Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Manajemen Keuangan

( Tinjauan Manajemen Keuangan )

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

1. Ferhad Al Faridz (2151010212)

2. Kartika Putri Malihah (2151010236)

3. Dhea Alisyah (2151010194)

4. Febrina Olifia (2151010210)

Dosen Pengampu :

Yaumil Khoiriyah

Program Studi : Ekonomi Syariah

UIN RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 2022/2023


JL. Letnan Kolonel H Jl.Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung Telp.(0721)780887
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tinjauan Manajemen Keuangan .

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada Bidang studi Manajemen Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yaumil Khoiriyah, selaku Dosen Bidang Studi
Manajemen Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Peluang Karier Dalam Bidang Keuangan ..................................................................... 2

B. Manajemen Keuangan Di Era Milenium Baru ............................................................. 3

C. Bentuk Alternatif Organisasi Bisnis ............................................................................. 6

D. Posisi Keuangan Di dalam Struktur Organisasi Perusahaan ........................................ 9

E. Tangung Jawab Staf Keuangan ..................................................................................... 9

F. Tujuan Perseroan Terbatas ............................................................................................ 10

G. Etika Bisnis ................................................................................................................... 12

H. Hubungan Keagenan ..................................................................................................... 13

I. Tindakan Manajerial ....................................................................................................... 16

ii
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika kita berbicara mengenai manajemen keuangan maka hal tersebut akan terkait
dengan organisasi. Pada umumnya semua organisasi memerlukan manajemen keuangan yang
baik. !rganisasi tersebut baik yang berorientasi profit maupun non profit. Suatu organisasi
baik yang berskala besar maupun kecil, pakah berorientasi profit maupun non profit, apakah
dikelola oleh pihak swasta maupun pemerintahan, akan mempunyai perhatian yang besar
pada bidang keuangan, karena keberhasilan organisasi hampir sebagian besar sangat
direntukan oleh keputusan keuangandengan kata lain masalh yang timbul dalam organisasi
berimplikasi terhadap bidang keuangan.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa rumusan yang menjadi masalah pembahasan,
yaitu :
 Bagaimana Penjelasan tentang Tinjauan atas Manajemen Keuangan?
 Memahami Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
 Memahami Kegiatan dalam Manajemen Keuangan

C. Tujuan Masalah

Dari latar belakang yang di uraikan di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
Ialah untuk mengetahui dan memahami Tinjauan Manajemen Keuangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peluang Karier Dalam Bidang Keuangan

Bagian keuangan terdiri atas tiga bidang yang saling berkaitan: (1) Pasar uang dan
modal, yang berurusan dengan bursa saham dan institusi-institusi keuangan; (2) investasi,
yang berfokus pada keputusan yang diambil oleh baik investor individual maupun
institusional ketika mereka memilih sekuritas-sekuritas untuk portofolio investasi mereka;
dan (3) manajemen keuangan, atau “keuangan bisnis” yang melibatkan pengambilan-
pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Terdapat banyak dan beragam kesempatan
karier di dalam setiap bidang, tetapi para manajer keuangan harus memiliki pengetahuan dari
ketiga bidang tersebut jika mereka ingin mampu melaksanakan pekerjaan mereka dengan
baik1.(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

1. Uang dan Pasar Modal

kebanyakan orang yang mengambil jurusan keuangan akan bekerja di institusi keuangan,
termasuk di antaranya bank, perusahaan asuransi, reksa dana, dan perusahaan-perusahaan
perbankan investasi. Untuk meraih sukses di bidang ini, kita membutuhkan pengetahuan akan
teknik valuasi, factor yang menyebabkan naik dan turunnya tingkat suku bunga, peraturan di
mana institusi keuangan pastinya akan melibatkan akuntansi, pemasaran,

2. Investasi

Para lulusan dibidang keuangan yang melanjutkan kearah investasi sering kali akan bekerja
pada perusahaan sekuritas ,baik dibagian penjualan maupun sebagai seorang analis sekuritas.
Yang lain akan bekerja untuk bank, reksa dana, atau perusahaan perusahaan asuransi didalam
mengelola portofolio investasi mereka untuk kantor konsultan keuangan yang akan
memberiakan saran kepada investor individual ataupun dana pension mengenai bagaimana
cara menginvestasikan modal mereka untuk perbankan investasi yang berfungsi utamanya
adalah untuk membantu bisnis mendapatkan modal baru atau sebagai perencana keuangan

1
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen

2
yang tugasnya adalah untuk membantu individu-individu mengembangkan tujuan dan
fortofolio keuangan dalam jangka panjang.

3. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan memiliki arti penting di semua jenis bisnis, termasuk


perbankan dan institusi-institusi keuangan lainnya, sekaligus juga perusahaan-perusahaan
industri dan ritel. Manajemen keuangan juga penting pula artinya di dalam operasi-operasi
pemerintahan, mulai dari sekolah sampai rumah sakit hingga departemen jalan raya, peluang
pekerjaan di bidang manajemen keuangan juga dapat dimulai dari mengambil keputusan
sehubungan dengan ekspansi pabrik hingga memilih jenis sekuritas apa yang diterbitkan
ketika melakukan ekspansi pendanaan. Para manajer keuangan juga memiliki tanggung jawab
untuk menentukan syarat-syarat kredit ketika pelanggan ingin melakukan pembelian, berapa
banyak persediaan yang sebaiknya dimiliki oleh perusahaan, berapa banyak uang tunai yang
disimpan di kasir, keputusan untuk memilih mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain
(analisis penggabungan usaha), dan berapa banyak laba perusahaan yang akan dimasukkan
kembali ke dalam bisnis atau dibayarkan sebagai dividen. Tanpa memandang bidang apa
yang akan dipilih oleh seseorang yang mengambil jurusan keuangan, ia tetap akan
membutuhkan pengetahuan dari ketiga bidang tersebut. 2 (Handoko 2011)

Jadi,terdapat implikasi-implikasi keuangan di hampir semua keputusan bisnis, dan para


eksekutif non keuangan secara sederhana harus mengetahui cukup banyak ilmu keuangan
untuk menangani implikasi-implikasi tersebut di dalam analisis terspealisasi mereka masing-
masing.¹ Karena hal di atas, setiap mahasiswa bisnis, tanpa melihat jurusannya, sebaiknya
memiliki kepentingan dengan manajemen keuangan3. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

B. Manajemen Keuangan Di Era Milenium Baru

Ketika manajemen keuangan muncul sebagai suatu bidang studi yang terpisah di awal
tahun 1900-an, penekanan yang diberikannya adalah pada aspek hukum dari penggabungan
usaha, pembentukan perusahaan baru, dan beragam jenis sekuritas yang dapat diterbitkan
oleh perusahaan untuk menghimpun modal. Selama Masa Depresi di tahun 1930-an,

2
Handoko. 2011. Manajemen Edisi 2, BPFE-UGM
3
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen

3
penekanan tersebut bergeser ke arah ke bangkrutan dan reorganisasi, likuiditas perusahaan,
dan peraturan-peraturan bursa saham. Selama tahun 1940-an dan awal 1950-an, keuangan
terus diajarkan sebagai sebuah subjek yang deskriptif dan instituasional, yang lebih dilihat
dari sudut pandang pihak luar dari pada dari sudut pandang seorang manajer. Akan tetapi,
suatu pergerakan ke arah analisis teoretis telah dimulai di akhir tahun 1950-an, dan fokusnya
berpindah ke arah keputusan-keputusan manjerial yang dirancang untuk memaksimalkan
nilai perusahaan.

Fokus pada memaksimalkan nilai masih terus dilanjutkan ketika memulai abad ke-21.
Namun, terdapat dua tren lain yang semakin memiliki arti penting: (1) globalisasi bisnis dan
(2) meningkatnya penggunaan teknologi informasi. Kedua tren ini memberikan kesempatan-
kesempatan baru yang menggembirakan bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas
dan mengurangi risikonya4.(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

1. Globalisasi Bisnis

Empat faktor telah mengarah pada meningkatnya globalisasi di bidang bisnis: (1)
Peningkatan di hidang transportasi dan komunikasi telah menurunkan biaya pengiriman dan
membuat perdagangan internasionaal menjadi lebih mungkin untuk dilakukan. (2)
Meningkatnya pengaruh politis dari para konsumen, yang menginginkan produk-produk
dengan harga yang rendah namun bermutu tinggi. Hal ini telah membantu mengurangi
pembatasan perdagangan yang dirancang untuk memproteksi pabrikan dosmetik dan para
karyawannya yang tidak efesien dan berbiaya tinggi. (3) Dengan semakin majunya teknologi,
biaya pengembangan produk-produk baru juga ikut meningkat.. (4) Di sebuah dunia yang
dipenuhi perusahaan-perusahaan multinasional yang mampu memindahkan produksi ke
tempat mana saja yang memiliki biaya rendah, sebuah perusahaan yang operasi produksinya
dibatasi di hanya satu negara tidak akan dapat berkompetisi kecuali jika biaya negara asalnya
ternyata memang rendah, suatu kondisi yang tidak selalu terjadi. Sebagai akibat dari keempat
faktor di atas, perusahaan dituntut untuk berproduksi dan menjual secara global jika ingin
dapat bertahan hidup.

Perusahaan-perusahaan jasa, termasuk di antaranya bank, agen-agen periklanan, dan kantor


akuntan publik, juga dipaksa untuk "go global", karena perusahaan-perusahaan ini dapat

4
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen

4
melayani klien multinasional mereka dengan lebih baik jika mereka memiliki operasi di
seluruh dunia. Memang tentunya, selalu akan ada perusahaan yang sepenuhnya domestik.
Namun begitu pertumbuhan yang paling dinamis, dan peluang pekerjaan yang terbaik, sering
kali terdapat di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia. Bahkan bisnis yang
beroperasi sepenuhnya di Amerika Serikat tidal kebal terhadap efek globalisasi ini. Jadi,
paling tidak, sedikit pengetahuan tentang kondisi ekonomi global adalah hal yang penting
bagi hampir setiap orang, dan tidak hanya bagi mereka yang terlibat dengan bisnis-bisnis
yang beroperasi secara internasional.

2. Teknologi Informasi

Perusahaan saling menghubungkan jaringan komputer pribadi satu sama lain, ke


komputer mainframe perusahaan, ke Internet, dan ke komputer pemasok dan pelanggan
mereka. Jadi, manajer keuangan semakin dapat berbagi informasi dan mengadakan
pertemuan "tatap muka" dengan kolega-kolega mereka yang terpisah oleh jarak melalui
telekonferensi video. Kemampuan untuk mengakses dan menganalisis data secara real-time
juga berarti bahwa dalam pengambilan keputusan bisnis, analisis kuantitatif menjadi lebih
penting dan "firasat" menjadi kurabg berarti. Akibatnya, generasi manajer keuangan ke depan
akan membutuhkan keahlian komputer dan kuantitatif yang harus lebih kuat dari pada yang
dibutuhkan di masa lalu.

Perubahan teknologi tidak hanya memengaruhi risiko dan peluang yang harus dihadapi
oleh manajer keuangan setiap hari, namun juga secara dramatis telah mengubah kondisi
perusahaan. Perubahan telnologi memberikan peluang maupun ancaman. Kemajuan teknologi
memungkinkan bisnis untuk mengurangi biaya dan memperluas pasar. Pada waktu yang
sama, perubahan teknologi dapat menciptakan tambahan kompetisi, yang mungkin dapat
mengurangi profitabilitas di pasar yang sudah ada. Kemajuan teknologi telah memungkinkan
bank-bank memproses informasi dengan jauh lebih efisien, yang selanjutnya akan
mengurangi biaya memproses cek, memberikan kredit, dan mengidentifikasikan risiko kredit
yang buruk. Teknologi juga memungkinkan bank-bank melayani nasabah mereka secara
lebih baik. Sebagai contoh, nasabah bank saat ini menggunakan anjungan tunai mandiri
(ATM) yang tersebar di mana-mana, mulai dari supermarket sampai mal lokal. Kini, banyak
bank juga menawarkan produk-produk yang memungkinkan nasabah mereka menggunakan
Internet untuk mengelola rekening mereka dan untuk membayar tagihan-tagihan. Akan tetapi,
perubahan teknologi juga mengancam profitabilitas bank-bank tersebut. Banyak nasabah

5
tidak lagi merasa tertarik untuk menggunakan bank lokal, dan Internet memungkinkan
mereka untuk belanja di mana saja di seluruh dunia untuk mendapatkan tingkat simpanan dan
pinjaman yang terbaik5. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

C. Bentuk Alternatif Organisasi Bisnis

Terhadap tiga bentuk utama organisasi bisnis: (1) kepemilikan perseorangan, (2)
persekutuan/firma, dan (3) perseorangan terbatas (PT). Dilihat dari jumlahnya, sekitar 80
persen perusahaan merupakan perusahaan perseorangan, sedangkan sisanya terbagi rata
antara persekutuan dan perseroan terbatas. Namun, jika dilihat dari nilai dolar penjualan,
sekitar 80 persen penjualan dari seluruh perusahaan dilakukan oleh perseroan terbatas, sekitar
13 persen oleh kepemilikan perseorangan, dan sekitar 7 persen oleh persekutuan. Karena
kebanyakan bisnis dijalankan oleh perseroan terbatas, dalam buku ini kita akan lebih
berkonsentrasi perbedaan yang terdapat di masing-masing bentuk tersebut (BRIGHAM &
HOUSTON, 2006).

1. KEPEMILIKAN PERSEORANGAN

Kepemilikan perseorangan (sole proprietorship) adalah suatu bisnis tidak terinkorprasi


yang dimiliki oleh seorang individu. Memulai bisnis sebagai kepemilikan perseorangan
adalah mudah-- kita hanya tinggal memulai operasi bisnis. Akan tetapi, bahkan bisnis yang
terkecil sekalipun biasanya harus diberi izin terlebih dahulu oleh suatu badan pemerintah.

Kepemilikan ini memiliki tiga keunggulan penting: (1) Dapat dibentuk dengan mudah dan
murah, (2) menjadi subjek dari sedikit peraturan pemerintah, dan (3) bisnis ini dapat terhindar
dari pajak penghasilan perusahaan (di Indonesia disebut sebagai pajak badan).

Kepemilikan ini juga memiliki tiga kelemahan penting; (1) Sulit bagi satu
kepemilikan perseorangan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar, (2) pemilik
memiliki kewajiban pribadi yang lebih besar dari uang yang yang diimvestasikan di dalam
perusahaan tersebut, dan (3) usia daei suatu bisnis yang diorganisasikan dalam suatu
kepemilikan perseorangan-perseorangan utamanya digunakan untuk operasi-operasi bisnis
kecil. Namun, banyak bisnis sering kali dimulai dalam bentuk kepemilikan perseorangan dan
kemudian diubah menjadi perseroan terbatas manakala pertumbuhan mereka menyebabkan
kerugian dari bentuk kepemilikan telah melebihi keuntungannya.

5
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen

6
2. PERSEKUTUAN

Suatu persekutuan (partnership) terjadi ketika dua ata lebih orang bekerja sama untuk
melakukan suatu bisnis nonkorporasi. Persekutuan dapat beroperasi dibawah derajat
formalitas yang berbeda-beda, mulai dari informal, kesepakatan lisan, sampai persetujuan
formal yang dicatatkan pada sekretaris negara bagian di Amerika Serikat di mana
persekutuan tersebut dibentuk. Keunggulan utama dari persekutuan adalah biayanya yang
rendah dan kemudahan pembentukan. Persekutuan juga terhindar dari pajak penghasilan
perusahaan. Kelemahannya sama dengan yang dikaitkan pada kepemilikan perseorangan: (1)
kewajiban yang tidak terbatas, (2) usia organisasi yang terbatas, (3) kesulitan dalam
memindahkan kepemilikan, dan (4) kesulitan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar.

Tentang kewajiban, para mintra atau partner memiliki potensi untuk kehilangan seluruh
harta pribadinya, bahkan harta yang tidak diinvestasikan di dalam bisnis tersebut, karena
menurut hukum persekutuan, setiap mitra memiliki kewajiban atas utang-utang bisnisnya.
Oleh karena itu, jika salah satu mitra tidak mampu memenuhi kewajiban pro ratanya ketika
persekutuan tersebut mengalami kebangkrutan, mitra-mitra yang lain harus mampu
memenuhi klaim yang belum terpenuhi tersebut, menggunakan harta pribadi mereka sampai
tingkat yang dibutuhkan6.( Mulyono 2010)

3. PERSEROAN TERBATAS

Perseroan terbatas (corporation) adalah sesuatu entitas legal yang diciptakan oleh suatu
negara bagian, dan terpisah serta berbeda dari para pemilik dan manajernya. Keterpisahan ini
memberi perseroan terbatas tiga keunggulan utamanya: (1) usia yang tidak terbatas. Suatu
perseroan terbatas dapat terus ada setelah pemilik dan manajer awalnya meninggal dunia. (2)
kemudahan dalam perpindahan kepemilikan. Kepemilikan dapat dibagi menjadi lembar-
lembar saham, yang selanjutnya dapat jauh lebih mudah untuk dipindahkan dari pada
kepemilikan perseorangan atau persekutuan. (3) kewajiban yang terbatas7.

Bentuk perseroan terbatas menawarkan keunggulan yang signifikan daripada kepemilikan


perseorangan dan persekutuan, tetapi juga memiliki dua kelemahan: (1) penghasilan
perseroan terbatas dapat menjadi subjek dari pajak berganda-- penghasilan perseroan akan
dipajaki di tingkat perusahaan, dan kemudian setiap pendapatan yang dibayarkan sebagai

6
Mulyono 2010. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan
7
BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen

7
dividen dipajaki lagi sebagai penghasilan bagi si pemegang saham. (2) membentuk sebuah
perseroan terbatas, dan menyampaikan laporan-laporan yang diminta oleh pemerintah negara
bagian dan federal adalah suatu pekerjaan yang lebih rumit dan menyita banyak waktu
dibandingkan dengan untuk suatu kepemilikan perseorangan ataupun persekutuan.

suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan dapat memulai operasinya tanpa


banyak pekerjaan administratif, tetapi membentuk sebuah perseroan terbatas mengharuskan
para pendiri membuat akta pendirian (charter) dan anggaran dasar. Meskipun telah ada
peranti lunak komputer yang membuat akta pendirian dan anggaran dasar, seorang pengacara
tetap dibutuhkan jika calon perseroan terbatas itu memiliki fitur-fitur yang nonstandar. Akta
pendirian mencakup informasi-informasi berikut ini: (1) Nama dari perseroan terbatas yang
diajukan, (2) jenis-jenis aktivitas yang akan dilakukan, (3) jumlah modal saham, (4) jumlah
direktur, dan (5) nama dan alamat dari para direktur. Anggaran dasar ini kemudian akan
diarsipkan oleh sekretaris negara bagian di mana perusahaan tersebut akan diinkorporasikan,
dan ketika disetujui, maka secara resmi perseroan terbatas tersebut telah berdiri8.

Nilai dari setiap bisnis, kecuali untuk yang paling kecil, mungkin akan dimaksimalkan
jika bisnis diorganisasikan sebagai sesuatu perseroan terbatas karena tiga alasan berikut ini:

1. Kewajiban terbatas menggurangi risiko yang di tanggung oleh para investor, dan jika
semua hal yang lainya konstan, semakin rendah resiko perusahaan, maka semakin tinggi
nilainya

2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhanya, yang selanjutnya akan
bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. karena perseroan
terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak
terinkorporasi, maka mereka dapat dengan lebih baik menggambil keuntungan dari
peluang-peluang pertumbuhan.

3. nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan
untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu "nilai pasar yang
wajar." Karena investasi pada saham dari perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid
daripada investasi yang serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan maka
hal ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas(BRIGHAM & HOUSTON,
2006).

8
BRIGHAM & HOUSTON, 2006

8
D. Posisi Keuangan Di Dalam Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur keuangan ( chief financial officer-CFO) umumnya memiliki jabatan sebagai


wakil peresiden direktur keuangan adalah bendahara dan kontroler. Di kebanyakan
perusahaan bendahara memiliki tanggung jawab langsung untuk mengelola uang dan
sekuritas perusahaan, untuk merencanakan struktur permodalan, untuk menjual saham dan
obligasi untuk meningkatkan modal, untuk mengawasi dana pensiun perusahaan, untuk
mengelola risiko. Bendahara juga akan menyelia manajer kredit, manajer persediaan, dan
direktur anggaran modal ( yang menganalisis keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
investasi pada aktiva tetap). Kontroler umumnya bertanggung jawab untuk aktivitas-aktivitas
dari departemen akuntansi dan pajak 9.(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

E. Tanggung Jawab Staf Keuangan

Tugas staf keuangan adalah untuk mendapatkan dan membantu mengoperasikan


sumber-sumber daya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

1. Peramalan dan perencanaan. Staf keuangan harus mengoordinasi proses perencanaan.


Artinya merekan harus berinteraksi dengan orang-orang dari departemen-departemen lain
ketika mereka memandang kedepan dan meletakkan rencana yang akan membentuk masa
depan perusahaan.

2. Keputusan-keputusan investasi dana pendanaan utama. Sebuah perusahaan yang sukses


biasanya memiliki pertumbuhan penjualan yang pesat, yang membutukan investasi pada
pablik, peralatan, dan persediaannya.

3. Koordinasi dan kontrol. Staf keuangan harus berinteraksi dengan karyawan-karyawan yang
lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.

4. Bertransaksi dengan pasar keuangan. Staf keuangan harus bertransaksi dengan pasar uang
dan modal.

5. Manajemen risiko. Seluruh bisnis menghadapi risiko, termasuk bencana alam seperti
kebakaran dan banjir, ketidakpastian dalam komoditas dan pasar sekuritas, tingkat suku
bunga yang naik turun, serta kurs mata uang asing yang fluktuatif.

9
BRIGHAM & HOUSTON, 2006

9
Kesimpulannya, seseorang yang bekerja dalam manajemen keuangan membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aset-aset yang seharusnya diperoleh oleh
perusahaan, bagaimana aset tersebut sebaiknya dibiayai dan bagaimana perusahaan sebaiknya
menjalankan operasinya karyawannya(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

F. Tujuan Perseroan Terbatas

Pemegang saham adalah pemilik dari sebuah perseroan terbatas, dan mereka membeli
saham karena mereka ingin mendapatkan pengembalian keuangan. Dalam kebanyakan kasus,
pemegang saham akan memilih direksi, yang kemudian akan menunjukkan para manajer
untuk menjalankan perusahaan secara harian. karena manajer bekerja mewakili para
pemegang saham, artinya mereka hendaknya mematuhi kebijakan yang dapat meningkatkan
nilai para pemegang saham. Konsekuensinya, sepanjang ini kita akan beroperasi dengan
asumsi bahwa tujuan utama menajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham,
yang diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga dari saham biasa perusahaan 10.( Barnawi
& M. Arifin . 2012)

 Insentif Manajerial untuk Memaksimalkan Kekayaan Pemegang Saham

Para pemegang saham memiliki perusahaan dan memilih dewan direksi, yang
selanjutnya akan memilih tim manajemen. Manajemen, selanjutnya, seharusnya beroperasi
demi kepentingan dari pemegang saham. Akan tetapi, kita tahu bahwa karena saham dari
sebagian besar perusahaan besar dimiliki secara luas, para manajer dari perusahaan-
perusahaan besar memiliki otonomi yang cukup besar.

Hampir tidak mungkin untuk menentukan apakah satu tim manajemen tertentu
mencoba untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau hanya sekedar mencoba
menjaga agar para pemegang saham tetap puas sambil mengejar tujuan-tujuannya yang lain.

Namun, kita memang mengetahui bahwa para manajer dari sebuah perusahaan yang
beroperasi disebuah pasar yang kompetitif akan dipaksa untuk menjalankan tindakan-
tindakan yang secara wajar akan konsisten dengan tujuan memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Jika mereka menyimpang dari tujuan itu, mereka akan menghadapi risiko
akan dicopot dari jabatannya, baik oleh dewan direksi perusahaan atau oleh kekuatan-
kekuatan luar.

10
Barnawi & M. Arifin . 2012 Manajemen Sarana & Prasarana

10
 Tanggung Jawab Sosial

Hal lain yang patut mendapatkan perhatian adalah tanggung jawab sosial (social
responsibility): Apakah hendaknya bisnis beroperasi sepenuhnya untuk kepentingan para
pemegang sahamnya, atau apakah perusaahan juga bertanggung jawab untuk kesejahteraan
dari para karyawan, pelangan, dan masyarakat dimana mereka beroperasi? tentu saja
perusahaan-perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk memberikan lingkungan kerja
yang aman , untuk menghindari polusi udara atau air, dan untuk menghasilkan produk-produk
yang aman. Akan tetapi, tindakan-tindakan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
membutuhkan biaya, tidak semua perusahaan akan secara sukarela mau menanggung seluruh
biaya tersebut. Jika beberapa perusahaan bertindak dengan penuh tanggung jawab sosial
sedangkan beberapa yang lain tidak, maka perusahaan yang memenuhi tanggung jawab sosial
tadi akan mengalami kesulitan dalam menarik modal.

Apakah perusahaan-perusahaan sebaiknya tidak menjalankan tanggung jawab


sosialnya? Tidak sama sekali. Tetapi hal ini memang memiliki arti bahwa kebanyakan
tindakan yang akan meningkatkan biaya secara signifikan akan harus ditempatkan dalam
basis keharusan daripada sukarela untuk memastikan bahwa beban tersebut jatuh secara
seragam pada semua bisnis. Jadi, program-program kesejahteraan sosial seperti praktik-
praktik perekrutan yang adil, pelatihan bagi kaum minoritas, keselamatan produk,
pencegahan polusi, dan tindakan-tindakan yang menentang penggabungan industri atau
antimonopoli (antitrust), kemungkinan besar akan efektif jika sejak awal telah ditetapkan
aturan-aturan yang realitis dan kemudian dilaksanakan oleh badan-badan pemerintah. Tentu
saja, kerjasama antara industri dan pemerintah merupakan hal yang penting dalam
menetapkan aturan-aturan perilaku konsumen, dan bahwa biaya sekaligus keuntungan dari
tindakan-tindakan tersebut diestimasikan secara akurat dan kemudian diperhitungkan dalam
tindakan.

Meskipun adanya kenyataan bahwa kebanyakan tindakan yang memenuhi tanggung


jawab sosial harus diperintahkan oleh pemerintah, dalam beberapa tahun belakangan ini telah
banyak perusahaan yang secara sukarela melakukan tindakan -tindakan tersebut.

 Memaksimalkan Harga Saham dan Kesejahteraan Sosial

Pertama-tama, perhatikanlah bahwa memaksimalkan harga saham membutuhkan


bisnis yang efisien dan berbiaya rendah yang menghasilkan barang-barang dan jasa yang
bermutu tinggi dengan biaya yang serendah mungkin. Kedua, memaksimalkan harga saham

11
membutuhkan pengembangan produk dan layanan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
konsumen, sehingga motif laba akan mengarah kepada teknologi baru, kepada produk-produk
baru, dan kepada pekerjaan-pekerjaan baru. Akhirnya, memaksimalkan harga saham
menciptakan kebutuhan akan jasa yang efisien dan sopan, persediaan barang dagangan yang
memadai, dan pendirian bisnis di lokasi yang baik kesemuanya adalah faktor-faktor yang
mengarah kepada penjualan, yang selanjutnya dibutuhkan untuk meraih kuntungan. Oleh
karena itu, kebanyakan tindakan yang membantu sebuah perusahaan meningkatkan harga
sahamnya juga secara umum akan menguntungkan masyarakat. Itulah sebabnya mengapa
ekonomi bebas yang bermotivasi pada keuntungan kebih sukses daripada sistem ekonomi
sosialis ataupun komunis. Karena manajemen keuangan memainkan sebuah peranan yang
sangat penting dalam operasi perusahaan yang sukses, dan karena perusahaan yang sukses
secara mutrak dibutuhkan oleh sebuah perekonomian yang sehat dan produktif, kita dengan
mudah dapat melihat mengapa keuangan adalah merupakan suatu hal yang penting jika
dilihat dari sudut pandang kesejahteraan sosial11(BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

G. Etika Bisnis

Etika bisnis dapat dinyatakan sebagai sikap dan tingkah laku perusahaan kepada
karyawan, pelangan, masyarakat, dan pemegang sahamnya. Standar perilaku etis yang tinggi
menuntut agar setiap perusahaan memperlakukan masing-masing pihak yang berhubungan
dengannya dengan cara yang adil dan jujur. Komitmen sebuah perusahaan terhadap etika
bisnis dapat diukur melalui kecendrungan perusahaan dan karyawannya untuk mematuhi
hukum dan peraturan yang berkaitan dengan faktor-faktor seperti keselamatan dan mutu
produk,praktik-praktik kerja yang adil, praktik-praktik pemasaran dan penjualan yang adil,
penggunaan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi, keterlibatan masyarakat,
penyuapan, dan pembayaran ilegal untuk mendapatkan bisnis 12.

Kebanyakan perusahaan saat ini telah memiliki kode etik perilaku yang kuat, dan
mereka juga melakukan program-program pelatihan yang dirancang untuk memastikan
bahwa para karyawannya memahami perilaku yang tepat pada situasi-situasi bisnis yang
berbeda.

11
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
12
Choliq, Abdul. Pengantar Manajemen. Semarang : Rafi Sarana Prakasa, 2011.

12
Namun begitu, penting sekali bagi eksekutif puncak direktur utama presiden, dan
wakil presiden memberikan komitmen terbuka untuk perilaku etis, dan bahwa mereka
mengomunikasikan komitmen ini melalui tindakan-tindakan pribadi mereka dan juga melalui
berbagai kebijakan, instruksi perusahaan , dan sistem hukuman/penghargaan. Ketika terjadi
konflik antara keuntungan dan etika, terkadang pertimbangan etis menjadi begitu kuat
sehingga mereka dengan jelas mendominasi. Akan tetapi, di banyak kasus, pilihan antara
etika dan keuntungan tidak terpisah dengan jelas.

Apakah para manajer tersebut secara etis terikat untuk mengurangi polusi? Begitu
pula, andaikata riset dari perusahaan produk-produk medis mengindikasikan bahwa salah satu
produk barunya dapat menimbulkan masalah. Akan tetapi buktinya relatif lemah, dan bukti
lain sehubungan dengan keuntungan kepada pasiennya ternyata kuat, dan uji pemerintah
secara independen menunjukkan tidak adanya efek yang merugikan. Apakah perusahaan akan
memberitahukan kepada publik akan adanya potensi masalah tersebut? Jika perusahaan
akhirnya mengeluarkan informasi yang negatif (tetapi masih dipertanyakan) itu, perusahaan
akan merugikan penjualan dan keuntungan, dan kemungkinan menyebabkan para pasien yang
akan mendapat keuntungan dari produk tersebut baru itu menjadi tidak mendapatkannya.
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, tetapi perusahaan
harus menghadapi mereka secara rutin, dan kegagalan untuk menangani situasi ini dengan
tepat dapat mengarah pada tuntunan kewajiban produk yang besar, yang dapat mendorong
perusahaan ke arah kebangkrutan13. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

H. Hubungan Keagenan

Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang
bersaing dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi
kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan,
dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan
(agency theory).

Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu,
yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat

13
BRIGHAM & HOUSTON, 2006

13
keputusan kepada agen tersebut. Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan utama
terjadi di antara (1) pemegang saham dan manajer dan (2) manajer dan pemilik utang.

 Pemegang Saham Versus Manajer

Suatu potensi masalah keagenan (agency problem) terjadi ketika manajer dari sebuah
perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen di perusahaan tersebut.
Jika perusahaan tersebut adalah suatu kepemilikan perseorangan yang dikelola oleh
pemiliknya, manajer-pemilik diasumsikan akan mengoperasikannya sehingga akan
memaksimalkan kekayaan sendiri, dengan kekayaan yang diukur dalam bentuk peningkatan
kekayaan pribadi, waktu senggang yang lebih banyak, atau penghasilan tambahan. Akan
tetapi, jika manajer-pemilik menjual sebagian sahamnya kepada pihak luar (sehingga
perusahaannya tidak lagi dimilikinya sendiri). Selain itu, manajer-pemilik tadi mungkin
memutuskan untuk mengonsumsi lebih banyak penghasilan tambahan, karena sebagian dari
biaya tersebut akan ditanggung oleh pemegang saham dari luar. Intinya, adanya fakta bahwa
manajer-pemilik tidak akan mendapatkan seluruh keuntungan dari kekayaan yang diciptakan
dari usahanya ataupun menanggung seluruh biaya penghasilan tambahan akan meningkatkan
insentif baginya untuk mengambil tindakan-tindakan yang bukan menjadi kepentingan utama
dari pemegang saham yang lain.

Di kebanyakan perusahaan besar, potensi konflik keagenan adalah hal yang penting
karena para manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentasr yang kecil dari
saham. Dalam situasi seperti ini, memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat berada di
urutan kesekian dari sejumlah tujuan-tujuan manajerial lain yang menimbulkan konflik..
Dengan menciptakan sebuah perusahaan yang besar dan tumbuh dengan pesat, para manajer
akan (1) meningkatkan keamanan jabatan mereka, karena kecilnya kemungkinan terjadi
pengambilalihan yang tidak bersahabat; (2) meningkatkan kekuatan, status, dan gaji mereka;
dan (3) memberikan lebih banyak kesempatan untuk para manajer tingkat rendah dan
menengahnya.

Beberapa mekanisme spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain (1) kompensasi manajerial,
(2) intervensi langsung oleh pemegang saham, (3) ancaman pemecatan, dan (4) ancaman
pengambilalihan14.

14
Hasibuan, Malayu S.P Manajemen Sumber Daya Manusia

14
1. Kompensasi manajerial. Para manajer sudah jelas harus diberi kompensasi, dan struktur
dari paket kompensasi tersebut dapat dan sebaiknya dirancang untuk memenuhi dua tujuan
utama: (a) untuk menarik dan mempertahankan manajer-manajer yang cakap dan (b) untuk
menyelaraskan tindakan manajer sedekat mungkin dengan kepentingan pemegang saham,
yang umumnya berkepentingan dengan memaksimalkan harga saham. (a) gaji tahunan yang
telah ditentukan, yang dibutuhkan untuk memenuhi biaya hidup; (b) bonus yang dibayarkan
pada akhir tahun, yang akan tergantung kepada profitabilitas perusahaan selama tahun
berjalan; dan (c) opsi untuk membeli saham, atau bagian saham aktual, yang akan
memberikan imbalan bagi eksekutif untuk kinerja jangka panjang.

2. Intervensi langsung pemegang saham. Bertahun-tahun yang lalu kebanyakan saham


dimiliki perorangan, tetapi saat ini mayoritas dimiliki investor-investor institusional seperti
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan reksa dana.

3. Ancaman pemecatan. Hingga saat ini, penyingkiran manajemen dari sebuah perusahaan
besar oleh pemegang sahamnya hanya memiliki kemungkinan kecil, sehingga hanya
memberikan sedikit ancaman. Situasi ini terjadi karena saham dari sebagian besar perusahaan
telah didistribusikan dengan begitu luasnya, disertai dengan pengendalian manajemen atas
mekanisme voting yang begitu kuat, sehingga hampir tidak mungkin bagi para pemegang
saham yang tidak setuju mendapatkan suara yang dibutuhkan untuk menggulingkan suatu tim
manajemen. Namun, seperti yang dinyatakan di atas, situasi tersebut telah mengalami
perubahan.

4. Ancaman pengambilahlian. Pengambilahlian tidak bersahabat (hostile takeover) (ketika


manajemen tidak menginginkan perusahaannya diambil ahli) kemungkinan besar akan terjadi
ketika saham sebuah perusahaan dinilai terlalu rendah relatif terhadap potensinya akibat
manajemen yang buruk. Dalam pengambilahlian yang tidak bersahabat, para manajer dari
perusahaan yang diakuisisi biasanya dipecat, dan jika ada yang bisa tinggal akan mendapat
status dan wewenang yang tidak pasti. Jadi, para manajer memiliki insentif yang kuat untuk
mengambil tindakan-tindakan yang dirancang untuk memaksimalkan harga saham.

Sebagai tambahan dari konflik yang terjadi di antara pemegang saham dan manajer,
dapat juga terjadi konflik antara kreditor dan pemengang saham. Kreditor memiliki klaim
atas sebagian dari arus laba perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang, dan
mereka memiliki klaim atas aset perusahaan di waktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi,
pemegang saham memiliki kendali (melalui manajernya) atas keputusan-keputusan yang

15
memengaruhi profitabilitas dan risiko perusahaan. Kreditor meminjamkan dana dengan tarif
yang didasarkan pada (1) tingkat risiko dari aset perusahaan yang telah ada, (2) ekspetasi
sehubungan dengan tingkat risiko dari tambahan aset di masa depan, (3) struktur modal
perusahaan yang telah ada (yaitu jumlah pendanaan melalui utang yang digunakan), (4)
ekspetasi sehubungan dengan keputusan-keputusan struktur modal di masa depan. Hal-hal di
atas merupakan determinan-determinan utama dari seberapa berisikonya arus kas perusahaan,
yaitu tingkat keselamatan dari utang dikeluarkan.

Sekarang andaikata pemegang saham, yang bertindak melalui manajemen, menyebabkan


sebuah perusahaan menjalankan satu proyek besar baru yang jauh lebih berisiko daripada
yang diantisipasi oleh para kreditornya. Peningkatan risiko ini akan menyebabkan tingkat
pengembalian yang diminta dari utang perusahaan ikut meningkat, dan hal ini akan
menyebabkan jatuhnya nilai dari utang yang masih belum jatuh tempo15. (BRIGHAM &
HOUSTON, 2006).

I. Tindakan Manajerial Untuk Memaksimalkan Kekayaan Pemegang Saham

Jenis-jenis tindakan seperti apakah yang dapat diambil oleh para manajer untuk
memaksimalkan harga dari saham sebuah perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan ini,
pertama-tama kita perlu bertanya, "Faktor-faktor apakah yang menentukan harga dari saham
perusahaan? " Kita dapat mrnyebutkan tiga fakta mendasar yang ada. (1) Semua aset
keuangan, termasuk saham perusahaan, dinilai hanya sampai sejauh mana aset tersebut dapat
menghasilkan arus kas. (2) Kapan arus kas tersebut terjadi juga berarti uang yang diterima
lebih cepat adalah lebih baik, karena dapat diinvestasikan kembali untuk menghasilkan
tambahan laba. (3) Para investor biasanya tidak menyukai risiko, sehingga jika semua hal
adalah sama, mereka akan membayar lebih banyak untuk suatu saham yang arus kasnya
secara relatif adalah lebih pasti daripada saham yang arus kasnya secara relatif berisiko.
Karena ketiga faktor tersebut, para manajer dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka
(dan harga sahamnya) dengan meningkatkan arus kas yang diharapkan, mempercepat
penerimaannya, serta mengurangi tingkat risikonya16. (Badrudin)

Di dalam perusahaan, para manajer membuat keputusan investasi menurut jenis


produk atau jasa yang dihasilkan, termasuk cara barang dan jasa diproduksi dan dikirim.

15
BRIGHAM & HOUSTON, 2006
16
Badrudin. Dasar dasar Manjamen. Bandung : Alfabeta 2014

16
Manajer juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana mendanai perusahaan bauran
utang dan ekuitas apakah yang sebaiknya digunakan, dan jenis-jenis tertentu utang.

Meskipun tindakan-tindakan manajerial memengaruhi nilai dari saham perusahaan,


harga-harga saham juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti batasan hukum,
tingkat umum aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga, dan kondisi
bursa saham17. (BRIGHAM & HOUSTON, 2006).

17
BRIGHAM & HOUSTON, 2006

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menejemen keuangan merupakan suatu keseluruhan tugas seorang manejer keuangan


untuk membuat sebuah keputusan investasi, pembiayaan dan deviden berdasarkan suatu
perencanaan, pengalikasian, memperoleh maupun menggunakan sejumlah dana secara efektif
dan efisien.

Tujuan menejemen hendaknya memaksimalkan nilai jangka Panjang sham perusahaan, yang
artinya nilai intrinsic seperti yang di ukur oleh harga saham rata- rata selama ini. Untuk
memaksimalkan nilai, perusahaan harus mengembangkan produk yang diinginkan pelanggan,
memproduksi secara efisien, menjual dengan harga yang kompetitif, dan mengamati hukum
yang berkaitan dengan perilaku perusahaan. Jika mereka berhasil dalam memaksimalkan nilai
saham, mereka juga akan memberikan kontribusi pada kesejahteraan sosial dan kemakmuran
rakyat.

Sebuah usaha dapat berbentuk kepemilikan perseorangan, persekutuan, atau perseorangan


terbatas. Sebagai besar usaha dilakukan oleh perseorangan, dan perusahaan yang paling
berhasil pada akhirnya akan terbentuk perseorangan. Ada beberapa perkembangan baru yang
memengaruhi seluruh usaha, yaitu focus pada etika usaha yang timbul akibat tahun 1990-an.
Kemudian tren ke arah globalisasi yang telah mengubah cara perusahaan melakukan usaha,
dan teknologi baru yang terus berkembang yang juga mengubah cara usaha yang dilakukan.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

 BRIGHAM, E. F.,& HOUSTON, J. F. (2006). Dasar Dasar Manajemen.


 Badrudin. Dasar dasar Manjamen. Bandung : Alfabeta 2014.
 Choliq, Abdul. Pengantar Manajemen. Semarang : Rafi Sarana Prakasa, 2011.
 Hasibuan, Malayu S.P Manajemen Sumber Daya Manusia.
 Amirullah, Pengantar Manajemen Fungsi-Proses-Pengendalian. Jakarta : Mitra
Wacana 2015

19

Anda mungkin juga menyukai