Anda di halaman 1dari 18

JP 1

Jurnal :

Piutang Dagang 1.230.000

Kas Bank Bina Indonesia 1.230.000

(Untuk menyesuaikan check yang diterima dari langganan yang ternyata dananya kosong)

Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan PSAK 01 tentang penyajian laporan keuangan paragraph 52 menyatakan “Laporan
posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: (a) aset tetap; (b) properti
investasi; (c) aset tidak berwujud; (d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada
(e), (h) dan (i)); (e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas; (f) aset biolojik; (g)
persediaan; (h) piutang dagang dan piutang lainnya; (i) kas dan setara kas; (j) total aset yang
diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; (k) utang
dagang dan terutang lainnya; (l) kewajiban diestimasi; (m) liabilitas keuangan (tidak termasuk
jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l)); (n) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 46; (o) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46; (p) liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; (q) kepentingan non-
pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan (r) modal saham dan cadangan yang dapat
diatribusikan kepada yang merupakan pemilik entitas induk.”. Cek kosong tidak termasuk dalam
kas dan setara kas maupun dalam pos-pos laporan posisi keuangan lainnya, maka perlu dibuat
jurnal penyesuaian.

JP 2

Supplies 371.000

Reparasi, Pemeliharaan dan Sewa 480.000

Kas Kecil 851.000


Mencatat penyesuaian kas kecil yang belum dicatat karena belum dilakukan pengisisan kembali
kas kecil

Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan PSAK 01 paragraf 13 mengenai penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap
SAK menyatakan “Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transasksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Penerapan SAK,dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan , dianggap
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.”

Sehingga jurnal ini diperlukan karena biaya-biaya tersebut harus diakui pada periode terjadinya
transaksi agar menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar

JP 3

Macam-Macam Beban 150.000

Kas Kecil 150.000

Mencatat pemakaian kas kecil untuk membayar sewa rumah Amri Trianto yang diperlakukan
sebagai macam-macam biaya

Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan PSAK 01 paragraf 13 mengenai penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap
SAK menyatakan “Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transasksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Penerapan SAK,dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan , dianggap
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.”
Sehingga berdasarkan PSAK tersebut pemakaian kas kecil untuk membayar sewa rumah Amri
Trianto yang diperlakukan sebagai macam-macam biaya sebesar 450.000 harus disesuaikan agar
kas kecil disajikan secara wajar pada laporan keuangan.

JP 4

Kas Bank Indonesia 312.000,00


Piutang Dagang 312.000,00

Penyesuaian tentang pengkreditan piutang dari Variasi Mobil Dixon yang telah membayar pada
tanggal 31 Desember 2018

Alasan adanya jurnal ini:

Sesuai dengan PSAK 23 mengenai Pendapatan menyatakan bahwa “Pengakuan pendapatan


tentang acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode
persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada
saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna
mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode”. Jadi
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan.

JP 5

701 Penghasilan Iklan Umum 900.000

104 Piutang Dagang 900.000

Alasan jurnal harus dibuat:

Sesuai dengan PSAK 23 Paragraf 11 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “ Bila barang atau
jasa dipertukarkan (barter) untuk barang jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap
sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut harus diukur pada nilai
wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang
ditransfer”. Berdasarkan pernyataan PSAK 23 diatas maka penghasilan iklan tersebut harus diukur
dengan nilai wajarnya sehingga transaksi piutang dagang dari Biro Iklan Nusantara harus
dikreditkan karena terdapat kesalahan lay – out dan tanggal pemuatan agar penghasilan tercatat
sesuai dengan nilai wajarnya barang atau jasa yang diserahkan.

JP 6

Supplies 397.000

Piutang Dagang 397.000

(Mengkreditkan piutang Toko Besi Media atas pembelian Supplies)

Alasan jurnal harus dibuat:

Sesuai dengan PSAK 23 Paragraf 11 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “ Bila barang atau
jasa dipertukarkan (barter) untuk barang jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap
sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut harus diukur pada nilai
wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang
ditransfer”. Berdasarkan pernyataan PSAK 23 diatas transaksi pelunasan oleh Toko Besi Media
harus dikreditkan karena Toko Besi melunasinya dengan menyerahkan supplies sebesar
piutangnya yaitu 397.000 yang dianggap bahwa pertukaran tersebut mengakibatkan pendapatan.

JP 7
105 Cadangan Kerugian Piutang 2.402.000
817 Kerugian Piutang 2.402.000
Alasan jurnal harus dibuat :
Sesuai dengan Standar Auditing 700 paragraf 12 yang menyatakan “Auditor harus mengevaluasi
apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan
dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus mencakup
pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, termasuk indikator kemungkinan
penyimpangan dalam pertimbangan manajemen (Ref: para. A1-A3)”. Oleh karena jumlah selisih
antara cadangan kerugian piutang yang dicatat perusahaan dengan cadangan kerugian piutang per
test material, maka jumlah tersebut perlu dibuatkan jurnal penyesuaian agar penyajian laporan
keuangan sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan agar
menyehatkan praktik akuntansi dari entitas.

JP 8
Persediaan Kertas Koran Rp 7.000
Pemakaian Kertas Koran dan Tinta Rp 7.000
Untuk mencatat perbedaan nilai pesediaan antara catatan di perusahaan dengan test count yang
dilakukan karena kesalahan perhitungan Kertas Putih
Alasan adanya jurnal ini :
Sesuai dengan PSAK No. 14 tentang persediaan menyatakan bahwa “jumlah tercatat persediaan
yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih dan estimasi nilai realisasi bersih didasarkan pada bukti
paling andal yang tersedia pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang
diharapkan dapat direalisasi”. Jurnal ini diperlukan karena kesalahan perhitungan Persediaan
Kertas Putih dapat dilihat nilai persediaan pada catatan perusahaan yang dicatat sebesar Rp
74.936.000 dan hasil test count yang telah dilakukan sebesar Rp 74.943.000, jadi nilai persediaan
yang kurang tercatat sebesar Rp 7.000 perlu dibuatkan jurnal.

JP 9
Utang voucher 8.080.000
Persediaan kertas koran 8.080.000
Untuk mencatat kesalahan pengakuan persediaan karena syarat pengiriman barang daganagan
FOB Destination
Alasan adanya jurnal ini:
Dalam FOB Destination Barang dagang dikatakan menjadi hak milik pembeli apabila barang
(Persediaan) tersebut sudah sampai dan diterima di gudang pembeli. Proses pencatatan atau
penjurnalan persediaan barang terhadap pembelian barang dapat dicatat ketika barang dagang
tersebut sudah sampai pihak pembeli. Jadi berdasarkan syarat pengiriman tersebut voucher 12-33
belum boleh diakui sebagai persediaan perusahaan karena diterima lewat dari periode akuntansi
yang diaudit.

JP 10
806 PEMAKAIAN KERTAS KORAN DAN TINTA 8,240,000

106 PERSEDIAAN KERTAS KORAN 8,240,000

Alasan jurnal harus dibuat

Sesuai dengan PSAK 14 yaitu Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana
yang lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value). Sehingga menurut harga pasar
kertas yang tidak dipakai yaitu kertas kuning 34 yang semula seharga 9.240.000 tetapi menurut
harga pasar kertas yang tidak terpakai tersebut seharga 1.000.000 sehingga harus dijurnal sesuai
dengan PSAK yang berlaku yaitu Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai
realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut.

JP 11

- Rugi Kertas Koran yang Terbakar 26,465,036


Pemakaian kertas Koran dan Tinta 26,465,036

Alasan Jurnal harus dibuat:

Penyesuaian terhadap kertas Koran yang terbakar yang awalnya diakui sebagai pemakaian kertas
Koran dan tinta yangseharusnya dicatat sebagai kerugian agar sesuai dengan PSAK 14 tentang
persediaan Paragraf 28 yang menyatakan bahwa asset seharusnya tidak dinyatakan melebihi
jumlah yang direalisasi dari penjualan atau penggunaan dan Parafraf 34 yang menyatakan bahwa
setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi netto dan
seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya kerugian tersebut.

JP 12

Piutang Asuransi 26.465.036

Rugi Kertas Koran yang Terbakar 26.465.036

(Mencatat klaim asuransi atas kertas koran yang terbakar)


Penyesuaian terhadap kertas koran yang terbakar yang awalnya diakui sebagai pemakaian kertas
koran dan tinta yang seharusnya dicatat sebagai kerugian agar sesuai dengan PSAK 14 tentang
persediaan paragraph 28 yang menyatakan bahwa asset seharusnya tidak dinyatakan melebihi
jumlah yang direalisasi dari penjualan atau penggunaan dan paragraph 34 yang menyatakan bahwa
setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi netto dan
seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya kerugian tersebut.

JP 13

Peralatan Percetakan 5.260.000

Pemakaian Kertas Koran dan Tinta 5.260.000

Penyesuaian atas kesalahan pengakuan biaya pengangkutan peralatan percetakan

Alasan Jurnal ini dibuat : sesuai dengan PSAK 16 Paragraf 16b mengenai Aset Tetap menyatakan
bahwa "Biaya perolehan aset meliputi setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung
untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan hingga aset tersebut siap digunakan”.
Jurnal ini diperlukan karena kesalahan pencatatan pengakuan biaya pengangkutan yang
seharusnya dicatatat sebagai biaya perolehan aset dalam hal ini termasuk ke dalam akun peralatan
percetakan, sehingga pemakaian kertas koran dan tinta harus di buat jurnal penyesuaian karena
biaya pengangkutan tersebut bukan termasuk biaya pemakaian kertas koran dan tinta.

JP 14

Laba (rugi) penilaian investasi 6.500.000

Investasi umum 6.500.000

(Mencatat kerugian atas penilaian kembali investasi saham agar menunjukkan nilai wajar sesuai
dengan PSAK 13 paragraf 25 yang menyatakan "setiap penurunan nilai pasar investasi lancar yang
dicatat pada harga terendah antara biaya dan nilai pasar" dan PSAK 55 paragraf 88)
JP 15
202 Investasi Tabungan 30.135.106

913 Laba (Rugi) Selisih Kurs 18.699.072

902 Pendapatan Investasi 11.436.034

Alasan jurnal harus dibuat:

Sesuai dengan PSAK 10 yang menyatakan "Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos
moneter pada kurs berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada pengakuan
awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba
atau rugi dalam periode pada saat terjadinya”. Maka perlu dibuatkan jurnal penyesuaian investasi
tabungan sesuai dengan kurs yang berlaku dan tambahan investasi akibat dari pendapatan bunga
agar menunjukkkan nilai wajar.

JP 16

Tanah & Bangunan Beli Sewa 426.000.000

Utang Beli Sewa 426.000.000

(Untuk mencatat tanah dan bangunan lease)

Sesuai dengan PSAK 30 paragraf 10 mengenai akuntansi sewa guna usaha menyatakan bahwa
“transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal
masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai
sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.
Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat
sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga
yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha” jadi aktiva yang disewa guna
usaha harus dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa
guna usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.

JP 17
Akumulasi depresiasi peralatan percetakan 29.820.000

Utang Beli Sewa 180.000

Sewa 30.000.000

Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan ED PSAK 30 (revisi 2011) tentang Sewa paragraf 19 yang menyatakan bahwa
“Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam
laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak
sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa
minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika
tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang
dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.” Sehingga biaya sewa
yang harus dibayar oleh klien harus diakui sebagai liabilitas.

JP 18

Depresiasi Rp 270.000

Akumulasi Depresiasi Meubel dan Peralatan Kantor Rp 270.000

Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ada di dalam buku 1 Hal 35, dimana apabila terjadi
pembelian aktiva tetap, maka depresiasi aktiva tersebut pada tahun pembeliannya dihitung
setengah tahun. Demikian pula jika terjadi penjualan, maka depresiasi aktiva tetap yang dijual
tersebut dihitung setengah tahun. Sehingga jurnal yang awalnya dibuat oleh perusahaan harus
disesuaikan

JP 19

Akumulasi depresiasi peralatan percetakan 1.258.000


Depresiasi 1.258.000

(mencatat kelebihan pengakuan akumulasi penyusutan)

Sesuai dengan PSAK 16 Paragraf 56 yang menyatakan bahwa, “Penyusutan aset dimulai pada
saat aset tersebut siap untuk digunakan, misalnya pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Penyusutan
aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual
(atau aset tersebut termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan dan pada saat aset tersebut dilepaskan. Oleh sebab itu depresiasi
tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan atau dihentikan penggunaannya
kecuali telah habis disusutkan. Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan adalah usage
method (seperti unit of production method) maka beban penyusutan menjadi nol bila tidak ada
produksi.” Sehingga, aset yang ditukarkan tetap dicatat penyusutannya, karena perusahan tidak
termasuk ke dalam kategori melepaskan aset tersebut.

JP 20

Jurnal:

Peralatan Percetakan Rp 29.900.000

Pendapatan Lain-lain Rp 1.900.000

Akumulasi Depresiasi Peralatan Percetakan Rp 25.000.000

Reparasi pemeliharaan dan sewa percetakan Rp 6.800.000

Peralatan percetakan Rp 50.000.000

Karena terdapat kesalahan pencatatan pertukaran untuk peralatan percetakan yang seharusnya
sudah dibebankan atau dikurangkan oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan PSAK 16
Paragraf 6 yaitu Aset tetap adalah asset berwujud yang: a) dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administrative dan b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Selain itu, PSAK
15 suatu asset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai asset pada awalnya harus
diukur sebesar biaya perolehan. Sehingga tambahan biaya perolehan atas peralatan percetakan HI-
Speed Rotary Press harus dicatat dan diakui sesuai dengan PSAK 16 Paragraf 6 dan 15.

JP 21

811 DEPRESIASI 879,000

305 AKUMULASI DEPRESIASI PERALATAN PERCETAKAN 879,000

Alasan Jurnal Harus Dibuat

Oleh karena peralatan percetakan dinilai ulang nilai perolehannya, maka sebagai akibat nilai
perolehan yang berubah tersebut nilai penyusutan pun ikut berubah. Maka, selisih antara nilai
penyusutan per book klien dengan nilai penyusutan per test harus disesuaikan sesuai dengan PSAK
16 paragraf 43 yaitu : Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model
revaluasi dalam pengukuran aset tetap maka perubahan tersebut berlaku prospektif.

JP 22
811 Depresiasi 10.650.000
817 Akumulasi Depresiasi Tanah dan Bangunan 10.650.000
Untuk menyesuaikan depresiasi tanah dan bangunan beli sewa
Alasan Jurnal ini dibuat :
Sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang sewa dimana pada paragraf 26 Suatu sewa
pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat disusutkan dan beban
keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan konsisten
dengan aset yang dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK
16 (revisi 2011): Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud. Jika tidak ada
kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa,
aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa
sewa dan umur manfaatnya. Seperti dikatakan dalam paragraf 27 Jumlah yang dapat disusutkan
dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan
dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika
terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir
masa sewa, perkiraan masa penggunaan aset adalah umur manfaat aset tersebut. Jika tidak, maka
aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat
aset sewaan.

JP 23

Utang Voucher 878.125

Listrik 878.125

(Menyesuaikan kondisi atas kelebihan penyajian utang voucher karena belum jatuh tempo)

Alasan adanya jurnal ini :

PSAK 01 paragraf 68 menyatakan “Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang,
beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja
yang digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas-liabilitas
tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk
diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama
diterapkan pada aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus
operasi normal entitas diasumsikan 12 bulan.” Utang voucher merupakan liabilitas jangka pendek,
dimana di PT Sinar Mataram terdapat kelebihan penyajian utang voucher karena belum jatuh
tempo dan juga beban listrik yang dibebankan pada periode 2018 tidak lah sesuai dengan PSAK
01, beban listrik seharusnya dibebankan pada periode tahun 2017, sehingga perlu dibuat jurnal
penyesuaian.

JP 24

Utang Voucher 420.000

Honorarium Lain-Lain 420.000

(Menyesuaikan transaksi atas jasa berita dan komik strip yang seharusnya belum diakui di 2018)
Alasan adanya jurnal ini :

Sesuai dengan PSAK 01 paragraf 60 menyatakan “Ketika entitas menyediakan barang atau jasa
dalam siklus oprasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak
lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan
memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset netto yang digunakan secara
terus menerus sebagai modal kerja dari aset netto yang digunakan dalam operasi entitas jangka
panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi
dalam siklus operasi berjalan dan liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.”

Sehingga berdasarkan PSAK tersebut utang honorarium kepada CV sebesar 420.000 harus
disesuaikan karena seharusnya utang tersebut belum diakui karena jasa berita dan pembuatan
comic strip akan direalsiasikan pada periode berikutnya (2019) sesuai dengan kontrak.

JP 25

Persediaan Kertas Koran 8,337,000


Utang Voucher 8,337,000

penyesuaian atas pembelian kertas koran kepada PT. Kertas Cendana yang telah terjadi namun
belum diakui oleh perusahaan

Alasan adanya Jurnal ini:

Sesuai dengan PSAK 01 menyatakan bahwa “ Laporan Keuangan menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan
penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi
dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapa SAK, dengan pengungkapan tambahan
jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Jadi utang
usaha yang timbul akibat transaksi tersebut harus diakui agar menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
JP 26

808 Supplies 1.202.000

401 Utang Voucher 1.202.000

Alasan jurnal harus dibuat:

Sesuai dengan PSAK 01 Paragraf 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa
“Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu
entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Pengajian Laporan
keuangan”. Berdasarkan PSAK 01 diatas maka dalam hal transaksi utang voucher atas pembelian
supplies pada PT Vaida dan CV Makmur yang seharusnya dicatat tetapi belum dicatat sebesar
Rp.1.202.000 harus disesuaiakan agar utang voucher atau liabilitas tersebut disajikan secara wajar
pada laporan keuangan.

JP 27

603 LABA YANG DITAHAN 43.400.000

408 UTANG DIVIDEN 43.400.000

(Penyesuaian atas utang dividen yang telah diumumkan tanggal 14/12/18 namun belum diakui
oleh perusahaan. Penyesuaian atas utang deviden harus dicatat oleh PT Sinar Mataram agar sesuai
dengan PSAK 56 par 13 yang menyatakan bahwa seluruh pos penghasilan dan beban yang
diatribusikan kepada pemegang saham biasa diakui dalam satu periode. Selain itu PSAK 21
tentang akuntansi ekuitas menyatakan bahwa Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen
timbul pada saat deklarasi dividen, dan dengan demikian pada saat tersebut saldo laba akan
dibebani dengan jumlah dividen termaksud. Kewajiban yang timbul lazimnya disajikan dalam
kelompok kewajiban lancar)

JP 28
903 Beban Bunga 20.625.000
406 Utang Bunga 20.625.000
Alasan jurnal harus dibuat :
Sesuai dengan PSAK 01 paragraf 13 yang menyatakan “Laporan keuangan menyajikan secara
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar”, Paragraf 25 menyatakan “Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual,
kecuali laporan arus kas, Paragraf 26 menyatakan “Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan,
entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur
laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”, serta sesuai
dengan Mathing Principle dan Konsep Penandingan dimana prinsip ini mempertemukan biaya
dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut, konsep penandingan sendiri berhubungan
dengan dasar akuntansi akrual konsep yang menandingkan beban dengan pendapatan pada laporan
laba rugi pada periode yang sama, maka beban bunga tersebut disesuaikan karena merupakan
beban pada periode yang bersangkutan sehingga dapat memenuhi konsep penandingan dalam
akuntansi, meskipun beban tersebut belum dibayarkan.

JP 29

Laba (rugi) penghentian asset tetap 14.387.875

Laba penjualan asset tetap yang ditangguhkan 14.387.875

(Mencatat kesalahan pengakuan atas laba penjualan aset tetap yang seharusnya ditangguhkan
karena tidak sesuai dengan PSAK 30 "Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat
diakui segera sebagai pendapatan oleh lesse, selisih tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi
selama masa sewa" dan tidak sesuai dengan PSAK 16 menyatakan bahwa “karena proses
perolehan penghasilan/keuntungan belum selesai/lengkap maka keuntungan dari pertukaran
tersebut harus ditangguhkan, semua kerugian harus diakui. Dalam kasus tertentu apabila
penerimaan kas, maka ada bagian keuntungan yang harus diakui”)

JP 30
Modal Saham Biasa Rp 20.000.000
Agio Saham Rp 20.000.000
Untuk menyesuaikan kesalahan pencatatan modal saham yang tidak sesuai PSAK 21 modal saham
harus dikredit dengan nilai nominal, kelebihan harga jual diatas nilai nominal diakui sebagai agio
saham
Alasan adanya jurnal ini :
Sesuai dengan PSAK No. 21 paragraf 15 tentang Akuntansi Ekuitas menyatakan bahwa
“Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlah yang diterima
dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari pada nilai nominalnya, selisih yang terjadi
dibukukan pada akun Agio Saham”. Jurnal ini diperlukan karena kesalahan pencatatan modal
saham sebesar jumlah yang diterima tanpa memperhatikan selisih lebih dari nilai nominalnya yang
seharusnya diakui sebagai Agio saham. Jadi apabila jumlah yang diterima dari pengeluaran saham
lebih besar dari pada nilai nominalnya, selisih tersebut harus dicatat pada akun Agio Saham.

JP 31
Utang Pajak Penghasilan 6.864.300
Piutang Pajak Penghasilan 3.524.400
Taksiran Pajak Penghasilan 10.388.700
Penyesuaian atas kelebihan pembayaran PPh Badan Tahun 2018
Alasan adanya jurnal ini:
Sesuai dengan PSAK 46 paragraf 7 DPP huruf c “Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah suatu
surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih besar dari pajak pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang” oleh karena perhitungan
PPh Badan tahun 2018 per test lebih kecil daripada PPh badan per book maka disesuaikan. Selain
itu jumlah Setoran PPh badan perusahaan lebih besar daripada PPh Badan Per Test.Maka
kelebihannya seharusnya di restitusi sehingga disesuaiakan ke Piutang Pajak Penghasilan.

RJ 1

503 UTANG BELI SEWA 385,200

410 UTANG JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO 385,200

Alasan jurnal harus dibuat

Sesuai dengan PSAK 01 paragraf 72 yang menyatakan "Ketika entitas melanggar ketentuan
perjanjian pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum akhir periode pelaporan yang
menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas
mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun pemberi
pinjaman menyetujui (setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan) untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebaga konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena pada akhir
periode pelaporan entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam
jangka waktu sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.” Jadi liabilitas yang
akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan dlkasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek

RJ 2

Utang Jangka Panjang 105.000.000

Utanga Jangka Panjang yang Jatuh Tempo 105.000.000

Reklasifikasi utang wesel yang akan jatuh tempo

Alasan Jurnal ini dibuat : sesuai dengan PSAK 01 paragraf 72 mengenai Penyajian Laporan
Keuangan menyatakan bahwa “Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka
panjang pada saat itu atau sebelum akhir periode pelaporan yang menyebabkan liabilitas tersebut
harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas mengklarifikasikan liabilitas tersebut sebagai
liabilitas jangka pendek, meskipun pemberi pinjaman menyetujui (setelah periode pelaporan dan
sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan) untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai
konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Entitas mengklarifikasikan liabilitas tersebut sebagai
liabilitas jangka pendek karena (pada akhir periode pelaporan) entitas tidak memiliki hak untuk
menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan diklarifikasi sebagai liabilitas jangka pendek”

Anda mungkin juga menyukai