Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS PENERAPAN PSAK 15 DAN PSAK 19 PADA PT KALBE

FARMA TBK.
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang
diampu oleh Dr. Ikin Solikin, S.E., M.Si., Ak., CA.

oleh
Hida Sukmawati (1601637)
Pria Anugrah (1604165)
Yesy Octavia Dewi (1601485)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Penerapan PSAK 15 Dan PSAK
19 pada PT. Kalbe Farma Tbk.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, 14 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................3

A. Signalling Theory (Teori Sinyal)...............................................................3


B. Investasi Jangka Panjang...........................................................................3
C. Aset Tidak Berwujud...............................................................................13

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................19

A. Penyajian dan Pengungkapan Investasi pada Entitas Asosiasi dan Aktiva


Tidak Berwujud pada PT Kalbe Farma Tbk......................................................19
B. Analisis Penerapan PSAK No. 15 dan PSAK No. 19 terhadap PT Kalbe
Farma Tbk..........................................................................................................21

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................24

A. Simpulan..................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang


berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di
masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal,
investasi diartikan sebagai penanaman uang disuatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya, investasi adalah membeli suatu
aset yang diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi.
Sekarang banyak orang yang memilih untuk menginvestasikan uangnya,
baik dalam bentuk investasi emas, rumah, maupun tanah. Selain ketiga investasi
tersebut juga terdapat alternatif investasi lain berupa investasi saham. Walaupun
investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang memiliki resiko yang
tinggi, akan tetapi pada saat ini investasi saham menjadi pilihan alternatif
investasi yang banyak dipilih oleh beberapa investor atau pemilik modal.
Untuk memulai investasi dengan saham, investor harus mengetahui
perusahaan yang dapat memberikan return tinggi atas investasinya. Investor dapat
melakukan analisis pada perusahaan yang akan dipilih melalui aset dan sumber
perusahaan. Atas aset dan sumber aset perusahaan, investor dapat memperkirakan
kinerja bisnis dari perusahaan.
Dikutip dari investasi.kontan.co.id, kinerja emiten farmasi dan rumahsakit
akan membaik karena pemerintah berencana akan meningkatkan anggaran
kesehatan pada 2020 menjadi Rp 132,2 triliun. Sebelumnya, pemerintah
menganggarkan anggaran kesehatan sebesar Rp 26,5 triliun. Dengan adanya
kenaikan anggaran, diharapkan kinerja keuangan emiten farmasi akan meningkat.
Investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di industri farmasi karena
akan memberikan return yang lebih besar.

1
Dikutip dari okezone.com, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartanto
menyatakan, sektor industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu
sektor manufaktur andalan yang mendapatkan prioritas pengembangan karena
berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini didukung
dengan adanya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Regulasi ini memberi
instruksi kepada 12 kementerian dan lembaga untuk saling bersinergi dan
mendukung dalam mendorong kemandirian obat nasional. Industri farmasi dalam
negeri sendiri mampu memenuhi 75% kebutuhan obat dalam negeri. Kemenperin
mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar
4,46% dan memberikan kontribusi industri tersebut terhadap PDB industri
pengolahan nonmigas sebesar 2,78% dan terus meningkat selama lima tahun
terakhir. Menperin pun menuturkan bahwa industri farmasi adalah sektor yang
memiliki karakteristik capital intensive, high technology, R&D intensive, heavily
regulated, dan fragmented market.
Setiap industri memiliki ciri khas masing-masing pada proses bisninys,
termasuk industri farmasi. Ciri khas dari industri farmasi salah satunya adalah
memiliki aktiva tidak berwujud atau yang lebih dikenal dengan istilah intangible
asset. Pengertian dari aktiva tidak berwujud (intangible asset) ini menunjuk
pada aset dari perusahaan yang tidak berbentuk fisik dan memiliki sifat aset
jangka panjang. Artinya, aktiva tidak berwujud milik perusahaan ini tidak
ditujukan untuk dijual suatu hari nanti. Seluruh aktiva tidak berwujud akan
dikelola untuk menghasilkan keuntungan untuk operasional perusahaan.
Berdasarkan definisi dari aktiva tidak berwujud ini, maka dapat dimengerti
bahwa keberadaannya sangat penting untuk perusahaan. Berikut adalah
perbandingan nilai intangible asset pada emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2
Emiten Farmasi Di BEI Tahun 2018 Jumlah Intangible Asset
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. 15.031.236.000
PT Indofarma (Persero) Tbk. 3.085.931.594
PT Kalbe Farma Tbk. 433.440.697.623
PT Pyridam Farma Tbk. 121.480.980
PT Merck Tbk. 1.230.137.000
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. 91.366.000.000
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 46.445.154.106
PT Phapros Tbk. 134.443.900.000

Tahun ini, Forbes menyatakan bahwa Kalbe Farma termasuk dalam “200
Asia’s Best Over a Billion”. Dengan sales sebesar 1,482 milyar USD, net income
sebesar 1,73 milyar USD, dan market value sebesar 4,715 milyar USD, PT Kalbe
Farma dinilai baik bersama dengan 11 emiten asal Indonesia lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyajian dan pengungkapan investasi jangka panjang pada PT


Kalbe Farma Tbk.?
2. Bagaimana penyajian dan pengungkapan aset tidak berwujud pada PT
Kalbe Farma Tbk.?
3. Bagaimana Penerapan PSAK 19 tentang aktiva tidak berwujud pada PT
Kalbe Farma Tbk.?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan investasi jangka panjang


pada PT Kalbe Farma Tbk.
2. Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan aset tidak berwujud pada
PT Kalbe Farma Tbk.
3. Untuk menjelaskan penerapan PSAK 19 tentang aktiva tidak berwujud
pada PT Kalbe Farma Tbk.

D. Manfaat

Manfaat makalah bagi penulis yaitu:


1. Agar penulis melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah.

1
2. Agar penulis melatih kemampuan untuk mengamati dan menganalisis
peristiwa.
Manfaat makalah bagi pembaca yaitu:
1. Agar pembaca mengetahui penyajian dan pengungkapan investasi jangka
panjang pada PT Kalbe Farma Tbk.
2. Agar pembaca mengetahui penyajian dan pengungkapan aset tidak
berwujud pada PT Kalbe Farma Tbk.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Signalling Theory (Teori Sinyal)

Teori sinyal ini dicetuskan oleh Spence yang melakukan penelitian dengan
judul Job Market Signalling pada tahun 1972. Dalam penelitiannya, Spence,
(1972) menyatakan bahwa asimetri informasi terjadi pada pasar ketenagakerjaan.
Oleh sebab itu, ia membuat suatu kriteria sinyal untuk menambah kekuatan pada
pengambilan keputusan. Bagi pelaku bisnis dan investor, informasi merupakan hal
yang penting dikarenakan terdapat informasi yang menyajikan keterangan, catatan
keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang mengenai prospek
bisnis perusahaan dan pasar efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis
untuk mengambil keputusan investasi.
Informasi yang dipublikasikan dianggap sebagai suatu sinyal bagi investor
dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung
nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar.

B. Investasi Jangka Panjang

1. Investasi dalam Efek Ekuitas

Istilah equity securities dalam FASB No. 115 didefinisikan sebagai


“any security representing an ownership interest in an enterprise (for
example, common, preferred, or other capital stock) or the right to acquire
(for example, warrants, rights, and call options) or dispose of (for example,
put options) an ownership interest in an enterprise at fixed or determinable
prices” yang artinya sekuritas (efek) yang mewakili kepentingan
kepemilikan dalam suatu perusahaan atau hak untuk memperoleh atau
melepaskan kepentingan kepemilikan dalam suatu perusahaan dengan
harga tetap atau ditentukan. Di Indonesia, equity securities lebih mudah
dikenal sebagai investasi dalam bentuk saham.

3
Investasi dalam bentuk saham terbagi kedalam tiga bentuk.
Pembagian bentuk tersebut berdasarkan besarnya persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh investor. Pertama, investasi dalam bentuk saham
dengan persentase kepemilikan sebesar kurang dari 20 persen. Kedua,
investasi dalam bentuk saham dengan persentase kepemilikan sebesar
antara 20 persen dengan 50 persen. Ketiga, investasi dalam bentuk saham
dengan persentase kepemilikan sebesar lebih dari 50 persen. Bila besarnya
persentase kepemilikan mempengaruhi bentuk investasi, maka metode
yang digunakan dalam mengukur investasi pun berbeda.
Untuk investasi dalam bentuk saham dengan persentase
kepemilikan sebesar antara 20 persen dan 50 persen, dikenal dengan
entitas asosiasi. Menurut PSAK 15 (Revisi 2013), entitas asosiasi adalah
suatu entitas yang mana investor mempunyai pengaruh signifikan.
Menurut PSAK 15 (Revisi 2013), pengaruh signifikan adalah kekuasaan
untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional
investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas
kebijakan tersebut.
Dalam entitas asosiasi, pengukuran investasi menggunakan metode
ekuitas. PSAK 15 (Revisi 2013) diungkapkan bahwa dalam metode ekuitas
adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar
biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan pasca
perolehan dalam bagian investor atas aset neto investee. Laba rugi investor
mencakup bagiannya atas laba atau rugi investee dan penghasilan
komprehensif lain investor mencakup bagiannya atas penghasilan
komprehensif lain investee.
Dalam laporan keuangan entitas asosiasi, laporan keuangan
investee yang paling terkini digunakan dalam metode ekuitas. Jika tanggal
pelaporan berbeda, maka penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari
setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi diantara tanggal
laporan keuangan entitas asosiasi dengan investor. Jika penyamaan tanggal
tidak mungkin dilakukan, laporan keuangan dapat disusun pada tanggal

4
yang berbeda, tetapi perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas
asosiasi dengan investor tidak boleh lebih dari tiga bulan. Laporan
keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama dengan entitas asosiasi untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan
yang serupa.

2. Investasi Dalam Sekuritas Utang

Sekuritas hutang (debt securities) adalah instrumen yang


menunjukkan hubungan kreditor dengan suatu perusahaan. Sekuritas
hutang meliputi sekuritas pemerintah AS, sekuritas pemerintah daerah,
obligasi perusahaan, hutang konvertibel, kertas komersial atau warkat
niaga.
Investasi dalam sekuritas hutang dikelompokkan menjadi tiga
kategori terpisah untuk tujuan akuntansi dan pelaporan, yaitu:
 Dimiliki sampai jatuh tempo (held to maturity): Sekuritas
hutang yang menurut maksud dan kemampuan perusahaan akan
dimiliki sampai jatuh tempo.
 Perdagangan (Trading): Sekuritas hutang yang dibeli dan
dimiliki terutama untuk dijual dalam waktu dekat untuk
menghasilkan laba atas selisih harga jangka pendek.
 Tersedia untuk dijual  (available for sale) : sekuritas hutang
yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki
sampai jatuh tempo atau perdagangan.

5
Keuntungan atau Pengaruh
Kategori Penilaian Kerugian Kepemilikan Lainnya terhadap
yang Belum Direalisasi Laba
Bunga pada saat
Dimiliki dihasilkan,
Biaya yang
sampai jatuh Tidak diakui keuntungan atau
diamortisasi
tempo kerugian dari
penjualan.
Bunga pada saat
dihasilkan,
Sekuritas Diakui dalam laba
Nilai wajar keuntungan atau
perdagangan bersih
kerugian dari
penjualan.
Diakui sebagai laba Bunga pada saat
komprehensif lainnya dihasilkan,
Tersedia
Nilai wajar dan sebagai komponen keuntungan atau
untuk dijual
terpisah dari ekuitas kerugian dari
pemegang saham penjualan.

Biaya yang diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan


atau akuisisi yang disesuaikan untuk memperhitungkan amortisasi
diskonto atau premi ,jika dianggap tepat.
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang digunakan bila
instrumen keuangan dipertukarkan dalam transaksi berjalan antara pihak-
pihak yang berkeinginan,selain dari penjualan terpaksa atau likuidasi.

Sekuritas Yang Dimiliki Sampai Jatuh Tempo


Hanya sekuritas hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai
sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo. Investor atau perusahaan dapat
mengklasifikasikan sekuritas hutang sebagai dimiliki sampai jatuh tempo
jika entitas yang melaporkan mempunyai nilai positif untuk memegang
sekuritas dan kemapuan untuk memiliki sekuritas itu sampai jatuh tempo.
Perusahaan menghitung sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo
sebesar biaya yang di amortisasi, bukan pada nilai wajarnya. Perusahaan
harus mengamortisasi premi atau diskonto dengan menggunakan metode

6
bunga efektif kecuali jika metode lainnya seperti garis lurus memberikan
hasil yang sama.

Sekuritas Yang Tersedia Untuk Di Jual


a) Investasi sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja dilaporkan
pada nilai wajarnya (Fair Value).
b) Keuntungan dan kerugian berkaitan dengan perubahan dalam nilai
wajar sekuritas hutang dicatat pada akun keuntungan / kerugian
yang belum terealisasi (unrealized holding gain or loss). Akun ini
dilaporkan sebagai modal (Comprehensive Income) sebagai
komponen dari Ekuitas Pemegang Saham (Stockholder’s Equity).
c) Perubahan dalam nilai wajar tidak dilaporkan sebagai bagian dari
penghasilan (laba) bersih sampai sekuritas tersebut dijual.

Penjualan Sekuritas Yang Tersedia Untuk Dijual


Jika obligasi yang tercatat sebagai investasi dalam sekuritas yang
tersedia untuk dijual kemudian dijual sebelum tanggal jatuh tempo, maka
harus dibuat ayat jurnal untuk mengamortisasi diskonto atau premi pada
tanggal penjualan dan menghapus biaya yang diamortisasi atas obligasi
yang dijual dari akun sekuritas yang tersedia untuk dijual.

Sekuritas Perdagangan
Sekuritas Perdagangan (trading securities) dimiliki dengan maksud
akan dijual dalam periode waktu yang singkat. “Perdagangan” dalam
konteks ini berarti pembelian dan penjualan sering dilakukan, dan
sekuritas perdagangan digunakan untuk menghasilkan laba dari selisih
harga jangka pendek. Periode kepemilikan atas sekuritas ini biasanya
kurang dari 3 bulan dan mungkin lebih sering diukur dalam hitungan hari
atau jam.
Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar, dengan keuntungan dan
kerugian kepemilikan yang belum direalisasikan (unrealized holding gains

7
and loses) dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih. Keuntungan atau
kerugian kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan bersih
dalam nilai wajar sekuritas dari satu periode ke periode lainnya, tidak
termasuk penndapatan dividen atau bunga yang telah diakui tetapi belum
diterima. Singkatnya FASB memutuskan untuk menyesuaikan sekuritas
perdagangan ke nilai wajar, pada setiap tanggal pelaporan. Selain itu,
perubahan nilai juga dilaporkan.

Masalah Pelaporan Lainnya


Penyajian Investasi Dalam Laporan Keuangan
Perusahaan harus menyajikan akun individual untuk tiga kategori
investasi, baik pada neraca atau pada catatan terpisah.
Untuk sekuritas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
dan secara terpisah untuk sekuritas yang digolongkan sebagai dimiliki
hingga jatuh tempo perusahaan harus menjelaskan:
a) Nilai wajar agregat, keuntungan kepemilikan bruto yang belum
direalisasi, kerugian bruto yang belum di realisasi, dan basis
biaya yang diamortisasi oleh jenis sekuritas utama (hutang dan
sekuritas).
b) Informasi mengenai jatuh tempo kontraktual sekuritas hutang.
Perusahaan dapat mengelompokkan informasi jatuh tempo,
misalnya (a) dalam satu tahun, (b) setelah satu tahun hingga
lima tahun, (c) setelah lima tahun hingga sepuluh tahun, dan
(d) setelah sepuluh tahun.

8
Kategori Investasi Penilaian Klasifikasi
Sekuritas perdagangan
Nilai wajar Aktiva lancar
(hutang dan ekuitas)
Lancar atau tidak lancar
Dimiliki hingga jatuh bergantung pada tanggal
Biaya amortisasi
tempo (hutang) jatuh tempo sekuritas
individual
Bergantung pada situasi
lancar atau tidak lancar
Hutang yang tersedia bergantung pada jatuh
Nilai wajar
untuk dijual tempo serta ekspektasi
penjualan dan penebusan
pada tahun berikutnya
Bergantung pada situasi
Lancar atau tidak lancar
Ekuitas yang tersedia
Nilai wajar bergantung pada
untuk dijual
ekspektasi penjualan
pada rahun berikutnya

Dalam mengklasifikasikan investasi, bukti-bukti harus


mendukung maksud yang diungkapkan manajemen, seperti sejarah
aktivitas investasi perusahaan, berbagai kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca, dan sifat serta tujuan investasi.

Penyesuaian Reklasifikasi
Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba komprehensif bersifat langsung kecuali jika
sekuritas dijual selama tahun berjalan. Dalam situasi ini, terjadi
perhitungan ganda apabila keuntungan atau kerugian yang direalisasi
dilaporkan tidak hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga
diperlihatkan sebagai bagian dari laba komprehensif lain dalam periode
berjalan atau dalam periode sebelumnya.
Untuk memastikan bahwa keuntungan dan kerugian tidak
dihitung dua kali pada saat penjualan terjadi, diperlukan suatu
penyesuaian reklasifikasi (reclassification adjustment).
Penurunan Nilai

9
Setiap investasi harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan
untuk menentukan apakah investasi itu mengalami penurunan nilai. Jika
penurunan nilai itu dianggap tidak temporer,maka dasar biaya dari setiap
sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan
itu diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasi dan karenannya
dimasukkan dalm laba bersih.
Untuk sekuritas hutang pengujian penurunan nilai ditujukan untuk
menentukan apakah kemungkinan besar bahwa investor tidak akan bisa
menagih seluruh jumlah yang terutang menurut persyaratan
kontraktual.Untuk sekuritas ekuitas setiap kali nilai yang dapat direaliasi
jumlahnya lebih rendah dari pada jumlah tercatat investasi maka harus
dipertimbangakan bahwa telah terjadi penurunan nilai. Berikut ayat
jurnal untuk mencatat penurunan nilai.

Kerugian atas penurunan nilai xxx


Penyesuaian nilai wajar sekuritas tersedia untuk dijual
xxx
Keuntungan atau kerugian kepemilikan
yang belum direalisasi-ekuitas xxx
Sekuritas tersedia untuk dijual
xxx

Kenaikan dan penurunan nilai wajar sesudahnya atas sekuritas


yang tersedia untuk dijual yang sudah melkemah nilainya ini akan
dicantumkan sebagai laba komperhensif lainya.

10
Transfer Di Antara Kategori
Transfer di antara kategori, diperhitungkan sebesar nilai wajar.
Jika investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo ditransfer menjadi
investasi yang tersedia untuk dijual, maka investasi baru dicatat pada
nilai wajarnya.

Jenis Transfer Dasar Dampak Transfer Dampak


Pengukuran terhadap Ekuitas Transfer
Pemegang Saham* terhadap Laba
Bersih*
Transfer dari Sekuritas Keuntungan atau Keuntungan atau
Perdagangan ke ditransfer kerugian yang belum kerugian yang
Tersedia untuk sebesar nilai direalisasi pada belum direalisasi
Dijual wajar pada tanggal transfer pada tanggal
tanggal menambah atau transfer diakui
transfer, yang mengurangi ekuitas dalam laba
merupakan pemegang saham.
dasar biaya
baru untuk
sekuritas itu.
Transfer dari Sekuritas Keuntungan atau Keuntungan atau
Tersedia untuk ditransfer kerugian yang belum kerugian yang
Dijual ke sebesar nilai direalisasi pada belum direalisasi
Perdagangan wajar pada tanggal transfer pada tanggal
tanggal menambah atau transfer diakui
transfer, yang mengurangi ekuitas dalam laba
merupakan pemegang saham.
dasar biaya
baru untuk
sekuritas itu.
Transfer dari Sekuritas Komponen terpisah Tidak ada.
Dimiliki Sampai ditransfer dari ekuitas pemegang
Jatuh Tempo ke sebesar nilai saham bertambah atau
Tersedia untuk wajar pada berkurang sebesar
Dijual** tanggal keuntungan atau
transfer. kerugian yang belum
direalisasi pada
tanggal transfer.

11
Kontroversi Nilai Wajar
Pengukuran Berdasarkan Niat
Sekuritas hutang dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang
dimiliki sampai jatuh tempo, tersedia untuk dijual , atau perdagangan.
Akibatnya tiga sekuritas hutang yang identik bisa saja dalam laporan
keuangan. Sebagian akuntan berpendapat perlakuan seperti ini
membingungkan. Selain itu, kategori dimiliki sampai jatuh tempo hanya
didasarkan pada niat semata, yang merupakan evaluasi subjektif. Hal yang
tidak dianggap subjektif adalah harga pasar instrumen hutang itu. Dengan
kata lain, ketiga klasifikasi ini bersifat subjektif, sehingga akan dihasilkan
klasifikasi yang arbiter.

Perdagangan Keuntungan
Dalam perdagangan keuntungan, perusahaan menjual ”yang menang”
(yang harga naik), melaporkan keuntungan dalam laba, dan menyimpan yang
kalah.
Kewajiban Tidak Dinilai Secara Wajar
FASB menyatakan bahwa sekuritas hutang tertentu tetap dilaporkan
pada biaya yang diamortisasi ( sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo)
dan jenis sekuritas lainnya dikecualikan dari lingkup standar ini. Selain itu,
juga timbul masalah penilaian yang serius sehubungan dengan jenis-jenis
kewajiban tertentu. Akibatnya , kewajiban dikecualikan dari pertimbangan.
Subjektvitas Nilai Wajar
Biaya yang diamortisasi akan memberikan informasi yang relevan
karena memusatkan perhatian pada keputusan untuk memperoleh aktiva,
pengaruh keputusan tersebut terhadap laba yang akan direalisasi dari waktu
ke waktu, dan nilai akhir aktiva yang dapat dipulihkan. Nilai wajar
mengabaikan konsep-konsep ini dan sebaliknya memusatkan perhatian pada
pengaruh transaksi serta peristiwa yang tidak melibatkan perusahaan, dengan
mencerminkan peluang keuntungan dan kerugian yang pengakuannya dalam
laporan keuangan tidak tepat sampai hal itu direalisasikan.

12
C. Aset Tidak Berwujud

Menurut FASB dalam SFAC 6 tentang Element of Financial Statement,


mendefinisikan aktiva sebagai probable future economic benefits obtained or
controlled by a particular entity as a result of past transactions or events. Definisi
ini berlaku bagi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva berwujud
adalah aktiva yang memiliki bentuk fisik. sementara aktiva tidak berwujud adalah
aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik. Aktiva tak berwujud umunya
dikarakteristikkan oleh hak atau keuntungan yang serupa.
Menurut IASC pengertian aktiva tak berwujud menurut IAS 38 adalah
non-monetary asset without physical subtance held for use in the production of
supply of goods or service for rental to others or for administrative purposes.
Menurut PSAK No 19 aktiva tak berwujud adalah aktiva non moneter
yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara nyata serta dimiliki
guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan maupun
hanya untuk tujuan administrasi. Aset tidak berwujud sangat penting karena
memiliki cash flow bagi perusahaan dimasa mendatang dan pada umumnya
memiliki umur manfaat yang lebih lama dibandingkan asset tetap.
Jadi dapat disimpulkan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang
tidak memiliki bentuk fisik yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva tidak berwujud
ini sangat penting bagi perusahaan karena memiliki cash flow bagi perusahaan
dimasa yang akan datang dan pada umumnya memiliki umur manfaat yang lebih
lama.
Selain itu, Aset tak berwujud memiliki tiga kriteria utama yaitu dapat
diidentifikasi, kurang memiliki eksistensi fisik (aset tidak berwujud memperoleh
nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan perusahaan untuk
menggunakannya) dan bukan merupakan instrument keuangan. [ CITATION
Kie11 \l 1057 ]
Menurut Dycman, Dukes, Davis (2001;2) menyatakan bahwa untuk tujuan
akuntansi, aset tak berwujud mempunyai empat karakteristik, yaitu:
1. Tidak mempunyai bentuk fisik.

13
2. Menggambarkan manfaat ekonomis (hak kepemilikan) yang diharapkan
dapat diberikannya dalam periode berjalan.
3. Umur manfaatnya sering kali sulit ditentukan
4. Biasanya digunakan untuk keperluan operasi
Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas:
1. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-
undang. Misalnya hak paten, hak cipta dan franchise
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-
undang. Misalnya, goodwill dan merek dagang.

Empat Jenis Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset) Dalam Perusahaan


a) Hak Paten
Jenis aktiva tak berwujud pertama yang dimiliki oleh perusahaan
secara eksklusif dinamakan sebagai hak paten. Hak paten ini menunjuk
pada hak secara eksklusif bagi perusahaan untuk menghasilkan dan
menjual barang dengan suatu keunikan atau lebih. Hukum yang mengatur
mengenai hak paten No. 14/2001 yang mengatur bahwa untuk penemuan
sederhana bisa digunakan hingga 10 tahun. Perusahaan juga dapat
membeli hak paten dari perusahaan lain yang mengembangkan penemuan
melalui riset dan mendapatkan hak paten.
b) Hak Cipta
Hak cipta sebagai salah satu aktiva tidak berwujud dalam
perusahaan yang memberikan hak secara eksklusif untuk menerbitkan dan
menjual karya tulis, musik dan karya artistik lainnya. Hukum yang
mengatur mengenai penggunaan hak cipta ini adalah Hukum Hak Cipta
No. 19/2002 yang berdasarkan peraturan dari pemerintah bisa berlaku
hingga 50 tahun.
c) Merek Dagang
Jenis aktiva tak berwujud ini adalah jenis yang paling umum
dimiliki oleh suatu perusahaan karena sekaligus menjadi nama (brand)
yang mempopulerkannya. Merek dagang adalah nama bisa juga simbol

14
yang digunakan untuk mengenali suatu produk yang dihasilkan suatu
perusahaan.
d) Goodwill
Jenis aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan dan dihasilkan
dari banyak faktor menguntungkan, dinamakan sebagai goodwill.
Goodwill dihasilkan dari berbagai faktor seperti lokasi, mutu produk,
reputasi dan faktor keahlian dalam manajerial pemasarannya. Semakin
kuat faktor tersebut mempengaruhi, maka semakin tinggi tingkat
pengembalian investasi yang diterima oleh perusahaan. Sehingga
kemudian semakin banyak investasi yang masuk ke perusahaan melebihi
investasi yang diterima oleh perusahaan lain yang sejenis.

Penilaian Aktiva Tidak Berwujud Dalam Perusahaan


Untuk memberikan penilaian dari asset ini dilakukan dalam dua
pertimbangan. Kedua pertimbangan tersebut adalah pertimbangan mengenai biaya
awal dan amortisasi.
a) Penilaian Hak Paten
Hak paten juga dinilai melalui dua aspek yaitu biaya awal dan
amortisasi. Biaya awal dari hak paten yang dibeli adalah biaya imbalan
jasa hukum dari perusahaan yang memilikinya sebelumnya. Atau biaya
awal juga bisa dihitung dari biaya yang dihabiskan selama masa penemuan
melalui riset. Lalu terkait amortisasi adalah penilaian nilai asset yang
diestimasi berdasarkan masa kegunaan hak paten dikurang dari sisa masa
hak paten secara hukum.
b) Penilaian Hak Cipta
Terkait penilaian dari aktiva tidak berwujud berupa hak cipta,
maka juga nilai melalui dua aspek, yaitu biaya awal dan amortisasinya.
Biaya awal dari satu hak cipta dihitung dari biaya saat menciptkan karya
tersebut, biaya administrasi publikasinya, hingga biaya hukum untuk
mendapatkan hak cipta yang dimaksud. Bisa juga dihitung melalui nilai
beli, jika anda membeli hak cipta dari perusahaan atau individu lain. Lalu

15
terkait dengan biaya amortisasi, sama seperti sebelumnya dihitung melalui
estimasi waktu kegunannya.
c) Penilaian Merek Dagang
Merek dagang juga bisa dinilai asetnya berdasarkan biaya hukum
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendaftarkan nama tersebut
menjadi merek dagangnya. Selain biaya hukum, tentunya ada biaya
administrasi dan biaya lainnya yang membuat merek dagang ini sangat
berharga. Jika merek dagang dibeli dari perusahaan lain yang mengalami
penggabungan, maka nilai beli itu pun termasuk menjadi biaya awalnya.
Sedangkan terkait penilaian dari amortisasinya, juga sama seberapa lama
merek dagang ini diestimasikan untuk digunakan.
d) Penilaian Goodwill
Penilaian dari asset tak berwujud seperti goodwill dihitung melalui
transaksi pembeliannya dari perusahaan lain. Nilai beli ini adalah nilai beli
perusahaan secara bersih mencakup asset dan kewajiban dalam perusahaan
tersebut. Lalu terkait dengan nilai amortisasinya, goodwill di Indonesia
diakui masa kegunaannya hingga tidak lebih dari 5 tahun. Namun ada
kemungkinan untuk memperpanjang amortisasi hingga tidak lebih dari 20
tahun dengan alasan yang dapat diterima.

Pengakuan Aktiva Tidak Berwujud


Aktiva tidak berwujud diakui pada saat diperoleh, perolehan atas aktiva
tidak berwujud dicatat sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-
pengeluaran yang dikeluarkan sampai siap untuk digunakan.
Aktiva tidak berwujud sangat penting bagi perusahaan karena ketika
investor akan menginvestasikan ke perusahaan, aktiva tidak berwujud juga sering
diperhatikan karena aset tidak berwujud ini akan menciptakan cash flow bagi
perusahaan dimasa yang akan datang dan memiliki umur manfaat yang lebih lama
dibandingkan aset tetap.

16
Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini dijelaskan beberapa penelitian terkait investasi jangka
panjang dan aktiva tidak berwujud. Beberapa hasil pengujian penelitian terdahulu
mengenai investasi jangka panjang dan aktiva tidak berwujud dapat dilihat dalam
tabel berikut.

No. Peneliti Judul Variabel Hasil


1 Salamudin, Intangible assets Corporate Nilai asset tidak
Bakar, Ibrahim, valuation in the market value, berwujud
& Hassan Malaysian capital book value of merupakan
(2010) market net assets and determinan
sales-deflated penting dalam
earnings penilaian
perusahaan dan
berpengaruh
positif terhadap
nilai pasar
perusahaan
2 Uadiale & Intellectual Human capital, Aset tidak
Uwalomwa Capital and structural berwujud
(2011) Business capital memiliki
Performance: customer pengaruh positif
Evidence from capital, return yang signifikan
Nigeria on assets and terhadap kinerja
return equity bisnis
3 Yanti & Analisis Faktor- Faktor makro Tingkat bunga
Rasmini (2014) Faktor yang (tingkat suku deposito, nilai
Memengaruhi bunga, nilai tukar rupiah,
Risiko Investasi tukar rupiah) struktur modal
Saham pada dan faktor berpengaruh
Perusahaan mikro (struktur negative dan
Telekomunikasi modal, tidak signifikan
operating pada risiko
leverage, investasi saham
likuiditas pada perusahaan
perusahaan) telekomunikasi
go public di
BEI. Operating
leverage
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan pada
risiko investasi

17
saham pada
perusahaan
telekomunikasi
yang go public
di BEI.
Likuiditas
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan pada
risiko investasi
saham pada
perusahaan
telekomunikasi
yang go public
di BEI.
4. Trisnawati & Pengaruh Arus Arus Kas Perubahan arus
Wahidahwati, Kas Operasi, Operasi, kas investasi
(2013) Investasi dan Investasi, berpengaruh
Pendanaan Serta Pendanaan, positif dan
Laba Bersih Laba bersih, signifikan
Terhadap Return dan Return terhadap Return
Saham Saham Saham

18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penyajian dan Pengungkapan Investasi pada Entitas Asosiasi dan Aktiva


Tidak Berwujud pada PT Kalbe Farma Tbk.

1. Investasi pada entitas asosiasi


Investasi grup pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan
metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup
mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai
perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba
atau rugi neto dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal
perolehan.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
dikonsolidasikan mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas
asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari
entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan ekuitas
konsolidasian.
Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-
transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah
sesuai dengan kepentingan Grup pada entitas asosiasi.
Setelah menerapkan metode ekuitas, Grup menentukan apakah
diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi
Grup pada entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal
pelaporan apakah terdapat bukti obektif yang mengindikasikan bahwa
investasi pada entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini,
Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara
jumlah terpulikan atas investasi pada entitas asosiasi dan nilai tercatatnya
dan mengakuinya dalam laba rugi.
2.

19
3. Aktiva tak berwujud pada laporan keuangan PT. Kalbe Farma
(persero) Tbk.
Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) PT Kalbe Farma
Tbk. Per 31 Desember 2018 mengungkapkan mengenai pengungkapan
atas aktiva tak berwujudnya adalah sebagai berikut.
 Beban yang terjadi sehubungan dengan akuisisi/perolehan merek
dagang, hak paten, formula dan lisensi teknologi diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama umur merek dagang, hak
paten, formula dan lisensi teknologi tersebut. Merek dagang, hak
paten, formula dan lisensi teknologi disajikan sebagai bagian dari
“Aset Tak Berwujud, Neto” pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.
 Biaya Perolehan Piranti Lunak computer meliputi seluruh biaya yang
dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan asset tersebut hingga
siap digunakan dan diamortisasi selama empat hingga lima tahun
dengan metode garis lurus. Biaya perolehan piranti lunak disajikan
sebagai bagian dari “Aset Tak Berwujud, Neto” pada laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Aset tak berwujud yang dimiliki perseroan adalah hak paten, merk
dagang, formula, lisensi teknologi dan piranti lunak komputer. Nilai
perolehannya dicatat berdasarkan pembelian dan biaya-biaya yang timbul
sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terkait atas unsur-unsur
tersebut yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun.

B.

20
B. Analisis Penerapan PSAK No. 15 dan PSAK No. 19 terhadap PT Kalbe
Farma Tbk.

Kesesuaian perlakuan aset tak berwujud PT Kalbe Farma Tbk dengan


PSAK 15.
Kesesuaian
Indikator Perseroan Belum
Sesuai
Sesuai
Penyajian  Laporan posisi keuangan √
 Nilai wajar investasi
 Ringkasan informasi keuangan
entitas asosiasi
 Alasan investor yang tidak
mempunyai pengaruh
signifikan
Pengungkapan  Alasan investor yang √
mempunyai pengaruh
signifikan
 Sifat dan tingkatan setiap
pembatasan signifikan
 Bagian rugi entitas asosiasi
yang tidak diakui

Kesesuaian perlakuan aset tak berwujud PT Kalbe Farma Tbk dengan


PSAK 15.

Kesesuaian
Indikator Perseroan Belum
Sesuai
Sesuai
Penyajian  Laporan posisi keuangan √
 Umur Manfaat
 Metode Amortisasi
Pengungkapan √
 Jumlah tercatat bruto
 Akumulasi Amortisasi

Piranti lunak komputer diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud karena


dengan adanya piranti lunak komputer tersebut kegiatan oprasional perseroan
akan menjadi efektif dan efisien, piranti lunak komputer dinilai sebesar nilai

21
perolehan ditambah dengan biaya-biaya yang timbul sampai piranti lunak tersebut
siap digunakan.
Merk dagang, hak paten dan formula merupakan aset perusahaan yang
harus dilindungi karena merupakan bagian kekayaan perusahaan. untuk
melindungi dari penyalahgunaan, plagiatisme atau pun pencurian ide hak-hak
tersebut harus didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual.
Merk dagang diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dan dinilai
sebesar biaya riset, biaya desain sampai dengan diterbitkannya sertifikat merk
dagang. Merk dagang diakui sebagai aset tak berwujud karena memiliki manfaat
ekonomis berupa penggunaan merk dagang secara eklusif.
Hak paten diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dan dinilai sebesar
biaya biaya yang dikeluarkan berupa biaya dalam tahap penelitian dan tahap
pengembangan sampai sertifikat hak paten diterbitkan. Hak paten diakui sebagai
aset tak berwujud karena memiliki manfaat ekonomis berupa penggunaan hak
paten secara eklusif. Formula diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dan
dinilai sebesar biaya yang dikeluarkan perseroan dalam rangka memperoleh hak
tersebut berupa biaya riset, biaya percobaan-percobaan, biaya perijininan dan
biaya biaya lain terkait dengan perolehan hak ini. Formula diakui sebagai aset tak
berwujud karena memiliki manfaat ekonomis berupa penggunaan hak paten secara
ekslusif.
Penyajian aset tak berwujud telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
mengatur, yaitu PSAK No.1 paragraf 52 yang menghimbau perusahaan yang
memiliki aset tak berwujud untuk menyajiakan asetnya pada laporan posisi
keuangan dibawah aset tetap.
Aset tak berwujud yang telah diakui, diukur dan disajikan oleh perseroan
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan dengan indikator
pengungkapan yang ditetapkan oleh PSAK No. 19 Paragraf 119 yaitu perseroan
harus mengungkapkan umur manfaat aset tak berwujud, metode amortisasi,
jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dan laporan laba rugi
komperhensif. Dari empat indikator tersebut, PT Kalbe Farma Tbk. baru

22
mengungkapkan tiga dari empat indikator yang seharusnya, terdapat keterbatasan
pengungkapan atas aset tak berwujud yang dimiliki oleh perseroan.

23
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

PT Kalbe Farma Tbk. telah menyajikan investasi pada entitas asosiasi dan
aset tak berwujudnya didalam laporan posisi keuangan, sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam PSAK No.1.
Dalam indikator penilaian atas kriteria umum pengungkapan yang
ditentukan oleh peneliti yang tercantum dalam PSAK No. 19 paragraf 119. PT
Kalbe Farma Tbk Sesuai/tidak sesuai dengan ketentuan PSAK No. 19.

B. Saran

PSAK No. 19 sudah efektif diterapkan pada laporan keuangan PT Kalbe


Farma Tbk. namun dalam menyusun laporan keuangannya sebaiknya tetap
mengungkapkan informasi yang lengkap terkait pengungkapan investasi dan aset
tak berwujud yang dimiliki perusahaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Salamudin, N., Bakar, R., Ibrahim, M. K., & Hassan, F. H. (2010). Intangible
assets valuation in the Malaysian capital market. Journal of Intellectual
Capital, 11(3), 391–405. https://doi.org/10.1108/14691931011064608
Spence, M. (1972). Job Market Signalling. The Quarterly Journal of Economics,
87(3), 355–374.
Trisnawati, W., & Wahidahwati. (2013). Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi
dan Pendanaan serta Laba Bersih Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 1(1), 77–92.
Uadiale, O. M., & Uwalomwa, U. (2011). Intellectual Capital and Business
Performance: Evidence from Nigeria. Interdisciplinary Journal of Research
in Business, 1(10), 49–56.
Yanti, N. P. A. D., & Rasmini, N. K. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI RISIKO INVESTASI SAHAM PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI. E-Jurnal Akuntansi, 8(3), 569–583.

BUKU
Kieso, D. E., Weigent, J. J., & Warfield, a. T. (2011). Intermediate Accounting
IFRS Edition, Vol 1. New York: John Willey & Sons, Inc.
Schroeder, R. G., Clark, M. W., & Cathey, J. M. (2011). Financial Accounting
Theory and Analysis : Text and Cases (Vol. 10th Ed.). Danvers,
Massachussets: John Wiley & Sons, Inc.

BERITA ONLINE
https://economy.okezone.com/read/2019/03/29/320/2036576/industri-farmasi-
jadi-sektor-manufaktur-andalan
https://investasi.kontan.co.id/news/anggaran-kesehaan-naik-prospek-emiten-
farmasi-dan-rumahsakit-akan-membaik

25

Anda mungkin juga menyukai