Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lutfina Putri Indraswari

NIM : 175030400111010
Pajak Internasional C
Contoh Kasus Penyalahgunaan P3B
1. Transaksi yang Tidak Mempunyai Substansi Ekonomi
PT. Reguler yang bertempat kedudukan di negara Simon memiliki cabang kantor nonfisik di
negara Neo dengan nama PT. Super, dikarenakan di negara Neo tarif pajaknya sangat rendah
namun melakukan jual beli di Indonesia untuk PT. Reguler yang seharusnya dilakukan
pemajakan, namun karena Negara Neo dan Indonesia memiliki P3B sehingga terdapat
perjanjian yang berlaku. Sehingga dapat terjadinya penyalahgunaan P3B dari PT. Reguler yang
membuat kantor cabang nonfisik di negara Neo untuk menguntungkan PT. Reguler yang
berada di negara Simon.
2. Transaksi yang Dilakukan Memenuhi Legal Form Namun Tidak Mempunyai Substansi
Ekonomi
PT. Chain yang bertempat kedudukan di negara Culture mempunyai P3B dengan Indonesia
dan melakukan pembelian saham 80% kepada PT. HIT yang bertempat kedudukan di Indonesia
dan merupakan Wajib Pajak dalam negeri. Sehingga masih memenuhi legal form yang jelas di
Indonesia. Dengan cara seperti itu PT. Chain tidak mempunyai subtansi ekonomi dan
melakukan penyalahgunaan P3B untuk menguntungkan PT. Chain sendiri dalam melakukan
kegiatan perusahaannya yang berada di negara Culture .
3. Beneficial Owner
Dino Ltd. yang didirikan dan berkedudukan di negara Api, sebuah negara yang memberikan
perlindungan pajak (tax haven country), memiliki 95% saham PT. Dino yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia. Dino Ltd. ini adalah suatu perusahaan antara (conduit
company) yang didirikan dan dimiliki sepenuhnya oleh Sijak Co., sebuah perusahaan di negara
Ben, dengan tujuan sebagai perusahaan antara dalam kepemilikannya atas mayoritas saham PT
Dino. Apabila Sijak Co. menjual seluruh kepemilikannya atas saham Dino Ltd. kepada PT Jaya
yang merupakan Wajib Pajak dalam negeri, secara legal formal transaksi di atas merupakan
pengalihan saham perusahaan luar negeri oleh Wajib Pajak luar negeri. Namun, pada
hakikatnya transaksi ini merupakan pengalihan kepemilikan (saham) perseroan Wajib Pajak
dalam negeri oleh Wajib Pajak luar negeri sehingga atas penghasilan dari pengalihan ini
terutang Pajak Penghasilan. Indikator untuk menetapkan Wajib Pajak dalam negeri sebagai
pihak yang sebenarnya melakukan pembelian, hanya dua yaitu apabila Wajib Pajak dalam
negeri tersebut mempunyai Hubungan Istimewa dengan pihak atau badan yang dibentuk untuk
maksud melakukan pembelian saham atau aktiva perusahaan (special purpose company); dan
terdapat ketidakwajaran penetapan harga pembelian.
4. Beneficial Owner pada P3B
Suatu perusahaan sebut saja PT. Teen membayar royalti kepada PT. Holiday yang berdomisili
di Uni Emirat Arab (UEA). PT. Malibu membayar royalti atas penggunaan sebuah merek sabun
mandi. Antara Indonesia dan UEA sudah ada P3B. Dalam P3B itu, diatur tentang tarif royalti
yaitu 5%. Maka PT. Teen membayar royalti kepada PT. Holiday dengan tarif sesuai P3, lima
persen. Namun beneficial owner dalam kasus ini masih belum diketahui. Berdasarkan
seritifikat merek yang dikeluarkan oleh Direktorat Kekayaan Intelektual, pemilik merek atas
sabun dimaksud adalah PT. Malibu yang berdomisili di Hongkong. PT. Malibu mengadakan
perjanjian pemberian lisensi kepada PT. Paradise yang berdomisili di Swiss. Berdasarkan
dokumen BPOM, pemberi otorisasi penggunaan merek di Indonesia adalah PT. Paradise. Pada
setiap kemasan sabun yang dijual di Indonesia tertera “Made under authority of PT. Paradise”.
PT. Holiday merupakan perusahaan cangkang (conduit). Ia dibentuk oleh sebuah korporasi
hanya untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di P3B Indonesia – UEA, di mana dalam P3B
tersebut tarif pajak atas royalti relaif rendah yaitu 5 persen. Sehingga, PT. Holiday
bukan beneficial owner atas merek sabun tersebut. Beneficial owner yang sebenarnya adalah
PT. Paradise yang berdomisili di Swiss. Tarif pajak royalti yang diatur dalam P3B Indonesia –
Swiss adalah 12.5%. Dengan demikian ada dugaan telah terjadi penyalahgunaan P3B.

Anda mungkin juga menyukai