Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KARAKTERISTIK KEPUTUSAN MANAJEN STRATEGIK

STANDAR KOMPETENSI
Mampu memahami dan membuat keputusan strategis perusahaan sesuai dengan level
manajemen.

KOMPETENSI DASAR
1. Mampu memahami sifat dan nilai manajemen strategis.
2. Mampu memahami dimensi-dimensi keputusan strategis.
3. Mampu memahami tingkat strategi.
4. Mampu memahami karakteristik keputusan manajemen strategis.
5. Mampu memahami pembuat strategi.
6. Mampu memahami visi,misi dan tujuan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


1. Menjelaskan sifat dan nilai manajemen strategis.
2. Menjelakan dimensi-dimensi keputusan strategis.
3. Menyebutkan dan menjelaskan tingkat strategi.
4. Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik keputusan manajemen strategis.
5. Menyebutkan dan menjelaskan pembuat strategi.
6. Menjelaskan dan memberikan contoh visi,misi dan tujuan.

2.1 SIFAT DAN NILAI MANAJEMEN STRATEGI


Pengelolaan aktivitas internal perusahaan merupakan sebagian dari tanggung jawab eksekutif
yang modern. Eksekutif yang modern di samping bertanggung jawab terhadap aktivitas internal
perusahaan, juga menanggapi tantangan- tantangan yang diakibatkan lingkungan eksternal
perusahaan yang cepat berubah dan cenderung tidak bersahabat. Lingkungan eksternal perusahaan
yang cepat berubah terdiri dari:
1. Pesaing dan pemasok.
2. Sumberdaya yang semakin jarang.
3. Lembaga pemerintah dengan beranekargam peraturan.
4. Pelanggan yang preferensinya sering berubah dengan tidak dapat dipahami atau dijelaskan.

Di samping lingkungan eksternal yang cepat berubah di atas, juga ada lingkungan eksternal
yang tidak bersahabat terdiri dari:
1. Kondisi ekonomi dan social.
2. Politik.
3. Pengembangan teknologi yang semuanya harus diantisipasi, dimonitor, dinilai dan
digabungkan ke dalam pengambilan keputusan eksekutif.

Berkenaan dengan keputusan eksekutif, maka eksekutif sering dipaksa menomorduakan


kepentingannya terhadap persyaratan-persyaratan yang banyak dan sering tidak konsisten dari
stakeholders, yaitu pemilik , manajer puncak, karyawan, masyarakat, pelanggan dan negara. Untuk
dapat berurusan dengan efektif terhadap setiap hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan

8
kemampulabaan suatu perusahaan, maka eksekutif melakukan proses manajemen dengan
momposisikan proses manajemen secara optimal dalam lingkungan kompetitifnya. Dengan demikian,
eksekutif memaksimalkan antisipasi dari perubahan lingkungan dan dari internal perusahaan yang
tidak diharapkan dan kompetitif.
Proses manajemen yang berskala besar akan menanggapi peningkatan dalam ukuran dan
jumlah perusahaan yang bersaing, terhadap peranan yang diperluas dari pemerintah sebagai
pembeli, penjual, pengatur dan pesaing dalam sistem perusahaan yang cukup bebas serta ketrlibatan
usaha yang lebih besar dalam perdagangan internasional. Pada waktu yang bersamaan perekanan
yang meningkat ditempatkan pada peramalan lingkungan dan pertimbangan eksternal dalam
memformulasikan dan mengimplementasikan rencana-rencana biasa dikenal dengan manajemen
strategik (strategic planning). Menurut John A Pearce II dan Ricard B. Robinson, Jr (dalam Amin
Widjaja Tunggal 1993:2) manajemen strategi terdiri dari 9 tugas kritikal sebagai berikut:
1. Memformulasikan misi (mission) perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai
maksud (purpose), falsafah (philosophy) dan sasaran (goal).
2. Mengembangkan suatu profil perusahaan (company profile) yang merefleksikan kondisi
internalnya dan kemampuan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor kompetitif maupun faktor yang
berhubungan dengan konteks umum.
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan menandingi sumberdaya perusahan dengan
lingkungan eksternalnya.
5. Mengidentifikasikan opsi yang paling diinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari
sudut misiperusahaan.
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total (grand strategis) yang akan
mencapai opsi yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan
tujuan jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan.
8. Mengimplementasikan pilihan strategi dengan alat alokasi sumberdaya yang dianggarkan,
yaitu memadani tugas-tugas, manusia, struktur, teknologi dan menekankan system ganjaran.
9. Menilai keberhasilan proses strategik sebagai masukan untuk pengambilan keputusan masa
yang akan datang.

Dari kesembilan tugas manajemen strategic di atas, maka manajemen strategi meliputi
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian keputusan-keputusan dan tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan strategi perusahaan.

2.2 DIMENSI- DIMENSI KEPUTUSAN STRATEGI


Keputusan apa yang dihadapi perusahaan yang bersifat strategis, sehingga mendapatkan
perhatian manajemen? Secara umum masalah-maslah strategik mempunyai dimensi-dimensi sebagai
berikut:
1. Strategik memerlukan keputusan-keputusan manajemen puncak. Keputusan strategik
melingkupi beberapa segi operasi suatu perusahaan, dan untuk itu keputusan strategik
memerlukan keterlibatan manajemen puncak. Manajemen puncak biasanya mempunyai

9
pandangan yang diperlukan untuk memehami implikasi yang luas dari keputusan dan kekuatan
otoritas alokasi sumberdaya.
2. Strategik memerlukan jumlah biaya sumberdaya perusahaan yang besar. Keputusan
strategik meliputi alokasi yang substansial dari manusia, aktiva fisik, atau uang yang harus
diarahkan kembali dari sumberdaya internal maupun dijamin dari luar perusahaan. Di samping
itu, keputusan strategic juga melakukan komitmen perusahaan terhadap tindakan selama
periode yang panjang.
3. Strategik sering memengaruhi kemakmuran jangka panjang perusahaan. Keputusan
strategik seolah-olah melakukan komitmen perusahaan untuk waktu yang lama sekitar lima
tahun. Namun demikian, pengaruh keputusan strategik sering berakhir jauh lebih lama. Hal ini
berkaitan dengan citra dan keunggulan kompetitif, pasar dan produk suatu perusahaan.
4. Strategik berorientasi pada masa depan. Keputusan strategic berdasarkan pada apa yang
ramalkan daipada yang manajer ketahui. Dengan keputusan demikian, penekanan ditempatkan
pada pengembangan proyeksi yang akan memungkinkan perusahaan memilih opsi strategic
yang paling menjanjikan.
5. Strategik biasanya mempunyai konsekuensi yang multi fungsional atau multi usaha.
Keputusan strategik mempunyai implikasi yang rumit terhadap kebanyakan perusahaan.
Keputusan mengenai masalah- masalah seperti bauran pelanggan, penekanan kompetitif, atau
struktur organisasi meliputi sejumlah unit usaha strategik perusahaan, divisi dan unit program.
6. Strategik perlu mempertimbangkan lingkungan eksternal perusahaan. Perusahaan berada
dalam sistem terbuka, maka perusahaan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang besar di luar
perusahaan. Agar mampu memposisikan perusahaan dalam situasi yang kompetitif, maka
manajer strageik harus melihat operasi di luar perusahaan.

Keputusan masalah strategik di samping memiliki dimensi seperti di atas, masalah- masalah
manajemen strategik juga berhubungan dengan:
1. Alokasi sumberdaya, waktu dan uang yang terbatas terhadap usaha manajemen jangka
panjang.
2. Memahami keperluan untuk komitmen yang tergabung oleh setiap orang apabila
manajemen jangka panjang menjadi efektif.
3. Pencampuran dari nilaia pribadi (personal values) dengan tujuan perusahaan.
4. Identifikasi sikap manajemen terhadap resiko, pertumbuhan, motovasi dan persaingan
kompetitif (competitive rivalry).
5. Membangun hubungan yang positif diantara kelompok manajemen.
6. Memindahkan informasi secara bebas pada seluruh proses perencanaan.

2.3 TIGA TINGKAT STRATEGI


Tingkatan atau jenjang pengambilan keputusan suatu perusahaan terdiri dari tiga tingkatan,
yaitu:
1. Pengambilan keputusan tingkat tinggi atau korporat terdiri dari dewan direksi
dan pejabat eksekutif kepala ( CEO/ Chief Executive and Administrative Officers). Seperti halnya
manajer eksekutif bahwa keputusan dan tanggung jawab atas performa keuangan perusahaan
dan untuk pencapaian tujuan non keuangan seperti peningkatan citra perusahaan untuk

10
memenuhi tanggung jawab social sampai tingkatan tertentu, juga merupakan keputusan dan
tanggung jawab tingkat korporat yang merefleksikan perhatian pemegang sahan dan masyarakat.
Pada perusahaan multi usaha, eksekutif tingkat korporat menentukan tingkat usaha
perusahaan. Di samping itu, eksekutif korporat juga menetapkan tujuan- tujuan dan
memformulasikan strategi-strategi yang menjangkau aktivitas dan segi fungsional dari suatu
perusahaan. Manajer strategik tingkat korporat juga berusaha melakukan eksploitasi kompetensi
khusus dengan melakukan adopsi suatu pendekatan portofolio terhadap pengelolaan usaha
dengan mengembangkan rencana jangka panjang, untuk periode 5 tahun.
2. Pengambilan keputusan tingkat menengah merupakan tingkat usaha
(business level), yang terdiri dari manajer usaha dan korporat. Manajer pada level ini
menerjemahkan pernyataan pengarahan yang diperoleh dari tingkat korporat ke dalam tujuan
yang konkret dan strategi-strategi untuk divisi usaha individual atau SBU. Pada prinsipnya
manajer strategic tingkat usaha menentikan bagamana perusahaan akan bersaing dalam daerah
produk atau pasar yang dipilih. Manajer strategi akan berusaha untuk mengidentifikasikan dan
menjamin segmen pasar yang paling menjanjikan dalam daerah operasionalnya yang didasari
keunggulan kompetitifnya.
3. Pengambilan keputusan tingkat bawah merupakan tingkatan fungsional
(functional level) terdiri dari manajer produk, geograpi, dan area fungsional. Manajer pada level
ini akan mengembangkan tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada area-area
seperti produksi, operasi, riset dan pengembangan, keuangan dan akuntansi, pemasaran dan
sumberdya manusia. Tanggung jawab utama pada manajer level bawah melakukan implementasi
atau melaksanakan rencana-rencana strategis perusahaan. Apabila manajer tingkat korporat
memusatkan perhatian pada melakukan sesuatu yang benar (doing the right things), maka
manajer pada level fungsional memusatkan perhatian pada melakukan sesuatu dengan benar
(doing things right). Atau dapat dikatakan manajer level fungsional menenkankan masalah
efisiensi dan efektivitas produksi, pemasaran, mutu pelayanan dll.
Tiga tingkatan manajemen strategik di atas dapat digambarkan struktur dalam gambar 2.1
sebagai berikut:

Alternatif 1: Single business firms

Corporate/ Corporate/Business level


Business
level

Fungtion level
POM/R&D Financial/ Marketing Human
strategi Accounting Strategies relations
Strategis strategies

Gambar 2.1.a
Struktur Manajemen Strategik Alternatif

11
Sumber: John A Pearce II& Richard B Robinson,JR ( 1991), Strategic Management, Formulation. Implentation and
Control.

12
Alternatif 2: Multiple business firms

Corporate level
Corporate
strategy

Business level
Business 1 Business 2 Business 3

POM/R&D Financial/ Marketing Human Functional level


Strategies Accounting strategies Relations
strategies strategies

Gambar 2.1.b
Struktur Manajemen Strategik Alternatif

Sumber: John A Pearce II& Richard B Robinson,JR ( 1991), Strategic Management, Formulation. Implentation and
Control.

2.4 KARAKTERISTIK KEPUTUSAN MANAJEMEN STRATEGI


Karakteristik keputusan manajemen strategik sangat variatif dibandingkan dengan tingkat
aktivitas strategic yang dipertimbangkan. Keputusan manajemen strategik ada tiga, yaitu:
1. Keputusan-keputusan pada tingkat korporat cenderung lebih berorientasi pada nilai (value
oriented), lebih konseptual dan kurang konkret dari keputusan- keputusan pada tingkat usaha
dan fungsional. Keputusan tingkat korporat juga berciri risiko dan biaya yang lebih besar serta
potensial laba. Di samping itu keputusan korporat juga menyangkut: keperluan yang lebih besar
untuk fleksibelitas, horizon waktu yang lebih lama. Keputusan deminian termasuk pemilihan
usaha, kebijakan deviden, sumber pembiayaan jangka panjang dan prioritas pertumbuhan.
2. Keputusan-keputusan pada tingkat fungsional melakukan implementasi seluruh strategi
yang diformulasikan pada tingkat korporat dan usaha. Keputusan tingkat fungsional meliputi
masalah- masalah operasional yang berorientasi tindakan dan secara relative berjangka pendek
dan resikonya lebih kecil. Keputusan tingkat fungsional terjadi hanya pada biaya yang rendah,
karena keputusan tidak tergantung pada sumberdaya yang tersedia. Keputusan tersebut dapat
disesuaikan dengan aktivitas berjalan dan dapat diterapkan dengan kerja sama yang minimal.
Oleh karena keputusan pada tingkat fungsional relative lebih konkret dan dapat dikuntifisir, maka
keputusan tersebut mendapat perhatian dan analisis yang kritikal, walaupun potensi laba yang
komparatif dari keputusan tersebut rendah. Di samping itu keputusan tingkat fungsional yang
umum termasuk keputusan pemberian nama generic vs nama merek, riset dan pengembangan
dasar vs terapan dan sebagainya.
3. Keputusan-keputusan pada tingkat usaha adalah membantu menjembatani keputusan-
keputusan pada tingkat korporat dan fungsional. Keputusan demikian lebih murah, kurang
mempunyai resiko dan potensial kurang menguntungkan daripada keputusan tingkat korporat,
13
akan tetapi keputusan tingkat usaha lebih mahal, lebih mempunyai resiko dan secara potensial
lebih menguntungkan dibandingkan dengan keputusan tingkat fungsional. Keputusan tingkat
usaha termasuk lokasi pabrik, segmen pasar, cakupan geografis dan saluran distribusi.

2.5 PEMBUAT STRATEGI


Pembuat keputusan strategi yang ideal adalah tingkat-tingkat dari seluruh perusahaan (tingkat
korporat, tingkat usaha, tingkat fungsional), misalnya; CEO (chief executive officer), manajer produk,
kepala bagian fungsional. Kelompok pembuat keputusan tersebut memperoleh masukan dari staf
perencanaan perusahaan, dari manajer dan penyelia. Yang terakhir ini memberikan data untuk
keputusan strategik dan kemudian melakukan implementasi strategi. Oleh karena keputusan strategi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perusahaan dan memerlukan komitmen yang besar dari
sumberdaya perusahaan, maka manajer puncak harus memberi persetujuan akhir untuk tindakan
strategik.
Perusahaan yang berukuran atau berskala menengah sering mempekerjakan paling sedikit satu
anggota staf yang purna waktu untuk mempelopori usaha pengumpulan data strategic. Sedangkan
perusahaan kecil atau perusahaan besar yang kurang progresif, perencanaan strategik sering
dipelopori oleh seorang pejabat atau oleh sekelompok pejabat yang ditunjuk sebagai panitia
perencanaan strategik.
Mengingat pembuat keputusan adalah tingkatan-tingkatan manajemen, maka timbul
pertanyaan, yaitu apakah sebenarnya tanggung jawab manajer dalam proses perencanaan strategik
pada tingkat korporat dan tingkat usaha? Manajemen puncak memangku tanggung jawab yang luas
untuk semua unsur utama dari perencanaan dan manajemen strategik. Di samping itu, manajemen
puncak juga mengembangkan porsi utama dari perencanaan dan penelaahan strategik serta
memeberikan nasihat pada porsi yang lain. Di sisi yang lain manajer umum pada tingkatan usaha
secara tipikal mempunyai tanggung jawab utama untuk mengembangkan analisis lingkungan dan
peramalan, menetapkan tujuan usaha, dan mengembangkan rencana usaha yang disusun oleh
kelompok staf.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, direktur perusahaan (CEO) pada dasarnya memainkan
peran yang penting dalam proses perencanaan strategik. Kewajiban utama direktur perusahaan (CEO)
sering didefinisikan sebagai pemberi pengarahan jangka panjang kepada perusahaan dan pada
akhirnya bertanggung jawab untuk keberhasilan perusahaan. Untuk itu direktur perusahaan (CEO)
secara tipikal adalah individu yang berkeinginan kuat, berorientasi pada perusahaan dengan
penghargaan diri yang tinggi dan seorang CEO sering menolak memberikan wewenang untuk
mempformulasikan atau menyetujui keputusan- keputusan strategik. Bila seorang CEO secara
dominant melakukan pendekatan otokratis, maka efektivitas dari perencanaan strategic perusahaan
dan proses manajemen tampaknya akan hilang. Oleh karena itulah, membangun suatu system
manajemen strategic menyatakan secara tidak langsung bahwa CEO akan memperbolehkan manajer
pada semua tingkatan berpartisipasi dalam postur strategik (strategic posture) perusahaan.

2.6 MERUMUSKAN VISI, MISI DAN TUJUAN


Sangat penting bagi manajer dan eksekutif dalam sebuah organisasi untuk sepakat atas visi
dasar yang ingin dicapai organisasi dalam jangka panjang. Pernyataan visi biasanya menjawab

14
pertanyaan yang mendasar tentang “ Apakah yang ingin kita capai ? Visi yng jelas memberikan dasar
untuk mengembangkan misi yang komprehensif.
Visi merupakan pandangan pemilik, pembina, pengelola perusahaan atau organisasi tentang
wujud usaha untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan masyarakat dimasa depan yang erat
kaitannya dengan bidang kegiatannya/usahanya. Untuk merumusakan visi, maka dipenuhi syarat
berikut ini:
1. Mengandung pengetahuan, kepekaan kemampuan tentang perkembangan kondisi
eksternal (peluang dan tantangan) dan kondisi internal ( kekuatan dan kelemahan).
2. Keberanian memutuskan dan mengambil resiko (menentukan pegangan dimasa depan
tentang peran apa yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi).
3. Dirumuskan dalam kalimat positif.
Contoh visi penerbangan garuda: Menjadikan Garuda sebagai World Class Airline.

Misi merupakan alasan dasar yang menyatakan mengapa suatu perusahaan atau organisasi
didirikan (the purpose for which, or reason why an organizatian exist). Misi suatu perusahaan atau
organisasi dirumuskan mestinya memperhatikan ha-hal berikut:
1. Eksplisit menyebutkan bidang usaha (type atau pelayanan, pasar ,teknologi).
2. Filosofi perusahaan (value and benefit yang ingin dicapai).
3. Company self concept (kelebihan, kekurangan dan kemampuan untuk hidup).
4. Citra perusahaan.
5. Cita-cita pendirian perusahaan.

Contoh misi penerbangan Garuda: Turut melaksanakan dan menunjang kebijakasanaan serta
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan
khususnya di bidang jasa pengangkutan udara dan bidang lainnya yang berkaitan dengan jasa
pengangkutan udara.

Tujuan perusahaan merupakan rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan (akan dicapai)
dalam rangka pelaksanaan misi perusahaan/ organisasi. Di samping itu tujuan perusahaan
merupakan jembatan untuk menerjemahkan misi perusahaan ke dalam kegiatan-kegiatan yang lebih
spesifik dan nyata.
Contoh tujuan penerbangan garuda:
1. Pertumbuhan pendapatan rata-rata 10% pertahun.
2. Margin pendapatan sebelum pajak rata-rata 5% pertahun.
3. Penerbangan tepat waktu.

RANGKUMAN
Pengelolaan aktivitas internal perusahaan merupakan sebagian dari tanggung jawab eksekutif
yang modern, di samping itu eksekutif modern juga bertanggung jawab terhadap aktivitas internal
perusahaan. Dalam pengelolaan aktivitas perusahaan, maka proses manajemen yang berskala besar
akan menanggapi peningkatan dalam ukuran dan jumlah perusahaan yang bersaing, terhadap
peranan yang diperluas dari pemerintah sebagai pembeli, penjual, pengatur dan pesaing dalam
sistem perusahaan yang cukup bebas serta ketrlibatan usaha yang lebih besar dalam perdagangan
internasional. Pengelolaan aktivitas perusahan memerlukan keputusan manajemen strategic.
Keputusan- keputusan manajemen strategic ada tiga, yaitu:
15
1. Tingkat korporat cenderung lebih berorientasi pada nilai (value oriented), lebih
konseptual dan kurang konkret dari keputusan- keutusan pada tingkat usaha dan fungsional.
2. Tingkat fungsional melakukan implementasi seluruh strategi yang diformulasikan pada tingkat
korporat dan usaha.
3. Tingkat usaha adalah membantu menjembatani keputusan- keputusan pada tingkat
korporat dan fungsional.

Pembuatan tentang keputusan- keputusan manajemen strategik, maka sangat penting


eksekutif modern dalam merumuskan manajemen strategik memuat visi,misi dan tujuan perusahaan
sebagai pegangan melaksanakan aktivitas perusahaan.

TES
1. Sebutkan dan jelaskan lingkungan eksternal perusahaan yang menudah berubah !
2. Sebutkan dan jelaskan tugas – tugas manajemen strategik!
3. Jelaskan tingkat- tingkat keputusan manajemen strategik!
4. Sebutkan dan jelaskan dimensi- dimensi keputusan manajemen strategik !
5. Jelaskan siapakah pembuat strategi ?
6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan visi, misi dan tujuan!

16

Anda mungkin juga menyukai