
menunjang penjualan perusahaan. Semakin tinggi nilainya maka akan
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pengelolaan aktiva
tetap perlu mendapatkan perhatian apalagi bila dibeli secara kredit. Hal
ini nantinya juga berpengaruh pada debt to equity yang akan berfokus
pada hutang perusahaan.

d. Rasio Profitabilitas
Berikut ini berbagai jenis rasio profitabilitas beserta pengertiannya :

• Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Sebelum membahas perhitungan berbagai komponen dari rasio
profitabilitas, terlebih dahulu kita akan membahas bagaimana cara
menghitung margin laba kotor perusahaan. Margin Laba Kotor atau yang
disebut dengan Gross Profit Margin adalah perhitungan di antara
penjualan dengan beban. Perhitungan GPM berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam melakukan pengendalian terhadap biaya
persediaan.

Rumus GPM adalah :


GPM = Penjualan-Harga Pokok Penjualan / Penjualan

Pada dasarnya perhitungan yang satu ini juga sangat berguna untuk
mengukur efisiensi kinerja perusahaan dalam menetapkan harga produk
yang diproduksi. Apabila nantinya harga produk mengalami peningkatan,
maka GPM produk menurun. Bila harga produk menurun, maka nantinya

12
GPM akan mengalami peningkatan. Besarnya rasio GPM akan
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin bagus.

• Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)


Jenis rasio margin ini merupakan perhitungan keuntungan murni atas
kegiatan operasional perusahaan berupa proses penjualan yang telah
dilakukan. Margin laba operasional sering juga dinamakan sebagai
Operating Profit Margin (OPM), dan merupakan perhitungan yang
dilakukan dengan mengabaikan kewajiban finansial berupa bunga serta
pajak.

Rumus OPM adalah :


OPM = Laba sebelum pajak / Penjualan

Dengan perhitungan di atas, dapat dikatakan jika OPM adalah alat


yang digunakan untuk mengukur persentase setiap penjualan yang tersisa
setelah dikurangi hasil dari semua pengeluaran wajib. Contohnya biaya,
beban selain bunga, pajak, dan juga dividen saham preferen. Nilai rasio
OPM yang semakin besar akan menunjukkan baiknya kinerja perusahaan.

• Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Perhitungan rasio margin laba bersih atau Net Profit Margin adalah
rasio perhitungan untuk mengukur margin laba bersih atas penjualan yang
telah dilakukan perusahaan.
Pengukuran rasio yang satu ini merupakan sarana perbandingan laba
bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Selain itu, NPM juga
digunakan sebagai pembanding kinerja perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan setelah dikurangi semua biaya + pajak.

13
Rumus NPM adalah :
NPM = Laba setelah pajak / Penjualan

Dari rumus di atas, dapat disimpulkan jika NPM dapat digunakan


untuk menilai seberapa tingkat efisiensi perusahaan dalam melakukan
pengendalian beban yang berkaitan dengan penjualan. Perusahaan juga
setelahnya harus melakukan penilaian atau pengevaluasian terhadap
kinerjanya serta pengeluaran yang dilakukan agar nilai NPM terus
meningkat.

• Rasio Pengembalian Aset (Return On Assets Ratio)


Selanjutnya ada rasio pengembalian aset atau Return on Asset Ratio
(ROA). ROA adalah alat yang digunakan untuk menilai persentase laba
terhadap total aset yang dimiliki perusahaan.

Rumus ROA adalah


ROA : Laba bersih / Total aset

Perhitungan rasio ROA sangat bermanfaat untuk mengevaluasi


kinerja perusahaan mengenai keuntungan yang dihasilkan terhadap aset
yang dimiliki. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan terhadap aset,
semakin meningkat pula nilai dari ROA. Semakin tinggi nilai dari ROA-
nya, semakin bagus kinerja perusahaan.

• Rasio Pengembalian Ekuitas (Return On Equity Ratio)


Rasio Pengembalian Ekuitas juga menjadi salah satu jenis rasio
profitabilitas yang juga dinamakan sebagai Return of Equity Ratio atau
(ROE). Jenis rasio yang satu ini merupakan alat penghitung kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba terhadap ekuitas atau modal yang
telah diberikan oleh para pemodal (pemegang saham).

14
Rumus ROE adalah :
ROE = Laba bersih setelah pajak / Ekuitas pemegang saham

ROE adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung


kemampuan perusahaan untuk mengolah dana yang diberikan para
investor. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, nantinya nilai ROE akan
semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi nilai ROE-nya
nanti perusahaan tersebut akan semakin dipercaya oleh para pemegang
saham (memiliki rentabilitas usaha / modal yang bagus).

• Rasio Pengembalian Penjualan (Return On Sales Ratio)


Rasio Pengembalian Penjualan (ROS) adalah jenis perhitungan yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari biaya variabel demi
kepentingan produksi. Nantinya biaya-biaya variabel produksi tersebut
akan dikurangkan dari laba sebelum dikurangi dari pajak serta bunga.

Rumus ROS adalah :


ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga / Penjualan) X 100%

Rasio pengembalian penjualan akan menunjukkan tingkat


keuntungan yang diperoleh dari margin operasional. Semakin tinggi laba
sebelum pajak dan bunganya, maka nilai ROS akan semakin besar, begitu
pula sebaliknya. Semakin besar nilai ROS-nya, berarti perusahaannya
akan semakin diuntungkan.

15
• Pengembalian Modal Yang Digunakan (Return On Capital
Employed)
Metode perhitungan pengembalian modal yang digunakan oleh
perusahaan bisa juga dinamakan sebagai Return on Capital Employed
atau ROCE. Metode perhitungan ini memiliki fungsi untuk mengukur
keuntungan perusahaan terhadap keseluruhan modal yang dimiliki.
Nantinya nilai ROCE ini ditampilkan dalam bentuk persentase.

Rumus ROCE adalah :


ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga / Modal kerja
Atau
ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga / (Total aset-Kewajiban)

Pada hitungan ini, yang dinamakan dengan modal perusahaan yaitu


suatu ekuitas perusahaan yang ditambahkan dengan biaya kewajiban
tidak lancar, atau dapat juga dihitung dengan mengurangi kewajiban
lancar dari total aset yang dimiliki perusahaan.
Setelahnya hitungan ROCE akan berfungsi untuk menggambarkan
seberapa efisien atau tidaknya kinerja perusahaan selama masa periode
akuntansi tersebut. Metode ini juga dapat digunakan untuk menghitung
profitabilitas modal yang diberikan pemodal. Untuk laba, yang akan
digunakan adalah Earning Before Interest and Tax atau EBIT.

• Return On Investment (ROI)


Jenis penghitungan rasio profitabilitas perusahaan lain yang perlu
Anda tahu yaitu ROI atau Return of Investment. Penghitungan rasio
profitabilitas yang satu ini menghitung profitabilitas perusahaan terhadap
total aktiva yang dimiliki. Perhitungan ini juga bermanfaat untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap
aktiva yang dimiliki.

16
Rumus ROI adalah :
ROI = ((Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %

e. Rasio Pasar
Rasio Pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga
saham dengan laba, nilai buku per saham dan dividen.
Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor
atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang
(Moeljadi, 2006).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor)
atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau
membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding
dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003).

• Price Earning Ratio (PER)


Pendekatan Price Earning Ratio (PER) dalam penentuan nilai suatu
saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang
diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah
pendapatan (earning) dari saham tersebut.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang Price
Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu
saham dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan.
Semakin besar PER suatu saham berarti semakin mahal harga saham
tersebut. Rumus Price Earning Ratio (PER) :

PER = Harga Pasar Per Lembar Saham / Pendapatan per lembar saham

17
• Dividend Payout Ratio (DPR)
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai
dividen kepada investor sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya
perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio
yang tinggi. Rumus Dividend Payout Ratio :

DPR = Deviden per lembar saham (DPS) / (Pendapatan per lembar


saham (EPS)

2.4 Sistem Analisis DuPont


DuPont Analysis adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas, atau
Return on Equity (ROE). DuPont Analysis ini merupakan alat analisis yang
digunakan untuk menganalisis laba dari perusahaan atau bisnis. Rumus dari
Analisis DuPont adalah sebagai berikut :

• Analisis DuPont = Net Profit Margin x Asset Turnover x Equity Multiplier

Dengan komponen rumus:

• Net Profit Margin = Laba bersih / Pendapatan


• Asset Turnover = Penjualan / Rata-rata Aset
• Equity Multiplier = Rata-rata Aset / Rata-rata Ekuitas

18
19

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan makalah diatas kesimpulan yang dapat diambil yaitu


Laporan keuangan tersebut merupakan suatu alat komunikasi kepada pihak luar
perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu
tertentu. Informasi di laporan keuangan sangat penting untuk berbagai pihak,
misalnya untuk dasar dalam membuat keputusan mengenai aktivitas investasi,
kredit maupun keputusan aktivitas pendanaan dalam perusahaan.
Oleh sebab itu, laporan keuangan harus dibuat dengan benar, akurat, relevan
dan bebas dari kecurangan agar keputusan yang diambil tidak salah dan
mendapatkan kepercayaan dari para pengguna laporan keuangan.
Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi 2, yaitu pihak eksternal dan pihak
internal. Pihak eksternal yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan dan
lembaga pemerintah. Sedangkan Pihak internal yaitu karyawan dan manajemen
perusahaan yang mempunyai askes ke informasi akuntansi yang lebih besar,
faktor pembatas disini adalah kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan
informasi yang diperlukan. Semakin baik informasi yang disusun berarti semakin
banyak informasi yang relevan yang dapat dihasilkan.

3.2 Saran
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola dana yang ada
secara optimal. Selain itu, perusahaan hendaknya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman karyawan, manajemen perusahaan dan staf bagian keuangan
mengenai pentingnya meningkatkan efisiensi modal kerja untuk memperoleh
rentabilitas ekonomi yang meningkat melalui pendidikan dan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16456/05.2%20bab%202.pd
f?sequence=6&isAllowed=y

https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/01/makalah-analisa-laporan-
keuangan.html

https://mahdininovita.wordpress.com/2016/12/27/analisis-rasio/

20

Anda mungkin juga menyukai