Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PEMALSUAN

LAPORAN KEUANGAN MENURUT HUKUM PASAR MODAL

Untuk memenuhi mata kuliah Aspek Hukum Pasar Modal

Dosen Pengampu: Rani Apriani, S.H., M.H.

Disusun oleh :

Ahmad Abikaromi (1910631010068)


Annisa Nuraini (1910631010085)
Bunga Aliffia AZ (1910631010197)
Jelita Alfiarini (1910631010113)
Laras Endah Kinasih (1910631010228)
Putri Anugrah Sidik (1910631010256)
Suraya Imtiyaaz (1910631010168)

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Sanksi Tindak Pemalsuan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal........................................................................................6
2.2 Analisis Kasus PT Garda Tujuh Buana Dan Peran BEI Dalam Perlindungan Investor
....................................................................................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “ANALISIS PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PEMALSUAN
LAPORAN KEUANGAN MENURUT HUKUM PASAR MODAL” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Pasar Modal. Penulis
berharap makalah tentang Penegakan Hukum Dalam Tindak Pemalsuan Laporan Keuangan ini
dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar tetap waspada.
Penulis menyadari makalah bertema Pasar Modal ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Karawang, 29 November 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) merupakan perseroan yang bergerak dalam bidang
usaha pertambangan batubara dengan sub bidang coal mining. Perseroan menangani operasi
pengolahan penambangan batubara dan logistik secara terpadu. (Keuangan, 2015)

Dikutip dari Neraca.co.id (Selasa, 19/08/2013), PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)
dituding melakukan pemalsuan laporan keuangan. Hal ini terindikasi dari laporan keuangan
perseroan pada periode 2012 yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan terkait hubungan dengan
Agrocom Ltd, sebuah perusahaan perdagangan yang berasal dari Negara Timur Tengah.
Diketahui, pada 14 Juni 2012, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) mengadakan perjanjian
dengan Agrocom Ltd. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) memberikan hak eksklusif kepada
Agrocom Ltd sebesar 10 juta metrik ton batubara dengan nilai kontrak sebesar US $250 juta
yang akan dibayarkan melalui tiga tahapan. Namun, pada 31 Mei 2013, PT Garda Tujuh Buana
Tbk (GTBO) menjelaskan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), bahwa kontrak tersebut batal dan
PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) pun terjerat utang akibatnya. (Nabhani, 2013)

Kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam bentuk
salah saji material laporan keuangan yang dilakukan secara sengaja untuk mengelabui pemakai
laporan keuangan, dalam hal ini merugikan investor dan kreditor. Bentuknya berupa, laporan
yang melebihkan nilai aset atau pendapatan suatu perusahaan atau laporan yang merendahkan
nilai kewajiban dan beban suatu perusahaan. (Binus, 2019)

Padahal, laporan keuangan suatu perusahaan yang diterbitkan secara periodik merupakan
bagian penting yang berisi informasi yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang
mana sangat bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan secara
ekonomi. Hal ini menjadi bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam
menggunakan umber daya yang telah dipercayakan kepadanya. (Putri, 2012)

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sanksi pemalsuan laporan keuangan menurut Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal?
2. Bagaimanakah analisis kasus PT Garda Tujuh Buana dan kaitannya dengan peran Bursa
Efek Indonesia (BEI) sebagai penjamin perlindungan investor?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sanksi pemalsuan laporan keuangan menurut Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
2. Menganalisis kasus PT Garda Tujuh Buana dan kaitannya dengan peran Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebagai penjamin perlindungan investor.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sanksi Tindak Pemalsuan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8


Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Pasar modal merupakan sebuah instrumen yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas
ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Guna mencapai tujuan tersebut,
pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha,
termasuk usaha menengah dan kecil, sedangkan disisi lain pasar modal juga merupakan wahana
investasi bagi masyarakat. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa keberadaan Pasar Modal
Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian
Indonesia. (Maulana Patra Syah, 2014)

Tindak pidana pada bidang pasar modal merupakan tindak pidana yang harus
diperhatikan secara serius seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap kegiatan pasar
modal. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal digariskan mendetil
terkait jenis tindak pidana pasar modal seperti penipuan, manipulasi pasar, hingga perdagangan
orang dalam. Berkaitan dengan jenis tindak pidana, tentu perlu diatur mengenai sanksi apabila
terjadinya jenis tindak pidana tersebut. Undang-Undang Pasar Modal juga mengatur sanksi
pidana bagi pelaku tindak pidana pasar modal diantaranya denda dan pidana penjara/kurungan
yang lamanya ditetapkan secara bervariasi.

Tindak pidana pasar modal memiliki karakteristik tersendiri yaitu "barang" yang menjadi
objek tindak pidana dalam bidang ini berupa informasi, selain itu tindak pidana pasar modal
tidak mengutamakan kemampuan fisik seperti pencurian mobil, tetapi mengandalkan pada
kemampuan membaca situasi pasar serta memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Selain dua
karakteristik utama tersebut, tindak pidana pasar modal juga seringkali cenderung sulit dalam
pembuktiannya dan dampak pelanggaran dalam pasar modal berdampak fatal dan luas.

6
Pertama, tindak pidana penipuan dalam pasar modal. Berdasarkan pasal 90 huruf c
Undang-Undang Pasar Modal, penipuan yaitu membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta
material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan tidak menyesatkan mengenai
keadaan yang sebenarnya, guna menghindari kerugian bagi diri sendiri atau pihak lain, atau
bertujuan agar pihak lain membeli atau menjual efek. (Sambuaga, 2016) Kedua, manipulasi
pasar, yaitu kegiatan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan terkait kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, maupun harga efek di bursa efek. Ataupun memberi keterangan
tidak benar atau menyesatkan yang mempengaruhi harga efek di dalam bursa.

Salah satu tindak pidana pasar modal yang pernah terjadi adalah kasus PT Garda Buana
pada tahun 2013. PT Garda Buana (GTBO) dituding melakukan pemalsuan laporan keuangan.
Pemalsuan laporan keuangan merupakan tindakan tidak etis guna mendapat penilaian kinerja
keuangan yang positif. Laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk mengetahui
kondisi ekonomis suatu perusahaan, yang sangat penting disajikan sebagai suatu perusahaan go
public, yang memiliki saham untuk diperjualbelikan. (Herawaty, 2007)

Dikenal dua bentuk sanksi dalam Undang-Undang Pasar Modal, diantaranya :

1. Sanksi Administratif
Terdapat dalam pasal 102 yang mana sanksi ini diberikan oleh BAPEPAM kepada pihak-
pihak yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pihak yang
dapat dijatuhkan sanksi yaitu pihak yang memperoleh izin BAPEPAM, pihak yang
memperoleh persetujuan dari BAPEPAM, pihak yang melakukan pendaftaran kepada
BAPEPAM;
2. Sanksi Pidana
Dimuat dalam pasal 103 sampai pasal 110 Undang-Undang Pasar Modal. Sanksi pidana
berupa denda atau penjara/kurungan dengan lama penjara/kurungan berbeda-beda
tergantung tindak pidana mana yang dilakukan.

Menganalisis kasus PT Garda Tujuh Buana (GTBO), perlu diperhatikan pasal 81


Undang-Undang Pasar Modal yang menyatakan bahwa pihak yang menawarkan efek dengan
memuat informasi tidak benar wajib bertanggungjawab atas kerugian yang timbul akibat
perbuatan tersebut. Dengan demikian, GTBO memiliki tanggung jawab atas penyampaian

7
informasi benar kepada investor atau pembeli efek. Laporan keuangan yang dimanipulasi
merupakan bukti bahwa perusahaan melakukan pelanggaran atas Undang-Undang Pasar Modal.

Perusahaan emiten di Bursa Efek Indonesia juga diperingatkan agar selalu


menyampaikan laporan kinerja tahunan secara benar, jika tidak ingin berurusan dengan hukum.
Sebab, praktik mempercantik laporan keuangan di penghujung tahun atau biasa disebut window
dressing kerap merugikan investor. Adapun menurut Pakar Hukum Bisnis Universitas Airlangga,
Budi Kagramanto, manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
merupakan tindak pidana yang dapat merugikan banyak pihak. Pertama adalah investor yang
berinvestasi di saham perusahaan tersebut. Kedua, perusahaan itu sendiri. Dan ketiga, citra
industri pasar modal menjadi tercoreng. (Putra, 2021)

Yang akan merasakan dampak kerugian tentunya investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Laporan keuangan disajikan guna pengambilan keputusan atas saham yang
akan dijual atau dibeli. Tujuan investor menjual atau membeli saham adalah capital gain dan
deviden. Deviden dibagikan oleh emiten apabila memiliki kinerja keuangan dan nilai buku
ekuitas yang baik. Informasi atas kinerja keuangan dan nilai buku ekuitas dapat ditemukan pada
publikasi laporan keuangan yang diantaranya laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
perusahaan.

Setiap perusahaan selalu berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kinerja


keuangannya, dengan menjaga tingkat likuiditas agar tetap berada di atas rata-rata industri.
Manajemen perusahaan juga mengelola secara efektif seluruh aktiva yang tersedia untuk
meningkatkan penjualan, serta mengoptimalkan penggunaan utang dengan menginvestasikannya
ke dalam aktiva tetap. Jika penambahan utang digunakan untuk melunasi utang yang sudah jatuh
tempo, maka kemampuan manajemen untuk meningkatkan tingkat pengembalian ekuitas
semakin turun, sehingga keinginan investor untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan
dalam bentuk saham turun, sehingga harga saham di pasar modal menjadi turun. (Dami Yanti
Sihombing, 2011)

Demikian kaitan antara laporan keuangan dengan harga saham sangat erat. Hal tersebut
pula yang menjadikan pemalsuan laporan keuangan akan memengaruhi capital gain dan deviden
investor. (Mubarok, 2010) Kerugian juga akan dirasakan oleh perusahaan itu sendiri. Apabila
pemalsuan tersebut akhirnya terbongkar, perusahaan bisa saja terlilit hutang dan mengalami

8
suspensi atau pembekuan dari pihak yang berwenang. Selain itu, masyarakat akan menaruh rasa
tidak percaya dalam jual beli efek terhadap perusahaan tersebut.

Dampak kerugian ketiga yaitu citra industri pasar modal yang tercoreng. Akan muncul
stigma bahwa perundang-undangan dan aturan mengenai pasar modal di Indonesia dianggap
tidak ketat dan belum benar-benar mampu melindungi pihak-pihak yang berkecimpung dalam
kegiatan pasar modal.

Laporan keuangan berkaitan erat dengan profesi penunjang pasar modal yaitu akuntan
publik. Profesi akuntan publik adalah sebuah profesi mulia yang seharusnya melindungi
kepentingan publik, tetapi karena faktor-faktor tertentu seorang akuntan publik bisa saja berani
melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) serta kode etik profesinya demi
melindungi kepentingan pihak yang menggunakan jasanya. (I Made Yudana, 2018)

Sebagaimana diatur dalam pasal 81 Undang-Undang Pasar Modal, akuntan publik turut
bertanggung jawab apabila terjadi manipulasi laporan keuangan yang menyebabkan kerugian
terhadap investor atau masyarakat umum. Juga memperhatikan pasal 107 Undang-Undang Pasar
Modal yang menyatakan pihak-pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan
pihak lain atau menyesatkan BAPEPAM, atau memalsukan catatan dari Pihak yang merupakan
perusahaan emiten atau perusahaan publik, memiliki ancaman penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak lima miliar rupiah.

Atas kasus PT Garda Tujuh Buana, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sanksi
administratif berupa suspensi atau pembekuan kegiatan jual beli efek oleh PT Garda Tujuh
Buana. Bursa telah meminta konfirmasi PT Garda Tujuh Buana kepada Direktur Jenderal
Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba), Pemerintah Daerah, dan instansi terkait lainnya dalam
perizinan pertambangan berkaitan dengan transaksi penjualan batu bara terhadap peraturan yang
berlaku. Transaksi yang dimaksud yaitu kontrak jual beli 10 juta ton batu bara dengan agrocom
yang dimuat dalam laporan keuangan GTBO per 30 Juni 2012. Dilakukan suspensi karena PT
Garda Tujuh Buana belum melakukan konfirmasi seperti yang diinstruksikan Bursa Efek
Indonesia (BEI). (Fauzian, 2012)

Sanksi atas pemalsuan laporan keuangan juga dapat dikenakan sanksi pidana yang
tercantum dalam pasal 104 Undang-Undang Pasar Modal. Apabila tindakan PT Garda Tujuh

9
Buana ini memenuhi ketentuan pada pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal mengenai tindak
pidana penipuan, maka sanksi pidana yang dapat dikenakan pada perusahaan tersebut adalah
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak lima belas miliar rupiah.
Ketentuan pada pasal 90 yang dimaksud yaitu :

a. Menipu dengan cara atau sarana apapun;

b. Membuat pernyataan tidak benar dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau dengan
tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

Dibaginya delik atas dua macam yaitu delik kejahatan pasar modal, dan delik
pelanggaran pasar modal, menunjukkan bahwa Undang-Undang Pasar Modal mengikuti
ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang merupakan
hukum ketentuan yang umum, di satu sisi, tetapi dalam ketentuan mengenai sanksinya jauh
berbeda. Di dalam KUHP untuk delik pelanggaran tidaklah diancam dengan pidana kumulasi
seperti dalam Undang-Undang Pasar Modal, tetapi hanya hukuman kurungan paling lama satu
tahun, sedangkan dalam Undang-Undang Pasar Modal juga satu tahun kurungan tetapi
dikumulasikan dengan denda yang besar (satu miliar).

Hal ini tentu saja rasional, juga bila melihat asas perundang-undangan yang baik selalu
memperhatikan antara korban dan sanksi yang seimbang. Walaupun selama ini dikenakan sanksi
administrasi kepada pelaku tindak pidana pasar modal, tetapi seperti pada tindak pidana pasar
modal, alasan yang sama telah dikemukakan di atas menjadi dasar untuk memberikan sanksi
administrasi tersebut.

Melihat penyelesaian terhadap kasus PT Garda Tujuh Buana, Bapepam memang lebih
cenderung menyelesaikan persoalan dengan menggunakan jalur di luar pengadilan (non penal),
akan tetapi apabila pihak pelanggar tidak dapat menyelesaikan sanksi administratif yang telah
dijatuhkan, maka pihak Bapepam akan menyelesaikan kasus tersebut ke pengadilan
(penyelesaian secara penal). Dapat dikatakan disini bahwa, pihak Bapepam beranggapan bahwa
hukum pidana tersebut sebagai senjata paling akhir (Ultimum Remedium) di dalam penyelesaian
kasus pelanggaran perundang-undangan di pasar modal. (Maulana Patra Syah, 2014)

10
2.2 Analisis Kasus PT Garda Tujuh Buana Dan Peran BEI Dalam Perlindungan Investor
PT. Garda Tujuh Buana dinilai telah melanggar ketentuan perdagangan saham oleh
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kemudian BEI melakukan
penghentian sementara perdagangan saham milik PT. Garda Tujuh Buana. Disebutkan pada 14
Juni 2012 pihak PT. Garda Tujuh Buana melakukan perjanjian dengan Argocom dimana PT.
Garda Tujuh Buana memberikan hak pemasarannya sebesar 10 Juta metrik ton batu bara dengan
nilai kontrak sebesar US$250 Juta.
Tahap pertama, senilai US475 Juta. Lalu tahap kedua dan ketiga masing-masing senilai
US$87,5 Juta. Namun, dalam perkembangannya pihak PT. Garda Tujuh Buana tidak pernah
diminta untuk mengirim batu bara oleh Argocom. Padahal PT. Garda Tujuh Buana telah siap
mengirimkan batu bara kepada pihak yang telah ditunjuk oleh Argocom. Kemudian pada Mei
2013 pihak perseroan menjelaskan kepada BEI bahwa kontrak tersebut batal, termasuk
pengakuan penjualan hak pemasaran senilai Rp. 711.500.000,- (Tujuh Ratus Sebelas Milyar
Lima Ratus Juta Rupiah. Akibatnya, perseroan pun terjerat hutang dengan nilai yang cukup
fantastis tersebut.
Menurut Hoesen, tindakan BEI yang melakukan penghentian perdagangan terhadap PT.
Garda Tujuh Buana merupakan suatu bentuk perlindungan bagi para investor. Namun pada
akhirnya BEI mencabut penghentian sementara (suspensi) perdagangan PT. Garda Tujuh Buana
pada 4 September 2013, dikatakan oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil BEI I
Gede Nyoman Yetna bahwa pihak PT. Garda Tujuh Buana telah melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) juga telah melaksanakan Public Expose Insidentil
sehingga BEI menyatakan mencabut suspensi terhadap PT. Garda Tujuh Buana sehingga saham
PT. Garda Tujuh Buana siap diperdagangkan kembali mulai pada sesi I perdagangan efek pada
Kamis 5 September 2013. (Wicaksono, 2013)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pasar modal merupakan sebuah instrumen yang bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Guna mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah
satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil,
sedangkan disisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat.
Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa keberadaan Pasar Modal Indonesia memegang
peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Tindak
pidana pada bidang pasar modal merupakan tindak pidana yang harus diperhatikan secara
serius seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap kegiatan pasar modal.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal digariskan mendetil
terkait jenis tindak pidana pasar modal seperti penipuan, manipulasi pasar, hingga
perdagangan orang dalam. Sedangkan, untuk sanksi atas kejahatan pemalsuan laporan
keuangan juga dapat dikenakan sanksi pidana yang tercantum dalam pasal 104 Undang-
Undang Pasar Modal. Apabila tindakan PT Garda Tujuh Buana ini memenuhi ketentuan
pada pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal mengenai tindak pidana penipuan, maka
sanksi pidana yang dapat dikenakan pada perusahaan tersebut adalah pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak lima belas miliar rupiah.

Perdagangan saham milik PT Garda Tujuh Buana dihentikan oleh direktur


penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena dinilai melanggar ketentuan
perdagangan saham. Perjanjian yang dilakukan pada 14 Juni 2012 dengan Argocom
dinilai bermasalah dan menyebabkan pembatalan kontrak yang mengakibatkan PT Garda
Tujuh Buana terlilit hutang dengan nilai yang cukup fantastis. BEI melakukan bentuk
perlindungan bagi para investor dengan cara penghentian perdagangan terhadap PT
Garda Tujuh Buana. Namun pada akhirnya BEI mencabut penghentian sementara
(suspensi) perdagangan PT. Garda Tujuh Buana pada 4 September 2013. Pihak PT.

12
Garda Tujuh Buana telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) juga telah melaksanakan Public Expose Insidentil sehingga BEI menyatakan
mencabut suspensi terhadap PT. Garda Tujuh Buana sehingga saham PT. Garda Tujuh
Buana siap diperdagangkan kembali.

3.2 Saran
1. Semakin berkembangnya zaman membuat kita harus lebih peka terhadap berbagai tindak
kejahatan dan pelanggaran khususnya di bidang pasar modal di Indonesia.
2. Pemerintah diharapkan semakin berupaya menjaga iklim perekonomian Negara untuk
tetap kondusif yang membuat investor khususnya dalam bidang pasar modal memiliki
kepastian hukum dalam melakukan aktifitas mereka. Dengan kondusifnya hukum di
Negara ini, secara otomatis dapat mengembangkan pula perekonomian Negara kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Binus. (2019, July 16). MEMAHAMI FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN. Retrieved from
accounting.binus.ac.id: https://accounting.binus.ac.id/2019/07/16/memahami-fraud-
dalam-laporan-keuangan/
Dami Yanti Sihombing, D. K. (2011). PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA.
Fauzian, R. (2012, October 30). BEI Desak GTBO Tuntaskan Kasus Perizinan Batu Bara.
Retrieved from economy.okezone.com:
https://economy.okezone.com/read/2012/10/30/278/711119/bei-desak-gtbo-tuntaskan-
kasus-perizinan-batu-bara
Herawaty, S. d. (2007). Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. SNA. X. Unhas Makasar.
I Made Yudana, I. D. (2018). SANKSI HUKUM ATAS KEJAHATAN MANIPULASI
PENDAPAT AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN EMITEN OLEH AKUNTAN
PUBLIK DI PASAR MODAL.
Keuangan, O. J. (2015). Daftar Perusahaan DPKR PPPA PPPK Garda Tujuh Buana. Retrieved
from https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Daftar%20Perusahaan/DPKR/PPPA/
PPPK/Garda%20Tujuh%20Buana%20Tbk%20(GTBO).pdf
Maulana Patra Syah, S. M. (2014, September 4). PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK
PIDANA PASAR MODAL DI INDONESIA. Retrieved from kantorpengacara-bhp.com:
https://kantorpengacara-bhp.com/penegakan-hukum-terhadap-tindak-pidana-pasar-
modal-di-indonesia/
Mubarok, A. (2010). PENGARUH PUBLIKASI INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang listed di
Bursa Efek Indonesia).
Nabhani, A. (2013, August 19). Manipulasi Laporan Keuangan - BEI Jatuhkan Sanksi Garda
Tujuh Buana. Retrieved from neraca.co.id:
https://www.neraca.co.id/article/31836/manipulasi-laporan-keuangan-bei-jatuhkan-
sanksi-garda-tujuh-buana
Putra, D. A. (2021, January 5). Tutup Buku, Emiten Pasar Modal Diingatkan Tidak Manipulasi
Laporan Keuangan. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/uang/tutup-buku-emiten-pasar-modal-diingatkan-tidak-
manipulasi-laporan-keuangan.html

14
Putri, A. (2012). Kajian: Fraud (Kecurangan) Laporan Keuangan. JRAK: Jurnal Riset Akuntansi
dan Komputerisasi Akuntansi, Jilid 3, 13.
Sambuaga, D. (2016). KEJAHATAN DAN PELANGGARAN DI BIDANG PASAR MODAL
DAN PENEGAKAN HUKUMNYA DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 1995. Lex
Privatum, Vol. IV/No.5/Juni/2016.
Wicaksono, A. (2013, September 5). BEI Cabut Suspensi Saham Garda Tujuh Buana. Retrieved
from tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/bisnis/2013/09/05/bei-cabut-
suspensi-saham-garda-tujuh-buana

15

Anda mungkin juga menyukai