Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu :
Yaumil Khoiriyah
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tinjauan Manajemen Keuangan .
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada Bidang studi Manajemen Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yaumil Khoiriyah, selaku Dosen Bidang Studi
Manajemen Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika kita berbicara mengenai manajemen keuangan maka hal tersebut akan terkait
dengan organisasi. Pada umumnya semua organisasi memerlukan manajemen keuangan yang
baik. !rganisasi tersebut baik yang berorientasi profit maupun non profit. Suatu organisasi
baik yang berskala besar maupun kecil, pakah berorientasi profit maupun non profit, apakah
dikelola oleh pihak swasta maupun pemerintahan, akan mempunyai perhatian yang besar
pada bidang keuangan, karena keberhasilan organisasi hampir sebagian besar sangat
direntukan oleh keputusan keuangandengan kata lain masalh yang timbul dalam organisasi
berimplikasi terhadap bidang keuangan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa rumusan yang menjadi masalah pembahasan,
yaitu :
Bagaimana Penjelasan tentang Tinjauan atas Manajemen Keuangan?
Memahami Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Memahami Kegiatan dalam Manajemen Keuangan
C. Tujuan Masalah
Dari latar belakang yang di uraikan di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
Ialah untuk mengetahui dan memahami Tinjauan Manajemen Keuangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian keuangan terdiri atas tiga bidang yang saling berkaitan: (1) Pasar uang dan
modal, yang berurusan dengan bursa saham dan institusi-institusi keuangan; (2) investasi,
yang berfokus pada keputusan yang diambil oleh baik investor individual maupun
institusional ketika mereka memilih sekuritas-sekuritas untuk portofolio investasi mereka;
dan (3) manajemen keuangan, atau “keuangan bisnis” yang melibatkan pengambilan-
pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Terdapat banyak dan beragam kesempatan
karier di dalam setiap bidang, tetapi para manajer keuangan harus memiliki pengetahuan dari
ketiga bidang tersebut jika mereka ingin mampu melaksanakan pekerjaan mereka dengan
baik1.(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
kebanyakan orang yang mengambil jurusan keuangan akan bekerja di institusi keuangan,
termasuk di antaranya bank, perusahaan asuransi, reksa dana, dan perusahaan-perusahaan
perbankan investasi. Untuk meraih sukses di bidang ini, kita membutuhkan pengetahuan akan
teknik valuasi, factor yang menyebabkan naik dan turunnya tingkat suku bunga, peraturan di
mana institusi keuangan pastinya akan melibatkan akuntansi, pemasaran,
2. Investasi
Para lulusan dibidang keuangan yang melanjutkan kearah investasi sering kali akan bekerja
pada perusahaan sekuritas ,baik dibagian penjualan maupun sebagai seorang analis sekuritas.
Yang lain akan bekerja untuk bank, reksa dana, atau perusahaan perusahaan asuransi didalam
mengelola portofolio investasi mereka untuk kantor konsultan keuangan yang akan
memberiakan saran kepada investor individual ataupun dana pension mengenai bagaimana
cara menginvestasikan modal mereka untuk perbankan investasi yang berfungsi utamanya
adalah untuk membantu bisnis mendapatkan modal baru atau sebagai perencana keuangan
1
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen
2
yang tugasnya adalah untuk membantu individu-individu mengembangkan tujuan dan
fortofolio keuangan dalam jangka panjang.
3. Manajemen Keuangan
Ketika manajemen keuangan muncul sebagai suatu bidang studi yang terpisah di awal
tahun 1900-an, penekanan yang diberikannya adalah pada aspek hukum dari penggabungan
usaha, pembentukan perusahaan baru, dan beragam jenis sekuritas yang dapat diterbitkan
oleh perusahaan untuk menghimpun modal. Selama Masa Depresi di tahun 1930-an,
2
Handoko. 2011. Manajemen Edisi 2, BPFE-UGM
3
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen
3
penekanan tersebut bergeser ke arah ke bangkrutan dan reorganisasi, likuiditas perusahaan,
dan peraturan-peraturan bursa saham. Selama tahun 1940-an dan awal 1950-an, keuangan
terus diajarkan sebagai sebuah subjek yang deskriptif dan instituasional, yang lebih dilihat
dari sudut pandang pihak luar dari pada dari sudut pandang seorang manajer. Akan tetapi,
suatu pergerakan ke arah analisis teoretis telah dimulai di akhir tahun 1950-an, dan fokusnya
berpindah ke arah keputusan-keputusan manjerial yang dirancang untuk memaksimalkan
nilai perusahaan.
Fokus pada memaksimalkan nilai masih terus dilanjutkan ketika memulai abad ke-21.
Namun, terdapat dua tren lain yang semakin memiliki arti penting: (1) globalisasi bisnis dan
(2) meningkatnya penggunaan teknologi informasi. Kedua tren ini memberikan kesempatan-
kesempatan baru yang menggembirakan bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas
dan mengurangi risikonya4.(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
1. Globalisasi Bisnis
Empat faktor telah mengarah pada meningkatnya globalisasi di bidang bisnis: (1)
Peningkatan di hidang transportasi dan komunikasi telah menurunkan biaya pengiriman dan
membuat perdagangan internasionaal menjadi lebih mungkin untuk dilakukan. (2)
Meningkatnya pengaruh politis dari para konsumen, yang menginginkan produk-produk
dengan harga yang rendah namun bermutu tinggi. Hal ini telah membantu mengurangi
pembatasan perdagangan yang dirancang untuk memproteksi pabrikan dosmetik dan para
karyawannya yang tidak efesien dan berbiaya tinggi. (3) Dengan semakin majunya teknologi,
biaya pengembangan produk-produk baru juga ikut meningkat.. (4) Di sebuah dunia yang
dipenuhi perusahaan-perusahaan multinasional yang mampu memindahkan produksi ke
tempat mana saja yang memiliki biaya rendah, sebuah perusahaan yang operasi produksinya
dibatasi di hanya satu negara tidak akan dapat berkompetisi kecuali jika biaya negara asalnya
ternyata memang rendah, suatu kondisi yang tidak selalu terjadi. Sebagai akibat dari keempat
faktor di atas, perusahaan dituntut untuk berproduksi dan menjual secara global jika ingin
dapat bertahan hidup.
4
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen
4
melayani klien multinasional mereka dengan lebih baik jika mereka memiliki operasi di
seluruh dunia. Memang tentunya, selalu akan ada perusahaan yang sepenuhnya domestik.
Namun begitu pertumbuhan yang paling dinamis, dan peluang pekerjaan yang terbaik, sering
kali terdapat di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia. Bahkan bisnis yang
beroperasi sepenuhnya di Amerika Serikat tidal kebal terhadap efek globalisasi ini. Jadi,
paling tidak, sedikit pengetahuan tentang kondisi ekonomi global adalah hal yang penting
bagi hampir setiap orang, dan tidak hanya bagi mereka yang terlibat dengan bisnis-bisnis
yang beroperasi secara internasional.
2. Teknologi Informasi
Perubahan teknologi tidak hanya memengaruhi risiko dan peluang yang harus dihadapi
oleh manajer keuangan setiap hari, namun juga secara dramatis telah mengubah kondisi
perusahaan. Perubahan telnologi memberikan peluang maupun ancaman. Kemajuan teknologi
memungkinkan bisnis untuk mengurangi biaya dan memperluas pasar. Pada waktu yang
sama, perubahan teknologi dapat menciptakan tambahan kompetisi, yang mungkin dapat
mengurangi profitabilitas di pasar yang sudah ada. Kemajuan teknologi telah memungkinkan
bank-bank memproses informasi dengan jauh lebih efisien, yang selanjutnya akan
mengurangi biaya memproses cek, memberikan kredit, dan mengidentifikasikan risiko kredit
yang buruk. Teknologi juga memungkinkan bank-bank melayani nasabah mereka secara
lebih baik. Sebagai contoh, nasabah bank saat ini menggunakan anjungan tunai mandiri
(ATM) yang tersebar di mana-mana, mulai dari supermarket sampai mal lokal. Kini, banyak
bank juga menawarkan produk-produk yang memungkinkan nasabah mereka menggunakan
Internet untuk mengelola rekening mereka dan untuk membayar tagihan-tagihan. Akan tetapi,
perubahan teknologi juga mengancam profitabilitas bank-bank tersebut. Banyak nasabah
5
tidak lagi merasa tertarik untuk menggunakan bank lokal, dan Internet memungkinkan
mereka untuk belanja di mana saja di seluruh dunia untuk mendapatkan tingkat simpanan dan
pinjaman yang terbaik5. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
Terhadap tiga bentuk utama organisasi bisnis: (1) kepemilikan perseorangan, (2)
persekutuan/firma, dan (3) perseorangan terbatas (PT). Dilihat dari jumlahnya, sekitar 80
persen perusahaan merupakan perusahaan perseorangan, sedangkan sisanya terbagi rata
antara persekutuan dan perseroan terbatas. Namun, jika dilihat dari nilai dolar penjualan,
sekitar 80 persen penjualan dari seluruh perusahaan dilakukan oleh perseroan terbatas, sekitar
13 persen oleh kepemilikan perseorangan, dan sekitar 7 persen oleh persekutuan. Karena
kebanyakan bisnis dijalankan oleh perseroan terbatas, dalam buku ini kita akan lebih
berkonsentrasi perbedaan yang terdapat di masing-masing bentuk tersebut (BRIGHAM &
HOUSTON, 2006).
1. KEPEMILIKAN PERSEORANGAN
Kepemilikan ini memiliki tiga keunggulan penting: (1) Dapat dibentuk dengan mudah dan
murah, (2) menjadi subjek dari sedikit peraturan pemerintah, dan (3) bisnis ini dapat terhindar
dari pajak penghasilan perusahaan (di Indonesia disebut sebagai pajak badan).
Kepemilikan ini juga memiliki tiga kelemahan penting; (1) Sulit bagi satu
kepemilikan perseorangan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar, (2) pemilik
memiliki kewajiban pribadi yang lebih besar dari uang yang yang diimvestasikan di dalam
perusahaan tersebut, dan (3) usia daei suatu bisnis yang diorganisasikan dalam suatu
kepemilikan perseorangan-perseorangan utamanya digunakan untuk operasi-operasi bisnis
kecil. Namun, banyak bisnis sering kali dimulai dalam bentuk kepemilikan perseorangan dan
kemudian diubah menjadi perseroan terbatas manakala pertumbuhan mereka menyebabkan
kerugian dari bentuk kepemilikan telah melebihi keuntungannya.
5
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen
6
2. PERSEKUTUAN
Suatu persekutuan (partnership) terjadi ketika dua ata lebih orang bekerja sama untuk
melakukan suatu bisnis nonkorporasi. Persekutuan dapat beroperasi dibawah derajat
formalitas yang berbeda-beda, mulai dari informal, kesepakatan lisan, sampai persetujuan
formal yang dicatatkan pada sekretaris negara bagian di Amerika Serikat di mana
persekutuan tersebut dibentuk. Keunggulan utama dari persekutuan adalah biayanya yang
rendah dan kemudahan pembentukan. Persekutuan juga terhindar dari pajak penghasilan
perusahaan. Kelemahannya sama dengan yang dikaitkan pada kepemilikan perseorangan: (1)
kewajiban yang tidak terbatas, (2) usia organisasi yang terbatas, (3) kesulitan dalam
memindahkan kepemilikan, dan (4) kesulitan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar.
Tentang kewajiban, para mintra atau partner memiliki potensi untuk kehilangan seluruh
harta pribadinya, bahkan harta yang tidak diinvestasikan di dalam bisnis tersebut, karena
menurut hukum persekutuan, setiap mitra memiliki kewajiban atas utang-utang bisnisnya.
Oleh karena itu, jika salah satu mitra tidak mampu memenuhi kewajiban pro ratanya ketika
persekutuan tersebut mengalami kebangkrutan, mitra-mitra yang lain harus mampu
memenuhi klaim yang belum terpenuhi tersebut, menggunakan harta pribadi mereka sampai
tingkat yang dibutuhkan6.( Mulyono 2010)
3. PERSEROAN TERBATAS
Perseroan terbatas (corporation) adalah sesuatu entitas legal yang diciptakan oleh suatu
negara bagian, dan terpisah serta berbeda dari para pemilik dan manajernya. Keterpisahan ini
memberi perseroan terbatas tiga keunggulan utamanya: (1) usia yang tidak terbatas. Suatu
perseroan terbatas dapat terus ada setelah pemilik dan manajer awalnya meninggal dunia. (2)
kemudahan dalam perpindahan kepemilikan. Kepemilikan dapat dibagi menjadi lembar-
lembar saham, yang selanjutnya dapat jauh lebih mudah untuk dipindahkan dari pada
kepemilikan perseorangan atau persekutuan. (3) kewajiban yang terbatas7.
6
Mulyono 2010. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan
7
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen
7
dividen dipajaki lagi sebagai penghasilan bagi si pemegang saham. (2) membentuk sebuah
perseroan terbatas, dan menyampaikan laporan-laporan yang diminta oleh pemerintah negara
bagian dan federal adalah suatu pekerjaan yang lebih rumit dan menyita banyak waktu
dibandingkan dengan untuk suatu kepemilikan perseorangan ataupun persekutuan.
Nilai dari setiap bisnis, kecuali untuk yang paling kecil, mungkin akan dimaksimalkan
jika bisnis diorganisasikan sebagai sesuatu perseroan terbatas karena tiga alasan berikut ini:
1. Kewajiban terbatas menggurangi risiko yang di tanggung oleh para investor, dan jika
semua hal yang lainya konstan, semakin rendah resiko perusahaan, maka semakin tinggi
nilainya
2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhanya, yang selanjutnya akan
bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. karena perseroan
terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak
terinkorporasi, maka mereka dapat dengan lebih baik menggambil keuntungan dari
peluang-peluang pertumbuhan.
3. nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan
untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu "nilai pasar yang
wajar." Karena investasi pada saham dari perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid
daripada investasi yang serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan maka
hal ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas(BRIGHAM & HOUSTON,
2006).
8
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
8
D. Posisi Keuangan Di Dalam Struktur Organisasi Perusahaan
3. Koordinasi dan kontrol. Staf keuangan harus berinteraksi dengan karyawan-karyawan yang
lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.
4. Bertransaksi dengan pasar keuangan. Staf keuangan harus bertransaksi dengan pasar uang
dan modal.
5. Manajemen risiko. Seluruh bisnis menghadapi risiko, termasuk bencana alam seperti
kebakaran dan banjir, ketidakpastian dalam komoditas dan pasar sekuritas, tingkat suku
bunga yang naik turun, serta kurs mata uang asing yang fluktuatif.
9
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
9
Kesimpulannya, seseorang yang bekerja dalam manajemen keuangan membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aset-aset yang seharusnya diperoleh oleh
perusahaan, bagaimana aset tersebut sebaiknya dibiayai dan bagaimana perusahaan sebaiknya
menjalankan operasinya karyawannya(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
Pemegang saham adalah pemilik dari sebuah perseroan terbatas, dan mereka membeli
saham karena mereka ingin mendapatkan pengembalian keuangan. Dalam kebanyakan kasus,
pemegang saham akan memilih direksi, yang kemudian akan menunjukkan para manajer
untuk menjalankan perusahaan secara harian. karena manajer bekerja mewakili para
pemegang saham, artinya mereka hendaknya mematuhi kebijakan yang dapat meningkatkan
nilai para pemegang saham. Konsekuensinya, sepanjang ini kita akan beroperasi dengan
asumsi bahwa tujuan utama menajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham,
yang diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga dari saham biasa perusahaan 10.( Barnawi
& M. Arifin . 2012)
Para pemegang saham memiliki perusahaan dan memilih dewan direksi, yang
selanjutnya akan memilih tim manajemen. Manajemen, selanjutnya, seharusnya beroperasi
demi kepentingan dari pemegang saham. Akan tetapi, kita tahu bahwa karena saham dari
sebagian besar perusahaan besar dimiliki secara luas, para manajer dari perusahaan-
perusahaan besar memiliki otonomi yang cukup besar.
Hampir tidak mungkin untuk menentukan apakah satu tim manajemen tertentu
mencoba untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau hanya sekedar mencoba
menjaga agar para pemegang saham tetap puas sambil mengejar tujuan-tujuannya yang lain.
Namun, kita memang mengetahui bahwa para manajer dari sebuah perusahaan yang
beroperasi disebuah pasar yang kompetitif akan dipaksa untuk menjalankan tindakan-
tindakan yang secara wajar akan konsisten dengan tujuan memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Jika mereka menyimpang dari tujuan itu, mereka akan menghadapi risiko
akan dicopot dari jabatannya, baik oleh dewan direksi perusahaan atau oleh kekuatan-
kekuatan luar.
10
Barnawi & M. Arifin . 2012 Manajemen Sarana & Prasarana
10
Tanggung Jawab Sosial
Hal lain yang patut mendapatkan perhatian adalah tanggung jawab sosial (social
responsibility): Apakah hendaknya bisnis beroperasi sepenuhnya untuk kepentingan para
pemegang sahamnya, atau apakah perusaahan juga bertanggung jawab untuk kesejahteraan
dari para karyawan, pelangan, dan masyarakat dimana mereka beroperasi? tentu saja
perusahaan-perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk memberikan lingkungan kerja
yang aman , untuk menghindari polusi udara atau air, dan untuk menghasilkan produk-produk
yang aman. Akan tetapi, tindakan-tindakan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
membutuhkan biaya, tidak semua perusahaan akan secara sukarela mau menanggung seluruh
biaya tersebut. Jika beberapa perusahaan bertindak dengan penuh tanggung jawab sosial
sedangkan beberapa yang lain tidak, maka perusahaan yang memenuhi tanggung jawab sosial
tadi akan mengalami kesulitan dalam menarik modal.
11
membutuhkan pengembangan produk dan layanan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
konsumen, sehingga motif laba akan mengarah kepada teknologi baru, kepada produk-produk
baru, dan kepada pekerjaan-pekerjaan baru. Akhirnya, memaksimalkan harga saham
menciptakan kebutuhan akan jasa yang efisien dan sopan, persediaan barang dagangan yang
memadai, dan pendirian bisnis di lokasi yang baik kesemuanya adalah faktor-faktor yang
mengarah kepada penjualan, yang selanjutnya dibutuhkan untuk meraih kuntungan. Oleh
karena itu, kebanyakan tindakan yang membantu sebuah perusahaan meningkatkan harga
sahamnya juga secara umum akan menguntungkan masyarakat. Itulah sebabnya mengapa
ekonomi bebas yang bermotivasi pada keuntungan kebih sukses daripada sistem ekonomi
sosialis ataupun komunis. Karena manajemen keuangan memainkan sebuah peranan yang
sangat penting dalam operasi perusahaan yang sukses, dan karena perusahaan yang sukses
secara mutrak dibutuhkan oleh sebuah perekonomian yang sehat dan produktif, kita dengan
mudah dapat melihat mengapa keuangan adalah merupakan suatu hal yang penting jika
dilihat dari sudut pandang kesejahteraan sosial11(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
G. Etika Bisnis
Etika bisnis dapat dinyatakan sebagai sikap dan tingkah laku perusahaan kepada
karyawan, pelangan, masyarakat, dan pemegang sahamnya. Standar perilaku etis yang tinggi
menuntut agar setiap perusahaan memperlakukan masing-masing pihak yang berhubungan
dengannya dengan cara yang adil dan jujur. Komitmen sebuah perusahaan terhadap etika
bisnis dapat diukur melalui kecendrungan perusahaan dan karyawannya untuk mematuhi
hukum dan peraturan yang berkaitan dengan faktor-faktor seperti keselamatan dan mutu
produk,praktik-praktik kerja yang adil, praktik-praktik pemasaran dan penjualan yang adil,
penggunaan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi, keterlibatan masyarakat,
penyuapan, dan pembayaran ilegal untuk mendapatkan bisnis 12.
Kebanyakan perusahaan saat ini telah memiliki kode etik perilaku yang kuat, dan
mereka juga melakukan program-program pelatihan yang dirancang untuk memastikan
bahwa para karyawannya memahami perilaku yang tepat pada situasi-situasi bisnis yang
berbeda.
11
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
12
Choliq, Abdul. Pengantar Manajemen. Semarang : Rafi Sarana Prakasa, 2011.
12
Namun begitu, penting sekali bagi eksekutif puncak direktur utama presiden, dan
wakil presiden memberikan komitmen terbuka untuk perilaku etis, dan bahwa mereka
mengomunikasikan komitmen ini melalui tindakan-tindakan pribadi mereka dan juga melalui
berbagai kebijakan, instruksi perusahaan , dan sistem hukuman/penghargaan. Ketika terjadi
konflik antara keuntungan dan etika, terkadang pertimbangan etis menjadi begitu kuat
sehingga mereka dengan jelas mendominasi. Akan tetapi, di banyak kasus, pilihan antara
etika dan keuntungan tidak terpisah dengan jelas.
Apakah para manajer tersebut secara etis terikat untuk mengurangi polusi? Begitu
pula, andaikata riset dari perusahaan produk-produk medis mengindikasikan bahwa salah satu
produk barunya dapat menimbulkan masalah. Akan tetapi buktinya relatif lemah, dan bukti
lain sehubungan dengan keuntungan kepada pasiennya ternyata kuat, dan uji pemerintah
secara independen menunjukkan tidak adanya efek yang merugikan. Apakah perusahaan akan
memberitahukan kepada publik akan adanya potensi masalah tersebut? Jika perusahaan
akhirnya mengeluarkan informasi yang negatif (tetapi masih dipertanyakan) itu, perusahaan
akan merugikan penjualan dan keuntungan, dan kemungkinan menyebabkan para pasien yang
akan mendapat keuntungan dari produk tersebut baru itu menjadi tidak mendapatkannya.
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, tetapi perusahaan
harus menghadapi mereka secara rutin, dan kegagalan untuk menangani situasi ini dengan
tepat dapat mengarah pada tuntunan kewajiban produk yang besar, yang dapat mendorong
perusahaan ke arah kebangkrutan13. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).
H. Hubungan Keagenan
Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang
bersaing dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi
kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan,
dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan
(agency theory).
Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu,
yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat
13
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
13
keputusan kepada agen tersebut. Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan utama
terjadi di antara (1) pemegang saham dan manajer dan (2) manajer dan pemilik utang.
Suatu potensi masalah keagenan (agency problem) terjadi ketika manajer dari sebuah
perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen di perusahaan tersebut.
Jika perusahaan tersebut adalah suatu kepemilikan perseorangan yang dikelola oleh
pemiliknya, manajer-pemilik diasumsikan akan mengoperasikannya sehingga akan
memaksimalkan kekayaan sendiri, dengan kekayaan yang diukur dalam bentuk peningkatan
kekayaan pribadi, waktu senggang yang lebih banyak, atau penghasilan tambahan. Akan
tetapi, jika manajer-pemilik menjual sebagian sahamnya kepada pihak luar (sehingga
perusahaannya tidak lagi dimilikinya sendiri). Selain itu, manajer-pemilik tadi mungkin
memutuskan untuk mengonsumsi lebih banyak penghasilan tambahan, karena sebagian dari
biaya tersebut akan ditanggung oleh pemegang saham dari luar. Intinya, adanya fakta bahwa
manajer-pemilik tidak akan mendapatkan seluruh keuntungan dari kekayaan yang diciptakan
dari usahanya ataupun menanggung seluruh biaya penghasilan tambahan akan meningkatkan
insentif baginya untuk mengambil tindakan-tindakan yang bukan menjadi kepentingan utama
dari pemegang saham yang lain.
Di kebanyakan perusahaan besar, potensi konflik keagenan adalah hal yang penting
karena para manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentasr yang kecil dari
saham. Dalam situasi seperti ini, memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat berada di
urutan kesekian dari sejumlah tujuan-tujuan manajerial lain yang menimbulkan konflik..
Dengan menciptakan sebuah perusahaan yang besar dan tumbuh dengan pesat, para manajer
akan (1) meningkatkan keamanan jabatan mereka, karena kecilnya kemungkinan terjadi
pengambilalihan yang tidak bersahabat; (2) meningkatkan kekuatan, status, dan gaji mereka;
dan (3) memberikan lebih banyak kesempatan untuk para manajer tingkat rendah dan
menengahnya.
Beberapa mekanisme spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain (1) kompensasi manajerial,
(2) intervensi langsung oleh pemegang saham, (3) ancaman pemecatan, dan (4) ancaman
pengambilalihan14.
14
Hasibuan, Malayu S.P Manajemen Sumber Daya Manusia
14
1. Kompensasi manajerial. Para manajer sudah jelas harus diberi kompensasi, dan struktur
dari paket kompensasi tersebut dapat dan sebaiknya dirancang untuk memenuhi dua tujuan
utama: (a) untuk menarik dan mempertahankan manajer-manajer yang cakap dan (b) untuk
menyelaraskan tindakan manajer sedekat mungkin dengan kepentingan pemegang saham,
yang umumnya berkepentingan dengan memaksimalkan harga saham. (a) gaji tahunan yang
telah ditentukan, yang dibutuhkan untuk memenuhi biaya hidup; (b) bonus yang dibayarkan
pada akhir tahun, yang akan tergantung kepada profitabilitas perusahaan selama tahun
berjalan; dan (c) opsi untuk membeli saham, atau bagian saham aktual, yang akan
memberikan imbalan bagi eksekutif untuk kinerja jangka panjang.
3. Ancaman pemecatan. Hingga saat ini, penyingkiran manajemen dari sebuah perusahaan
besar oleh pemegang sahamnya hanya memiliki kemungkinan kecil, sehingga hanya
memberikan sedikit ancaman. Situasi ini terjadi karena saham dari sebagian besar perusahaan
telah didistribusikan dengan begitu luasnya, disertai dengan pengendalian manajemen atas
mekanisme voting yang begitu kuat, sehingga hampir tidak mungkin bagi para pemegang
saham yang tidak setuju mendapatkan suara yang dibutuhkan untuk menggulingkan suatu tim
manajemen. Namun, seperti yang dinyatakan di atas, situasi tersebut telah mengalami
perubahan.
Sebagai tambahan dari konflik yang terjadi di antara pemegang saham dan manajer,
dapat juga terjadi konflik antara kreditor dan pemengang saham. Kreditor memiliki klaim
atas sebagian dari arus laba perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang, dan
mereka memiliki klaim atas aset perusahaan di waktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi,
pemegang saham memiliki kendali (melalui manajernya) atas keputusan-keputusan yang
15
memengaruhi profitabilitas dan risiko perusahaan. Kreditor meminjamkan dana dengan tarif
yang didasarkan pada (1) tingkat risiko dari aset perusahaan yang telah ada, (2) ekspetasi
sehubungan dengan tingkat risiko dari tambahan aset di masa depan, (3) struktur modal
perusahaan yang telah ada (yaitu jumlah pendanaan melalui utang yang digunakan), (4)
ekspetasi sehubungan dengan keputusan-keputusan struktur modal di masa depan. Hal-hal di
atas merupakan determinan-determinan utama dari seberapa berisikonya arus kas perusahaan,
yaitu tingkat keselamatan dari utang dikeluarkan.
Jenis-jenis tindakan seperti apakah yang dapat diambil oleh para manajer untuk
memaksimalkan harga dari saham sebuah perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan ini,
pertama-tama kita perlu bertanya, "Faktor-faktor apakah yang menentukan harga dari saham
perusahaan? " Kita dapat mrnyebutkan tiga fakta mendasar yang ada. (1) Semua aset
keuangan, termasuk saham perusahaan, dinilai hanya sampai sejauh mana aset tersebut dapat
menghasilkan arus kas. (2) Kapan arus kas tersebut terjadi juga berarti uang yang diterima
lebih cepat adalah lebih baik, karena dapat diinvestasikan kembali untuk menghasilkan
tambahan laba. (3) Para investor biasanya tidak menyukai risiko, sehingga jika semua hal
adalah sama, mereka akan membayar lebih banyak untuk suatu saham yang arus kasnya
secara relatif adalah lebih pasti daripada saham yang arus kasnya secara relatif berisiko.
Karena ketiga faktor tersebut, para manajer dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka
(dan harga sahamnya) dengan meningkatkan arus kas yang diharapkan, mempercepat
penerimaannya, serta mengurangi tingkat risikonya16. (Badrudin)
15
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
16
Badrudin. Dasar dasar Manjamen. Bandung : Alfabeta 2014
16
Manajer juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana mendanai perusahaan bauran
utang dan ekuitas apakah yang sebaiknya digunakan, dan jenis-jenis tertentu utang.
17
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan menejemen hendaknya memaksimalkan nilai jangka Panjang sham perusahaan, yang
artinya nilai intrinsic seperti yang di ukur oleh harga saham rata- rata selama ini. Untuk
memaksimalkan nilai, perusahaan harus mengembangkan produk yang diinginkan pelanggan,
memproduksi secara efisien, menjual dengan harga yang kompetitif, dan mengamati hukum
yang berkaitan dengan perilaku perusahaan. Jika mereka berhasil dalam memaksimalkan nilai
saham, mereka juga akan memberikan kontribusi pada kesejahteraan sosial dan kemakmuran
rakyat.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
19