Anda di halaman 1dari 21

Advertisements

nasikhudinisme
born free, taxed to death
Skip to content

profil
kategori
o jalan-jalan
o nonton
o bangga bayar pajak
o baca
o fiksi
o uncategorized
o Tulisan di Majalah
admin

Memahami Aspek Perpajakan Pada Badan


Usaha Berbentuk CV
43 Replies

SEORANG sahabat lama menanyakan kepada saya mengenai aspek perpajakan pada badan
usaha berbentuk CV atau persekutuan komanditer, kemudian saya menjanjikan kepadanya
bahwa saya akan menjawab pertanyaan tersebut melalui tulisan yang akan saya posting di
blog saya. Tulisan ini membayar janji tersebut, semoga bisa menjawab semua pertanyaan
yang muncul di benak sahabat saya tersebut, dan tentu saja semoga tulisan ini membawa
manfaat kepada Anda, para pembaca sekalian.

Pengertian CV

Menurut Wikipedia, Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah


suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Oleh karena itu di dalam CV
dikenal dua istilah sekutu, yaitu sekutu aktif dan sekutu diam/pasif. Sekutu aktif adalah
sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak menentukan arah kebijakan perusahaan,
sedangkan sekutu pasif hanya menyertakan modal dalam persekutuan tersebut.

CV didirikan dengan menggunakan akta yang ditandatangani notaris, namun CV bukanlah


entitas yang terpisah dari pemiliknya seperti layaknya PT. Perbedaan utama antara CV
dengan PT adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. PT merupakan badan hukum, sedangkan CV bukan badan hukum, hanya badan usaha
biasa.
2. Kepemilikan PT terbagi-bagi atas saham sebagai penyertaan modal, sedangkan CV
tidak
3. Kekayaan PT terpisah dari kekayaan pemiliknya/pemegang saham karena antara PT
dan pemiliknya merupakan entitas yang terpisah, sedangkan CV tidak. Kekayaan CV
merupakan kekayaan pemiliknya, tidak ada batasan antara kekayaan CV dan
kekayaan pribadi sekutunya/pemiliknya
4. CV tidak terikat ketentuan adanya modal minimal sebagaimana PT

CV di Mata Undang-undang Pajak

Berbicara mengenai CV maupun PT dalam kacamata Undang-undang Pajak, kita tidak akan
terlepas dari pembicaraan mengenai Subjek Pajak. Subjek Pajak mengatur mengenai siapa-
siapa saja yang menjadi subjek pelaku ketentuan perpajakan di Indonesia. Pasal 2 ayat (1)
UU PPh menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah:

1. Orang Pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantukan yang berhak
3. Badan
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Dimana badan menurut Pasal 1 angka (3) UU KUP diartikan sebagai sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Dengan demikian, menurut kacamata UU Pajak, CV merupakan badan yang menjadi subjek
pajak, meskipun menurut pengertian/secara hukum CV bukan merupakan badan hukum.

Saat Saya Mendirikan CV, Maka Saya Harus

Ketika Pembaca telah mendirikan sebuah CV, maka yang harus dilakukan menurut ketentuan
perpajakan adalah:

1. Melaporkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi domisili/lokasi usaha CV


yang bersangkutan untuk memperoleh NPWP
2. Meminta untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) apabila peredaran
usaha dalam satu tahun pajak telah mencapai lebih dari Rp4,8 miliar, atau belum
mencapai lebih dari Rp4,8 miliar namun memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP
(misalnya karena akan menjadi rekanan pemerintah, dll)
3. Menyelenggarakan pembukuan secara taat asas sebagaimana diatur dalam Pasal 28
UU KUP
4. Menyimpan buku, catatan dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara
elektronik atau secara program aplikasi online selama 10 tahun di Indonesia
5. Menghitung besarnya pajak yang terutang secara mandiri sesuai prinsip self
assessment
6. Memperhitungkan besarnya pajak-pajak yang telah dipotong/dipungut pihak lain
dalam pajak terutang sesuai ketentuan Pasal 28 UU PPh
7. Menyetorkan besarnya pajak kurang bayar ke bank persepsi/kantor pos dengan
menggunakan SSP
8. Mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar, lengkap dan jelas dan
melaporkannya ke KPP tempat CV terdaftar sebagai Wajib Pajak
9. Melaksanakan ketentuan perpajakan dengan baik dan benar

Tentu saja kewajiban-kewajiban perpajakan di atas masih kita bicarakan secara umum-umum
saja, belum mendetail kepada rincian kewajibannya.

Ketentuan Umum Perpajakan Untuk CV

Beberapa ketentuan di bawah ini berlaku baik untuk CV maupun badan hukum lainnya:

1. Kewajiban pajak subjektif CV dimulai saat CV didirikan dan berakhir pada saat
dibubarkan
2. Yang menjadi objek pajak CV adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun,
termasuk keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta kepada
perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal atau keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya.
3. Mengingat CV merupakan badan yang menjadi subjek pajak, maka hak dan
kewajiban CV sama seperti hak dan kewajiban PT di mata UU Pajak

Secara umum jenis pajak yang harus dipenuhi oleh CV adalah:

Apabila CV membayarkan penghasilan kepada karyawannya (baik tetap maupun


tidak tetap), CV harus melakukan pemotongan PPh Pasal 21
Apabila CV melakukan penyerahan yang terutang PPN, CV yang telah dikukuhkan
sebagai PKP harus menerbitkan faktur pajak dan memungut PPN sebesar 10% dari
harga jual/nilai penggantian
Apabila CV bertransaksi dengan bendaharawan pemerintah, CV akan dipungut PPN
dan PPh Pasal 22/23
Apabila CV melakukan penjualan/penyewaan tanah dan/atau bangunan, CV harus
memotong/menyetor PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final
CV harus membayar angsuran PPh Pasal 25 sesuai ketentuan yang berlaku
Apabila CV memperoleh penghasilan dari luar negeri dan telah dipotong pajak di
negeri tersebut, maka pajak yang telah dipotong dapat dijadikan kredit pajak sesuai
dengan mekanisme pengkreditan pajak Pasal 24 UU PPh
dll yang ketentuannya dipersamakan dengan PT/Wajib Pajak badan lainnya

Ketentuan Khusus Perpajakan Untuk CV


Berbeda dengan PT, CV ternyata memiliki ketentuan-ketentuan khusus terkait perpajakannya
yang dapat saya uraikan berikut ini:

Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif dikecualikan
dari objek pajak. Ini yang membuat pendirian CV di Indonesia sebenarnya lebih
menguntungkan dibandingkan PT. Hal ini dikarenakan, pengenaan pajak CV hanya
dikenakan satu kali saja, yaitu pada saat CV memperoleh laba. Saat laba tersebut
dibagikan kepada sekutu sebagai prive, dikecualikan dari objek pajak. Berbeda
dengan PT, saat laba dibagikan dalam bentuk deviden, maka akan dikenai lagi PPh,
baik PPh Pasal 23 apabila penerimanya badan, maupun PPh Pasal 4 ayat (2) apabila
penerima devidennya adalah orang pribadi, atau PPh Pasal 26 apabila penerima
penghasilannya berada di luar negeri.

Simulasi

Berikut ini saya berikan simulasi lengkap mengenai kewajiban perpajakan CV

Tuan Budi dan Tuan Anas adalah pemilik sekaligus pendiri CV Karya Agung yang bergerak
di bidang usaha jasa percetakan. Pada tanggal 16 Maret 2014 telah terdaftar di KPP Pratama
Tegal untuk memperoleh NPWP dan telah dikukuhkan pula sebagai PKP meskipun peredaran
usahanya belum mencapai lebih dari Rp4,8 miliar. CV Karya Agung didirikan oleh Tuan
Budi dan Tuan Anas pada tanggal 1 Januari 2014 sesuai akta notaris Nugraha, S.H., M.Kn.
nomor 156 tanggal 1 Januari 2014 dan telah didaftarkan/mendapat pengesahan dari
Pengadilan Negeri Slawi. Meskipun telah berdiri sejak 1 Januari 2014, CV Karya Agung baru
beroperasi komersial pada pertengahan Februari 2014. Pada saat pendirian, masing-masing
pendiri menyerahkan harta di bawah ini sebagai tanda penyertaan modal:

Tuan Budi Tuan Anas


1. Bangunan sebagai lokasi usaha senilai 1. Meja dan kursi untuk furnitur kantor
Rp1 miliar senilai Rp50 juta
2. Mesin cetak baru senilai Rp500 juta 2. Penataran dan pelatihan pegawai
3. Perlengkapan cetak (baru) senilai percetakan dengan pihak ahli senilai
Rp300 juta Rp50 juta
4. Biaya legal dan pendirian perusahaan 3. Pemasangan listrik kantor sekaligus
senilai total Rp50 juta lokasi usaha sebesar Rp20 juta

Tuan Budi dan Tuan Anas sepakat bahwa yang bertindak sebagai sekutu aktif adalah Tuan
Anas, sedangkan Tuan Budi bertindak sebagai sekutu pasif. Apabila CV mendapat
keuntungan akan dibagi Tuan Anas dan Tuan Budi dengan proporsi 30:70.

Pada tahun 2014, CV Karya Agung melaporkan laporan laba ruginya sebagai berikut:

Uraian Jumlah (Rp)


a. Peredaran Usaha 1.000.000.000,-
b. Harga Pokok Penjualan 400.000.000,-
c. Biaya Usaha Lainnya 100.000.000,-
d. Penghasilan Neto dari Usaha ( a b c ) 500.000.000,-
e. Penghasilan dari Luar Usaha 300.000.000,-
f. Biaya dari Luar Usaha 200.000.000,-
g. Penghasilan Neto dari Luar Usaha ( e f ) 100.000.000,-
h. Jumlah Penghasilan Neto ( d + g ) 600.000.000,-

Atas laba sebesar Rp600 juta tersebut, sesuai kesepakatan, Rp300 juta akan dibagi kepada
masing-masing sekutu sebesar Rp90 juta kepada Tuan Anas dan Rp210 juta kepada Tuan
Budi, sedangkan sisanya sebesar Rp300 juta akan disimpan sebagai retained earning/laba
ditahan.

Selama tahun 2014, CV Karya Agung banyak melakukan transaksi dengan pihak
pemotong/pemungut dan telah dipotong pajak-pajak sebagai berikut:

PPh Pasal 22 sebesar Rp10 juta


PPh Pasal 23 sebesar Rp40 juta

Kewajiban PPN telah dilakukan CV Karya Agung dengan baik dan benar (tidak akan di
bahas di sini).

Maka, hal-hal di bawah ini dapat kita simpulkan/hitung berdasarkan simulasi di atas:

1. Pada saat Tuan Budi dan Tuan Anas menyerahkan harta sebagai tanda penyertaan
modal, maka harta tersebut bukan merupakan penghasilan bagi CV sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c UU PPh: harta termasuk setoran tunai yang
diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal dikecualikan dari objek pajak
2. PPh yang harus dibayar oleh CV Karya Agung tahun 2014 adalah sebesar Rp150 juta
yang dihitung dari 25% x Rp600 juta sebagaimana diatur dalam Pasal 17 UU PPh
yang harus dilunasi dan dibayar paling lambat tanggal 30 April 2015
3. Pada saat Tuan Budi dan Tuan Anas mengambil bagian laba masing-masing sebesar
Rp90 juta dan Rp210 juta, penghasilan tersebut bukan merupakan objek pajak,
sehingga tidak perlu dipotong PPh Pasal 21
4. PPh Pasal 22 dan 23 yang telah dipotong/dipungut pihak lain dapat dijadikan sebagai
kredit pajak, sehingga PPh Pasal 29 yang harus dibayar oleh CV Karya Agung cukup
Rp150 juta Rp50 juta = Rp100 juta

Namun

Dalam hal CV memenuhi syarat untuk melakukan kewajiban perpajakannya dengan


menggunakan PP No 46/2013, maka CV Karya Agung harus membayar pajaknya sebesar 1%
dari peredaran bruto. Pembahasan mengenai PP No 46/2013 dapat ditemui pada tulisan saya
yang lainnya.

Semoga bermanfaat.

Advertisement
Advertisements
Rate this:

Bagikan kepada yang lain

Click to share on Twitter (Opens in new window)


13Share on Facebook (Opens in new window)13
Click to email (Opens in new window)
Click to print (Opens in new window)
Click to share on Pinterest (Opens in new window)
Click to share on Google+ (Opens in new window)
2Click to share on LinkedIn (Opens in new window)2
Click to share on Tumblr (Opens in new window)
More

Related

G.1. Manajemen Pajak: Pemahaman atas Perspektif Pajak

PEMBAHASAN mengenai masalah pajak selalu menjadi hal menarik hampir di semua
negara. Menjadi menarik karena pajak selalu memunculkan banyak pro dan kontra di
masyarakat. Masalah manajemen pajak pun bisa dilihat dari beberapa perspektif yang
berbeda. Dari perspektif utopia-macro pajak merupakan kewajiban warga negara kepada
negaranya, yakni dalam rangka mendanai tugas-tugas pemerintahan

In "Bangga Bayar Pajak"

Saya Seorang Karyawan, Bisakah Ikut Amnesti Pajak?

In "Bangga Bayar Pajak"

PEMERIKSAAN OLEH PETUGAS PEMERIKSA PAJAK: KABAR BAIK ATAU


KABAR BURUK?

Tulisan ini telah dimuat di Majalah Indonesian Tax Review Volume VIII/Edisi 13/2015
Pemeriksaan pajak tidak harus dilakukan oleh pejabat fungsional pemeriksa pajak seperti
dahulu kala. Sekarang seluruh petugas pajak bisa melakukan pemeriksaan kepada Wajib
Pajak. Kabar baik atau kabar buruk bagi Wajib Pajak? Peraturan Menteri Keuangan nomor
206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi

In "Bangga Bayar Pajak"

This entry was posted in Bangga Bayar Pajak and tagged aspek pajak CV, aspek perpajakan
CV, bagaimana pemenuhan kewajiban perpajakan CV, CV, CV adalah, Pajak CV, perbedaan
pajak PT dan CV, perbedaan PT dan CV on 8 July 2015.

Post navigation

G.5. Tujuan, Persyaratan, dan Faktor-Faktor yang Harus Dicermati dalam


Manajemen Pajak H.1. Keuntungan Karena Pengalihan Harta Kepada Perseroan,
Persekutuan, dan Badan Lainnya Sebagai Pengganti Saham atau Penyertaan Modal

43 thoughts on Memahami Aspek Perpajakan Pada


Badan Usaha Berbentuk CV

1. Shigids 16 August 2016 at 4:19 pm

Maap mas sedikit koreksi untuk penghitungan pajak di poin 2 (dengan asumsi CV
Karya Agung di tahun 2014 non wajib PP 46) :

2. PPh yang harus dibayar oleh CV Karya Agung tahun 2014 adalah sebesar Rp150
juta yang dihitung dari 25% x Rp600 juta sebagaimana diatur dalam Pasal 17 UU PPh
yang harus dilunasi dan dibayar paling lambat tanggal 30 April 2015

bukankah.

untuk peredaran usaha < Rp 50 miliar mendapat fasilitas pengurangan tarif 50% utk
bagian omzet s.d. Rp 4,8Miliar (Pasal 31e UU PPh). Jadi seharusnya = 25% x 50% x
Rp 600 juta = Rp 75 Juta

CMIIW

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author17 August 2016 at 9:52 am

Terima kasih koreksinya.

Like

Reply
2. Ninik 26 August 2016 at 10:57 am

untuk laporan pajak pribadinya bagaimana? bukankah pemilik CV juga ber NPWP?
dan yang dilaporkan penghasilannya apakah atas prive? dan dikenakan pajak lagi ?
sesuai aturan PPh 21 ? Terima kasih.

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author27 August 2016 at 6:06 am

Selamat pagi ibu Ninik, baik CV maupun pemiliknya sama-sama harus


melaporkan SPT Tahunan PPh. Apabila pemilik CV hanya mempunyai
penghasilan dari prive saja, maka tetap harus dilaporkan. Prive dikecualikan
dari penghasilan sehingga dilaporkan pada bagian bukan objek PPh. Prive juga
dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 21 karena tidak boleh dikurangkan
sebagai pengurang penghasilan/beban bagi perusahaan.

Like

Reply

1. mira 1 February 2017 at 7:24 pm

Ini artinya apakah stp bulan pemilik tdk perlu bayar pph 25 perorangan
nya? dan utk SPT Tahunan nya apakah berarti jg nihil mengingat prive
bukan objek pajak

Like

3. sam 26 August 2016 at 5:50 pm

Maaf mau tanya,


Untuk pemilik CV nya berarti tidak perlu melaporkan pendapatan gaji dari CV ?
Nanti untuk SPT Pribadi tahunan menggunakan form yang mana ? dan bagaimana
melaporkan penghasilan yang didapat ?

Trima kasih sebelumnya.

Like

Reply
1. Nasikhudin Post author27 August 2016 at 6:12 am

Selamat pagi Bpk Sam


Pemilik CV tetap harus melaporkan penghasilan dari CV pada bagian
penghasilan yang bukan objek PPh
Formulirnya tetap disesuaikan dengan kondisi penghasilan dan usaha Wajib
Pajak, apakah 1770, 1770 S atau 1770SS.

Like

Reply

1. sam 27 August 2016 at 10:00 am

Terima kasih atas penjelasannya pak.

Kalau saat ini sy sudah melakukan pembayaran pph 21 atas gaji yg sy


dapat dari cv (misalnya Rp. 4jt /bulan), dan setiap bulan sy melaporkan
juga spt masa pph 21 menggunakan formulir 1721, apakah ini
menyalahi aturan perpajakan kalau sy sebagai pemilik cv ?

Dan setiap tahun, sy melaporkan menggunakan form 1770SS, dan


melaporkan gaji yg sy terima dari cv dibagian A. Apakah pelaporan
yang sy lakukan ini salah atau tidak sesuai ?

Terimakasih sebelumnya. Mohon pencerahannya.

Like

2. Nasikhudin Post author27 August 2016 at 9:25 pm

Selamat malam Bpk Sam. CV dan pemiliknya dalam UU PPh kita


dianggap sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, uang CV adalah uang
pemiliknya. Bagian laba CV yang diambil pemilik pada dasarnya
adalah uang sendiri, yang kita kenal sebagai prive. Oleh karena itu:

1). Pembebanan biaya gaji pemilik CV oleh CV adalah hal yang tidak
diperkenankan oleh UU PPh, meskipun pembayaran gaji tsb telah
dipotong PPh Pasal 21
2) Karena laba CV telah dikenai pajak pada tingkat CV, ketika laba tsb
diambil/diminta oleh pemilik CV (prive), tidak lagi menjadi objek
pajak. Atas penghasilan ini yg diterima oleh pemilik CV bukan
merupakan objek PPh.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa yang bpk telah lakukan di atas tidak
sesuai dg yang diatur oleh UU PPh.

Like

4. ianto 13 September 2016 at 3:54 pm

Slmt malam pak admin..


Jika pemilik perusahaan suami istri dan masing2 memiliki npwp.. apakah masih ada
beban pajak pribadi yg harus di bayar dan dasar perhitungannya seperti apa..karena
perusahaan sudah membuat laporan spt..mohon penjelasaannya pak..tmsih

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author14 September 2016 at 5:37 am

Selamat pagi Bpk Ianto


apabila CV tsb dimiliki suami istri, masing-masing memiliki NPWP, dan
suami istri tsb tidak memiliki penghasilan lain selain prive yg diambil dari CV
tsb, maka tidak akan ada lagi beban pajak yg harus ditanggung oleh suami dan
istri tsb.

Like

Reply

5. Ain 5 October 2016 at 5:08 pm

selamat sore pak admin, saya mau bertanya mengenai kasus pajak
pengenaian pph 21 untuk karyawan bagaimana yah?

ketika cv akan memotong pph 21 atas gaji karyawan


brrti kan prepaid tax (d) tax liability(k)
sedangkan, pada saat di setor berrti tax liabilty (d) kas(k)

nah, bagaimana pengenaanya pada laporan keuangan perusahaan pak? apa kah dia
masuk ke other income/expense atau atau masuk ke pajak lain2 yang nanti akan di
akumulasi dengan net income perusahaan. terima kasih pak. mohon bantuannya

Like

Reply
6. Herman 20 October 2016 at 12:26 am

Selamat malam pak,


Harta berupa Mobil an. pribadi yang disertakan sebagai penyertaan modal CV, Apa
harus di balik nama an. CV supaya Mobil tsb. bisa disusutkan dan biaya operasional
atau perawatannya bisa diakui secara fiskal. Terima kasih Pak atas bantuan
jawabannya.

Like

Reply

7. Herman 20 October 2016 at 12:47 am

Selamat malam Pak,


Harta berupa Mobil an. Pribadi jika disertakan sebagai penyertaan modal CV , apakah
harus dibalik nama an. CV dahulu supaya mobil tsb. bisa disusutkan dan biaya
operasional atau biaya perawatannya dapat diakui secara fiskal. Terima kasih Pak atas
bantuan jawabannya.

Like

Reply

8. felisia 15 December 2016 at 3:30 pm

selamat sore pak, jika saya adalah seorang pkp dah memiliki beberapa usaha, dan atas
salah satu usaha saya hendak saya jadikan CV, atas stock barang yang saya miliki
yang telah di bukakan ppn atas nama saya, bagaimana perpindahan ppn barang
tersebut. Apakah saya menjual barang kepada CV baru saya, sehingga saya membuka
faktur pajak tersebut ?

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author26 December 2016 at 8:30 pm

Selamat malam ibu Felisia, Apabila Bpk telah dikukuhkan sebagai PKP maka
penyerahan barang tsb merupakan penyerahan yang dikenai PPN. Kecuali
apabila peristiwa tsb sebagai peristiwa penggabungan, peleburan, pemekaran
atau pemecahan sbgmana dimaksud UU PPN
Like

Reply

9. frangky 26 December 2016 at 1:06 am

Selamat Malam Pak,

Jika salah satu pemilik dalam CV tersebut keluar dan diganti dengan orang lain,
bagaimana dengan penyertaan modal yang sudah dikeluarkan sebelumnya? dan
bagaimana pelaporan dalam SPT Tahunan Pribadi si pemilik tersebut? Apakah harta
penyertaan modalnya harus dihapus dalam list formulir SPT Tahunannya?

Terima Kasih Sebelumnya.

Like

Reply

10. anggita 14 January 2017 at 9:58 pm

selamat malam pak izin bertanya, jika CV memberikan fasilitas berupa kendaraan
dinas sedan kepada pemilik CV apakah dapat dibebankan pak? atau pembebanannya
hanya 50%?

terima kasih sebelumnya

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author22 January 2017 at 10:35 pm

Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang


saham, sekutu, atau anggota tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Like

Reply

11. Gina 16 January 2017 at 4:05 pm


Selamat Sore Pak
Saya mau tanya kalau sebelumnya saya usaha orang pribadi dan tahun 2017
mau berubah menjadi cv, saya ada aset mesin nilai 1M berasal dari pinjaman Bank 1
M
Apakah mesin dan hutang nya bisa di alihkan ke CV ? Bagaiman cara pembukuan dan
perpajakannya ?
yang saya bingung ttg pinjaman ke Bank? kan tidk mungkin sebagai setoran modal??
terima kasih Pak Nasikhudin

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author22 January 2017 at 10:25 pm

Selamat malam ibu Gina


Dalam hal mesin tercatat atas nama pribadi, tentu harus diserahkan ke CV,
misalnya sbg penyertaan modal.Atas penyerahan ini bukan merupakan objek
pajak.

Menurut hemat saya, yg diserahkan sebagai setoran modal berupa mesin,


sedangkan utang bank tetap Bpk yang tanggung sbg pribadi, tidak dialihkan ke
perusahaan.

Terima kasih.

Like

Reply

12. Yanti 18 January 2017 at 9:56 pm

Selamat malam pak,

Jika pendirian CV misalny dbln okt 2016, belum di kukuhkan sbgi pkp. masih dalam
kondisi rugi. Bagaimana pelaporan SPT thunanny ya?
Terima kasih sebelumny.

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author22 January 2017 at 10:21 pm


Pengukuhan sbg PKP tidak ada kaitanya dengan pelaporan SPT TAhunan Ibu,
karena pengukuhan sbg PKP hanya terkait kewajiban PPN saja. Ibu tetap
harus membuat SPT Tahunan PPh 2016. Trims

Like

Reply

13. Windi 21 January 2017 at 8:06 am

Pak jika direktur sekaligus pemegang saham untuk membuat spt tahunan penghasilan
dihitung dr mn? Benar ga kl dihitung seperti krywn biasa tp bukan gaji hanya
honorarium

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author22 January 2017 at 10:18 pm

Direktur yang juga pemilik CV, apabila tidak memiliki penghasilan lain selain
dari CV (berupa prive), dapat menggunakan formulir 1770 S atau 1770.

Like

Reply

14. Neshaa 26 January 2017 at 3:06 pm

Selamat sore pak. Mau nanya jika cv sdh trbentuk nov 2016 dan sdh trdftr sbgai pkp
pada bulan januari 2017 namun masih pasif. Apakah msh tetap pelaporan setiap
bulan? Pajak apakh yg di lapor?

Like

Reply

15. shinta 29 January 2017 at 8:06 pm

Pak mau tanya klo perusahaan cv berdiri tahun 2015 dan penghasilan kurang 4.8m
berarti saya kena tarif 1% tapi kenap adi tahun 2016 saya kena sanksi denda pasal 25
dari kantor pajak jadi tiap bulan selain lapor ppn ,21, trs lapor pasal 4 ayat 2 apakah
25 atau semua nya thanks before
Like

Reply

16. juliana 30 January 2017 at 11:20 am

selamat siang Pak, apabila mempunyai 3 perusahaan berupa 2 cv dan 1 pt dengan


direktur yang samagimana cara pelaporan spt op nya sebagai direktur? dan
memggunakan formulir yang mana pak?

Like

Reply

17. mira 1 February 2017 at 8:13 pm

Malam pak, mau tanya,


1. jika sebelumnya pemilik CV sebelum join dg teman adalah karyawan biasa dan
npwp nya adlh npwp karyawan, setelah resign dr perusahaan & menjalankan usaha
CV ini, bgm cara pelaporan SPT tahunan nya apakah hrs merubah data npwp nya sbg
perorangan ato msh boleh menggunakan npwp lama ? & menggunakan form yg mana
utk pelaporan nya?
2. Jika prive bkn lah sbg objek pajak, apakah ini artinya stp bulan pemilik CV ini tdk
perlu bayar pph 25 pribadi nya?
3. Untuk SPT Tahunan nya apakah jg artinya nanti jg Nihil
4. Untuk laporan pajak CV nya apakah ada kewajiban pembayaran pph badan nya stp
bulan seperti pd PT ?
5. Bagaimana jika omzet nya tdk mencapai 1M (berdasarkan PP 46) apakah
kewajiban PPN nya jg gugur, mksd sy apakah status PKP nya otomatis dicabut?
Mohon pencerahan nya pak, terima kasih

Like

Reply

18. nata 7 February 2017 at 1:51 am

Malam pakuntuk cv.yg berdiri thn 2012 tpi belum lapor SPT sma sekali..tpi Npwp
udah ada sejak 2012.
Apakah pajak pokok tetap di bayar ketika kita mengikuti program tax amnesty???
Pencerahanya dong pak
Tq.

Like
Reply

19. Rudy 8 February 2017 at 10:57 pm

Assalamualaikum Pak Nasikhudin


Kebettulan saya usaha konveksiselama ini kalo konsumen minta pake legal saya
pinjam bendera teman. Untuk Usaha baru baiknya pakai yg mana ya ? CV atau PT
atau saya pernah dengar PT Non PKP?

Like

Reply

20. Faisal 18 February 2017 at 4:43 pm

Assalam Pak

Saya mau nanya, saya ada kasus soal pajak.. teman saya punya usaha dibidang jasa,
berdiri sejak tahun 2009. tapi perusahaan tersebut mulai diakuisisi CV per bulan Juli
2013. kasusnya sejak diakuisis sampai tahun ini perusahaan tersebut belum pernah
bayar pajak. karena di tahun 2017 ini teman saya mau taat pajak dan mau mengikuti
program TA. tapi yang jadi permasalahannya, yg menjadi salah satu persaratan TA
harus membayar SPT tahun 2015. sedangkang kalau dihitung dari akumulasi omset
selama 1 tahun (Thn 2015) senilai 1,5 M, Blm thn (2014) senilai 1,8 M, dan tahun
(2016) senilai 2,8 M. dan kalau saya hitung-hitung semuanya apabila dikali 1% bisa
sampai 62,8 Jta. yang jadi pertanyaannya diakrenakan perusahaan teman saya ini
cuman perusahaan kecil-kecilan berkapasitas UKM (jualan/jasa pembuatan etalase),
kalau uang sebesar itu dibayarkan pajak bisa menguras cashflow, bisa jadi ga ada buat
modal Pak. apa menurut bapak ada solusi lain untuk meringankan pembayaran
pajaknya?

terima kasih sebelumnya, maaf apabila pertanyaannya berbelit-belit, karna saya


pribadi baru belajar pajak,

Like

Reply

21. lappo 6 March 2017 at 8:35 pm

Assalamu alaikum Pak !

Maaf , saya ingin bertanya !


Saya punya perusahaan bentuk CV. Saya pinjamkan ke si A untuk mengerjakan
proyek pemerintah. Si A mengeluarkan Fee ke perusahaan (CV) saya sebesar 2% dari
Nilai Kontrak. Mengenai keuntungan yang si A peroleh saya tidak tahu, yang saya
tahunya hanya fee ke perusahaan. Pajak PPN dan PPh sudah terpotong oleh bendahara
pemerintah. Bagaimana saya membuat laporan keuangannya kondisi dimana saya
hanya mendapat Fee saja dan apakah keuntungan yang diterima oleh si A itu harus
lagi dikeluarkan pajaknya ? kalau ya jenis pajak apa ? atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.

Wassalam !

Like

Reply

1. Nasikhudin Post author7 March 2017 at 8:00 am

Pinjam meminjam bendera perusahaan masih banyak prakteknya dilapangan,


meskipun hal tsb tidak sesuai dg prinsip usaha yang sehat. Pada dasarnya CV
Bapak harus melaporkan penghasilan yang sebenarnya dari proyek tsb,
dilaprkan dalam laporan keuangan dan SPT Bapak. Pajak-pajak yang telah
dipotong dilaporkan sebagai kredit pajak apabila sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Like

Reply

1. lappo 7 March 2017 at 8:53 am

Terima kasih pak atas pencerahannya. Berarti apa yang saya lakukan
ini keliru meminjamkan perusahaan ke orang lain. Bila saya membuat
laporan keuangan dan pajak yang sebenarnya sesuai penghasilan yang
sebenarnya dari proyek, saya melaporkan hal yang tidak benar karena
sesungguhnya keuntungan itu tidak masuk ke saya tapi masuk ke pihak
A tapi saya harus pertanggungjawabkan. Sekali lagi terima kasih pak
atas pencerahannya.

Like

22. Arios 9 March 2017 at 4:58 pm

Trima ksh pak atas infonya tpi saya mau nanya undang undang kup yg mengatur
pengenaan pajak CV hanya dikenakan satu kali saja, yaitu pada saat CV memperoleh
laba, ada undang2 nya pak ? Terima kasih

Like
Reply

1. Nasikhudin Post author16 March 2017 at 11:59 am

ada pak

Like

Reply

23. Cut Intan 10 March 2017 at 10:52 am

Selamat pagi admin,


Saya saat ini sedang menyiapkan spt tahunan pribadi milik pimpinan saya dan
perusahaannya yg berbentuk cv, saat saya mencoba mengisi spt tahunan yg pribadi di
aplikasi e filing disitu tertera menambahkan potongan pajak, maksudnya gimana ya?
selama ini perusahaan kami memang melaporkan potongan pajak pph pasl 21/26
tetapi didalam formulirnya tidak tertera nomor potongan pajak.Itu bagaimana ya??

Mohon bantuannya, terimakasih

Like

Reply

24. Fadhil 10 March 2017 at 6:21 pm

Salam Kenal
Saya mau tanya kalau pada Laporan 1770 di 1770 III ada PENGHASILAN LAIN
YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL , apakah sebagai Direktur CV harus
mengisikan PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL atau yang
disikan pada 1770 III pada BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN
KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN,
FIRMA, KONGSI, karena data untuk PPh Final 1% itu dimasukan ke Laporan Badan
CV, pertanyaan saya apakah keuntungan dari CV itusaya harus mengisi di 1770 III
PPh final 1 % atau di Bagian BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN
KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN,
FIRMA, KONGSI

Like

Reply

25. Jemmy 29 March 2017 at 10:35 pm


Selamat malam Pak, saya mau tanya apakah Bagian laba yang diterima atau
diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-
saham persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif dikecualikan dari objek pajak berlaku juga
untuk CV yang mendapatkan fasilitas PP No 46/2013 (pasal 4 ayat (2)) bersifat final
1%. Logikanya pajak 1% yang dikenakan dengan fasilitas tsb atas peredaran
usahanya, bukan atas labanya. Mohon pencerahannya Thanks.

Like

Reply

26. iksan mustofa 29 March 2017 at 10:53 pm

Hallo admin
Ingin bertanya, teman saya seorang direktur CV, tetapi beliau juga seorang karyawan
di perusahaan lain Dan untuk pelaporan Pajak pribadinya yang dipotong Dari tempat
beliau bekerja sudah dilakukan dan hasilnya nihil dengan e-filing. Tetapi pada saat
pertanyaan awal mengenai kepemilikan usaha pribadi, beliau menjawab tidak.
Apakah cara tersebut keliru atau tidak Pak? Untuk pelaporan Pajak pribadi sebagai
pemilik CV, apakah harus lapor lagi atau tidak Pak..? Dan bagaimana cara
pelaporannya..? Mohon pencerahannya Terima Kasih.

Like

Reply

27. anton 10 April 2017 at 6:12 pm

Maaf pemula tanya pak, ada kasus CV.ABC yang ukuranya tidak terlalu besar dan
juga pendapatnya tidak terlalu besar sehingga gaji karyawanya juga jauh dibawah
PTKP apakah CV.ABC tetap wajib memungut dan melaporkan pph.21??Terimakasih

Like

Reply

28. Hendro Nst 28 August 2017 at 9:52 am

pagi pak.
cv. yang saya dirikan tahun 2015 awal, dan sampai saat ini saya baru hanya lapor SPT
masa jan/des tahun 2015, dan SPT tahunan Belum. niat sih ada mau Lapor/setor.
disaat batas waktu lapor SPT mau habis disaat itu pula gencar2nya tentang Amnesti
Pajak.yang seharusnya kantor dengan pelayanan paling memuaskan, dulu saya pikir
hanya Di Bank. berubah seperti pasar dan pelayanannya pun masih bagus
dipasar.berhubung tempat tinggal saya jauh dari kantor pajak kabarnya Lapor SPT
bisa melalui E-billing, saya coba ternyata SPT tahunan harus Lapor langsung ke
Kantor Pajak.
yang ingin saya tanyakan, saya ingin selesaikan kewajiban saya. Apa langkah saya
selanjutnya dan apa saja yang menjadi kewajiban dan hak saya menurut UU yang
berlaku. Terimakasih

Like

Reply

Leave a Reply

Advertisements
Search for:

Iklan/Sponsor

Tulisan Terbaru

Peranan CRM dalam Administrasi Pajak


(E)RM Dalam Administrasi Pajak
Jika Perusahaan Mengalami Rugi Berkelanjutan
Ekspor Tapi Bukan Ekspor, Bukan Ekspor tapi Ekspor?
Menyoal Konsep Self Service di SPBU
5132
Problem Solving Training for Baby
Penghasilan dalam UU PPh
Hati-Hati dengan Piutang
Kini Lapor SPT bisa Pakai e-Form

Arsip

Arsip

Twit Saya

@ndorondoni Haha untung gak ada pada 1 day ago

Statistik

1,538,373 Pengunjung hari ini


Facebook Page

Anda mungkin juga menyukai